Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SUCCESS BUSSINESS DECISION MAKING PROCESS


Dosen pengampu :
Jekti Rahayu S.E,MM.

Kelas : Manajemen F
Nama anggota kelompok :
1. Rohilatul Hasanah (1610411230)
2. Ellyn (1610411231)
3. Ilham Tita Ramadhan (1610411232)
4. Adam Yusuf Maksum (1610411233)
5. Zulfa Wafiroh (1610411236)
6. Finni Rizki Febriana (1610411237)
7. Riski Puji H (1610411238)
8. Rahmega Fachri (1610411239)
9. Olsa Delaveda (1610411223)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2018

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkat rahmat
dan karuniaNya yang diberikan kepada kita semua. Kami dapat menyusun makalah
Success Bussiness Decision Making Process. Dalam kesempatan ini kami sangat
berterimakasih, semoga apa yang kami susun, sekali lagi bisa bermanfaat. Sangat
disadari bahwa, makalah yang disusun ini jauh dari kata sempuma oleh sebab itu,
tidak ada salahnya apabila ada kritik dan saran, karena kritik dan saran itu dapat
membantu kami dalam menyusun makalah yang lebih bagus lagi dan bermanfaat.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Jember, Oktober 2018

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen adalah aktivitas yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,


pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya
yang dimiliki suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proyek
merupakan Suatu kegiatan sementara yang dilakukan atau yang berlangsung dalam
waktu terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk
menghasilkan produk (deliverable) yang kriterianya telah digariskan dengan jelas.
Semakin maju peradaban manusia, semakin cangih dan kompleks proyek
yang dikerjakan dengan melibatkan pengguna sumberdaya dalam bentuk tenaga
manusia, material dan dana yang jumlahnya bertambah besar. Diiringi pula dengan
semakin ketat kompetisi penyelenggaraan proyek untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat sehingga dibutuhkan cara pengelolaan, metoda serta teknik yang paling
baik sehingga pengunaan sumber daya benar-benar efektif dan efisien sehingga
dibutuhkan manajemen proyek. Dengan kata lain manajemen proyek tumbuh karena
dorongan mencari pendekatan penggelolaan yang sesuai dengan tuntutan dan sifat
kegiatan proyek, suatu kegiatan yang dinamis dan berbeda dengan kegiatan
operasional rutin. Manajemen Proyek berbeda dengan manajemen klaisik yang
berhasil menggelola kegiatan operasional. Hal ini karena beberapa prilaku proyek
yang penuh dinamika dan adanya perubahan cepat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa sajakah Kriteria Keberhasilan Proyek?
2. Apa sajakah Indikator Kinerja Utama?
3. Apa sajakah Faktor Sukses?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui Kriteria Keberhasilan Proyek


2. Untuk mengetahui Indikator Kinerja Utama
3. Untuk mengetahui Faktor Sukses

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Manajemen Proyek

 Pengertian manajemen secara umum adalah suatu proses yang terdiri dari
rangkaian kegiatan seperti: perencanaan (planning), pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya melalui pemanfaatan berbagai macam sumber
daya.

 Menurut DI Cleland dan Wr. King (1987), proyek merupakan gabungan dari
berbagai sumber daya yang dihimpun dalam organisasi sementara untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.

Jadi, manajemen proyek adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan
juga ketrampilan, cara teknis yang terbaik serta dengan sumber data yang terbatas
untuk mencapai sasaran atau tujuan yang sudah ditentukan agar mendapatkan hasil
yang optimal dalam hal kinerja, waktu, mutu dan keselamatan kerja.

(Sumber:http://nurikaningrum.blog.st3telkom.ac.id/2016/01/05/makalah-manajemen-
proyek/ diakses pada tanggal 27 Oktober 2018 pukul 19.00 WIB)

2.1 Kriteria Keberhasilan Proyek

Kriteria Sukses
Kriteria keberhasilan 'Besi Segitiga' - biaya, waktu dan kualitas. (Atkinson,
1999, P338) Atkinson melanjutkan bahwa "sebagai suatu disiplin, manajemen proyek
belum benar-benar berubah atau dikembangkan kriteria keberhasilan pengukuran
dalam hampir 50 tahun". Perubahan utama adalah penambahan tujuan kualitatif
daripada kuantitatif, yaitu manfaat bahwa kelompok orang yang berbeda dapat
menerima dari proyek tersebut. Imbalan ini dilihat dari dua perspektif, satu dari
tampilan organisasi dan salah satu dari tampilan stakeholder.

Salah satu sudut "Square root", manfaat organisasi, menarik banyak perhatian
karena itu penting dan itu dianalisa lebih lanjut. Kerzner (2001, p6) menyarankan tiga
kriteria dari perspektif organisasi dalam rangka untuk proyek yang akan sukses. Yang
pertama adalah bahwa hal itu harus dilengkapi "dengan minimum atau disetujui
bersama perubahan ruang lingkup", meskipun para stakeholder selalu memiliki
pandangan yang berbeda tentang hasil proyek '(Maylor, 2005, p288).
Kedua, "tanpa mengganggu alur kerja utama organisasi" karena proyek ini untuk
membantu operasi sehari-hari organisasi dan mencoba untuk membuat mereka lebih
efisien dan efektif. Akhirnya, harus diselesaikan "tanpa mengubah budaya
perusahaan" meskipun proyek tersebut "hampir secara eksklusif terkait dengan
perubahan - dengan merobohkan yang lama dan membangun yang baru" (Baguley,
1995, p8). Tugas utama Seorang manajer proyek adalah untuk memastikan bahwa ia
memberikan perubahan hanya apabila diperlukan, kalau tidak, ia pasti akan
menemukan resistensi yang kuat dari hampir semua departemen organisasi (Kerzner,
2001, p158) yang akhirnya dapat menyebabkan kegagalan proyek.

Pendekatan yang lebih terstruktur untuk keberhasilan proyek adalah pengelompokan


kriteria ke kategori.Wideman (1996, p3-4) menjelaskan empat kelompok, semuanya
bergantung waktu: "Tujuan proyek internal (efisiensi selama proyek), manfaat bagi
pelanggan (efektivitas dalam jangka pendek), kontribusi langsung (dalam jangka
menengah) dan masa depan peluang (dalam jangka panjang) ". Karakterisasi 'waktu
tergantung' didasarkan pada kenyataan bahwa keberhasilan bervariasi dengan waktu.

2.2 Indikator Kinerja Utama


Jenis-Jenis Indikator Kinerja yaitu:
1. Indikator Input: gambaran mengenai sumberdaya yang digunakan untuk
menghasilkan output dan outcome (kuantitas, kualitas, dan kehematan)
2. Indikator Process: gambaran mengenai langkah-langkah yang dilaksanakan
dalam menghasilkan barang atau jasa (frekuensi proses, ketaatan terhadap
jadwal, dan ketaatan terhadap ketentuan/standar).
3. Indikator Output: gambaran mengenai output dalam bentuk barang atau jasa
yang dihasilkan dari suatu kegiatan (kuantitas, kualitas, dan efisiensi)
4. Indikator Outcome: gambaran mengenai hasil aktual atau yang diharapkan
dari barang atau jasa yang dihasilkan (peningkatan kuantitas, perbaikan
proses, peningkatan efisiensi, peningkatan kualitas, perubahan perilaku,
peningkatan efektivitas, dan peningkatan pendapatan)
5. Indikator Dampak: gambaran mengenai akibat langsung atau tidak langsung
dari tercapainya tujuan. Indikator dampak adalah indikator outcome pada
tingkat yang lebih tinggi hingga ultimate.

Type Indikator Kinerja:


1. Kualitatif: menggunakan skala (misal: baik, cukup, kurang)
2. Kuantitatif absolut: menggunakan angka absolut (misal: 30 orang, 80 unit)
3. Persentase: menggunakan perbandingan angka absolut dari yg diukur dg
populasinya (misal: 50%, 100%)
4. Rasio: membandingkan angka absolut dengan angka absolut lain yang terkait
(misal: rasio jumlah guru dibandingkan jumlah murid)
5. Rata-rata: angka rata-rata dari suatu populasi atau total kejadian (misal: rata-
rata biaya pelatihan per peserta dalam suatu diklat)
6. Indeks: angka patokan dari beberapa variabel kejadian berdasarkan suatu
rumus tertentu (misal: indeks harga saham, indeks pembangunan manusia)

Langkah Penetepan Indikator Kinerja Utama:


1. Tahap Pertama, Klarifikasi apa yang menjadi kinerja utama, pernyataan hasil
(result statement) atau tujuan/sasaran yang ingin dicapai.
2. Tahap kedua, Menyusun daftar awal Indikator Kinerja Utama yang mungkin
dapat digunakan.
3. Tahap Ketiga, Melakukan penilaian setiap Indikator Kinerja Utama yang
terdapat dalam daftar awal indikator kinerja
4. Tahap keempat, Memilih Indikator Kinerja Utama

(Sumber:http://perencanaan.ipdn.ac.id/kajian-perencanaan / kajian perencanaan /


indikator kinerja utama diakses pada tanggal 27 Oktober 2018 pukul 19.00 WIB)

2.3 Faktor Sukses


Belassi & Tukel (1996, p144) diklasifikasikan faktor-faktor dalam 5
kelompok yang berbeda sesuai dengan unsur mana mereka berhubungan dengan:

1. Manajer proyek
Dalam laporan CHAOS 2001 (The Standish Group International, 2001, p6),
bisnis, komunikasi, responsif, proses, hasil, operasional, realisme dan keterampilan
teknologi yang disebutkan sebagai beberapa keterampilan yang paling penting
seorang manajer proyek harus memiliki untuk memberikan keberhasilan. Turner dan
Muller (2005, p59) telah menyimpulkan bahwa "gaya kepemimpinan dan kompetensi
dari manajer proyek tidak berdampak pada keberhasilan proyek".

2. Tim proyek
tim proyek yang baik dengan keterampilan inti yang bisa berevolusi untuk
kompetensi inti dan kemampuan untuk seluruh organisasi. Semua anggota tim proyek
harus berkomitmen untuk keberhasilan proyek dan misi perusahaan secara
keseluruhan. Selain keterampilan dan komitmen, proyek anggota tim harus memiliki
saluran komunikasi yang jelas untuk mengakses "baik manajer fungsional dan
manajer proyek dalam organisasi matriks manajemen efektif pelaporan ganda ini
sering merupakan faktor kritis kesuksesan proyek." (PMBOK Guide , 2004, p215).

3. Proyek itu sendiri


Jenis proyek menggaris bawahi beberapa faktor yang penting untuk
kesuksesan. Sebagai contoh, jika sebuah proyek mendesak, faktor penting dalam
kasus itu adalah waktu. Stadion Wembley diharapkan akan beroperasi penuh karena
Mei 2006 Piala FA Final dan itu adalah target utama. Namun, kenaikan biaya "yang
telah dilemparkan perhitungan pengelolaan keluar dari keteraturan" (Evans, 2005)
bukan masalah besar pada waktu itu. Ukuran, nilai proyek dan itu keunikan kegiatan
bisa menjadi teka-teki bagi manajer proyek yang digunakan untuk perencanaan dan
mengkoordinasikan kegiatan umum dan sederhana (Belassi & Tukel, 1996, p144).

4. Organisasi
Dukungan manajemen puncak merupakan faktor kesuksesan utama bagi
banyak kelompok penelitian independen (Tukel & Rom, 1998, p48) (CHAOS Report,
2001, p4) (Cleland & Irlandia, 2002, p210) (Tinnirello, 2002, p14), bahwa proyek
tidak bisa menyelesaikan berhasil kecuali manajer proyek mengamankan dukungan
benar dari manajemen senior atau operasional.

5. Lingkungan eksternal
Lingkungan eksternal dapat menjadi, politik ekonomi, sosial-budaya dan
teknologi (PEST) konteks di mana proyek ini dijalankan. Faktor-faktor seperti cuaca,
kecelakaan kerja atau peraturan pemerintah menguntungkan atau tidak
menguntungkan dapat mempengaruhi proyek dalam semua fasa-fasanya. "Perhatikan
bahwa jika klien berasal dari luar organisasi, ia juga harus dipertimbangkan sebagai
faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja proyek" (Belassi & Tukel, 1996, p145).

Terdapat tiga hal besar, untuk menciptakan berlangsungnya suatu proyek, yaitu :

1. Perencanaan

Agar dapat mencapai suatu tujuan, proyek perlu suatu perencanaan yang
terencana dengan baik. Dengan cara memberikan sasaran dan tujuan proyek sekaligus
membuat administrasi dan program, supaya dapat diterapkan. Dengan tujuan, untuk
memenuhi segala syarat yang ditentukan dalam batasan waktu, termasuk biaya, mutu
dan keselamatan kerja. Perencanaan suatu proyek dikerjakan dengan cara melakukan
studi kelayakan, rekayasa nilai, perencanaan dalam lingkup manajemen
proyek (didalamnya termasuk waktu, biaya, mutu, sumberdaya, keselamatan kerja
dan kesehatan, lingkungan, sistem informasi dan resiko).

2. Penjadwalan
Penjadwalan Manajemen Proyek merupakan penerapan dari perencanaan
dengan memberikan pengetahuan tentang jadwal rencana serta kemajuan proyek, dan
mencakup semua sumber daya ada, termasuk biaya, peralatan, tenaga kerja, material
dan tepat waktu dalam menyelesaikan proyek. Penjadwalan proyek dilakukan dengan
mengamati perkembangan proyek dengan bermacam permasalahannya. Proses
pengawasan dan memperbarui selalu dikerjakan untuk menghasilkan penjadwalan
yang benar, supaya sesuai dengan tujuan proyek. Ada beberapa cara untuk membuat
penjadwalan proyek, yaitu Penjadwalan Linear (diagram Vektor), Kurva S
(hanumm Curve), Network Planning, Time Barchart dan durasi kerja. Apabila terjadi
kesalahan dan penyimpangan terhadap awal rencana, maka dilakukan tindakan
koreksi dan evaluasi terhadap proyek, supaya tetap berjalan pada dijalur yang benar.

3. Pengendalian dan Manajemen Proyek

Tujuan utama dari proyek dengan mengurangi atau menghilangkan segala


bentuk penyimpangan yang mungkin bisa terjadi selama pengerjaan pembangunan
proyek. Tujuan dari pengendalian proyek adalah memberdayakan seluruh waktu,
mutu, biaya proyek dan keselamatan kerja terjaga, serta mempunyai kriteria tepat
sebagai tolak ukur. Seluruh kegiatan yang dikerjakan selama proses pengendalian
adalah pemeriksaan, pengawasan dan koreksi ulang terhadap proyek selama proses
pelaksanaan.

Jadi, Manajemen proyek yang baik adalah cara mengelola dan mengorganisir
berbagai aset, sumber daya manusia, waktu serta kualitas pekerjaan proyek, sehingga
proyek menghasilkan kualitas yang maksimal dalam waktu yang sudah direncanakan
serta memberikan efek kesejahteraan bagi karyawan. Didalam sebuah proyek
dibutuhkan sebuah organisasi yang bagus sehingga masing-masing personil dapat
melaksanakan pekerjaanya dengan baik sesuai tenggung jawabnya masing-masing
tanpa mendapat tekanan dari atasan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

kriteria keberhasilan adalah standar yang proyek akan dinilai, sedangkan


faktor kesuksesan adalah fakta yang membentuk hasil proyek. Kriteria keberhasilan
telah berubah jauh melalui waktu dan pindah dari melihat segitiga besi klasik waktu,
biaya dan kualitas dengan kerangka kerja yang lebih luas yang meliputi manfaat bagi
organisasi dan kepuasan pengguna. Kerangka tambahan untuk menangkap
keberhasilan kriteria yang tergantung pada waktu itu juga dijelaskan. Adapun faktor-
faktor kesuksesan, mereka dikelompokkan menjadi lima yang berbeda dan pandangan
sastra menemukan bertentangan pada masalah bagaimana penting seorang manajer
proyek adalah keberhasilan akhir proyek. Sebuah faktor umum disebutkan oleh
banyak penulis adalah dukungan manajemen senior untuk proyek ini dan diakui
sebagai salah satu faktor yang paling penting dari semua. Kesimpulannya, definisi
awal kriteria keberhasilan dapat memastikan pandangan yang tak perlu dari
bagaimana proyek akan dinilai dan deteksi dini faktor keberhasilan akan menjamin
jalan aman untuk memberikan keberhasilan.

Studi Kasus
Identifikasi CRITICAL SUCCESS FACTORS Pada
PT.TEKOM INDONESIA

A. Latar belakang
Sebelum menginjak pada Sistem Informasi Eksekutif dan definisi SIM, pada sub
bab ini akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian sistem dan informasi. Sistem
adalah suatu keseluruhan yang terdiri dari sejumlah variabel yang berinteraksi. Suatu
sistem pada dasarnya adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang
berhubungan satu sama lain dan prosedur-prosedur yang berkaitan yang
melaksanakan dan memudahkan pelaksanaan kegiaan utama dari suatu organisasi
(Prof. Komarudin).Informasi adalah data yang sudah diolah yang memberikan arti
dan manfaat, data ini dipergunakan untuk bahan keputusan manajemen sebagai
alat keterangan yang pasti untuk membuat kesimpulan.
PT. TELKOM, Tbk adalah Suatu Badan Milik Negara (BUMN) yang bergerak
dalam bidang jasa Telekomunikasi. PT. TELKOM menyediakan sarana dan jasa
layanan Telekomunikasi dan Informasi kepada masyarakat luas sampai kepelosok
daerah di seluruh Indonesia.
Visi PT. Telkom Indonesia menjadi perusahaan yang
unggul dalam penyelenggaraan Telecommunication, Information,
Media, Edutainment dan Services (“TIMES”) di kawasan regional. Misi PT. Telkom
Indonesia menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga yang
kompetitif dan menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.

B. Pembahasan
1. Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Beberapa pengertian SIM :
a. Menurut Azhar Susanto (2003:73) : SIM adalah kumpulan dari subsistem-
subsistem yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis
untuk mencapai suatu tujuan, yaitu mengolah data menjadi suatu informasi
yang diperlukan oleh manajemen dalam proses pengambilan keputuasan
saat melaksanakan fungsinya.
b. Menurut The Encyclopedia of Management : Management Information System
(MIS) are planned and orginazed approach to supplying executives with the
intelligence aids that facilitate themanagerial process.
c. Menurut McLeod dan Schell : SIM didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis
komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan
yang serupa.
d. Raymond McLeod Jr (1996:54) : SIM adalah sebagai sesuatu sistem berbasis
komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan
serupa. Output informasi digunakan oleh manajer maupun non manajer
dalamperusahaan untuk membuat keputusan dalam memecahkan masalah.
e. Komaruddin dalam Effendy (1989:111) : SIM adalah pendekatan yang terorganisir
dan terencana untuk memberikan eksekutif bantuan informasi yang tepat, yang
memberikan kemudahan bagi proses manajemen

2. Sistem Informasi Eksekutif


Dalam tahun 1970-an system penunjang keputusan (DSS) telah memberikan
bantuan untuk tugas pembuatan keputusan spesifik. DSS bisa digunakan oleh
personel diorganisasi secara keseluruhan, tapi biasanya hanya digunakan oleh
personel di organisasi secara keseluruhan, tapi biasanya hanya digunakan oleh staff
dan manajer menengah dan bawah. Karena beberapa alasan dukungan yang diberikan
DSS kepada eksekutif hanyalah sedikit, maka dalam pengembangannya muncullah
Sistem Informasi Eksekutif (EIS) atau Sistem Penunjang Eksekutif (ESS).
Sistem terkomputerisasi yang memberi eksekutif akses yang mudah keinformasi
internal dan eksternal yang relevan dengan faktor keberhasilan kebutuhannya. Suatu
bagian yang menyediakan informasi bagi eksekutif mengenai kinerjakeseluruhan
perusahaan. Dalam membangun EIS para eksekutif menggunakan beberapa konsep
dasar yang bertujuan memungkinkan para eksekutif dapat memantau seberapa
baiknya kinerja perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Sistem Informasi Eksekutif (EIS) adalah satu jenis dari manajemen informasi
sistem dimaksud untuk memudahkan dan mendukung keterangan danpembuatan
keputusan kebutuhan dari eksekutif senior dengan menyediakan kemudahan akses
terhadap keduanya internal dan eksternal keterangan relevan untuk bertemu gol
strategi dari organisasi. Ini biasanya dipertimbangkan sebagaisatu bentuk
dikhususkan dari satu sistem mendukung keputusan (DSS).
Penekanan dari EIS berada di atas peraga grafis dan mudah untuk pergunakan
interface pemakaian. Mereka menawarkan laporan kuat dan drilbawah kemampuan.
Pada umumnya, EIS adalah perusahaan lebar DSS untuk menolong eksekutif
tertinggi teliti, bandingkan, dan soroti kecenderungannyapada penting variable
sehingga bahwa mereka dapat memonitor kinerja dan mengidentifikasi kesempatan
dan masalah. EIS dan penggudangan data teknologisedang memusat pada pasar.Pada
tahun terbaru, masa EIS yang telah kehilangan ketenaran disokongdari intelegen
bisnis (dengan area sub dari laporan, analitik, dan papan peralatandigital).
3. Tujuan EIS
Secara umum, Sistem Informasi Eksekutif dikembangkan seperti mainframe
program berbasis komputer. Tujuannya adalah untuk melindungi sekumpulan data
dan untuk menyediakan kinerja penjualan atau statistik riset pemasaran untuk
membuat keputusan, seperti halnya petugas keuangan, direktur pemasaran, dan
petugas eksekutif pemimpin. Obyektif adalah untuk mengembangkan aplikasi
komputer itu akan menyoroti keterangan untuk memuaskan kebutuhan eksekutif
senior. Secara khas, sebuah EIS menyediakan data hanya perlu untuk mendukung
keputusan level eksekutif dari pada data bagi seluruh perusahaan

4. Pengertian CSF
Dalam manajemen strategi, perusahaan akan memperhatikan faktor-faktor yang
akan menentukan keberhasilan implementasi strategi perusahaan. Inilah yang disebut
CSF atau Critical Success Factor. Jadi CSF atau Critical Success Factor ini
merupakan istilah dalam manajemen yang menunjukkan hal-hal yang diperlukan
perusahannya agar dapat mencapai visi misi perusahaan.
Dalam menentukan CSF ini perusahaan perlu mempertimbangkan situasi pasar,
situasi persaingan, kesempatan, sumber daya fisik perusahaan, sumber daya manusia
perusahaan, kelebihan dan kekurangan perusahaan. Supaya penentuan Crtical
Success Factor ini akurat maka perusahaan perlu memahami dengan seksama hal-hal
tersebut.
Kegagalan memahami situasi pasar, situasi persaingan, kesempatan, sumber daya
fisik perusahaan, sumber daya manusia perusahaan, kelebihan dan kekurangan
perusahaan akan menyebabkan pembuatan Critical Success Factor yang salah.
Kegagalan membuat CSF yang tepat dapat dipastikan akan menghasilkan kegagalan
perusahaan karena perusahaan kemungkinan mengalami kesulitan dalam
berkompetisi ataupun juga menang kompetisi tetapi mengalami kerugian secara
keuangan. Peranan CSF dalam perancangan strategis yaitu sebagai penghubung
antara strategi bisnis organisasi dengan strategi sistem informasinya, memfokuskan
proses perencanaan strategis sistem informasi pada area yang strategis,
memprioritaskan usulan aplikasi sistem informasi dan mengevaluasi sistem informasi.

5. Manfaat Analisa CSF


Menurut Ward dan Peppard (2002), manfaat analisa CSF adalah sebagai berikut :
a. Teknik yang paling efektif
Analisa CSF merupakan teknik yang paling efektif yang melibatkan manajemen
dalam mengembangkan strategi sistem informasi. Secara keseluruhan, CSF telah
mengakar atau terikat kuat pada bisnis dan memberikan solusi yang menjanjikan bagi
para manager dalam menggunakan sistem informasi yang disesuaikan dengan
pencapaian tujuan perusahaan melalui faktor-faktor penentu keberhasilan.

b. Berkolerasi dengan tujuan pembuatan Sistem Informasi


Analisa CSF menghubungkan sebuah Sistem Informasi yang akan
diimplementasikan dengan tujuan pembuatan Sistem Informasi itu sendiri. Dengan
demikian, Sistem Informasi dapat dibuat sejalan dengan strategi bisnis perusahaan

c. Perantara Informasi yang baik


Dalam wawancara dengan manajemen senior, analisa CSF dapat menjadi
perantara yang baik dalam mengetahui informasi apa yang diperlukan oleh setiap
individu yang memiliki keterkaitan dengan bisnis atau proyek yang sedang di
lakukan.

d. Prioritas potensi investasi modal


Dengan menyediakan suatu hubungan antara kebutuhan informasi dengan CSF,
CSF memegang peranan penting dalam memprioritaskan investasi modal yang
potensial.

e. Mengoptimalkan konsentrasi penyelesaian masalah-masalah penting


Pada saat strategi bisnis tidak berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan, analisa
CSF membantu memfokuskan manajemen untuk menyelesaikan masalah-masalah
tertentu yang penting dan memiliki prioritas paling tinggi untuk diselesaikan.
f. Mempermudah Identifikasi proses
Apabila analisa CSF digunakan sejalan dengan Analisa Value Chain, analisa CSF
sangat berguna untuk mengidentifikasi proses yang paling kritis, serta memberikan
fokus pada pencapaian tujuan melalui aksi-aksi atau proses yang paling tepat untuk
dilaksanakan.
g. Memberikan Gambaran lengkap tentang informasi
Memungkinkan pihak manajemen puncak untuk memperoleh gambaran yang
lengkap mengenai sasaran, fungsi, informasi, faktor sukses kritikal, dan struktur
organisasi dari perusahaan.

6. Karateristik CSF
1. Internal : Action
yang akan diambil di dalam organisasi. Contoh : meningkatkan kualitas produk
2. Eksternal : Berhubungan dengan faktor di luar perusahaan
3. Monitoring : Melibatkan penelitian dengan situasi saat ini. Contoh : monitoring
quantity of defect report
4. Building : Berhubungan dengan perubahan perusahaan dan perencanaan masa
depan.

C. Kesimpulan
Sistem adalah suatu keseluruhan yang terdiri dari sejumlah variabel
yang berinteraksi. Informasi adalah data yang sudah diolah yang memberikan arti
dan manfaat, data ini dipergunakan untuk bahan keputusan manajemen sebagai
alat keterangan yang pasti untuk membuat kesimpulan. Menurut Azhar Susanto
(2003:73) : SIM adalah kumpulan dari subsistem-subsistem yang saling berhubungan
satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai suatu tujuan, yaitu
mengolah data menjadi suatu informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam
proses pengambilan keputuasan saat melaksanakan fungsinya.
Sistem Informasi Eksekutif (EIS) adalah satu jenis dari manajemen informasi
sistem dimaksud untuk memudahkan dan mendukung keterangan danpembuatan
keputusan kebutuhan dari eksekutif senior dengan menyediakan kemudahan akses
terhadap keduanya internal dan eksternal keterangan relevan untuk bertemu gol
strategi dari organisasi. Ini biasanya dipertimbangkan sebagaisatu bentuk
dikhususkan dari satu sistem mendukung keputusan (DSS). CSF atau Critical Success
Factor ini merupakan istilah dalam manajemen yang menunjukkan hal-hal yang
diperlukan perusahannya agar dapat mencapai visi misi perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

http://ianharuno.blogspot.com/2010/09/analisis-kriteria-keberhasilan-proyek.html
diakses pada tanggal 27 Oktober 2018 pukul 19.00 WIB
http://nurikaningrum.blog.st3telkom.ac.id/2016/01/05/makalah-manajemen-proyek/
diakses pada tanggal 27 Oktober 2018 pukul 19.00 WIB

http://perencanaan.ipdn.ac.id/kajian-perencanaan / kajian perencanaan / indikator


kinerja utama 27 Oktober 2018 pukul 19.00 WIB

http://melindafetaforapascasarjana.blogspot.com/2017/03/tugas-5-csf-eis.html

Anda mungkin juga menyukai