Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MANAJEMEN PROYEK & RAB

Dosen Pengampu :
Ir. Hj. Satriawati Canngara, M.Sp

Disusun oleh:
Nama : Salsa Purmadani Fatia
Nim : 4520041047
Kelas : B20

Fakultas Teknik
Program Studi Teknik Sipil
Universitas Bosowa
2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
memberikan rahmat dan karuia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Manajemen Proyek ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen mata kuliah


Manajemen Proyek karena telah memberikan kesempatan untuk membuat
makalah ini. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua
dan teman- teman atas dukungan baik berupa doa maupun materi.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca baik
dalam pengembangan wawasan maupun peningkatan ilmu pengetahuan.

Makassar, 5 Juli 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Manajemen proyek merupakan suatu tata cara mengorganisir dan


mengelola sumber penghasilan yang penting untuk menyelesaikan proyek dari
awal sampai selesainya proyek tersebut. Manajemen proyek dapat diterapkan
pada jenis proyek apapun, dan dipakai secara luas untuk dalam menyelesaikan
proyek yang besar dan kompleks. Fokus utama manajemen proyek adalah
pencapaian semua tujuan akhir proyek dengan segala batasan yang ada, waktu
dan dana yang tersedia.
Pada perencanaan pembuatan proyek sebuah sistem, diperlukan
berbagai macam komponen yang terlibat didalamnya. Satu hal yang harus
diperhatikan / diutamakan oleh seorang manajer proyek dalam melakukan
perencanaan adalah menghitung, baik secara kualitatif maupun kuantitatif,
resiko yang akan terjadi dalam proses pengerjaan.
Dalam dunia IT tentu banyak terjadi persaingan, entah dari dari pihak
perseorangan, Perusahaan,maupun mancakup yang lebih luas lagi. Untuk itu
kita harus mengenal terlebih dahulu apa itu Resiko dalam Manajemen Proyek?
Resiko Proyek adalah peristiwa tidak pasti yang bila terjadimemiliki pengaruh
positif atau negatif terhadap minimal satu tujuan proyek (waktu, biaya,
ruanglingkup, mutu). Risiko mungkin memiliki satu atau lebih penyebab, yang
bila terjadi memiliki satuatau lebih dampaknya terhadap manajemen.Dan
apabila kita garis besarkan secara keseluruhan maka yang dimaksud dengan
Manajemen Proyekdan Resiko adalah proses sistematis untuk merencanakan,
mengidentifikasi, menganalisis, danmerespon risiko proyek. Tujuannya untuk
meningkatkan peluang dan dampak peristiwa positif, danmengurangi peluang
dan dampak peristiwa yang merugikan proyek atau dapak negatifnya.Dalam
peenerapannya sebuah teknologi dalam perusahaan memerlukan perencanaan
yang strategiskhususnya penerapan teknologi pada manajemen proyek, agar
penerapan dapat sesuai dengantujuan bisnis yang diharapkan oleh perusahaan.
Jika penerapan teknologi informasi dalammanajemen proyek tidak sesuai
dengan tujuan bisnis yang diinginkan maka akan menimbulkanrisiko. Risiko
yang timbul akibat dari penerapan teknologi informasi yang salah dalam
manajemenproyek akan menyebabkan proses bisnis yang tidak optimal,
kerugian finansial, menurunnya reputasi perusahaan, bahkan
hancurnya perusahaan.Pada kenyataaannya penerapan manajemen proyek
teknologi informas itu sendiri membutuhkaninvestasi yang cukup besar, dan
seiring dengan teknologi yang terus berkembang dari waktu
ke waktu, membuat proses manajemen proyek pun menjadi semakin sulit, kare
na harus memahami teknologi yang baru. Dengan adanya manajemen risiko
proyek yang didukung dengan penggunaan hardware diharapkan dapat
membantu perusahaan dalam hal meminimalkan tingkat kerugian yangtidak
diinginkan oleh.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian tentang proyek dan Manajemen Proyek Telematika?
2. Mengapa membutuhkan tahapan manajemen di dalam Manajemen Proyek?
3. Mengapa membutuhkan skills pada Manajemen Proyek?
4. Apa saja pengetahuan yang harus dimiliki di Manajemen Proyek?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang Proyek dan Manajemen Proyek Telematika.
2. Menambah wawasan mengenai tahapan manajemen yang baik secara
umum.
3. Mengetahui alasan mengapa skills dibutuhkan dalam Manajemen Proyek.
4. Menambah wawasan mengenai pengetahuan yang harus dimiliki di
Manajemen Proyek.
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Manajemen

Manajemen merupakan sebuah proses terpadu dimana individu-individu


sebagai bagian dariorganisasi yang dilibatkan untuk merencanakan,
mengorganisasikan, menjalankan dan mengendalikan aktifitas-aktifitas, yang
kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan dan berlangsung terus
menerus seiring dengan berjalannya waktu. Agar proses manajemen berjalan
lancar, diperlukan sistem serta struktur organisasi yang solid. Pada organisasi
tersebut, seluruh aktifitasnya haruslah berorientasi pada pencapaian sasaran.
Organisasi tersebut berfungsi sebagai wadah untuk menuangkan konsep, ide-
ide manajemen. Jadi dapat dikatakan bahwa manajemen merupakan suatu
rangkaian tanggung jawab yang berhubungan erat satu sama lainnya.
2.2 Pengertian Proyek
Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai
sasaran yang dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu
periode tertentu dengan menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang terbatas
dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan dan kerjasama yang
berbeda dari yang biasanya digunakan.
Menurut DI Cleland dan Wr. King (1987), proyek merupakan gabungan dari
berbagai sumber daya yang dihimpun dalam organisasi sementara untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Pengertian Manajemen Proyek. Manajemen proyek adalah
kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan
sumberdaya organisasi yang mempergunakan personil untuk ditempatkan pada
tugas tertentu dalam proyek untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu
dengan sumberdaya tertentu
2.3 Pengertian Manajemen Proyek Telematika
Manajemen proyek adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan, keahlian
dan juga ketrampilan, cara teknis yang terbaik serta dengan sumber daya yang
terbatas untuk mencapai sasaran atau tujuan yang sudah ditentukan agar
mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja, waktu, mutu dan
keselamatan kerja.
Definisi manajemen proyek yang lainnya adalah suatu kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi serta
mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan guna mencapai tujuan
tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu.
2.4 3 Sasaran Manajemen Proyek
Setiap proyek memiliki tujuan khusus, didalam proses pencapaian
tujuan tersebut ada tiga constraint yang harus dipenuhi, yang dikenal dengan
Trade- off Triangle atau Triple Constraint. Triple constraint adalah usaha
pencapaian tujuan yang berdasarkan tiga batasan, yaitu :
1. Tepat biaya.
Proyek harus dikerjakan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran,
baik biaya tiap item pekerjaan, biaya tiap periode pelaksanaan maupun biaya
total sampai akhir proyek.
2. Tepat waktu.
Proyek harus dikerjakan dengan waktu sesuai dengan jadwal
pelaksanaan proyek (schedule) yang telah direncanakan yang ditunjukan
dalam bentuk prestasi pekerjaan (work progress).
3. Tepat mutu.
Mutu produk atau disebut sebagai kinerja (performance), harus
memenuhi spesifikasi dan kriteria dalam taraf yang disyaratkan oleh pemilik.
2.5 Tahapan Manajemen Proyek
1. PLANNING (PERENCANAAN)
Perencanaan merupakan susunan langkah-langkah secara sistematik dan
teratur untuk mencapai tujuan organisasi atau memecahkan masalah tertentu.
Perencanaan juga diartikan sebagai upaya memanfaatkan sumber-sumber
yang tersedia dengan memperhatikan segala keterbatasan guna mencapai
tujuan secara efisien dan efektif. Perencanaan merupakan langkah awal dalam
proses manajemen, karena dengan merencanakan aktivitas organisasi
kedepan, maka segala sumber daya dalam organisasi difokuskan pada
pencapaian tujuan organisasi.
Dalam melaksanakan perencanaan ada kegiatan yang harus dilakukan,
yaitu melakukan prakiraan (rencana) kegiatan organisasi dan penganggaran
(budgeting). Prakiraan berfungsi untuk menentukan rencana kegiatan yang
akan dilaksanakan kedepan oleh organisasi sebagai upaya mencapai tujuan
organisasi. Dalam melakukan prakiraan, haruslah selalu memperhatikan
tujuan organisasi, sumber daya organisasi dan juga melakukan suatu analisis
organisasi (bisa menggunakan SWOT) untuk mengetahui potensi internal dan
eksternal.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan
perencanaan, yakni harus SMART. SMART yaitu Specific artinya
perencanaan harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya. Tidak terlalu
melebar dan terlalu idealis. Measurable artinya program kerja organisasi atau
rencana harus dapat diukur tingkat keberhasilannya. Achievable artinya dapat
dicapai. Jadi bukan hanya sekedar angan-angan dalam merencanakan dan
tidak dapat dilaksanakan. Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan
sumber daya yang ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Time
artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan, semesteran
atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.
Setelah merencanakan aktivitas organisasi secara sistematis dan terukur,
maka perlu juga melakukan perencanaan penganggaran untuk pelaksanaan
kegiatan. Prinsip dalam melakukan perencanaan penganggaran,adalah
mengunakan segala sumber daya keuangan secara efesien dan se-efektif
mungkin. Hal ini perlu direncanakan secara serius, agar organisasi tidak
melakukan pemborosan, keuangan, selain itu sekaligus juga melihat sumber-
sumber daya keuangan yang bisa diperoleh dari luar organisasi.
Langkah-langkah dalam membuat perencanaan :
1. Analisis situasi & identifikasi masalah
Melakukan analisa dan identifikasi terhadap situasi organisasi dengan
memperhatikan tujuan organisasi. dalam melakukan analisa situasi dapat
menggunakan teknik analisis SWOT.
2. Menentukan skala prioritas
Setelah dianalisa dan mengidentifikasi masalah, maka perlu dilakukan
penentuan skala prioritas terhadap pelaksanaan kegiatan. Hal ini agar
kebutuhan organisasi yang mendesak didahulukan untuk menjamin
keberlangsungan organisasi
3. Menentukan tujuan program
Agar pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi akan mengarah pada
pencapaian tujuan organisasi, maka dibutuhkan penentuan tujuan program,
sehingga nantinya pelaksanaan program dapat diukur capaiannya
4. Menyusun rencana kerja operasional (termasuk didalamnya menyusun
anggaran)

2. ORGANIZING (PENGORGANISASIAN)
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas
pada orang yang terlibat dalam aktivitas organisasi, sesuai dengan kompetensi
SDM yang dimiliki. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan ini
merupakan keseluruhan proses memilih orang-orang serta
mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-orang
itu dalam organisasi, serta mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat
menjamin pencapaian tujuan program dan tujuan organisasi. Menurut George
R. Terry, tugas pengorganisasian adalah mengharmonisasikan kelompok
orang yang berbeda, mempertemukan macam-macam kepentingan dan
memanfaatkan seluruh kemampuan kesuatu arah tertentu.
Dalam pengorganisasian kegiatan yang dilakukan yakni staffing
(penempatan staf) dan pemaduan segala sumber daya organisasi. Staffing
sangat penting dalam pengorganisasian. Dengan penempatan orang yang tepat
pada tempat yang tepat dalam organisasi, maka kelangsungan aktivitas
organisasi tersebut akan terjamin. Fungsi pemimpin disini adalah mampu
menempatkan the right man in the right place. Pemimpin harus mampu
melihat potensi-potensi SDM yang berkualitas dan bertanggung jawab untuk
melaksanakan aktivitas roda organisasi. Setelah menempatkan orang yang
tepat untuk tugas tertentu, maka perlu juga mengkoordinasikan dan
memadukan seluruh potensi SDM tersebut agar bekerja secara sinergis untuk
mencapai tujuan organisasi.
Langkah-langkah Pengorganisasian :
1. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. (Menjelaskan keseluruh staff
tentang tujuan organisasi yang harus dicapai)
2. Mendistribusi pekerjaan ke staff secara jelas. (Mendudukan orang-orang
yang berkompetensi pada posisi tepat. Dan jangan sampai ada posisi
strategis yang kosong, karena akan berpengaruh pada keseluruan
pencapaian organisasi)
3. Menentukan prosedural staf. (Menentukan cara kerja dan evaluasi para
staff, serta punishment dan reward yang diterima. Selain itu juga
menjelaskan tentang garis koordinasi dan sinergitas dalam organisasi,
sehingga seluruh posisi dipadukan untuk menuju tujuan organisasi)
4. Mendelegasikan wewenang. (Berani untuk mendelegasikan wewenang
sesuai dengan tugas dan fungsi tiap-tiap staff)

3. ACTUATING (PENGGERAKAN)
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak
diikuti dengan pelaksanaan kerja organisasi yang bertanggung jawab. Untuk
itu maka semua Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada harus dioptimalkan
untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja
harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Setiap pelaku
organisasi harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan
kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program
kerja organisasi yang telah ditetapkan. Inti dari Actuating adalah
menggerakkan semua anggota kelompok untuk bekerja agar mencapai tujuan
organisasi.
Dalam mengimplementasikan aktivitas organisasi, pelaku organisasi
harus :
1. Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan,
2. Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri mereka
sendiri,
3. Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting
atau mendesak,
4. Tugas yang diberikan cukup relevan,
5. Hubungan harmonis antar rekan kerja.
Actuating (penggerakan) meliputi kepemimpinan dan koordinasi.
Kepemimpinan yakni gaya memimpin dari sang pemimpin dalam
mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber daya organisasi agar mengarah
pada pencapaian tujuan program dan organisasi. Sedangkan koordinasi yakni
suatu aktivitas membawa orang-orang yang terlibat organisasi ke dalam
suasana kerjasama yang harmonis. Dengan adanya pengoordinasian dapat
dihindari kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat dan
kesimpangsiuran di dalam bertindak antara orang-orang yang terlibat dalam
mencapai tujuan. Koordinasi ini mengajak semua sumber daya manusia yang
tersedia untuk bekerjasama menuju ke satu arah yang telah ditentukan.
Pekerjaan memimpin meliputi lima kegiatan yaitu :
1. Mengambil keputusan
2. Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara pemimpin dan
bawahan.
3. Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya
mereka bertindak.
4. Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya secara tepat
5. Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil
dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dalam memimpin ada kegiatan direction (perintah) dan motivasi.
Perintah adalah petunjuk atau penjelasan kerja, serta pertimbangan dan
bimbingan, terdapat para pelaku organisasi yang terlibat, baik secara
struktural maupun fungsional, agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan
lancar. Dalam pelaksanaannya direction (perintah) seringkali dilakukan
bersamaan dengan controlling. Jika perintah yang disampaikan pemimpin
sesuai dengan kemauan dan kemampuan dari staff, maka staff pun akan
termotivasi untuk memberdayakan potensinya dalam melaksanakan kegiatan
organisasi. Sedangkan motivasi dapat dilakukan dengan cara mejadikan staff
sebagai
rekan kerja, serta memberikan reward (penghargaan) apabila staff bekerja
secara baik.
Tujuan Actuating (Penggerakan) adalah :
1. Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
2. Mengembangkan kemampuan & keterampilan staf
3. Menumbuhkan rasa memiliki & menyukai pekerjaan
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi &
prestasi kerja staf
5. Membuat organisasi berkembang secara dinamis.

4. CONTROLLING (PENGENDALIAN/ PENGAWASAN)


Controlling bukanlah hanya sekedar mengendalikan pelaksanaan
program dan aktivitas organisasi, namun juga mengawasi sehingga bila perlu
dapat mengadakan koreksi. Dengan demikian apa yang dilakukan staff dapat
diarahkan kejalan yang tepat dengan maksud pencapaian tujuan yang telah
direncanakan. Inti dari controlling adalah proses memastikan pelaksanaan
agar sesuai dengan rencana.
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan tujuan organisasi dan program
kerja maka dibutuhkan pengontrolan, baik dalam bentuk pengawasan,
inspeksi hingga audit. Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang
berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui
penyimpangan- penyimpangan yang terjadi, baik dalam tahap perencanaan,
pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat
segera dilakukan antisipasi, koreksi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai
dengan situasi, kondisi dan perkembangan lingkungan sekitar organisasi.
Proses pengawasan sebagai bagian dari pengendalian akan mencatat
perkembangan organisasi kearah tujuan yang diharapkan dan memungkinkan
pemimpin mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya
untuk mengambil tindakan korektif sebelum terlambat. Melalui pengawasan
yang efektif, terhadap aktivitas organisasi, maka upaya pengendalian mutu
dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
Manfaat pengawasan :
1. Dapat mengetahui sejauh mana program telah dilaksanakan
2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan
3. Dapat mengetahui apakah waktu & sumber daya mencukup
4. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
5. Dapat mengetahu staff yang perlu diberikan penghargaan/promosi

Proses controlling meliputi :


1. Menentukan standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian,
2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai dengan
melaksanakan evaluasi terhadap kinerja serta kompetensi SDM yang
dimiliki,
3. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar.
4. Kembali membandingkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan tujuan awal
(rencana) kegiatan tersebut dilaksanakan, dan mengukur capaian
keberhasilannya,
5. Melakukan tindakan perbaikan.
6. Jika ada kesalahan atau penyimpangan, segera melakukan perbaikan,
7. Meninjau dan menganalisis ulang rencana.
8. Kembali membuat rencana baru jika terjadi penyimpangan. Namun jika
hasilnya sesuai dengan tujuan program, maka perlu dibuatkan rencana
lanjutan untuk melanjutkan program yang berhasil tersebut, sehingga
tujuan organisasi semakin dekat untuk dicapai.
Pengawasan yang dilakukan secara dekat terhadap staff, hal ini sering
dilakukan untuk tujuan-tujuan yang spesifik dan bersifat khusus, sehingga
menghindarkan sekecil-kecilnya terjadi penyimpangan atau kesalahan.
Controlling akan mengarahkan seluruh potensi organisasi yang terlibat agar
tidak melakukan penyimpangan dalam pencapaian tujuan. Untuk itu
controlling haruslah dilakukan secara bertanggung jawab dan dengan standar
organisasi, sehingga pelaku-pelaku organisasi tetap bekerja secara maksimal
dan fokus pada pencapaian tujuan organisasi. Kegiatan-kegiatan yang juga
termasuk dalam kegiatan controlling termasuk adalah evaluasi dan pelaporan.
5. EVALUASI (EVALUATING)
Evaluasi merupakan suatu penilaian terhadap hasil pelaksanaan
kegiatan atau program. Dalam melakukan evaluasi haruslah menyeluruh,
mencakup capaian tujuan kegiatan, kinerja staff, pengetahuan staff, efektifitas
dan efesiensi penganggaran dan proses kegiatan. Sedangkan pelaporan
merupakan penyampaian perkembangan hasil kegiatan atau pemberian
keterangan mengenai segala hal yang berkaitan dengan tugas dan fungsi-
fungsi kepada pemimpin yang lebih tinggi.
2.6 Project Management Skills
Untuk dapat mengimplementasikan kegiatan manajemen tersebut
sesuai dengan fungsinya masing-masing, maka diperlukan beberapa keahlian
manajemen(managerial skills) yang diperlukan oleh setiap orang yang
terlibat dalam organsasi. Keahlian-keahlian tersebut meliputi, sebagai
berikut:
1. Keahlian teknis (technical skills)
Keahlian yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan spesifik tertentu,
seperti mengoperasikan komputer, mendesain bangunan, membuat
layout perusahaan, dan lain sebagainya.
2. Keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat (human
relation skills)
Keahlian dalam memahami dan melakukan interaksi dengan berbagai
jenis orang di masyarakat.Contohnya adalah keahlian dalam
bernegosiasi, memotivasi, meyakinkan orang, dan lain sebagainya.
3. Keahlian konseptual (conceptual skills)
Keahlian dalam berpikir secara abstrak, sistematis, termasuk di
dalamnya mendiagnosa dan menganalisis berbaga masalah dalam situasi
yang berbeda-beda, bahkan keahlian untuk memprediksi masa yang akan
datang.
4. Keahlian dalam pengambilan keputusan (decision making skills
Keahlian untuk mengidentifikasi masalah sekaligus menawarkan
berbagai alternative solusi atas permasalahan yang dihadapi.
5. Keahlian dalam mengelola waktu (time management skills
Keahlian dalam memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien.
Beberapa keahlian lain yang juga diperlukan dalam manajemen atau
pengelolaan bisnis, jika dikaitkan dengan persaingan
bisnis global.Di antaranya, yaitu:
1. Keahlian dalam manajemen global (global management skills)
Keahlian manajerial yang tidak saja terfokus pada satu keadaan di
Negara tertentu, akan tetapi juga lintas negara bahkan lintas budaya.
2. Keahlian dalam hal teknologi(technological skills)
Keahlian manajerial dalam mengikuti dan menguasai berbagai
perkembangan teknologi yang terjadi.
2.7 9 Area Pengetahuan Proyek
1. Project scope management
Project scope management apa yang bisa dilakukan dan aktivitas-aktivitas
apa saja yang tidak boleh dilakukan dalam menyelesaikan suatu proyek.
Ø Proses pada ruang lingkup proyek:
§ Inisiasi memulai proyek atau melanjutkan pada fase berikutnya
§ Perencenaan ruang lingkup proyek
§ Pendefinisian ruang lingkup proyek
§ Membangun WBS
§ Verifikasi ruang lingkup proyek
§ Kendali perubahan ruang lingkup proyek
2. Project time management
Project time management proyek dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan
Ø Proses pada manajemen waktu:
§ Pendefinisian Kegiatan
§ Pengurutan Kegiatan
§ Perkiraan Waktu Kegiatan
§ Pembuatan Jadwal
§ Pengendalian Jadwal
3. Project cost management
Project cost management adalah semua sumber daya yang harus
dikorbankan untuk mencapai tujuan spesifik atau untuk mendapat sesuatu
sebagai
gantinya Biaya pada umumnya diukur dalam satuan keuangan seperti
dollar, rupiah, dsb Manajemen Biaya Proyek termasuk di dalamnya adalah
proses yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa proyek dapat diselesaikan
sesuai dengan budget yang telah disepakati
Ø Proses pada manajemen biaya:
§ Estimasi biaya: Mengembangkan perkiraan atau estimasi biaya sumber daya
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek
§ Penganggaran (Budgeting) Biaya: alokasi estimasi biaya keseluruhan untuk
item pekerjaan individu untuk menetapkan data dasar untuk mengukur kinerja
§ Pengendalian Biaya: Pengendalian perubahan anggaran proyek
4. Project Human Resource Management
Project Human Resource Management proses mengorganisasikan dan
mengelola atau menempatkan orang-orang yang terlibat dalam proyek,
sehingga orang tersebut dapat dimanfaatkan potensinya secara efektif dan
efisien.Sumber daya manusia dalam sebuah proyek antara lain termasuk
sponsor, pelanggan, anggota tim proyek, staf pendukung (jika ada),
supplier, dsb
Ø Proses pada manajemen sumber daya manusia:
1. Perencanaan Sumber Daya Manusia mengidentifikasi dan
mendokumentasikan perananan seseorang dalam proyek, tanggung
jawabnya dan bagaimana relasi pelaporan orang tersebut dengan orang-
orang lain dalam proyek
2. Akuisisi Tim Proyek usaha untuk mendapatkan sumber daya manusia
sesuai kebutuhan untuk menyelesaikan proyek
3. Membangun Tim Proyek Meningkatkan kompetensi dan interaksi
anggota tim proyek, baik secara individual maupu secara berkelompok
untuk meningkatkan kinerja proyek
4. Mengelola Tim Proyek Memantau kinerja tim proyek dengan
memberikan masukan atau motivasi, solusi ataupun sekedar koordinasi
dalam rangka meningkatkan kinerja proyek
5. Project Risk Management
Project Risk Management adalah proses sistematis untuk merencanakan,
mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon risiko proyek. Tujuannya
untuk meningkatkan peluang dan dampak peristiwa positif, dan
mengurangi peluang dan dampak peristiwa yang merugikan proyek.
Ø Proses pada manajemen resiko:
§ Perencanaan manajemen risiko
§ Identifikasi risiko
§ Analisis risiko kualitatif dan kuantitatif
§ Perencanaan respon risiko
§ Pengendalian dan monitoring risiko
6. Project Communication Management
Project Communication Management adalah kompetensi yang harus
dimiliki manajer proyek dengan tujuan utama adalah agar adanya jaminan
bahwa semua informasi mengenai proyek akan sampai tepat pada
waktunya, dibuat dengan tepat, dikumpulkan, dibagikan, disimpan dan
diatur dengan tepat pula
Ø Proses pada manajemen komunikasi:
§ Perencanaan Komunikasi (Communication Planning)mendefinisikan
kebutuhan komunikasi dan informasi di antara stakeholder sebuah proyek
§ Distribusi Informasi adalah proses yang dilakukan untuk menjamin
terpenuhinya kebutuhan informasi pada waktu yang tepat bagi setiap
stakeholder
§ Pelaporan Kinerja proses mengumpulkan dan menyebarkan informasi
kinerja proyek, termasuk di dalamnya status reports, progress measurements,
dan peramalan
§ Mengelola stakeholders proses mengelola komunikasi untuk memenuhi
kebutuhan dan harapan stakeholder dan penyelesaian isu-isu yang terjadi
7. Project Quality Management
Project Quality Management adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen
keseluruhan yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu
perusahaan/organisasi. Dalam rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan
dan ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan ekonomis, seorang
manager proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan
management kualitas
8. Project Procurement Management
Project Procurement Management adalah proses memperoleh barang
ataupun jasa dari pihak di luar organisasi
Manajemen Pengadaan adalah proses –proses yang dilakukan untuk
mendapatkan barang dan/atau jasa yang dibutuhkan sebuah proyek dari luar
organisasi yang “didukungnya”
Ø Proses pada manajemen pengadaan:
1. Perencanaan pembelanjaan dan pengadaan ,proses menentukan apa yang
dibutuhkan, kapan dibutuhkan dan bagaimana proses pengadaannya.
Dalam perencaan ini harus diputuskan apa yang harus diambil dari luar,
tipe kontrak dan menggambarkan kerja yang harus dilakukan oleh
distributor kelak
2. Perencanaan kontrak kerja sama ,proses menggambarkan kebutuhan
produk atau servis yang diperlukan, yang digambarkan dalam RFP,
kriteria evaluasi dan SOW
3. Permintaan respon dari distributor ,proses memperoleh informasi,
tanggapan, penawaran atau proposal dari penjual
4. Memilih Distributor ,proses memilih suplier yang paling potensial melalui
proses analisis suplier potensial dan negosiasi
5. Administrasi kontrak kerja sama ,formalisasi pernyataan kerja sama
6. Penutupan Kontrak
9. Project Integration Management
Project Integration Management adalah tiang penyangga
yangmempengaruhi dan dipengaruhi oleh seluruh knowledge area dalam
Manajemen ProyekManajemen Integrasi Proyek melibatkan
koordinasiseluruh knowledge area dalam project life cycle Manajemen
Integrasi Proyek, merupakan salah satukompetensi yang harus dimiliki oleh
Manajer Proyek sebagai kunci koordinasi sdm, rencana dan pekerjaan
pekerjaan yang harus dilakukan selama proyek berlangsung, serta pintu
komunikasi antara proyek dengan
top manajemen.
Ø Proses pada integrasi manajemen:
§ Membangun Project Charter
§ Membangun Preliminary Scope Statement
§ Membangun Project Management Plan
§ Mengarahkan dan mengelola ekseskusi proyek
§ Monitoring & Kontroling proyek
§ Melakukan dan mengendalikan perubahan proyek secara terintegrasi
§ Menutup Proyek
2.8 Fase Inisialisasi Proyek
Pada fase ini merupakan fase dalam hal studi kelayakan serta fase
pertama dalam berinteraksi langsung dengan proyek yang ditangani. Dimana
dalam studi kelayakan terdapat beberapa langkah yang harus dilaksanakan.
Salah satunya adalah analisis kebutuhan (requirements analysis), karena
kelayakan dari proyek sistem informasi didasarkan atas hasil
dari requirements analysis ini. Hasil studi kelayakan kemudian disusun
dalam bentuk proposal proyek untuk kemudian diajukan ke stakeholder.
Proyek dikatakan layak jika memenuhi syarat kelayakan, :
a. Memberikan manfaat bagi klien
b. Memberikan solusi pada masalah yang sedang dihadapi oleh pemilik
proyek
c. Dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang diharapkan, anggaran
yang tersedia, dan aktivitas serta sumberdaya yang terukur
Pengendalian suatu proyek
Suatu kegiatan pengawasan/Monitoring suatu Proyek supaya proyek bisa
berjalan dengan lancar dan mendapatkan mutu yang baik, penggunaan biaya
dan waktu serta evaluasi atau pengambilan langkah-langkah yang diperlukan
pada saat pelaksanaan, agar proyek dapat selesai sesuai dengan yang
direncanakan .
Dalam rangka pengendalian dan pengawasan pekerjaan di lapangan atau
lazim disebut monitoring (Pengendalian Mutu, Waktu dan Biaya) suatu
media atau alat yang mampu merangkum informasi-informasi secara tepat
dan cepat
dapat diketahui. Umumnya pengendalian tersebut dipakai media jaringan
kerja, curve S, formulir disamping Kontrak (spesifikasi Teknis, Gambar
dll). Media komunikasi tersebut bermanfaat untuk memastikan tentang
kondisi kemajuan proyek, masalah yang terjadi, serta keputusan dan
tindakan yang diambil oleh yang berwenang. Pengendalian Proyek
dilaksanakan secara umum dapat dikelompokan sebagai berikut:
1. Pengendalian Mutu.
Adalah mengendalikan jalannya pelaksanaan proyek agar mendapatkan
mutu yang baik dan sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam kontrak.
Alat Pengendali Mutu Proyek yang harus dikuasai oleh
Pengawas/Direksi Pekerjaan adalah sebagai berikut:
 Spesifikasi teknis (Pabrikan, RKS).
 Metode Pelaksanaan (Pabrikan, RKS).
 Gambar Kerja.
 Hasil Tes bahan dari Laboratorium.
 Peraturan-peraturan pemerintah.
 Peraturan-peraturan khusus yang harus dikuti yang tercantum dalam
kontrak
Setiap Pengawas harus menguasai RKS/ Spesifikasi teknis dari
pekerjaan yang akan dilaksanakan maupun Metode pelaksanaan, gambar
kerja, pembacaan hasil tes Laboratoriun serta peraturan-peraturan yang
harus diikuti.
2. Pengendalian Waktu
Suatu rencana monitoring harus merangkum masalah-masalah
yang secara aktif selalu diamati, dicatat dan dilaporkan selama
berlangsungnya pelaksanaan. Pada umumnya alat yang biasa digunakan
dalam digunakan untuk monitoring pelaksanaan pekerjaan yaitu jaringan
kerja (network planning). Ada dua versi network planning yaitu PERT
dan CPM. Program Evaluation and Review Technique (PERT) yang
cocok untuk proyek yang kegiatan-kegiatannya belum pernah dilakukan
(non-repetitif) atau proyek riset, sedangkan Critical Path Method (CPM)
cocok untuk proyek yang kegiatan-kegiatannya sudah pernah dilakukan
sehingga sifat
dari kegiatan itu sudah diketahui dengan pasti. Perencanaan dan
pengendalian dengan CPM ditujukan untuk bisa melaksanaakan
pekerjaan sesuai dengan rancangan dalam waktu yang telah ditentukan
dan dengan biaya yang seekonomis mungkin. Untuk itu perlu kita
ketahui komponen-komponen apa saja yang menentukan berhasilnya
suatu proyek. CPM sebagai alat pengendali dan pengawasan, ternyata
secara serentak dapat mengelola waktu kegiatan, sarana dan biaya dalam
suatu perencanaan yang terpadu (intergrated planning). Jaringan kerja
menggambarkan keseluruhan kegiatan-kegiatan Pengendalian
Proyek proyek kedalam simbol-simbol jaringan kegiatan, oleh karenanya
teknik ini juga disebut perencanaan jaringan kerja (network planning).
3. Pengendalian Biaya.
Pengendalian biaya dalam suatu kontrak/Surat perjanjian
dimaksudkan agar pengawas mengetahuidan mengendalikan agar biaya
Proyek tidak melebihi anggaran yang sudah direncanakan. Hal-hal yang
harus` diketehui oleh Pengawas adalah sebagai berikut:
 Sumber Dana Proyek.
 Progres pembayaran yang telah dilakukan dalam suatu pekerjaan
(kontrak) sesuai dengan yang direncanakan.
 Tahapan-tahapan/angsuran pembayaran yang dilakukan untuk
Kontrak lokal.
 Pengendalian biaya atas setiap item pekerjaan yang ada didalam Bill
of Quantity.
 Tahapan-tahapan/angsuran pembayaran yang dilakukan untuk
Kontrak Internasional.
 Pengendalian biaya atas rencana disburse / penyerapan dalam kontrak.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

1. Manajemen merupakan sebuah proses terpadu dimana individu-


individu sebagai bagian dari organisasi yang dilibatkan untuk
merencanakan, mengorganisasikan, menjalankan dan mengendalikan
aktifitas-aktifitas, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah
ditetapkan dan berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya
waktu.
2. Untuk dapat mengimplementasikan kegiatan manajemen tersebut
sesuai dengan fungsinya masing-masing, maka diperlukan beberapa
keahlian manajemen(managerial skills) yang diperlukan oleh setiap
orang yang terlibat dalam organsasi.
3. Ilmu untuk mengelola proyek disebut dengan manajemen proyek. Jadi
manajemen proyek adalah suatu aktivitas penerapan pengetahuan,
keahlian, metodologi dan teknik memanfaatkan sumberdaya untuk
mengelola sebuah proyek untuk memenuhi harapan pihak-pihak yang
berkepentingan.
4. Area pengetahuan (Knowledge area) yang diperlukan dalam mengelola
sebuah proyek, terdapat delapan aspek pengetahuan yaitu manajemen
ruang lingkup, manajemen kualitas, manajemen waktu, manajemen
biaya, manajemen komunikasi, manajemen sumberdaya manusia,
manajemen resiko dan manajemen pengadaan.
DAFTAR PUSTAKA

[1] N. A. Rachman, “Makalah Manajemen Proyek,” 1 Oktober 2013. [Online].


Available:https://www.academia.edu/5951557/MAKALAH_MENEJEMEN
_PROYEK. [Diakses 18 Desember 2015].
[2] S. N, “Pengertian Manajemen Proyek dan Contohnya,” 27 Maret 2015.
[Online]. Available: http://www.pengertianku.net/2015/03/pengertian-
manajemen-proyek-dan-contohnya.html. [Diakses 18 Desember 2015].
[3] Dayat, “Manajemen Proyek,” 9 November 2011. [Online]. Available:
http://masterraider.blogspot.co.id/. [Diakses 27 Desember 2015].
[4] R. A. Nggili, “POAC : Planning, Organizing, Actuating, Controlling,” 21
November 2011. [Online]. Available:
http://rickyanggili.blogspot.co.id/2011/11/poac-planning-organizing-
actuating.html. [Diakses 27 Desember 2015].
[5] Y. D, “KNOWLEDGE AREA MANAJEMEN PROYEK,” 20 April 2011.
[Online]. Available:
http://agustinariyanti.blogspot.co.id/2011/04/knowledge- area-manajemen-
proyek.html. [Diakses 27 Desember 2015].
[6]Anonymous, “Pengendalian Proyek,” 02 Februari 2012. [Online]. Available:
http://kampuzsipil.blogspot.co.id/2012/02/pengendalian-proyek.html.
[Diakses 18 Desember 2015].

Anda mungkin juga menyukai