MANAJEMEN OPERASIONAL
“MANAJEMEN PROYEK”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Manajemen Proyek
Penyusun:
RENO NUR KHAZANAH PUTRA (2161201009)
AYUDITA DEDIKASIH MULIYA WINARNO (2161201048)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta karunian-Nya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Dengan judul “Bussines Plan” ini dengan baik tanpa ada
halangan.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing kami
dalam menulis makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manajemen proyek merupakan suatu tata cara mengorganisir dan mengelola sumber
penghasilan yang penting untuk menyelesaikan proyek dari awal sampai selesainya proyek tersebut.
Manajemen proyek dapat diterapkan pada jenis proyek apapun, dan dipakai secara luas untuk dalam
menyelesaikan proyek yang besar dan kompleks. Fokus utama manajemen proyek adalah
pencapaian semua tujuan akhir proyek dengan segala batasan yang ada, waktu dan dana yang
tersedia.
Pada perencanaan pembuatan proyek sebuah sistem, diperlukan berbagai macam komponen
yang terlibat didalamnya. Satu hal yang harus diperhatikan / diutamakan oleh seorang manajer
proyek dalam melakukan perencanaan adalah menghitung, baik secara kualitatif maupun kuantitatif,
resiko yang akan terjadi dalam proses pengerjaan.
Dalam dunia bisnis tentu banyak terjadi persaingan, entah dari dari pihak perseorangan,
Perusahaan,maupun mancakup yang lebih luas lagi. Untuk itu kita harus mengenal terlebih dahulu
apa itu Resiko dalam Manajemen Proyek? Resiko Proyek adalah peristiwa tidak pasti yang bila
terjadimemiliki pengaruh positif atau negatif terhadap minimal satu tujuan proyek (waktu, biaya,
ruanglingkup, mutu). Risiko mungkin memiliki satu atau lebih penyebab, yang bila terjadi memiliki
satuatau lebih dampaknya terhadap manajemen.Dan apabila kita garis besarkan secara keseluruhan
maka yang dimaksud dengan Manajemen Proyekdan Resiko adalah proses sistematis untuk
merencanakan, mengidentifikasi, menganalisis, danmerespon risiko proyek. Tujuannya untuk
meningkatkan peluang dan dampak peristiwa positif, danmengurangi peluang dan dampak peristiwa
yang merugikan proyek atau dapak negatifnya.Dalam peenerapannya sebuah teknologi dalam
perusahaan memerlukan perencanaan yang strategiskhususnya penerapan teknologi pada
manajemen proyek, agar penerapan dapat sesuai dengantujuan bisnis yang diharapkan oleh
perusahaan. Jika penerapan teknologi informasi dalammanajemen proyek tidak sesuai dengan
tujuan bisnis yang diinginkan maka akan menimbulkanrisiko. Risiko yang timbul akibat dari
penerapan teknologi informasi yang salah dalam manajemenproyek akan menyebabkan proses
bisnis yang tidak optimal, kerugian finansial, menurunnya reputasi perusahaan, bahkan hancurnya
perusahaan.Pada kenyataaannya penerapan manajemen proyek teknologi informas itu sendiri
membutuhkaninvestasi yang cukup besar, dan seiring dengan teknologi yang terus berkembang dari
waktu ke waktu, membuat proses manajemen proyek pun menjadi semakin sulit, kare na harus
memahami teknologi yang baru. Dengan adanya manajemen risiko proyek yang didukung dengan
penggunaan hardware diharapkan dapat membantu perusahaan dalam hal meminimalkan tingkat
kerugian yangtidak diinginkan oleh.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian, manajemen, proyek, dan manajemen proyek
2. Mengapa membutuhkan tahapan manajemen di dalam manajemen proyek
3. Mengapa dibutuhkan Skill pada manajemen proyek
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen
Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai sasaran yang
dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu periode tertentu dengan
menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan
pengelolaan dan kerjasama yang berbeda dari yang biasanya digunakan. Menurut DI Cleland dan Wr.
King (1987), proyek merupakan gabungan dari berbagai sumber daya yang dihimpun dalam
organisasi sementara untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pengertian Manajemen Proyek.
Manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan
mengendalikan sumberdaya organisasi yang mempergunakan personil untuk ditempatkan pada
tugas tertentu dalam proyek untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan
sumberdaya tertentu
Manajemen proyek adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan juga
ketrampilan, cara teknis yang terbaik serta dengan sumber daya yang terbatas untuk mencapai
sasaran atau tujuan yang sudah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja,
waktu, mutu dan keselamatan kerja. Definisi manajemen proyek yang lainnya adalah suatu kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi serta mengendalikan sumber daya
organisasi perusahaan guna mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya
tertentu.
Setiap proyek memiliki tujuan khusus, didalam proses pencapaian tujuan tersebut ada tiga constraint
yang harus dipenuhi, yang dikenal dengan Tradeoff Triangle atau Triple Constraint. Triple constraint
adalah usaha pencapaian tujuan yang berdasarkan tiga batasan, yaitu :
1. Tepat biaya.
Proyek harus dikerjakan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran, baik biaya tiap item
pekerjaan, biaya tiap periode pelaksanaan maupun biaya total sampai akhir proyek.
2. Tepat waktu.
Proyek harus dikerjakan dengan waktu sesuai dengan jadwal pelaksanaan proyek
(schedule) yang telah direncanakan yang ditunjukan dalam bentuk prestasi pekerjaan (work
progress).
3. Tepat mutu.
Mutu produk atau disebut sebagai kinerja (performance), harus memenuhi spesifikasi
dan kriteria dalam taraf yang disyaratkan oleh pemilik.
1. PLANNING (PERENCANAAN)
Dalam melaksanakan perencanaan ada kegiatan yang harus dilakukan, yaitu melakukan
prakiraan (rencana) kegiatan organisasi dan penganggaran (budgeting). Prakiraan berfungsi untuk
menentukan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan kedepan oleh organisasi sebagai upaya
mencapai tujuan organisasi. Dalam melakukan prakiraan, haruslah selalu memperhatikan tujuan
organisasi, sumber daya organisasi dan juga melakukan suatu analisis organisasi (bisa menggunakan
SWOT) untuk mengetahui potensi internal dan eksternal.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan perencanaan, yakni harus
SMART. SMART yaitu Specific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya.
Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis. Measurable artinya program kerja organisasi atau rencana
harus dapat diukur tingkat keberhasilannya. Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan hanya
sekedar angan-angan dalam merencanakan dan tidak dapat dilaksanakan. Realistic artinya sesuai
dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Time
artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan.
Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.
Setelah merencanakan aktivitas organisasi secara sistematis dan terukur, maka perlu juga
melakukan perencanaan penganggaran untuk pelaksanaan kegiatan. Prinsip dalam melakukan
perencanaan penganggaran,adalah mengunakan segala sumber daya keuangan secara efesien dan
se-efektif mungkin. Hal ini perlu direncanakan secara serius, agar organisasi tidak melakukan
pemborosan, keuangan, selain itu sekaligus juga melihat sumbersumber daya keuangan yang bisa
diperoleh dari luar organisasi. Langkah-langkah dalam membuat perencanaan :
Setelah dianalisa dan mengidentifikasi masalah, maka perlu dilakukan penentuan skala
prioritas terhadap pelaksanaan kegiatan. Hal ini agar kebutuhan organisasi yang mendesak
didahulukan untuk menjamin keberlangsungan organisasi
3. Menentukan tujuan program
Agar pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi akan mengarah pada pencapaian tujuan
organisasi, maka dibutuhkan penentuan tujuan program, sehingga nantinya pelaksanaan
program dapat diukur capaiannya
2. ORGANIZING (PENGORGANISASIAN)
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada orang yang terlibat
dalam aktivitas organisasi, sesuai dengan kompetensi SDM yang dimiliki. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa kegiatan ini merupakan keseluruhan proses memilih orang-orang serta
mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi,
serta mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan program dan
tujuan organisasi. Menurut George R. Terry, tugas pengorganisasian adalah mengharmonisasikan
kelompok orang yang berbeda, mempertemukan macam-macam kepentingan dan memanfaatkan
seluruh kemampuan kesuatu arah tertentu.
Dalam pengorganisasian kegiatan yang dilakukan yakni staffing (penempatan staf) dan
pemaduan segala sumber daya organisasi. Staffing sangat penting dalam pengorganisasian. Dengan
penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat dalam organisasi, maka kelangsungan
aktivitas organisasi tersebut akan terjamin. Fungsi pemimpin disini adalah mampu menempatkan the
right man in the right place. Pemimpin harus mampu melihat potensi-potensi SDM yang berkualitas
dan bertanggung jawab untuk melaksanakan aktivitas roda organisasi. Setelah menempatkan orang
yang tepat untuk tugas tertentu, maka perlu juga mengkoordinasikan dan memadukan seluruh
potensi SDM tersebut agar bekerja secara sinergis untuk mencapai tujuan organisasi.
Langkah-langkah Pengorganisasian :
1. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. (Menjelaskan keseluruh staff tentang tujuan
organisasi yang harus dicapai)
3. Menentukan prosedural staf. (Menentukan cara kerja dan evaluasi para staff, serta
punishment dan reward yang diterima. Selain itu juga menjelaskan tentang garis koordinasi
dan sinergitas dalam organisasi, sehingga seluruh posisi dipadukan untuk menuju tujuan
organisasi)
3. ACTUATING (PENGGERAKAN)
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan
pelaksanaan kerja organisasi yang bertanggung jawab. Untuk itu maka semua Sumber Daya Manusia
(SDM) yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.
Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Setiap pelaku organisasi
harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM
untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan. Inti dari Actuating
adalah menggerakkan semua anggota kelompok untuk bekerja agar mencapai tujuan organisasi.
2. Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri mereka sendiri,
3. Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau mendesak,
1. Mengambil keputusan
2. Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara pemimpin dan bawahan.
3. Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
5. Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha
mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dalam memimpin ada kegiatan direction (perintah) dan motivasi. Perintah adalah petunjuk
atau penjelasan kerja, serta pertimbangan dan bimbingan, terdapat para pelaku organisasi yang
terlibat, baik secara struktural maupun fungsional, agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan
lancar. Dalam pelaksanaannya direction (perintah) seringkali dilakukan bersamaan dengan
controlling. Jika perintah yang disampaikan pemimpin sesuai dengan kemauan dan kemampuan dari
staff, maka staff pun akan termotivasi untuk memberdayakan potensinya dalam melaksanakan
kegiatan organisasi. Sedangkan motivasi dapat dilakukan dengan cara mejadikan staff sebagai rekan
kerja, serta memberikan reward (penghargaan) apabila staff bekerja secara baik.
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi & prestasi kerja staf
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan tujuan organisasi dan program kerja maka dibutuhkan
pengontrolan, baik dalam bentuk pengawasan, inspeksi hingga audit. Kata-kata tersebut memang
memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui
penyimpanganpenyimpangan yang terjadi, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun
pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan antisipasi, koreksi dan
penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan lingkungan sekitar
organisasi.
Manfaat pengawasan :
2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai dengan melaksanakan evaluasi
terhadap kinerja serta kompetensi SDM yang dimiliki,
4. Kembali membandingkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan tujuan awal (rencana) kegiatan
tersebut dilaksanakan, dan mengukur capaian keberhasilannya,
Pengawasan yang dilakukan secara dekat terhadap staff, hal ini sering dilakukan untuk tujuan-
tujuan yang spesifik dan bersifat khusus, sehingga menghindarkan sekecil-kecilnya terjadi
penyimpangan atau kesalahan. Controlling akan mengarahkan seluruh potensi organisasi yang
terlibat agar tidak melakukan penyimpangan dalam pencapaian tujuan. Untuk itu controlling
haruslah dilakukan secara bertanggung jawab dan dengan standar organisasi, sehingga pelaku-
pelaku organisasi tetap bekerja secara maksimal dan fokus pada pencapaian tujuan organisasi.
Kegiatan-kegiatan yang juga termasuk dalam kegiatan controlling termasuk adalah evaluasi dan
pelaporan
5. EVALUASI (EVALUATING)
Evaluasi merupakan suatu penilaian terhadap hasil pelaksanaan kegiatan atau program. Dalam
melakukan evaluasi haruslah menyeluruh, mencakup capaian tujuan kegiatan, kinerja staff,
pengetahuan staff, efektifitas dan efesiensi penganggaran dan proses kegiatan. Sedangkan
pelaporan merupakan penyampaian perkembangan hasil kegiatan atau pemberian keterangan
mengenai segala hal yang berkaitan dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pemimpin yang lebih
tinggi.
Keahlian dalam memahami dan melakukan interaksi dengan berbagai jenis orang di
masyarakat.Contohnya adalah keahlian dalam bernegosiasi, memotivasi, meyakinkan orang, dan lain
sebagainya.
Keahlian dalam berpikir secara abstrak, sistematis, termasuk di dalamnya mendiagnosa dan
menganalisis berbaga masalah dalam situasi yang berbeda-beda, bahkan keahlian untuk
memprediksi masa yang akan datang.
5. Keahlian dalam mengelola waktu (time management skills Keahlian dalam memanfaatkan
waktu secara efektif dan efisien.
Beberapa keahlian lain yang juga diperlukan dalam manajemen atau pengelolaan bisnis, jika
dikaitkan dengan persaingan bisnis global.Di antaranya, yaitu:
1. Keahlian dalam manajemen global (global management skills) Keahlian manajerial yang
tidak saja terfokus pada satu keadaan di Negara tertentu, akan tetapi juga lintas negara bahkan
lintas budaya.
2. Keahlian dalam hal teknologi(technological skills) Keahlian manajerial dalam mengikuti dan
menguasai berbagai perkembangan teknologi yang terjadi.
Project scope management apa yang bisa dilakukan dan aktivitas-aktivitas apa saja yang tidak
boleh dilakukan dalam menyelesaikan suatu proyek.
Membangun WBS
Project time management proyek dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan
Pendefinisian Kegiatan
Pengurutan Kegiatan
Pembuatan Jadwal
Pengendalian Jadwal
Project cost management adalah semua sumber daya yang harus dikorbankan untuk
mencapai tujuan spesifik atau untuk mendapat sesuatu sebagai gantinya Biaya pada umumnya
diukur dalam satuan keuangan seperti dollar, rupiah, dsb Manajemen Biaya Proyek termasuk di
dalamnya adalah proses yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa proyek dapat diselesaikan sesuai
dengan budget yang telah disepakati.
Penganggaran (Budgeting) Biaya: alokasi estimasi biaya keseluruhan untuk item pekerjaan
individu untuk menetapkan data dasar untuk mengukur kinerja
2. Akuisisi Tim Proyek usaha untuk mendapatkan sumber daya manusia sesuai kebutuhan
untuk menyelesaikan proyek
3. Membangun Tim Proyek Meningkatkan kompetensi dan interaksi anggota tim proyek, baik
secara individual maupu secara berkelompok untuk meningkatkan kinerja proyek
4. Mengelola Tim Proyek Memantau kinerja tim proyek dengan memberikan masukan atau
motivasi, solusi ataupun sekedar koordinasi dalam rangka meningkatkan kinerja proyek
Identifikasi risiko
Project Communication Management adalah kompetensi yang harus dimiliki manajer proyek
dengan tujuan utama adalah agar adanya jaminan bahwa semua informasi mengenai proyek akan
sampai tepat pada waktunya, dibuat dengan tepat, dikumpulkan, dibagikan, disimpan dan diatur
dengan tepat pula.
Distribusi Informasi adalah proses yang dilakukan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan
informasi pada waktu yang tepat bagi setiap stakeholder
Project Quality Management adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang
menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi. Dalam rangka
mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan
ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan management
kualitas
Project Procurement Management adalah proses memperoleh barang ataupun jasa dari pihak
di luar organisasi Manajemen Pengadaan adalah proses –proses yang dilakukan untuk mendapatkan
barang dan/atau jasa yang dibutuhkan sebuah proyek dari luar organisasi yang “didukungnya”
2. Perencanaan kontrak kerja sama ,proses menggambarkan kebutuhan produk atau servis
yang diperlukan, yang digambarkan dalam RFP, kriteria evaluasi dan SOW
4. Memilih Distributor ,proses memilih suplier yang paling potensial melalui proses analisis
suplier potensial dan negosiasi
6. Penutupan Kontrak
Menutup Proyek
b. Memberikan solusi pada masalah yang sedang dihadapi oleh pemilik proyek
c. Dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang diharapkan, anggaran yang tersedia, dan
aktivitas serta sumberdaya yang terukur.
Suatu kegiatan pengawasan/Monitoring suatu Proyek supaya proyek bisa berjalan dengan
lancar dan mendapatkan mutu yang baik, penggunaan biaya dan waktu serta evaluasi atau
pengambilan langkah-langkah yang diperlukan pada saat pelaksanaan, agar proyek dapat selesai
sesuai dengan yang direncanakan .
Dalam rangka pengendalian dan pengawasan pekerjaan di lapangan atau lazim disebut
monitoring (Pengendalian Mutu, Waktu dan Biaya) suatu media atau alat yang mampu merangkum
informasi-informasi secara tepat dan cepat dapat diketahui. Umumnya pengendalian tersebut
dipakai media jaringan kerja, curve S, formulir disamping Kontrak (spesifikasi Teknis, Gambar dll).
Media komunikasi tersebut bermanfaat untuk memastikan tentang kondisi kemajuan proyek,
masalah yang terjadi, serta keputusan dan tindakan yang diambil oleh yang berwenang.
Pengendalian Proyek dilaksanakan secara umum dapat dikelompokan sebagai berikut:
1. Pengendalian Mutu.
Adalah mengendalikan jalannya pelaksanaan proyek agar mendapatkan mutu yang baik dan
sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam kontrak. Alat Pengendali Mutu Proyek yang harus
dikuasai oleh Pengawas/Direksi Pekerjaan adalah sebagai berikut:
Peraturan-peraturan pemerintah.
Setiap Pengawas harus menguasai RKS/ Spesifikasi teknis dari pekerjaan yang akan
dilaksanakan maupun Metode pelaksanaan, gambar kerja, pembacaan hasil tes Laboratoriun serta
peraturan-peraturan yang harus diikuti.
3. Pengendalian Biaya.
Progres pembayaran yang telah dilakukan dalam suatu pekerjaan (kontrak) sesuai dengan
yang direncanakan.
Pengendalian biaya atas setiap item pekerjaan yang ada didalam Bill of Quantity.
Contoh
Dengan informasi berikut, kembangkan tabel yang menunjukkan hubungan prioritas aktivitas.
PENDEKATAN
Milwaukee Paper telah mengidentifikasi delapan kegiatan yang perlu dilakukan dalam perintah
untuk menyelesaikan proyek. Ketika proyek dimulai, dua aktivitas dapat dilakukan secara bersamaan
dimulai: membangun komponen internal untuk perangkat (aktivitas A) dan modifikasi yang
diperlukan untuk lantai dan atap (kegiatan B). Konstruksi tumpukan koleksi (aktivitas C) dapat
dimulai Ketika komponen internal selesai. Penuangan lantai beton dan pemasangan rangka (kegiatan
D) dapat dimulai segera setelah komponen internal selesai dan atap serta lantai telah dimodifikasi.
Setelah tumpukan pengumpul dibangun, dua kegiatan dapat dimulai: membangun pembakar suhu
tinggi (kegiatan E) dan memasang sistem pengendalian polusi (kegiatan F). Perangkat polusi udara
dapat dipasang (aktivitas G) setelah lantai beton dituangkan, rangka telah dipasang, dan pembakar
suhu tinggi telah dibangun. Akhirnya, setelah sistem kontrol dan perangkat polusi telah diinstal,
sistem dapat diperiksa dan diuji (aktivitas H).
SOLUSI
Aktivitas dan hubungan prioritas mungkin tampak agak membingungkan ketika disajikan dalam
bentuk deskriptif ini. Oleh karena itu, lebih mudah untuk membuat daftar semua informasi aktivitas
dalam sebuah tabel, seperti: ditunjukkan pada Tabel 3.1. Kita melihat dalam tabel bahwa aktivitas A
terdaftar sebagai pendahulu langsung dari aktivitas C. Demikian juga, aktivitas D dan E harus
dilakukan sebelum memulai aktivitas G.
WAWASAN
LATIHAN PEMBELAJARAN
Apa dampak pada rangkaian kegiatan ini jika persetujuan Badan Perlindungan Lingkungan (EPA)
diperlukan setelah Inspeksi dan Uji? [Jawaban: Pendahulu langsung untuk aktivitas baru adalah H,
Inspect and Test , dengan persetujuan EPA sebagai aktivitas terakhir.]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Manajemen merupakan sebuah proses terpadu dimana individu-individu sebagai bagian dari
organisasi yang dilibatkan untuk merencanakan, mengorganisasikan, menjalankan dan
mengendalikan aktifitas-aktifitas, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan
dan berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya waktu.
3. Ilmu untuk mengelola proyek disebut dengan manajemen proyek. Jadi manajemen proyek adalah
suatu aktivitas penerapan pengetahuan, keahlian, metodologi dan teknik memanfaatkan
sumberdaya untuk mengelola sebuah proyek untuk memenuhi harapan pihak-pihak yang
berkepentingan.
4. Area pengetahuan (Knowledge area) yang diperlukan dalam mengelola sebuah proyek, terdapat
delapan aspek pengetahuan yaitu manajemen ruang lingkup, manajemen kualitas, manajemen
waktu, manajemen biaya, manajemen komunikasi, manajemen sumberdaya manusia, manajemen
resiko dan manajemen pengadaan.
DAFTAR PUSTAKA