Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun
penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat berbagai
bantuan dari berbagai pihak, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala
yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua orang yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Penulis mengakui bahwa dalam proses penyelesaian tugas makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu berbagai kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan dalam pembuatan laporan selanjutnya.
Semoga melalui sumbangan pemikiran yang berupa makalah ini, dapat memberikan
manfaat bagi penulis pada khusunya dan bagi pembaca pada umumnya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................2
C. TUJUAN.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. Pengertian Manajemen .................................................................................3
B. Pengertian Proyek .........................................................................................3
C. Pengertian Manajemen Proyek Telematika ..................................................3
D. Sasaran Manajemen Proyek..........................................................................4
E. Tahapan Manajemen Proyek ........................................................................4
F. Project Management Skills ..........................................................................10
G. 9 Area Pengetahuan Proyek .......................................................................11
H. Fase Inisialisasi Proyek ...............................................................................14
BAB III PENUTUP..................................................................................................17
A. Kesimpulan...................................................................................................17
B. Saran.............................................................................................................17
Daftar Pustaka..........................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen proyek merupakan suatu tata cara mengorganisir dan mengelola sumber
penghasilan yang penting untuk menyelesaikan proyek dari awal sampai selesainya proyek
tersebut. Manajemen proyek dapat diterapkan pada jenis proyek apapun, dan dipakai secara
luas untuk dalam menyelesaikan proyek yang besar dan kompleks. Fokus utama manajemen
proyek adalah pencapaian semua tujuan akhir proyek dengan segala batasan yang ada, waktu
dan dana yang tersedia.
Pada perencanaan pembuatan proyek sebuah sistem, diperlukan berbagai macam
komponen yang terlibat didalamnya. Satu hal yang harus diperhatikan / diutamakan oleh
seorang manajer proyek dalam melakukan perencanaan adalah menghitung, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif, resiko yang akan terjadi dalam proses pengerjaan.
Dalam dunia IT tentu banyak terjadi persaingan, entah dari dari pihak perseorangan,
Perusahaan,maupun mancakup yang lebih luas lagi. Untuk itu kita harus mengenal terlebih
dahulu apa itu Resiko dalam Manajemen Proyek? Resiko Proyek adalah peristiwa tidak pasti
yang bila terjadimemiliki pengaruh positif atau negatif terhadap minimal satu tujuan proyek
(waktu, biaya, ruanglingkup, mutu). Risiko mungkin memiliki satu atau lebih penyebab, yang
bila terjadi memiliki satuatau lebih dampaknya terhadap manajemen.Dan apabila kita garis
besarkan secara keseluruhan maka yang dimaksud dengan Manajemen Proyekdan Resiko
adalah proses sistematis untuk merencanakan, mengidentifikasi, menganalisis, danmerespon
risiko proyek. Tujuannya untuk meningkatkan peluang dan dampak peristiwa positif,
danmengurangi peluang dan dampak peristiwa yang merugikan proyek atau dapak
negatifnya.Dalam peenerapannya sebuah teknologi dalam perusahaan memerlukan
perencanaan yang strategiskhususnya penerapan teknologi pada manajemen proyek, agar
penerapan dapat sesuai dengantujuan bisnis yang diharapkan oleh perusahaan. Jika penerapan
teknologi informasi dalammanajemen proyek tidak sesuai dengan tujuan bisnis yang
diinginkan maka akan menimbulkanrisiko.
Risiko yang timbul akibat dari penerapan teknologi informasi yang salah dalam
manajemenproyek akan menyebabkan proses bisnis yang tidak optimal, kerugian finansial,
menurunnya reputasi perusahaan, bahkan hancurnya perusahaan.Pada kenyataaannya
penerapan manajemen proyek teknologi informas itu sendiri membutuhkaninvestasi yang
cukup besar, dan seiring dengan teknologi yang terus berkembang dari waktu ke waktu,
membuat proses manajemen proyek pun menjadi semakin sulit, kare na harus memahami
1
teknologi yang baru. Dengan adanya manajemen risiko proyek yang didukung dengan
penggunaan hardware diharapkan dapat membantu perusahaan dalam hal meminimalkan
tingkat kerugian yangtidak diinginkan oleh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tentang proyek dan Manajemen Proyek Telematika?
2. Mengapa membutuhkan tahapan manajemen di dalam Manajemen Proyek?
3. Mengapa membutuhkan skills pada Manajemen Proyek?
4. Apa saja pengetahuan yang harus dimiliki di Manajemen Proyek?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang Proyek dan Manajemen Proyek Telematika.
2. Menambah wawasan mengenai tahapan manajemen yang baik secara umum.
3. Mengetahui alasan mengapa skills dibutuhkan dalam Manajemen Proyek.
4. Menambah wawasan mengenai pengetahuan yang harus dimiliki di Manajemen
Proyek.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan sebuah proses terpadu dimana individu-individu sebagai
bagian dariorganisasi yang dilibatkan untuk merencanakan, mengorganisasikan, menjalankan
dan mengendalikan aktifitas-aktifitas, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah
ditetapkan dan berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya waktu. Agar proses
manajemen berjalan lancar, diperlukan sistem serta struktur organisasi yang solid. Pada
organisasi tersebut, seluruh aktifitasnya haruslah berorientasi pada pencapaian sasaran.
Organisasi tersebut berfungsi sebagai wadah untuk menuangkan konsep, ide- ide manajemen.
Jadi dapat dikatakan bahwa manajemen merupakan suatu rangkaian tanggung jawab yang
berhubungan erat satu sama lainnya.
B. Pengertian Proyek
Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai sasaran yang
dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu periode tertentu dengan
menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga
dibutuhkan pengelolaan dan kerjasama yang berbeda dari yang biasanya digunakan.
Menurut DI Cleland dan Wr. King (1987), proyek merupakan gabungan dari berbagai
sumber daya yang dihimpun dalam organisasi sementara untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Pengertian Manajemen Proyek. Manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan sumber daya organisasi yang
mempergunakan personil untuk ditempatkan pada tugas tertentu dalam proyek untuk
mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumberdaya tertentu.1
1
Iman Soeharto, 1995 Manajemen Proyek, Erlangga, Jakarta Istimawan Dipo Husodo, 1996, Manajemen
Proyek dan Konstruksi, Kanisius Yogyakarta Wulfram I.
3
Definisi manajemen proyek yang lainnya adalah suatu kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi serta mengendalikan sumber daya organisasi
perusahaan guna mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu.
5
2. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada orang yang
terlibat dalam aktivitas organisasi, sesuai dengan kompetensi SDM yang dimiliki. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan ini merupakan keseluruhan proses memilih orang-
orang serta mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-orang itu
dalam organisasi, serta mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian
tujuan program dan tujuan organisasi. Menurut George R. Terry, tugas pengorganisasian
adalah mengharmonisasikan kelompok orang yang berbeda, mempertemukan macam-macam
kepentingan dan memanfaatkan seluruh kemampuan kesuatu arah tertentu.
Dalam pengorganisasian kegiatan yang dilakukan yakni staffing (penempatan staf)
dan pemaduan segala sumber daya organisasi. Staffing sangat penting dalam
pengorganisasian. Dengan penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat dalam
organisasi, maka kelangsungan aktivitas organisasi tersebut akan terjamin. Fungsi pemimpin
disini adalah mampu menempatkan the right man in the right place. Pemimpin harus mampu
melihat potensi-potensi SDM yang berkualitas dan bertanggung jawab untuk melaksanakan
aktivitas roda organisasi. Setelah menempatkan orang yang tepat untuk tugas tertentu, maka
perlu juga mengkoordinasikan dan memadukan seluruh potensi SDM tersebut agar bekerja
secara sinergis untuk mencapai tujuan organisasi.2
Langkah-langkah Pengorganisasian :
a. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. (Menjelaskan keseluruh staff tentang tujuan
organisasi yang harus dicapai)
b. Mendistribusi pekerjaan ke staff secara jelas. (Mendudukan orang-orang yang
berkompetensi pada posisi tepat. Dan jangan sampai ada posisi strategis yang kosong, karena
akan berpengaruh pada keseluruan pencapaian organisasi)
c. Menentukan prosedural staf. (Menentukan cara kerja dan evaluasi para staff, serta
punishment dan reward yang diterima. Selain itu juga menjelaskan tentang garis koordinasi
dan sinergitas dalam organisasi, sehingga seluruh posisi dipadukan untuk menuju tujuan
organisasi)
d. Mendelegasikan wewenang. (Berani untuk mendelegasikan wewenang sesuai dengan tugas
dan fungsi tiap-tiap staff)
3. Actuating (Penggerakan)
2
Ervianto, 2002, Manajemen Proyek Konstruksi, Andi Offset, Yogyakarta
6
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan
pelaksanaan kerja organisasi yang bertanggung jawab. Untuk itu maka semua Sumber Daya
Manusia (SDM) yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Setiap
pelaku organisasi harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan
kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi
yang telah ditetapkan. Inti dari Actuating adalah menggerakkan semua anggota kelompok
untuk bekerja agar mencapai tujuan organisasi.
Dalam mengimplementasikan aktivitas organisasi, pelaku organisasi harus :
1. Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan,
2. Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri mereka sendiri,
3. Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau mendesak,
4. Tugas yang diberikan cukup relevan,
5. Hubungan harmonis antar rekan kerja.
Actuating (penggerakan) meliputi kepemimpinan dan koordinasi. Kepemimpinan
yakni gaya memimpin dari sang pemimpin dalam mengoptimalkan seluruh potensi dan
sumber daya organisasi agar mengarah pada pencapaian tujuan program dan organisasi.
Sedangkan koordinasi yakni suatu aktivitas membawa orang-orang yang terlibat organisasi ke
dalam suasana kerjasama yang harmonis. Dengan adanya pengoordinasian dapat dihindari
kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat dan kesimpangsiuran di dalam bertindak
antara orang-orang yang terlibat dalam mencapai tujuan. Koordinasi ini mengajak semua
sumber daya manusia yang tersedia untuk bekerjasama menuju ke satu arah yang telah
ditentukan. Pekerjaan memimpin meliputi lima kegiatan yaitu :
1. Mengambil keputusan
2. Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara pemimpin dan bawahan.
3. Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
4. Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya secara tepat
5. Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha
mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dalam memimpin ada kegiatan direction (perintah) dan motivasi. Perintah adalah
petunjuk atau penjelasan kerja, serta pertimbangan dan bimbingan, terdapat para pelaku
organisasi yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional, agar pelaksanaan tugas
dapat berjalan dengan lancar. Dalam pelaksanaannya direction (perintah) seringkali dilakukan
bersamaan dengan controlling. Jika perintah yang disampaikan pemimpin sesuai dengan
7
kemauan dan kemampuan dari staff, maka staff pun akan termotivasi untuk memberdayakan
potensinya dalam melaksanakan kegiatan organisasi. Sedangkan motivasi dapat dilakukan
dengan cara mejadikan staff sebagai rekan kerja, serta memberikan reward (penghargaan)
apabila staff bekerja secara baik.
Manfaat pengawasan :
1. Dapat mengetahui sejauh mana program telah dilaksanakan
2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan
8
3. Dapat mengetahui apakah waktu & sumber daya mencukup
4. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
5. Dapat mengetahu staff yang perlu diberikan penghargaan/promosi3
Proses controlling meliputi :
1. Menentukan standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian,
2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai dengan melaksanakan evaluasi
terhadap kinerja serta kompetensi SDM yang dimiliki,
3. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar.
4. Kembali membandingkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan tujuan awal (rencana)
kegiatan tersebut dilaksanakan, dan mengukur capaian keberhasilannya,
5. Melakukan tindakan perbaikan.
6. Jika ada kesalahan atau penyimpangan, segera melakukan perbaikan,
7.Meninjau dan menganalisis ulang rencana.
8. Kembali membuat rencana baru jika terjadi penyimpangan. Namun jika hasilnya sesuai
dengan tujuan program, maka perlu dibuatkan rencana lanjutan untuk melanjutkan program
yang berhasil tersebut, sehingga tujuan organisasi semakin dekat untuk dicapai.
Pengawasan yang dilakukan secara dekat terhadap staff, hal ini sering dilakukan
untuk tujuan-tujuan yang spesifik dan bersifat khusus, sehingga menghindarkan sekecil-
kecilnya terjadi penyimpangan atau kesalahan. Controlling akan mengarahkan seluruh
potensi organisasi yang terlibat agar tidak melakukan penyimpangan dalam pencapaian
tujuan. Untuk itu controlling haruslah dilakukan secara bertanggung jawab dan dengan
standar organisasi, sehingga pelaku-pelaku organisasi tetap bekerja secara maksimal dan
fokus pada pencapaian tujuan organisasi. Kegiatan-kegiatan yang juga termasuk dalam
kegiatan controlling termasuk adalah evaluasi dan pelaporan.
5. Evaluasi (Evaluating)
Evaluasi merupakan suatu penilaian terhadap hasil pelaksanaan kegiatan atau
program. Dalam melakukan evaluasi haruslah menyeluruh, mencakup capaian tujuan
kegiatan, kinerja staff, pengetahuan staff, efektifitas dan efesiensi penganggaran dan proses
kegiatan. Sedangkan pelaporan merupakan penyampaian perkembangan hasil kegiatan atau
pemberian keterangan mengenai segala hal yang berkaitan dengan tugas dan fungsi-fungsi
kepada pemimpin yang lebih tinggi.
3
Jennifer Shane, Kelly Strong, Daniel Enz. 2009. Construction Project Administration and Management for
Mitigating Work Zone. Crashes and Fatalities: An Integrated Risk management Model. MTC (Midwest
Transportation Consortium) Report 2008-02
9
F. Project Management Skills
Untuk dapat mengimplementasikan kegiatan manajemen tersebut sesuai dengan
fungsinya masing-masing, maka diperlukan beberapa keahlian manajemen(managerial skills)
yang diperlukan oleh setiap orang yang terlibat dalam organsasi. Keahlian-keahlian tersebut
meliputi, sebagai berikut:
1. Keahlian teknis (technical skills)
Keahlian yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan spesifik tertentu, seperti
mengoperasikan komputer, mendesain bangunan, membuat layout perusahaan,
dan lain sebagainya.
2. Keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat (human relation skills)
Keahlian dalam memahami dan melakukan interaksi dengan berbagai jenis
orang di masyarakat.Contohnya adalah keahlian dalam bernegosiasi, memotivasi,
meyakinkan orang, dan lain sebagainya.
3. Keahlian konseptual (conceptual skills)
Keahlian dalam berpikir secara abstrak, sistematis, termasuk di dalamnya
mendiagnosa dan menganalisis berbaga masalah dalam situasi yang berbeda-beda,
bahkan keahlian untuk memprediksi masa yang akan datang.
4. Keahlian dalam pengambilan keputusan (decision making skills Keahlian untuk
mengidentifikasi masalah sekaligus menawarkan berbagai alternative solusi atas
permasalahan yang dihadapi.
5. Keahlian dalam mengelola waktu (time management skills Keahlian dalam
memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien.
Beberapa keahlian lain yang juga diperlukan dalam manajemen atau pengelolaan
bisnis, jika dikaitkan dengan persaingan bisnis global. Di antaranya, yaitu:
1. Keahlian dalam manajemen global (global management skills)
Keahlian manajerial yang tidak saja terfokus pada satu keadaan di Negara tertentu,
akan tetapi juga lintas negara bahkan lintas budaya.
2. Keahlian dalam hal teknologi(technological skills)
Keahlian manajerial dalam mengikuti dan menguasai berbagai perkembangan
teknologi yang terjadi.4
4
Soeharto, Imam. 2001. Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional. Jakarta: Erlangga
10
G. 9 Area Pengetahuan Proyek
1. Project scope management
Project scope management apa yang bisa dilakukan dan aktivitas-aktivitas apa saja
yang tidak boleh dilakukan dalam menyelesaikan suatu proyek.
Ø Proses pada ruang lingkup proyek:
§ Inisiasi memulai proyek atau melanjutkan pada fase berikutnya
§ Perencenaan ruang lingkup proyek
§ Pendefinisian ruang lingkup proyek
§ Membangun WBS
§ Verifikasi ruang lingkup proyek
§ Kendali perubahan ruang lingkup proyek
13
Project Integration Management adalah tiang penyangga yangmempengaruhi dan
dipengaruhi oleh seluruh knowledge area dalam Manajemen ProyekManajemen Integrasi
Proyek melibatkan koordinasiseluruh knowledge area dalam project life cycle Manajemen
Integrasi Proyek, merupakan salah satukompetensi yang harus dimiliki oleh Manajer Proyek
sebagai kunci koordinasi sdm, rencana dan pekerjaan pekerjaan yang harus dilakukan selama
proyek berlangsung, serta pintu komunikasi antara proyek dengan top manajemen.
Ø Proses pada integrasi manajemen:
§ Membangun Project Charter
§ Membangun Preliminary Scope Statement
§ Membangun Project Management Plan
§ Mengarahkan dan mengelola ekseskusi proyek
§ Monitoring & Kontroling proyek
§ Melakukan dan mengendalikan perubahan proyek secara terintegrasi
§ Menutup Proyek
15
Jaringan kerja menggambarkan keseluruhan kegiatan-kegiatan Pengendalian Proyek
proyek kedalam simbol-simbol jaringan kegiatan, oleh karenanya teknik ini juga disebut
perencanaan jaringan kerja (network planning).
3. Pengendalian Biaya.
Pengendalian biaya dalam suatu kontrak/Surat perjanjian dimaksudkan agar pengawas
mengetahuidan mengendalikan agar biaya Proyek tidak melebihi anggaran yang sudah
direncanakan7
7
Donald S. Barrie, Boyd C. Paulson, Jr., Ir. Sudinarto. (1990). Manajemen Konstruksi Profesional Edisi
Kedua, Erlangga. (Jakarta).
16
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Manajemen merupakan sebuah proses terpadu dimana individu-individu sebagai
bagian dari organisasi yang dilibatkan untuk merencanakan, mengorganisasikan, menjalankan
dan mengendalikan aktifitas-aktifitas, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah
ditetapkan dan berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya waktu.
Ilmu untuk mengelola proyek disebut dengan manajemen proyek. Jadi manajemen
proyek adalah suatu aktivitas penerapan pengetahuan, keahlian, metodologi dan teknik
memanfaatkan sumberdaya untuk mengelola sebuah proyek untuk memenuhi harapan pihak-
pihak yang berkepentingan.
B.Saran
Untuk dapat mengimplementasikan kegiatan manajemen tersebut sesuai dengan
fungsinya masing-masing, maka diperlukan beberapa keahlian manajemen(managerial skills)
yang diperlukan oleh setiap orang yang terlibat dalam organsasi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Iman Soeharto, 1995 Manajemen Proyek, Erlangga, Jakarta Istimawan Dipo Husodo, 1996,
Manajemen Proyek dan Konstruksi, Kanisius Yogyakarta Wulfram I.
Ervianto, 2002, Manajemen Proyek Konstruksi, Andi Offset, Yogyakarta
Jennifer Shane, Kelly Strong, Daniel Enz. 2009. Construction Project Administration and
Management for Mitigating Work Zone. Crashes and Fatalities: An Integrated Risk
management Model. MTC (Midwest Transportation Consortium) Report 2008-02
Soeharto, Imam. 2001. Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional. Jakarta:
Erlangga
Armaini, A. (1994). Pengantar Manajemen Proyek, (Universitas Gunadarma).
Berutu, A. (2005). Penerapan Manajemen Proyek Edisi 2, (Yogjakarta), 155.
Donald S. Barrie, Boyd C. Paulson, Jr., Ir. Sudinarto. (1990). Manajemen Konstruksi
Profesional Edisi Kedua, Erlangga. (Jakarta).
18