PENYELENGGARAAN PROYEK
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Proyek Semester Genap
Dosen Pengampu :
Dr. Widyo Winarso, M.Pd.
Aditya Chandra Setiawan, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh :
1. Firdausin Nuzula (20010714012)
2. Cahya Fadhila Annisa (20010714022)
MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga tugas makalah yang berjudul “Prinsip-Prinsip Perencanaan
dan Penyelenggaraan Proyek” dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Tidak
lupa shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasullullah SAW. Semoga kita
semua mendapatkan syafaatnya di akhirat kelak. Penulisan ini bertujuan untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Manajemen Proyek. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Prinsip-Prinsip
Perencanaan dan Penyelenggaraan Proyek bagi pembaca serta penulis.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu yang dimaksud Prinsip-prinsip penyelengaraan manajemen proyek?
2. Apa itu perencanaan dan manajemen proyek terpadu sebagai suatu siklus?
3. Apakah ada studi kasus dalam implementasinya?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui Prinsip-prinsip penyelenggaraan manajemen proyek.
2. Dapat mengetahui perencanaan apa saja dalam manajemen proyek terpadu
sebagai suatu siklus.
4
3. Dapat mengetahui contoh studi kasus dalam dunia sehari-hari
5
BAB II
PEMBAHASAN
Selain itu, terdapat sepuluh prinsip manajemen proyek yang perlu diperhatikan
dalam mengelola sebuah proyek (Pujiono, 2008) :
1. Menggambarkan fokus suatu proyek;
2. Memiliki penghargaan terhadap kegiatan produksi;
6
3. Tercakup dalam fungsi organisasi;
4. Mengikuti perkembangan dan perubahan teknologi yang ada;
5. Memiliki pengendalian dan perencanaan terhadap semua aktivitas;
6. Mencakup otoritas, sumber daya, dan responsibilitas;
7. Memiliki interaksi waktu, anggaran, dan kualitas kerja;
8. Memiliki proses dan fungsi organisasi yang baik;
9. Terdapat kerja sama dalam satu tim kerja;
10. Berorientasi kepada konsumen.
7
Pejabat dalam lini ini membuat sebuah keputusan sesuai dengan kewenangannya,
sementara anggota staf memberikan masukan atau pendapat dari pemikiran dan
pengalamannya. Umumnya anggota staf berurusan dengan kegiatan yang bersifat
sesuai dengan keahlian dan spesialisasinya.
6. Hubungan atasan-bawahan
Prinsip ini berkaitan dengan pembagian atas otoritas berjenjang dan jalur pelaporan
yang satu arah. Untuk itu, keberhasilan dari sebuah proyek akan tercapai tergantung
pada hubungan antara atasan dengan bawahan.
7. Arus kegiatan horizontal
Prinsip ini berhubungan dengan rapat koordinasi antara departemen dan
membentuk komite atau panitia untuk mendiskusikan tentang pembagian kerja
yang sifatnya memerlukan alur koordinasi yang intensif.
8. Kriteria keberhasilan dan tujuan tunggal
Tujuan dari perusahaan adalah mencari keuntungan, namun perlu diperhatikan
aspek lain seperti pelestarian lingkungan, keikutsertaan masyarakat sekitar dalam
memasok tenaga kerja lokal dan material lokal.
Prinsip-prinsip tersebut dapat diterapkan perusahaan sesuai dengan kemampuan
perusahaan dalam mengatur manajemen proyek yang dibutuhkan. Perusahaan bebas
menentukan prinsip apa yang digunakan namun tidak keluar dari prinsip pokok yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian.
8
Fase inisiasi (initiation) atau seleksi ialah fase dimana kita memulai proses
berupa identifikasi masalah, situasi fakta, dan analisis kasus. Pada tahap ini biasa
dilakukan survei untuk yang mengidentifikasi kondisi bisnis secara faktual
beserta pilihan dari solusi yang di rekomendasikan. Pada fase ini, studi
kelayakan dilakukan guna menyelidiki apakah setiap pilihan yang ada sudah
sesuai dengan tujuan dari proyek atau belum. Setelah itu, barulah ditentukan
solusi akhirnya. Beberapa isu studi kelayakan yang paling penting ialah perihal
berikut. “Apakah kita mampu menjalankan proyek ini?” “Apakah kita harus
menjalankan proyek ini?”. Persetujuan stakeholders terhadap solusi yang
diajukan, akan menjadi dasar proyek ketika berlanjut ke tahap perencanaan
proyek.
Secara umum, langkah diambil dalam tahap inisiasi ialah sebagai berikut:
• mengidentifikasi kebutuhan proyek
• Analisa kelayakan proyek (terutama Return On Investment)
• Penetapan keputusan terkait pembuatan atau pembelian dalam proyek
• Perencanaan anggaran
Project planning dapat dimulai dengan menentukan goals bisnis yang ingin
dicapai. Salah satu metode populer yang sering dipergunakan untuk menentukan
tujuan bisnis adalah metode SMART yaitu Specific, Measurable, Achievable,
Realistic, dan Timebound. Metode ini dapat membantu Anda untuk menentukan
tujuan bisnis agar sesuai dengan 5 kriteria di dalamnya (Specific, Measurable,
Achievable, Realistic, dan Timebound). Dengan demikian, Anda dapat membuat
goals secara spesifik serta memungkinkan untuk dapat dicapai.
9
Di tahap ini, scope, biaya, sumber daya yang tersedia, serta jadwal proyek akan
ditentukan. Selain itu, peran dan tanggung jawab masing-masing anggota tim
juga akan didefinisikan dengan jelas sehingga setiap orang yang terlibat akan
mengetahui masing-masing tanggung jawab. Manajer proyek akan menyiapkan
beberapa dokumen untuk memastikan proyek tetap berjalan dengan baik sesuai
dengan rencana seperti:
a. Work Breakdown Schedule (WBS): diagram yang memecah ruang lingkup
proyek menjadi beberapa bagian untuk dapat dikelola oleh tim.
b. Gantt Chart: bagan yang memberikan tampilan visual mengenai jadwal tugas
dari waktu ke waktu.
c. Scope Statement: dokumen yang mendefinisikan kebutuhan bisnis, manfaat
proyek, tujuan, hasil akhir yang terukur, serta poin penting lainnya.
10
Seorang manajer proyek biasanya akan menggunakan Key Performance
Indicators (KPI) untuk melihat apakah proyek tersebut berjalan sesuai rencana.
Manajer proyek biasanya akan memantau beberapa aspek untuk mengukur
kinerja proyek yang sedang berjalan, seperti:
1. scope proyek
2. distribusi anggaran
3. jadwal dan tenggat waktu proyek
4. kualitas dari produk yang dikembangkan, dan lain-lain.
Setelah kontrak berakhir, manajer proyek dan tim dapat melakukan Post-Mortem
untuk mengevaluasi apa saja yang berjalan dengan baik serta mengidentifikasi
kegagalan yang terjadi di dalam pelaksanaan proyek tersebut. Hal ini diperlukan
agar tim dapat melakukan perbaikan untuk proyek-proyek lain di masa depan.
11
C. Studi Kasus
Penulis mengambil contoh manajemen proyek pada artikel berjudul
perencanaan manajemen proyek dalam meningkatkan efektifitas kinerja sumber daya
manusia di Semarang Jawa Tengah. Manajemen proyek merupakan suatu sistem
pengelolaan berbagai aktivitas dari sebuah proyek selama jangka waktu tertentu
melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian serta pengendalian sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. dalam kegiatan manajemen
proyek anggota atau sumber daya manusia memiliki peranan penting sebab salah satu
factor yang menunjang keberhasilan proyek adalah tersedianya sumber daya manusia
yang berkompeten di bidangnya. Agar proyek dapat berjalan lancar dan dapat
berkembang setiap tenaga kerja perlu memperhatikan setiap aspek yakni kompetensi,
motivasi, loyalitas dan disiplin kerja. Jika setiap individu sudah memenuhi ketiga
aspek ini maka kinerja dan produktivitas akan meningkat juga. Namun fakta
dilapangan seringkali dalam pelaksanaan proyek penyedia jasa kurang memperhatikan
aspek sumber daya manusia tersebut. Seringkali penyedia jasa berusaha memperoleh
keuntungan yang besar dengan menekan biaya operasional seminimal mungkin dan
dengan hal tersebut menyebabkan sumber daya yang digunakan pastinya kurang
berkualitas sehingga aktifitas manajemen proyek tidak terlaksana sesuai dengan yang
direncanakan.
Maka dari itu perlu adanya perencanaan manajemen proyek yang baik, yang
selalu mempertimbangkan ketersediaan sumber daya manusia dalam meningkatkan
efektivitas kinerja manajemen proyek. Dalam penelitian ini perencanaan pelaksanaan
manajemen proyek dilakukan melalui proses penyusunan aktivitas menejemen proyek
dalam bentuk work breakdown structure WBS dan pembuatan jadwal dengan diagram
activity on arrow AOA dengan dua tahapan yakni identifikasi sumber daya manusia
dan merencanakan waktu pelaksanaan proyek secara tepat sehingga efektivitas SDM
tepat guna. Dalam proses penyusunan ini tentunya perlu mempertimbangkan beberapa
hal yaitu sumberdaya yang dimiliki harus berkompeten dan sesuai dengan keahlian
dibidangnya, memiliki motivas dan semangat untuk menyelesaikan permasalahan saat
melakukan perencanaan manajemen proyek, adanya sikap loyalitas untuk berkembang
di setiap rpoyek yang dikerjakan, memiliki komitemen untuk bekerja dan bertanggung
jawab terhadap tugasnya dan memiliki sikap optimis disetiap proyek yang dijalankan.
12
inilah yang menjadi penentu berjalannya manajemen proyek dan dapat terlaksana
sesuai dengan rencana
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen proyek memiliki beberapa prinsip pokok yaitu planning, organizing,
actuating dan juga controlling. Adapun menurut Fachrial (2020) terdapat delapan
prinsip manajemen klasik yang dapat diterapkan dalam suatu proyek yang akan
dilaksanakan, yakni departementalisasi dan spesialisasi, struktur piramida, otoritas
dan rantai komando, pengambilan keputusan dan displin, lini dan staf, hubungan
atasan-bawahan, arus kegiatan horizontal, kriteria keberhasilan dan tujuan tunggal.
Prinsip-prinsip tersebut dapat diterapkan perusahaan sesuai dengan kemampuan
perusahaan dalam mengatur manajemen proyek yang dibutuhkan.
Adapun siklus proyek terdapat 5 siklus. Pertama fase inisiasi pada siklus hidup
proyek (initiation), perencanaan pada siklus hidup proyek (planning), pelaksanaan
pada siklus hidup proyek (execution), pemantauan dan pengendalian (monitoring and
controlling) dan fase penyelesaian (closure).
B. Saran
Saran terkait manajemen proyek, perlunya memperhatikan prinsip-prinsip proyek. Tak
hanya itu, perencanaan proyek juga perlu memperhatikan siklus proyek agar tidak
terlewat dan berjalan dengan baik.
14
Daftar Rujukan
15