Anda di halaman 1dari 16

HALAMAN JUDUL

MAKALAH

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

KONSEP : SYARAT, PRINSIP, DAN GAYA KEPEMIMPINAN

Dosen Pengampuh : DR. Ansar M.Si

Oleh :

NAMA

KATRIEN ALFRIANA

NURFITRI HANDAYANI

RAHMATIA ZAKARIA

A.AKMAL

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2019
1
Kata pengantar

Assalamualaikum wr.wb

Rasa syukur tiada hentinya penulis ucapakan kepada Allah Swt yang telah memberikan
rahmat dan karunia sehingga makala ini bisa selesai. Salawat dan salam tak lupa di haturkan
kepada nabi Muhammad SAW beliau merupakan uswatun hasanah bagi kita semua.

Makalah ini sengaja di buat unutk menambah wawasan teman-teman mahasiswa pasca
sarjana Universitas Negri Makassar(UNM) bidang studi Administrasi pendidikan denga tema
pembahasan “Syarat,Prinsip dan Gaya Kepemimpinan” .Setalah teman-teman membaca
makalah ini penulis berharap teman-tman bisa memahami dengan baik .

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini bahkan
jauh dari kata sempurna sebab itu, saran dan kritik yang membangun di harapakan oleh penulis,
sehingga lebih baik kedepanya. Dan memberikan manfaat bagi kita semua.

Penulis

Kelompok II

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................................. 1

Kata pengantar...................................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3

BAB I ...................................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4

A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 4

BAB II..................................................................................................................................................... 5

PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 5

A. Pengertian Kepemimpinan .......................................................................................................... 5

B. Syarat menjadi pemimpin ........................................................................................................... 5

C. Prinsip kepemimpinan ................................................................................................................ 6

D. GAYA KEPEMIMPINAN ..................................................................................................... 10

BAB III ................................................................................................................................................. 16

PENUTUP ............................................................................................................................................ 16

A. Simpulan ................................................................................................................................... 16

B. Saran ......................................................................................................................................... 16

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kepemimpinan dan manajemen tealah menjadi topik pembicaraan dan pembahasan


sejak lebih dari 200 tahun yang lalu. Al Quran berbicara tnetang kepemimpinan. Allah
berfirman “hai orang-oran gyan gberiman, taatilah Allah dan taatilah Rasulnya, dan ulul amri
()pemimpin, diantara kamu, kemudain jika kamu berlainan pendapattentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia lepada Allah (Al- Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman pada Allah dan hari kemudian. yang demikina itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya”. Bahkan ketika Allah menciptakan Adam, Allah memakai istilah khalifah yang
sangat erat hubungannya degan kepemimpinan. Dengan demikian, persoalan kepemimpinan
telah ada sejak ada penciptaan manusia masih dalam rencana Allah swt. Nabi Muhammad
secara jelas menyebutkan soal kepemimpinan dalam salah satu sabdanya “ setiap orang
diantara kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Syarat menjadi pemimpin ?
2. Bagaimana prinsip kepemimpinan ?
3. Seperi apa tipe dan gaya kepemimpinan ?

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan

Definisi kepemimpinan, tidak bisa dilihat dari satu sudut pandang saja. Karena banyak
literature dan sudut pandang dalam mencari definisi kepemimpinan itu sendiri. Oleh karena itu,
banyak para ahli yang mempunyai pandangan mengenai definisi kepemimpinan, diantaranya
adalah: 1. Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) adalah kegiatan atau seni
mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang
tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan
kelompok. Kepemimpinan menurut Young (dalam Kartono, 2003) lebih terarah dan terperinci
dari definisi sebelumnya. Menurutnya kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari
atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat
sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang
tepat bagi situasi yang khusus. 2. Menurut Moejiono (2002) memandang bahwa
kepemimpinan tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin
mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya.
Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang kepemimpinan
sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk
membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).

B. Syarat menjadi pemimpin

Karena seorang pemimpin bertugas menggerakan orang-orang yang dipimpinnya,


maka sudah barang tentu ia harus memiliki sifat-sifat yang lebih dari orang-orang yang
dipimpinnya. Banyaknya sifat-sifat ideal yang dituntut bagi seorang pemimpin berbeda-beda
menurut bidang kegiatan, jenis atau tipe kepemimpinan, tingkatan dan bahkan juga latar
belakang budaya dan kebangsaan. Berikut ini akan diuraikan syarat-syarat kepemimpinan yang
baik menurut pendapat para ahli:

1. Donald Clark (1997) menyatakan;


Syarat-syarat menjadi pemimpin yang baik adalah sebagai berikut:
a. Setia terhadap organisasi, tidak mementingkan diri sendiri dan memiliki
tangggung jawab yang tinggi.

5
b. Memiliki watak yang baik. Seperti: jujur, terampil, memiliki komitmen yang
tinggi, memiliki integritas, memiliki keberanian dan konsep dalam mengambil
tindakan dan keputusan.
c. Mengetahui faktor-faktor kepemimpinan.
d. Mengenali potensi diri,. Contohnya kekuatan dan kelemahan diri, pengetahuan
dan keterampilan.
2. Jes A. Lee mengemukakan syarat syarat pemimpin, sebagai berikut :
a. Kapasitas : kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara (verbal vacility),
keaslian, kemampuan menilai.
b. Prestasi (achievement) : gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan, perolehan dalam
olah raga dan atletik dan lain-lain.
c. Tanggung jawab : Mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percara diri, agresif dan
punya hasrat untuk unggul.
d. Partisipasi : aktif, memiliki sosiabilitas tinggi, mampu bergaul, kooperatif atau
suka bekerjasama, mudah menyesuaikan diri, punya rasa humor.
e. Status : Meliputi kedudukan sosial-ekonomi yang cukup tinggi, populer, tenar.
3. Menurut Dr. Roeslan Abdulgani seorang pemimpin harus memiliki kelebihan
dalam 3 hal dari orang-orang yang dipimpinnya :
a. Kelebihan dalam bidang ratio. Artinya seseorang pemimpin harus memiliki
pengetahuan tentang tujuan dan asas organisasi yang dipimpinnya. Memiliki
pengetahuan tentang cara-cara untuk menjalankan organisasi secara efisien. Dan
dapat memberikan keyakinan kepada orang-orang yang dipimpin ke arah
berhasilnya tujuan.
b. Kelebihan dalam bidang rohaniah. Artinya seorang pemimpin harus memiliki
sifat-sifat yang memancarkan keluhuran budi, ketinggian moral, dan
kesederhanaan watak.
c. Kelebihan dalam bidang lahiriah /jasmaniah.Artinya dengan kelebihan
ketahanan jasmaniah ini seorang pemimpin akan mampu memberikan contoh
semangat dan prestasi kerja sehari-hari yang baik kepada orang-orang yang
dipimpin .

C. Prinsip kepemimpinan
1. Prinsip – prinsip kepemimpinan menurut Brad Sugars
a. Kenali diri Anda dan selalu mecari peningkatan diri.

6
b. Memiliki kecakapan teknis. Sebagai seorang pemimpin, Anda harus tahu
tugas Anda dan memliki pengenalan yang kuat atas berbagai pekerjaan
karyawan Anda.
c. Mencari dan bertanggung jawab atas tindakan Anda. Cari cara-cara untuk
membimbing organisasi anda ke level yang baru. Dan ketika sesuatu buruk
terjadi, jangan salahkan orang lain.
d. Buatlah keputusan yang tepat. Gunakan alat-alat peyelesaian masalah,
pengambilan keputusan, dan perencanaan yang baik.
e. Jadilah contoh. Jadilah sebuah panutan bagi karyawan anda. Mereka
mempercayai sesuatu yang mereka lihat dan bukan yang mereka dengar
f. Kenalilah orang-orang anda dan perhatikan kesejahteraannya. Pahami sifat
alami manusia dan pentingnya secara tulus peduli akan karyawan anda.
g. Buat mereka tetap up to date. Ketahuilah cara untuk berkomunikasi dengan
karyawan-karyawan anda, para senior, dan orang-orang kunci di dalam
organisasi
h. Tumbuhkan rasa kepercayaan, rasa memiliki dan rasa tanggung jawab di
dalam diri orang-orang Anda. Sifat-sifat ini akan membantu mereka
memikul tanggung jawab profesional mereka.
i. Pastikan tugas-tugas dimengerti, diawasi, dan diselesaikan. Komunikasi
adalah kunci dari tanggung jawab ini.
j. Latihlah orang-orang Anda sebagi sebuah tim. Dengan membangun
semangat tim, Anda akan dapat membuat organisasi, departemen, dll ke
dalam kemampuannya yang paling maksimum

Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi
dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi.
Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan
konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah
kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama
sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan,
bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan
kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Covey) sebagai berikut:

7
1. Seorang yang belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar
melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik
maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
2. Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan
prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan,
pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
3. Membawa energi yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif
didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu
dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat
dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena
itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;
a. Percaya pada orang lain
Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya,
sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh
karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.
b. Keseimbangan dalam kehidupan
Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi
kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat
dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.
c. Melihat kehidupan sebagai tantangan
Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan
berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab
kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang
dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas,
kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
d. Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis
perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah
kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier
Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana

8
memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin
harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.
e. Latihan mengembangkan diri sendiri
Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai
keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses daalam
mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan: (1)
pemahaman materi; (2) memperluas materi melalui belajar dan pengalaman; (3)
mengajar materi kepada orang lain; (4) mengaplikasikan prinsip-prinsip; (5)
memonitoring hasil; (6) merefleksikan kepada hasil; (7) menambahkan pengetahuan
baru yang diperlukan materi; (8) pemahaman baru; dan (9) kembali menjadi diri sendiri
lagi.
Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala
dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya: (1) kemauan dan keinginan sepihak; (2) kebanggaan
dan penolakan; dan (3) ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan
pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan
perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan pribadi. Perkembangan
intelektual seseorang seringkali lebih cepat dibanding perkembangan emosinya. Oleh karena
itu, sangat disarankan untuk mencapai keseimbangan diantara keduanya, sehingga akan
menjadi faktor pengendali dalam kemampuan intelektual. Pelatihan emosional dimulai dari
belajar mendengar. Mendengarkan berarti sabar, membuka diri, dan berkeinginan memahami
orang lain. Latihan ini tidak dapat dipaksakan. Langkah melatih pendengaran adalah bertanya,
memberi alasan, memberi penghargaan, mengancam dan mendorong. Dalam proses melatih
tersebut, seseorang memerlukan pengontrolan diri, diikuti dengan memenuhi keinginan orang.
Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari pada bergantung
pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan kewenangan bertujuan untuk melegitimasi
kepemimpinan dan seharusnya tidak untuk menciptakan ketakutan. Peningkatan diri dalam
pengetahuan, ketrampilan dan sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang pemimpin
yang berpinsip karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas secara intelektual,
tetapi juga cerdas emosional dan spiritual (IQ, EQ dan SQ).

9
D. GAYA KEPEMIMPINAN

Gaya kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan


tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin.
Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya
kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Davis dan
Newstrom (1995). Keduanya menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin secara keseluruhan
seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh bawahan tersebut dikenal sebagai gaya
kepemimpinan.

Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin, pada dasarnya dapat diterangkan melalui tiga
aliran teori berikut ini:

1. Teori Genetis (Keturunan)


Inti dari teori menyatakan bahwa “Leader are born and nor made” (pemimpin
itu dilahirkan (bakat) bukannya dibuat). Para penganut aliran teori ini mengetengahkan
pendapatnya bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah
dilahirkan dengan bakat kepemimpinan. Dalam keadaan yang bagaimanapun
seseorang ditempatkan karena ia telah ditakdirkan menjadi pemimpin, sesekali kelak
ia akan timbul sebagai pemimpin. Berbicara mengenai takdir, secara filosofis
pandangan ini tergolong pada pandangan fasilitas atau determinitis.
2. Teori Sosial
Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada satu sisi, maka teori
inipun merupakan ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa
“Leader are made and not born” (pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya kodrati).
Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para penganut teori ini
mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi
pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.
3. Teori Ekologis.

Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung kebenaran,


maka sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran teori ketiga. Teori
yang disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan
berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan.
Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan
pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Teori ini

10
menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori terdahulu sehingga dapat dikatakan
merupakan teori yang paling mendekati kebenaran. Namun demikian, penelitian yang
jauh lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa saja
faktor yang menyebabkan timbulnya sosok pemimpin yang baik.

Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut berkembang beberapa tipe
kepemimpinan; di antaranya adalah sebagian berikut (Siagian,1997).

1. Tipe Otokratis.

Seorang pemimpin yang tergolong otokratik memiliki serangkaian karakteristik yang


biasanya dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Seorang pemimpin otokratik adalah
seorang yang egois. Egoismenya akan memutarbalikkan fakta yang sebenarnya sesuai dengan
apa yang secara subjektif diinterpretasikannya sebagai kenyataan. Dengan egoismenya,
pemimpin otokratik melihat peranannya sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan
organisasional. Egonya yang besar menumbuhkan dan mengembangkan persepsinya bahwa
tujuan organisasi identik dengan tujuan pribadinya. Dengan persepsi yang demikian, seorang
pemimpin otokratik cenderung menganut nilai organisasional yang berkisar pada pembenaran
segala cara yang ditempuh untuk pencapaian tujuannya.

Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai
berikut:

a. Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi;


b. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi;
c. Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata;
d. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat;
e. Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya;
f. Dalam tindakan pengge-rakkannya sering memperguna-kan pendekatan yang
mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.

Dengan persepsi, nilai, sikap, dan perilaku demikian, seorang pemimpin yang otokratik
dalam praktek akan menggunakan gaya kepemimpinan

a. Menuntut ketaatan penuh bawahannya


b. Menegakkan disiplin dengan kaku
c. Memberikan perintah atau instruksi dengan keras

11
d. Menggunakan pendekatan punitip dalam hal bawahan melakukan penyimpangan.

2. Tipe Militeristis

Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe
militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang
bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut :

a. Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan;


b. Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya;
c. Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan;
d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan;
e. Sukar menerima kritikan dari bawahannya;
f. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

3. Tipe Paternalistis.

Tipe pemimpin ini umumnya terdapat pada masyarakat tradisional. Popularitas pemimpin
yang paternalistik mungkin disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

a. Kuatnya ikatan primordial


b. Extended family system
c. Kehidupan masyarakat yang komunalistik
d. Peranan adat istiadat yang kuat
e. Masih dimungkinkan hubungan pribadi yang intim

Persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalam kehidupan


organisasi dapat dikatakan diwarnai oleh harapan bawahan kepadanya. Harapan bawahan
berwujud keinginan agar pemimpin mampu berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi
dan layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk memperoleh petunjuk, memberikan
perhatian terhadap kepentingan dan kesejahteraan bawahannya. Pemimpin yang paternalistik
mengharapkan agar legitimasi kepemimpinannya merupakan penerimaan atas peranannya
yang dominan dalam kehidupan organisasional. Berdasarkan persepsi tersebut, pemimpin
paternalistik menganut nilai organisasional yang mengutamakan kebersamaan. Nilai tersebut
mengejawantah dalam sikapnya seperti kebapakan, terlalu melindungi bawahan. Sikap yang

12
demikian tercermin dalam perilakunya berupa tindakannya yang menggambarkan bahwa
hanya pemimpin yang mengetahui segala kehidupan organisasional, pemusatan pengambilan
keputusan pada diri pemimpin. Dengan penonjolan dominasi keberadaannya dan penekanan
kuat pada kebersamaan, gaya kepemimpinan paternalistik lebih bercorak pelindung,
kebapakan dan guru.

Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang
memiliki ciri sebagai berikut :

a. menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa;


b. bersikap terlalu melindungi (overly protective);
c. jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan; jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif;
d. jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi
dan fantasinya; dan sering bersikap maha tahu.

4. Tipe Karismatik.

Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat
besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar,
meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi
pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang
menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang
demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan,
profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang
kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang
pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih menjadi
Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang
yang ‘ganteng”.

5. Tipe Demokratis

Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang


demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe
kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan

13
selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia;
selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan
dan tujuan pribadi dari pada bawahannya; senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik
dari bawahannya; selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha
mencapai tujuan; ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya
untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat
kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain; selalu berusaha
untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya; dan berusaha mengembangkan
kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.Secara implisit tergambar bahwa untuk menjadi
pemimpin tipe demokratis bukanlah hal yang mudah. Namun, karena pemimpin yang
demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin berusaha menjadi
seorang pemimpin yang demokratis.

6. Tipe Laissez Faire

Persepsi seorang pemimpin yang laissez faire melihat perannya sebagai polisi lalu lintas,
dengan anggapan bahwa anggota organisasi sudah mengetahui dan cukup dewasa untuk taat
pada peraturan yang berlaku. Seorang pemimpin yang laissez faire cenderung memilih peran
yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut temponya sendiri.

Nilai yang dianutnya biasanya bertolak dari filsafat hidup bahwa manusia pada dasarnya
memiliki rasa solidaritas, mempunyai kesetiaan, taat pada norma, bertanggung jawab.

Nilai yang tepat dalam hubungan atasan –bawahan adalah nilai yang didasarkan pada
saling mempercayai yang besar. Bertitik tolak dari nilai tersebut, sikap pemimpin laissez faire
biasanya permisif. Dengan sikap yang permisif, perilakunya cenderung mengarah pada
tindakan yang memperlakukan bawahan sebagai akibat dari adanya struktur dan hirarki
organisasi. Dengan demikian, gaya kepemimpinan yang digunakannya akan dicirikan oleh

a. Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif


b. Pengambilan keputusan diserahkan kepada pejabat pimpinan yang lebih rendah
c. Status quo organisasional tidak terganggu
d. Pengembangan kemampuan berpikir dan bertindak yang inovatif dan kreatif diserahkan
kepada anggota organisasi
e. Intervensi pemimpin dalam perjalanan organisasi berada pada tingkat yang minimal

14
7. Tipe Kepemimpinan Populistis

Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak
mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini
mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.

8. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif

Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-


tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan
administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan
pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien
dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis
yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.

15
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Kesimpulan Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin harus
mempunyai bebarapa sifat, prinsip dan syarat untuk menjadi seorang pemimpin yang baik,
yang dimana mampu mengeri apa yang di inginkan bawahanya serta menerima saran untuk
perbaikan

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka diharapkan
pembaca perlu menggali pemahaman dari sumber lain

16

Anda mungkin juga menyukai