Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH MANAJEMEN PROYEK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Operasi Manufaktur dan
Jasa
Dosen Pengampu :

Masharyono.AP., S.Pd., MM.

Disusun oleh :

Akmal Budi ( 1807188)


Milacika Shafa ( 1807251)

Nur Asiah (1800787)


Ranti Rahma Daniati (1808133)

Taskia Ayu (1801270)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BISNIS

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena memberikan rahmat dan
karuia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Manajemen Proyek ini. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen mata kuliah Manajemen Proyek karena telah
memberikan kesempatan untuk membuat makalah ini. Tidak lupa juga penulis mengucapkan
terima kasih kepada orang tua dan teman-teman atas dukungan baik berupa doa maupun
materi. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca baik dalam pengembangan
wawasan maupun peningkatan ilmu pengetahuan.

Bandung 13 Desember 2019


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Manajemen proyek merupakan suatu tata cara mengorganisir dan mengelola sumber
penghasilan yang penting untuk menyelesaikan proyek dari awal sampai selesainya proyek
tersebut. Manajemen proyek dapat diterapkan pada jenis proyek apapun, dan dipakai secara
luas untuk dalam menyelesaikan proyek yang besar dan kompleks. Fokus utama manajemen
proyek adalah pencapaian semua tujuan akhir proyek dengan segala batasan yang ada, waktu
dan dana yang tersedia. Pada perencanaan pembuatan proyek sebuah sistem, diperlukan
berbagai macam komponen yang terlibat didalamnya. Satu hal yang harus diperhatikan /
diutamakan oleh seorang manajer proyek dalam melakukan perencanaan adalah menghitung,
baik secara kualitatif maupun kuantitatif, resiko yang akan terjadi dalam proses pengerjaan.
Dalam dunia IT tentu banyak terjadi persaingan, entah dari dari pihak perseorangan,
Perusahaan,maupun mancakup yang lebih luas lagi. Untuk itu kita harus mengenal terlebih
dahulu apa itu Resiko dalam Manajemen Proyek? Resiko Proyek adalah peristiwa tidak pasti
yang bila terjadimemiliki pengaruh positif atau negatif terhadap minimal satu tujuan proyek
(waktu, biaya, ruanglingkup, mutu). Risiko mungkin memiliki satu atau lebih penyebab, yang
bila terjadi memiliki satuatau lebih dampaknya terhadap manajemen.Dan apabila kita garis
besarkan secara keseluruhan maka yang dimaksud dengan Manajemen Proyekdan Resiko
adalah proses sistematis untuk merencanakan, mengidentifikasi, menganalisis, danmerespon
risiko proyek. Tujuannya untuk meningkatkan peluang dan dampak peristiwa positif,
danmengurangi peluang dan dampak peristiwa yang merugikan proyek atau dapak
negatifnya.Dalam peenerapannya sebuah teknologi dalam perusahaan memerlukan
perencanaan yang strategiskhususnya penerapan teknologi pada manajemen proyek, agar
penerapan dapat sesuai dengantujuan bisnis yang diharapkan oleh perusahaan. Jika
penerapan teknologi informasi dalammanajemen proyek tidak sesuai dengan tujuan bisnis
yang diinginkan maka akan menimbulkanrisiko. Risiko yang timbul akibat dari penerapan
teknologi informasi yang salah dalam manajemenproyek akan menyebabkan proses bisnis
yang tidak optimal, kerugian finansial, menurunnya reputasi perusahaan, bahkan hancurnya
perusahaan.Pada kenyataaannya penerapan manajemen proyek teknologi informas itu sendiri
membutuhkaninvestasi yang cukup besar, dan seiring dengan teknologi yang terus
berkembang dari waktu ke waktu, membuat proses manajemen proyek pun menjadi semakin
sulit, karena harus memahami teknologi yang baru. Dengan adanya manajemen risiko proyek
yang didukung dengan penggunaan hardware diharapkan dapat membantu perusahaan dalam
hal meminimalkan tingkat kerugian yangtidak diinginkan oleh.

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian tentang proyek dan Manajemen Proyek Telematika?


2. Mengapa membutuhkan segitiga dan tahapan manajemen di dalam Manajemen
Proyek?
3. Mengapa membutuhkan skills pada Manajemen Proyek?

Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang Proyek dan Manajemen Proyek Telematika.


2. Menambah wawasan mengenai tahapan manajemen yang baik secara umum.
3. Mengetahui alasan mengapa skills dibutuhkan dalam Manajemen Proyek.
BAB II
ISI

A. PENGERTIAN MANAJEMEN PROYEK


Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan sebuah proses terpadu dimana individu-individu sebagai bagian
dariorganisasi yang dilibatkan untuk merencanakan, mengorganisasikan, menjalankan dan
mengendalikan aktifitas-aktifitas, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah
ditetapkan dan berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya waktu. Agar proses
manajemen berjalan lancar, diperlukan sistem serta struktur organisasi yang solid. Pada
organisasi tersebut, seluruh aktifitasnya haruslah berorientasi pada pencapaian sasaran.
Organisasi tersebut berfungsi sebagai wadah untuk menuangkan konsep, ide-ide manajemen.
Jadi dapat dikatakan bahwa manajemen merupakan suatu rangkaian tanggung jawab yang
berhubungan erat satu sama lainnya.
Pengertian Proyek
Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai sasaran yang
dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu periode tertentu dengan
menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga
dibutuhkan pengelolaan dan kerjasama yang berbeda dari yang biasanya digunakan. Menurut
DI Cleland dan Wr. King (1987), proyek merupakan gabungan dari berbagai sumber daya
yang dihimpun dalam organisasi sementara untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pengertian
Manajemen Proyek. Manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan dan mengendalikan sumberdaya organisasi yang mempergunakan personil
untuk ditempatkan pada tugas tertentu dalam proyek untuk mencapai tujuan tertentu dalam
waktu tertentu dengan sumberdaya tertentu
Pengertian Manajemen Proyek Telematika
Manajemen proyek adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan juga ketrampilan,
cara teknis yang terbaik serta dengan sumber daya yang terbatas untuk mencapai sasaran atau
tujuan yang sudah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja, waktu,
mutu dan keselamatan kerja. Definisi manajemen proyek yang lainnya adalah suatu kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi serta mengendalikan sumber
daya organisasi perusahaan guna mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan
sumber daya tertentu.
B. SEGTIGA DAN TAHAPAN MANAJEMEN PROYEK

Segitiga Manajemen Proyek atau Project Management Triangle adalah suatu model
Manajemen Proyek yang digunakan oleh para Manajer Proyek untuk menganalisis dan
memahami kesulitan yang mungkin akan terjadi pada saat penerapan dan pelaksanaan
proyek. Boleh dikatakan bahwa hampir semua proyek bakal akan mengalami kendala-
kendala dalam pelaksanaannya, baik itu kendala yang berskala besar maupun yang kecil.
Namun kendala-kendala tersebut tidak boleh dijadikan penghambat dalam menyukseskan
pelaksanaan proyek. Semua kendala harus diatasi dan dicari cara untuk menyelesaikannya.
Segitiga Manajemen Proyek
Pada umumnya, terdapat Tiga Kendala Utama yang saling berketergantungan dalam suatu
proyek yaitu Waktu, Biaya dan Lingkup. Ketiga Kendala Utama atau Constraint tersebut juga
dikenal dengan Segitiga Manajemen Proyek. Keseimbangan ketiganya sangat menentukan
kualitas proyek yang dilaksanakan.
Waktu (Time)
Waktu merupakan salah satu faktor terpenting dalam menangani suatu proyek. Setiap proyek
memiliki batas waktu dalam penyelesaiannya, ada yang memerlukan waktu panjang, ada juga
memerlukan waktu pendek. Waktu penyelesaian tugas dalam suatu proyek sangat tergantung
pada jumlah orang dan pengalaman serta keterampilan orang-orang tersebut dalam
mengerjakan tugas-tugasnya.
Kegagalan dalam memenuhi batas waktu penyelesaian proyek akan berakibat buruk terhadap
organisasi, misalnya terjadi teguran dari pelanggan, denda akibat keterlambatan, mengurangi
kepercayaan pelanggan terhadap organisasi dan biaya-biaya lainnya. Salah satu penyebab
ataupun alasan terjadinya kegagalan dalam memenuhi batas waktu penyelesaian proyek
dalam suatu organisasi adalah kurangnya sumber daya yang dimilikinya.
Menurut Buku “Project Management Body of Knowledge (PMBOK)”, proses penanganan
waktu dalam manajemen proyek terdiri dari :
1. Plan Schedule Management (Manajemen Perencanaan Jadwal)
2. Define Activities (Pendefinisian Kegiatan)
3. Sequence Activities (Urutan Kegiatan)
4. Estimate Activity Resources (Estimasi Sumber daya Kegiatan)
5. Estimate Activity Durations (Estimasi Durasi atau Jangka Waktu Kegiatan)
6. Develop Schedule (Pengembangan Jadwal)
7. Control Schedule (Pengendalian Jadwal)
Biaya (Cost)
Setiap proyek memerlukan Biaya dalam pelaksanaannya. Biaya-biaya tersebut diantaranya
seperti biaya tenaga kerja, biaya peralatan dan biaya-biaya sumber daya lainnya. Oleh karena
itu, penganggaran (Budgeting) atau perkiraan biaya merupakan suatu hal yang sangat penting
untuk memastikan proyek yang dijalankan tersebut dibawah biaya tertentu.
Kadang-kadang Manager Proyek harus mengalokasikan sumber daya tambahan untuk
mencapai batas waktu yang ditentukan sehingga memerlukan biaya tambahan dan juga
kemungkinan munculnya biaya penalti akibat keterlambatan dalam penyelesaian proyek.
Beberapa proses dalam penanganan Biaya dalam Manajemen Proyek diantaranya seperti :
1. Cost Estimating, Estimasi Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
2. Cost Budgeting, Penganggaran biaya yang menggabungkan estimasi biaya sumber
daya yang dibutuhkan, paket pekerjaan dan biaya-biaya kegiatan lainnya sehingga
membentuk suatu rencana biaya yang sistematis.
3. Cost Control (Pengendalian Biaya). Faktor-faktor yang mengakibatkan fluktuasinya
biaya dapat dikendalikan dengan beberapa alat manajemen biaya.
Lingkup (Scope)
Lingkup atau Scope yang dimaksud disini adalah hasil akhir yang ingin dicapai oleh
pelaksanaan proyek itu sendiri. Hasil akhir tersebut harus didefinisikan secara spesfik dan
dikomunikasi ke semua anggota tim yang melaksanakan tugas-tugas dalam proyek. Pada
umumnya, komponen utama dalam lingkup adalah kualitas produk akhir. Seorang Manajer
Proyek harus mengetahui cara untuk mengelola lingkup atau scope suatu proyek termasuk
perubahannya yang akan berdampak pada waktu dan biaya.
Enam Tahapan Manajemen Proyek
Setiap Proyek akan mengalami enam tahapan seperti dibawah ini :
1. Project Definition (Pendefinisian Proyek), yaitu mendefinisikan tujuan proyek dan
faktor-faktor yang harus dipertimbangkan agar proyek yang dilaksanakan tersebut
berhasil dengan kualitas yang diinginkan.
2. Project Initiation (Inisialisasi Proyek), yaitu perencanaan awal terhadap sumber
daya yang akan digunakan sebelum suatu proyek dimulai.
3. Project Planning (Perencanaan Proyek), yaitu menguraikan dengan jelas
bagaimana sebuah proyek harus dijalankan. Pada Project Planning ini, akan terlihat
dengan jelas pentingnya Segitiga Manajemen Proyek yaitu Waktu, Biaya dan Ruang
Lingkup suatu Proyek.
4. Project Execution (Pelaksanaan Proyek), yaitu melakukan pekerjaan agar proyek
yang dimaksud tersebut berhasil sesuai dengan keinginan.
5. Project Monitoring & Control (Pemantauan dan Pengendalian Proyek), yaitu
pengambilan langkah-langkah yang diperlukan sehingga pengoperasian proyek
berjalan dengan lancar.
6. Project Closure (Penutupan Proyek), yaitu menerima hasil akhir dari proyek dan
menghentikan semua penggunaan sumber daya.

Menurut Project Mangement Body of Knowledge Guide (PMI 2001) mengatakan bahwa
manajer proyek seseorang yang bertanggung jawab dalam mengurus sebuah proyek. Menurut
Ritz (1994) seorang manajer proyek berasal dari suatu institusi atau seorang pengusaha yang
sinonim dengan pengurus, eksekutif, supervisor dan boss.

Peranan Manajer Proyek


 Berperan untuk mengintegrasikan beberapa kegiatan yang berbeda untuk mencapai
tujuan tertentu.
 Berperan juga sebagai seorang komunikator. Dengan ini berarti manajer proyek
menjadi tempat terakhir menujunya laporan-laporan, memo, permintaan dan keluhan.
Manajer proyek juga mengambil input dari banyak sumber, mengolah dan menyampaikan
informasi ke beberapa pihak dan memastikan bahwa semua orang yang punya peran dalam
proyek mengetahui informasi mengenai kebijaksanaan, tujuan, anggaran, jadwal kebutuhan,
dan perubahan yang ada dalam proyek sesuai peran yang dimiliki.
 Berperan untuk mengambil keputusan yang menjadi wewenangnya, antara lain
mengenai realokasi sumber daya, mengubah lingkup proyek, menyeimbangkan kriteria biaya,
jadwal dan performansi.
 Merupakan seorang enterpreuneur yang harus berusaha untuk melakukan pengadaan
dana, fasilitas dan orang agar proyek dapat berjalan.
 Merupakan seorang agen pengubah yang mempelopori pemakaian ide yang baru dan
inovatif dan berusaha keras mengatasi halangan untuk melakukan perubahan.
Tanggung Jawab Manajer Proyek

Tanggung jawab manajer proyek didelegasikan oleh pihak manajemen yang diatasnya.
Seorang manajer proyek memiliki tanggung jawab utama yaitu menyerahkan hasil akhir
proyek dalam kriteria waktu, biaya, dan informasi yang telah ditetapkan, termasuk profit
yang ditargetkan. Secara garis besar tanggung jawab manajer proyek adalah (Soeharto, 1997):
 Merencanakan kegiatan-kegiatan dalam proyek, tugas-tugas dan hasil akhir, termasuk
pemecahan pekerjaan, penjadwalan dan anggaran.
 Mengorganisasikan, memilih dan menempatkan orang-orang dalam tim proyek.
Mengorganisasikan dan mengalokasikan sumber daya.
 Memonitor status proyek.
 Mengindentifikasikan masalah-masalah teknis.
 Titik temu dari para konstituen: subkontraktor, user, konsultan, top management.
 Menyelesaikan konflik yang terjadi dalam proyek.
 Merekomendasikan penghentian proyek atau pengerahan kembali sumber daya.
Fungsi Manajer Proyek :

· Membuat kerja (Mengagendakan pekerjaan)


· Menjadwal kerja (Diagram PERT dan Gantt)
· Bertanggung-jawab atas hasil kerja

Kompetensi yang harus dimiliki manajer proyek:

· Kompetensi Pencapaian Bisnis


· Kompetensi Pemecahan Masalah
· Kompetensi Pengaruh
· Kompetensi Manajemen diri dan orang lain
Berkaitan dengan pekerjaan seorang manajer, menurut Katz, kemampuan yang diperlukan
oleh manajer adalah:
1. Kemampuan konseptual
2. Kemampuan interpersonal
3. Kemampuan administrasi
4. Kemampuan teknis
Shtub (1994) menggambarkan diagram kemampuan yang penting untuk dimiliki oleh seorang
manajer proyek, diantaranya adalah:
1. Budgeting and Cost Skills: Kemampuan dalam hal membuat anggaran biaya
proyek baik dalam hal analisis biaya proyek, analisis kelayakan investasi agar
keuangan proyek dapat berjalan optimal sesuai dengan keinginan penyedia dana.
2. Schedulling and Time Management Skills: Manajer proyek dituntut untuk dapat
mengelola waktu secara baik agar proyek dapat selesai tepat waktu seperti yang
diharapkan. Untuk mengelola waktu ini manajer proyek harus mendefinisikan
aktivitas-aktivitas yang diperlukan, misalnya dengan teknik WBS (Work
Breakdown Structure). Selain itu, manajer proyek harus mampu memperkirakan
waktu bagi setiap aktivitas secara realistis.
3. Technical Skills: Kemampuan teknis melingkupi pengetahuan dan pengalaman
dalam hal proyek itu sendiri, dengan mengetahui prosedur-prosedur dan
mekanisme proyek. Kemampuan ini biasanya didapatkan dari penimbaan ilmu
khusus, misalnya Institut Manajemen Proyek, dsb
4. Resource Management and Human Relationship Skills: Manajer proyek perlu
memahami akibat dari kegagalan dalam mengelola sumber daya, sehingga
diperlukan kehati-hatian dalam menempatkan sumberdaya yang ada dan
menjadwalkannya. Hal ini membutuhkan kemampuan untuk membangun jaringan
sosial dengan orang-orang yang terlibat di dalam proyek, seperti para stakeholder.
5. Communication Skills: Perencanaan sebuah proyek akan menjadi tidak berguna
ketika tidak ada komunikasi yang efektif antara manajer proyek dengan timnya.
Setiap anggota tim harus mengetahui tanggung jawab mereka.
6. Negotiating Skills: Selain kemampuan komunikasi yang baik, negosiasi juga
memerlukan strategi dalam menarik dukungan manajemen atas atau sponsor
mereka, bagaimanapun, pihak yang bernegosiasi harus dapat melihat loyalitas
sang manajer terhadap mereka, baru kemudian akan muncul kepercayaan.
7. Marketing, Contracting, Customer Relationship Skills: Manajer proyek juga harus
memiliki kemampuan untuk memasarkan hasil proyeknya, karena akan sangat
tragis ketika sebuah proyek yang sukses secara implementatif, tetapi outputnya
tidak dibutuhkan oleh para penggunanya. Selain itu, kedekatan dengan konsumen
sangat diperlukan. Sang manajer perlu responsif terhadap perubahan kebutuhan
dan persyaratan pelanggan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dalam konsep
TQM, kunci utama untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan adalah
komunikasi secara terus-menerus anatar pelanggan maupun antar tim proyek
(Tjiptono&Diana, 2003).
8. Leadership Skills: Kepemimpinan menjadi salah satu peranan penting yang
dimiliki oleh seorang manajer proyek. Apa yang dilakukan oleh manajer proyek
menendakan bagaimana seharusnya orang lain atau timnya bekerja.
Grey&Larson (2006) memberikan contoh gaya kepemimpinan dengan memberi teladan
sebagai syarat menuju manajer proyek yang efektif. Ada enam aspek yang melingkupinya,
antara lain :
· Prioritas, hal ini berbicara mengenai penggunaan waktu. Manajer proyek memerlukan
banyak waktu untuk mengamati sebuah pengujian kritis daripada menunggu laporan,
menyatakan pentingnya penguji dan pekerjaan tim.
· Urgensi, dengan meningkatkan pola interaksi dengan tim seperti laporan dan rapat penting
dengan sering akan membuat tim merasa bahwa pekerjaan ini sangat penting.
· Pemecahan masalah, manajer proyek yang efektif akan lebih memusatkan kepada
bagaimana tim dapat mengubah masalah menjadi kesempatan atau apa yang dipelajari dari
suatu kesalahan untuk lebih proaktif dalam memecahkan maslah.
· Kerjasama, berbicara mengenai bagaimana manajer proyek bertindak terhadap orang luar
dan memengaruhi bagaimana anggota tim berinteraksi dengan orang luar.
· Standar kinerja, manajer proyek harus menetapkan standar yang tinggi untuk kinerja
proyek melalui respon yang cepat atas kebutuhan tim, mengikuti isu-isu penting, berprinsip
teguh, serta hati-hati dalam menjalankan pertemuan-pertemuan kritis.
· Etika, jika seorang manajer proyek dengan bebas menyalahgunakan atau menahann
informasi penting dari manajemen atas atau pelanggan, hal ini member isyarat kepada
anggota tim bahwa perilaku seperti ini dapat diterima dan dilakukan.
Ada 3 (tiga) karakteristik yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kualifikasi
seseorang untuk menjadi Manajer Proyek yaitu:
 Karakter Pribadinya
1. Memiliki pemahaman yang menyeluruh mengenai teknis pekerjaan dari proyek yang
dikelola olehnya.
2. Mampu bertindak sebagai seorang pengambil keputusan yang handal dan bertanggung
jawab.
3. Memiliki integritas diri yang baik namun tetap mampu menghadirkan suasana yang
mendukung di lingkungan tempat dia bekerja.
4. Asertif
5. Memiliki pengalaman dan keahlian yang memadai dalam mengelola waktu dan
manusia.
 Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Proyek yang Dikelola
1. Memiliki komitmen yang kuat dalam meraih tujuan dan keberhasilan proyek dalam
jadwal, anggaran dan prosedur yang dibuat.
2. Pelaksanakan seluruh proses pengembangan proyek IT sesuai dengan anggaran dan
waktu yang dapat memuaskan para pengguna/klien.
3. Pernah terlibat dalam proyek yang sejenis.
4. Mampu mengendalikan hasil-hasil proyek dengan melakukan pengukuran dan evaluasi
kinerja yang disesuaikan dengan standar dan tujuan yang ingin dicapai dari proyek yang
dilaksanakan.
5. Membuat dan melakukan rencana darurat untuk mengantisipasi hal-hal maupun
masalah tak terduga.
6. Membuat dan menerapkan keputusan terkait dengan perencanaan.
7. Memiliki kemauan untuk mendefinisikan ulang tujuan, tanggung jawab dan jadwal
selama hal tersebut ditujukan untuk mengembalikan arah tujuan dari pelaksanaan proyek
jika terjadi jadwal maupun anggaran yang meleset.
8. Membangun dan menyesuaikan kegiatan dengan prioritas yang ada serta tenggat waktu
yang ditentukan sebelumnya.
9. Memiliki kematangan yang tinggi dalam perencanaan yang baik dalam upaya
mengurangi tekanan dan stres sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja tim.
10. Mampu membuat perencanaan dalam jangka panjang dan jangka pendek.
 Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Tim yang Dipimpin
1. Memiliki kemampuan dan keahlian berkomunikasi serta manajerial.
2. Mampu menyusun rencana, mengorganisasi, memimpin, memotivasi serta
mendelegasikan tugas secara bertanggung jawab kepada setiap anggota tim.
3. Menghormati para anggota tim kerjanya serta mendapat kepercayaan dan
penghormatan dari mereka.
4. Berbagi sukses dengan seluruh anggota tim.
5. Mampu menempatkan orang yang tepat di posisi yang sesuai.
6. Memberikan apresiasi yang baik kepada para anggota tim yang bekerja dengan baik.
7. Mampu mempengaruhi pihak-pihak lain yang terkait dengan proyek yang dipimpinnya
untuk menerima pendapat-pendapatnya serta melaksanakan rencana-rencana yang
disusunnya.
8. Mendelegasikan tugas-tugas namun tetap melakukan pengendalian melekat.
9. Memiliki kepercayaan yang tinggi kepada para profesional terlatih untuk menerima
pekerjaan-pekerjaan yang didelegasikan darinya.
10. Menjadikan dirinya sebagai bagian yang terintegrasi dengan tim yang dipimpinnya.
11. Mampu membangun kedisiplinan secara struktural.
12. Mampu mengidentifikasi kelebihan-kelebihan dari masing-masing anggota tim serta
memanfaatkannya sebagai kekuatan individual.
13. Mendayagunakan setiap elemen pekerjaan untuk menstimulasi rasa hormat dari para
personil yang terlibat dan mengembangkan sisi profesionalisme mereka.
14. Menyediakan sedikit waktu untuk menerima setiap ide yang dapat meningkatkan
kematangan serta pengembangan dirinya.
15. Selalu terbuka atas hal-hal yang mendorong kemajuan.

Fungsi Manajemen Proyek

Adapun fungsi manajemen proyek diantaranya yaitu:

a. Pelingkupan (Scooping) yaitu menjelaskan tentang batas-batas dari suatu proyek.

b. Perencanaan (Planning) yaitu mengidentifikasi tugas apa saja yang diperlukan dalam
menyelesaikan suatu proyek

c. Perkiraan (Estimating) yaitu memperkirakan setiap tugas yang diperlukan dalam


penyelesaian sebuah proyek.

d. Penjadwalan (Schduling), dimana manajer proyek harus bertanggung jawab atas


penjadwalan seluruh kegiatan proyek.

e. Pengorganisasian (Organizing), Dimana dalam suatu proyek, manajemen proyek harus


memastikan bahwa seluruh anggota tim proyek mengetahui peran dan tanggung jawab
masing-masing serta hubungan laporan mereka terhadap manajer proyek.

f. Pengarahan (Directing) yaitu mengarahkan seluruh kegiatan tim dalam proyek.


g. Pengontrolan (Controlling) yaitu mengontrol atau mengendalikan apakah proyek akan
berjalan seperti yang telah direncanakan atau tidak.

h. Penutupan (Closing), dimana manajer proyek seharusnya selalu menilai keberhasilan atau
kegagalan pada kesimpulan dari proyek yang dijalani.

Ruang Lingkup Proyek

Ruang lingkup proyek diantaranya, sebagai berikut:

 Menentukan waktu dimulainya proyek

 Membuat perencanaan lingkup dari proyek yang akan dikerjakan.

 Penjabaran dari ruang lingkup proyek.

 Pengecekan proyek dan mengendalikan atas perubahan yang mungkin terjadi saat
proyek tersebut dimulai.

Tahapan Dalam Manajemen Proyek

Adapun tahapan-tahapan manajemen proyek, diantaranya yaitu:

Project Definition

Project Definition atau Pendefinisian Proyek yaitu mendefinisikan tujuan proyek dan faktor
yang menjadi pertimbangan agar proyek yang dilakukan dapat berhasil dengan kualitas yang
dikehendaki.

Project Initiation

Project Initiation atau Inisialisasi Proyek adalah perencanaan awal terhadap sumber daya
yang akan digunakan sebelum suatu proyek dimulai.

Project Planning

Project Planning atau Perencanaan Proyek adalah penguraian dengan jelas bagaimana suatu
proyek harus dikerjakan. Pada project planning ini, akan terlihat jelas betapa penting waktu,
biaya dan ruang lingkup dari suatu proyek.
Project Execution

Project Execution atau Pelaksanaan Proyek adalah melaksanakan pekerjaan agar proyek yang
diinginkan dapat berhasil dan sesuai dengan yang diharapkan.

Project Monitoring and Control

Project Monitoring and Control atau Pemantauan dan Pengendalian Proyek adalah
pengambilan langkah-langkah yang dibutuhkan sehingga pengoperasian proyek berjalan
dengan lancar

Project Closure

Project Closure atau Penutupan Proyek adalah menerima hasil akhir dari proyek dan
menghentikan seluruh pemakaian sumber daya.

Teknik Penjadwalan – Gantt Chart

Definisi Gantt Chart


Gantt chart adalah suatu alat yang bernilai khususnya untuk proyek-proyek dengan jumlah
anggota tim yang sedikit, proyek mendekati penyelesaian dan beberapa kendala proyek.

Contoh Gantt Chart


Gantt Chart merupakan diagram perencanaan yang digunakan untuk penjadwalan
sumber daya dan alokasi waktu (Heizer, Jay dan Render, Barry, 2006). Gantt Chart
adalah contoh teknik non-matematis yang banyak digunakan dan sangat popular di
kalangan para manajer karena sederhana dan mudah dibaca.
Gantt Chart dapat membantu penggunanya untuk memastikan bahwa (Heizer, Jay dan
Render, Barry,2006):
 Semua kegiatan telah direncakan
 Urutan kinerja telah diperhitungkan
 Perkiraan waktu kegiatan telah tercatat, dan
 Keseluruhan waktu proyek telah dibuat
Karakteristik Gantt Chart
 Gantt chart secara luas dikenal sebagai alat fundamental dan mudah diterapkan oleh
para manajer proyek untuk memungkinkan seseorang melihat dengan mudah waktu
dimulai dan selesainya tugas-tugas dan sub- sub tugas dari proyek.
 Semakin banyak tugas-tugas dalam proyek dan semkin penting urutan antara tugas-
tugas maka semakin besar kecenderungan dan keinginan untuk memodifikasi gantt
chart.
 Gantt chart membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan “what if” saat melihat
kesempatan-kesempatan untuk membuat perubahan terlebih dahulu terhadap
kebutuhan.
Keuntungan menggunakan Gantt Chart
 Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat sebagai alat
komunikasi dalam penyelenggaraan proyek. Gantt Chart sangat mudah dipahami, balok
horizontal (horizontal bar) dibuat pada tiap kegiatan proyek sepanjang garis waktu.
 Gantt chart digunakan untuk penjadwalan sederhana atau proyek-proyek yang
kegiatannya tidak terlalu berkaitan atau proyek kecil, sedangkan network untuk
penjadwalan proyek yang rumit.
 Gantt Chart juga dapat digunakan untuk penjadwalan operasi yang berulang.
 Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan sesungguhnya
pada saat pelaporan
 Bila digabungkan dengan metoda lain dapat dipakai pada saat pelaporan
Kelemahan Gantt Chart
 Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dan
kegiatan yang lain, sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh
keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek.
 Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan/pembaharuan bila diperlukan, karena
pada umumnya ini berarti membuat bagan balok baru.
 Gantt chart tidak bisa secara eksplisit menunjukkan keterkaitan antara
aktivitas dan bagaimana satu aktivitas berakibat pada aktivitas lain bila waktunya
terlambat atau dipercepat, sehingga perlu dilakukan modifikasi terhadap Gantt chart.

Cara Membuat Gantt Chart

Gantt Chart merupakan grafik yang sederhana, Cara membuatnya juga cukup mudah. Berikut
ini adalah langkah-langkah dalam membuat Gantt Chart serta cara penggunaannya.

1. Mengidentifikasikan Tugas
 Mengidentifikasikan Tugas yang perlu diselesaikan pada Proyek
 Menentukan Milestone (bagian pekerjaan dari suatu tugas) dengan menggunakan
Brainstorming ataupun Flow chart.
 Mengidentifikasikan waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu tugas.
 Mengidentifikasikan urutan pekerjaan ataupun tugas yang akan dikerjakan. Seperti
Tugas yang harus diselesaikan sebelum memulai suatu tugas yang baru ataupun tugas-
tugas apa yang harus dilakukan secara bersamaan (Simultan).

2. Menggambarkan Sumbu Horizontal

Gambarkan sumbu horizontal untuk waktu pelaksanaannya (dapat diletakan diatas atau
dibawah halaman). Tandai dengan skala waktu yang sesuai (bisa dalam harian maupun
mingguan).

3. Menuliskan Tugas ataupun Bagian Pekerjaan

Tuliskan Tugas atau bagian pekerjaan (milestone) yang akan dikerjakan berdasarkan urutan
waktu pada bagian kiri. Gambarkan Diagram Batang (Bar Graph) untuk menunjukan rentang
waktu yang diperlukan untuk melakukan tugas yang bersangkutan. Gambarkan kotak dari kiri
dimana waktu Tugas tersebut dimulai sampai pada waktu tugas yang bersangkutan berakhir.
Jika diperlukan presentasi kepada Manajemen perusahaan, gambarkan bentuk Intan
(Diamond) pada tanggalnya. Gambarkan tepinya saja dan kotak tersebut jangan diisi.

4. Melakukan Pemeriksaan kembali

Lakukan pemeriksaan kembali, apakah semua tugas atau bagian pekerjaan untuk Proyek
tersebut sudah tertulis semuanya ke dalam Gantt Chart.

Menggunakan Gantt Chart

1. Saat Proyek sedang berlangsung, isikan gambar Intan (Diamond) ataupun Grafik
Batang pada Gantt Chart untuk menunjukan bahwa tugas yang bersangkutan telah
diselesaikan. Jika ada tugas masih berlangsung (in progress), estimasikan kemajuan
tugas yang bersangkutan dan isikan grafik batang sesuai dengan kemajuan tersebut.
2. Letakkan tanda vertical untuk menunjukan sejauh mana Proyek ini sedang
berlangsung.

Latar Belakang PERT


Pengelolaan proyek-proyek berskala besar yang berhasil memerlukan perencanaan,
penjadwalan, dan pengkoordinasiaan yang hati-hati dari berbagai aktivitas yang berkaitan.
Untuk itu telah dikembangkan prosedur-prosedur formal yang didasarkan atas
pengguna network (jaringan) dan teknik-teknik network.
Prosedur yang paling utama dari teknik penjadwalan proyek ini dikenal sebagai PERT
(Program Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method), yang
diantara keduanya terdapat perbedaan penting. Namun kecenderungan pada dewasa ini
adalah menggabungkan kedua pendekatan tersebut menjadi apa yang biasa dikenal dengan
PERT-type system.
Perencanaan suatu proyek terdiri dari tiga tahap :

1. Membuat uraian kegiatan-kegiatan, menyusun logika urutan kejadian-kejadian,


menentukan syarat-syarat pendahuluan, menguraikan interaksidan interdependensi
antara kegiatan-kegiatan.
2. Penaksiran waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tiap kegiatan, menegaskan
kapan suatu kegiatan berlangsung dan kapan berakhir.
3. Menetapkan alokasi biaya dan peralatan guna pelaksanaan tiap kegiatan.
Penjadwalan proyek merupakan salah satu hal yang penting dalam manajemen proyek,
dimana penjadwalan ini memperlihatkan waktu pengerjaan tiap paket pekerjaan dan kejadian
apa yang dihasilkan dari serangkaian paket kerja tertentu. Jadwal proyek berhubungan
dengan kejadian, milestone, termasuk Gantt Chart, jaringan kerja proyek, diagram
CPM/PERT.
Gantt Chart tidak bisa secara eksplisit menunjukkan keterkaitan antar aktivitas dan bagaiman
satu aktivitas berakibat pada aktivitas lain bila waktunya terlambat atau dipercepat, sehingga
perlu dilakukan modifikasi terhadap Gantt Chart. Untuk itu dikembangkan teknik baru yang
bisa mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada pada Gantt Chart. Cara baru itu dikenal
sebagai jaringan kerja atau Network.

Pengertian PERT
 PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan
penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada di
dalam suatu proyek (Setianingrum, 2011).
 PERT juga merupakan suatu metode yang bertujuan untuk (semaksimal mungkin)
mengurangi adanya penundaan kegiatan (proyek, produksi, dan teknik) maupun
rintangan dan perbedaan-perbedaan, mengkoordinasikan dan menyelaraskan berbagai
bagian sebagai suatu keseluruhan pekerjaan dan mempercepat selesainya proyek-
proyek (Nurhayati, 2010).
Karakteristik PERT
Proyek yang kompleks menggunakan metode PERT (Program Evaluation Review
Technical), maka akan diketahui :

 Kapan proyek selesai


 Bagaimana urut-urutan pekerjaan, kapan mulainya dan kapan selesainya
 Pekerjaan mana yang paling lama
 Pekerjaan mana yang tertunda
 Pekerjaan mana yang dapat perhatian khusus
Perkiraan Waktu
Untuk setiap aktivitas, model biasanya mencakup tiga perkiraan waktu (Soeharto,
2002):

 Waktu Optimis, yaitu perkiraan waktu yang paling singkat bagi penyelesaian
aktivitas
 Waktu Perkiraan Paling Mungkin, waktu penyelesaian yang memiliki probabilitas
tertinggi (berbeda dengan : waktu yang diharapkan), dan
 Waktu Pesimis, yaitu waktu terpanjang yang mungkin diperlukan suatu kegiatan.
PERT “menimbang” ketiga perkiraan waktu ini untuk mendapatkan waktu kegiatan
yang diharapkan (expected time) dengan rumusan :

(Waktu Optimis + (4 x Waktu Perkiraan Paling Mungkin) + Waktu Pesimis )


6
Keterbatasan dan kelemahan diagram PERT
Keterbatasan dan kelemahan diagram PERT secara umum adalah bahwa perkiraan atas waktu
yang dibutuhkan bagi masing-masing kegiatan bersifat subyektif dan tergantung pada asumsi.
Sehingga secara umum PERT cenderung terlalu optimis
dalam menetapkan waktu penyelesaian sebuah proyek.

Bagan Jaringan
 Panah (arrow) yang diggunakan untuk mewakili suatu kegiatan
 Simpul atau (kode) digunakan untuk mewakili suatu kejadian
 Contoh
Keterangan:

 Kegiatan A dan B merupakan kegiatan Pendahuluan


 Kegiatan C dikerjakan setelah kegiatan A
 Kegiatan D dikerjakan setelah kegiatan B
 Kegiatan E dikerjakan setelah kegiatan C dan D
Aturan Diagram PERT
 Satu kegiatan hanya boleh diwakili satu anak panah

 Tidak ada 2 kegiatan yang ditunjukkan oleh ekor kejadian dan kepada kejadian
yang sama.

 Untuk mengatasi masalah seperti di atas dibuat kegiatan dummy : (tidak ada)

 Untuk menyakinkan hubungan urutan yang benar maka buat daftar pertanyaan :
 Kegiatan apa yang harus selesai terlebih dahulu sebelum kegiatan ini
dilakukan ?
 Kegiatan apa yang harus mengikuti kegiatan-kegiatan ini ?
 Kegiatan apa yang harus dikerjakan serentak ?
Contoh Diagram PERT
 Kegiatan A,B, C kegiatan bersama
 Kegiatan A mendahului kegiatan D
 Kegiatan B mendahului kegiatan E, F dan G
 Kegiatan C mendahului kegiatan G
 Kegiatan D dan E mendahului kegiatan H dan J
 Kegiatan F mendahului kegiatan I

Jalur kritis
 Jalur kritis adalah jalur yang menunjukkan kegiatan dari awal sampai dengan
akhir kegiatan pada diagram jaringan
 Kegiatan kritis adalah kegiatan yang apabila ditunda akan mempengaruhi
waktu penyelesaian proyek.
 Contoh

 Jalur A,D,H = 10 + 22 + 8 = 40
 Jalur A,D,J = 10 + 22 + 15 = 47
 Jalur B,E,H = 8 + 27 + 8 = 45
 Jalur B, E, J = 8 + 27 + 15 = 50 → Jalur kritis
 Jalur B,F,J = 8 + 27 + 20 = 35
 Jalur B,G,J = 8 + 15 + 15 = 35
 Jalur C,G,J = 12 + 15 + 15 = 42
Algoritma Untuk Jalur Kritis
Algoritma jalur kritis adalah untuk menentukan jalur kritis dilakukan dengan
menghitung waktu mulai tercepat (earliest start time) untuk masing-masing
kegiatan dan waktu selesai terlama (latest finish time).

Slack
 Slack : menunjukkan waktu kegiatan yang dapat ditunda tanpa
mempengaruhi total waktu penyelesaian dari seluruh proyek.
 Untuk menghitung besarnya slack masih diperlukan dua buah waktu lainnya yang
berhubungan dengan masing-masing kegiatan, yaitu waktu mulai terlama (latest
start time/LS) dan waktu selesai tercepat (earliest finish time/EF)
Kelebihan PERT
 PERT memiliki asumsi bahwa proyek yang akan dilaksanakan adalah baru,
 tidak ada contoh sebelumnya. Berdasarkan atas asumsi itu, maka orientasi dari
metode PERT adalah mengoptimalkan waktu penyelesaian proyek dan belum
menekankan soal minimisasi biaya. Oleh karena belum ada pengalaman sebelumnya,
maka waktu penyelesaian pekerjaan tertentu yang ada dalam proyek bersifat
probabilistik.
 PERT mencoba mengestimasi waktu aktivitas ini dengan formula. Bahkan,
PERT juga mencoba mencari suatu ukuran tentang variabilitas waktu
penyelesaian paling awal.
 PERT dapat bekerja dengan ketidakpastian melalui penggunaan waktu probabilitas
(Ma’arif, Syamsul Mohammad dan Tanjung, Hendri, 2003). Bila waktu
kegiatan individual acak, maka waktu proyek juga akan acak. Bila waktu kegiatan
tidak pasti, lintasan kritis pun bersifat acak. Hanya saja, karena bekerja dengan
ketidakpastian, maka lintasan kritis penyelesaian proyek pun menjadi tidak pasti.
Inilah gambaran dari metode PERT, yaitu risiko ketidakpastian.
 Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan seperti
menit, jam, hari, minggu atau bulan adalah unit umum yang biasa digunakan
waktuuntuk penyelesaian suatu kegiatan. Sebuah fitur yang membedakan PERT
adala kemampuannya untuk menghadapi ketidakpastian di masa penyelesaian kegiatan.

C. SKIL YANG DIBUTUHKAN DALAM MANAJEMN PROYEK


Untuk dapat mengimplementasikan kegiatan manajemen tersebut sesuai dengan fungsinya
masing-masing, maka diperlukan beberapa keahlian manajemen(managerial skills) yang
diperlukan oleh setiap orang yang terlibat dalam organsasi. Keahlian-keahlian tersebut
meliputi, sebagai berikut:
1.Keahlian teknis (technical skills) Keahlian yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan
spesifik tertentu, seperti mengoperasikan komputer, mendesain bangunan, membuat layout
perusahaan, dan lain sebagainya
2.Keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat (human relation skills)
Keahlian dalam memahami dan melakukan interaksi dengan berbagai jenis orang di
masyarakat.Contohnya adalah keahlian dalam bernegosiasi, memotivasi, meyakinkan orang,
dan lain sebagainya.
3.Keahlian konseptual (conceptual skills) Keahlian dalam berpikir secara abstrak, sistematis,
termasuk di dalamnya mendiagnosa dan menganalisis berbaga masalah dalam situasi yang
berbeda-beda, bahkan keahlian untuk memprediksi masa yang akan datang.
4.Keahlian dalam pengambilan keputusan (decision making skills Keahlian untuk
mengidentifikasi masalah sekaligus menawarkan berbagai alternative solusi atas
permasalahan yang dihadapi.
5.Keahlian dalam mengelola waktu (time management skills Keahlian dalam memanfaatkan
waktu secara efektif dan efisien. Beberapa keahlian lain yang juga diperlukan dalam
manajemen atau pengelolaan bisnis, jika dikaitkan dengan persaingan bisnis global.Di
antaranya, yaitu:
1.Keahlian dalam manajemen global (global management skills) Keahlian manajerial yang
tidak saja terfokus pada satu keadaan di Negara tertentu, akan tetapi juga lintas negara
bahkan lintas budaya.
2.Keahlian dalam hal teknologi(technological skills) Keahlian manajerial dalam mengikuti
dan menguasai berbagai perkembangan teknologi yang terjadi.
2.7 9 Area Pengetahuan Proyek
1. Project scope management
Project scope management apa yang bisa dilakukan dan aktivitas-aktivitas apa saja yang tidak
boleh dilakukan dalam menyelesaikan suatu proyek. Ø Proses pada ruang lingkup proyek: §
Inisiasi memulai proyek atau melanjutkan pada fase berikutnya § Perencenaan ruang lingkup
proyek § Pendefinisian ruang lingkup proyek § Membangun WBS § Verifikasi ruang lingkup
proyek § Kendali perubahan ruang lingkup proyek
2. Project time management
Project time management proyek dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan Ø Proses pada manajemen waktu: § Pendefinisian Kegiatan § Pengurutan
Kegiatan § Perkiraan Waktu Kegiatan § Pembuatan Jadwal § Pengendalian Jadwal
3.Project cost management
Project cost management adalah semua sumber daya yang harus dikorbankan untuk mencapai
tujuan spesifik atau untuk mendapat sesuatu sebagai gantinya Biaya pada umumnya diukur
dalam satuan keuangan seperti dollar, rupiah, dsb Manajemen Biaya Proyek termasuk di
dalamnya adalah proses yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa proyek dapat diselesaikan
sesuai dengan budget yang telah disepakati Ø Proses pada manajemen biaya: § Estimasi
biaya: Mengembangkan perkiraan atau estimasi biaya sumber daya yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan sebuah proyek § Penganggaran (Budgeting) Biaya: alokasi estimasi biaya
keseluruhan untuk item pekerjaan individu untuk menetapkan data dasar untuk mengukur
kinerja § Pengendalian Biaya: Pengendalian perubahan anggaran proyek
4.Project Human Resource Management
Project Human Resource Management proses mengorganisasikan dan mengelola atau
menempatkan orang-orang yang terlibat dalam proyek, sehingga orang tersebut dapat
dimanfaatkan potensinya secara efektif dan efisien.Sumber daya manusia dalam sebuah
proyek antara lain termasuk sponsor, pelanggan, anggota tim proyek, staf pendukung (jika
ada), supplier, dsb Ø Proses pada manajemen sumber daya manusia:
1.Perencanaan Sumber Daya Manusia mengidentifikasi dan mendokumentasikan perananan
seseorang dalam proyek, tanggung jawabnya dan bagaimana relasi pelaporan orang tersebut
dengan orang-orang lain dalam proyek
2.Akuisisi Tim Proyek usaha untuk mendapatkan sumber daya manusia sesuai kebutuhan
untuk menyelesaikan proyek
3. Membangun Tim Proyek Meningkatkan kompetensi dan interaksi anggota tim proyek, baik
secara individual maupu secara berkelompok untuk meningkatkan kinerja proyek
4.Mengelola Tim Proyek Memantau kinerja tim proyek dengan memberikan masukan atau
motivasi, solusi ataupun sekedar koordinasi dalam rangka meningkatkan kinerja proyek
5.Project Risk Management
Project Risk Management adalah proses sistematis untuk merencanakan, mengidentifikasi,
menganalisis, dan merespon risiko proyek. Tujuannya untuk meningkatkan peluang dan
dampak peristiwa positif, dan mengurangi peluang dan dampak peristiwa yang merugikan
proyek. Ø Proses pada manajemen resiko: § Perencanaan manajemen risiko § Identifikasi
risiko § Analisis risiko kualitatif dan kuantitatif § Perencanaan respon risiko § Pengendalian
dan monitoring risiko
6.
Project Communication Management
Project Communication Management adalah kompetensi yang harus dimiliki manajer proyek
dengan tujuan utama adalah agar adanya jaminan bahwa semua informasi mengenai proyek
akan sampai tepat pada waktunya, dibuat dengan tepat, dikumpulkan, dibagikan, disimpan
dan diatur dengan tepat pula Ø Proses pada manajemen komunikasi: § Perencanaan
Komunikasi (Communication Planning)mendefinisikan kebutuhan komunikasi dan informasi
di antara stakeholder sebuah proyek § Distribusi Informasi adalah proses yang dilakukan
untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan informasi pada waktu yang tepat bagi setiap
stakeholder § Pelaporan Kinerja proses mengumpulkan dan menyebarkan informasi kinerja
proyek, termasuk di dalamnya status reports, progress measurements, dan peramalan §
Mengelola stakeholders proses mengelola komunikasi untuk memenuhi kebutuhan dan
harapan stakeholder dan penyelesaian isu-isu yang terjadi
7.Project Quality Management
Project Quality Management adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang
menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi. Dalam rangka
mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan
ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan
management kualitas
8.Project Procurement Management
Project Procurement Management adalah proses memperoleh barang ataupun jasa dari pihak
di luar organisasi Manajemen Pengadaan adalah proses-proses yang dilakukan untuk
mendapatkan barang dan/atau jasa yang dibutuhkan sebuah proyek dari luar organisasi yang
“didukungnya”
Ø Proses pada manajemen pengadaan
1.Perencanaan pembelanjaan dan pengadaan ,proses menentukan apa yang dibutuhkan,
kapan dibutuhkan dan bagaimana proses pengadaannya. Dalam perencaan ini harus
diputuskan apa yang harus diambil dari luar, tipe kontrak dan menggambarkan kerja yang
harus dilakukan oleh distributor kelak
2.Perencanaan kontrak kerja sama ,proses menggambarkan kebutuhan produk atau servis
yang diperlukan, yang digambarkan dalam RFP, kriteria evaluasi dan SOW
3.Permintaan respon dari distributor ,proses memperoleh informasi, tanggapan, penawaran
atau proposal dari penjual
4.Memilih Distributor ,proses memilih suplier yang paling potensial melalui proses analisis
suplier potensial dan negosiasi
5.Administrasi kontrak kerja sama ,formalisasi pernyataan kerja sama
6.Penutupan Kontrak
9.Project Integration Management
Project Integration Management adalah tiang penyangga yangmempengaruhi dan dipengaruhi
oleh seluruh knowledge area dalam Manajemen ProyekManajemen Integrasi Proyek
melibatkan koordinasiseluruh knowledge area dalam project life cycle Manajemen Integrasi
Proyek, merupakan salah satukompetensi yang harus dimiliki oleh Manajer Proyek sebagai
kunci koordinasi sdm, rencana dan pekerjaan pekerjaan yang harus dilakukan selama proyek
berlangsung, serta pintu komunikasi antara proyek dengan op manajemen. Ø Proses pada
integrasi manajemen: § Membangun Project Charter Membangun Preliminary Scope
Statement Membangun Project Management Plan Mengarahkan dan mengelola ekseskusi
proyek Monitoring & Kontroling proyek Melakukan dan mengendalikan perubahan proyek
secara terintegrasi Menutup Proyek

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Manajemen merupakan sebuah proses terpadu dimana individu-individu sebagai bagian dari
organisasi yang dilibatkan untuk merencanakan, mengorganisasikan, menjalankan dan
mengendalikan aktifitas-aktifitas, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah
ditetapkan dan berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya waktu.

Untuk dapat mengimplementasikan kegiatan manajemen tersebut sesuai dengan fungsinya


masing-masing, maka diperlukan beberapa keahlian manajemen(managerial skills) yang
diperlukan oleh setiap orang yang terlibat dalam organsasi.

Ilmu untuk mengelola proyek disebut dengan manajemen proyek. Jadi manajemen proyek
adalah suatu aktivitas penerapan pengetahuan, keahlian, metodologi dan teknik
memanfaatkan sumberdaya untuk mengelola sebuah proyek untuk memenuhi harapan pihak-
pihak yang berkepentingan.

Area pengetahuan (Knowledge area) yang diperlukan dalam mengelola sebuah proyek,
terdapat delapan aspek pengetahuan yaitu manajemen ruang lingkup, manajemen kualitas,
manajemen waktu, manajemen biaya, manajemen komunikasi, manajemen sumberdaya
manusia, manajemen resiko dan manajemen pengadaan.
DAFTAR PUSTAKA
https://ilmumanajemenindustri.com/segitiga-manajemen-proyek-dan-tahapan-manajemen-proyek/
https://fairuzelsaid.wordpress.com/2009/11/24/anaslisis-sistem-informasi-gantt-chart/
https://www.academia.edu/31514657/MAKALAH_MANAJEMEN_PROYEK
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-gantt-chart-cara-membuat-gantt-chart/
https://fairuzelsaid.wordpress.com/2009/10/26/pasi-teknik-penjawalan-proyek-menggunakan-pert-
program-evaluation-and-review-technique/
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/11/pengertian-manajemen-proyek-tujuan-fungsi-ruang-
lingkup-tahapan-contoh.html#Fungsi_Manajemen_Proyek

Anda mungkin juga menyukai