Anda di halaman 1dari 29

SEJARAH MUNCULNYA VIRUS CORONA DAN CARA MENGATASINYA

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Ulangan Tengah Semester Mata Kuliah Sejarah
Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Muhammad Romli, M.S.I

Disusun oleh :
1. Putri Maysari (4317031)
2. Dyah Andini K (4317038)
3. Zulecha Ariskia (4317040)
4. Asfika Febriyani (4317041)
Kelompok 7
Sejarah Peradaban Islam - B

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang Maha Esa, karena berkat
limpah rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyusun makalah UTS mata kuliah
Sejarah Peradaban Islam dengan judul “Sejarah Munculnya Virus Corona Dan Cara
Mengatasinya” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada selaku dosen pengampu serta teman-
teman atas bantuan dan motivasinya. Adapun pembuatan makalah ini tidak sekedar
pembelajaran belaka, namun juga sebagai penambah pengetahuan dan wawasan bagi kami
dan juga pembaca dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada semua
pihak baik penulis maupun pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan dan
perlunya perbaikan. Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan
untuk penyempurnaan tugas selanjutnya.

Pekalongan, 1 April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian...................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 3
A. Pengertian dan pengenalan virus corona................................ 3
B. Awal mula munculnya virus corona dan penyebabnya.......... 5
C. Sebab-sebab munculnya virus corona.................................... 6
D. Dalil dan hadist tentang wabah penyakit menular.................. 7
E. Pandangan tentang virus corona.............................................
F. Pencegahan penanggulangan dan penyembuhan virus...........
G. Dampak positif dan negatif adanya virus corona dalam
Kehidupan manusia................................................................
H. Analisa dan pendapat penulis tentang virus corona................
BAB III PENUTUP.....................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................
B. Saran.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Virus adalah mikroorganisme pathogen yang meginfeksi sel makhluk hidup.
Virus hanya dapat bereplikasi di dalam sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki
perlengkapan seluler untuk berproduksi sendiri. Semua bentuk kehidupan dapat
diinfeksi oleh virus mulai hewan, tumbuhan, hingga bakteri dan arkea. 1 Istilah virus
biasanya digunakan pada jenis virus yang menginfeksi sel prokariota seperti bakteri
dan arkea dikenal sebagai bakteriofag. Terdapat perbedaan pendapat mengenai status
virus sebagai makhluk hidup atau sebagai struktur organic yang berinteraksi dengan
makhluk hidup. Karena karakteriksik khasnya ini, virus selalu terasosiasi dengan
penyakit tertentu, baik pada manusia. Salah satunya yang sedang menjadi perbicangan
di awal bulan maret 2020 terkakit dengan adanya Virus Corona atau COVID – 19,
yang menggemparkan Indonesia maupun Negara yang lainnya.
Virus Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan pneumonia atau
radang paru-paru misterius pada Desember 2019. Kasus ini diduga berkaitan dengan
pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang,
termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus.
Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar hewan
tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan lain yang
dimakan manusia hingga terjadi penularan. Corona virus sebetulnya tidak asing dalam
dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis yang mampu menginfeksi manusia
hingga menjadi penyakit radang paru. Sebelum COVID-19 mewabah, dunia sempat
heboh dengan SARS dan MERS, yang juga berkaitan dengan virus Corona. Virus ini
memiliki gejala yang sama seperti flu, virus Corona berkembang cepat hingga
mengakibatkan infeksi lebih parah dan gagal organ.
Terlepas dari benar-tidaknya informasi tersebut, COVID-19 membuktikan diri
mampu menular antarmanusia. Penularan sangat cepat hingga Organisasi Kesehatan
Dunia WHO menetapkan pandemi virus Corona atau COVID-19 pada 11 Maret 2020.
Pandemi atau epidemi global mengindikasikan infeksi COVID-19 yang sangat cepat
hingga hampir tak ada negara atau wilayah di dunia yang absen dari virus Corona.
1
Koonin, Eugene V.; Senkevich, Tatiana G.; Dolja, Valerian V.(2006 – 09 -19). “The ancient Virus
World and evolution of cells.

1
Peningkatan jumlah kasus terjadi dalam waktu singkat hingga butuh penanganan
secepatnya. 2
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu virus corona ?
2. Bagaimana awal mula munculnya virus corona?
3. Bagaimana sebab-sebab munculnya virus corona?
4. Bagaimana dalil – dalil Al qur’an dan hadist tentang virus corona?
5. Bagaimana pandangan tentang virus corona?
6. Bagaimana langkah – langkah pencegahan, penanggulangan, dan penyembuhan
virus corona?
7. Bagaimana dampak positif dan negative virus corona?
8. Bagaimana pendapat penulis tentang virus corona?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu virus corona.
2. Untuk mengetahui awal mula munculnya virus corona.
3. Untuk mengetahui sebab-sebab munculnya virus corona.
4. Untuk mengetahui dalil – dalil Al qur’an dan hadist tentang virus corona.
5. Untuk mengetahui pandangan tentang virus corona.
6. Untuk mengetahui langkah – langkah pencegahan, penanggulangan, dan
penyembuhan virus corona.
7. Untuk mengetahui dampak positif dan negative virus corona.
8. Untuk mengetahui pendapat penulis tentang virus corona.

2
https://m.detik.com/news/berita/d-4943950/latar-belakang-virus-corona-perkembangan-hingga-isu-terkini
(diakses pada tanggal 3 April 2020 Pukul 10 : 35 WIB)

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dan Pengenalan Virus Corona
1. Pengertian virus corona
Virus Corona adalah sebuah keluarga virus yang ditemukan pada manusia dan
hewan. Sebagian virusnya dapat menginveksi manusia serta menyebabkan
berbagai penyakit, mulai dari penyakit umum seperti flu, hingga penyakit-
penyakit yang lebih fatal, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).3
Corona virus yang sedang mewabah ini memiliki dua nama yaitu novel
coronavirus (nCov) dan SARS CoV2. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini
disebut sebagai COVID-19.
2. Pengenalan virus corona
a. Penyebaran virus corona
Dalam kasus MERS ditularkan dari unta ke manusia. Dalam kasus
SARS ditularkan dari musang ke manusia, sedangkan dalam kasus
COVID-19 diduga ditularkan dari kelellawar dan ular.4
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan cara penyebaran
virus corona dari satu orang ke lainnya. Menurut WHO, ketika seseorang
yang menderita COVID-19 batuk atau bernapas, mereka melepaskan
seperti tetesan cairan yang juga terdapat virus corona. Kebanyakan tetesan
atau cairan itu jatuh pada permukaan dan benda di dekatnya -seperti meja,
atau telepon. Orang bisa terpapar atau terinfeksi COVID-19 dengan
menyentuh permukaan atau benda yang terkontaminasi, kemudian
menyentuh mata, hidung, atau mulut.
Jika Anda berdiri pada jarak 1 atau 2 meter dari seseorang dengan
COVID-19, Anda dapat terjangkir melalui batuk termasuk saat mereka
menghembuskan napas. Dengan kata lain, COVID-19 menyebar serupa
cara untuk flu. Sebagian besar orang yang terinfeksi COVID-19
mengalami gejala ringan dan sembuh. Namun, beberapa kasus virus
corona berlanjut dengan mengalami penyakit yang lebih serius dan
3
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019 diakses pada 1 April 2020
4
https://www.cnnindonesia.com/longform/gaya-hidup/20200313/laporan-mendalam-rumus-melawan-
virus/mengenal-virus-corona. diakses pada 1 April 2020

3
mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit. Risiko penyakit atau
terinfeksi virus corona kian meningkat meningkat bagi Anda dengan usai
50 ke atas. Usia tersebut disebut lebih rentan daripada mereka yang di
bawah 50. Orang dengan melemah sistem kekebalan tubuh dan orang-
orang dengan kondisi seperti diabetes, penyakit jantung dan paru-paru juga
lebih banyak rentan terhadap virus corona. inkubasi virus MERS.
b. Mengenal Pandemi
Pada Kamis (12/3), WHO menyatakan Covid-19 sebagai pandemi atau
wabah yang meluas ke berbagai negara. Kriteria umum penetapan pandemi
adalah: Virus menyebabkan kematian. Penularan virus dari orang ke orang
terus berlanjut tak terkendali. Virus telah menyebar ke hampir seluruh
dunia. Dengan menetapkan status pandemi, WHO meminta pemerintah
seluruh negara meningkatkan usaha dalam mendeteksi, melacak,
mengetes, merawat, dan mengisolasi kasus-kasus terkait corona.
c. Gejala virus corona
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa berupa gejala
flu, seperti demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit
kepala. Setelah itu, gejala bisa memberat. Pasien bisa mengalam demam
tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.
Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus
Corona.5
Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan
seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:
1) Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
2) Batuk
3) Sesak napas
Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari
sampai 2 minggu setelah terpapar virus Corona. Segera ke dokter bila
Anda mengalami gejala infeksi virus Corona (COVID-19) seperti yang
disebutkan di atas, terutama jika gejala muncul 2 minggu setelah kembali
dari daerah yang memiliki kasus COVID-19 atau berinteraksi dengan
penderita infeksi virus Corona.
d. Diagnosa Virus Corona
5
https://www.alodokter.com/virus-corona (diakses pada jumat, 3 April 2020)

4
Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan
menanyakan gejala yang dialami pasien. Dokter juga akan bertanya apakah
pasien bepergian atau tinggal di daerah yang memiliki kasus infeksi virus
Corona sebelum gejala muncul.
Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan
pemeriksaan lanjutan berikut:
1) Uji sampel darah
2) Tes usap tenggorokan untuk meneliti sampel dahak (tes PCR)
3) Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-
paru
Bila Anda mungkin terpapar virus Corona namun tidak mengalami
gejala apa pun, Anda tidak perlu memeriksakan diri ke rumah sakit, cukup
tinggal di rumah selama 14 hari dan membatasi kontak dengan orang lain.
B. Awal mula Munculnya Virus Corona
Dilihat dari sejarahnya, virus corona pertama kali diidentifikasi sebagai
penyebab flu biasa pada tahun 1960. Hingga sampai tahun 2002, virus itu belum
dianggap fatal. Tetapi, pasca adanya Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-
Cov) di China, para pakar mulai berfokus pada penyebab dan menemukan hasil
apabila wabah ini diakibatkan oleh bentuk baru corona. Pada tahun 2012, terjadi pula
wabah yang mirip yakni Middle East Respiratory Syndrome (MERS-Cov) di Timur
Tengah. Dari kedua peristiwa itulah diketahui bahwa corona bukan virus yang stabil
serta mampu berdaptasi menjadi lebih ganas, bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Sejak itulah, penelitian terhadap corona semakin berkembang.6
Munculnya jenis baru virus corona menurut Prof Soewarno yang juga Wakil
Dekan III Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga tersebut
berpendapat bahwa virus corona jenis baru atau Novel Corona Virus ( 2019-nCoV )
yang sekarang sedang berkembang, bukan merupakan sebuah hal baru, melainkan
hasil dari mutasi. Virus itu serupa dengan corona yang menjadi penyebab SARS-Cov
dan MERS-Cov. Sementara ini, terdapat tujuh jenis virus corona yang ditemukan
sejak tahun 1960 hingga tahun 2019 kemarin dengan nama Novel Corona Virus.
a. Virus corona sendiri terbagi menjadi empat jenis genus, yakni:
1) Alpha coronavirus
2) Beta coronavirus
6
https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/05/09490121/ (diakses pada 3 april 2020)

5
3) Gamma coronavirus
4) Delta coronavirus
Namun, virus corona yang menyerang manusia hanya berasal dari
genus alpha dan genus beta (paling berbahaya). Sementara virus corona
yang menyerang hewan adalah genus delta serta genus gamma.
b. Tujuh jenis virus korona
4 virus corona yang menulari manusia:
1) HCoV-229E (alpha coronavirus)
2) HCoV-NL63 (alpha coronavirus)
3) HCoV-OC43 (beta coronavirus)
4) HCoV-HKU1 (beta coronavirus)
3 virus corona yang menginfeksi hewan merupakan genus beta pasca
berevolusi dalam bentuk baru, yakni:
1) SARS-Cov
2) MERS-Cov
3) 2019-ncov
Secara struktur, ketiga virus corona jenis baru itu, memiliki persamaan dari
segi struktur maupun morfologi. Tetapi berbeda secara genetik dan host. Selain itu,
karena mampu menginfeksi manusia, maka virus ini dikategorikan sebagai zoonosis,"
kata Prof. Soewarno. Tak hanya itu saja, virus corona juga mempunyai sejumlah
karakteristik. Yakni, bersifat Single-stranded RNA sehingga mudah untuk mengalami
mutasi.
C. Sebab Munculnya Virus Corona
Sebagian besar penyebab infeksi akibat virus baru yang terjadi di manusia
sebenarnya merupakan virus-virus yang berada di hewan. Pengetahuan kita mengenai
virus-virus yang ada di hewan ini sangat terbatas, bahkan pada hewan terdomestikasi
atau hewan peliharaan, apalagi pada hewan liar yang ada di alam bebas. Virus
corona(nCov) ini sebenarnya adalah virus yang kemungkinan sudah muncul sejak
lama namun kita tidak mengetahui akan keberadaan virus tersebut.
Berdasarkan penelitian bukti yang paling kuat menunjukkan bahwa nCov ini
awalnya berasal dari hewan kelelawar, karena memang kelelawar diketahui sebagai
spesies yang mengandung coronavirus dalam variasi paling beragam. Perpindahan
virus yang ada di hewan ke tubuh manusia disebabkan oleh bebrapa factor :
1. Adanya kontak antara hewan dengan manusia
6
2. Hewan yang memiliki virus nCoV beradaptasi dari tubuh hewan ke
tubuh manusia.
Kelelawar yang mengandung nCov berkontak dengan manusia di Huanan
Seafood Market di Wuhan,Cina. NCoV tersebut memiliki kemampuan adaptasi di
tubuh manusia, akibatnya bisa terjadi penularan nCoV dari manusia ke manusia
lainnya tanpa harus adanya paparan dari kelelawar.
Salah satu hal yang mempengaruhi kecepatan transmisi penyakit infeksi
adalah rute atau jalan masuknya virus ke dalam tubuh. Bisa dikatakan bahwa virus
corona ini adalah virus yang spesifik dan yang diserang adalah organ paru-paru,
karena ada komponen sel di paru-paru yang bisa dikenali oleh nCoV dan komponen
ini dijadikan media untuk dirinya dalam memasuki sel tersebut. Sehingga nCoV ini
dapat dikeluarkan oleh tubuh orang yang menderita virus corona ini melalui lendir
pernafasan atau dikenal sebagai droplet yang tanpa disadari droplet tersebut dapat
dikeluarkan saat bernafas walaupun satu hembusan.
Dapat kita ketahui, ketika kita batuk maupun bersin, lendir yang dikeluarkan
melalui saluran pernafasan akan keluar dengan jumlah yang banyak dan dengan
kecepatan tinggi. Oleh karena nCoV yang terdapat pada lendir orang yang terinfeksi
virus corona ini akan dengan mudah terpapar di sekitarnya. Orang yang berkontak
dengan penderita COVID-19 ini beresiko tinggi ikut terinfeksi jika droplet pernafasan
tersebut terhirup secara langsung atau mengenai selaput lendir pada rongga mulut,
rongga hidung, atau pada mata. Oleh karena itu hal ini menjelaskan mengapa virus ini
dengan cepat penularannya.
D. Dalil – Dalil Al Qur’an Dan Hadist Tentang Virus Corona.
Terkait dengan wabah, baru-baru ini dunia diramaikan dengan virus Corona
jenis baru yang belum ditemukan vaksinnya. Dalam penelitian yang dilakukan Khairil
Pahmi dan H.M. Natsir Abdullah, dosen dari Universitas Nahdatul Wathan Mataram
dan Universitas Mataram NTB, wabah virus dapat dijadikan suatu penanda dari
kebesaran Allah subhanahu wa ta’ala.
Soal virus sebenarnya Al Qur’an telah mengungkapkannya secara tidak
langsung. Dalam surat Al Imran ayat 27 berbunyi,

ُ ‫رْ ُز‬Mَ‫ ِر ُج ْال َميِّتَ ِمنَ ْال َح ِّي ۖ َوت‬M‫ت َوتُ ْخ‬
ِ ‫ا ُء بِ َغي‬M‫ق َم ْن ت ََش‬
‫ر‬Mْ ِ ِّ‫ي ِمنَ ْال َمي‬
َّ ‫ ِر ُج ْال َح‬M‫ ِل ۖ َوتُ ْخ‬Mْ‫ا َر فِي اللَّي‬Mَ‫ولِ ُج النَّه‬Mُ‫ار َوت‬M
ِ َ‫ َل فِي النَّه‬Mْ‫ولِ ُج اللَّي‬Mُ‫ت‬
‫ب‬
ٍ ‫ِح َسا‬

7
“Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke
dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan Engkau keluarkan
yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa saja yang Engkau
kehendaki tanpa hisab.”
Dengan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa wabah
apapun, dalam hal ini virus, sebenarnya adalah tanda kebesaran-Nya. Ilmu
pengetahuan dan Al Qur’an pun semakin sejalan menjelaskan segala yang terjadi di
bumi
Pandemi Corona Virus Diseases 2019 (Covid-19) telah menjadi wabah yang
mengglobal. Covid-19 telah menginfeksi warga dunia di berbagai negara tak
terkecuali Indonesia sebagai negeri dengan mayoritas muslim.
Maka para ulama dan ahli agama supaya berhati-hati dalam berfatwa dan
hanya menggunakan dalil dalil yang otoritatif dalam membimbing ummat. Di
antaranya, hendaknya hanya menggunakan hadist-hadist yang shahih dan
meninggalkan hadist dha’if dalam berhujjah. Hadist-hadist shahih yang bisa dijadikan
sebagai hujjah dalam membimbing ummat untuk menghadapi wabah penyakit antara
lain sebagai berikut:
a. Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim.

َ ‫سا ِمنْ ِعبَا ِد ِه فَإ ِ َذا‬


‫س ِم ْعتُ ْم بِ ِه فَاَل تَد ُْخلُوا‬ ً ‫سلَّ َم الطَّاعُونُ آيَةُ ال ِّر ْج ِز ا ْبتَلَى هَّللا ُ َع َّز َو َج َّل بِ ِه نَا‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬ ُ ‫قَا َل َر‬
ُ‫ض َوأَ ْنتُ ْم بِ َها فَاَل تَفِ ُّروا ِم ْنه‬
ٍ ‫َعلَ ْي ِه َوإِ َذا َوقَ َع ِبأ َ ْر‬
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tha’un (wabah
penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu Wa
Ta’ala untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka
apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah
kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri
tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya.” (HR Bukhari
dan Muslim dari Usamah bin Zaid).
b. Riwayat Bukhari dan Muslim

ٌ ‫سلَّ َم اَل يُو ِردَنَّ ُم ْم ِر‬


ِ ‫ض َعلَى ُم‬
‫ص ٍّح‬ َ ‫قَا َل النَّبِ ُّي‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah yang sakit


dicampurbaurkan dengan yang sehat.” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu
Hurairah)
8
E. Berbagai Pandangan Mengenai Virus Corona
1. Pandangan Al-quran Dan tafsir
Pandemi virus corona mengubah rutininitas hampir semua orang yang
awalnya menghabiskan waktu di luar rumah. Untuk menekan risiko penularan
COVID-19, masyarakat harus menerapkan tinggal di rumah, untuk para pekerja
diberlakukan work from home (WFH).
Selama virus corona masih menjadi bahaya terbesar di dunia, tetap tinggal di
rumah masih menjadi pilihan yang lebih baik. Pentingnya tinggal di rumah saat
kondisi bahaya ternyata telah diingatkan Allah SWT dalam firmanNya di surat An-
Naml ayat 18.
Berikut bunyi lengkap Al-Qur'an surat An-Naml ayat 18,
‫س ~لَ ْي ٰ َمنُ َو ُجنُ~~و ُد ۥهُ َو ُه ْم اَل‬
ُ ‫س ِكنَ ُك ْم اَل يَ ْح ِط َمنَّ ُك ْم‬ ۟ ُ‫َحت ٰ َّٓى إِ َذآ أَت َْو ۟ا َعلَ ٰى َوا ِد ٱلنَّ ْم ِل قَالَتْ نَ ْملَةٌ ٰيَٓأَيُّ َها ٱلنَّ ْم ُل ٱد ُْخل‬
َ ٰ ‫وا َم‬
َ‫ش ُعرُون‬
ْ ‫َي‬
Artinya: Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor
semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak
diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari."
Dalam tafsir Tafsir Al-Wajiz karya Syaikh Prof Dr Wahbah Az-Zuhaili
dikatakan, semut menyadari tubuhnya yang kecil sehingga kemungkinan tidak
terlihat rombongan Nabi Sulaiman AS. Kawanan semut memilih menyingkir
dengan tinggal di rumah supaya tetap aman dari risiko terinjak.
Selain dalam kondisi bahaya, tinggal di rumah menjadi pilihan saat keadaan
sekitar dirasa merugikan. Muslim bahkan boleh sholat di rumah demi menghindari
risiko yang lebih besar. Dalam hadist diceritakan, lafal adzan diubah supaya
muslim sholat di rumah demi mencegah bahaya. Berikut hadistnya,
ِ ‫َاص~ ٍم األَ ْح~ َو ِل عَنْ َع ْب~ ِد هَّللا‬ ِ ‫ي َوع‬ِّ ‫ب ال ِّزيَا ِد‬
ِ ‫صا ِح‬َ ،‫ َو َع ْب ِد ا ْل َح ِمي ِد‬،‫وب‬ َ ُّ‫ عَنْ أَي‬،ٌ‫ قَا َل َح َّدثَنَا َح َّماد‬،ٌ‫س َّدد‬
َ ‫َح َّدثَنَا ُم‬
ُ‫الص~الَة‬
َّ ‫ي‬ َ ‫ فَ~أ َ َم َرهُ أَنْ يُنَ~ا ِد‬.‫الص~الَ ِة‬
َّ ‫ فَلَ َّما بَلَ َغ ا ْل ُم~ ؤ َِّذنُ َح َّى َعلَى‬،‫ْغ‬
ٍ ‫س فِي يَ ْو ٍم َرد‬ٍ ‫ث قَا َل َخطَبَنَا ابْنُ َعبَّا‬ ِ ‫ْب ِن ا ْل َحا ِر‬
.ٌ‫ض فَقَا َل فَ َع َل َه َذا َمنْ ه َُو َخ ْي ٌر ِم ْنهُ َوإِنَّ َها ع َْز َمة‬ ُ ‫ فَنَظَ َر ا ْلقَ ْو ُم بَ ْع‬.‫فِي ال ِّر َحا ِل‬
ٍ ‫ض ُه ْم إِلَى بَ ْع‬
Artinya: Seperti dinarasikan `Abdullah bin Al-Harith: "Hari itu sedang hujan
dan berlumpur saat Ibnu Abbas hendak sholat bersama kami. Ketika muadzin yang
mengumandangkan adzan berkata Hayyaa 'alas Salaah, Ibnu Abbas mengatakan
untuk mengubahnya menjadi As Salaatu fir Rihaal (sholatlah di rumah masing-
masing). Orang-orang saling melihat dengan wajah kaget. Ibny berkata, hal ini
pernah dilakukan di masa orang yang lebih baik dibanding dirinya (merujuk pada
Rasulullah SAW) dan ini terbukti." (HR Bukhari).
9
Seperti kata ulama kenamaan KH Quraish Shihab, agama Islam selalu
memberikan kemudahan bagi umatnya. Termasuk untuk urusan sholat di rumah
selama virus corona masih ditetapkan sebagai pandemi. Untuk saat ini, muslim
disarankan sholat di rumah sesuai fakta yang dikeluarkan MUI atau Majelis Ulama
Indonesia.
"Segala sesuatu yang dapat mengakibatkan kesulitan terhindarkan dengan
Islam, atau diupayakan menghindarinya," kata KH Quraish Shihab dalam rekaman
video yang diterima detikcom.
Dengan kemudahan inilah, lima tujuan agama hadir di dunia bisa tercapai.
Kelimanya adalah memelihara agama itu sendiri, jiwa, akal, harta benda, dan
keturunan. Segala sesuatu yang mengantar pada pemeliharaan kelimanya adalah
anjuran bahkan kewajiban. Sebaliknya, semua yang menghambat dan mengabaikan
tujuan tersebut dilarang dalam agama. 
Peningkatan jumlah kematian akibat virus corona sudah diumumkan otoritas
China. Kini lebih dari 4.515 orang yang terkonfirmasi positif terkena virus
Corona. Tak hanya membatasi perjalanan untuk mencegah penyebaran virus, Kota
Wuhan kini juga sudah diisolasi atau dikarantina.7
Menanggapi hal ini, beberapa negara termasuk Indonesia sudah mengambil
langkah untuk mencegah penyebaran virus corona. Salah satunya merawat
seseorang dengan suspect virus corona di ruang isolasi.
Model karantina atau isolasi terhadap orang yang tengah menderita penyakit
menular pernah dianjurkan Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam. Wabah
penyakit menular pernah terjadi di masa Nabi Muhammad SAW. Wabah itu ialah
kusta yang menular dan mematikan sebelum diketahui obatnya.
Ketika itu Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pun memerintahkan untuk
tidak dekat-dekat atau melihat orang yang mengalami lepra atau leprosy. Dalam
sebuah hadist, Rasullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:
َ‫الَ تُ ِدي ُموا النَّظَ َر إِلَى ا ْل َم ْج ُذو ِمين‬
Artinya: "Jangan kamu terus menerus melihat orang yang menghidap penyakit
kusta." (HR Bukhori)
Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam juga pernah memperingatkan
umatnya untuk jangan berada dekat wilayah yang sedang terkena wabah.
7
https://m.detik.com/news/berita/d-4876671/virus-corona-dan-metode-karantina-ala-rasulullah-yang-kini-
terbukti

10
Sebaliknya jika berada di dalam tempat yang terkena wabah dilarang untuk keluar.
Seperti diriwayatkan dalam hadits berikut ini:
‫ض َوأَ ْنتُ ْم بِ َها فَالَ ت َْخ ُر ُجوا ِم ْن َها‬
ٍ ‫ َوإِ َذا َوقَ َع بِأ َ ْر‬،‫ض فَالَ تَد ُْخلُوهَا‬
ٍ ‫س ِم ْعتُ ْم بِالطَّاعُو ِن بِأ َ ْر‬
َ ‫إِ َذا‬
Artinya: "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah
kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan
tinggalkan tempat itu." (HR Bukhari)
Dikutip dalam buku berjudul 'Rahasia Sehat Ala Rasulullah SAW: Belajar
Hidup Melalui Hadith-hadith Nabi' oleh Nabil Thawil, di zaman Rasulullah saw
jikalau ada sebuah daerah atau komunitas terjangkit penyakit Tha'un, Rasulullah
Shallallahu'alaihi Wasallam memerintahkan untuk mengisolasi atau mengkarantina
para penderitanya di tempat isolasi khusus, jauh dari pemukiman penduduk.
Ketika diisolasi, penderita diperiksa secara detail, kemudian dilakukan
langkah-langkah pengobatan dengan pantauan ketat. Para penderita baru boleh
meninggalkan ruang isolasi ketika dinyatakan sudah sembuh total.
Tha'un sebagaimana disabdakan Rasulullah saw adalah wabah penyakit
menular yang mematikan, penyebabnya berasal dari bakteri Pasterella Pestis yang
menyerang tubuh manusia.
Jika umat muslim menghadapi hal ini, dalam sebuah hadits disebutkan janji
surga dan pahala yang besar bagi siapa saja yang bersabar ketika menghadapi
wabah penyakit.
َ ُ‫الطَّاعُون‬
ْ ‫ش َها َدةٌ لِ ُك ِّل ُم‬
‫سلِ ٍم‬
Artinya: "Kematian karena wabah adalah surga bagi tiap muslim (yang
meninggal karenanya). (HR Bukhori)
Selain Rasulullah, di masa khalifah Umar bin Khattab juga terdapat wabah
penyakit. Dalam sebuah hadits dicerikatakan, Umar sedang dalam perjalanan
menuju Syam lalu ia mendapatkan kabar wabah penyakit.
Hadist yang dinarasikan Abdullah bin 'Amir mengatakan, Umar kemudian
tidak melanjutkan perjalanan. Berikut haditsnya:
ُ‫ فَأ َ ْخبَ َرهُ َع ْب ُد ال َّر ْح َم ِن بْن‬،‫س ْر َغ بَلَ َغهُ أَنَّ ا ْل َوبَا َء قَ ْد َوقَ َع بِالشَّأْ ِم‬
َ ِ‫ فَلَ َّما َكانَ ب‬،‫ َخ َر َج إِلَى الشَّأْ ِم‬،‫أَنَّ ُع َم َر‬
‫ض َوأَ ْنتُ ْم‬
ٍ ‫ض َفالَ تَ ْق َد ُموا َعلَ ْي ِه َوإِ َذا َوقَ َع ِبأ َ ْر‬ ٍ ‫س ِم ْعتُ ْم بِ ِه ِبأ َ ْر‬
َ ‫سو َل هَّللا ِ صلى هللا عليه وسلم َقا َل " إِ َذا‬ ُ ‫ف أَنَّ َر‬ ٍ ‫ع َْو‬
" ُ‫بِ َها فَالَ ت َْخ ُر ُجوا فِ َرا ًرا ِم ْنه‬
Artinya: "Umar sedang dalam perjalanan menuju Syam, saat sampai di wilah
bernama Sargh. Saat itu Umar mendapat kabar adanya wabah di wilayah Syam.
Abdurrahman bin Auf kemudian mengatakan pada Umar jika Nabi Muhammad
11
SAW pernah berkata, "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka
janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada,
maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhori).
Dalam hadits yang sama juga diceritakan Abdullah bin Abbas dan
diriwayatkan Imam Malik bin Anas, keputusan Umar sempat disangsikan Abu
Ubaidah bin Jarrah. Dia adalah pemimpin rombongan yang dibawa Khalifah Umar.
Menurut Abu Ubaidah, Umar tak seharusnya kembali karena bertentangan
dengan perintah Allah SWT. Umar menjawab dia tidak melarikan diri dari
ketentuan Allah SWT, namun menuju ketentuanNya yang lain. Jawaban
Abdurrahman bin Auf ikut menguatkan keputusan khalifah tidak melanjutkan
perjalanan karena wabah penyakit.
Agar dijauhkan dari wabah penyakit seperti virus corona, selain berdoa, kita
juga wajib menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun
dan air mengalir. Dan periksa ke dokter bila mengalami demam, sakit tenggorokan
atau sesak nafas sepulang dari Wuhan atau China.

2. Pandangan Tasawuf
Virus Corona atau yang dikenal dengan Covid-19 yang awalnya hanya bersifat
endemic di Wuhan, Tiongkok, kini sudah mewabah menjadi pandemic yang
mengancam bangsa manusia di planet bumi. Tentu ini bukan masalah sederhana
walaupun banyak orang dungu menyederhanakannya. Kekuatan Covid-19 bisa jadi
bukan dari daya bunuhnya, tetapi dari daya tularnya yang sangat cepat dan sulit
dikontrol. Pandemi Corona telah meruntuhkan mitologi “kesaktian” orang-orang
sakti dan “juru bicara” langit pun mesti harus mematuhi doktrin medis dan ilmu
pengetahuan.
Penanganan dan antisipasi tentu harus mengikuti prosedur penanganan dan
antisipasi sesuai dengan kaidah hukum alam (sunnatullah). Hukum alam berjalan
tanpa pandang bulu agama dan keyakinan. Jika ada pertanyaan soal Covid-19 maka
perlu ditanyakan kepada ahli medis, pakar farmasi ataupun formulator herbal.
Jangan bertanya kepada agamawan ataupun ahli di luar bidang kedokteran dan
farmasi, sebagaimana firman Allah:

‫فاسألوا اهل الذكر ان كنتم ال تعلمون‬

12
Artinya: “bertanyalah kepada ahli ilmu, ketika kamun tidak tahu”. Ahl al-dzikr
diartikan sebagai orang yang hidupmya senantiasa berkomitmen dalam bidang
keilmuan tertentu. Mereka kemudian disebut pakar.

Dalam menghadapi pandemic Covid-19, ahl al-dzikr itu adalah pakar


kedokteran dan biologi. Mereka adalah orang alim di bidangnya. Dengan demikian
maka di tengah terjangan badai Corona, nasehat dan doktrin-doktrin medis harus
diterima tanpa syarat.

Tulisan ini akan mendeskripsikan nilai-nilai tasawuf dalam memberikan


kontribusi positif dalam menghadapi kasus Corona. Tentu tulisan ini bukan bicara
amalan atau wirid anti Covid-19. Orang yang menawarkan metode keagamaan
sebagai langkah alternatif dalam menghadapi terjangan badai Covid-19, sungguh ia
merupakan orang yang lemah akal, dan pikirannya rusak oleh imajinasi
keagamaannya sendiri. Nabi saja ketika menghadapi wabah memberikan anjuran
medis, dan bukan memberikan amalan bukan meruqyah. Nabi memerintahkan
umat untuk tidak memasuki daerah wabah, dan yang berada daerah wabah endemi
supaya tidak keluar.
Dalam tradisi sufi dikenal istilah uzlah (mengasingkan diri) dan khalwat
(menyendiri). Uzlah dan khalwat dapat dimaknai menjauhkan diri tempat-tempat
keramaian. Khalwat yang dilakukan dalam dalam waktu yang panjang maka
disebut uzlah. Khalwat maupun uzlah dilakukan dengan cara mengasingkan diri
dari hiruk pikuk dinamika kehidupan duniawi. Inti dari khalwat adalah
meninggalkan kesibukan duniawi, dan melakukan dzikir dan tafakkur agar
memiliki kesadaran yang dalam akan kehadiran Tuhan. Secara fisik, kondisi
khalwat adalah sepi, akan tetapi secara batin akan ramai. Khalwat itu seperti
berdansa dalam batin, merayakan kejayaan cinta illahi.

Khalwat artinya menyendiri atau menyepi untuk sementara waktu, yakni


memisahkan dari keramaian untuk pendekatan diri kepada Allah. Lawan katanya
shuhbah atau berkumpul. Khalwat dimaksudkan untuk melindungi diri dari
pengaruh negatif baik yang datang dari diri sendiri maupun dari luar diri.

13
Perilaku inilah yang saat ini dibutuhkan oleh masyarakat dunia. Tidak ada
langkah yang lebih baik dan lebih tepat dalam berjihad melawan terjangan
pandemic Covid-19 kecuali uzlah dan khalwat. Dalam konteks ini, bisa ditegaskan
bahwa uzlah dan khalwat adalah cara paling efektif dalam memutus mata rantai
penularan Covid-19. Hal ini sudah sering ditegaskan oleh para pakar medis di
dunia. Uzlah dan khalwat dalam konteksi ini dimaknai isolasi, social distance
maupun jika diperlukan lockdown. Ketiganya adalah bentuk khalwat dan uzlah
dalam konteks tafsir pandemik Covid-19.

Menghidarkan diri dari keramaian sosial adalah khalwat dan sekaligus uzlah.
Begitu juga instruksi untuk dunia pendidikan agar menyelenggarakan proses
belajar mengajar jarak jauh dan online, atau ketentuan pegawai bekerja di rumah.
Penutupan sementara tempat-tempat ibadah, semua adalah khalwat dan uzlah.
Larangan berkumpul dalam jumlah yang banyak adalah bentuk persepian khalwat
yang nyata. Dan hal ini akan memangkas jalur-jalur saraf dan nadi penyebaran
Covid-19.
Siapapun yang tidak mengindahkan khalwat dan uzlah, walaupun atas nama
kegiatan agama dan keagamaan, maka mereka adalah orang dungu. Disebut dungu
karena melawan ilmu pengetahuan. Tentu, sebagai umat beragama, harus terus
berdoa dan bermunajat kepada Tuhan SWT agar dijauhkan dari Covid-19, tapi doa
tidak dapat menggantikan keharusan untuk mengikuti petunjuk medis. Jangan
sampai hanya mengandalkan doa dan amalan keagamaan saja. Ibarat lapar, maka
yang paling penting adalah makan, bukan doa supaya kenyang. Berdoa memberi
bobot pada nilai makan, dan bukan menggantikan aktivitas makan. Jika motormu
mogok, ikuti petunjuk teknis menyervise. Jika hanya berdoa saja, maka motor tetap
akan mogok, karena doa dan amalan wirid tidak dapat menmperbaiki motor yang
mogok. Tuhan melakukan intervensi atas problem-problem manusia melalui tangan
manusia dalam kerangka hukum alam (sunnatullah). Kitab suci tidak bicara teknis
soal ilmu pengetahuan. Kitab suci hanya bicara ide-ide moral dan spirit ilmu
pengetahuan. Begitu juga soal Covid-19, antisipasinya juga harus dengan metode
saintifik, bukan keyakinan keagamaan. Ini soal sains, bukan soal dogma. Mari
berfikir positivistik.

14
Tabligh akbar, doa bersama, pengajian, dan acara keagamaan lainnya, bahkan
jika dimaksudkan untuk memohon pertolongan Tuhan agar dijauhkan dari Covid-
19, tetapi jika mengumpulkan banyak manusia, maka sesungguhnya mereka telah
melawan sunnatullah. Mereka sembrono melawan ilmu pengetahuan. Mereka
menghina sains. Kita berlindung kepada Allah dari godaan imajinasi keagamaan
yang berlawanan dengan ilmu pengetahuan. Fatwa Jumhur Ulama tentang
“penutupan” masjid di zona merah dan kuning adalah tindakan yang rasional
walaupun masih ada yang lebih percaya pada keyakinan imajinatifnya sendiri
dengan mengabaikan perintah akal sehat. Tuhan memberi akal kepada manusia
bukan sekedar benda simpanan.
Inilah khalwat dan uzlah, doktrin tasawuf yang mesti harus dipraktikkan dalam
memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Dengan berkhalwat dan beruzlah
sesungguhnya kita sedang melakukan hal-hal yang ilmiah yang diterima akal sehat.
Kita bisa beribadah dan taqarrub kepada Allah di bilik rumah dan kantor, tanpa
harus “kemruyuk”. Percayalah kepada efektifitas khalwat dan uzlah ketimbang
amalan-amalan alternatif. Para agamawan sebaiknya menahan diri untuk tidak
banyak bicara alias “kemrutuk” tentang sesuatu yang tidak diketahui terkait covid-
19. Semoga Allah memberi jalan terang, dan badai Corona segera berlalu.
3. Pandangan Sejarah Islam Terhadap Virus Corona
Pertama, sejarah Islam menunjukkan bahwa kita tak seharusnya menganggap
remeh pandemi dan epidemi. Hal ini dicontohkan pada masa kepemimpinan
Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, khususnya ketika wabah penyakit
tha’un sedang terjadi sedang terjadi di Syam. Umar bin Khattab melakukan diskusi
dengan para sahabat, sehingga akhirnya Amr bin Ash mengeluarkan gagasan
mengenai karantina berbasis kota. Dengan seizin Allah SWT, karantina berbasis
kota ini ampuh untuk meredam wabah penyakit tha’un.8
Sikap Umar bin Khattab dan Amr bin Ash dalam menanggapi wabah penyakit
menunjukkan bahwa umat Islam haruslah strategis dalam mengambil tindakan.
Dengan demikian, Islam tidak mengajarkan kita untuk berserah diri pada nasib
mengenai sehat dan sakit, namun berikhtiar semampu kita dan berdo’a untuk
memohon perlindungan Allah SWT dari pandemi. Hal ini selaras pula dengan
sabda Rasulullah ‫ ﷺ‬:

8
https://m.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2020/03/24/180418/memuliakan-islam-dengan-melawan-virus-
corona.html

15
‫سا ِمنْ ِعبَا ِد ِه فَإ ِ َذا‬
ً ‫سلَّ َم الطَّاعُونُ آيَةُ ال ِّر ْج ِز ا ْبتَلَى هَّللا ُ َع َّز َو َج َّل ِب ِه نَا‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬ ُ ‫قَا َل َر‬
ُ‫ض َوأَ ْنتُ ْم بِ َها فَاَل تَفِ ُّروا ِم ْنه‬
ٍ ‫س ِم ْعتُ ْم ِب ِه فَاَل تَد ُْخلُوا َعلَ ْي ِه َوإِ َذا َوقَ َع بِأ َ ْر‬
َ
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: “Tha’un (wabah penyakit menular)
adalah suatu peringatan dari Allah untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan
manusia. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri,
janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri
tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya.” (HR Bukhari dan
Muslim dari Usamah bin Zaid).
Kedua, Islam mengajarkan kita bahwa kita harus berbuat baik pada sesama
manusia. Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran ayat 112 bahwa manusia
harus senantiasa berpegang kepada tali Allah dan tali dengan manusia agar kita
tidak diliputi kehinaan di mana saja kita berada:
ْ‫ض ِربَت‬ ُ ‫ب ِّمنَ هَّللا ِ َو‬ َ ‫س َوبَآؤُوا ِب َغ‬
ٍ ‫ض‬ ِ ‫الذلَّةُ أَيْنَ َما ثُقِفُو ْا إِالَّ ِب َح ْب ٍل ِّمنْ هَّللا ِ َو َح ْب ٍل ِّمنَ النَّا‬
ِّ ‫ض ِربَتْ َعلَ ْي ِه ُم‬ ُ
َ‫َصوا َّو َكانُو ْا يَ ْعتَدُون‬َ ‫ق َذلِ َك بِ َما ع‬ ٍّ ‫ت هَّللا ِ َويَ ْقتُلُونَ األَنبِيَاء بِ َغ ْي ِر َح‬
ِ ‫س َكنَةُ َذلِ َك بِأَنَّ ُه ْم َكانُو ْا يَ ْكفُرُونَ بِآيَا‬ْ ‫َعلَ ْي ِه ُم ا ْل َم‬
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka
berpegang kepada tali (agama) Allah SWT dan tali (perjanjian) dengan manusia
dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah SWT dan mereka diliputi
kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah SWT
dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan
mereka durhaka dan melampaui batas.” (QS. Ali Imran: 112)
Pada masa pandemi yang kita hadapi saat ini, salah satu bentuk dalam
menerapkan nilai-nilai hablum minannas ialah dengan mencegah terjadinya
penyebaran penyakit pada orang lain. Sebagaimana dinyatakan oleh para pakar
kesehatan, mengurangi interaksi dan berdiam diri di rumah adalah sebagian dari
tindakan yang dapat kita lakukan. Hal ini menjadi penting agar.
Sebagaimana dinyatakan oleh para pakar kesehatan, terdapat sejumlah orang
yang sangat rentan pada penularan virus korona: orang-orang lansia, orang-orang
dengan masalah pada sistem kekebalan tubuh mereka (imunokompromis), dan
orang-orang yang memiliki penyakit bawaan yang menjadikan mereka kian rentan
pada penularan virus. Kita bisa saja merasa sehat wal’afiat. Kita pun bisa saja
berpikir bahwa “COVID-19 ini tak ubahnya penyakit pilek dan flu.”
Akan tetapi, kita harus senantiasa mengingat bahwa bisa jadi kita tidak begitu
rentan pada penyakit ini. Kita bisa saja terjangkit virus corona, tidak menyadarinya

16
karena tidak mengalami gejala yang signifikan, dan menulari penyakit ini pada
orang lain yang lebih rentan ketimbang kita.
Dengan mengacu pada Sunnah tersebut, kita dapat melihat bahwa Islam
mengajarkan kita untuk selalu menyayangi dan menghormati orang lain. Pada
konteks pandemi COVID-19 yang menjadikan “orang yang lebih tua” semakin
rentan pada dampak negatif dari penularan virus corona, menghormati mereka
dapat dimaknai pula sebagai menjaga kesehatan orang-orang yang lebih tua
daripada kita.
Godaan untuk keluar rumah tentu besar. Kita bisa saja berpikir bahwa
memakmurkan masjid adalah hal yang baik untuk dilakukan meski pandemi
sedang terjadi. Akan tetapi, penyebaran virus justru dapat terjadi pada tempat-
tempat yang ramai dipadati oleh orang-orang, dan rumah Allah pun tidak menjadi
pengecualian. Pada masa pandemi seperti yang sedang kita alami ini, ukhuwah kita
justru diuji oleh Allah. Apakah kita akan tetap memaksakan diri keluar rumah dan
berkerumun, atau kita hendak mengecilkan ego dan berpikir tentang orang lain di
sekitar kita?
Ketiga, kita harus senantiasa mengingat bahwa Allah SWT memberikan akal
dan pikiran bagi manusia sebagai khalifatullah fil ardhi. Dengan demikian, kita
seyogyanya menggunakan akal pikiran kita sebaik-baiknya agar kita tidak menyia-
nyiakan pemberian Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT:
‫اس َو َمٓا‬ ِ َ‫ٱختِ ٰل‬
َ َّ‫ف ٱلَّ ْي ِل َوٱلنَّ َها ِر َوٱ ْلفُ ْل ِك ٱلَّتِى ت َْج ِرى فِى ٱ ْلبَ ْح ِر بِ َما يَنفَ ُع ٱلن‬ ْ ‫ض َو‬ ِ ‫ت َوٱأْل َ ْر‬
ِ ‫س ٰ َم ٰ َو‬ ِ ‫إِنَّ فِى َخ ْل‬
َّ ‫ق ٱل‬
‫ب‬
ِ ‫س َحا‬
َّ ‫ح َوٱل‬ ِ َ‫يف ٱل ِّر ٰي‬ ْ ‫ث فِي َها ِمن ُك ِّل دَٓابَّ ٍة َوت‬
ِ ‫َص ِر‬ َّ َ‫ض بَ ْع َد َم ْوتِ َها َوب‬ َ ‫س َمٓا ِء ِمن َّمٓا ٍء فَأ َ ْحيَا بِ ِه ٱأْل َ ْر‬ َّ ‫أَن َز َل ٱهَّلل ُ ِمنَ ٱل‬
َ‫ت لِّقَ ْو ٍم يَ ْعقِلُون‬ ِ ‫س َمٓا ِء َوٱأْل َ ْر‬
ٍ َ‫ض َل َءا ٰي‬ َ ‫ٱ ْل ُم‬
َّ ‫س َّخ ِر بَيْنَ ٱل‬

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam


dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia,
dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia
hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis
hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi;
sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan.” (QS: al-Baqarah: 164).
Ayat di atas menunjukkan bahwa Islam dan nalar tidak berseberangan satu
sama lain. Alih-alih memerintahkan kita untuk menihilkan akal, Allah SWT justru

17
senantiasa mengingatkan kita untuk membaca tanda-tanda keesaan dan kebesaran
Allah dengan menjadi kaum yang berpikir.
Fenomena alam yang terjadi di sekitar kita (termasuk keberadaan virus dan
pandemi) merupakan tanda-tanda kebesaran Allah yang harus kita pahami,
renungkan, dan kita atasi bersama-sama.
Pada konteks pandemi yang sedang kita hadapi saat ini, menggunakan akal
sebaik-baiknya berarti memikirkan langkah terbaik bagi diri kita dan orang-orang
di sekitar kita. Mencegah penularan virus dengan berdiam diri di rumah,
menegakkan ibadah di rumah, dan menyebarkan informasi yang benar dan akurat
ialah sejumlah cara yang dapat kita laksanakan untuk tidak menyia-nyiakan akal
pikiran yang diberikan oleh Allah SWT.
Pada akhirnya, sehat dan sakit ialah kuasa Allah. Kehidupan dan kematian
bagi setiap manusia pun telah terpatri di lauhul mahfudz. Akan tetapi, kita harus
senantiasa mengingat bahwa Islam mengajarkan kita untuk mengiringi doa dan
tawakkal dengan usaha dan ikhtiar.
Mengambil langkah strategis terkait pencegahan penularan virus corona
dengan rutin mencuci tangan, mengurangi aktivitas di luar rumah, dan melakukan
isolasi diri ketika sakit merupakan cara yang dapat kita lakukan untuk memuliakan
dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Kita juga harus mengingat bahwa kita memiliki tanggung jawab untuk
menyebarkan kebaikan pada sesama manusia, dan kita memiliki tanggung jawab
untuk menyebarkan gagasan tentang pencegahan penularan virus corona pada
orang-orang di sekitar kita. Semoga kita dapat senantiasa sehat dan menjadi kaum
yang berpikir. Wallahu a’lam bis-shawab.
4. Pandangan Kedokteran Terhadap Virus Corona
Presiden Akademi Ilmu Kedokteran Tiongkok berpendapat, pneumonia yang
disebabkan oleh virus corona mungkin ada untuk waktu yang lama, seperti flu.9
"Virus baru berbeda dari SARS (sindrom pernafasan akut yang parah), yang
terakhir sangat transmisif dan patogen. Virus ini cepat membunuh inang, dan virus

9
https://amp-kontan-co-id.cdn.ampproject.org/v/s/amp.kontan.co.id/news/gawat-pakar-kedokteran-china-
bilang-wabah-virus-corona-akan-berlangsung

18
itu sendiri tidak dapat dengan mudah bertahan," katanya dalam wawancara dengan
China Central Television pada Rabu malam seperti yang dikutip People's Daily.
Namun, lanjutnya, pneumonia sangat mungkin untuk hidup berdampingan
dengan manusia seperti flu. Dia menambahkan, persiapan dalam hal diagnosis
klinis dan perawatan harus dilakukan sesuai prosedur, serta langkah-langkah
pencegahan dalam kehidupan sehari-hari.
Mengutip People's Daily., meskipun lebih banyak perawatan dan obat-obatan
telah diadopsi untuk menyembuhkan penyakit ini, namun menurut Wang, hal itu
masih dalam tahap eksplorasi awal.
"Ini adalah penyakit baru, patologi yang belum jelas. Perawatan sebelumnya
didasarkan pada pengalaman masa lalu," katanya.
Menurutnya, terapi sekarang lebih efektif dan terstandarisasi dengan
pemahaman yang lebih dalam. Saat ini, pengetahuan tentang penyakit virus corona
masih terbatas, dan eksplorasi obat baru dan terapi baru juga masih dalam tahap
awal.
Wang juga mencatat bahwa penyebaran virus baru melambat, tetapi predikasi
titik balik untuk epidemi harus mempertimbangkan regulasi penyakit dan langkah-
langkah pengendalian dan pencegahan menjadi pertimbangan.
F. Langkah – Langkah Pencegahan, Penanggulangan, Dan Penyembuhan Virus
Corona.

G. Dampak Positif Dan Negatif Adanya Covid – 19 (Korona) Di Kehidupan


Manusia
1. Dampak Positif Covid – 19 (Korona) Di Kehidupan Manusia
Tak dapat dipungkiri, kabar virus corona baru atau Covid-19 masuk ke
Indonesia rupanya telah menciptakan kepanikan di tengah masyarakat.
Pasalnya, virus corona telah menjangkit di 75 negara besar di dunia, bahkan
telah menewaskan setidaknya lebih dari 3.000 orang.10
Akibat hal ini, banyak masyarakat yang mulai mencari perlindungan
guna mencegah penularan virus corona. Meski membuat panik dan dinilai
menimbulkan kerugian di sektor ekonomi, rupanya virus corona membawa
dampak baik bagi masyarakat. Adapun dampak positif virus corona di bidang
kesehatan, antara lain:
10
https://iain-surakarta.ac.id/jihad-melawan-covid-19-dengan-laku-sufi

19
a. Lebih Rajin Mencuci Tangan
Seperti yang banyak digaungkan bahwa cara pencegahan virus corona
adalah dengan rajin mencuci tangan. World Health Organization (WHO)
menyebutkan, cuci tangan adalah langkah awal yang efektif mencegah
segala penyakit, seperti infeksi saluran pencernaan, dan penyakit
pernapasan.
b. Sadar Akan Kebersihan Lingkungan
Lingkungan yang bersih menjadi salah satu tolak ukur akan
pengembangan suatu penyakit. Menteri Kesehatan RI Terawan Agus
Putranto meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia agar tetap
menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga dengan terus berperilaku
hidup bersih dan sehat seiring dengan kasus virus corona. Selalu
membersihkan benda mati di sekitar kita, misal meja, gagang pintu, lemari,
keyboard, dan sebagainya.
Menurut tulisan Dr.Handrawan Nadesul, benda mati dapat membawa
virus corona. Virus corona yang menempel di benda mati (tidak di benda
hidup juga lendir, air liur, cairan) di luar tubuh manusia bisa bertahan
hidup hingga satu jam untuk kembali menginfeksi manusia. Virus corona
yang menempel di air liur, lender, cairan, juga mahluk hidup, bisa bertahan
lebih lama, bisa 3-4 jam.
c. Mengubah Pola Makan Sehat
Menurut WHO, ada beberapa cara pencegahan virus corona melalui
makanan. Contohnya dengan menghindari konsumsi makanan cepat saji
dan lebih sering memasak di rumah. Hal ini guna menghindari dari adanya
percikan air liur saat bersin atau batuk dari orang lain, dan menjaga
higienitas diri sendiri. Selain itu, perbanyak konsumsi buah dan sayur guna
meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Bagi yang ingin memasakan
daging, ayam, ikan, atau telur, pastikan tingkat kematangan hingga 100%.
Perubahan pola makan sehat ini ternyata menjadi salah satu dampak positif
virus corona.

d. Rajin Olahraga

20
Tak dapat dipungkiri, semenjak virus corona masuk Indonesia, banyak
orang yang rutin melakukan olahraga. Hal ini guna meningkatkan daya
tahan tubuh dan mencegah dari berbagai serangan penyakit.
e. Berdoa
Tak sedikit orang yang mengunggah kalimat doa selama merebaknya
virus corona. Meski belum ada penelitian yang menyatakan bahwa doa
dapat mencegah virus corona, namun doa rupanya bisa menyugesti
seseorang untuk berpikiran lebih positif menurut sebuah penelitian dari
National Institute of Mental Health and Neurosciences di tahun 2009. Dari
pikiran positif inilah, kemungkinan sistem kekebalan tubuh pun ikut
meningkat. Doa memiliki kekuatan, doa sebenarnya dapat mengaktifkan
molekul dalam sistem saraf dan sel-sel sistem kekebalan tubuh.
2. Dampak Negatif Covid – 19 (Korona) Di Kehidupan Manusia
Covid-19 atau yang lebih dikenal sebagai Virus Corona telah menjadi
perhatian publik sejak kemunculannya terdeteksi di Tiongkok untuk kali
pertama di awal tahun 2020. Meninggalnya ribuan jiwa akibat virus ini
membuatnya menjadi pusat perhatian banyak negara, termasuk Indonesia.
Kewaspadaan pun mulai ditingkatkan, baik oleh negara maupun
warganya. Jika virus ini dibiarkan menyebar, maka efek buruk bagi negara tidak
dapat terhindarkan. Salah satu dampak virus corona terjadi pada kondisi sosial
dan ekonomi sebuah Negara. Dampak negatifnya antara lain :
a. Melemahnya Nilai Tukar Rupiah
Rupiah melemah di angka Rp14.240 (pada 23 Maret 2020) per
dolar AS. Penurunan nilai mata uang rupiah ini tak tak terlepas dari
dampak buruk virus Corona. bukan hanya Indonesia yang terdampak
oleh penyebaran virus Corona ini, tapi juga negara-negara lain di
dunia. Sehingga ekonomi secara global pun terguncang yang pada
akhirnya berdampak pada pelemahan rupiah.
Tetapi Indonesia masih tergolong beruntung karena efek virus
Corona terhadap perekonomian hanya 1,08 persen. Lebih kecil
dibandingkan negara-negara lainnya di Asia maupun Eropa
b. IHSG Anjlok
Serupa dengan Rupiah, sentimen pelaku pasar terhadap virus
Corona membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus
21
mengalami penurunan. Tercatat sejak awal tahun sampai dengan bulan
Maret, IHSG tercatat turun 13,44 persen atau menuju level 5.452 poin.
Level tersebut tercatat sebagai yang terendah. IHSG tercatat berada di
poin terendah terakhir kalinya pada Mei 2017.
Bukan hanya Indonesia yang mengalami hal serupa. Indeks
Wall Street juga mengalami penurunan akibat merebaknya Covid-19.
Indeks utamanya seperti Dow Jones, S&P, dan Nasdaq harus
terkoreksi antara 10-12 persen.
c. Meruginya Sektor Pariwisata
Sektor pariwisata ini paling besar terdampak penyebaran virus
Corona. Pasalnya efek dari sektor ini sifatnya domino, di mana yang
merasakan dampaknya bukan hanya korporasi tetapi juga kelas
menengah.
Dimulai dari dibatasi hingga ditiadakannya penerbangan dari
suatu negara. Tentu dampaknya sangat dirasakan oleh perusahaan
maskapai penerbangan. Hal ini bisa juga berlaku untuk kapal pesiar,
kereta, bus, bahkan kendaraan pribadi.
Dan seiring dibatasinya maka terbatas juga jumlah turis yang
berkunjung ke sebuah kota. Kalau sudah begitu, otomatis bukan hanya
tempat wisata yang sepi, tapi juga hotel, restoran, para penjual
makanan hingga kerajinan tangan akan sepi.
d. Sekolah dan Perguruan Tinggi diliburkan
Pemerintah Indonesia memutuskan untuk meliburkan sekolah-
sekolah dan perguruan tinggi selama dua minggu sejak virus Corona
dinyatakan ada di Indonesia. Hal ini dilakukan sebagai langkah
preventif pencegahan memutus rantai penyebaran virus corona.
Langkah-langkah tersebut diambil sebagai upaya untuk
menekan penyebaran virus Corona. Karena semakin minim interaksi
antarmanusia terjadi maka semakin minim risiko penyebaran virus
Corona berlangsung.
Diliburkannya sekolah-sekolah menjadikan guru mapun dosen
menyampaikan materi kepada peserta didik lewat kelas online yag
mengakibtkan pro kontra dari orangtua sendiri. Namun kembali lagi
hal ini dilakukan bertujuan agar nantinya aktivitas dirumah pun bisa
22
tetap produktif dan sebagai langkah pencegahan penyebaran virus
corona.
e. Berbagai Ajang Olahraga Batal diselenggarakan
Seluruh pertandingan Liga Serie A Italia pada pekan lalu
terpaksa harus ditunda sejak Italia menyatakan telah ada 4 warganya
terpapar Virus Corona. Salah satunya bahkan telah meninggal dunia.
Tak hanya Italia, beberapa negara juga terpaksa menunda berbagai
ajang olahraga demi menekan penyebaran virus Corona.
Bukan hanya Italia, hal serupa juga terjadi pada ajang Piala
Asia Futsal 2020 yang mestinya berlangsung di Turkmenistan.
Federasi Sepak Bola Asia (AFC) memutuskan untuk menunda
kejuaraan futsal dua tahunan tersebut sebagai tindakan preventif
terhadap penyebaran virus Corona.
Selain sepak bola, ajang olahraga lainnya seperti babak
kualifikasi Olimpiade cabang tinju hingga turnamen bulu tangkis
German Open 2020 juga harus ditunda.
Di Indonesia sendiri sejumlah pertandingan dan ajang
perlombaan atlit dan sepak bola di tunda sampai waktu yang belum
ditentukan. Hal ini bertujuan sebagai langkah preventif pencegahan
virus corona dan menghindari kerumunan yang ada.
f. Harga Bahan Pokok Jadi Melambung
Sejak kemunculan virus Corona menggemparkan Tiongkok dan
dunia, kebutuhan akan masker menjadi meningkat. Pasalnya, setiap
orang ingin melindungi diri dari berbagai kemungkinan penularan virus
Corona tersebut. Jumlah stok yang tak mampu memadai tingginya
permintaan lantas membuat harga masker menjadi melonjak.
Sebagaimana prinsip dasar ekonomi, tingginya permintaan yang tak
dibarengi dengan tingginya suplai akan membuat sebuah produk
memiliki nilai tawar lebih tinggi. Di Indonesia sendiri, sampai dengan 2
Maret 2020 harga 1 box masker jenis N95 bisa dibanderol hingga Rp1,5
juta.
Hal yang terjadi pada masker juga bisa berlaku pada bahan pokok.
masyarakat memilih memborong berbagai bahan pokok di pasar dan

23
menimbunnya dengan alasan agar tidak perlu keluar rumah demi
mengurangi risiko penularan virus Corona.
g. Melemahnya Perekonomian Masyarakat kecil
Adanya virus corona ini mengakibatkan turunya mobilitas di
Indonesia. Pendapatan dari para pekerja yang berasal dari masyarakat
menengah kebawah mengalami penurunan yang cukup signifikan. Seperti
halnya para penjual di pasar mengalami kerugian yang cukup besar, hal ini
disebabkan tidak adanya masyarakat yang melakuakn transaksi jual beli di
pasar sendiri, Selain itu diberlakukannya patrol malam di berbagai daerah
pun mengakibatkan banyak pedang angkringan maupun pedagang kecil
yang mengalami kerugian yang sama. Sehingga perekonomian pun
mengalami imbnas yang cukup besar, terutama bagi masyarakat menengah
ke bawah.
H. Analisis Pendapat Penulis Tentang Virus Corona
Virus Corona atau COVID-19 adalah virus yang menyerang sistem
pernapasan manusia. Virus ini masih berhubungan dengan penyebab SARS dan
MERS yang sempat merebak beberapa tahun lalu. Sampai saat ini belum diketahui
penyebab dari virus Corona, tetapi diketahui virus ini disebarkan oleh hewan dan
mampu menjangkit dari satu spesies ke spesies lainnya, termasuk manusia. Diketahui
virus Corona berasal dari Kota Wuhan di China dan muncul pada Desember 2019.
Virus Corona muncul dengan beberapa gejala yang berbeda-beda pada tubuh
pasiennya. Namun, secara umum, gejala virus Corona adalah flu, demam, batuk,
hingga sesak napas. Virus corona dapat menular kebeberapa orang dalam waktu
singkat melalui oksigen maka dari itu agar terhindar dari tertularnya virus corona kita
dapat mencegahnya melalui menjaga kesehatan agar imun tetap terjaga dengan
memperbanyak vitamin c atau makanan lain yang dapat meningkatkan imun tubuh
agar tidak mudah tertular virus tersebut, berjemur dibawah terik matahari, sering
untuk melakukan cuci tangan.

24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran

Demikianlah tugas makalah yang telah kami susun untuk memenuhi tugas
ulangan tengah semester mata kuliah sejarah peradaban islam. Harapan kami semoga
dengan adanya makalah yang telah kami susun ini kita bisa mengambil banyak
pelajaran berharga di. Kritik dan saran sangatlah kami harapkan dari para pembaca.
Kami penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun dalam
informasi yang disampaian karena kami juga masih dalam proses belajar.

25
DAFTAR PUSTAKA
https://amp-kontan-co-id.cdn.ampproject.org/v/s/amp.kontan.co.id/news/gawat-pakar-
kedokteran-china-bilang-wabah-virus-corona-akan-berlangsung
https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/05/09490121/
https://iain-surakarta.ac.id/jihad-melawan-covid-19-dengan-laku-sufi
https://m.detik.com/news/berita/d-4876671/virus-corona-dan-metode-karantina-ala-
rasulullah-yang-kini-terbukti
https://m.detik.com/news/berita/d-4943950/latar-belakang-virus-corona-perkembangan-
hingga-isu-terkini
https://m.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2020/03/24/180418/memuliakan-islam-
dengan-melawan-virus-corona.html
https://www.cnnindonesia.com/longform/gaya-hidup/20200313/laporan-mendalam-
rumus-melawan-virus/mengenal-virus-corona.
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019
Koonin, Eugene V.; Senkevich, Tatiana G.; Dolja, Valerian V.(2006 – 09 -19). “The
ancient Virus World and evolution of cells.

26

Anda mungkin juga menyukai