Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN

MENEJEMEN PROYEK

OLEH:

YOHANES JEN SAGUS

IRENIUS ABAINPAH

INOSENSIUS ANGGO

PRODI ARSITEKTUR

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

-KUPANG

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen telah banyak disebut sebagai “seni untuk merealisasikan

pekerjaan melalui orang lain”. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajemen

mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan

berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain tidak melakukan pekerjaan

– pekerjaan itu sendiri.

Manajemen memang mempunyai pengertian lebih luas dari pada itu, tetapi

definisi tersebut memberikan kenyataan kepada kita bahwa kita berutama mengelola

sumber daya manusia, bukan material atau financial. We are managing human

resources. Selain manajemen mencakup fungsi perencanaan (penetapan apa yang

akan dilakukan), pengorganisasian (perancangan dan penugasan kelompok kerja),

penyusun personalia (penarikan, seleksi, pengembangan pemberian kompensasi dan

penilaian prestasi kerja), pengarahan (motivasai, kepemimpinan, integritas, dan

pengelolaan konflik) dan pengawasan.

Pengertian manajemen begitu luas, sehingga dalam kenyataannya tidak ada

definisi yang yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Seperti yang

dikemukakan oleh Stoner ebagai berikut :

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya

organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Dari devinisi diatas terlihat bahwa Stoner telah menggunakan kata proses

bukan seni. Mengartikan manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hal itu
adalah kemampuan dan keterampilan pribadi. Suatu proses adalah cara sistematis

untuk melakukan pekerjaan. Manajemen didefinisikan sebagai proses karena semua

manajer, tanpa memperdulikan keahlian atau keterampilan khusus mereka. Harus

melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan

yang mereka inginkan.

Proses tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen, yaitu perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Secara khusus, manajemen terbagi

lagi. Salah satunya adalah manajemen proyek. Manajemen proyek dapat didefinisikan

adalah merupakan penerapan keahlian, ilmu pengetahuan dan keterampilan, baik

secara teknis dengan menggunakan resource terbatas untuk menggapai sasaran yang

ditetapkan, supaya menghasilkan kinerja, waktu, mutu dan keselamatan kerja yang

optimal. Untuk lebih jelasnya, akan dibahas di bab selanjutnya.

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari uraian singkat di atas, penulis dapat merumuskan masalah

yang menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini yaitu:

1. Apakah pengertian manajemen proyek?

2. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan manajemen proyek hingga bisa sampai

sekarang ini?

3. Teknik-teknik apa sajakah yang seharusnya digunakan demi keberhasilan suatu

manajemen proyek?

4. Apakah keterbatasan yang biasanya didapatkan dalam manajemen proyek?

C. Batasan Masalah
Untuk membatasi ruang lingkup pembahasan makalah ini demi

mengefisienkan waktu penyelesaian makalah ini. Penulis memberikan beberapa

batasan masalah bahwa : konteks manajemen proyek yang dibahas dalam makalah ini

bersifat umum dan tidak mengkhusus atau lebih mendetail, mengingat waktu yang

diberikan untuk menyelesaikan makalah ini sangat minim di tambah dengan kesibukan

lain selama menjadi mahasiswa di Universitas Hasanuddin.

D. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :

1. Mengetahui pengertian tentang manajemen proyek

2. Mengetahui sejarah dan perkembangan manajemen proyek.

3. Mengetahui Teknik-teknik yang seharusnya digunakan demi keberhasilan suatu

manajemen proyek.

4. Mengetahui Keterbatasan yang biasanya didapatkan dalam manajemen proyek.


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian menejemen proyek


1. Proyek didefenisikan sebagai sebuah aktifitas unik yang saling tekait untuk
mencapai satu hasil tertentu dan dilakukan dalam periode waktu tertentu pula
(Chase et al., 1998).
2. Proyek adalah kegiatan sementara yang berlangsung untuk jangka waktu terbatas
dengan pembagian sumber daya tertentu dan dirancang untuk menyelesaikan tugas-
tugas serta memiliki tujuang yang jelas.
3. Menurut Association for Project Management (APM), definisi proyek adalah sebuah
pekerjaan yang bersifat unik dan sementara.
4. Proyek adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan waktu dan sumber daya
terbatas untuk mencapai hasil akhir yang ditentukan. Dalam mencapai hasil akhir,
kegiatan proyek dibatasi oleh anggaran, jadwal, dan mutu, yang dikenal sebagai tiga
kendala (triple constraint).
5. Menurut Adler (1970): "A project is the minimun investment which is economicaly
and technicaly feasible.
2. karakteristik dari proyek? karakteristik berupa:
1. Memiliki batasan waktu : proyek bersifat temporary atau sementara jadi dapat
didefinisikan sendiri proyek itu memiliki waktu mulai(start date) dan waktu akhir(end
date), batasan waktu pengerjaan proyek biasanya ditentukan oleh customer, dengan
pertimbangan dari kapasitas yang mengerjakan proyek dan kebutuhan dari customer itu
sendiri
2. Terdapat batasan atau scope : proyek tidak bersifat umum atau memiliki ruang lingkup
yang berbeda dengan disiplin ilmu yang berbeda pula, secara global proyek terbagi atas
2 bidang yaitu proyek IT dan non-IT
3. Penuh dengan ketidakpastian : karakteristik ini yang paling saya ingat, dikarenakan
saya menjadi salah satu objek untuk menjelaskan apa maksud dari karakteristik ini,
seingat saya(pernah baca di blog lain) salah satu bidang Proyek yaitu IT, seiring dengan
berkembangnya teknologi(IT) permintaan akan kebutuhan akan terus berkembang
sehingga hal ini mendasari ketidakpastian dari proyek tersebut, dan saya tidak tahu
apakah penjelasan saya itu salah namun yang dimaksud penuh dengan ketidakpastian
ialah tidak ada yang tahu apakah sebuah proyek akan berhasil atau tidak, karena menurut
pengalaman dunia lebih banyak proyek yang gagal dibandingkan dengan yang berhasil
4. Menghasilkan Produk yang Unik : tujuan dari sebuah proyek ialah menghasilkan
produk yang beda dari yang lain, atau memiliki fungsionalitas yang belum ada
sebelumnya, seperti contoh sebuah instansi perkantoran/perusahaan yang menginginkan
dibuatkan software yang sesuai dengan proses bisnis internal perusahaan, software
tersebut dibuat berdasarkan kebutuhan customer/company sehingga output dari proyek
tersbebut ialah produk yang unik
5. Memiliki Sumber Daya(Manusia dan non Manusia) : sebuah proyek pasti
membutuhkan sumber daya baik itu manusia dalam hal pekerja ataupun infrastruktur atau
teknologi yang akan digunakan
6. Memiliki Tujuan Spesifik/Sasaran : Tujuan dapat berupa produk yang
berkualitas,waktu pengerjaan dan biaya yang akan dikeluarkan. kualitas dari produk yang
dihasilkan harus sesuai dengan janji yang telah dibuat dengan customer dan juga tepat
waktu dalam menghasilkan produk tersebut
7. Memiliki Stakeholder : Definisi dari Stakeholder ialah semua orang/organisasi yang
terlibat dalam pengerjaan proyek, berikut jenis-jenis dari stakeholder.

1. Customer/User
2. Sponsor
3. Protofolio Manager
4. Program Manager
5. Project Management Office
6. Project Manager
7. Project Team
8. Functional Manager
9. Operations Management
10. Seller/Business Partner

3. Timbulnya lde Proyek

Proyek bisa dilihat dari cara munculnya ide proyek. Cara munculnya ide ini akan membawa
pengaruh bagaimana suatu pekerjaan proyek bisa didapat kan oleh suatu perusahaan. Ada
bermacam-macam cara munculnya ide proyek, antara lain :

1. Dari Klien langsung ke Konsultan


kontraktor Proyek yang berasal dari klien yang ditawarkan ke suatu konsultan atau kontra
ktor, di mana sudah jelas macam pekerjaan yang harus. Manajemen Proyek-Konsep dan
lmplementasi ditangani. Dalam kondisi seperti ini biasanya tidak ada proses tender
sehingga tidak ada suasana kompetitif dalam perebutan proyek. Hal ini terjadi ji ka
terdapat hubungan baik antara pemberi dan penerima proyek. Banyak sekali proyek
seperti ini, khususnya untuk proyek yang nilainya relatif kecil. Contoh, suatu perusahaan
swasta meminta konsultan manajemen untuk membuat suatu corporateplan.
2. Karena ada tawaran dana Ada pr oye k yang muncul karena adanya tawaran dana dari
instansi atau lembaga tertentu. Dengan adanya tawaran itu kita bisa menyusun proposal
proyek. Di dalam lembaga pendidikan sering ada tawaran dana penelitian untuk topik
tertentu dengan alokasi dana tertentu. Dengan adanya ini suatu tim atau per orangan
mengajukan suatu proposal penelitian. Jika proposal ini disetujui, maka terciptalah
sebuah proyek penelitian.
3. Lewat proses lelang Dalam hal ini ide proyek muncul karena adanya tawaran lelang. Di
sini suatu konsultan atau kontraktor harus berkompetisi untuk memenangkan tender
lelang. Proses yang harus dilalui biasanya lebih rumit dan panjang. Keprofesionalan suatu
perusahaan bisa teruji di sini. Jika tender dilakukan secara fair maka hanya perusahaan
yang profesional di bidangnya yang kemung kinan besar bisa memenang kan persaingan
dan dipilih sebagai pelaksana proyek. Proyek-proyek pemerintah untuk pembangunan
jalan, irigasi, fasilitas publik yang lain dan pengadaan alat biasanya masuk dalam
kategori ini.
4. Dari dalam perusahaan sendiri Ide proyek berasal dari dalam perusahaan sendiri dengan
sumber dana dari perusahaan, dan dikerjakan sendiri oleh perusahaan. Proyek proyek
perbai kan proses, fasilitas ataupun manajemen produksi suatu perusahaan manufaktur
atau riset dan pengembangan masuk dalam kategori ini. Misalkan suatu perusahaan
membuat suatu tim untuk mendesain suatu statistical process control lalu diterapkan di
salah satu lini produksi . Munculnya ide berasal dari dalam dan dikelola oleh orang-
orang dari dalam perusahaan sendiri.
5. Melalui penawaran Konsep dan Pengertian Jika suatu perusahaan atau konsultan tidak
mendapatkan pekerjaan, maka sangat mungkin perusahaan tersebut akan menawarkan
produk/ jasa atau solusi dari suatu persoalan kepada parusahaan atau individu yang
potensial memerlukannya. Dari situ mungkin calon kustomer akan tertarik untuk
membeli produk atau solusi yang ditawarkan, di sini pekerjaan proyek bisa muncul
karena keaktifan pihak konsultan. Se bagai c ont oh, sua tu k onsultan bisa melakukan
presentasi kesuatu perusahaan mengenai pekerjaan apa saja yang bisa dikerjakan oleh
konsultan ini untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang didatanginya. Misalkan
pekerjaan pembuatan sistem in formasi manajemen.
4. Sasaran Proyek

Setiap proyek mempunyai tujuan yang telah disebutkan dalam ciri-ciri proyek. Dalam mencapai
tujuan tersebut terdapat tiga sasaran yang sering juga dianggap sebagai kendala, yaitu :

1. Anggaran Anggara proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi
anggaran. Untuk proyek – proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan
jadwal bertahun-tahun, anggarannya bukan hanya ditentukan untuk total proyek
tetapi dipecah bagi komponen-komponennya, atau per periode tertentu yang
jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Dengan demikian penyelesaian bagian-
bagian proyek pun harus memenuhi sasaran anggaran per periode.
2. Jadwal Jadwal proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal
akhir yang telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka
penyerahannya tidak boleh melewati batas waktu yang ditentukan.
3. Mutu Mutu produk atau hasil kegiatan proyek harus memiliki spesifikasi dan
kriteria yang dipersyaratkan. Sebagai contoh, bila hasil kegiatan proyek tersebut
berupa instalasi pabrik, maka kriteria yang harus dipenuhi adalah pabrik harus
mampu beroperasi secara memuaskan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
Kegiatan tersebut bersifat tarik menarik. Artinya, jika ingin meningkatkan kinerja
produkyang telah disepakati dalam kontrak, maka pada umumnya harus diikuti
dengan menaikan mutu, yang selanjutnya berakibat pada naiknya biaya melebihi
anggaran. Sebaliknya bila ingin menekan biaya,maka biasanya harus
berkompromidengan mutu atau jadwal. Dari segi teknis, ukuran keberhasilan
proyek dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran tersebut dapat dipenuhi.

####2.4

Perbedaan Kegiatan Proyek dengan Kegiatan Operasi


Terdapat
beberapa
ciri
perbedaan
yang
mendasar
antara
kegiatan
proyek
dengan kegiatan operasi, yaitu :
Tabel 2.1 Perbedaan antara kegiatan proyek dengan kegiatan operasional
Kegiatan proyek
Kegiatan Operasional
Bercorak dinamis, non rutin
Berulang-ulang, rutin
Siklus proyek relatif pendek
Berlangsung dalam jangka panjang
Intensitas kegiatan di dalam periode
siklus proyek berubah-ubah (naik turun)
Itensitas kegiatan relatif sama
Kegiatan harus diselesaikan bedasarkan
anggaran dan jadwal yang ditentukan
Batasan anggaran dan jadwal tidak
setajam proyek.
Terdiri dari bermacam-macam kegiatan
yang memerlukan disiplin ilmu
Macam kegiatan tidak banyak
Keperluan sumber daya berubah, baik
macam maupun volumenya
Macam dan volume keperluan
sumber daya relatif konstan
Sumber : Iman soeharto, “ Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional”,2002

### perbedaan antara proyek dengan program. Secara umum perbedaannya adalah sebagai
berikut.
1. Sifat
Pada proyek, sifat dari kegitan bersifat dinamis, dilaksanakan dengan periode waktu yang
tidak rutin tergantung dari kondisi. Misalkan proyek perbaikan atau rehab, ada beberapa
proyek yang dilaksanakan rutin, tapi sebagian besar bersifat tidak rutin. Sedangkan program
secara umum dilakukan secara rutin dan dilakukan secara berkala.

2. Waktu
Pada proyek, kegiatan berlangsung dalam kurun waktu yang terbatas, entah itu 3 bulan, 6
bulan, 1 tahun atau bahkan multiyears. Sedangkan program secara umum dilakukan secara
kontinu dengan jenis kegiatan yang sama.

3. Intensitas
Pada proyek, intensitas tiap kegiatan di dalamnya berbeda-beda, misal kegiatan pembersihan
lahan, kegiatan arsitektur dan interior, kegiatan struktur. Masing-masing kegiatan ini
memiliki waktu yang berbeda-beda. Sedangkan program intensitas kegiatannya relatif sama.

4. Batasan
Batasan dalam proyek lebih jelas, terutama terkait batasan waktu dan biaya proyek.
Sedangkan untuk program batasan tidak sejelas proyek, hanya diatur pada anggaran
tahunan.

5. Jumlah kegiatan
Kegiatan yang dilakukan di proyek beragam dan memerlukan sumber daya manusia dengan
klasifikasi yang bermacam-macam. Misalnya kegiatan pekerjaan interior dilakukan oleh
desainer dan kontraktor interior, kegiatan pekerjaan struktur dilakukan oleh ahli teknik sipil.
Sedangkan kegiatan pada program tidak sebanyak proyek, sehingga kasifikasi sumber daya
manusianya juga tidak sebanyak proyek.

6. Jalur komunikasi
Pada kegiatan proyek, klasifikasi sumber daya manusia sangat beragam dengan berbagai
tingkatan dan jalur komunikasi serta tanggungjawabnya akan dilakukan secara vertikal
(atasan dan bawahan) serta horisontal (anggota setingkat). Sedangkan pada program
penekannya dilakukan secara vertikal.

5. Macam-macam Proyek Konsep dan Pengertian


Menurut jenisnya pekerjaanya, proyek bisa diklasifikasikan antara lain sebagai berikut
1.Proyek Konstruksi Proyek ini biasanya berupa pekerjaan membangun atau membuat
produk fisik. Sebagai contoh adalah proyek pembangunan jalan raya, jembatan atau
pembuatan boiler.
2.Proyek Penelitian dan Pengembangan Pr oye k ini bisa berupa penemuan produk baru,
temuan alat baru, atau penelitian mengenai ditemu kannya bibit unggul untuk suatu
tanaman. Proyek ini bisa muncul di lembaga komersial maupun pemerintah. Setelah suatu
produk baru ditemukan atau dibuat biasanya akan disusul pembuatan secara massal untu k
di komersialisasikan.
3.Proyek yang berhubungan dengan manajemen jasa Proyek ini sering muncul dalam
perusahaan maupun instansi pemerintah. Proyek ini bisa berupa:
• Perancangan struktur organisasi
• Pembuatan sistem informasi manajemen
• Peningkatan produ ktivitas perusahaan
• Pemberian train
6. Perkembangan Dalam Siklus Proyek

Suatu sistem yang dinamis, seperti halnya proyek, memiliki tahap-tahap perkembangan. Pada
masing-masing tahap terdapat kegiatan yang dominan dengan tujuan yang khusus atau spesifik.
Sampai saat ini belum ada keseragaman pembagian tahap dalam siklus proyek, baik jumJah
maupun terminologi yang dipakai.
1. Pembagian Menurut UNIDO
Salah satu sistematika penahapan yang luas pemakaiannya adalah yang disusun oleh United
Nation Industrial Development Organization (UNIDO). UNIDO membagi siklus proyek
menjadi 2 tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap implementasi. Kegiatan pada kedua tahap
itu diperinci menjadi sebagai berikut :
Tahap Persiapan
Identifikasi gagasan atau analisis pendahuluan.

 Pengembangan ide menjadi konsepkonsep altenatif.


 Formulasi lingkup proyek.
 Evaluasi lanjutan dan keputusan untuk investasi.
Tahap Implementasi
 Penyiapan desain-engineering terinci, jadwal induk, dan anggaran
 Pengadaan kontrak dan pernbelian.
 Pengeijaan pabrikasi, konstruksi, uji coba, dan start-up.
Setelah proyek selesai kemudian dilanjutkan dengan operasi rutin dari instalasi yang baru
selesai dibangun.

2. Pembagian Menurut MRDC


Mobil Research and Development Corporation (MRDC), suatu anak perusahaan
Mobil Oil-Princeton USA yang bergerak dalam konsultansi bidang penelitian dan
pengembangan termasuk pengelolaan proyek, menyusun sistematika siklus proyek
menjadi tiga tahap. Ketiga tahap tersebut terdiri atas Frontend, Tahap 1 dan Tahap 2,
dengan perincian sebagai berikut :

Front And
Tahap ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

 Mengidentifikasi lingkup gagasan (ide) yang timbul.


 Memikirkan alternatif-alternatif yang mungkin.
 Memilih altematif dan merumuskannya menjadi lingkup kerja pendahuluan.
 Membuat perkiraan biaya dan jadwal pendahuluan.
 Menyiapkan angka anggaran biaya tahap berikutnya.
Tahap 1
Terdiri dari kegiatan-kegiatan :

 Memperjelas definisi Iingkup kerja.


 Menyusun anggaran proyek dan jadwal induk;
 Menyiapkan dokurnen tender, rancangan kontrak, dan
 Memilih calon pelaksana (kontraktor) untuk pekerjaan Tahap 2.
Tahap 2
Kegiatan utamanya terdiri dari :

 Membuat desain-engineering terinci.


 Melakukan pembelian atau kontrak material dan jasa.
 Manufaktur (pabrikasi) peralatan dan konstruksi.
 Melakukan inspeksi, uji coba, dan startup.
Bila tahap-tahap di atas telah diselesaikan maka proyek telah dianggap selesai dan
diserahkan kepada pemilik untuk dioperasikan.

3. Pembagian Menurut PMI


Salah satu sistematika penahapan yang disusun oleh PMI (Project Management
Institute), yaitu suatu institusi yang mengembangkan manajemen proyek dan telah
dikenal dan diakui secara luas terutama oleh mereka yang terkait dengan masalah proyek,
terdiri dari tahap-tahap konseptual, perencanaan & pengembangan (PP /Definisi),
implementasi, dan terminasi.

Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa pembagian siklus proyek menjadi beberapa


tahap pada umumnya didasarkan atas jenis kegiatan utama (dominan) yang berlangsung
di dalam tahap yang bersangkutan.

Kegiatan utama ini tidak harus berhenti pada tahap yang bersangkutan, tetapi masih
berkelanjutan di tahap berikutnya.

Jadi, ada jenis kegiatan yang sama dengan tahap terdahulu tetapi intensitasnya sudah jauh
berbeda. dari sudut pengelolaan proyek, manfaat yang diperoleh dari adanya pembagian
siklus proyek menjadi tahap tahap ini adalah memudahkan untuk mengidentifikasi dan
mengikuti perubahan kegiatan, dan selanjutnya menyiapkan sumber daya dan usaha yang
diperlukan untuk menanganinya.

Demikianlah Artikel tentang dinamika dalam Siklus Proyek, Anda bisa Membaca Artikel
sebelumnya yaitu Kompleksitas dan Macam-macam Proyek. Pembahasan selanjutnya
yaitu mengenai Tahapan Siklus Proyek Menurut PMI.
7. Kontrak lump sump, di mana biaya yang harus dikeluarkan pemilik proyek adalah suatu jumlah
tetap yang didapat dari perhitungan seluruh aspek pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak,
seperti gambar design, spesifikasi umum dan teknis serta aturan-aturan administrative lainnya.
Jenis kontrak ini mempunyai karakteristik sebagai berikut : Jenis kontrak ini meliput semua
biaya yang tetap terdiri dari semua aspek pekerjaan.Jumlah biaya yang ditetapkan sudah
memperhitungkan kesulitan-kesulitan di lapangan serta biaya-biaya tak terduga, sehingga tidak
ada tambahan biaya lagi untuk kondisi tersebut, sehingga perencanaan proyek diusahakn dengan
sempurna.Kondisi yang diperhitungkan adalah dalam keadaan force major.Banyak dipakai
karena beresiko minimal bagi pemilik proyek.Biaya yang harus disediakan dapat diketahui lebih
awal Banyak dipakai oleh pemilik proyek dengan harapan pekerjaan tambah kurang
diminimalisir.
Kontrak ni tidak cocok untuk volume pekerjaan yang tidak pasti seperti pekerjaan penggalian
tanah dan pekerjaan pondasi.
8. Menurut Wideman (1992), risisko proyek dalam manajemen risiko adalah efek kumulasi dari
peluang kejadian yang tidak pasti, yang mempengaruhi sasaran dan tujuan proyek. Secara ilmiah
risiko didefinisikan sebagai kombinasi fungsi dari frekuensi kejadian, probabilitas dan
konsekuensi dari bahaya risiko yang terjadi.Frekuensi kejadian dengan tingkat pengulanganyang
tinggi akan memperbesar probabilitas atau kemungkinan kejadiannya. Frekuensi kejadian boleh
tidak dipakai seperti perumusan di atas, karena itu risiko dapat dituliskan sebgai fungsi dan
probabilitas dan konsekuensi saja, dengan asumsi frekuensi telah termasuk dalam
probabilitas.Nilai probabilita adalah nilai dari kemungkinan risiko akan terjadi berdasarkan
pengalaman-pengalaman yang sudah ada, berdasarka nilai kualitas dan kuantitasnya. Jika tidak
memiliki cukup pengalaman dalam menetukan probabilitas risiko, maka probabilitas risiko harus
dilakukan dengan hati-hati serta dengan langkah sistematis agar nilainya tidak banyak
menyimpang. Untuk itu studi literatur dan studi banding pada perusahaan/proyek lain yang
pernah mengalaminya perlu dilakukan guna mereduksi ketidakpastian yang lebih besar.
Identifikasi RisikoIdentifikasi risiko dilakukan agar variable risiko yang dinilai dan dievaluasi
dapat diketahui dan diidentifikasi dan ditangani, dengan metode sebagai berikut :
1. Check list, didasarkan atas pengalaman yang digunakan untuk situasi proyek yang sama
dengan kejadian yang berulang-ulang.
2. Thinking prompts, menggunakan data check list kemudian diturunkan menjadi lebih spesifik
dengan risiko penting tidak dihilangkan.
3. HAZOP (Hazard and Operability), metode ini mengidentifikasi bahaya dan masalah
operasional yang timbul.
4. Past data, metode ini dilakukan dengan mengidentifikasi kerugian yang sering terjadi, dengan
menggunakan data masa lampau.
5. Audits, bertujuan memonitor sistem, dengan mengidentifikasi dan meguji beberapa masalah,
bukan mengidentifikasi risiko yang terjadi.
10. Proyek selalu mengandung risiko. Pada tahap awal siklus proyek potensi terjadinya
risiko amat tinggi dan semakin lama semakin menurun, tetapi dampak yang ditimbulkan
(amount at stake) justru sebaliknya. Jelaskan pernyataan tersebut!
Menurut Wideman (1992), risisko proyek dalam manajemen risiko adalah efek
kumulasi dari peluang kejadian yang tidak pasti, yang mempengaruhi sasaran dan
tujuanproyek. Secara ilmiah risiko didefinisikan sebagai kombinasi fungsi dari
frekuensi kej adi an, probabili t as dan konsekuensi dari bahaya risiko yang terjadi.
Frekuensi kejadian dengan tingkat pengulanganyang tinggi akan memperbesar
probabilitas atau kemungkinan kejadiannya. Frekuensi kejadian boleh tidak dipakai
seperti perumusan di atas, karena itu risiko dapat dituliskan sebgai fungsi dan
probabilitas dan konsekuensi saja, dengan asumsi frekuensi telah termasuk dalam
probabilitas. Nilai probabilita adalah nilai dari kemungkinan risiko akan terjadi
berdasarkan pengalaman-pengalaman yang sudah ada, berdasarka nilai kualitas dan
kuantitasnya. Jika t i d a k m em i l i ki cuk up p e n gal am an d al am m e net uk an
probabilitas risiko, maka probabilitas risiko harus di l ak uk an d e n gan h at i -h at i
s e rt a d en ga n La n gk ah sistematis agar nilainya tidak banyak menyimpang. Untuk itu
studi literatur dan studi banding pada perusahaan/proyek lain yang pernah
mengalaminya perlu dilakukan guna mereduksi ketidakpastian yang lebih besar.

Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko dilakukan agar variable risiko yang dinilai dan dievaluasi dapat
diketahui dan diidentifikasi dan ditangani, dengan metode sebagai berikut :
1. Check list, didasarkan atas pengalaman yang digunakan untuk situasi proyek yang sama
dengan kejadian yang berulang-ulang.
2. Thinking prompts, menggunakan data check list kemudian diturunkan menjadi lebih
spesifik dengan risiko penting tidak dihilangkan.
3. HAZOP (Hazard and Operability), metode ini mengidentifikasi bahaya dan
masalahoperasional yang timbul.
4. Past data, metode ini dilakukan dengan mengidentifikasi kerugian yang sering terjadi,
dengan menggunakan data masa lampau.
5. Audits, bertujuan memonitor sistem, dengan mengidentifikasi dan meguji beberapa
masalah, bukan mengidentifikasi risiko yang terjadi.
6. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis), hampr sama seperti HAZOP tetapi motode ini
mengidentifikasi „bagaimanapun kejadian bisa terjadi‟, bukannya „apa yang terjadi jika ada
kegagalan‟ seperti identifikasi metode HAZOP.
7. Critical Incident Analysis, dengan melakukan curah gagasan dalam tim lalu
mengidentifikasi dan mencegah masalah agar tidak menjadi lebih rumit.
Penilaian Risiko
Penilaian risiko dilakukan dalam tiga tahapan guna memastikan objektivitas variable
risiko dengan cara menilai tingkat pentingnya, menganalisis kategori risiko untuk
mengetahui klasifikasinya, serta menilai potensi risiko dengan memberikan kriteria-
kriteria tertentu.
1. Evaluasi penentuan Tingkat Penting Risiko dilakukan guna mendapatkan variable risiko
yang menjadi prioritas terpilih dari proyek yang ditangani. Evaluasi dapat dilakukan dengan
cara survei responden terhadap varible risikonya, kemudian hasilnya dianalisis dengan cara
statistik diskriptif atau bisa saja dari catatan data masa lampau terhadap proyek sejenis lalu
dilakukan justifikasi oleh pakarnya.
2. Analisis Risiko, membuat klasifikasi risiko berdasarkan probabilitas kejadian serta
konsekuensi yang harus dilakukan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif pada masing-
masing langkah penilaian.
3. Menetukan besar porsi risiko, yang dinominalkan dalam bentuk biaya risiko dihitung
berdasarkan nilai Expected Monetary Value (EMV), yang merupakan hasil dari penggandaan
probabilitas kejadian.

11. definisi manajemen proyek (minimal dikutip dari 3 sumber)


Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), Keterampilan (skills), alat
(tools) dan teknik (techniques) dalam akti fitas akti fitas pr oyek untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan proyek (PMBOK, 2004). Manajemen proyek dilaksanakan melalui
aplikasi dan integrasi tahapan pr oses manajeman pr oyek yaitu initiating, planning, executing,
monitoring dan controlling serta akhirnya closing keseluruhan proses proyek tersebut. Dalam
pelaksanaannya, setiap proyek selalu dibatasi oleh kendala-kendala yang si fatnya saling
mempengaruhi dan biasa disebut sebagai segitiga project constraint yaitu lingkup pekerjaan
(scope), waktu dan biaya.
(file:///C:/Users/iren/Downloads/Manajemen%20Proyek%20Konsep%20%20Implementasi%20(
Budi%20Santosa)%20(z-lib.org).pdf)

Manajemen Proyek merupakan penerapan pengetahuan, keterampilan, alat, dan teknik


untuk kegiatan proyek agar memenuhi persyaratan proyek. Dan semua harus dikelola secara
ahli untuk memberikan hasil yang tepat waktu, sesuai anggaran, pembelajaran dan integrasi
yang dibutuhkan organisasi.
(https://manpro.id/blog/manajemen-
proyekmanpro/#:~:text=Manajemen%20Proyek%20merupakan%20penerapan%20pengetahuan
,dan%20integrasi%20yang%20dibutuhkan%20organisasi.)

Manajemen proyek merupakan disiplin ilmu yang berfokus pada perencanaan,


pengelolaan, dan pengorganisasian untuk dapat mencapai tujuan (objective) dari proyek. Istilah
proyek disini adalah kegiatan yang sifatnya sementara dan telah ditentukan waktu awal hingga
akhir proses pengerjaannya.
(https://www.sekawanmedia.co.id/blog/manajemen-proyek/)

12. Sebutkan dan jelaskan beberapa aspek yang mungkin dapat timbul dan menjadi
masalah dalam manajemen proyek serta membutuhkan penangan yang cermat ?
 Aspek Keuangan
Masalah ini berkaitan dengan pembelanjaan dan pembiayaan proyek. Biasanya berasal
dari modal sendiri dan/atau pinjaman dari bank atau investor dalam jangka pendek atau jangka
panjang. Pembiayaan proyek menjadi sangat krusial bila proyek berskala besar dengan tingkat
kompleksitas yang rumit, yang membutuhkan analisis keuangan yang cermat dan terencana.
 Aspek Anggaran Biaya
Masalah ini berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian biaya selama proyek
berlangsung. Perencanaan yang matang dan terperinci akan memudahkan proses pengendalian
biaya, sehingga biaya yang dikeluarkan sesuai dengan anggaran yang direncanakan. Jika
sebaliknya,akan terjadi peningkatan biaya yang besar dan merugikan bila proses Perencanaannya
salah.
 Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia:
Masalah ini berkaitan dengan kebutuhan dan alokasi SDM selama proyek berlangsung yang
berfluktuatif. Agar tidak menimbulkan masalah yang kompleks, perencanaan SDM didasarkan
atas organisasi proyek yang dibentuk sebelumnya dengan melakukan langkah-langkah, Proses
staffing SDM, deskripsi kerja, perhitungan beban kerja, deskripsi wewenang dan tanggung jawab
SDM serta penjelasan tentang sasaran dan tujuan proyek.
 Aspek Manajemen Produksi:
Masalah ini berkaitan dengan hasil akhir dari proyek; hasil akhir proyek negatif bila proses
perencanaan dan pengendaliannya tidak baik. Agar hal ini tidak terjadi, maka dilakukan berbagai
usaha untuk meningkatkan produktivitas SDM, meningkatkan efisiensi proses produksi dan
kerja, meningkatkan kualitas produksi melalui jaminan mutu dan pengendalian mutu.
 Aspek Harga:
Masalah ini timbul karena kondisi eksternal dalam hal persaingan harga yang dapat
merugikan perusahaan karena produk yang dihasilkan membutuhkan biaya produksi yang tinggi
dan kalah bersaing dengan produk lain.
 Aspek Efektivitas dan Efisiensi:
Masalah ini dapat merugikan bila fungsi produk yang dihasilkan tidak terpenuhi/tidak efektif
atau dapat juga terjadi bila faktor efisiensi tidak dipenuhi, sehingga usaha produksi
membutuhkan biaya yang besar.
 Aspek Pemasaran:
Masalah ini timbul berkaitan dengan perkembangan faktor eksternal sehubungan dengan
persaingan harga, strategi promosi, mutu produk serta analisis pasar yang salah terhadap
produksi yang dihasilkan.
 Aspek Mutu:
Masalah ini berkaitan dengan kualitas produk akhir yang nantinya dapat meningkatkan daya
saing serta memberikan kepuasan bagi pelanggan.
 Aspek Waktu:
Masalah waktu dapat menimbulkan kerugian biaya bila terlambat dari yang direncanakan
serta akan menguntungkan bila dapat dipercepat.

13. Sebutkan dan jelaskan element penting dari manajemen proyek ?


1. Manajer Proyek
elemen paling penting dalam manajemen proyek adalah manajer proyek. Manajer proyek
adalah seseorang
yang bertanggung jawab untuk merencanakan, mengarahkan, dan mengintegrasikan usaha kerja
dari anggota untuk mencapai tujuan proyek.

2. Tim proyek,
tim proyek merupakan kumpulan orang yang biasanya berasal dari area fungsional yang
berbeda yang saling bekerjasama dengan tujuan untuk menyelesaikan pekerjaan proyek.
3. Sistem Manajemen Proyek,
manajer proyek dan tim proyek harus ada dan digunakan sebagai alat bantu dalam sebuah
sistem manajemen proyek. Sistem manajemen proyek dibuat berdasarkan struktur organisasi dan
proses informasi yang mengintegrasikan elemen dari organisasi proyek secara vertikal
meliputi pemecahan tugas dalam proyek dan secara horizontal meliputi unit fungsionaldan
departemen yang terlibat dalam proyek.

14. Sebutkan dan jelaskan fungsi dan tujuan manajemen proyek ?


 Fungsi Menajemen Proyek
1. Scoping
Fungsi scoping adalah kegiatan melingkupkan batasan-batasan ranah pekerjaan yang harus
dikerjakan agar proyek terselesaikan.
2. Planning
Fungsi planning adalah kegiatan mengidentifikasi tujuan proyek yang diinginkan, mengurangi
peluang munculnya resiko, mengantisipasi pekerjaan agar selesai tepat waktu, hingga akhirnya
dapat menghasilkan produk atau layanan yang sudah disepakati bersama.
3. Estimating
Fungsi estimating adalah bagian dari bentuk perencanaan proyek yang kegiatannya mencakup
perkiraan pada biaya proyek secara kuantitatif, sumber daya yang digunakan, hingga durasi
penyelesaian proyek.
4. Scheduling
Fungsi scheduling adalah kegiatan penyusunan daftar kegiatan yang mencakup waktu mulai dan
selesai dari tiap pekerjaan, durasi penyelesaian yang ideal, dan penanggung jawab untuk setiap
jenis pekerjaan. Penjadwalan yang efektif adalah faktor penting untuk menciptakan manajemen
waktu yang baik.
5. Organizing
Fungsi organizing adalah kegiatan mengonfirmasi atau memastikan seluruh anggota tim apakah
sudah paham betul terkait peran dan tanggung jawabnya masing-masing dan hubungan mereka
dengan anda selaku project manager.
6. Directing
Fungsi directing berpusat gaya kepemimpinan atas sebuah proyek. Kegiatan directing ini
mencakup penginstruksian, pembimbingan, dan melatih komunikasi tim agar meraih tujuan
proyek yang harus mereka dicapai.
7. Controlling
Fungsi controlling adalah kegiatan pengendalian seluruh pekerjaan yang berlangsung
dalam proyek agar berjalan sesuai rencana atau tidak menyimpang. Manajer proyek akan
menggunakan standar pengukuran matriks untuk memantau setiap kegiatan yang sedang
berjalan. Fungsi ini dapat dikatakan sebagai fungsi yang paling sulit dan penting karena
menentukan efektivitas dan kesuksesan proyek.
8. Closing
Terakhir, ada fungsi closing. Fungsi ini merupakan kegiatan evaluasi dan penilaian terhadap
hasil akhir dari proyek yang telah berakhir dijalankan.

 Tujuan Menejemen Proyek


1. Mengoptimalkan Potensi Tim
Tujuan manajemen proyek yang pertama ialah untuk memaksimalkan kualitas dan potensi
sumber daya manusia dalam proses pelaksanaannya. Seluruh individu didorong agar dapat
menjalankan tugasnya secara optimal sehingga proyek bisa direalisasikan sebaik mungkin.
2. Mengatasi Risiko
Tujuan lain dari penerapan manajemen proyek adalah membantu pengelolaan risiko yang
mungkin terjadi. suatu project pasti selalu melawati proses trial dan error. Namun, melalui
penerapan project management, risiko akan bisa dengan mudah ditangani.
3. Menyusun Perencanaan dengan Tepat
Tujuan manajemen proyek berikutnya ialah menyusun perencanaan project dengan tepat.
Rancangan tersebut merincikan seluruh operasional dari tahap pertama sampai penyelesaian
yang mengoptimalkan kualitas serta kapabilitas sumber daya.
Sehingga, klien tidak perlu khawatir karena seluruh rencana pastinya dibuat sesuai dengan
kebutuhan maupun keinginan.
4. Menjaga Kualitas & Integrasi
Selain membuat perencanaan yang tepat, manajemen proyek juga bertujuan untuk menjaga
kualitas dan juga integrasi dalam pengimplementasiannya. Artinya, hal ini akan
mendorong project agar tetap berkesinambungan mencapai goals, entah itu dari sistem,
operasional, atau bahkan kinerja tim. Sehingga, efisiensi sumber daya pun meningkat.
5. Mengatur Anggaran
Tujuan lainnya dari manajemen proyek adalah mengatur anggaran sehingga alokasi dana dapat
dilakukan secara transparan dan seminimal mungkin. Dengan begitu, proyek tetap bisa terealisasi
dengan baik meski hanya menggunakan biaya yang minim.
6. Menuntaskan Proyek Tepat waktu
Bukan hanya mengatur anggaran dengan baik, project management juga menjanjikan ketepatan
waktu dalam merealisasikan suatu pekerjaan. Hal ini tentu tidak terlepas dari seluruh proses
pelaksanaan yang dilakukan secara terstruktur.

15. Manajemen proyek termasuk disiplin ilmu manajemen, bukan ilmu teknik-
engineering, meskipun untuk mengelola proyek seorang Pimpinan Proyek sebaiknya
memahami disiplin teknik-engineering yang bersangkutan. Apakah yang ingin ditekankan
dari pernyataan diatas?
Dalam hal ini kegiatan tersebut bersifat spesifik, yaitu berbentuk proyek, atau lebih luas
lagi mengelola dinamika perubahan (management of change). Sebagai ilmu manajemen, profesi
manajemen proyek berkaitan erat dengan fungsi merencanakan, memimpin, mengorganisir, dan
mengendalikan berbagai kegiatan proyek yang sering kali sarat dengan kandungan disiplin ilmu
arsitektur, engineering, akutansi, keuangan, dan lain-lain. Jadi di sinilah letak perbedaan antara
profesi manajemen proyek dengan profesi-profesi tersebut di atas dalam konteks
penyelenggaraan proyek.

16. PMI merumuskan suatu PM-BOK yang terdiri dari 9 komponen area ilmu manajemen
Proyek. Terangkan masing-masing komponen tersebut serta output yang dihasilkan!

1. Project integration management

Project integration management merupakan area yang membantu tim bekerja sama
dengan lebih lancar. Integration management berisi kumpulan proses, sistem, dan metodologi
yang membentuk strategi yang kohesif untuk manajemen proyek.

2. Project scope management

Project scope management mengacu pada jumlah total pekerjaan yang harus dilakukan
untuk menghasilkan produk, layanan, atau hasil proyek lain dengan fungsi dan fitur yang telah
ditentukan. Tanpa project scope management yang komprehensif, maka kemungkinan besar tim
Anda akan melakukan pekerjaan diluar scope yang tidak diperlukan.

3. Project time management

Project time management mengacu pada analisis dan pengembangan jadwal atau timeline untuk
menyelesaikan sebuah proyek. Manajemen waktu memiliki dampak langsung pada kualitas,
ruang lingkup, dan biaya proyek sehingga menjadikannya sebagai salah satu area pengetahuan
yang penting.
Mengelola waktu dengan baik dapat mengamankan timeline dan anggaran untuk menyelesaikan
proyek.

4. Project cost management

Selanjutnya adalah project cost management yaitu proses untuk merencanakan, memperkirakan,
dan mengendalikan biaya atau anggaran untuk menjalankan proyek. Dengan cost management,
kita dapat mengontrol biaya proyek agar tetap sesuai dengan anggaran yang telah disediakan.

5. Project quality management

Project quality management ini dilakukan untuk mengukur kualitas dari semua kegiatan yang
berjalan. Untuk mengontrol kualitas proyek, maka selama proses manajemen kualitas ini, dapat
mengambil tindakan korektif jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan plan.

6. Project resource management


Project resource management merupakan pengelolaan dan penetapan sumber daya dalam
perusahaan yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek. Beberapa di antaranya seperti anggaran,
kapasitas, serta anggota tim.
Dari proses tersebut, kitab isa dapat mengatur strategi untuk menyiapkan tim agar sukses dalam
menjalankan proyek.

7. Project communications management

Project communications management menguraikan proses dan prosedur yang diperlukan untuk
memastikan bahwa informasi dan data yang dikumpulkan selama proyek berjalan dapat
dikumpulkan, disimpan, dan didistribusikan dengan benar ke seluruh tim proyek yang terlibat.
Proses ini diperlukan karena komunikasi yang efektif adalah kunci untuk menghasilkan proyek
yang sukses.

8. Project risk management

Risiko merupakan salah hal yang tidak dapat lepas dalam proses manajemen proyek. Oleh karena
itulah project risk management diperlukan. Project risk management ini akan mengurangi potensi
dampak negatif dari peristiwa-peristiwa yang tidak terduga terkai biaya proyek, tabel waktu, atau
sumber daya proyek yang lain.

9. Project procurement management

Project procurement management mengacu pada proses pengelolaan dan pengoptimalan


anggaran proyek yang tersedia untuk barang, jasa, dan sumber daya yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek. Anggota tim yang akan bertanggung jawab atas procurement
management ini, sering kali di-handle oleh manajer proyek. Dalam mengelola anggaran, manajer
proyek akan memastikan bahwa sumber daya dapat dibeli, disewa, dan diperoleh dengan lancar.

17. Jelaskan dengan lengkap, apa yang dimaksud dengan manajemen proyek dan
manajemen konstruksi ?
 Manajemen Proyek
Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah proses merencanakan, mengorganisir,
memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka
pendek yang telah ditentukan. Manajemen proyek tumbuh karena dorongan mencari
pendekatan pengelolaan yang sesuai dengan tuntutan dan sifat kegiatan proyek, suatu
kegiatan yang dinamis dan berbeda dengan kegiatan operasionil rutin.

 Manajemen Konstruksi
Manajemen konstruksi tersusun dari dua kata yaitu “Manajemen” dan “Konstruksi”. Kata
manajemen berarti melatih kuda mengangkat kaki, kata konstruksi mempunyai arti
susunan dari elemen-elemen bangunan yang kedudukan setiap bagian-bagian sesuai
dengan fungsinya. Selanjutnya dapat disimpulkan suatu definisi dari Manajemen
Konstruksi sebagai berikut: “Manajemen Konstruksi adalah usaha yang dilakukan
melalui proses manajemen yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap
kegiatan-kegiatan proyek dari awal sampai akhir dengan mengalokasikan sumber-sumber
daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil yang memuaskan sesuai
sasaran yang diinginkan”.

18. APA YANG DI MAKSSUD DENGAN ORGANISASI PROYEK DAN APAKAH


FUNGSI ORGANISASI TERSEBUT BAGI SUATU PERUSAHAN ?
Organisasi proyek adalah sebagai sarana dalam pencapaian tujuan
dengan Mengatur Dan Mengorganisasi Sumber Daya, Tenaga Kerja, Material,
Peralatan Dan Modal Secara Efektif Dan Efisien Dengan Menerapkan Sistem
Manajemen Sesuai Kebutuhan Proyek. Agar Tujuan Organisasi Dapat Dicapai,
Dilakukan Proses Sebagai Berikut:
1. Identifikasi Dan Pembagian Kegiatan
2. Pengelompokan Penanggung Jawab Kegiatan
3. Penentuan Wewenang Dan Tanggung Jawab
4. Menyusun Mekanisme Pengendalian

19. DI DALAM SUATU PERUSAHAN TENTU TERDAPAT STRUKTUR


ORGANISASI,APA YANG DI MAKSUD STRUKTUR ORGANISASI DAN APAKAH
VARIABEL-VARIABEL KUNCI DI DALAM STRUKTUR ORGANISASI ?

A. Pengertian Struktur Organisasi perusahan


Struktur organisasi merupakan sebuah garis hirarki atau bertingkat yang
mendeskripsikan komponen yang menyusun sebuah perusahaan terkait
pembagian tugas dan tanggung jawab agar tidak terjadinya tumpang tindih dalam
suatu wewenang dan tanggung jawab perorangan.

Manfaat yang didapat dengan adanya struktur organisasi dalam suatu


perusahaan ,antara lain:

1. Membantu mencapai target perusahaan.


2. Membantu dalam membuat job description karyawan.

3. Membantu dalam pembagian tugas atau tanggung jawab menjadi lebih


mudah dan jelas.

4. Membantu untuk mengurangi konflik internal yang terjadi di dalam


perusahaan.

5. Membantu meningkatkan moral dan motivasi kerja karyawan dalam jenjang


karir ynag jelas.

6. Membantu dalam perhitungan sistem remunerasi karyawan perusahaan.

B. Susunan Struktur Organisais Perusahaan

Pada struktur organisasi terkandung alur perintah yang


mengidentifikasi jabatan pekerjaan yang harus di pertanggung jawabkan oleh
masing-masing karyawan atas berbagai kegiatan serta komunikasinya dengan
unit yang lainnya, berikut contoh struktur organisasi perusahaan
C. Struktur Organisasi

 Direksi

Merupakan orang yang bertanggung jawab dan memiliki wewenang


dalam mengurus perseroan terbatas. Biasanya dalam perseroan memiliki satu
orang direktur utama, 3 wakil direktur utama, serta 6 direktur, sesuai dengan
yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan.

 Direktur Utama

Direktur utama merupakan orang yang mempunyai wewenang dalam


merumusakan dan menetapkan suatu kebijakan. Direktur utama juga berperan
untuk memajukan serta mengembangkan perusahaan, peran direktur utama ini
juga harus memiliki ide – ide yang bermanfaat bagi perusahaan untuk bekerja
sama dengan perusahaan lain.

 Direktur
Tugas direktur yaitu menetapkan tujuan dari setiap manager yang ada,
mengawasi dan mengkoordinir semua kegiatan dari manager secara priodik.
Direktur bertanggung jawab atas kerugian perusahaan apabila tidak menjalankan
tugas dengan baik, kebijakan ini sudah ditetapkan pada UU No.40 Tahun 2007
Tetang perseroan terbatas.

 Direktur Keuangan

Direktur keuangan bertugas untuk mengawasi operasional keuangan


perusahaan, menetapkan prosedur pelakasanaan secara rinci tentang keuangan
dan menetapkan standar pekerjaan lapangan untuk menjamin tidak adanya
kebocoran dalam bagian keuangan.

 Direktur Personalia

Direktur personalia bertanggung jawab untuk mengembangkan system


perencanaan personalia dan pengendalian kebijakan pegawai, serta melaksanakan
Kebutuhan administrasi dan kepagawaian dan membina pengembangan staff
administrasi

 Manager

Tugas dari seorang manager yaitu membuat pengarahan dan keputusan,


kebijakan, supervise dan mengembangkan potensi karyawan agar dapat
memajukan perusahaan.

 ADM & Gudang

Jabatan ini terdiri dari accounting, CMT, dan kasir yang bertugas untuk
mengatur keuangan perusahaan dan mencatat setiap pengeluran dan pemasukan
serta mengurus hal – hal yang berkaitan dengan outsourcing.

 Devisi Regional
Devisi regional bertugas untuk mengelola sebuah aset perusahaan serta
menjalankan bisnis sesuai dengan arahan perusahaan. Tugas lain dari devisi
regional ini yaitu melaksanakan prosedur dan menyepakati target yang sudah
ditetapkan oleh direksi perusahaan.

20. SEBUTKAN DAN JELASKAN BENTUK-BENTUK ORGANISASI PROYEK ?


a. Organisasi Fungsional

Organisasi Fungsional Merupakan organisasi di mana setiap


karyawan memiliki satu atasan yang jelas. Subordinat utama
dikelompokkan berdasarkan keahlian, seperti teknik, operasi,
administrasi, dan lain-lain. Selanjutnya subordinat dapat dibagi kembali
menjadi spesialisasi khusus. Contoh pada bagian teknik dapat terdiri atas
sipil, arsitektur, dan M/E dan bagian administrasi dibagi menjadi
keuangan, akuntansi, SDM, dan general affair.

Pada tipe organisasi ini, proyek diselenggarakan dimana manajer


fungsional bertindak sebagai koordinator proyek dengan keanggotaan
staf tertentu pada masing-masing departemen. Contoh pada proyek riset
pengembangan bisnis air minum, yang tim proyeknya adalah kolaborasi
antara departemen terkait yaitu departemen teknik, properti, dan
pengembangan bisnis

b. Organisasi Matriks

Organisasi matriks dapat diklasifikasikan sebagai lemah (Weak),


seimbang (Balanced), atau kuat yang tergantung pada tingkat relatif
kekuasaan dan pengaruh antara manajer fungsional dan proyek.
Organisasi jenis ini memiliki staf yang bekerja pada lebih dari satu
manajer yaitu project manager dan functional manager yang memiliki
implikasi pada konflik prioritas pelaksanaan tugas. Konflik tersebut
harus diatasi dengan aturan main yang jelas dalam organisasi

21. SEBUTKAN DAN JELASKAN KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DARI


BENTUK-BENTUK ORGANISASI PROYEK YANG DISEBUTKAN PADA
POINT 19 DI ATAS ?

a. Organisasi Fungsional

Yaitu proyek dimasukkan sebagai bagian dari divisi setiap fungsional dalam
suatu perusahaan

David L Olson menulis ”Organisasi fungsional bekerja baik pada lingkungan


yang stabil”

Kelebihan :

– adanya fleksibilitas yang tinggi dalam penggunaan karyawan/staf

– orang-orang dengan keahlian tertentu ditugaskan pada banyak proyek


yang berbeda

– orang-orang dengan keahlian berbeda dikelompokkan dalam satu grup


untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat bagi
pemecahan masalah teknis

– divisi fungsional yang bersangkutan bisa jadi basis bagi kelangsungan


teknologi bila para personel keluar dari proyek

– divisi fungsional mempunyai jalur-jalur karir bagi mereka yang


mempunyai keahlian tertentu

Kekurangannya
– klien tidak menjadi perhatian utama dari aktifitas yang dilakukan oleh
orang yang terlibat dalam proyek

– divisi fungsional cendrung berorientasi pada aktifitas yang sesuai


dengan fungsinya

– tidak ada individu yang diberi tanggung jawab penuh untuk mengurus
proyek

– motivasi untuk orang yang ditugaskan ke proyek cendrung lemah

– proyek yang kompleks secara teknis tidak dapat dikerjakan dengan baik
tanpa totalitas

b. Organisasi Matriks

Yaitu penggabungan kelebihan-kelebihan yang dipunyai organisasi


fungsional dan proyek murni dengan menhindarkan kekurangan-kekurangan
yang ada. Digunakan untuk menggambarkan organisasi yang membutuhkan
penggunaan minimal pada tim proyek maupun kelompok produk, bisa
membentuk pola organisasi.

Kelebihan :

– proyek mendapatkan perhatian secukupnya

– lebih mudah untuk mendapatkan orang potensial dari setiap fungsinya

– tidak ada masalah tentang nasib bagi tim proyeknya jika suatu proyek
sudah selesai

– tanggapan keinginan klien bisa cepat diberikan

– konsistensi terhadap kebijaksanaan atau prosedur dari perusahaan induk


terjaga.
– Distribusi sumberdaya lebih seimbang

– mampu untuk mencapai tingkat organisasi yang diperlukan untuk


menjawab tuntutan ”ganda” lingkungan

– dapat memanfaatkan kawyawan secara fleksibel

– sesuai untuk pengambilan keputusan yang sifatnya rumit serta lingkungan


yang tidak stabil

– sangat sesuai untuk organisasi ukuran sedang

Kekurangannya :

– manajemen matrik melanggar prinsip kesatuan komando

– dalam organisasi matrik terdapat kekuatan yang seimbang antara manajer


fungsional dan manajer proyek sehingga bila terdapat keraguan siapa yang
mesti kena beban, pekerjaan proyek bisa jadi terbengkalai

– perpindahan sumberdaya membuat persaingan antar manajer proyek

– menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi.

– Adanya wewenang ganda menyebabkan munculnya kebingungan

22. DIDALAM SUATU PROYEK TENTU ADA MANAJER PROYEK YANG


MENGAPLAI TIM INTI PROYEK,BAGAIMANAKAH KRITERIA
PEMILIHAN SEORANG MANAJER PRROYEK?

Seorang manajer proyek merupakan seorang professional dalam bidang


manajemen proyek. Manajer proyek memiliki tanggung jawab untuk melakukan
perencanaan, pelaksanaan dan penutupan sebuah proyek yang biasanya berkaitan
dengan bidang industri kontruksi, arsitektur, telekomunikasi dan informasi
teknologi. Untuk menghasilkan kinerja yang baik, sebuah proyek harus dimanage
dengan baik oleh manajer proyek yang berkualitas baik serta memiliki kompetensi
yang disyaratkan.
Dan 3 (tiga) karakteristik yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kualifikasi
seseorang untuk menjadi Manajer Proyek yaitu :
1. Karakter Pribadinya
 Memiliki pemahaman yang menyeluruh mengenai teknis pekerjaan dari proyek
yang dikelola olehnya.
 Mampu bertindak sebagai seorang pengambil keputusan yang handal dan
bertanggung jawab.
 Memiliki integritas diri yang baik namun tetap mampu menghadirkan suasana
yang mendukung di lingkungan tempat dia bekerja.
2. Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Proyek yang Dikelola
 Membuat dan melakukan rencana darurat untuk mengantisipasi hal-hal maupun
masalah tak terduga.
 Membuat dan menerapkan keputusan terkait dengan perencanaan.
 Memiliki kemauan untuk mendefinisikan ulang tujuan, tanggung jawab dan
jadwal selama hal tersebut ditujukan untuk mengembalikan arah tujuan dari
pelaksanaan proyek jika terjadi jadwal maupun anggaran yang meleset.
3. Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Tim yang Dipimpin
 Memiliki kemampuan dan keahlian berkomunikasi serta manajerial.
 Mampu menyusun rencana, mengorganisasi, memimpin, memotivasi serta
mendelegasikan tugas secara bertanggung jawab kepada setiap anggota tim.
 Menghormati para anggota tim kerjanya serta mendapat kepercayaan dan
penghormatan dari mereka.

23. GAMBARKAN SERTA JELASKAN HUBUNGAN ANTARA UNSUR-


UNSUR YANG TERLIBAT DALAM PROYEK ?
 Hubungan antara Konsultan Perencana dengan Pemilik Proyek
Ikatan berdasarkan kontrak, konsultan memberikan layanan konsultasi dimana
produk yang dihasilkan berupa gambar – gambar rencana dan peraturan serta syarat –
syarat, sedangkan pemilik proyek memberikan biaya jasa atas konsultasi yang diberikan
oleh konsultan.
 Hubungan Kontraktor dengan Pemilik Proyek
Ikatan berdasarkan kontrak, kontraktor memberikan layanan jasa profesionalnya
berupa bangunan sebagai realisasi dari keinginan pemilik proyek yang telah dituangkan
kedalam gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat oleh konsultan, sedangkan
pemilik proyek memberikan biaya jasa profesional kontraktor.

 Hubungan Konsultan Pengawas dengan Pemilik Proyek


Terikat ikatan kontrak dan hubungan fungsional. Pengawas menyampaikan
perubahan – perubahan yang terjadi berkaitan dengan pelaksanaan di
lapangan. Owner membayar atau mengurangi biaya perubahan.
 Hubungan Konsultan Perencana dengan Kontraktor
Ikatan berdasarkan peraturan pelaksanaan. Konsultan memberikan gambar rencana
dan peraturan serta syarat – syarat, kemudian kontraktor harus merealisasikan menjadi
sebuah bangunan.
 Hubungan Konsultan Pengawas dengan Kontraktor
Terikat hubungan fungsional. Pengawas melakukan pengawasan selama
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan peraturan – peraturan yang telah disepakati.
Kontraktor melaporkan setiap hasil pekerjaan yang dilaksanakan dan kendala – kendala
secara teknis kepada pengawas.
 Hubungan Konsultan Pengawas dengan Konsultan Perencana
Terikat hubungan fungsional. Perencana memberikan hasil desain serta
peraturan – peraturan pelaksanaan kepada pengawas. Pengawas melaporkan hasil
pekerjaan serta kendala – kendala teknis yang timbul di lapangan guna dicari
perubahan.
 Hubungan Sub Kontraktor dengan Kontraktor
Sub Kontraktor hanya memiliki hubungan dengan kontraktor saja tanpa ada
hubungan dengan elemen – elemen dalam proyek selain kontraktor. Ikatan kontrak
hanya terjadi dengan Kontraktor.

24. PADA SUATU NEGARA YANG BERKEMBANG,UNTUK MENANGANI


SUATU PROYEK YANG MAKA DI BENTUKLAH TIM INTI
PROYEK,COBA SAUDARA JELASKAN PERSONAL-PERSONAL YANG
DI BUTUKAN ORGANISSASI TIM INTI PROYEK INI SERTA
GAMBARKAN STRUKTUR ORGANISASINYA ?
Peran Manajer Proyek
Dalam proyek peran Manajer Proyek sangat penting dan menjadi
sentral, di mana tanpa adanya MP maka tidak akan ada manajemen
proyek. Peran yang dimiliki seorang MP adalah sebagai integrator,
komunikator, pembuat keputusan, motivator, enterpreneur dan agen peubah.
Manajer proyek berperan untuk mengintegrasikan beberapa kegiatan yang
berbeda untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai orang utama dalam
manajemen proyek, ia mengintegrasikan apa saja dan siapa saja untuk
mencapai performansi yang ditargetkan. Manajer proyek juga seorang
komunikator. Dengan ini berarti ia menjadi tempat terakhir menujunya
laporan-laporan, memo, permintaan dan keluhan. Ia mengambil input dari
banyak sumber, mengolah dan menyampaikan informasi ke beberapa pihak. Ia
harus menyaring, mengolah meringkas dan menyampaikan informasi untuk
memastikan bahwa semua orang yang punya peran dalam proyek mengetahui
informasi mengenai kebijaksanaan, tujuan anggaran, jadwal kebutuhan dan
perubahan yang ada dalam proyek sesuai dengan peran yang dipunyai.

Contract Administrator
Contract administrator terlibat dalam penyiapan proposal, negosiasi
kontrak, mengintegrasikan keperluan dalam kontrak dengan rencana
proyek, mengidentifikasikan dan mendefinisikan
perubahan-perubahan terhadap lingkup proyek, mengkomunikasikan
penyelesaian tahap-tahap penting, dokumentasi masalah hukum, modifikasi
kontrak.

Project Controller
Tugas project controller adalah membantu manajer proyek dalam
perencanaan, pengendalian, pelaporan, dan evaluasi. Bekerjasama dengan
manajer fungsional dalam mendefinisikan tugas dan hubungan tugas
antar bagian, dan menentukan orang-orang yang bertanggungjawab untuk
mengendalikan tugas, memonitor kernajuan pekerjaan, mengevaluasi jadwal
dan kemajuan biaya, merevisi estimasi waktu dan biaya untuk menyelesaikan
proyek.

Project Accountant
Membantu pekerjaan akuntansi dan finansial kepada manajer
proyek, membantu mengidentifikasikan tugas yang perlu dikendalikan,
menyiapkan estimasi biaya untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu,
menginvestigasi masalah-masalah finansial.
Customer Liason
Merupakan perwakilan teknis klien atau user dalam tim proyek. Ia
berperan serta dalam pembahasan teknis dan mereview a pa yang sedang
berjalan dan membantu dalam pengubahan kontrak, bertanggungjawab
menjaga hubungan baik kontraktor-customer.

Production Coordinator
Merencanakan, memonitor, dan mengkoordinasikan aspek-aspek
produksi. Tanggungjawabnya meliputi review semua dokumentasi engineering
yang dikeluarkan untuk manufacturing, memonitor pengadaan dan perakitan
komponen, memonitor ongkos produksi, membuat jadwal untuk aktivitas
yang berhubungan dengan produksi.

Manajer Lapangan
Mengawasi pemasangan, pengujian, pemeliharaan dan penyerahan hasil
akhir proyek kepada pelanggan. Tanggungjawabnya meliputi penjadwalan
operasi-operasi di lapangan, memonitor biaya pekerjaan di lapangan,
mengawasi personil di lapangan, dan berhubungan dengan manajer proyek.

Quality Assurance Supervisor


Mengatur dan membuat prosedur pemeriksaan untuk memastikan
pemenuhan kualitas sesuai kebutuhan. Dia hams membangkitkan kepedulian
terhadap kualitas, perbaikan metode kerja dan mencapai zero defect

25. BILA PROYEK YANG HARUS DI SELESAIKAN SANGAT BANYAK


JUMLAHNYA TENTU KITA HARUS MENGADAKAN PRIORITAS
UNTUK MENYELSAIKAN PROYEK TERSEBUT,COBA SAUDARA
JELASKAN PERTIMBANGAN PROIRITAS PROYEK TERSEBUT ?

Yang Kita Lakukan Untuk Mengadakan Pertimbangan Bila Proyek Harus Di


Selesaikan Sangatlah Banyak Jumlah-Nya.
Ada Empat Pertimbangan Prioritas Proyek Tersebut Antara Lain :
1. Menyelesaikan tepat waktu
Pada manajemen waktu, ditentukan linimasa yang berisi kapan suatu
kegiatan harus dimulai dan kapan harus selesai. Dengan adanya hal tersebut,
proyek akan selalu dimonitor supaya dapat selesai dalam waktu yang telah
ditentukan. Pengawasan seperti ini melancarkan pengerjaan proyek.
2. Menjaga anggaran
Anggaran merupakan salah satu aspek yang dikaji dalam manajemen ini.
Dengan pengkajian tersebut, akan dicari jumlah anggaran seminimal mungkin,
tetapi masih dapat menunjang tercapainya kriteria proyek yang telah ditentukan
di awal (efektif dan efisien).

3. Menjaga kualitas
Sebagaimana telah disinggung pada poin sebelumnya, kriteria proyek
yang ditentukan di awal harus tercapai. Artinya, manajemen proyek juga
membuat standar kualitas dari suatu proyek sehingga ia tidak dikerjakan secara
seenaknya saja.

4. Melancarkan proyek
Pada akhirnya, proyek yang ideal adalah proyek yang selesai sesuai
dengan perencanaan awal, baik dari segi waktu, anggaran, maupun kualitas.
Manajemen ini membantu pengerjaan proyek supaya selesai dengan lancar
sesuai dengan rencana awal.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada Bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa :

1. Manajemen proyek (project management) adalah pekerjaan untuk membuat

kegiatan-kegiatan yang direncanakan dapat dilaksanakan secara tepat waktu, di

dalam kerangka anggaran dan sesuai dengan perincian.

2. Dua tokoh yang dikenal sebagai nenek moyang dalam perkembangan ilmu

manajemen proyek adalah Henry Gantt, yang memperkenalkan penggunaan Gantt

Chart dalam melakukan perencanaan dan pengontrolan aktifitas proyek, serta

Henry Fayol dengan teori “5 fungsi manajemen” yang merupakan pengetahuan

dasar terkait manajemen proyek ataupun manajemen program.

3. Teknik Manajemen Operasional terbagi 4; yaitu perencanaan proyek, evaluasi

rencana proyek, pelaksanaan proyek dan pengawasan proyek.

4. Melaksanakan proyek adalah sebuah disiplin untuk melaksanakan apa yang telah

direncanakan di dalam perencanaan proyek. Hal-hal yang perlu diperhatikan di

dalam pelaksanaan proyek antara lain kualitas, hambatan, perubahan kebutuhan.

B. Saran

Sebelum menutup makalah ini, kami memberikan beberapa saran sebagai berikut

:
1. Sebuah proyek harus berkualitas, baik itu kualitas proses

pelaksanaan proyek (ketepatan waktu, ketepatan biaya,

kepatuhan terhadap aturan-aturan proyek, dokumentasi

proyek) maupun kualitas produk dari proyek tersebut.

2. Bila proyek menemui masalah dan tim proyek tidak mampu

menanganinya, lakukanlah eskalasi (laporan mendesak ke

atasan) kepada sponsor proyek. Sponsor proyek beserta

para pemangkukepentingan akan membicarakan masalah

tersebut dan memberikan solusi-solusi yang

memungkinkan proyek tersebut dilanjutkan atau

dimodifikasi.

3. Perubahan kebutuhan proyek dapat menyebabkan proyek

terlambat selesai dan biaya membengkak. Untuk

menghadapi perubahan kebutuhan ini, sebaiknya digunakan

Manajemen Perubahan (Change Management) yang akan

memastikan bahwa perubahan yang akan terjadi masih

sejalan dengan tujuan organisasi, anggaran, dan waktu yang

tersedia.

Anda mungkin juga menyukai