Anda di halaman 1dari 55

Tes Kebugaran

Siswa Indonesia
(TKSI)
FASE A
Fase A ( Kelas I–II SD)

Kata Pengantar

1 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase A ( Kelas I–II SD)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………………......... ii


Daftar isi …………………………………………………………………………………........... iii

I. BAGIAN I : PENDAHULUAN ......................................................... 1


A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Landasan Hukum ....................................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 3
D. Manfaat ....................................................................................................... 3

II. BAGIAN II : INSTRUMEN TES KEBUGARAN SISWA INDONESIA


(TKSI) ........................................................................................ 6
A.
Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)……………………………........ 6
B.
Jenis dan Prosedur Instrumen Tes Pada Komponen
Kebugaran Jasmani ………………………………………………………….......... 6
1. Daya Tahan Kardiorespirasi ………………………………………........ 6
2. Body Mass Index ……………………………………………………..……..... 12
3. Fleksibilitas …………………………………………………………………........ 17
4. Kekuatan Otot ………………………………………………………………...... 20
5. Daya Tahan Otot …………………………………………………………....... 25
6. Kelincahan ……………………………………………………………………....... 27
7. Keseimbangan ……………………………………………………………........ 32
8. Koordinasi ……………………………………………………………………....... 34
9. Kecepatan ……………………………………………………………………....... 39
10. Power ………………………………………………………........................... 41
11. Akurasi ………………………………………………………………................... 46
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 49

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


2
Fase A ( Kelas I–II SD)

BAGIAN I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh diri sendiri,
masyarakat, bangsa dan negara. Sementara itu secara pragmatis
pendidikan tidak hanya diartikan sebagai proses
mentransformasikan pengetahuan, keterampilan dan seperangkat
nilai-nilai, melainkan juga harus mampu mengembangkan
kemampuan siswa untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan
jaman.
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan
nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan
zaman. Sedangkan fungsi pendidikan nasional adalah
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut
perlu adanya sinergisitas dari seluruh mata pelajaran yang masing-

3 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase A ( Kelas I–II SD)

masing memiliki kontribusi sesuai dengan karakteristik mata


pelajaran tersebut, tidak terkecuali dengan pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan (PJOK).
Sebagaimana diketahui PJOK dapat diartikan sebagai bagian
integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk
mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak,
keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas
emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan
lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani.
Kebugaran jasmani merupakan salah satu lingkup materi
pembelajaran jasmani yang sekaligus sebagai ranah tujuan
pembelajaran yang khas yang tidak dilakukan dan harus dipenuhi
oleh mata pelajaran lain. Kebugaran jasmani merupakan unsur
penting dalam menunjang aktivitas sehari-hari siswa. Derajat
kebugaran jasmani perlu diukur secara akurat untuk itu perlu
disediakan instrument tes dan pengukurannya.
Instrumen tes dan pengukuran terstandar telah tersedia
dengan berbagai ragam dan prosedur sesuai karakteristik “testee”
atau orang yang dites/diukur. Ada banyak pilihan tes kebugaran
jasmani yang ada di dunia seperti tes AAHPER Youth Fitness, Texas
Youth Fitness, South Carolina Test yang digunakan di Amerika,
NAPFA (The National Physical Fitness Award/Assessment) di
Singapura, Manitoba Physical Performance di Canada, Australian
Student Fitness Test di Australia, dan ASCPFT yang dibakukan untuk
negara-negara Asia.
Di Indonesia telah dikenal dan digunakan Tes Kebugaran
Jasmani Indonesia (TKJI), yang memiliki karakteristik dan prosedur
baku yang digunakan. Berdasarkan hasil penelusuran beberapa

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


4
Fase A ( Kelas I–II SD)

artikel jurnal di Indonesia ditemukan bahwa tes kebugaran siswa


dari jenjang SD, SMP, dan SMA hanya menggunakan TKJI. Dalam
pelaksanaannya, beberapa guru mengeluhkan kesulitan ketersedia-
an sarana dan prasarana untuk melakukan tes kebugaran TKJI,
prosedur pelaksanaan tes rumit, perbandingan siswa dengan guru
tidak seimbang sehingga tes tidak bisa diselesaikan dalam satu kali
pertemuan. Artinya, TKJI merupakan satu-satunya tes kebugaran
jasmani yang digunakan oleh guru penjas di Indonesia tetapi belum
ada validasi ulang setelah TKJI digunakan selama lebih kurang 20
tahun.
Hingga saat ini belum ada pengembangan model instrumen
tes kebugaran siswa Indonesia. Oleh sebab itu, perlu dibuat suatu
pedoman pengembangan Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)
yang valid dan reliabel, mudah diaplikasikan, dan membantu untuk
menghitung hasil tes melalui digitalisasi. TKSI adalah tes kebugaran
siswa yang bersifat adopsi, modifikasi, dan inovasi. TKSI ini
diharapkan akan menjadi alternatif pilihan tes kebugaran jasmani
siswa di era revolusi industri 4.0.

B. Landasan Hukum
Penyusunan pedoman pengembangan Tes Kebugaran Siswa
Indonesia (TKSI) didasarkan atas landasan hukum sebagai berikut:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 sebagai perubahan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan;

5 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase A ( Kelas I–II SD)

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar proses Pendidikan Dasar
dan Menengah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 52 Tahun
2016 Tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan;
9. Pedoman Peningkatan Kompetensi Pembelajaran, Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun 2018; dan
10. Program Kerja PPPPTK Penjas dan BK Tahun 2019.

C. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dalam penyusunan pedoman
pengembangan Instrumen TKSI ini adalah supaya para guru PJOK
SD/MI, SMP/M.Ts, SMA/MA/SMK/MAK, Widyaiswara PJOK, Dosen,
Praktisi, dan Pelatih cabang olahraga mampu menggunakan
instrumen TKSI.

D. Manfaat
Pedoman Pengembangan Penyusunan TKSI ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai referensi atau rujukan bagi para guru PJOK

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


6
Fase A ( Kelas I–II SD)

SD/MI, SMP/M.Ts, SMA/MA/SMK/MAK, Widyaiswara PJOK, Dosen,


Praktisi, dan Pelatih cabang olahraga dalam menggunakan
instrumen TKSI.

7 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase A ( Kelas I–II SD)

INSTRUMEN
TES KEBUGARAN SISWA INDONESIA (TKSI)
FASE A (SD KELAS I dan II)

A. Instrumen Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Instumen tes kebugaran siswa Indoensia (TKSI) pada Fase A antara
lain:
1. Kekuatan otot lengan (Push up sentuh tembok).
2. Kelincahan (Shuttle run memindahkan balok 4 X 10 meter).
3. Tes koordinasi (Lambung dan tangkap bola voli).
4. Tes keseimbangan (Berdiri dengan satu kaki sambil menyangga
benda).

B. Jenis Instrumen Tes Pada Komponen Kebugaran Jasmani (TKSI)


Jenis dan prosedur pelaksanaan tes kebugaran siswa Indonesia
(TKSI) pada Fase A antara lain:

1. Daya Tahan Kardiovaskuler (Cardiovascular Test)


a. Tes Jalan dan Lari
1) Deskripsi:
Merupakan tes kombinasi jalan dan lari yang dilakukan
dengan jarak 40 (empat puluh) meter, dengan lintasan
berbentuk segiempat. Ukuran lintasan adalah Panjang 15
meter dan lebar 5 meter.
2) Tujuan:
Mengukur daya tahan kardiovaskuler (jantung dan paru-
paru).
3) Peralatan:
a) Alat tulis
b) Penanda berupa kerucut ( cone) dan garis batas
c) Stopwatch

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


8
Fase A ( Kelas I–II SD)

d) Bola plastik kecil dan keranjang


e) Musik jalan dan lari
f) Sound sistem
g) Formulir tes.
h) Peluit.
4) Prosedur pelaksanaan tes:
a) Persiapan tes
(1) Membuat lintasan lari berjarak 40 (empat puluh)
meter berbentuk segiempat ABCD dengan panjang
titik AB dan CD 5 meter sedangkan titik BC dan DA
dengan panjang 15 meter
(2) Meletakan penanda berupa kerucut (cone) disetiap
sudut lintasan.
(3) Tititk A adalah titik start dan juga sekaligus
sebagai titik Finish.
(4) Meletakkan kotak disetiap titik sudut lintasan.
Kotak pada titik (A) dan (C) adalah tempat untuk
meletakan bola yang dipindahkan. Sedangkan
Kotak pada titik (B) dan (D) adalah tempat untuk
mengambil bola yang akan dipindahkan.
(5) Kotak pada titik (A) dan (C) kosong sedangkan
kotak pada titik (B) dan (D) berisi bola warna
sejumlah 30 buah untuk setiap anak.
(6) Masing-masing anak memiliki bola dengan warna
yang berbeda.
(7) Menyediakan formulir tes dan alat tulis.
(8) Siswa melakukan pemanasan.

9 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase A ( Kelas I–II SD)

b) Pelaksanaan tes
(1) Siswa bersiap pada titik A sebagai tempat start.
(2) Asisten siap mencatat skor menggunakan formulir
tes.
(3) Asisten menghidupkan musik jalan dan lari
(4) Siswa memulai tes saat mendengar instruksi dari
musik jalan dan lari.
(5) Siswa berjalan dari titik start (A) menuju titik (B)
sejauh 5 meter kemudian mengambil dan
memindahkan bola dari titik (B) ke titik (C) sejauh
15 meter dengan berlari secepat mungkin.
Dilanjutkan dari titik (C) ke titik (D) sejauh 5 meter
dengan berjalan kembali kemudian mengambil
dan memindahkan bola dari titik (D) ke titik (A)
dengan cara berlari.
(6) Perpindahan dari titik satu ke titik berikutnya
sesuai instruksi dari musik jalan dan lari.
(7) Siswa melakukan gerakan jalan dan lari sambil
memindahkan bola sebanyak mungkin.
(8) Pada putaran ke 1 s.d 5 waktu tempuh 5 detik
untuk berjalan dan 7 detik untuk berlari. Putaran ke
6 s.d 10 waktu tempuh 4 detik untuk berjalan dan
6 detik untuk berlari. Putaran ke 11 s.d 15 waktu
tempuh 3 detik untuk berjalan dan 5 detik untuk
berlari.
(9) Siswa dianggap tidak mampu apabila sudah tidak
dapat berjalan dan berlari mengikuti instruksi
musik jalan dan lari tepat waktu.

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


10
Fase A ( Kelas I–II SD)

(10) Hasil bola yang berhasil dipindahkan pada kotak di


titik (A) dicatat sebagai capaian dari tes jalan dan
lari.

Lari 15 m

15 meter

Jalan
5m

Jalan
5m

Lari 15 m

Gambar 2.1
Pelaksanaan Tes Jalan Lari

5) Pencatatan skor
a) Asisten tes menghitung jumlah bola yang dipindahkan
siswa yaitu jumlah bola yang berada pada kotak di titik
(A).
b) Asisten tes membandingkan jumlah hasil yang
diperoleh siswa dengan kriteria.
c) Kriteria dan penskoran tes jalan dan lari.
d) Skor ditetapkan sesuai dengan hasil perbandingan
yang diperoleh.

11 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase A ( Kelas I–II SD)

6) Validitas dan reliabilitas tes:


Nilai validitas instrumen tes jalan dan lari sebesar 0.304
(valid), pengambilan keputusan validitas berdasarkan pada
nilai rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai reliabilitas sebesar
0.580 (reliabilitas sedang).
7) Norma tes: ........

b. Naik Turun Bangku (Modifikasi)


1) Deskripsi:
Adalah bentuk tes pengukuran daya tahan melalui aktivitas
naik turun bangku atau benda lain yang menyerupai. Tes ini
merupakan modifikasi dari Home Step Test (Brian, 2015).
2) Tujuan:
Mengukur daya tahan kardiovaskuler (jantung dan paru-
paru).
3) Peralatan:
a) Alat tulis
b) Bangku atau pijakan setinggi 20 cm
c) Stopwatch
d) Metronom atau irama metronom (aplikasi)
e) Monitor detak jantung (opsional)
f) Formulir terlampir
4) Prosedur pelaksanaan tes:
a) Persiapan tes
b) Menyediakan bangku atau benda lain yang serupa
setinggi 20 cm.
c) Menyediakan metronome atau irama metronome
(aplikasi).

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


12
Fase A ( Kelas I–II SD)

d) Menyediakan formulir tes dan alat tulis.


e) Siswa melakukan pemanasan.
5) Pelaksanaan tes
a) Asisten siap menghitung denyut nadi dan mencatat
hasilnya menggunakan formulir tes.
b) Siswa berdiri menghadap bangku.
c) Siswa mulai melangkah naik turun bangku bersamaan
dengan bunyi metronome atau irama metronome
(aplikasi).
d) Siswa melakukan tes selama 3 menit dengan
kecepatan 24 langkah per menit (sesuai dengan bunyi
metronome).
e) Asisten tes segera menghitung dan mencatat denyut
nadi siswa setelah menyelesaikan tes.
f) Jika siswa tidak mampu melangkah sesuai dengan
bunyi metronome, asisten menghentikan tes dan
segera menghitung serta mencatat denyut nadi siswa.

20 cm

Gambar 2.2
Naik Turun Bangku (Modifikasi)

13 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase A ( Kelas I–II SD)

6) Pencatatan skor
a) Asisten tes menghitung dan mencatat denyut nadi
siswa selama 1 menit (dihitung per 15 detik).
b) Asisten tes membandingkan jumlah denyut nadi yang
diperoleh siswa dengan norma.
c) Skor ditetapkan sesuai dengan hasil perbandingan
yang diperoleh.
7) Validitas dan reliabilitas tes:
Nilai validitas instrumen home step test sebesar 0.110
(valid), pengambilan keputusan validitas berdasarkan pada
nilai rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai reliabilitas sebesar
0.610 (reliabilitas tinggi).
8) Norma tes: .......

2. Komposisi Tubuh
a. Mengukur Tinggi Badan Ideal (Adopsi)
1) Deskripsi:
Tes ini untuk mengukur tinggi badan ideal. Tes diadopsi
dari Brocca.
2) Tujuan:
Mengukur tinggi badan secara ideal.
3) Peralatan:
a) Alat tulis
b) Stadiometer atau pita pengukur
c) Alat meteran tinggi badan
d) Formulir tes terlampir
4) Prosedur pelaksanaan tes:
a) Persiapan tes.
(1) Menyediakan pita ukur (meteran).

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


14
Fase A ( Kelas I–II SD)

(2) Menyediakan meteran badan.


(3) Menyediakan formulir tes dan alat tulis.
b) Pelaksanaan tes
(1) Mengukur tinggi badan
Jika menggunakan stadiometer, siswa berdiri
tegak tanpa alas kaki, kemudian tumit, pantat, dan
kedua bahu menekan pada stadiometer.

Gambar 2.3
Mengukur Tinggi Badan Ideal (Adopsi)

(2) Mengukur berat badan


Siswa ditimbang berat badannya tanpa alas kaki
dan hanya mengenakan pakaian yang ringan.

Gambar 2.4
Mengukur Berat Badan Ideal (Adopsi)

15 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase A ( Kelas I–II SD)

c) Pencatatan skor:
(1) Asisten tes menghitung dan mencatat tinggi dan
berat badan siswa.
(2) Asisten tes mengolah hasil pencatatan
menggunakan rumus Brocca sebagai berikut:

Wanita: (Tinggi Badan - 100) - (15% X (Tinggi Badan -


100).
Pria: (Berat Badan - 100) - (10% X (Tinggi Badan -100).

(3) Asisten tes membandingkan hasil pengolahan


skor dengan norma.
(4) Skor ditetapkan sesuai dengan hasil perbandingan
yang diperoleh.
5) Validitas dan reliabilitas tes: ........
6) Norma tes: .........

b. BMI (Body Mass Index) Test (Adopsi)


1) Deskripsi:
BMI (Body Mass Index) adalah indeks massa tubuh untuk
mengetahui perbandingan kandungan lemak tubuh
berdasarkan berat dan tinggi badan, sehingga diketahui
komposisi tubuh. Tes ini merupakan adopsi.
2) Tujuan:
Mengukur komposisi tubuh.
3) Peralatan:
a) Alat tulis
b) Pita ukur (meteran)
c) Timbangan berat badan
d) Formulir tes terlampir

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


16
Fase A ( Kelas I–II SD)

4) Prosedur pelaksanaan tes:


a) Persiapan tes
(1) Menyediakan pita ukur (meteran).
(2) Menyediakan timbangan berat badan.
(3) Menyediakan formulir tes dan alat tulis.
b) Pelaksanaan tes
(1) Mengukur tinggi badan
Siswa berdiri tegak tanpa alas kaki, kemudian
dilakukan pengukur mulai telapak kaki hingga
ujung kepala.

Gambar 2.5
Mengukur tinggi badan

(2) Mengukur berat badan


Siswa tanpa alas kaki dan hanya mengenakan
pakaian yang ringan.

17 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase A ( Kelas I–II SD)

Gambar 2.6
Mengukur berat badan

5) Pencatatan skor:
a) Asisten tes menghitung dan mencatat tinggi dan berat
badan siswa
b) Asisten tes mengolah hasil pencatatan menggunakan
rumus BMI sebagai berikut:

BMI = weight (kg) / height (m)2


BMI = _______ (kg) / [ ______ (m) x _______ (m) ]
BMI = _______kg / ________m
BMI = _________________

c) Asisten tes membandingkan hasil pengolahan skor


dengan norma
d) Skor ditetapkan sesuai dengan hasil perbandingan
yang diperoleh.
6) Validitas dan reliabilitas tes: ......
7) Norma tes: .....

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


18
Fase A ( Kelas I–II SD)

3. Fleksibilitas
a. Static Flexibility Test - Trunk and Neck (Adopsi)
1) Deskripsi:
Untuk mengetahui kelentukan statis batang tubuh (depan)
dan leher. Tes ini adalah adopsi dari Brian, 2015.
2) Tujuan:
Untuk memantau perkembangan kelenturan/mobilitas
tubuh dan leher siswa.
3) Peralatan:
a) Alat tulis
b) Matras atau alas tubuh
c) Formulir dan alat tulis
d) Penggaris meter
e) Formulir tes terlampir
4) Prosedur pelaksanaan tes:
a) Persiapan tes
(1) Menyiapkan matras atau alas tubuh.
(2) Menyiapkan penggaris meter.
(3) Menyediakan formulir tes dan alat tulis.
b) Pelaksanaan tes
a) Siswa berbaring tengkurap di lantai dengan tangan
terlipat di belakang kepala.
b) Asisten pertama menahan kaki siswa di tanah/matras
selama tes berlangsung.
c) Siswa mengangkat kepala dan batang tubuh depan
setinggi mungkin, dan menahanya dalam 3 detik.

19 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase A ( Kelas I–II SD)

Gambar 2.7
Static Flexibility Test - Trunk and Neck (Adopsi)

5) Pencatatan skor
a) Tes dilakukan sebanyak 2 (dua) kali.
b) Asisten kedua mencatat angka pada meteran yang
sejajar pada ujung hidung siswa setiap pelaksanaan
tes.
c) Jarak verticalterjauh yang tercatat digunakan untuk
menilai performa siswa.
6) Validitas dan reliabilitas tes:
Nilai validitas instrumen static fleksibility test sebesar
0.166 (valid), pengambilan keputusan validitas
berdasarkan pada nilai rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai
reliabilitas sebesar 0.602 (reliabilitas tinggi).
7) Norma tes: .......

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


20
Fase A ( Kelas I–II SD)

b. Tes “KAKU” /Tes Kelentukan ku (Modifikasi)


1) Deskripsi:
Tes yang dilakukan dengan posisi duduk dan kaki lurus ke
depan kemudian memindahkan benda sejauh mungkin.
2) Tujuan:
Untuk mengukur tingkat kelentukan siswa.
3) Peralatan:
a) Alat tulis
b) Penggaris meter
c) Balok warna warni ukuran kecil atau benda lain yang
sejenis.
d) Formulir tes terlampir
4) Prosedur pelaksanaan tes:
a) Persiapan tes:
(1) Mengatur posisi benda yang akan ditempatkan.
(2) Menyiapkan formulir tes dan alat tulis.
b) Pelaksanaan tes:
(1) Siswa duduk dengan posisi kedua kaki rapat dan
lurus ke depan.
(2) Letakkan benda pada titik awal (A) yaitu
disamping kanan dan kiri kedua lutut.
(3) Siswa memindahkan balok/benda ke depan dari
titik A dengan kedua tangan secara bersamaan
menuju ke titik terjauh yang bisa dilakukan.
(4) Titik nol (0) berada tetap di bawah ujung kaki
bagian belakang atau tumit.
(5) Siswa melakukan gerakan ini sebanyak 3 kali
secara perlahan.

21 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase A ( Kelas I–II SD)

Gambar 2.8
Tes “KAKU” /Tes Kelentukan ku (Modifikasi)

5) Pencatatan Skor
Skor yang dicatat adalah titik terjauh yang dapat dijangkau
saat memindahkan benda selama 3 (tiga) kali
pengulangan.
6) Validitas dan reliabilitas tes:
Nilai validitas instrumen tes KAKU sebesar 0.220 (valid),
pengambilan keputusan validitas berdasarkan pada nilai
rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai reliabilitas sebesar 0.594
(reliabilitas sedang).
7) Norma tes: .......

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


22
Fase A ( Kelas I–II SD)

4. Strength (Kekuatan Otot)


a. Push Up Sentuh Tembok (Inovasi)
1) Deskripsi:
Tes kekuatan otot lengan dengan cara menahan berat
badan bertumpu pada kedua lengan dan lutut sambil
menyentuhkan telapak tangan ke tembok.
2) Tujuan:
Mengukur kekuatan otot lengan pada siswa.
3) Peralatan:
a) Alat tulis
b) Stopwatch.
c) Matras atau alas untuk pengaman lutut
d) Formulir tes terlampir
4) Prosedur pelaksanaan tes:
a) Persiapan tes:
(1) Menyiapkan stopwatch.
(2) Menyediakan peralatan yang akan dipergunakan
untuk melakukan tes.
b) Pelaksanaan tes:
(1) Siswa melakukan sikap push up dengan bertumpu
pada kedua tangan, posisi lengan lurus dan
bertumpu pada kedua lutut.
(2) Setelah aba-aba dimulai siswa menyentuhkan
telapak tangannya ke tembok secara bergantian
dalam waktu 30 detik.
(3) Posisi telapak tangan dan lengan lurus setinggi
bahu saat menyentuh tembok.

23 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase A ( Kelas I–II SD)

(4) Posisi tubuh dari lutut, pantat hingga bahu tetap


dalam keadaan lurus.
(5) Tes dihentikan apabila lengan tumpu tidak lurus,
lengan menyentuh tembok juga tidak lurus dengan
bahu, posisi antara lutut-pantat-bahu tidak satu
garis atau lurus.

Lutut, pantat dan bahu Lengan lurus


segaris

Gambar 2.10
Push Up Sentuh Tembok (Inovasi)

5) Pengambilan Skor
a) Asisten tes menghidupkan stopwatch selama 30 detik.
b) Asisten tes menghitung jumlah sentuhan tangan ke
tembok.
c) Skor dihitung berdasarkan jumlah sentuhan tangan ke
tembok yang dilakukan dengan benar.
6) Validitas dan reliabilitas tes:
Nilai validitas instrumen push up sentuh tembok sebesar
0.437(valid), pengambilan keputusan validitas berdasarkan

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


24
Fase A ( Kelas I–II SD)

pada nilai rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai reliabilitas


sebesar 0.557 (reliabilitas sedang).
7) Norma tes: ......

b. Push Up Sambil Memindahkan Bola (Inovasi)


1) Deskripsi:
Tes kekuatan otot lengan yang diperuntukkan bagi siswa
kelas 1 sampai dengan kelas 2, karena gerakannya ringan
dan mudah dilakukan, serta menarik.
2) Tujuan:
Mengukur kekuatan otot lengan pada siswa.
3) Peralatan:
a) Alat tulis
b) Stopwatch
c) Matras atau alas untuk pengaman lutut
d) Bola kecil dari plastik.
e) Boks plastik atau kotak (bisa dari kardus/kertas
dengan tinggi maksimal 10 cm).
f) Formulir tes terlampir
4) Prosedur pelaksanaan tes:
a) Persiapan tes:
(1) Menyiapkan bola kecil plastik sebanyak 50 buah
dalam 2 warna.
(2) Bola ditempatkan di dalam 2 kotak, setiap kotak
berisi bola dengan warna sama.
(3) Menyediakan peralatan (matras, alat tulis dan
stopwatch) yang akan dipergunakan untuk
melakukan tes.
(4) Siswa melakukan pemanasan.

25 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase A ( Kelas I–II SD)

b) Pelaksanaan tes:
(1) Siswa melakukan sikap push up dengan bertumpu
pada kedua tangan dengan posisi lengan lurus dan
bertumpu pada kedua lutut, tungkai bawah
diangkat keatas.
(2) Posisi lutut, pantat dan bahu segaris lurus.
(3) Setelah aba-aba dimulai siswa memindahkan bola
dari kotak satu ke kotak lainnya dengan tangan
secara menyilang. Gerakan tangan bergantian
kanan dan kiri.
(4) Siswa melakukan gerakan selama 30 detik dan
mempertahankan posisi tersebut diatas.
(5) Apabila siswa memindahkan bola dengan
merubah posisi yang seharusnya bola tidak
dihitung sebagai jumlah capaian.
(6) Tester selalu memastikan posisi tubuh siswa
dalam keadaan benar.

Mengambol bola
tangan menyilang

Meletakkannya lurus

Gambar 2.11
Push Up Sambil Memindahkan Bola (Inovasi)

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


26
Fase A ( Kelas I–II SD)

5) Pengambilan skor:
a) Asisten tes menghidupkan stopwatch selama 30 detik.
b) Asisten tes menghitung jumlah bola dalam kotak yang
dapat dipindahkan.
c) Skor dihitung berdasarkan jumlah bola yang berhasil
dipindahkan dengan posisi yang benar.
6) Validitas dan reliabilitas tes:
Nilai validitas instrumen push up memindahkan bola
sebesar 0.335 (valid), pengambilan keputusan validitas
berdasarkan pada nilai rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai
reliabilitas sebesar 0.575 (reliabilitas sedang).
7) Norma tes: ......

5. Daya Tahan Otot


Push Up Sentuh Bahu (Inovasi)
a. Deskripsi:
Tes daya tahan otot lengan dengan cara menahan berat badan
dengan tumpuan kedua lengan dan lutut sambil menyentuh
bahu dengan satu tangan bergantian secara menyilang.
b. Tujuan:
Mengukur daya tahan otot lengan pada siswa.
c. Peralatan:
1) Alat tulis
2) Matras atau alas untuk pengaman lutut
3) Formulir tes terlampir
d. Prosedur pelaksanaan tes:
1) Persiapan tes:
a) Menyiapkan stopwatch

27 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase A ( Kelas I–II SD)

b) Menyediakan peralatan yang akan dipergunakan untuk


melakukan tes.
2) Pelaksanaan tes:
a) Siswa melakukan sikap push up dengan bertumpu
pada kedua tangan dengan posisi lengan lurus dan
bertumpu pada kedua lutut. Posisi tubuh dari lutut,
pantat hingga bahu tetap dalam keadaan lurus.
b) Setelah aba-aba dimulai siswa menyentuh bahu
dengan satu tangan bergantian secara menyilang
sebanyak mungkin. Tes ini dilakukan selama mungkin
sampai siswa tidak mampu melakukan tes dengan
benar.
c) Apabila sentuhan tangan sudah tidak tepat dibahu,
lengan tumpu tidak lurus, posisi lutut-pantat-bahu tidak
segaris lagi maka tes dihentikan dan jumlah yang
berhasil dilakukan dilaporkan sebagai hasil tes siswa.
d) Lengan tumpu tetap dalam keadaan lurus selama tes
berlangsung.

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


28
Fase A ( Kelas I–II SD)

Gambar 2.12
Push Up Sentuh Bahu (Inovasi)

e. Pengambilan skor
1) Asisten tes memberikan aba-aba “Mulai”
2) Asisten tes menghitung jumlah sentuhan tangan ke bahu.
3) Skor dihitung berdasarkan jumlah sentuhan tangan ke bahu
yang dilakukan dengan benar.
4) Setelah siswa tidak mampu lagi melakukan gerakan
dengan sempurna maka tes dihentikan.
f. Validitas dan reliabilitas tes:
Nilai validitas instrumen push up sentuh bahu sebesar 0.472
(valid), pengambilan keputusan validitas berdasarkan pada nilai
rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai reliabilitas sebesar 0.551
(reliabilitas sedang).
g. Norma tes:

29 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase A ( Kelas I–II SD)

6. Kelincahan
a. 4 x 10 m Shuttle Run/Agility Test (modifikasi)
1) Deskripsi:
Tes lari 4 x 10 meter bolak balik sambil memindahkan
benda.
2) Tujuan:
Shuttle run test adalah untuk mengukur tingkat kelincahan
dan koordinasi siswa secara umum.
3) Peralatan:
a) Alat tulis
b) Lantai yang datar, tidak licin dan bersih dengan
panjang minimal 15 m dan lebar 2 m.
c) 2 buah kotak kayu dengan ukuran disarankan 10 x 5 x
5 cm atau benda dengan bentuk serupa (dapat
berbentuk kantung dengan isi potongan kain atau
kacang).
d) Stopwatch.
e) Garis penanda dengan lakban, kerucut/cones atau
kapur.
f) Formulir tes terlampir.
4) Prosedur pelaksanaan tes:
a) Persiapan tes:
(1) Membuat lintasan lari berjarak 10 m dengan lebar
1 m.
(2) Menyediakan peralatan yang akan dipergunakan
untuk melakukan tes.
(3) Meletakkan dua kotak kayu atau benda dengan
bentuk serupa, diletakkan secara terpisah 30 cm
dari garis ke 2 (garis 10 m).

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


30
Fase A ( Kelas I–II SD)

b) Pelaksanaan tes:
(1) Siswa berdiri di belakang garis start.
(2) Ketika aba-aba mulai, siswa berlari secepat
mungkin ke garis kedua, mengambil 1 benda
dalam kotak yang berada di garis kedua, letakkan
benda di belakang garis pertama (start/finish),
ulangi kembali dan untuk benda ke 2 tidak perlu
meletakkan, cukup dibawa sampai melintasi garis
pertama/finish.

30 cm

Gambar 2.13
4 x 10 m Shuttle Run/Agility Test (modifikasi)

5) Pengambilan skor
a) Asisten tes menghidupkan stopwatch, sambil
memberikan aba-aba “Mulai”.

31 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase A ( Kelas I–II SD)

b) Asisten tes menghitung waktu tempuh berlari


memindahkan benda.
c) Skor dihitung berdasarkan waktu yang didapat dalam
menyelesaikan tes memindahkan benda yang
dilakukan.
d) Waktu yang dicatat, sepersepuluh detik terdekat, untuk
menyelesaikan tes.
e) Hasil terbaik dari dua percobaan yang akan dicatat.
6) Validitas dan reliabilitas tes:
Nilai validitas instrumen 4 x 10 meter shuttle run sebesar
0.533 (valid), pengambilan keputusan validitas berdasarkan
pada nilai rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai reliabilitas
sebesar 0.539 (reliabilitas sedang).
7) Norma tes: .......

b. Agility T Test/Agility Test (Adopsi)


1) Deskripsi:
Tes yang dilakukan gerakan multidirectional (maju, ke
samping, dan mundur).
2) Tujuan:
Agility T Test adalah untuk mengukur tingkat kelincahan
dan koordinasi siswa.
3) Peralatan:
a) Alat tulis
b) Ruang terbuka, lapangan datar yang tidak licin.
c) Meteran
d) Empat kerucut (cones)
e) Stopwatch
f) Formulir tes terlampir

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


32
Fase A ( Kelas I–II SD)

4) Prosedur pelaksanaan tes:


a) Persiapan tes:
(1) Membuat lintasan lari membentuk huruf “T”
dengan ukuran tinggi/panjang 9,14 meter dan
lebar 9,14 dengan titik pusat/potong 4,57 meter.
(2) Menyediakan peralatan yang akan dipergunakan
untuk melakukan tes.
b) Pelaksanaan tes:
(1) Siswa berdiri di belakang titik A.
(2) Teste memberi aba-aba “mulai”, siswa berlari ke
titik B dan menyentuh bagian atas/ujung kerucut
(cone) dengan tangan kanan.
(3) Kemudian siswa bergerak ke kiri titik C dan
menyentuh bagian atas/ujung kerucut (cone)
dengan tangan kiri.
(4) Siswa kemudian bergerak ke titik D dan
menyentuh bagian atas/ujung kerucut (cone)
dengan tangan kanan.
(5) Siswa kemudian bergerak kembali ke titik B dan
menyentuh bagian atas/ujung kerucut (cone)
dengan tangan kanan sebelum berlari mundur ke
titik awal A.
(6) Matikan waktu saat siswa kembali melewati titik
A.
(7) Siswa harus selalu menjaga tubuhnya menghadap
kedepan setiap saat pada saat lari kedepan,
mundur atau ke samping (posisi kaki tidak
diperbolehkan cross steps) dan harus menyentuh
setiap kerucut dengan tangan.

33 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase A ( Kelas I–II SD)

Lari menyamping
(galoop) ke kanan

Lari ke depan 9,14


m

Lari menyamping
(galoop) ke kiri
Lari mundur ke
garis awal

Gambar 2.14
Agility T Test/Agility Test (Adopsi)

5) Pengambilan skor
a) Asisten tes menghidupkan stopwatch, sambil
memberikan aba-aba “Mulai”
b) Asisten tes menghitung waktu tempuh berlari dari titik
A melewati lintasan yang ada dari satu titik ke titik lain,
hingga selesai kembali ke titik A.
c) Skor dihitung berdasarkan waktu yang didapat dalam
menyelesaikan tes yang dilakukan.
6) Validitas dan reliabilitas tes:
Nilai validitas instrumen agility T Test sebesar 0.533 (valid),
pengambilan keputusan validitas berdasarkan pada nilai
rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai reliabilitas sebesar 0.539
(reliabilitas sedang).
7) Norma tes: .......

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


34
Fase A ( Kelas I–II SD)

7. Keseimbangan
Tes Sikap Satu Kaki dan Menyangga Benda (Modifikasi)
a. Deskripsi:
Tes keseimbangan dimana siswa akan ditempatkan berdiri
statis di lantai dengan satu kaki ditekuk kebelakang
membentuk sudut 90 dan mata terbuka. Tes ini merupakan
modifikasi dari One-Leg Stance Test (Granada, n.d).
b. Tujuan Tes:
Untuk mengukur kesimbangan statis bawah dan atas.
c. Peralatan:
1) Alat tulis
2) Lapangan dengan permukaan lantai yang datar dan tidak
licin.
3) Balok ukuran 10 x 5 x 5.
4) Stopwatch
5) Formulir tes terlampir
d. Prosedur pelaksanaan tes:
1) Persiapan tes:
a) Menyediakan lapangan dengan permukaan yang datar
dan tidak licin.
b) Menyediakan peralatan yang akan dipergunakan untuk
melakukan tes.
2) Pelaksanaan tes:
a) Siswa meletakan benda berupa balok atau benda
sejenis di kepalanya.
b) Siswa ditempatkan dalam keadaan berdiri statis di
lantai, dengan satu kaki berdiri dan kaki lainnya
tertekuk ke belakang dengan sudut 90. Kedua tangan

35 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase A ( Kelas I–II SD)

direntangkan sejajar bahu untuk membantu


keseimbangan.
c) Siswa mempertahankan sikap berdiri satu kaki selama
mungkin dengan tetap mempertahankan benda yang
ada di atas kepalanya agar tidak terjatuh.
d) Tes dilakukan untuk kedua kaki.
e) Jika memang dibutuhkan siswa dapat menggunakan
lengan untuk keseimbangan.
f) Stopwatch diaktifkan saat salah satu kaki ditekuk.
g) Tes berakhir saat anak tidak dapat mempertahankan
posisi statisnya, yaitu saat kaki, tumit, atau jari-jari kaki
bergeser atau benda yang di sangga terjatuh.
h) Jika kaki turun dan tidak dalam posisi 90° tester
mengingatkan kepada siswa. Peringatan diberikan
sebanyak 2 kali, jika tetap turun tes dihentikan.
i) Waktu dihentikan sebagai catatan hasil siswa.

Gambar 2.15
Tes Sikap Satu Kaki dan Menyangga Benda (Modifikasi)

e. Pengambilan skor
1) Asisten tes menghidupkan stopwatch, saat peserta
menekuk salah satu kaki.

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


36
Fase A ( Kelas I–II SD)

2) Asisten tes menghitung waktu yang didapat selama


peserta berdiri statis.
3) Asisten tes menghitung waktu yang didapat untuk tes
kedua kaki.
4) Skor dihitung berdasarkan waktu terbaik yang didapat
dalam menyelesaikan tes yang dilakukan dengan benar.
5) Hasil dihitung dalam detik dengan satu angka dibelakang
koma.
f. Validitas dan reliabilitas tes:
Nilai validitas instrument tes sikap satu kaki dan menyangga
benda sebesar 0.121 (valid), pengambilan keputusan validitas
berdasarkan pada nilai rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai
reliabilitas sebesar 0.608 (reliabilitas tinggi).
g. Norma tes: .......

8. Koordinasi
a. Tes Koordinasi Tangan dan Mata/Lempar Pantul Tangkap Bola
(Modifikasi)
1) Deskripsi
Tes koordinasi tangan dan mata, dimana siswa melempar
bola ke arah tembok yang berjarak 1,5 meter dan
menangkapnya dengan sempurna selama 30 detik. Tes ini
merupakan modifikasi dari tes Brian, 2015
2) Tujuan:
Untuk mengetahui kemampuan koordinasi tangan-mata
dan objek yang bergerak.
3) Peralatan:
a) Alat tulis

37 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase A ( Kelas I–II SD)

b) Tempat tes berukuran minimal dengan luas 4 m² (2 m


x 2 m)
c) Bola voli
d) Stopwatch
e) Dinding tembok
f) Formulir tes terlampir
4) Prosedur pelaksanaan tes:
a) Persiapan tes:
(1) Menyediakan tempat untuk melakukan tes.
(2) Menyediakan peralatan yang akan dipergunakan
untuk melakukan tes.
b) Pelaksanaan tes:
(1) Siswa berdiri sejauh 1,5 meter dari dinding
tembok.
(2) Asisten memberikan aba-aba “mulai” sekaligus
menghidupkan stopwatch.
(3) Siswa melempar bola voli ke dinding/tembok
menggunakan kedua tangan dan menangkapnya
secara langsung tanpa terjatuh menggunakan
kedua tangan.
(4) Agar mudah menangkap bola, beri target
(penanda) di dinding dengan ketinggian 1,30
meter.
(5) Lemparan dilakukan dengan cara mengayunkan
kedua lengan dari bawah (under).
(6) Asisten menghitung waktu dan menghentikan tes
setelah 30 detik.
(7) Asisten mencatat jumlah lemparan dan tangkapan
yang dilakukan siswa.

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


38
Fase A ( Kelas I–II SD)

(8) Lemparan yang tidak berhasil ditangkap langsung


tidak dihitung.

1,30 cm

Gambar 2.16
Tes Koordinasi Tangan dan Mata/Lempar Pantul Tangkap Bola
(Modifikasi)
5) Pengambilan Skor
a) Asisten tes menghidupkan stopwatch, saat aba-aba
“mulai” disebutkan.
b) Asisten tes menghitung jumlah lemparan dan
tangkapan yang dilakukan.
c) Skor dihitung berdasarkan jumlah lemparan dan
tangkapan yang didapat dalam menyelesaikan tes
yang dilakukan.

39 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase A ( Kelas I–II SD)

d) Hasil satu lemparan dan satu tangkapan dihitung 1


(satu).
e) Skor diperoleh berdasarkan atas jumlah lemparan dan
tangkapan yang berhasil dilakukan selama 30 detik.
6) Validitas dan reliabilitas tes:
Nilai validitas instrumen lempar pantul tangkap bola
sebesar 0.486 (valid), pengambilan keputusan validitas
berdasarkan pada nilai rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai
reliabilitas sebesar 0.548 (reliabilitas sedang).
7) Norma tes: .......

b. Tes Koordinasi Tangan dan Mata/Lambung Tangkap Bola


(Modifikasi)
1) Deskripsi
Tes koordinasi tangan dan mata, dimana siswa melempar
bola dilambungkan melewati kepala dan menangkap bola
menggunakan kedua tangan selama 30 detik. Tes ini
merupakan modifikasi dari tes Brian, 2015.
2) Tujuan:
Untuk mengetahui kemampuan koordinasi tangan-mata.
3) Peralatan:
a) Alat tulis
b) Lapangan dengan permukaan yang rata
c) Bola voli
d) Stopwatch
e) Formulir tes terlampir
4) Prosedur pelaksanaan tes:
a) Persiapan tes:
(1) Menyediakan lapangan dengan permukaan yang
rata.

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


40
Fase A ( Kelas I–II SD)

(2) Menyediakan peralatan yang akan dipergunakan


untuk melakukan tes.
b) Pelaksanaan tes:
(1) Asisten memberikan aba-aba “mulai” sekaligus
menghidupkan stopwatch.
(2) Siswa melempar bola voli dilambungkan melewati
kepala dan menangkapnya menggunakan kedua
tangan di depan dada selama 30 detik
(menggunakan lemparan bawah dengan kedua
tangan).
(3) Asisten menghitung waktu dan menghentikan tes
setelah 30 detik.
(4) Asisten mencatat jumlah lemparan dan tangkapan
yang dilakukan sempurna oleh siswa.

Diatas kepala
Lemparan bawah

Menangkap dgn
dua tangan

Gambar 2.17
Tes Koordinasi Tangan dan Mata/Lambung Tangkap Bola
(Modifikasi)

5) Pengambilan skor
a) Asisten tes menghidupkan stopwatch, saat aba-aba
“mulai” disebutkan.
b) Asisten tes menghitung jumlah lemparan dan
tangkapan sempurna yang dilakukan.

41 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase A ( Kelas I–II SD)

c) Skor dihitung berdasarkan jumlah lemparan dan


tangkapan yang didapat dalam menyelesaikan tes
yang dilakukan.
d) Hasil satu lemparan dan satu tangkapan dihitung 1
(satu).
e) Skor diperoleh berdasarkan atas jumlah lemparan dan
tangkapan yang berhasil dilakukan selama 30 detik.
6) Validitas dan reliabilitas tes:
Nilai validitas instrument lambung tangkap bola sebesar
0.513 (valid), pengambilan keputusan validitas
berdasarkan pada nilai rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai
reliabilitas sebesar 0.543 (reliabilitas sedang).
7) Norma tes: .......

9. Kecepatan
Tes lari 20 meter (Modifikasi)
a. Deskripsi:
Merupakan tes yang dilakukan dengan cara berlari lurus
secepat-cepatnya menempuh jarak 20 meter. Tes ini
merupakan modifikasi dari Tes Kebugaran Jasmani Indonesia
(TKJI) Kemendikbud 2008.
b. Tujuan:
Mengetahui kecepatan berlari siswa.
c. Peralatan:
1) Alat tulis
2) Lintasan lurus yang rata dan tidak licin
3) Bendera kecil
4) Kapur
5) Formulir tes terlampir

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


42
Fase A ( Kelas I–II SD)

d. Prosedur pelaksanaan tes:


1) Persiapan tes:
a) Menyediakan lintasan lurus dengan permukaan yang
rata dan tidak licin minimal 25 meter.
b) Menyediakan peralatan yang akan dipergunakan untuk
melakukan tes.
c) Siswa melakukan pemanasan.
2) Pelaksanaan tes:
a) Siswa bersiap dan berdiri di belakang garis start.
b) Petugas start (tester) memberikan aba-aba “Awas dan
Ya” sekaligus mengangkat bendera kecil.
c) Asisten menghitung waktu dengan menghidupkan
stopwatch saat melihat bendera kecil diangkat/
dikibarkan oleh petugas start (tester).
d) Asisten menghentikan stopwatch saat pelari masuk
garis finish.
e) Asisten mencatat waktu tempuh yang dilakukan siswa.

20 meter

Gambar 2.18
Tes lari 20 meter (Modifikasi)

43 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase A ( Kelas I–II SD)

e. Pengambilan skor
1) Asisten tes merekam dan mencatat waktu tempuh peserta
saat berlari 20 m.
2) Waktu tempuh dicatat sampai dua angka dibelakang koma.
f. Validitas dan reliabilitas tes:
Nilai validitas instrumen lari 20 meter sebesar 0.548 (valid),
pengambilan keputusan validitas berdasarkan pada nilai rhitung >
rtabel dengan α= 0.05. Nilai reliabilitas sebesar 0.537 (reliabilitas
sedang).
g. Norma tes: .......

10. Power
a. Standing Broad Jump (Adopsi)
1) Deskripsi:
Tes melakukan lompatan sejauh-jauhnya menggunakan
tolakan dua kaki secara bersamaan tanpa awalan. Tes ini
merupakan adopsi dari NAPFA.
2) Tujuan:
Mengukur power tungkai ke arah depan.
3) Peralatan:
a) Alat tulis
b) Tempat tes dengan permukaan yang rata dan tidak
licin.
c) Meteran.
d) Masking tape atau sesuatu yang dapat digunakan
sebagai pembatas
e) Masking tape, sticker, Marker atau sesuatu yang dapat
digunakan sebagai penanda hasil lompatan.
f) Formulir tes terlampir

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


44
Fase A ( Kelas I–II SD)

4) Prosedur pelaksanaan tes:


a) Persiapan tes:
(1) Menyediakan tempat tes dengan permukaan yang
rata dan tidak licin.
(2) Menyediakan peralatan yang akan dipergunakan
untuk melakukan tes.
(3) Siswa melakukan pemanasan.
b) Pelaksanaan tes:
(1) Siswa berdiri di belakang garis batas awal
loncatan, kaki dibuka selebar bahu dengan posisi
sejajar, lutut ditekuk, tangan di belakang badan.
(2) Ayun tangan ke depan dan ke belakang untuk
mendapatkan momentum, setelah mendapatkan
momentum meloncat sejauh mungkin ke depan
dan kemudian mendarat dengan kedua kaki
bersamaan.
(3) Beri tanda bekas pendaratan pada bagian kaki/
tubuh yang terdekat dengan garis batas awal
loncatan.
(4) Lompatan tidak dihitung jika siswa kehilangan
keseimbangan dan jatuh ke belakang anggota
badan selain kaki menyentuh area di belakang
kaki.
(5) Siswa melakukan 2 kali percobaan loncatan.

45 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase A ( Kelas I–II SD)

Awalan 2 kaki Saat melayang Mendarat 2 kkaki

Gambar 2.19
Standing Broad Jump (Adopsi)

5) Pengambilan skor
a) Asisten tes memberi tanda hasil loncatan yang paling
dekat dengan garis batas awal loncatan (bagian
belakang kaki).
b) Asisten tes mengukur jarak hasil loncatan dari tanda
hasil loncatan ke garis batas awal loncatan.
c) Asisten tes mencatat hasil loncatan.
d) Nilai yang diperoleh siswa adalah jarak loncatan
terjauh yang diperoleh dari 2 kali tes.

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


46
Fase A ( Kelas I–II SD)

6) Validitas dan reliabilitas tes:


Nilai validitas instrumen standing broad jump sebesar
0.622 (valid), pengambilan keputusan validitas
berdasarkan pada nilai rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai
reliabilitas sebesar 0.522 (reliabilitas sedang).
7) Norma tes: ........

b. Tes Lompat Satu Kaki (Modifikasi)


1) Deskripsi:
Tes untuk mengukur power tungkai pada siswa, yang
dilakukan dengan cara melakukan lompatan ke depan
sejauh-jauhnya dengan menggunakan satu kaki terkuat
tanpa awalan. Tes ini merupakan modifikasi dari tes
Standing Broad Jump NAPFA.
2) Tujuan:
Mengukur power tungkai kaki terkuat ke arah depan.
3) Peralatan:
a) Alat tulis
b) Meteran
c) Kapur untuk penanda
d) Marker/cone untuk penanda hasil lompatan
e) Formulir tes terlampir
4) Prosedur pelaksanaan tes:
a) Persiapan tes:
(1) Menyediakan tempat tes dengan permukaan yang
rata dan tidak licin.
(2) Menyediakan peralatan yang akan dipergunakan
untuk melakukan tes.

47 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase A ( Kelas I–II SD)

b) Pelaksanaan tes:
(1) Siswa mencoba melakukan beberapa lompatan
untuk pembiasaan.
(2) Siswa berdiri satu kaki di belakang garis batas
awal lompatan dengan kaki terkuat.
(3) Ayun tangan ke depan dan ke belakang untuk
mendapatkan momentum, setelah mendapatkan
momentum melompat sejauh mungkin ke depan
dan kemudian mendarat dengan kedua kaki
bersama-sama.
(4) Beri tanda bekas pendaratan pada bagian
kaki/tubuh yang terdekat dengan garis batas awal
lompatan.
(5) Lompatan tidak dihitung jika siswa kehilangan
keseimbangan dan jatuh ke belakang anggota
badan selain kaki menyentuh area di belakang
kaki.
(6) Siswa melakukan 2 kali percobaan lompatan.

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


48
Fase A ( Kelas I–II SD)

Awalan 1 kaki Saat melayang Mendarat dengan


2 kaki

Gambar 2.20
Tes Lompat Satu Kaki (Modifikasi)

5) Pengambilan Skor
a) Asisten tes mempersilahkan peserta berdiri satu kaki
(kaki terkuat) di belakang garis batas awal lompatan.
b) Asisten tes mempersilahkan peserta melakukan
lompatan.
c) Asisten tes memberi tanda hasil lompatan yang paling
dekat dengan garis batas awal lompatan.
d) Asisten tes mengukur jarak hasil lompatan dari tanda
hasil lompatan ke garis batas awal lompatan.
e) Asisten tes mencatat hasil lompatan.
f) Nilai yang diperoleh siswa adalah jarak lompatan
terjauh yang diperoleh dari 2 kali tes.

49 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase A ( Kelas I–II SD)

6) Validitas dan reliabilitas tes:


Nilai validitas instrumen lompat satu kaki sebesar 0.578
(valid), pengambilan keputusan validitas berdasarkan pada
nilai rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai reliabilitas sebesar
0.531 (reliabilitas sedang).
7) Norma tes: ......

11. Akurasi:
Tes Ketepatan Lemparan Keranjang (akurasi)
a. Deskripsi:
Tes ketepatan yang dilakukan dengan cara melemparkan 10
bola tenis ke dalam keranjang berjarak 2 m berbentuk lingkaran
dengan diameter 30 cm.
b. Tujuan:
Untuk mengukur tingkat akurasi/ketepatan dalam melempar.
c. Peralatan:
1) Alat tulis
2) Bola tenis sebanyak 10 buah.
3) Keranjang dengan diameter 30 cm dan tinggi minimal 50
cm.
4) Formulir tes terlampir
d. Prosedur pelaksanaan tes:
1) Persiapan tes:
a) Menyediakan tempat tes dengan permukaan yang rata.
b) Meletakkan keranjang di lantai sejauh 2 m dari titik
lemparan.
c) Menyediakan peralatan yang akan dipergunakan untuk
melakukan tes.

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


50
Fase A ( Kelas I–II SD)

2) Pelaksanaan tes:
a) Siswa berdiri di belakang titik/garis lempar yang telah
diberi tanda berjarak 2 m dari keranjang sambil
memegang bola tenis.
b) Siswa memulai lemparan dengan aba-aba mulai dari
asisten.
c) Siswa melempar bola dari bawah (ayunan lengan
bawah) menggunakan satu tangan ke keranjang.
Lemparan dilakukan sebanyak 10 (sepuluh) kali.

2 meter
30 cm

Gambar 2.21
Tes Ketepatan Lemparan Keranjang (akurasi)

51 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase A ( Kelas I–II SD)

e. Pengambilan Skor
1) Asisten tes mempersilahkan peserta berdiri pada tempat
yang telah diberi tanda berjarak 2 m dari keranjang sambil
memegang bola tenis.
2) Asisten tes mempersilahkan peserta melakukan lemparan
sebanyak 10 (sepuluh) kali setelah diberi aba-aba “mulai”.
3) Asisten tes menghitung dan mencatat hasil lemparan yang
masuk ke dalam keranjang.
4) Nilai yang diperoleh siswa adalah hasil lemparan yang
masuk ke dalam keranjang.
f. Validitas dan reliabilitas tes:
Nilai validitas instrumen tes ketepatan lemparan keranjang
sebesar 0.389 (valid), pengambilan keputusan validitas
berdasarkan pada nilai rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai
reliabilitas sebesar 0.566 (reliabilitas sedang).
g. Norma tes : ........

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


52
Fase A ( Kelas I–II SD)

Daftar Pustaka

Brian, M. (2015). 101 Performance Evaluation Tests (2nd ed.). Green Star
Media Limited.
Granada, U. de. (n.d.). PREFIT Battery : Assessing FITness in
PREschoolers.
Marchese, R. and Hill, A. (2005). The Essential Guide to Fitness: for the
fitness instructor. Pearson: New South Wales
NAPFA Challenge 2ndedition, 2000. Singapore Sports Council & Minister
of Education Singapore
Hoffman, J. (2006). Norms for Fitness, Performance, and Health.
Champaign, Ill.: Human Kinetics.

53 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)

Anda mungkin juga menyukai