Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENGELOLAAN PROYEK PEMBANGUNAN


D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
-RIZKI FAJAR MAULANA (210502040)
-SATRIAWAN MAULANA (210502042)
-SAIPUL AMRI (210502043)

FAKULTAS TEKNIK PRODI TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS SAMUDRA
TAHUN AKADEMIK 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan karunia,
rahmat serta hidayah-Nya, penulis masih diberikan kesehatan untuk dapat menyelesaikan
tugas mata kuliah dalam bentuk makalah.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun
penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat berbagai
bantuan dari berbagai pihak, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala
yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua orang yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Penulis mengakui bahwa dalam proses penyelesaian tugas makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu berbagai kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan dalam pembuatan laporan selanjutnya.

Semoga melalui sumbangan pemikiran yang berupa makalah ini, dapat memberikan
manfaat bagi penulis pada khusunya dan bagi pembaca pada umumnya.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................2
C. TUJUAN.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. Pengertian Manajemen .................................................................................3
B. Pengertian Proyek .........................................................................................3
C. Pengertian Manajemen Proyek Telematika ..................................................3
D. Sasaran Manajemen Proyek..........................................................................4
E. Tahapan Manajemen Proyek ........................................................................4
F. Project Management Skills ..........................................................................10
G. 9 Area Pengetahuan Proyek .......................................................................11
H. Fase Inisialisasi Proyek ...............................................................................14
BAB III PENUTUP..................................................................................................17
A. Kesimpulan...................................................................................................17
B. Saran.............................................................................................................17
Daftar Pustaka..........................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen proyek merupakan suatu tata cara mengorganisir dan mengelola sumber
penghasilan yang penting untuk menyelesaikan proyek dari awal sampai selesainya proyek
tersebut. Manajemen proyek dapat diterapkan pada jenis proyek apapun, dan dipakai secara
luas untuk dalam menyelesaikan proyek yang besar dan kompleks. Fokus utama manajemen
proyek adalah pencapaian semua tujuan akhir proyek dengan segala batasan yang ada, waktu
dan dana yang tersedia.
Pada perencanaan pembuatan proyek sebuah sistem, diperlukan berbagai macam
komponen yang terlibat didalamnya. Satu hal yang harus diperhatikan / diutamakan oleh
seorang manajer proyek dalam melakukan perencanaan adalah menghitung, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif, resiko yang akan terjadi dalam proses pengerjaan.
Dalam dunia IT tentu banyak terjadi persaingan, entah dari dari pihak perseorangan,
Perusahaan,maupun mancakup yang lebih luas lagi. Untuk itu kita harus mengenal terlebih
dahulu apa itu Resiko dalam Manajemen Proyek? Resiko Proyek adalah peristiwa tidak pasti
yang bila terjadimemiliki pengaruh positif atau negatif terhadap minimal satu tujuan proyek
(waktu, biaya, ruanglingkup, mutu). Risiko mungkin memiliki satu atau lebih penyebab, yang
bila terjadi memiliki satuatau lebih dampaknya terhadap manajemen.Dan apabila kita garis
besarkan secara keseluruhan maka yang dimaksud dengan Manajemen Proyekdan Resiko
adalah proses sistematis untuk merencanakan, mengidentifikasi, menganalisis, danmerespon
risiko proyek. Tujuannya untuk meningkatkan peluang dan dampak peristiwa positif,
danmengurangi peluang dan dampak peristiwa yang merugikan proyek atau dapak
negatifnya.Dalam peenerapannya sebuah teknologi dalam perusahaan memerlukan
perencanaan yang strategiskhususnya penerapan teknologi pada manajemen proyek, agar
penerapan dapat sesuai dengantujuan bisnis yang diharapkan oleh perusahaan. Jika penerapan
teknologi informasi dalammanajemen proyek tidak sesuai dengan tujuan bisnis yang
diinginkan maka akan menimbulkanrisiko.
Risiko yang timbul akibat dari penerapan teknologi informasi yang salah dalam
manajemenproyek akan menyebabkan proses bisnis yang tidak optimal, kerugian finansial,
menurunnya reputasi perusahaan, bahkan hancurnya perusahaan.Pada kenyataaannya
penerapan manajemen proyek teknologi informas itu sendiri membutuhkaninvestasi yang
cukup besar, dan seiring dengan teknologi yang terus berkembang dari waktu ke waktu,
membuat proses manajemen proyek pun menjadi semakin sulit, kare na harus memahami
1
teknologi yang baru. Dengan adanya manajemen risiko proyek yang didukung dengan
penggunaan hardware diharapkan dapat membantu perusahaan dalam hal meminimalkan
tingkat kerugian yangtidak diinginkan oleh.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tentang proyek dan Manajemen Proyek Telematika?
2. Mengapa membutuhkan tahapan manajemen di dalam Manajemen Proyek?
3. Mengapa membutuhkan skills pada Manajemen Proyek?
4. Apa saja pengetahuan yang harus dimiliki di Manajemen Proyek?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang Proyek dan Manajemen Proyek Telematika.
2. Menambah wawasan mengenai tahapan manajemen yang baik secara umum.
3. Mengetahui alasan mengapa skills dibutuhkan dalam Manajemen Proyek.
4. Menambah wawasan mengenai pengetahuan yang harus dimiliki di Manajemen
Proyek.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan sebuah proses terpadu dimana individu-individu sebagai
bagian dariorganisasi yang dilibatkan untuk merencanakan, mengorganisasikan, menjalankan
dan mengendalikan aktifitas-aktifitas, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah
ditetapkan dan berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya waktu. Agar proses
manajemen berjalan lancar, diperlukan sistem serta struktur organisasi yang solid. Pada
organisasi tersebut, seluruh aktifitasnya haruslah berorientasi pada pencapaian sasaran.
Organisasi tersebut berfungsi sebagai wadah untuk menuangkan konsep, ide- ide manajemen.
Jadi dapat dikatakan bahwa manajemen merupakan suatu rangkaian tanggung jawab yang
berhubungan erat satu sama lainnya.

B. Pengertian Proyek
Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai sasaran yang
dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu periode tertentu dengan
menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga
dibutuhkan pengelolaan dan kerjasama yang berbeda dari yang biasanya digunakan.
Menurut DI Cleland dan Wr. King (1987), proyek merupakan gabungan dari berbagai
sumber daya yang dihimpun dalam organisasi sementara untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Pengertian Manajemen Proyek. Manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan sumber daya organisasi yang
mempergunakan personil untuk ditempatkan pada tugas tertentu dalam proyek untuk
mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumberdaya tertentu.1

C. Pengertian Manajemen Proyek Telematika


Manajemen proyek adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan juga
ketrampilan, cara teknis yang terbaik serta dengan sumber daya yang terbatas untuk mencapai
sasaran atau tujuan yang sudah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal
kinerja, waktu, mutu dan keselamatan kerja.

1
Iman Soeharto, 1995 Manajemen Proyek, Erlangga, Jakarta Istimawan Dipo Husodo, 1996, Manajemen
Proyek dan Konstruksi, Kanisius Yogyakarta Wulfram I.

3
Definisi manajemen proyek yang lainnya adalah suatu kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi serta mengendalikan sumber daya organisasi
perusahaan guna mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu.

D. Sasaran Manajemen Proyek


Setiap proyek memiliki tujuan khusus, didalam proses pencapaian tujuan tersebut ada
tiga constraint yang harus dipenuhi, yang dikenal dengan Trade- off Triangle atau Triple
Constraint. Triple constraint adalah usaha pencapaian tujuan yang berdasarkan tiga batasan,
yaitu :
1. Tepat biaya.
Proyek harus dikerjakan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran, baik biaya
tiap item pekerjaan, biaya tiap periode pelaksanaan maupun biaya total sampai
akhir proyek.
2. Tepat waktu.
Proyek harus dikerjakan dengan waktu sesuai dengan jadwal pelaksanaan proyek
(schedule) yang telah direncanakan yang ditunjukan dalam bentuk prestasi
pekerjaan (work progress).
3. Tepat mutu.
Mutu produk atau disebut sebagai kinerja (performance), harus memenuhi
spesifikasi dan kriteria dalam taraf yang disyaratkan oleh pemilik.

E. Tahapan Manajemen Proyek


1. Planning (Perencanaan)
Perencanaan merupakan susunan langkah-langkah secara sistematik dan teratur untuk
mencapai tujuan organisasi atau memecahkan masalah tertentu. Perencanaan juga diartikan
sebagai upaya memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dengan memperhatikan segala
keterbatasan guna mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Perencanaan merupakan
langkah awal dalam proses manajemen, karena dengan merencanakan aktivitas organisasi
kedepan, maka segala sumber daya dalam organisasi difokuskan pada pencapaian tujuan
organisasi.
Dalam melaksanakan perencanaan ada kegiatan yang harus dilakukan, yaitu
melakukan prakiraan (rencana) kegiatan organisasi dan penganggaran (budgeting). Prakiraan
berfungsi untuk menentukan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan kedepan oleh
organisasi sebagai upaya mencapai tujuan organisasi. Dalam melakukan prakiraan, haruslah
4
selalu memperhatikan tujuan organisasi, sumber daya organisasi dan juga melakukan suatu
analisis organisasi (bisa menggunakan SWOT) untuk mengetahui potensi internal dan
eksternal.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan perencanaan, yakni
harus SMART. SMART yaitu Specific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun
ruang lingkupnya. Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis. Measurable artinya program kerja
organisasi atau rencana harus dapat diukur tingkat keberhasilannya. Achievable artinya dapat
dicapai. Jadi bukan hanya sekedar angan-angan dalam merencanakan dan tidak dapat
dilaksanakan. Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan,
bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.
Setelah merencanakan aktivitas organisasi secara sistematis dan terukur, maka perlu
juga melakukan perencanaan penganggaran untuk pelaksanaan kegiatan. Prinsip dalam
melakukan perencanaan penganggaran,adalah mengunakan segala sumber daya keuangan
secara efesien dan se-efektif mungkin. Hal ini perlu direncanakan secara serius, agar
organisasi tidak melakukan pemborosan, keuangan, selain itu sekaligus juga melihat sumber-
sumber daya keuangan yang bisa diperoleh dari luar organisasi.
Langkah-langkah dalam membuat perencanaan :
a. Analisis situasi & identifikasi masalah
Melakukan analisa dan identifikasi terhadap situasi organisasi dengan memperhatikan
tujuan organisasi. dalam melakukan analisa situasi dapat menggunakan teknik analisis
SWOT.
b. Menentukan skala prioritas
Setelah dianalisa dan mengidentifikasi masalah, maka perlu dilakukan penentuan
skala prioritas terhadap pelaksanaan kegiatan. Hal ini agar kebutuhan organisasi yang
mendesak didahulukan untuk menjamin keberlangsungan organisasi
c. Menentukan tujuan program
Agar pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi akan mengarah pada pencapaian
tujuan organisasi, maka dibutuhkan penentuan tujuan program, sehingga nantinya
pelaksanaan program dapat diukur capaiannya
d. Menyusun rencana kerja operasional (termasuk didalamnya menyusun anggaran)

5
2. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada orang yang
terlibat dalam aktivitas organisasi, sesuai dengan kompetensi SDM yang dimiliki. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan ini merupakan keseluruhan proses memilih orang-
orang serta mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-orang itu
dalam organisasi, serta mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian
tujuan program dan tujuan organisasi. Menurut George R. Terry, tugas pengorganisasian
adalah mengharmonisasikan kelompok orang yang berbeda, mempertemukan macam-macam
kepentingan dan memanfaatkan seluruh kemampuan kesuatu arah tertentu.
Dalam pengorganisasian kegiatan yang dilakukan yakni staffing (penempatan staf)
dan pemaduan segala sumber daya organisasi. Staffing sangat penting dalam
pengorganisasian. Dengan penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat dalam
organisasi, maka kelangsungan aktivitas organisasi tersebut akan terjamin. Fungsi pemimpin
disini adalah mampu menempatkan the right man in the right place. Pemimpin harus mampu
melihat potensi-potensi SDM yang berkualitas dan bertanggung jawab untuk melaksanakan
aktivitas roda organisasi. Setelah menempatkan orang yang tepat untuk tugas tertentu, maka
perlu juga mengkoordinasikan dan memadukan seluruh potensi SDM tersebut agar bekerja
secara sinergis untuk mencapai tujuan organisasi.2
Langkah-langkah Pengorganisasian :
a. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. (Menjelaskan keseluruh staff tentang tujuan
organisasi yang harus dicapai)
b. Mendistribusi pekerjaan ke staff secara jelas. (Mendudukan orang-orang yang
berkompetensi pada posisi tepat. Dan jangan sampai ada posisi strategis yang kosong, karena
akan berpengaruh pada keseluruan pencapaian organisasi)
c. Menentukan prosedural staf. (Menentukan cara kerja dan evaluasi para staff, serta
punishment dan reward yang diterima. Selain itu juga menjelaskan tentang garis koordinasi
dan sinergitas dalam organisasi, sehingga seluruh posisi dipadukan untuk menuju tujuan
organisasi)
d. Mendelegasikan wewenang. (Berani untuk mendelegasikan wewenang sesuai dengan tugas
dan fungsi tiap-tiap staff)

3. Actuating (Penggerakan)

2
Ervianto, 2002, Manajemen Proyek Konstruksi, Andi Offset, Yogyakarta

6
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan
pelaksanaan kerja organisasi yang bertanggung jawab. Untuk itu maka semua Sumber Daya
Manusia (SDM) yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Setiap
pelaku organisasi harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan
kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi
yang telah ditetapkan. Inti dari Actuating adalah menggerakkan semua anggota kelompok
untuk bekerja agar mencapai tujuan organisasi.
Dalam mengimplementasikan aktivitas organisasi, pelaku organisasi harus :
1. Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan,
2. Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri mereka sendiri,
3. Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau mendesak,
4. Tugas yang diberikan cukup relevan,
5. Hubungan harmonis antar rekan kerja.
Actuating (penggerakan) meliputi kepemimpinan dan koordinasi. Kepemimpinan
yakni gaya memimpin dari sang pemimpin dalam mengoptimalkan seluruh potensi dan
sumber daya organisasi agar mengarah pada pencapaian tujuan program dan organisasi.
Sedangkan koordinasi yakni suatu aktivitas membawa orang-orang yang terlibat organisasi ke
dalam suasana kerjasama yang harmonis. Dengan adanya pengoordinasian dapat dihindari
kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat dan kesimpangsiuran di dalam bertindak
antara orang-orang yang terlibat dalam mencapai tujuan. Koordinasi ini mengajak semua
sumber daya manusia yang tersedia untuk bekerjasama menuju ke satu arah yang telah
ditentukan. Pekerjaan memimpin meliputi lima kegiatan yaitu :
1. Mengambil keputusan
2. Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara pemimpin dan bawahan.
3. Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
4. Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya secara tepat
5. Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha
mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dalam memimpin ada kegiatan direction (perintah) dan motivasi. Perintah adalah
petunjuk atau penjelasan kerja, serta pertimbangan dan bimbingan, terdapat para pelaku
organisasi yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional, agar pelaksanaan tugas
dapat berjalan dengan lancar. Dalam pelaksanaannya direction (perintah) seringkali dilakukan
bersamaan dengan controlling. Jika perintah yang disampaikan pemimpin sesuai dengan
7
kemauan dan kemampuan dari staff, maka staff pun akan termotivasi untuk memberdayakan
potensinya dalam melaksanakan kegiatan organisasi. Sedangkan motivasi dapat dilakukan
dengan cara mejadikan staff sebagai rekan kerja, serta memberikan reward (penghargaan)
apabila staff bekerja secara baik.

Tujuan Actuating (Penggerakan) adalah :


a. Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
b. Mengembangkan kemampuan & keterampilan staf
c. Menumbuhkan rasa memiliki & menyukai pekerjaan
d. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi & prestasi kerja staf
e. Membuat organisasi berkembang secara dinamis.
4. Controlling (Pengendalian/ Pengawasan)
Controlling bukanlah hanya sekedar mengendalikan pelaksanaan program dan
aktivitas organisasi, namun juga mengawasi sehingga bila perlu dapat mengadakan koreksi.
Dengan demikian apa yang dilakukan staff dapat diarahkan kejalan yang tepat dengan
maksud pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Inti dari controlling adalah proses
memastikan pelaksanaan agar sesuai dengan rencana.
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan tujuan organisasi dan program kerja maka
dibutuhkan pengontrolan, baik dalam bentuk pengawasan, inspeksi hingga audit. Kata-kata
tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak
dini dapat diketahui penyimpangan- penyimpangan yang terjadi, baik dalam tahap
perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat
segera dilakukan antisipasi, koreksi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi,
kondisi dan perkembangan lingkungan sekitar organisasi.
Proses pengawasan sebagai bagian dari pengendalian akan mencatat perkembangan
organisasi kearah tujuan yang diharapkan dan memungkinkan pemimpin mendeteksi
penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk mengambil tindakan korektif
sebelum terlambat. Melalui pengawasan yang efektif, terhadap aktivitas organisasi, maka
upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik.

Manfaat pengawasan :
1. Dapat mengetahui sejauh mana program telah dilaksanakan
2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan
8
3. Dapat mengetahui apakah waktu & sumber daya mencukup
4. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
5. Dapat mengetahu staff yang perlu diberikan penghargaan/promosi3
Proses controlling meliputi :
1. Menentukan standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian,
2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai dengan melaksanakan evaluasi
terhadap kinerja serta kompetensi SDM yang dimiliki,
3. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar.
4. Kembali membandingkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan tujuan awal (rencana)
kegiatan tersebut dilaksanakan, dan mengukur capaian keberhasilannya,
5. Melakukan tindakan perbaikan.
6. Jika ada kesalahan atau penyimpangan, segera melakukan perbaikan,
7.Meninjau dan menganalisis ulang rencana.
8. Kembali membuat rencana baru jika terjadi penyimpangan. Namun jika hasilnya sesuai
dengan tujuan program, maka perlu dibuatkan rencana lanjutan untuk melanjutkan program
yang berhasil tersebut, sehingga tujuan organisasi semakin dekat untuk dicapai.
Pengawasan yang dilakukan secara dekat terhadap staff, hal ini sering dilakukan
untuk tujuan-tujuan yang spesifik dan bersifat khusus, sehingga menghindarkan sekecil-
kecilnya terjadi penyimpangan atau kesalahan. Controlling akan mengarahkan seluruh
potensi organisasi yang terlibat agar tidak melakukan penyimpangan dalam pencapaian
tujuan. Untuk itu controlling haruslah dilakukan secara bertanggung jawab dan dengan
standar organisasi, sehingga pelaku-pelaku organisasi tetap bekerja secara maksimal dan
fokus pada pencapaian tujuan organisasi. Kegiatan-kegiatan yang juga termasuk dalam
kegiatan controlling termasuk adalah evaluasi dan pelaporan.

5. Evaluasi (Evaluating)
Evaluasi merupakan suatu penilaian terhadap hasil pelaksanaan kegiatan atau
program. Dalam melakukan evaluasi haruslah menyeluruh, mencakup capaian tujuan
kegiatan, kinerja staff, pengetahuan staff, efektifitas dan efesiensi penganggaran dan proses
kegiatan. Sedangkan pelaporan merupakan penyampaian perkembangan hasil kegiatan atau
pemberian keterangan mengenai segala hal yang berkaitan dengan tugas dan fungsi-fungsi
kepada pemimpin yang lebih tinggi.
3
Jennifer Shane, Kelly Strong, Daniel Enz. 2009. Construction Project Administration and Management for
Mitigating Work Zone. Crashes and Fatalities: An Integrated Risk management Model. MTC (Midwest
Transportation Consortium) Report 2008-02

9
F. Project Management Skills
Untuk dapat mengimplementasikan kegiatan manajemen tersebut sesuai dengan
fungsinya masing-masing, maka diperlukan beberapa keahlian manajemen(managerial skills)
yang diperlukan oleh setiap orang yang terlibat dalam organsasi. Keahlian-keahlian tersebut
meliputi, sebagai berikut:
1. Keahlian teknis (technical skills)
Keahlian yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan spesifik tertentu, seperti
mengoperasikan komputer, mendesain bangunan, membuat layout perusahaan,
dan lain sebagainya.
2. Keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat (human relation skills)
Keahlian dalam memahami dan melakukan interaksi dengan berbagai jenis
orang di masyarakat.Contohnya adalah keahlian dalam bernegosiasi, memotivasi,
meyakinkan orang, dan lain sebagainya.
3. Keahlian konseptual (conceptual skills)
Keahlian dalam berpikir secara abstrak, sistematis, termasuk di dalamnya
mendiagnosa dan menganalisis berbaga masalah dalam situasi yang berbeda-beda,
bahkan keahlian untuk memprediksi masa yang akan datang.
4. Keahlian dalam pengambilan keputusan (decision making skills Keahlian untuk
mengidentifikasi masalah sekaligus menawarkan berbagai alternative solusi atas
permasalahan yang dihadapi.
5. Keahlian dalam mengelola waktu (time management skills Keahlian dalam
memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien.

Beberapa keahlian lain yang juga diperlukan dalam manajemen atau pengelolaan
bisnis, jika dikaitkan dengan persaingan bisnis global. Di antaranya, yaitu:
1. Keahlian dalam manajemen global (global management skills)
Keahlian manajerial yang tidak saja terfokus pada satu keadaan di Negara tertentu,
akan tetapi juga lintas negara bahkan lintas budaya.
2. Keahlian dalam hal teknologi(technological skills)
Keahlian manajerial dalam mengikuti dan menguasai berbagai perkembangan
teknologi yang terjadi.4

4
Soeharto, Imam. 2001. Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional. Jakarta: Erlangga

10
G. 9 Area Pengetahuan Proyek
1. Project scope management
Project scope management apa yang bisa dilakukan dan aktivitas-aktivitas apa saja
yang tidak boleh dilakukan dalam menyelesaikan suatu proyek.
Ø Proses pada ruang lingkup proyek:
§ Inisiasi memulai proyek atau melanjutkan pada fase berikutnya
§ Perencenaan ruang lingkup proyek
§ Pendefinisian ruang lingkup proyek
§ Membangun WBS
§ Verifikasi ruang lingkup proyek
§ Kendali perubahan ruang lingkup proyek

2. Project time management


Project time management proyek dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan
Ø Proses pada manajemen waktu:
§ Pendefinisian Kegiatan
§ Pengurutan Kegiatan
§ Perkiraan Waktu Kegiatan
§ Pembuatan Jadwal
§ Pengendalian Jadwal

3. Project cost management


Project cost management adalah semua sumber daya yang harus dikorbankan untuk
mencapai tujuan spesifik atau untuk mendapat sesuatu sebagai gantinya Biaya pada
umumnya diukur dalam satuan keuangan seperti dollar, rupiah, dsb Manajemen Biaya Proyek
termasuk di dalamnya adalah proses yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa proyek dapat
diselesaikan sesuai dengan budget yang telah disepakati
Ø Proses pada manajemen biaya:
§ Estimasi biaya: Mengembangkan perkiraan atau estimasi biaya sumber daya yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek
§ Penganggaran (Budgeting) Biaya: alokasi estimasi biaya keseluruhan untuk item
pekerjaan individu untuk menetapkan data dasar untuk mengukur kinerja
§ Pengendalian Biaya: Pengendalian perubahan anggaran proyek
11
4. Project Human Resource Management
Project Human Resource Management proses mengorganisasikan dan mengelola atau
menempatkan orang-orang yang terlibat dalam proyek, sehingga orang tersebut dapat
dimanfaatkan potensinya secara efektif dan efisien.Sumber daya manusia dalam sebuah
proyek antara lain termasuk sponsor, pelanggan, anggota tim proyek, staf pendukung (jika
ada), supplier, dsb
Ø Proses pada manajemen sumber daya manusia:
1. Perencanaan Sumber Daya Manusia mengidentifikasi dan mendokumentasikan perananan
seseorang dalam proyek, tanggung jawabnya dan bagaimana relasi pelaporan orang tersebut
dengan orang- orang lain dalam proyek
2. Akuisisi Tim Proyek usaha untuk mendapatkan sumber daya manusia sesuai kebutuhan
untuk menyelesaikan proyek
3. Membangun Tim Proyek Meningkatkan kompetensi dan interaksi anggota tim proyek, baik
secara individual maupu secara berkelompok untuk meningkatkan kinerja proyek
4. Mengelola Tim Proyek Memantau kinerja tim proyek dengan memberikan masukan atau
motivasi, solusi ataupun sekedar koordinasi dalam rangka meningkatkan kinerja proyek
5. Project Risk Management
Project Risk Management adalah proses sistematis untuk merencanakan,
mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon risiko proyek. Tujuannya untuk meningkatkan
peluang dan dampak peristiwa positif, dan mengurangi peluang dan dampak peristiwa yang
merugikan proyek.
Ø Proses pada manajemen resiko:
§ Perencanaan manajemen risiko
§ Identifikasi risiko
§ Analisis risiko kualitatif dan kuantitatif
§ Perencanaan respon risiko
§ Pengendalian dan monitoring risiko
6. Project Communication Management
Project Communication Management adalah kompetensi yang harus dimiliki manajer
proyek dengan tujuan utama adalah agar adanya jaminan bahwa semua informasi mengenai
proyek akan sampai tepat pada waktunya, dibuat dengan tepat, dikumpulkan, dibagikan,
disimpan dan diatur dengan tepat pula
Ø Proses pada manajemen komunikasi:
12
§ Perencanaan Komunikasi (Communication Planning)mendefinisikan kebutuhan komunikasi
dan informasi di antara stakeholder sebuah proyek
§ Distribusi Informasi adalah proses yang dilakukan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan
informasi pada waktu yang tepat bagi setiap stakeholder
§ Pelaporan Kinerja proses mengumpulkan dan menyebarkan informasi kinerja proyek,
termasuk di dalamnya status reports, progress measurements, dan peramalan
§ Mengelola stakeholders proses mengelola komunikasi untuk memenuhi kebutuhan dan
harapan stakeholder dan penyelesaian isu-isu yang terjadi
7. Project Quality Management
Project Quality Management adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan
yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi. Dalam
rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran yang
hemat dan ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan
management kualitas
8. Project Procurement Management
Project Procurement Management adalah proses memperoleh barang ataupun jasa dari
pihak di luar organisasi Manajemen Pengadaan adalah proses –proses yang dilakukan untuk
mendapatkan barang dan/atau jasa yang dibutuhkan sebuah proyek dari luar organisasi yang
“didukungnya”
Ø Proses pada manajemen pengadaan:
a. Perencanaan pembelanjaan dan pengadaan ,proses menentukan apa yang dibutuhkan,
kapan dibutuhkan dan bagaimana proses pengadaannya. Dalam perencaan ini harus
diputuskan apa yang harus diambil dari luar, tipe kontrak dan menggambarkan kerja yang
harus dilakukan oleh distributor kelak
b. Perencanaan kontrak kerja sama ,proses menggambarkan kebutuhan produk atau servis
yang diperlukan, yang digambarkan dalam RFP, kriteria evaluasi dan SOW
c. Permintaan respon dari distributor ,proses memperoleh informasi, tanggapan, penawaran
atau proposal dari penjual
d. Memilih Distributor ,proses memilih suplier yang paling potensial melalui proses analisis
suplier potensial dan negosiasi
e. Administrasi kontrak kerja sama ,formalisasi pernyataan kerja sama
f. Penutupan Kontrak5
9. Project Integration Management
5
Armaini, A. (1994). Pengantar Manajemen Proyek, (Universitas Gunadarma).

13
Project Integration Management adalah tiang penyangga yangmempengaruhi dan
dipengaruhi oleh seluruh knowledge area dalam Manajemen ProyekManajemen Integrasi
Proyek melibatkan koordinasiseluruh knowledge area dalam project life cycle Manajemen
Integrasi Proyek, merupakan salah satukompetensi yang harus dimiliki oleh Manajer Proyek
sebagai kunci koordinasi sdm, rencana dan pekerjaan pekerjaan yang harus dilakukan selama
proyek berlangsung, serta pintu komunikasi antara proyek dengan top manajemen.
Ø Proses pada integrasi manajemen:
§ Membangun Project Charter
§ Membangun Preliminary Scope Statement
§ Membangun Project Management Plan
§ Mengarahkan dan mengelola ekseskusi proyek
§ Monitoring & Kontroling proyek
§ Melakukan dan mengendalikan perubahan proyek secara terintegrasi
§ Menutup Proyek

H. Fase Inisialisasi Proyek


Pada fase ini merupakan fase dalam hal studi kelayakan serta fase pertama dalam
berinteraksi langsung dengan proyek yang ditangani. Dimana dalam studi kelayakan terdapat
beberapa langkah yang harus dilaksanakan. Salah satunya adalah analisis kebutuhan
(requirements analysis), karena kelayakan dari proyek sistem informasi didasarkan atas
hasil dari requirements analysis ini. Hasil studi kelayakan kemudian disusun dalam bentuk
proposal proyek untuk kemudian diajukan ke stakeholder. Proyek dikatakan layak jika
memenuhi syarat kelayakan, :
a. Memberikan manfaat bagi klien
b. Memberikan solusi pada masalah yang sedang dihadapi oleh pemilik proyek
c. Dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang diharapkan, anggaran yang tersedia, dan
aktivitas serta sumberdaya yang terukur
Pengendalian suatu proyek
Suatu kegiatan pengawasan/Monitoring suatu Proyek supaya proyek bisa berjalan
dengan lancar dan mendapatkan mutu yang baik, penggunaan biaya dan waktu serta evaluasi
atau pengambilan langkah-langkah yang diperlukan pada saat pelaksanaan, agar proyek dapat
selesai sesuai dengan yang direncanakan .
Dalam rangka pengendalian dan pengawasan pekerjaan di lapangan atau lazim disebut
monitoring (Pengendalian Mutu, Waktu dan Biaya) suatu media atau alat yang mampu
14
merangkum informasi-informasi secara tepat dan cepat dapat diketahui. Umumnya
pengendalian tersebut dipakai media jaringan kerja, curve S, formulir disamping Kontrak
(spesifikasi Teknis, Gambar dll). Media komunikasi tersebut bermanfaat untuk memastikan
tentang kondisi kemajuan proyek, masalah yang terjadi, serta keputusan dan tindakan yang
diambil oleh yang berwenang. Pengendalian Proyek dilaksanakan secara umum dapat
dikelompokan sebagai berikut:
1. Pengendalian Mutu.
Adalah mengendalikan jalannya pelaksanaan proyek agar mendapatkan mutu yang
baik dan sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam kontrak. Alat Pengendali Mutu Proyek
yang harus dikuasai oleh Pengawas/Direksi Pekerjaan adalah sebagai berikut:
• Spesifikasi teknis (Pabrikan, RKS).
• Metode Pelaksanaan (Pabrikan, RKS).
• Gambar Kerja.
• Hasil Tes bahan dari Laboratorium.
• Peraturan-peraturan pemerintah.
• Peraturan-peraturan khusus yang harus dikuti yang tercantum dalam kontrak
Setiap Pengawas harus menguasai RKS/ Spesifikasi teknis dari pekerjaan yang akan
dilaksanakan maupun Metode pelaksanaan, gambar kerja, pembacaan hasil tes Laboratoriun
serta peraturan-peraturan yang harus diikuti.6
2. Pengendalian Waktu
Suatu rencana monitoring harus merangkum masalah-masalah yang secara aktif selalu
diamati, dicatat dan dilaporkan selama berlangsungnya pelaksanaan. Pada umumnya alat
yang biasa digunakan dalam digunakan untuk monitoring pelaksanaan pekerjaan yaitu
jaringan kerja (network planning). Ada dua versi network planning yaitu PERT dan CPM.
Program Evaluation and Review Technique (PERT) yang cocok untuk proyek yang kegiatan-
kegiatannya belum pernah dilakukan (non-repetitif) atau proyek riset, sedangkan Critical Path
Method (CPM) cocok untuk proyek yang kegiatan-kegiatannya sudah pernah dilakukan
sehingga sifat dari kegiatan itu sudah diketahui dengan pasti. Perencanaan dan pengendalian
dengan CPM ditujukan untuk bisa melaksanaakan pekerjaan sesuai dengan rancangan dalam
waktu yang telah ditentukan dan dengan biaya yang seekonomis mungkin. Untuk itu perlu
kita ketahui komponen-komponen apa saja yang menentukan berhasilnya suatu proyek. CPM
sebagai alat pengendali dan pengawasan, ternyata secara serentak dapat mengelola waktu
kegiatan, sarana dan biaya dalam suatu perencanaan yang terpadu (intergrated planning).
6
Berutu, A. (2005). Penerapan Manajemen Proyek Edisi 2, (Yogjakarta), 155.

15
Jaringan kerja menggambarkan keseluruhan kegiatan-kegiatan Pengendalian Proyek
proyek kedalam simbol-simbol jaringan kegiatan, oleh karenanya teknik ini juga disebut
perencanaan jaringan kerja (network planning).
3. Pengendalian Biaya.
Pengendalian biaya dalam suatu kontrak/Surat perjanjian dimaksudkan agar pengawas
mengetahuidan mengendalikan agar biaya Proyek tidak melebihi anggaran yang sudah
direncanakan7

7
Donald S. Barrie, Boyd C. Paulson, Jr., Ir. Sudinarto. (1990). Manajemen Konstruksi Profesional Edisi
Kedua, Erlangga. (Jakarta).

16
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Manajemen merupakan sebuah proses terpadu dimana individu-individu sebagai
bagian dari organisasi yang dilibatkan untuk merencanakan, mengorganisasikan, menjalankan
dan mengendalikan aktifitas-aktifitas, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah
ditetapkan dan berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya waktu.
Ilmu untuk mengelola proyek disebut dengan manajemen proyek. Jadi manajemen
proyek adalah suatu aktivitas penerapan pengetahuan, keahlian, metodologi dan teknik
memanfaatkan sumberdaya untuk mengelola sebuah proyek untuk memenuhi harapan pihak-
pihak yang berkepentingan.

B.Saran
Untuk dapat mengimplementasikan kegiatan manajemen tersebut sesuai dengan
fungsinya masing-masing, maka diperlukan beberapa keahlian manajemen(managerial skills)
yang diperlukan oleh setiap orang yang terlibat dalam organsasi.

17
DAFTAR PUSTAKA
Iman Soeharto, 1995 Manajemen Proyek, Erlangga, Jakarta Istimawan Dipo Husodo, 1996,
Manajemen Proyek dan Konstruksi, Kanisius Yogyakarta Wulfram I.
Ervianto, 2002, Manajemen Proyek Konstruksi, Andi Offset, Yogyakarta
Jennifer Shane, Kelly Strong, Daniel Enz. 2009. Construction Project Administration and
Management for Mitigating Work Zone. Crashes and Fatalities: An Integrated Risk
management Model. MTC (Midwest Transportation Consortium) Report 2008-02
Soeharto, Imam. 2001. Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional. Jakarta:
Erlangga
Armaini, A. (1994). Pengantar Manajemen Proyek, (Universitas Gunadarma).
Berutu, A. (2005). Penerapan Manajemen Proyek Edisi 2, (Yogjakarta), 155.
Donald S. Barrie, Boyd C. Paulson, Jr., Ir. Sudinarto. (1990). Manajemen Konstruksi
Profesional Edisi Kedua, Erlangga. (Jakarta).

18

Anda mungkin juga menyukai