Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MANAJEMEN PROYEK
Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester
Dosen Pengampu: Dr. Ir. H. Kartono Wibowo, MM, MT

DISUSUN OLEH:

TEGAR AGUNG URIYANTO


30201700170

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang Maha Esa, karena berkat
limpah rahmat dan karunianya sehingga penyusun dapat menyusun makalah manajemen
proyek ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Manajemen Proyek. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, apabila terdapat kesalahan kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan
di masa yang akan datang.

Pekalongan, 1 Juli 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan perlu berupaya untuk meningkatkan kualitas jasa yang diberikan
dengan melalui pembuatan perencanaan yang terstruktur, sehingga lebih optimal
dalam penggunaan sumber daya yang akan berdampak pada efesiensi kinerja internal
perusahaan. Manajemen proyek adalah suatu proses pengolahan proyek yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian dan pengaturan tugas-tugas sumber daya untuk
mewujudkan tujuan yang ingin dicapai, dengan mempertimbangkan faktor-faktor
waktu dan biaya.1
Manajemen proyek dapat diterapkan pada jenis proyek apapun, dan dipakai
secara luas untuk dalam menyelesaikan proyek yang besar dan kompleks. Fokus
utama manajemen proyek adalah pencapaian semua tujuan akhir proyek dengan
segala batasan yang ada, waktu dan dana yang tersedia.
Seiring berkembangnya teknologi informasi, manusia mulai menggunakan
komputer dalam melakukan manajemen proyek, untuk membantu otomatisasi dan
perhitungan. Peralihan manajemen proyek dengan menggunakan komputer membuat
manajemen proyek menjadi lebih cepat, efektif dan efisien. Perkembangan perangkat
lunak yang pesat juga mendorong transformasi manajemen proyek yang tradisional
menjadi sebuah perangkat lunak manajemen proyek.
Perangkat lunak manajemen proyek (project management software) adalah
suatu kumpulan perangkat lunak yang mendukung perancangan dan pelaksanaan
suatu proyek dengan menggunakan media komputer. Perangkat lunak manajemen
proyek ini membantu kepala proyek dalam perancanaan, pengorganisasian, dan
manajemen sumber daya dalam proses penyelesaian suatu proyek.
Sebutan kontraktor di bidang konstruksi sebenarnya diperuntukkan bagi
perorangan maupun perusahaan yang melaksanakan tugasnya berdasarkan pada suatu
ikatan kontrak. Sejauh ini telah terjadi kesalahpahaman pengertian, dimana sebutan
kontraktor hanya khusus untuk menyebut pihak pembangun saja. Profesi kontraktor
konstruksi sebetulnya dapat dibedakan berdasarkan pada berbagai macam pekerjaan
atau spesialisnya.2

1
Zeivira Masri Inayah Al Gheffira and Della Oktaviany , Rizani Teguh, “Sistem Informasi Manajemen Proyek
Berbasis Website Pada PT. AKM,” Teknik Informatika Dan Sistem Informasi 6, no. 1 (2019): 62–71.
2
E-BOOK., “Manajemen Kontrak,” n.d.
Ada yang berspesialisasi sebagai perancana proyek, konsultan, manajer
konstruksi atau penyeliaan, yang menggunakan berbagai ketrampilan dan keahlian
dibawah wewenang manajemennya, dengan demikian nyata bahwa kontraktor
bertugas dan bertanggung jawab melalui pelayanan jasa untuk mengurangi beban dari
pemilik.
Dari uraian di atas, dapat kita ketahui manajemen kontrak adalah suatu proses
pemilihan secara cermat untuk mendapatkan kontraktor handal yang sesuai dengan
kualifikasinya, yang bertanggung jawab dan mengerti benar akan tugas dan
kewajibannya. Hal ini penting dilakukan karena masih saja dijumpai kontraktor yang
kurang bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya sehingga menimbulkan
permasalahan selama pelaksanaan konstruksi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tentang proyek dan Manajemen Proyek?
2. Apa saja sasaran dalam manajemen proyek?
3. Mengapa membutuhkan tahapan manajemen di dalam Manajemen Proyek?
4. Mengapa membutuhkan skills pada Manajemen Proyek?
5. Bagaimana pengelompokan elemen kerja menggunakan Work Breakdown
Structure?
6. Apa saja pengetahuan yang harus dimiliki di Manajemen Proyek?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tentang Proyek dan Manajemen Proyek.


2. Untuk mengetahui sasaran manjemen proyek.
3. Untuk mengetahui tahapan manajemen yang baik secara umum.
4. Untuk mengetahui alasan mengapa skills dibutuhkan dalam Manajemen
Proyek.
5. Untuk mengetahui pengelompokan elemen kerja menggunakan Work
Breakdown Structure.
6. Untuk mengetahui pengetahuan yang harus dimiliki di Manajemen Proyek.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen Proyek
Manajemen merupakan sebuah proses terpadu dimana individu-individu
sebagai bagian dariorganisasi yang dilibatkan untuk merencanakan,
mengorganisasikan, menjalankan dan mengendalikan aktifitas-aktifitas, yang
kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan dan berlangsung terus
menerus seiring dengan berjalannya waktu. Agar proses manajemen berjalan lancar,
diperlukan sistem serta struktur organisasi yang solid. Pada organisasi tersebut,
seluruh aktifitasnya haruslah berorientasi pada pencapaian sasaran. Organisasi
tersebut berfungsi sebagai wadah untuk menuangkan konsep, ide-ide manajemen.
Jadi dapat dikatakan bahwa manajemen merupakan suatu rangkaian tanggung jawab
yang berhubungan erat satu sama lainnya.
Sedangkan Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk
mencapai sasaran yang dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam
suatu periode tertentu dengan menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang
terbatas dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan dan kerjasama yang
berbeda dari yang biasanya digunakan. Sebuah proyek mendefinisikan satu
kombinasi kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan yang harus dilakukan dalam
urutan tertentu sebelum keseluruhan tugas dapat diselesaikan.3
Sehingga dapat didefinisikan bahwa manajemen proyek adalah suatu proses
pengolahan proyek yang meliputi perencanaan, pengorganisasian dan pengaturan
tugas-tugas sumber daya untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai, dengan
mempertimbangkan faktor-faktor waktu dan biaya.4
Manajemen proyek telah berkembang sebagai satu bidang baru dengan
dikembangkannya dua teknik analitis untuk perencanaan, penjadwalan, dan
pengendalian proyek.
B. Sasaran Manajemen Proyek
Setiap proyek memiliki tujuan khusus, didalam proses pencapaian tujuan
tersebut ada tiga constraint yang harus dipenuhi, yang dikenal dengan Tradeoff

3
Riza Arifudin, “OPTIMASI PENJADWALAN PROYEK DENGAN PENYEIMBANGAN BIAYA MENGGUNAKAN
KOMBINASI CPM DAN ALGORITMA GENETIKA” 2 (n.d.): 1–14.
4
Al Gheffira and , Rizani Teguh, “Sistem Informasi Manajemen Proyek Berbasis Website Pada PT. AKM.”
Triangle atau Triple Constraint. Triple constraint adalah usaha pencapaian tujuan
yang berdasarkan tiga batasan, yaitu :
1) Tepat biaya.
Proyek harus dikerjakan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran, baik
biaya tiap item pekerjaan, biaya tiap periode pelaksanaan maupun biaya
total sampai akhir proyek.
2) Tepat waktu.
Proyek harus dikerjakan dengan waktu sesuai dengan jadwal
pelaksanaan proyek (schedule) yang telah direncanakan yang ditunjukan
dalam bentuk prestasi pekerjaan (work progress).
3) Tepat mutu.
Mutu produk atau disebut sebagai kinerja (performance), harus
memenuhi spesifikasi dan kriteria dalam taraf yang disyaratkan oleh
pemilik.
C. Tahapan Manajemen Proyek
Manajemen merupakan suatu ilmu pengetahuan tentang seni memimpin
organisasi yang terdiri atas kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengendalian terhadap sumber-sumber daya yang terbatas dalam usaha mencapai
tujuan dan sasaran yang efektif dan efisien. Tujuan dari manajemen adalah
mendapatkan metode atau cara teknis yang paling baik dengan sumbersumber daya
yang terbatas agar diperoleh hasil maksimal dalam hal ketepatan, kecepatan,
penghematan, dan keselamatan kerja secara komprehensif. Manajemen sendiri dibagi
menjadi tiga kegiatan, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengendalian:5
1) Perencanaan (Planning)
Pada kegiatan ini dilakukan antisipasi tugas dan kondisi yang ada
dengan menetapkan sasaran dan tujuan yang harus dicapai serta
menentukan kebijakan pelaksanaan, program yang akan dilakukan, jadwal
waktu pelaksanaan, prosedur pelaksanaan secara administratif dan
operasional serta alokasi anggaran biaya dan sumber daya. Langkah-
langkah dalam membuat perencanaan :

5
Dian Prasetyawati and Irwan Syahrir, “Analisa Manajemen Proyek Pada Proses Pembangunan Kapal Keruk Di
Galangan X” 2, no. April (2019): 37–41.
a. Analisis situasi & identifikasi masalah, demgan melakukan analisa dan
identifikasi terhadap situasi organisasi dengan memperhatikan tujuan
organisasi. dalam melakukan analisa situasi dapat menggunakan teknik
analisis SWOT.
b. Menentukan skala prioritas, Setelah dianalisa dan mengidentifikasi
masalah, maka perlu dilakukan penentuan skala prioritas terhadap
pelaksanaan kegiatan. Hal ini agar kebutuhan organisasi yang
mendesak didahulukan untuk menjamin keberlangsungan organisasi
c. Menentukan tujuan program, Agar pelaksanaan seluruh kegiatan
organisasi akan mengarah pada pencapaian tujuan organisasi, maka
dibutuhkan penentuan tujuan program, sehingga nantinya pelaksanaan
program dapat diukur capaiannya
d. Menyusun rencana kerja operasional (termasuk didalamnya menyusun
anggaran)
2) Pengorganisasian (Organizing)
Pada kegiatan ini dilakukan identifikasi dan pengelompokan jenis-
jenis pekerjaan, menentukan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
personal serta meletakkan dasar bagi hubungan masing-masing unsur
organisasi. Untuk menggerakkan organisasi, pimpinan harus mampu
mengarahkan organisasi dan menjalin komunikasi antar pribadi dalam
hierarki organisasi. Struktur organisasi yang jelas, serta kemampuan
personel yang sesuai keahliannya, akan diperoleh hasil positif bagi
organisasi. Langkah-langkah Pengorganisasian :
a. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. (Menjelaskan
keseluruh staff tentang tujuan organisasi yang harus dicapai)
b. Mendistribusi pekerjaan ke staff secara jelas. (Mendudukan orang-
orang yang berkompetensi pada posisi tepat. Dan jangan sampai
ada posisi strategis yang kosong, karena akan berpengaruh pada
keseluruan pencapaian organisasi)
c. Menentukan prosedural staf. (Menentukan cara kerja dan evaluasi
para staff, serta punishment dan reward yang diterima. Selain itu
juga menjelaskan tentang garis koordinasi dan sinergitas dalam
organisasi, sehingga seluruh posisi dipadukan untuk menuju tujuan
organisasi)
d. Mendelegasikan wewenang. (Berani untuk mendelegasikan
wewenang sesuai dengan tugas dan fungsi tiap-tiap staff)
3) Pelaksanaan (Actuating)
Kegiatan ini adalah implementasi dari perencanaan yang telah
ditetapkan, dengan melakukan tahapan pekerjaan yang sesungguhnya
secara fisik atau nonfisik sehingga produk akhir sesuai dengan sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkan. Karena kondisi perencanaan sifatnya masih
ramalan dan subyektif serta masih perlu penyempurnaan, dalam tahapan ini
sering terjadi perubahanperubahan dari rencana yang telah ditetapkan.
Biasanya, pada tahap pelaksaan, pihak-pihak yang terlibat lebih beragam.
Tujuan Actuating (Penggerakan) adalah :
a. Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
b. Mengembangkan kemampuan & keterampilan staf
c. Menumbuhkan rasa memiliki & menyukai pekerjaan
d. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan
motivasi & prestasi kerja staf
e. Membuat organisasi berkembang secara dinamis.
4) Pengendalian (Controlling)
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini dimaksudkan untuk
memastikan bahwa program dan aturan kerja yang telah ditetapkan dapat
dicapai dengan penyimpangan paling minimal dan hasil paling
memuaskan.Tujuan Actuating (Penggerakan) adalah :
a. Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
b. Mengembangkan kemampuan & keterampilan staf
c. Menumbuhkan rasa memiliki & menyukai pekerjaan
d. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan
motivasi & prestasi kerja staf
e. Membuat organisasi berkembang secara dinamis.
Gambar : Macam Kegiatan Manajemen

D. Skill Yang Dibutuhkan Dalam Manajemen Proyek


Untuk dapat mengimplementasikan kegiatan manajemen tersebut sesuai
dengan fungsinya masing-masing, maka diperlukan beberapa keahlian
manajemen(managerial skills) yang diperlukan oleh setiap orang yang terlibat dalam
organsasi. Keahlian-keahlian tersebut meliputi, sebagai berikut:
1) Keahlian teknis (technical skills)
Keahlian yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan spesifik
tertentu, seperti mengoperasikan komputer, mendesain bangunan, membuat
layout perusahaan, dan lain sebagainya.
2) Keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat (human relation
skills)
Keahlian dalam memahami dan melakukan interaksi dengan berbagai
jenis orang di masyarakat.Contohnya adalah keahlian dalam bernegosiasi,
memotivasi, meyakinkan orang, dan lain sebagainya.
3) Keahlian konseptual (conceptual skills)
Keahlian dalam berpikir secara abstrak, sistematis, termasuk di
dalamnya mendiagnosa dan menganalisis berbaga masalah dalam situasi yang
berbeda-beda, bahkan keahlian untuk memprediksi masa yang akan datang.
4) Keahlian dalam pengambilan keputusan (decision making skills)
Keahlian untuk mengidentifikasi masalah sekaligus menawarkan
berbagai alternative solusi atas permasalahan yang dihadapi.
5) Keahlian dalam mengelola waktu (time management skills
Keahlian dalam memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien.
Beberapa keahlian lain yang juga diperlukan dalam manajemen atau
pengelolaan bisnis.
E. Work Breakdown Structure
Work breakdown structure (WBS) merupakan suatu pengelompokkan elemen
kerja yang ditunjukkan dalam bentuk grafik untuk mengatur dan membagi
keseluruhan ruang lingkup suatu proyek kerja (Rev, 2003).6
1) Critical Path Method (CPM)
Menurut Schroeder (1996) dalam Dimyati dan Nurjaman (2014), Critical Path
Method (CPM) merupakan metode jalur kritis yang menggunakan jaringan
dengan keseimbangan waktu-biaya linear. Teknik CPM dilakukan dengan
menyusun jaringan kerja yang diidentifikasikan ke arah aktivitasaktivitas dan
menggunakan simple time estimates pada tiap aktivitas yang menunjukkan jangka
waktu pelaksanaan Beberapa istilah yang digunakan dalam metode CPM ini
adalah:
a. Earliest Start Time (ES)
ES merupakan waktu tercepat suatu kegiatan/ aktivitas dapat dimulai,
dengan memperhatikan waktu kegiatan dan persyaratan pada urutan
pengerjaan kegiatan.
b. Latest Start Time (LS)
LS merupakan waktu paling lambat untuk memulai suatu kegiatan.
c. Earliest Finish Time (EF)
EF merupakan waktu tercepat kegiatan dapat diselesaikan.
d. Latest Finish Time (LF)
LF merupakan waktu paling lambat dalam menyelesaikan suatu
kegiatan. Pada CPM dikenal istilah critical path atau jalur kritis yang
bertujuan untuk mengetahui kegiatankegiatan yang memiliki tingkat
kepekaan tinggi terhadap keterlambatan pelaksanaan, sehingga dapat
menentukan tingkat prioritas kebijakan dalam penyelenggaraan
proyek.
2) Program Evaluation and Review Technique (PERT)
PERT digunakan dalam melakukan penjadwalan, mengatur dan
mengkoordinasikan bagian-bagian kegiatan dalam suatu proyek. Menurut
Soeharto (2002), metode PERT mencakup tiga perkiraan waktu, yaitu:

6
Ganesstri Padma Arianie and Nia Budi Puspitasari, “MENINGKATKAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS SUMBER
DAYA PERUSAHAAN ( Studi Kasus : Qiscus Pte Ltd )” 12, no. 3 (2017): 189–96.
a. Waktu pesimistic (tp), adalah waktu paling panjang yang mungkin
diperlukan suatu kegiatan
b. Waktu perkiraan paling mungkin atau most likely (tm), adalah waktu
penyelesaian kegiatankegiatan proyek yang paling memungkinkan,
atau memiliki probabilitas paling tinggi
c. Waktu Optimistic (to), adalah waktu tercepat yang dapat dilakukan
untuk melaksanakan kegiatan suatu proyek. Setelah menentukan ketiga
perkiraan waktu tersebut, maka kita dapat menentukan waktu kegiatan
yang diharapkan (Expected Timed)
3) Percepatan Pelaksanaan Kegiatan (Crashing)
Crashing merupakan proses mereduksi suatu kegiatan yang akan berpengaruh
terhadap waktu penyelesaian proyek. Menurut Ervianto (2014) dalam Dimyati dan
Nurjaman (2014), proses Crashing merupakan cara untuk melakukan perkiraan
untuk variabel cost dalam menentukan pengurangan durasi yang paling optimal
dan ekonomis dari suatu kegiatan proyek yang masih memungkinkan untuk
direduksi.
F. Pengetahuan Yang Harus Dimiliki Di Manajemen Proyek
1) Project scope management
Project scope management apa yang bisa dilakukan dan aktivitas-aktivitas apa
saja yang tidak boleh dilakukan dalam menyelesaikan suatu proyek.
2) Project time management
Project time management proyek dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan
3) Project cost management
Project cost management adalah semua sumber daya yang harus dikorbankan
untuk mencapai tujuan spesifik atau untuk mendapat sesuatu sebagai gantiny
Biaya pada umumnya diukur dalam satuan keuangan seperti dollar, rupiah, dsb
Manajemen Biaya Proyek termasuk di dalamnya adalah proses yang dibutuhkan
untuk menjamin bahwa proyek dapat diselesaikan sesuai dengan budget yang
telah disepakati.
4) Project Human Resource Management
Project Human Resource Management proses mengorganisasikan dan
mengelola atau menempatkan orang-orang yang terlibat dalam proyek, sehingga
orang tersebut dapat dimanfaatkan potensinya secara efektif dan efisien.Sumber
daya manusia dalam sebuah proyek antara lain termasuk sponsor, pelanggan,
anggota tim proyek, staf pendukung (jika ada), supplier
5) Project Risk Management
Project Risk Management adalah proses sistematis untuk merencanakan,
mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon risiko proyek. Tujuannya untuk
meningkatkan peluang dan dampak peristiwa positif, dan mengurangi peluang dan
dampak peristiwa yang merugikan proyek.
6) Project Communication Management
Project Communication Management adalah kompetensi yang harus dimiliki
manajer proyek dengan tujuan utama adalah agar adanya jaminan bahwa semua
informasi mengenai proyek akan sampai tepat pada waktunya, dibuat dengan
tepat, dikumpulkan, dibagikan, disimpan dan diatur dengan tepat pula.
7) Project Quality Management
Project Quality Management adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen
keseluruhan yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu
perusahaan/organisasi. Dalam rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan
ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan ekonomis, seorang manager
proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan management kualitas
8) Project Procurement Management
Project Procurement Management adalah proses memperoleh barang ataupun
jasa dari pihak di luar organisasi Manajemen Pengadaan adalah proses –proses
yang dilakukan untuk mendapatkan barang dan/atau jasa yang dibutuhkan sebuah
proyek dari luar organisasi yang “didukungnya”
9) Project Integration Management
Project Integration Management adalah tiang penyangga yangmempengaruhi
dan dipengaruhi oleh seluruh knowledge area dalam Manajemen
ProyekManajemen Integrasi Proyek melibatkan koordinasiseluruh knowledge area
dalam project life cycle Manajemen Integrasi Proyek, merupakan salah
satukompetensi yang harus dimiliki oleh Manajer Proyek sebagai kunci koordinasi
sdm, rencana dan pekerjaan pekerjaan yang harus dilakukan selama proyek
berlangsung, serta pintu komunikasi antara proyek dengan top manajemen.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Manajemen proyek adalah suatu proses pengolahan proyek yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian dan pengaturan tugas-tugas sumber daya untuk
mewujudkan tujuan yang ingin dicapai, dengan mempertimbangkan faktor-faktor
waktu dan biaya.7
2) Untuk dapat mengimplementasikan kegiatan manajemen tersebut sesuai dengan
fungsinya masing-masing, maka diperlukan beberapa keahlian
manajemen(managerial skills) yang diperlukan oleh setiap orang yang terlibat
dalam organsasi.
3) Ilmu untuk mengelola proyek disebut dengan manajemen proyek. Jadi manajemen
proyek adalah suatu aktivitas penerapan pengetahuan, keahlian, metodologi dan
teknik memanfaatkan sumberdaya untuk mengelola sebuah proyek untuk
memenuhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan.
4) Manajemen proyek telah berkembang sebagai satu bidang baru dengan
dikembangkannya dua teknik analitis untuk perencanaan, penjadwalan, dan
pengendalian proyek. Keduanya adalah metode PERT (Project Evaluation and
Review Technique) dan CPM (Critical Path Method). PERT dan CPM pada
dasarnya merupakan metode penjadwalan proyek berorientasi waktu, dalam arti
keduanya mengarah pada penentuan sebuah jadwal. Tetapi kedua metode ini
mengabaikan batasan sumber daya. Perbedaan dari kedua metode ini ada pada
estimasi waktu. Metode PERT menggunakan estimasi waktu secara probabilistik
sedangkan metode CPM menggunakan estimasi waktu secara deterministi
5) Area pengetahuan (Knowledge area) yang diperlukan dalam mengelola sebuah
proyek, terdapat delapan aspek pengetahuan yaitu manajemen ruang lingkup,
manajemen kualitas, manajemen waktu, manajemen biaya, manajemen
komunikasi, manajemen sumberdaya manusia, manajemen resiko dan manajemen
pengadaan.

7
Al Gheffira and , Rizani Teguh, “Sistem Informasi Manajemen Proyek Berbasis Website Pada PT. AKM.”
DAFTAR PUSTAKA

Arianie, Ganesstri Padma, and Nia Budi Puspitasari. “MENINGKATKAN EFISIENSI DAN
EFEKTIFITAS SUMBER DAYA PERUSAHAAN ( Studi Kasus : Qiscus Pte Ltd )” 12,
no. 3 (2017): 189–96.Diakses pada 13.30, 1 juli 2020

Arifudin, Riza. “OPTIMASI PENJADWALAN PROYEK DENGAN PENYEIMBANGAN


BIAYA MENGGUNAKAN KOMBINASI CPM DAN ALGORITMA GENETIKA” 2
(n.d.): 1–14.diakses pada 09.43, 1 juli 2020

Gheffira, Zeivira Masri Inayah Al, and Della Oktaviany , Rizani Teguh. “Sistem Informasi
Manajemen Proyek Berbasis Website Pada PT. AKM.” Teknik Informatika Dan Sistem
Informasi 6, no. 1 (2019): 62–71.diakses pada 19, 1 juli 2020

E-Book, Pengertian Manajemen, and Kontrak Sebutan. “Manajemen Kontrak,” n.d.diakses


pada 20.00, 1 juli 2020

Prasetyawati, Dian, and Irwan Syahrir. “Analisa Manajemen Proyek Pada Proses
Pembangunan Kapal Keruk Di Galangan X” 2, no. April (2019): 37–41., diakses pada
23.13, 1 juli 2020

Anda mungkin juga menyukai