Anda di halaman 1dari 23

KONSEP DAN FUNGSI MANAJEMEN PROYEK

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah


Manajemen Proyek
Dosen Pengampu: Dr. Suryadi

Disusun oleh:
Kelompok 2

Aprillia Reka M. 1103617068

Diah Sri Wahyuni 1103617069

Fani Mudawamah 1103617025

Heni Dwi Riyanti 1103617074

Manajemen Pendidikan 2017 C

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang hingga saat ini
masih berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada kita semua untuk
menikmati segala karunia-Nya dan berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Proyek. Dalam penulisan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak, baik yang berupa materi maupun dukungan moril.

Penulis menyadari selama menulis makalah ini banyak pihak yang telah
membantu, oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih banyak kepada:

1. Dr. Suryadi selaku dosen mata kuliah Manajemen Proyek yang selalu
memberikan materi serta motivasi kepada kami, selalu rela serta ikhlas
membimbing kami di mata kuliah Manajemen Proyek.
2. Teman-teman Manajemen Pendidikan 2017 C yang selalu membantu
memberikan saran dan kritik dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih belum sempurna


dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan untuk di masa yang akan datang agar
makalah ini menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin.

Jakarta, Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.........................................................................................2
E. Sistematika Penulisan...................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian Manajemen Proyek.....................................................................3
B. Fungsi Manajemen Proyek............................................................................4
C. Pengertian Wawasan Proyek dan Wawasan Fungsional...............................6
D. Perbedaan Wawasan Proyek dan Wawasan Fungsional.............................11
E. Teknik dan Metode Bercorak Khusus.........................................................12
BAB III..................................................................................................................18
PENUTUP..............................................................................................................18
A. Kesimpulan.................................................................................................18
B. Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen adalah aktivitas yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap
pengelolaan sumber daya yang dimiliki suatu organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Proyek merupakan Suatu kegiatan sementara
yang dilakukan atau yang berlangsung dalam waktu terbatas dengan alokasi
sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk
(deliverable) yang kriterianya telah digariskan dengan jelas.
Semakin maju peradaban manusia, semakin cangih dan kompleks
proyek yang dikerjakan dengan melibatkan pengguna sumberdaya dalam
bentuk tenaga manusia, material dan dana yang jumlahnya bertambah besar.
Diiringi pula dengan semakin ketat kompetisi penyelenggaraan proyek untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga dibutuhkan cara pengelolaan,
metoda serta teknik yang paling baik sehingga pengunaan sumber daya benar-
benar efektif dan efisien sehingga dibutuhkan manajemen proyek. Dengan
kata lain manajemen proyek tumbuh karena dorongan mencari pendekatan
penggelolaan yang sesuai dengan tuntutan dan sifat kegiatan proyek, suatu
kegiatan yang dinamis dan berbeda dengan kegiatan operasional rutin.
Manajemen Proyek berbeda dengan manajemen klaisik yang berhasil
menggelola kegiatan operasional. Hal ini karena beberapa prilaku proyek yang
penuh dinamika dan adanya perubahan cepat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan manajemen proyek?
2. Apa saja fungsi dari manajemen proyek?
3. Apa pengertian wawasan proyek dan wawasan fungsional?
4. Apa perbedaan dari wawasan proyek dengan wawasan fungsional?

1
5. Bagaimana teknik dan metode bercorak khusus dalam manajemen
proyek?

2
3

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami pengertian dari manajemen proyek.
2. Untuk memahami fungsi dari manajemen proyek.
3. Untuk memahami pengertian wawasan proyek dan wawasan fungsional.
4. Untuk memahami perbedaan wawasan proyek dengan wawasan
fungsional.
5. Untuk mengetahui teknik dan metode bercorak khusus dalam manajemen
proyek.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Rekan-rekan Mahasiswa
Makalah ini dapat menambah pengetahuan mengenai konsep dan fungsi
manajemen proyek yang merupakan salah satu materi dari mata kuliah
Manajemen Proyek.
2. Bagi Pembaca
Makalah ini datat menambah wawasan bagi pembaca mengenai konsep
dan fungsi manajemen proyek sehingga para pembaca dapat lebih
mengerti dan memahami tentang manajemen proyek itu sendiri.

E. Sistematika Penulisan
Sistematika uraian makalah ini terdiri dari tiga bagian yaitu pendahuluan yang
meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan serta manfaat
penulisan, dan sistematika penulisan. Kedua, isi atau kajian teori dan
pembahasan. Ketiga, penutup yang berisi kesimpulan dan saran dilengkapi
dengan daftar pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Proyek


Definisi Manajemen Proyek menurut H. Kerzner (1982) adalah
merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya
perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan.
Lebih jauh, manajemen proyek menggunakan pendekatan sistem dan hierarki
vertikal dan horisontal.
Konsep manajemen proyek adalah :
1. Menggunakan pengertian manajemen berdasarkan fungsinya,
2. Kegiatan yang dikelola berjangka pendek, dengan sasaran yang telah
digariskan secara spesifik.
3. Memakai pendekatan sistem (system approach to management)
4. Mempunyai hierarki horisontal disamping hierarki vertical
Menurut Dimyati dan Nurjaman (2014), Manajemen proyek
merupakan proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan
mengendalikan kegiatan anggota organisasi serta sumber daya lainnya
sehingga dapat mencapai sasaran organisasi telah ditentukan sebelumnya
(Soeharto, 1999). Tujuan dari manajemen proyek adalah untuk dapat
mengelola fungsi-fungsi manajemen hingga diperoleh hasil optimum sesuai
dengan persyaratan yang ada dan telah ditetapkan serta untuk dapat mengelola
sumber daya yang seefisien dan seefektif mungkin.
Manajemen proyek adalah manajemen yang diterapkan pada suatu
proyek untuk mencapai suatu hasil tertentu, atau, manajemen proyek adalah
suatu ilmu dan seni untuk mengadakan perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), pengoordinasian
(coordinating), dan mengadakan pengawasan (controlling) terhadap orang dan
barang untuk mencapai tujuan tertentu dari suatu proyek. Dengan pengertian
tersebut jelaslah bahwa semua fungsi manajemen harus dipakai untuk
mengelola suatu proyek, agar tujuan yang diinginkan oleh proyek tersebut

4
5

dapat tercapai dengan lancar. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya di
dalam pengelolaan proyek terkandung pula ketiga unsur manajemen yaitu :
1. ada suatu tujuan tertentu yang ingin dicapai (tujuan diadakannya proyek
tersebut);
2. ada proses kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu tersebut;
3. ada (memerlukan) bantuan orang dalam proses kegiatan tersebut.
Dengan demikian terhadap suatu proyek diperlukan pula adanya
perencanaan proyek yang baik, adanya pengorganisasian proyek yang baik,
adanya pengarahan yang baik, adanya pengoordinasian yang baik, serta
pengawasan yang baik agar tujuan proyek bisa tercapai. Manajemen proyek
merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip manajemen dalam mengelola suatu
proyek. Dalam konsep manajemen, diasumsikan bahwa sumber daya
manajemen sangat terbatas. Secara umum, sumber daya manajemen terdiri
dari material, sumber daya manusia, modal uang, metode kerja, pasar, dan
sebagainya.
Keterbatasan sumber daya di atas meski bisa menjadi kendala, namun
bukan berarti tidak bisa dihindari. Keterbatasan sumber daya tersebut dapat
diefisienkan penggunaannya melalui prinsip-prinsip manajemen. Prinsip-
prinsip manajemen inilah yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan proyek
secara efektif dan efisien.
Berdasar definisi di atas, konsep manajemen proyek mencakup
beberapa hal sebagai berikut.
1. menggunakan prinsip manajemen dengan dukungan sumber daya
perusahaan,
2. untuk mencapai tujuan jangka pendek yang telah digariskan,
3. menggunakan pendekatan sistem,
4. mempunyai arus kegiatan secara vertikal dan horizontal.

B. Fungsi Manajemen Proyek


Beberapa fungsi dari manajemen proyek (Dimyati dan Nurjaman,
2014), adalah:
6

1. Fungsi perencanaan (Planning)


Fungsi ini bertujuan dalam pengambilan keputusan yang
mengelola data dan informasi yang dipilih untuk dilakukan di masa
mendatang, seperti menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek,
dan lain-lain.
2. Fungsi Organisasi (Organizing)
Fungsi organisasi bertujuan untuk mempersatukan kumpulan
kegiatan manusia, yang memiliki aktivitas masing-masing dan saling
berhubungan, dan berinteraksi dengan lingkungannya dalam rangka
mencapai tujuan organisasi, seperti menyusun lingkup aktivitas, dan lain-
lain.
3. Fungsi Pelaksanaan (Actuating)
Fungsi pelaksanaan bertujuan untuk menyelaraskan seluruh pelaku
organisasi terkait dalam melaksanakan kegiatan/ proyek, seperti
pengarahan tugas serta motivasi, dan lain-lain.
4. Fungsi Pengendalian (Controlling)
Fungsi pengendalian bertujuan untuk mengukur kualitas
penampilan dan penganalisisan serta pengevaluasian kegiatan, seperti
memberikan saran-saran perbaikan, dan lain-lain

Berikut ini beberapa ulasan singkat mengenai fungsi manajemen


proyek yaitu:
1. Pelingkupan (Scooping) yaitu menjelaskan mengenai batas-batas dari
sebuah proyek.
2. Perencanaan (Planning) yaitu menidentifikasi tugas apa saja yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan sebuah proyek.
3. Perkiraan (Estimating) yaitu setiap tugas yang dibutuhkan dalam
penyelesaian sebuah proyek harus diperkirakan.
4. Penjadwalan (Scheduling) yaitu seorang manajer proyek harus
bertanggung jawab atas penjadwalan seluruh kegiatan suatu proyek.
7

5. Pengorganisasian (Organizing) yaitu seorang manajer proyek memastikan


bahwa seluruh anggota tim dari sebuah proyek mengetahui peran serta
tanggung jawab masing-masing dan hubungan laporan mereka kepada
manajer proyek.
6. Pengarahan (Directing) yaitu mengarahkan seluruh kegiatan-kegiatan tim
dalam proyek.
7. Pengontrolan (Controlling) yaitu fungsi pengontrolan atau pengendalian
ini mungkin saja merupakan fungsi tersulit dan juga terpenting bagi
seorang manajer apakah proyek akan berjalan semestinya ataukah tidak.
8. Penutupan (Closing) yaitu manajer proyek hendaknya selalu menilai
keberhasilan atau kegagalan pada kesimpulan dari sebuah proyek yang
dijalani.

C. Pengertian Wawasan Proyek dan Wawasan Fungsional


1. Wawasan proyek
Manajemen proyek adalah suatu disiplin ilmu dalam hal
perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan (menjalankan dan
mengendalikan), untuk bisa mencapai tujuan-tujuan proyek. Atau
manajemen proyek adalah suatu disiplin ilmu yang menerapkan
pengetahuan, keahlian serta keterampilan, secara teknis yang terbaik dan
juga dengan sumber daya yang terbatas untuk mencapai sebuah tujuan
yang sudah ditentukan supaya mendapatkan hasil yang maksimal dalam
kinerja, waktu, mutu dan keselamatan kerja.
Pengertian lain dari manajemen proyek yaitu sebuah aktivitas
untuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan,
pengontrolan sumber daya organisais yang berguna untuk mencapai
tujuan tertentu dalam waktu tertentu dan sumber daya tertentu.
2. Manajemen Klasik atau Fungsional
Definisi Manajemen menurut H. Koontz (1982) adalah proses
merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan kegiatan
anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran organisasi
8

(perusahaan) yang telah ditentukan. Yang dimaksut dengan proses adalah


mengerjakan sesuatu dengan pendekatan tenaga, keahlian, peralatan, dana
dan informasi.
Fungsi manajemen menurut pengertian di atas dapat diuraikan
lebih lanjut sebagai berikut :
a. Merencanakan
Merencanakan berati memilih dan menentukan langkah –
langkah kegiatan yang akan datang yang diperlukan untuk mencapai
sasaran. Langkah pertama adalah menentukan sasaran yang hendak
dicapai, kemudian menyusun urutan langkah kegiatan untuk
mencapainya. Jadi perencanaan dimaksudkan untuk menjembatani
antara sasaran yang akan diraih dengan keadaan atau situasi awal.
Salah satu kegiatan perencanaan adalah pengambilan keputusan.
b. Mengorganisir
Mengorganisir dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
berhubungan dengan cara bagaimana mengatur dan mengalokasikan
kegiatan serta sumber daya kepada para peserta kelompok (organisasi)
agar dapat mencapai sasaran secara efisien. Pengaturan peranan
dijabarkan menjadi pembagian tugas, tanggung jawab dan otoritas.
Atas dasar pembagian tersebut selanjutnya disusun struktur organisasi.
c. Memimpin
Kepemimpinan adalah mengarahkan dan mempengaruhi
sumber daya manusia dalam organisasi agar mau bekerja dengan
sukarela untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
d. Mengendalikan
Mengendalikan adalah menuntun dalam arti memantau,
mengkaji, dan bila perlu mengadakan koreksi agar hasil kegiatan
sesuai dengan yang telah ditentukan. Dalam fungsi ini hasil
pelaksanaan kegiatan selalu diukur dan dibandingkan dengan rencana.
e. Staffing
9

Staffing meliputi pengadaan tenaga kerja, jumlah ataupun


kualifikasi yang diperlukan bagi pelaksanaan kegiatan termasuk
perekrutan, pelatihan dan penyeleksian untuk menempati posisi dalam
organisasi.

Pemikiran manajemen klasik mencakup periode yang amat


panjang dan dikembangkan sejak abad ke-19, sewaktu kegiatan
perusahaan belum sebesar dan sekompleks saat ini. Dari sejarah terlihat
bahwa penerapan manajemen klasik untuk operasi perusahaan dan industri
amat besar peranannya dalam ikut mengatar kemajuan dan kebesaran
bidang tersebut sampai ke taraf dewasa ini. Adapun beberapa prinsip
manajemen klasik yang penting di antaranya adalah seperti yang diuraikan
berikut ini.
a. Departementalisasi dan Spesialisasi
Seperti telah disinggung, latar belakang pemikiran manajemen
klasik adalah keinginan untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas dalam suatu usaha. Salah satu upaya untuk maksud
tersebut adalah dengan membagi atau mengelompokkan kegiatan
sejenis ke dalam satu wadah atau departemen. Oleh karenanya,
struktur organisasi dalam manajemen klasik disusun sesuai tujuan
tersebut, misalnya berdasarkan fungsi yang sejenis, produk yang
semacam, atau lokasi teritorial. Pemisahan kegiatan usaha atas dasar
fungsi organik mendorong para pimpinan bidang (departemen) yang
bersangkutan untuk lebih memperhatikan masing-masing bidangnya
dibanding usaha koordinasi yang menyeluruh (menyangkut semua
departemen).
b. Struktur Piramida
Organisasi disusun menurut struktur piramida vertikal yang
berfungsi sebagai kesatuan yang terpadu. Struktur ini mengandung
pengertian bahwa ukuran besar kecilnya kompetensi sebanding dengan
tinggi rendahnya tingkatan di lapisan yang berjenjang dari organisasi
10

tersebut. Dengan demikian, keputusan-keputusan dan arus kegiatan


perusahaan mengalir turun-naiksesuai hierarki. Tanggungjawab serta
wewenang untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya
diberikan kepada mereka sesuai dengan posisi di jenjang hierarki.
Semakin tinggi posisi, semakin besar wewenang untuk mengambil
keputusan. Pelaksanaan dan penjabaran keputusan disampaikan ke
bawah, sedangkan informasi dan lapoaran pelaksanaan diajukan ke
atas melalui lapisan birokrasi.
c. Otoritas dan Rantai
Komando Pola otoritas (wewenang) mengikuti komando
vertikal, mengalir dari jenjang teratas sampai urutan terbawah.
Bawahan menerima perintah dari dan melapor kepada hanya satu
atasan. Bila bawahan harus melapor kelebih dari satu atasan, maka
akan timbul kebingungan. Wewenang pejabat terbatas pada batas-batas
area (unit) yang bersangkutan atau didasarkan atas dokumen tertentu
yang memberi penjelasan dan kewenangan khusus. Kegiatan dan tugas
rutin sehari-hari dan para anggota tercermin pada bagan organisasi.
Operasi sejenis di dalam organisasi berada di bawah satu pimpinan
dengan program yang jelas dan konsisten. Misalnya, bidang logistik
janganlah memiliki dua kepala bidang yang mungkin akan
menerbitkan prosedur pembelian yang berbeda.
d. Pengambilan Keputusan dan Disiplin
Dalam hal pengambilan keputusan, titik berat diarahkan untuk
membina pejabat eksekutif agar dapat diserahi tanggung jawab dalam
mengambil keputusan. Pembinaan tersebut dilakukan melalui seleksi
yang ketat, pendidikan dan pelatihan, termasuk penugasan diberbagai
bidang agar mengetahui operasi dan macam-macam masalah yang
dihadapi di dalam perusahaan secara menyeluruh. Hal ini akan
menambah pengalaman bagi yang bersangkutan dan membuatnya
lebih mantap dalam mengambil keputusan. Semua pihak dalam
organisasi berkewajiban menghormati peraturan yang telah dibuat.
11

Disiplin akan tumbuh dari hasil kepemimpinan yang baik, termasuk


perhatian atas keinginan subordinat dan adanya penalti bila terjadi
pelanggaran.
e. Lini dan Staf
Struktur organisasi manajemen klasik membedakan lini dan
staf. Pejabat lini membuat keputusan-keputusan sesuai dengan
wewenangnya, sedangkan anggota staf memberikan nasihat hasil dari
pemikiran dan pengalamannya. Anggota staf tidak mempunyai
wewenang mengeluarkan perintah kepada pejabat lini. Umumnya
anggota staf berurusan dengan kegiatan yang bersifat keahlian atau
spesialis.
f. Hubungan Atasan-Bawahan
Dengan pembagian otoritas yang berjenjang dan jalur
pelaporan satu arah, maka hal ini berarti keberhasilan kegiatan
tergantung pada hubungan antara atasan dengan bawahan. Bila
hubungan formal tersebut terjalin secara sehat, maka potensi
tercapainya sasaran perusahaan menjadi besar. Keleluasaan ruang
gerak bagi bawahan untuk mengembangkan inisiatif dan menciptakan
suasana tumbuhnya semangat kerja sama perlu mendapatkan perhatian
dari pimpinan.
g. Arus Kegiatan Horisontal
Hubungan yang membuka arus kegiatan horisontal dalam
manajemen klasik terselenggara dalam berbagai bentuk, seperti rapat
koordinasi antar departemen, pembentukan komite, dan panitia untuk
membicarakan dan membagi pekerjaan yang sifatnya memerlukan
koordinasi yang intensif. Jadi, dalam hal ini tidak dalam bentuk
institusi resmi dalam struktur organisasi.
h. Kriteria Keberhasilan dan Tujuan Tunggal
Manajemen klasik cenderung memberikan tekanan pada tujuan
tunggal, misalnya keuntungan perusahaan. Perkembangan dunia usaha
dewasa ini menuntut agar disamping tujuan mencapai keuntungan,
12

perlu diperhatikan pula faktor-faktor lain, seperti pelestarian


lingkungan, harapan keikut sertaan masyarakat setempat untuk ikut
memasok tenaga kerja dan material lokal.

D. Perbedaan Wawasan Proyek dan Wawasan Fungsional


Tabel di bawah ini memaparkan perbandingan antara wawasan
proyek dan wawasan fungsional
Fenomena Wawasan Proyek Wawasan Fungsional

(Manajemen Proyek) (Manajemen


Fungsional)
Lini-staff dikotomi Hierarki lini-staff serta Fungsi lini mempunyai
wewenang dan tanggung tanggung jawab tunggal
jawabnya tetap ada untuk mencapai sasaran
sebagai fungsi penunjang

Hubungan atasan Manajer ke spesialis, Merupakan dasar


dengan bawahan kelompok dengan hubungan pokok dalam
kelompok struktur organisasi

Struktur Piramida Unsur-unsur rantai Kegiatan utama


hubungan vertikal tetap organisasi dilakukan
ada, ditambah adanya menurut hierarki vertikal
arus kegiatan horisontal

Kerja sama untuk Joint venture para Kelompok dalam


mencapai tujuan peserta, ada tujuan yang organisasi dengan tujuan
sama dan ada juga yang tunggal
berbeda

Kesatuan komando Manajer proyek Manajer lini merupakan


13

mengelola, menyilang lini pimpinan tunggal dari


fungsional untuk kelompok yang
mencapai sasaran bertujuan sama

Wewenang dan Terdapat kemungkinan Tanggung jawab


tanggung jawab tanggung jawab lebih sepadan dengan
besar dari otoritas resmi wewenang, integritas,
tanggung jawab dan
wewenang terpelihara

Jangka waktu Kegiatan manajemen Terus - menerus dalam


proyek berlangsung jangka panjang sesuai
dalam jangka waktu umur instalasi dan
pendek. Tidak cukup produk. Optimasi dapat
waktu untuk mencapai diusahakan maksimal
optimasi operasional
proyek

E. Teknik dan Metode Bercorak Khusus


Beberapa teknik dan metode spesifik untuk menangani kegiatan
proyek yang sampai derajat tertentu membedakannya dari manajemen klasik,
diantaranya adalah seperti diuraikan sebagai berikut :
1. Merencanakan
Pada aspek perencanaan, baik manajemen proyek maupun klasik
mengikuti hierarki perencanaan (sasaran-objektif-strategi-operasional).
Namun, pada tahap operasional, manajemen proyek perlu didukung oleh
suatu metode perencanaan yang dapat menyusun secara cermat urutan
pelaksanaan kegiatan ataupun penggunaan sumber daya bagi kegiatan-
kegiatan tersebut agar proyek dapat diselesaikan secepatnya dengan
14

penggunaan sumber daya sehemat mungkin. Metode dan teknik yang


dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Analisis jaringan kerja, seperti Metode Jalur Kritis (CPM), Teknik
Pengkajian dan Telaah Proyek (PERT), dan Metode Preseden Diagram
(PDM).
b. Metode penyusunan perkiraan biaya proyek, dilakukan dengan
bertahap, sesuaid engan kperluan dan informasi yang tersedia pada
waktu yang bersangkutan, yang dikenal dengan perkiraan biaya
pendahuluan (preliminary cost estimate), perkiraan biaya proyek
(project budget), dan perkiraan biaya definitif (definitif estimate).
2. Mengorganisir
Dibuat susunan organisasi yang memacu terselenggaranya arus
kegiatan horisontal ataupun vertikal, dengan tujuan dicapainya
penggunaan sumber daya secara optimal. Untuk ini diusahakan agar
penyusunan dilakukan dengan menggunakan susunan organisasi matriks.
Dalam pada itu, diperkenalkan pula WBS atau susunan rincian lingkup
kerja yang “mempertemukan” pelaksana dengan paket yang hendak
dikerjakan.
Satu catatan khusus mengenai arus horisontal, yaitu dasar
pemikiran ini dimaksudkan untuk memperlancar proses pelaksanaan
pekerjaan yang seringkali melibatkan sejumlah organisasi pesetta proyek
di luar dan di dalam perusahaan. Yang dimaksud dengan arus horisontal
adalah pengelola proyek-dalam hal ini para manajer, tenaga ahli,
pengawas, dan lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan pelaksanaan
proyek- yang dalam rangka melakukan tugasnya membuka hubungan atau
komunikasi satu dengan yang lain agar arus kegiatan dapat mengalir
secara horisontal. Ini dapat merupakan individu atau kelompok (tim),
antara tim inti proyek dengan departemen fungsional di dalam organisasi
perusahaan, ataupun dengan organisasi diluar perusahaan.
Pertimbanagannya adalah bila hanya memakai arus kegiatan vertikal (jalur
vertikal), diperlukan waktu yang terlalu lama karena harus mengikuti
15

prosedur birokrasi yang berlapis-lapis, yang semula dirancang dan


diperlukan untuk kegiatan rutin operasional. Dengan adanya kegiatan arus
horisontal, diharapkan pihak-pihak yang bersangkutan dapat dibicarakan
dan merundingkan lansung secara kontinyu masalah yang dihadapi,
termasuk tidak lanjut yang diperlukan demi keberhasilan pelaksanaan
tugas-tugas yang diserahkan kepada mereka.
3. Memimpin
Pimpinan tunggal dari kelompok dan bagian organisasi disrehi
tugas khusus (proyek). Jadi, dia memimpin tim dalam bentuk koordinasi
dan integrasi yang arus kerjanya vertikal dan horisontal menyilang
lini/struktur fungsional yang telah “ada” sebelumnya. Pada umumnya
digunakan gaya kepemimpinan yang mengarah ke partisipasi, meskipun
dalam beberapa situasi digunakan gaya orientasi ke tugas. Untuk
melengkapi atau menambah otoritas resmi pimpro yang umumnya
dianggap kurang dibanding tanggung jawabnya, maka harus
dikembangkan expert power dan referent power.
Penanggung Jawab Tunggal
Karena sifat kegiatan proyek dan bentuk pengelolaan seperti telah
diuraikan sebelumnya, perlu adanya satu titik tumpuan yang dapat
bertindak sebagai
a. Pusat sumber informasi bagi semua masalah yang berkaitan dengan
proyek.
b. Pelaku koordinasi dan tindak lanjut antara peserta proyek.
c. Integrator dan pendorong agar kegiatan-kegiatan dikerjakan sesuai
prioritas dankepentingan yang lain dari proyek.
d. Penanggunggugatan (accountability) terhadap pelaksanaan
penyelenggaraan proyek.
Sebagai penanggung jawab tunggal ditunjuk manajer proyek
(pimpro) atau yang setara dengannya.
Aspek Integrasi
16

Penekanan khusus fungsi kepemimpinan dalam manajemen proyek


adlah sebagai integrator, terutama bila manajemen proyek ini beroperasi
dengan memakai struktur organisasi matriks. Dalam struktur organisasi
tersebut terlihat dengan jelas adanya ketergantungan teknis ataupun
organisatoris antara pihak-pihak peserta, baik dari dalam maupun luar
organisasi. Sebagian besar dari mereka tidak berada dibawah komando
pimpro. Bila kadar ketergantungannya cukup besar, maka diperlukan
langkah integrasi yang intensif agar kegiatan bisa menajdi sinkron dan
tidak terlepas sendiri-sendiri.
4. Mengandalikan
Dalam kegiatan proyek, diperlukan danya keterpaduan antra
perencanaan dan pengendalian yang relatif lebih erat dibanding dengan
kegiatan yang bersifat rutin. Untuk itu perlu digunakan metode yang
sensitif, artinya dapat engungkapkan atau mendeteksi penyimpangan
sedini mungkin. Metode yang dimaksud, misalnya konsep earned value
dan C/S-CSC.
5. Menggunakan Pendekatan Sistem
Pendekatan ini menekankan bahwa proyek adalah bagian dari
siklus sistem yang lengkap. Dengan demikian, penaganannya hendaknya
mengikuti metodologi sistem. Misalnya, pada tahap konseptual dan
PP/Definisi dipakai analisis sistem sebagai sarana dalam mengambil
keputusan. Untuk meujudkan gagasan menjadi kenyataan fisik dipakai
engineering sistem, sedangkan pada tahap implementasi dipakai
manajemen sistem. Manajemen sistem ditandai oleh upaya mencapai
keberhasilan total sistem, bukan unsur-unsurnya. Sebagai contoh, upaya
optimasi keluaran (output) sistem (perusahaan)-bukan subsistem seperti
departemen logistik, departemen keuangan, manufaktur, atau yang lain-
lainnya.
Butir-butir di atas akan merupakan bahan kajian utama pada bab-
bab yang membahas organisasi, kepemimpinan dan metode perencanaan
dan pengendalian, serta konsep pemikiran sistem.
17

Pada Gambar 2-3 dijabarkan 5 fungsi manajemen klasik (A) yang


pada dasarnya dirancang untuk mengelola kegiatan operasi rutin dengan
keadaan yang relatif stabil, kemudian 5 fungsi itu dihadapkan pada
perilaku kegiatan proyek (B).
6. Pendekatan Contingency atau Situasional
Para pemikir masalah manajemen yang mengamati aplikasi teori-
teori manajemen yang efektif untuk situasi tertentu tidak memberikan hasil
sesuai dengan harapan untuk situasi lain. Dengan kata lain, teknik
pengelolaan yang bekerja dengan baik bagi suatu kegiatan tidak menjamin
keberhasilan yang sama bagi kegiatan yang berbeda. Dengan latar
belakang hasil pengamatan tersebut, timbul pendekatan yang dikenal
sebagai pendekatan contingency yang menyatakan bahwa tugas
manajemen adalah mengidentifikasi teknik dan metode mana yang harus
digunakan untuk menangani suatu kegiatan pada waktu dan kondisi
tertentu.
18

Ringkasan Hubungan Manajemen Klasik/Fungsional dan Pengelolaan


Proyek

MANAJEMEN KLASIK-FUNGSIONAL
(5 fungsi manajemen)

1. Merencanakan 2. Mengorganisir 3. Staffing 4. Memimpin 5. Mengandalikan

PERILAKU PROYEK
(Perbedaan yang dominan terhadap operasi rutin)

Nonrutin Banyak peserta Sementara Bukan komando Sekali lewat


Sekali lewat Banyak ragam Waktu pendek tunggal Erat terkait
Kompleks pekerjaan Jenjang karir Tenaga ahli Berubah cepat
Erat terkait Waktu pendek Kurang otoritas
Sementara Kurang sasaran
motivasi

MANAJEMEN PROYEK
(Penerapan 5 fungsi manajemen terhadap kegiatan proyek)

Management by Matriks Sumber luar yang Penaggung jawab tunggal Deteksi sensitive
exception Horisontal siap Expert dan reference Peramalan
Jaringan kerja (jalur Koordinasi Pelatihan minimal power Erat dengan
kritis) Integrasi Gaya partisipasi perencanaan
Setapak demi setapak Vertikal

Gambar 2-3 Ringkasan hubungan manajemen fungsional dengan manajemen


proyek.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen proyek adalah suatu ilmu dan seni untuk mengadakan
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan
(directing), pengoordinasian (coordinating), dan mengadakan pengawasan
(controlling) terhadap orang dan barang untuk mencapai tujuan tertentu dari
suatu proyek. Manajemen proyek merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip
manajemen dalam mengelola suatu proyek.
Tujuan dari manajemen proyek adalah untuk dapat mengelola fungsi-
fungsi manajemen hingga diperoleh hasil optimum sesuai dengan persyaratan
yang ada dan telah ditetapkan serta untuk dapat mengelola sumber daya yang
seefisien dan seefektif mungkin.
Ada 4 fungsi pokok dalam manajemen proyek yaitu Perencanaan
(Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pelaksanaan (Actuating) dan
Pengendalian (Controlling). Beberapa teknik dan metode spesifik untuk
menangani kegiatan proyek yang sampai derajat tertentu membedakannya dari
manajemen klasik, diantaranya adalah merencanakan, mengorganisir,
memimpin, mengandalikan, menggunakan pendekatan sistem dan pendekatan
contingency atau situasional

B. Saran
Menurut pendapat kelompok kami, kita harus mengerti dan memahami
konsep dan fungsi dari manajemen proyek. Hal ini berfungsi agar kita
mempunyai pedoman dan konsep apabila kita terjun di lapangan untuk
menggarap suatu proyek tertentu.

19
DAFTAR PUSTAKA

Arianie, G. P., & Puspitasari, N. B. (2017). PERENCANAAN MANAJEMEN


PROYEK DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI DAN
EFEKTIFITAS SUMBER DAYA PERUSAHAAN (Studi Kasus : Qiscus
Pte Ltd). J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, 190.
Buana, U. M. (n.d.). MODUL-PERKULIAHAN-MANAJEMEN-PROYEK-SI.
Retrieved from http://fasilkom.mercubuana.ac.id/wp-
content/uploads/2017/10/MODUL-PERKULIAHAN-MANAJEMEN-
PROYEK-SI.pdf
Pujiyono, B. (n.d.). Konsep Manajemen Proyek. Retrieved from
http://repository.ut.ac.id/3983/1/ADPU4338-M1.pdf

20

Anda mungkin juga menyukai