Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN OPERASIONAL
“MANAJEMEN PROYEK”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Manajemen Proyek

Dosen pengampu : Roni Arpinto, S.E., M.M

Penyusun:
RENO NUR KHAZANAH PUTRA (2161201009)
AYUDITA DEDIKASIH MULIYA WINARNO (2161201048)

PROGRAM STUDI S1 PRODI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURAKARTA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang  Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta karunian-Nya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Dengan judul “Bussines Plan” ini dengan baik tanpa ada
halangan.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing kami
dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca, apabila ada


kekurangan dalam pembuatan makalah ini, mohon dimaafkan.

Surakarta, 30 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manajemen proyek merupakan suatu tata cara mengorganisir dan mengelola sumber
penghasilan yang penting untuk menyelesaikan proyek dari awal sampai selesainya proyek tersebut.
Manajemen proyek dapat diterapkan pada jenis proyek apapun, dan dipakai secara luas untuk dalam
menyelesaikan proyek yang besar dan kompleks. Fokus utama manajemen proyek adalah
pencapaian semua tujuan akhir proyek dengan segala batasan yang ada, waktu dan dana yang
tersedia.

Pada perencanaan pembuatan proyek sebuah sistem, diperlukan berbagai macam komponen
yang terlibat didalamnya. Satu hal yang harus diperhatikan / diutamakan oleh seorang manajer
proyek dalam melakukan perencanaan adalah menghitung, baik secara kualitatif maupun kuantitatif,
resiko yang akan terjadi dalam proses pengerjaan.

Dalam dunia bisnis tentu banyak terjadi persaingan, entah dari dari pihak perseorangan,
Perusahaan,maupun mancakup yang lebih luas lagi. Untuk itu kita harus mengenal terlebih dahulu
apa itu Resiko dalam Manajemen Proyek? Resiko Proyek adalah peristiwa tidak pasti yang bila
terjadimemiliki pengaruh positif atau negatif terhadap minimal satu tujuan proyek (waktu, biaya,
ruanglingkup, mutu). Risiko mungkin memiliki satu atau lebih penyebab, yang bila terjadi memiliki
satuatau lebih dampaknya terhadap manajemen.Dan apabila kita garis besarkan secara keseluruhan
maka yang dimaksud dengan Manajemen Proyekdan Resiko adalah proses sistematis untuk
merencanakan, mengidentifikasi, menganalisis, danmerespon risiko proyek. Tujuannya untuk
meningkatkan peluang dan dampak peristiwa positif, danmengurangi peluang dan dampak peristiwa
yang merugikan proyek atau dapak negatifnya.Dalam peenerapannya sebuah teknologi dalam
perusahaan memerlukan perencanaan yang strategiskhususnya penerapan teknologi pada
manajemen proyek, agar penerapan dapat sesuai dengantujuan bisnis yang diharapkan oleh
perusahaan. Jika penerapan teknologi informasi dalammanajemen proyek tidak sesuai dengan
tujuan bisnis yang diinginkan maka akan menimbulkanrisiko. Risiko yang timbul akibat dari
penerapan teknologi informasi yang salah dalam manajemenproyek akan menyebabkan proses
bisnis yang tidak optimal, kerugian finansial, menurunnya reputasi perusahaan, bahkan hancurnya
perusahaan.Pada kenyataaannya penerapan manajemen proyek teknologi informas itu sendiri
membutuhkaninvestasi yang cukup besar, dan seiring dengan teknologi yang terus berkembang dari
waktu ke waktu, membuat proses manajemen proyek pun menjadi semakin sulit, kare na harus
memahami teknologi yang baru. Dengan adanya manajemen risiko proyek yang didukung dengan
penggunaan hardware diharapkan dapat membantu perusahaan dalam hal meminimalkan tingkat
kerugian yangtidak diinginkan oleh.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian, manajemen, proyek, dan manajemen proyek
2. Mengapa membutuhkan tahapan manajemen di dalam manajemen proyek
3. Mengapa dibutuhkan Skill pada manajemen proyek
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen

Manajemen merupakan sebuah proses terpadu dimana individu-individu sebagai bagian


dariorganisasi yang dilibatkan untuk merencanakan, mengorganisasikan, menjalankan dan
mengendalikan aktifitas-aktifitas, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan
dan berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya waktu. Agar proses manajemen berjalan
lancar, diperlukan sistem serta struktur organisasi yang solid. Pada organisasi tersebut, seluruh
aktifitasnya haruslah berorientasi pada pencapaian sasaran. Organisasi tersebut berfungsi sebagai
wadah untuk menuangkan konsep, ideide manajemen. Jadi dapat dikatakan bahwa manajemen
merupakan suatu rangkaian tanggung jawab yang berhubungan erat satu sama lainnya.

2.2 Pengertian Proyek

Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai sasaran yang
dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu periode tertentu dengan
menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan
pengelolaan dan kerjasama yang berbeda dari yang biasanya digunakan. Menurut DI Cleland dan Wr.
King (1987), proyek merupakan gabungan dari berbagai sumber daya yang dihimpun dalam
organisasi sementara untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pengertian Manajemen Proyek.
Manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan
mengendalikan sumberdaya organisasi yang mempergunakan personil untuk ditempatkan pada
tugas tertentu dalam proyek untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan
sumberdaya tertentu

2.3 Pengertian Manajemen Proyek

Manajemen proyek adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan juga
ketrampilan, cara teknis yang terbaik serta dengan sumber daya yang terbatas untuk mencapai
sasaran atau tujuan yang sudah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja,
waktu, mutu dan keselamatan kerja. Definisi manajemen proyek yang lainnya adalah suatu kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi serta mengendalikan sumber daya
organisasi perusahaan guna mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya
tertentu.

2.4 3 Sasaran Manajemen Proyek

Setiap proyek memiliki tujuan khusus, didalam proses pencapaian tujuan tersebut ada tiga constraint
yang harus dipenuhi, yang dikenal dengan Tradeoff Triangle atau Triple Constraint. Triple constraint
adalah usaha pencapaian tujuan yang berdasarkan tiga batasan, yaitu :

1. Tepat biaya.

Proyek harus dikerjakan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran, baik biaya tiap item
pekerjaan, biaya tiap periode pelaksanaan maupun biaya total sampai akhir proyek.

2. Tepat waktu.
Proyek harus dikerjakan dengan waktu sesuai dengan jadwal pelaksanaan proyek
(schedule) yang telah direncanakan yang ditunjukan dalam bentuk prestasi pekerjaan (work
progress).

3. Tepat mutu.

Mutu produk atau disebut sebagai kinerja (performance), harus memenuhi spesifikasi
dan kriteria dalam taraf yang disyaratkan oleh pemilik.

2.5 Tahapan Manajemen Proyek

1. PLANNING (PERENCANAAN)

Perencanaan merupakan susunan langkah-langkah secara sistematik dan teratur untuk


mencapai tujuan organisasi atau memecahkan masalah tertentu. Perencanaan juga diartikan sebagai
upaya memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dengan memperhatikan segala keterbatasan
guna mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Perencanaan merupakan langkah awal dalam
proses manajemen, karena dengan merencanakan aktivitas organisasi kedepan, maka segala sumber
daya dalam organisasi difokuskan pada pencapaian tujuan organisasi.

Dalam melaksanakan perencanaan ada kegiatan yang harus dilakukan, yaitu melakukan
prakiraan (rencana) kegiatan organisasi dan penganggaran (budgeting). Prakiraan berfungsi untuk
menentukan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan kedepan oleh organisasi sebagai upaya
mencapai tujuan organisasi. Dalam melakukan prakiraan, haruslah selalu memperhatikan tujuan
organisasi, sumber daya organisasi dan juga melakukan suatu analisis organisasi (bisa menggunakan
SWOT) untuk mengetahui potensi internal dan eksternal.

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan perencanaan, yakni harus
SMART. SMART yaitu Specific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya.
Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis. Measurable artinya program kerja organisasi atau rencana
harus dapat diukur tingkat keberhasilannya. Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan hanya
sekedar angan-angan dalam merencanakan dan tidak dapat dilaksanakan. Realistic artinya sesuai
dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Time
artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan.
Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.

Setelah merencanakan aktivitas organisasi secara sistematis dan terukur, maka perlu juga
melakukan perencanaan penganggaran untuk pelaksanaan kegiatan. Prinsip dalam melakukan
perencanaan penganggaran,adalah mengunakan segala sumber daya keuangan secara efesien dan
se-efektif mungkin. Hal ini perlu direncanakan secara serius, agar organisasi tidak melakukan
pemborosan, keuangan, selain itu sekaligus juga melihat sumbersumber daya keuangan yang bisa
diperoleh dari luar organisasi. Langkah-langkah dalam membuat perencanaan :

1. Analisis situasi & identifikasi masalah

Melakukan analisa dan identifikasi terhadap situasi organisasi dengan memperhatikan


tujuan organisasi. dalam melakukan analisa situasi dapat menggunakan teknik analisis SWOT.

2. Menentukan skala prioritas

Setelah dianalisa dan mengidentifikasi masalah, maka perlu dilakukan penentuan skala
prioritas terhadap pelaksanaan kegiatan. Hal ini agar kebutuhan organisasi yang mendesak
didahulukan untuk menjamin keberlangsungan organisasi
3. Menentukan tujuan program

Agar pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi akan mengarah pada pencapaian tujuan
organisasi, maka dibutuhkan penentuan tujuan program, sehingga nantinya pelaksanaan
program dapat diukur capaiannya

4. Menyusun rencana kerja operasional (termasuk didalamnya menyusun anggaran)

2. ORGANIZING (PENGORGANISASIAN)
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada orang yang terlibat
dalam aktivitas organisasi, sesuai dengan kompetensi SDM yang dimiliki. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa kegiatan ini merupakan keseluruhan proses memilih orang-orang serta
mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi,
serta mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan program dan
tujuan organisasi. Menurut George R. Terry, tugas pengorganisasian adalah mengharmonisasikan
kelompok orang yang berbeda, mempertemukan macam-macam kepentingan dan memanfaatkan
seluruh kemampuan kesuatu arah tertentu.

Dalam pengorganisasian kegiatan yang dilakukan yakni staffing (penempatan staf) dan
pemaduan segala sumber daya organisasi. Staffing sangat penting dalam pengorganisasian. Dengan
penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat dalam organisasi, maka kelangsungan
aktivitas organisasi tersebut akan terjamin. Fungsi pemimpin disini adalah mampu menempatkan the
right man in the right place. Pemimpin harus mampu melihat potensi-potensi SDM yang berkualitas
dan bertanggung jawab untuk melaksanakan aktivitas roda organisasi. Setelah menempatkan orang
yang tepat untuk tugas tertentu, maka perlu juga mengkoordinasikan dan memadukan seluruh
potensi SDM tersebut agar bekerja secara sinergis untuk mencapai tujuan organisasi.

Langkah-langkah Pengorganisasian :

1. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. (Menjelaskan keseluruh staff tentang tujuan
organisasi yang harus dicapai)

2. Mendistribusi pekerjaan ke staff secara jelas. (Mendudukan orang-orang yang


berkompetensi pada posisi tepat. Dan jangan sampai ada posisi strategis yang kosong,
karena akan berpengaruh pada keseluruan pencapaian organisasi)

3. Menentukan prosedural staf. (Menentukan cara kerja dan evaluasi para staff, serta
punishment dan reward yang diterima. Selain itu juga menjelaskan tentang garis koordinasi
dan sinergitas dalam organisasi, sehingga seluruh posisi dipadukan untuk menuju tujuan
organisasi)

4. Mendelegasikan wewenang. (Berani untuk mendelegasikan wewenang sesuai dengan tugas


dan fungsi tiap-tiap staff)

3. ACTUATING (PENGGERAKAN)
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan
pelaksanaan kerja organisasi yang bertanggung jawab. Untuk itu maka semua Sumber Daya Manusia
(SDM) yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.
Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Setiap pelaku organisasi
harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM
untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan. Inti dari Actuating
adalah menggerakkan semua anggota kelompok untuk bekerja agar mencapai tujuan organisasi.

Dalam mengimplementasikan aktivitas organisasi, pelaku organisasi harus :

1. Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan,

2. Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri mereka sendiri,

3. Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau mendesak,

4. Tugas yang diberikan cukup relevan,

5. Hubungan harmonis antar rekan kerja.

Actuating (penggerakan) meliputi kepemimpinan dan koordinasi. Kepemimpinan yakni gaya


memimpin dari sang pemimpin dalam mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber daya organisasi
agar mengarah pada pencapaian tujuan program dan organisasi. Sedangkan koordinasi yakni suatu
aktivitas membawa orang-orang yang terlibat organisasi ke dalam suasana kerjasama yang
harmonis. Dengan adanya pengoordinasian dapat dihindari kemungkinan terjadinya persaingan yang
tidak sehat dan kesimpangsiuran di dalam bertindak antara orang-orang yang terlibat dalam
mencapai tujuan. Koordinasi ini mengajak semua sumber daya manusia yang tersedia untuk
bekerjasama menuju ke satu arah yang telah ditentukan. Pekerjaan memimpin meliputi lima
kegiatan yaitu :

1. Mengambil keputusan

2. Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara pemimpin dan bawahan.

3. Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.

4. Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya secara tepat

5. Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha
mencapai tujuan yang ditetapkan.

Dalam memimpin ada kegiatan direction (perintah) dan motivasi. Perintah adalah petunjuk
atau penjelasan kerja, serta pertimbangan dan bimbingan, terdapat para pelaku organisasi yang
terlibat, baik secara struktural maupun fungsional, agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan
lancar. Dalam pelaksanaannya direction (perintah) seringkali dilakukan bersamaan dengan
controlling. Jika perintah yang disampaikan pemimpin sesuai dengan kemauan dan kemampuan dari
staff, maka staff pun akan termotivasi untuk memberdayakan potensinya dalam melaksanakan
kegiatan organisasi. Sedangkan motivasi dapat dilakukan dengan cara mejadikan staff sebagai rekan
kerja, serta memberikan reward (penghargaan) apabila staff bekerja secara baik.

Tujuan Actuating (Penggerakan) adalah :

1. Menciptakan kerjasama yang lebih efisien

2. Mengembangkan kemampuan & keterampilan staf

3. Menumbuhkan rasa memiliki & menyukai pekerjaan

4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi & prestasi kerja staf

5. Membuat organisasi berkembang secara dinamis.


4. CONTROLLING (PENGENDALIAN/ PENGAWASAN)
Controlling bukanlah hanya sekedar mengendalikan pelaksanaan program dan aktivitas
organisasi, namun juga mengawasi sehingga bila perlu dapat mengadakan koreksi. Dengan demikian
apa yang dilakukan staff dapat diarahkan kejalan yang tepat dengan maksud pencapaian tujuan yang
telah direncanakan. Inti dari controlling adalah proses memastikan pelaksanaan agar sesuai dengan
rencana.

Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan tujuan organisasi dan program kerja maka dibutuhkan
pengontrolan, baik dalam bentuk pengawasan, inspeksi hingga audit. Kata-kata tersebut memang
memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui
penyimpanganpenyimpangan yang terjadi, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun
pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan antisipasi, koreksi dan
penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan lingkungan sekitar
organisasi.

Proses pengawasan sebagai bagian dari pengendalian akan mencatat perkembangan


organisasi kearah tujuan yang diharapkan dan memungkinkan pemimpin mendeteksi penyimpangan
dari perencanaan tepat pada waktunya untuk mengambil tindakan korektif sebelum terlambat.
Melalui pengawasan yang efektif, terhadap aktivitas organisasi, maka upaya pengendalian mutu
dapat dilaksanakan dengan lebih baik.

Manfaat pengawasan :

1. Dapat mengetahui sejauh mana program telah dilaksanakan

2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan

3. Dapat mengetahui apakah waktu & sumber daya mencukup

4. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan

5. Dapat mengetahu staff yang perlu diberikan penghargaan/promosi

Proses controlling meliputi :

1. Menentukan standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian,

2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai dengan melaksanakan evaluasi
terhadap kinerja serta kompetensi SDM yang dimiliki,

3. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar.

4. Kembali membandingkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan tujuan awal (rencana) kegiatan
tersebut dilaksanakan, dan mengukur capaian keberhasilannya,

5. Melakukan tindakan perbaikan.

6. Jika ada kesalahan atau penyimpangan, segera melakukan perbaikan,

7. Meninjau dan menganalisis ulang rencana.

8. Kembali membuat rencana baru jika terjadi penyimpangan.


Namun jika hasilnya sesuai dengan tujuan program, maka perlu dibuatkan rencana lanjutan
untuk melanjutkan program yang berhasil tersebut, sehingga tujuan organisasi semakin dekat untuk
dicapai.

Pengawasan yang dilakukan secara dekat terhadap staff, hal ini sering dilakukan untuk tujuan-
tujuan yang spesifik dan bersifat khusus, sehingga menghindarkan sekecil-kecilnya terjadi
penyimpangan atau kesalahan. Controlling akan mengarahkan seluruh potensi organisasi yang
terlibat agar tidak melakukan penyimpangan dalam pencapaian tujuan. Untuk itu controlling
haruslah dilakukan secara bertanggung jawab dan dengan standar organisasi, sehingga pelaku-
pelaku organisasi tetap bekerja secara maksimal dan fokus pada pencapaian tujuan organisasi.
Kegiatan-kegiatan yang juga termasuk dalam kegiatan controlling termasuk adalah evaluasi dan
pelaporan

5. EVALUASI (EVALUATING)
Evaluasi merupakan suatu penilaian terhadap hasil pelaksanaan kegiatan atau program. Dalam
melakukan evaluasi haruslah menyeluruh, mencakup capaian tujuan kegiatan, kinerja staff,
pengetahuan staff, efektifitas dan efesiensi penganggaran dan proses kegiatan. Sedangkan
pelaporan merupakan penyampaian perkembangan hasil kegiatan atau pemberian keterangan
mengenai segala hal yang berkaitan dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pemimpin yang lebih
tinggi.

2.6 Project Management Skills

Untuk dapat mengimplementasikan kegiatan manajemen tersebut sesuai dengan fungsinya


masing-masing, maka diperlukan beberapa keahlian manajemen(managerial skills) yang diperlukan
oleh setiap orang yang terlibat dalam organsasi. Keahlian-keahlian tersebut meliputi, sebagai
berikut:

1. Keahlian teknis (technical skills)

Keahlian yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan spesifik tertentu, seperti


mengoperasikan komputer, mendesain bangunan, membuat layout perusahaan, dan lain
sebagainya.

2. Keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat (human relation skills)

Keahlian dalam memahami dan melakukan interaksi dengan berbagai jenis orang di
masyarakat.Contohnya adalah keahlian dalam bernegosiasi, memotivasi, meyakinkan orang, dan lain
sebagainya.

3. Keahlian konseptual (conceptual skills)

Keahlian dalam berpikir secara abstrak, sistematis, termasuk di dalamnya mendiagnosa dan
menganalisis berbaga masalah dalam situasi yang berbeda-beda, bahkan keahlian untuk
memprediksi masa yang akan datang.

4. Keahlian dalam pengambilan keputusan (decision making skills Keahlian untuk


mengidentifikasi masalah sekaligus menawarkan berbagai alternative solusi atas permasalahan yang
dihadapi.

5. Keahlian dalam mengelola waktu (time management skills Keahlian dalam memanfaatkan
waktu secara efektif dan efisien.
Beberapa keahlian lain yang juga diperlukan dalam manajemen atau pengelolaan bisnis, jika
dikaitkan dengan persaingan bisnis global.Di antaranya, yaitu:

1. Keahlian dalam manajemen global (global management skills) Keahlian manajerial yang
tidak saja terfokus pada satu keadaan di Negara tertentu, akan tetapi juga lintas negara bahkan
lintas budaya.

2. Keahlian dalam hal teknologi(technological skills) Keahlian manajerial dalam mengikuti dan
menguasai berbagai perkembangan teknologi yang terjadi.

2.7 9 Area Pengetahuan Proyek

1. Project scope management

Project scope management apa yang bisa dilakukan dan aktivitas-aktivitas apa saja yang tidak
boleh dilakukan dalam menyelesaikan suatu proyek.

Proses pada ruang lingkup proyek:

Inisiasi memulai proyek atau melanjutkan pada fase berikutnya

Perencenaan ruang lingkup proyek

Pendefinisian ruang lingkup proyek

Membangun WBS

Verifikasi ruang lingkup proyek

Kendali perubahan ruang lingkup proyek

2. Project time management

Project time management proyek dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan

Proses pada manajemen waktu:

Pendefinisian Kegiatan

Pengurutan Kegiatan

Perkiraan Waktu Kegiatan

Pembuatan Jadwal

Pengendalian Jadwal

3. Project cost management

Project cost management adalah semua sumber daya yang harus dikorbankan untuk
mencapai tujuan spesifik atau untuk mendapat sesuatu sebagai gantinya Biaya pada umumnya
diukur dalam satuan keuangan seperti dollar, rupiah, dsb Manajemen Biaya Proyek termasuk di
dalamnya adalah proses yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa proyek dapat diselesaikan sesuai
dengan budget yang telah disepakati.

Proses pada manajemen biaya:


Estimasi biaya: Mengembangkan perkiraan atau estimasi biaya sumber daya yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan sebuah proyek

Penganggaran (Budgeting) Biaya: alokasi estimasi biaya keseluruhan untuk item pekerjaan
individu untuk menetapkan data dasar untuk mengukur kinerja

Pengendalian Biaya: Pengendalian perubahan anggaran proyek

4. Project Human Resource Management

Project Human Resource Management proses mengorganisasikan dan mengelola atau


menempatkan orang-orang yang terlibat dalam proyek, sehingga orang tersebut dapat dimanfaatkan
potensinya secara efektif dan efisien.Sumber daya manusia dalam sebuah proyek antara lain
termasuk sponsor, pelanggan, anggota tim proyek, staf pendukung (jika ada), supplier, dsb

Proses pada manajemen sumber daya manusia:

1. Perencanaan Sumber Daya Manusia mengidentifikasi dan mendokumentasikan perananan


seseorang dalam proyek, tanggung jawabnya dan bagaimana relasi pelaporan orang tersebut dengan
orangorang lain dalam proyek

2. Akuisisi Tim Proyek usaha untuk mendapatkan sumber daya manusia sesuai kebutuhan
untuk menyelesaikan proyek

3. Membangun Tim Proyek Meningkatkan kompetensi dan interaksi anggota tim proyek, baik
secara individual maupu secara berkelompok untuk meningkatkan kinerja proyek

4. Mengelola Tim Proyek Memantau kinerja tim proyek dengan memberikan masukan atau
motivasi, solusi ataupun sekedar koordinasi dalam rangka meningkatkan kinerja proyek

5. Project Risk Management

Project Risk Management adalah proses sistematis untuk merencanakan, mengidentifikasi,


menganalisis, dan merespon risiko proyek. Tujuannya untuk meningkatkan peluang dan dampak
peristiwa positif, dan mengurangi peluang dan dampak peristiwa yang merugikan proyek.

Proses pada manajemen resiko:

Perencanaan manajemen risiko

Identifikasi risiko

Analisis risiko kualitatif dan kuantitatif

Perencanaan respon risiko

Pengendalian dan monitoring risiko

6. Project Communication Management

Project Communication Management adalah kompetensi yang harus dimiliki manajer proyek
dengan tujuan utama adalah agar adanya jaminan bahwa semua informasi mengenai proyek akan
sampai tepat pada waktunya, dibuat dengan tepat, dikumpulkan, dibagikan, disimpan dan diatur
dengan tepat pula.

Proses pada manajemen komunikasi:


Perencanaan Komunikasi (Communication Planning)mendefinisikan kebutuhan komunikasi
dan informasi di antara stakeholder sebuah proyek

Distribusi Informasi adalah proses yang dilakukan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan
informasi pada waktu yang tepat bagi setiap stakeholder

Pelaporan Kinerja proses mengumpulkan dan menyebarkan informasi kinerja proyek,


termasuk di dalamnya status reports, progress measurements, dan peramalan

Mengelola stakeholders proses mengelola komunikasi untuk memenuhi kebutuhan dan


harapan stakeholder dan penyelesaian isu-isu yang terjadi

7. Project Quality Management

Project Quality Management adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang
menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi. Dalam rangka
mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan
ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan management
kualitas

8. Project Procurement Management

Project Procurement Management adalah proses memperoleh barang ataupun jasa dari pihak
di luar organisasi Manajemen Pengadaan adalah proses –proses yang dilakukan untuk mendapatkan
barang dan/atau jasa yang dibutuhkan sebuah proyek dari luar organisasi yang “didukungnya”

Proses pada manajemen pengadaan:

1. Perencanaan pembelanjaan dan pengadaan ,proses menentukan apa yang dibutuhkan,


kapan dibutuhkan dan bagaimana proses pengadaannya. Dalam perencaan ini harus diputuskan apa
yang harus diambil dari luar, tipe kontrak dan menggambarkan kerja yang harus dilakukan oleh
distributor kelak

2. Perencanaan kontrak kerja sama ,proses menggambarkan kebutuhan produk atau servis
yang diperlukan, yang digambarkan dalam RFP, kriteria evaluasi dan SOW

3. Permintaan respon dari distributor ,proses memperoleh informasi, tanggapan, penawaran


atau proposal dari penjual

4. Memilih Distributor ,proses memilih suplier yang paling potensial melalui proses analisis
suplier potensial dan negosiasi

5. Administrasi kontrak kerja sama ,formalisasi pernyataan kerja sama

6. Penutupan Kontrak

9. Project Integration Management

Project Integration Management adalah tiang penyangga yangmempengaruhi dan dipengaruhi


oleh seluruh knowledge area dalam Manajemen ProyekManajemen Integrasi Proyek melibatkan
koordinasiseluruh knowledge area dalam project life cycle Manajemen Integrasi Proyek, merupakan
salah satukompetensi yang harus dimiliki oleh Manajer Proyek sebagai kunci koordinasi sdm,
rencana dan pekerjaan pekerjaan yang harus dilakukan selama proyek berlangsung, serta pintu
komunikasi antara proyek dengan top manajemen.
Proses pada integrasi manajemen:

Membangun Project Charter

Membangun Preliminary Scope Statement

Membangun Project Management Plan

Mengarahkan dan mengelola ekseskusi proyek

Monitoring & Kontroling proyek

Melakukan dan mengendalikan perubahan proyek secara terintegrasi

Menutup Proyek

2.8 Fase Inisialisasi


Proyek Pada fase ini merupakan fase dalam hal studi kelayakan serta fase pertama dalam
berinteraksi langsung dengan proyek yang ditangani. Dimana dalam studi kelayakan terdapat
beberapa langkah yang harus dilaksanakan. Salah satunya adalah analisis kebutuhan (requirements
analysis), karena kelayakan dari proyek sistem informasi didasarkan atas hasil dari requirements
analysis ini. Hasil studi kelayakan kemudian disusun dalam bentuk proposal proyek untuk kemudian
diajukan ke stakeholder. Proyek dikatakan layak jika memenuhi syarat kelayakan, :

a. Memberikan manfaat bagi klien

b. Memberikan solusi pada masalah yang sedang dihadapi oleh pemilik proyek

c. Dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang diharapkan, anggaran yang tersedia, dan
aktivitas serta sumberdaya yang terukur.

Pengendalian suatu proyek

Suatu kegiatan pengawasan/Monitoring suatu Proyek supaya proyek bisa berjalan dengan
lancar dan mendapatkan mutu yang baik, penggunaan biaya dan waktu serta evaluasi atau
pengambilan langkah-langkah yang diperlukan pada saat pelaksanaan, agar proyek dapat selesai
sesuai dengan yang direncanakan .

Dalam rangka pengendalian dan pengawasan pekerjaan di lapangan atau lazim disebut
monitoring (Pengendalian Mutu, Waktu dan Biaya) suatu media atau alat yang mampu merangkum
informasi-informasi secara tepat dan cepat dapat diketahui. Umumnya pengendalian tersebut
dipakai media jaringan kerja, curve S, formulir disamping Kontrak (spesifikasi Teknis, Gambar dll).
Media komunikasi tersebut bermanfaat untuk memastikan tentang kondisi kemajuan proyek,
masalah yang terjadi, serta keputusan dan tindakan yang diambil oleh yang berwenang.
Pengendalian Proyek dilaksanakan secara umum dapat dikelompokan sebagai berikut:

1. Pengendalian Mutu.

Adalah mengendalikan jalannya pelaksanaan proyek agar mendapatkan mutu yang baik dan
sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam kontrak. Alat Pengendali Mutu Proyek yang harus
dikuasai oleh Pengawas/Direksi Pekerjaan adalah sebagai berikut:

 Spesifikasi teknis (Pabrikan, RKS).

 Metode Pelaksanaan (Pabrikan, RKS).


 Gambar Kerja.

 Hasil Tes bahan dari Laboratorium.

 Peraturan-peraturan pemerintah.

 Peraturan-peraturan khusus yang harus dikuti yang tercantum dalam kontrak

Setiap Pengawas harus menguasai RKS/ Spesifikasi teknis dari pekerjaan yang akan
dilaksanakan maupun Metode pelaksanaan, gambar kerja, pembacaan hasil tes Laboratoriun serta
peraturan-peraturan yang harus diikuti.

2. Pengendalian Waktu Suatu rencana monitoring harus merangkum masalah-masalah yang


secara aktif selalu diamati, dicatat dan dilaporkan selama berlangsungnya pelaksanaan. Pada
umumnya alat yang biasa digunakan dalam digunakan untuk monitoring pelaksanaan pekerjaan
yaitu jaringan kerja (network planning). Ada dua versi network planning yaitu PERT dan CPM.
Program Evaluation and Review Technique (PERT) yang cocok untuk proyek yang kegiatan-
kegiatannya belum pernah dilakukan (non-repetitif) atau proyek riset, sedangkan Critical Path
Method (CPM) cocok untuk proyek yang kegiatan-kegiatannya sudah pernah dilakukan sehingga sifat
dari kegiatan itu sudah diketahui dengan pasti. Perencanaan dan pengendalian dengan CPM
ditujukan untuk bisa melaksanaakan pekerjaan sesuai dengan rancangan dalam waktu yang telah
ditentukan dan dengan biaya yang seekonomis mungkin. Untuk itu perlu kita ketahui komponen-
komponen apa saja yang menentukan berhasilnya suatu proyek. CPM sebagai alat pengendali dan
pengawasan, ternyata secara serentak dapat mengelola waktu kegiatan, sarana dan biaya dalam
suatu perencanaan yang terpadu (intergrated planning). Jaringan kerja menggambarkan keseluruhan
kegiatan-kegiatan Pengendalian Proyek proyek kedalam simbol-simbol jaringan kegiatan, oleh
karenanya teknik ini juga disebut perencanaan jaringan kerja (network planning).

3. Pengendalian Biaya.

Pengendalian biaya dalam suatu kontrak/Surat perjanjian dimaksudkan agar pengawas


mengetahuidan mengendalikan agar biaya Proyek tidak melebihi anggaran yang sudah
direncanakan. Hal-hal yang harus` diketehui oleh Pengawas adalah sebagai berikut:

 Sumber Dana Proyek.

 Progres pembayaran yang telah dilakukan dalam suatu pekerjaan (kontrak) sesuai dengan
yang direncanakan.

 Tahapan-tahapan/angsuran pembayaran yang dilakukan untuk Kontrak lokal.

 Pengendalian biaya atas setiap item pekerjaan yang ada didalam Bill of Quantity.

 Tahapan-tahapan/angsuran pembayaran yang dilakukan untuk Kontrak Internasional.

 Pengendalian biaya atas rencana disburse / penyerapan dalam kontrak.

Contoh

HUBUNGAN PREDECESSOR UNTUK PENGENDALIAN PENCEMARAN PADA MILWAUKEE PAPER


Milwaukee Paper Manufacturing telah lama menunda biaya pemasangan komputerisasi canggih,
peralatan pengendalian pencemaran udara di fasilitasnya. Tapi ketika dewan direksi mengadopsi
proaktif baru kebijakan keberlanjutan, tidak hanya mengotorisasi anggaran untuk peralatan canggih.
Itu mengarahkan manajer pabrik, Julie Ann Williams, untuk menyelesaikan pemasangan tepat waktu
untuk pengumuman besar kebijakan, pada Hari Bumi, tepat 16 minggu lagi! Di bawah tenggat waktu
yang ketat dari bosnya, Williams membutuhkan untuk memastikan bahwa pemasangan sistem
penyaringan berlangsung dengan lancar dan tepat waktu.

Dengan informasi berikut, kembangkan tabel yang menunjukkan hubungan prioritas aktivitas.

PENDEKATAN

Milwaukee Paper telah mengidentifikasi delapan kegiatan yang perlu dilakukan dalam perintah
untuk menyelesaikan proyek. Ketika proyek dimulai, dua aktivitas dapat dilakukan secara bersamaan
dimulai: membangun komponen internal untuk perangkat (aktivitas A) dan modifikasi yang
diperlukan untuk lantai dan atap (kegiatan B). Konstruksi tumpukan koleksi (aktivitas C) dapat
dimulai Ketika komponen internal selesai. Penuangan lantai beton dan pemasangan rangka (kegiatan
D) dapat dimulai segera setelah komponen internal selesai dan atap serta lantai telah dimodifikasi.
Setelah tumpukan pengumpul dibangun, dua kegiatan dapat dimulai: membangun pembakar suhu
tinggi (kegiatan E) dan memasang sistem pengendalian polusi (kegiatan F). Perangkat polusi udara
dapat dipasang (aktivitas G) setelah lantai beton dituangkan, rangka telah dipasang, dan pembakar
suhu tinggi telah dibangun. Akhirnya, setelah sistem kontrol dan perangkat polusi telah diinstal,
sistem dapat diperiksa dan diuji (aktivitas H).

SOLUSI

Aktivitas dan hubungan prioritas mungkin tampak agak membingungkan ketika disajikan dalam
bentuk deskriptif ini. Oleh karena itu, lebih mudah untuk membuat daftar semua informasi aktivitas
dalam sebuah tabel, seperti: ditunjukkan pada Tabel 3.1. Kita melihat dalam tabel bahwa aktivitas A
terdaftar sebagai pendahulu langsung dari aktivitas C. Demikian juga, aktivitas D dan E harus
dilakukan sebelum memulai aktivitas G.

Activitas Deskripsi Pendahulu Langsung


A Membangun komponen -
internet
B Modifikasi atap dan lantai -
C Bangun tumpukan koleksi A
D Beton dan Pasang bingkai A, B
E Bangun Pembakar Suhu tinggi C
F Install Sistem pengontrol polusi C
G Install peralatan Polusi Udara D, E
H Inspeksi dan test F, G

WAWASAN

Untuk melengkapi jaringan, semua pendahulunya harus didefinisikan dengan jelas.

LATIHAN PEMBELAJARAN
Apa dampak pada rangkaian kegiatan ini jika persetujuan Badan Perlindungan Lingkungan (EPA)
diperlukan setelah Inspeksi dan Uji? [Jawaban: Pendahulu langsung untuk aktivitas baru adalah H,
Inspect and Test , dengan persetujuan EPA sebagai aktivitas terakhir.]

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Manajemen merupakan sebuah proses terpadu dimana individu-individu sebagai bagian dari
organisasi yang dilibatkan untuk merencanakan, mengorganisasikan, menjalankan dan
mengendalikan aktifitas-aktifitas, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan
dan berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya waktu.

2. Untuk dapat mengimplementasikan kegiatan manajemen tersebut sesuai dengan fungsinya


masing-masing, maka diperlukan beberapa keahlian manajemen(managerial skills) yang diperlukan
oleh setiap orang yang terlibat dalam organsasi.

3. Ilmu untuk mengelola proyek disebut dengan manajemen proyek. Jadi manajemen proyek adalah
suatu aktivitas penerapan pengetahuan, keahlian, metodologi dan teknik memanfaatkan
sumberdaya untuk mengelola sebuah proyek untuk memenuhi harapan pihak-pihak yang
berkepentingan.

4. Area pengetahuan (Knowledge area) yang diperlukan dalam mengelola sebuah proyek, terdapat
delapan aspek pengetahuan yaitu manajemen ruang lingkup, manajemen kualitas, manajemen
waktu, manajemen biaya, manajemen komunikasi, manajemen sumberdaya manusia, manajemen
resiko dan manajemen pengadaan.
DAFTAR PUSTAKA

N. A. Rachman, “Makalah Manajemen Proyek,” 1 Oktober 2013. [Online].


Available:https://www.academia.edu/5951557/MAKALAH_MENEJEMEN _PROYEK. [Diakses 3
Oktober 2022].

S. N, “Pengertian Manajemen Proyek dan Contohnya,” 27 Maret 2015. [Online]. Available:


http://www.pengertianku.net/2015/03/pengertianmanajemen-proyek-dan-contohnya.html.
[Diakses 3 Oktober 2022].

Dayat, “Manajemen Proyek,” 9 November 2011. [Online]. Available:


http://masterraider.blogspot.co.id/. [Diakses 27 Desember 2015].

R. A. Nggili, “POAC : Planning, Organizing, Actuating, Controlling,” 21 November 2011. [Online].


Available: http://rickyanggili.blogspot.co.id/2011/11/poac-planning-organizingactuating.html.
[Diakses 3 Oktober 2022].

Y. D, “KNOWLEDGE AREA MANAJEMEN PROYEK,” 20 April 2011. [Online]. Available:


http://agustinariyanti.blogspot.co.id/2011/04/knowledgearea-manajemen-proyek.html. [Diakses 3
Oktober 2022]

Anonymous, “Pengendalian Proyek,” 02 Februari 2012. [Online]. Available:


http://kampuzsipil.blogspot.co.id/2012/02/pengendalian-proyek.html. [Diakses 3 Oktober 2022].

Anda mungkin juga menyukai