Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK


Dosen Pengampu:

Dr. Alfin Hikmaturokhman, ST., MT.

Disusun Oleh:

Nama : Galuh Dwi Azzahra

NIM : 21101098

Kelas : S1TT 09 D

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

FAKULTAS TEKNIK TELEKOMUNIKASI DAN ELEKTRO

INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

2023
DEFINISI MANAJEMEN DAN PROYEK

Manajemen berasal dari kata to manage, yang berarti mengelola. Namun secara
konseptual manajemen berarti suatu kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen, dengan memberdayakan sumber
daya manajemen dalam rangka mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.
Proyek ialah suatu rangkaian kegiatan yang bersifat khusus untuk mencapai hasil yang
bersifat khusus pula. Sifat yang serba khusus itu mengakibatkan bilamana sesuatu hasil
yang diinginkan tersebut telah tercapai, maka rangkaian kegiatan itu juga dihentikan,
dan dalam jangka waktu pendek kegiatan semacam itu tidak akan dilakukan lagi.
Dengan demikian manajemen proyek berarti pengelolaan secara efektif dan efisien
suatu rangkaian kegiatan khusus untuk mencapai hasil yang bersifat khusus pula.

MANFAAT MANAJEMEN PROYEK

Tujuan/Manfaat Manajemen Proyek yaitu:

1. Efisiensi, baik dari segi biaya, sumber daya maupun waktu.


2. Kontrol terhadap proyek lebih baik, sehingga proyek bisa sesuai dengan
scope, biaya, sumber daya dan waktu yang telah ditentukan.
3. Meningkatkan kualitas.
4. Meningkatkan produktifitas.
5. Bisa menekan risiko yang timbul sekecil mungkin.
6. Koordinasi internal yang lebih baik.
7. Meningkatkan semangat, tanggung jawab serta loyalitas tim terhadap
proyek, yaitu dengan penugasan yang jelas kepada masing-masing anggota
tim.

Dengan demikian Tujuan dari manajemen proyek adalah untuk dapat


mengelola fungsi-fungsi manajemen hingga diperoleh hasil optimum sesuai dengan
persyaratan yang ada dan telah ditetapkan serta untuk dapat mengelola sumber daya
yang seefisien dan seefektif mungkin [1].
PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK

Pentingnya Manajemen Proyek, sebagaimana didefinisikan didalam A Guideto


the Project Body of Knowledge (PMBOK Guide) yang dirilis oleh Project Management
Institute (PMI), adalah usaha bersifat sementara yang dilakukan untuk menciptakan
produk yang unik, layanan, atau hasil. Definisi tersebut diperjelas dengan karakteristik
proyek ,diantaranya menghasilkan sesuatu yang unik, terdiri dari kegiatan yang saling
terkait, menghasilkan deliverables berkualitas, melibatkan beberapa sumber daya, dan
didorong oleh kendala keterbatasan.

Dalam empat dekade terkini, manajemen proyek telah menjadi sebuah tema
penting bagi organisasi yang mengedepankan pengelolaan proses bisnisnya secara
profesional dan modern. Fenomena ini disadari oleh organisasi berskala besar maupun
kecil; pemerintah maupun swasta.Perkembangan organisasi yang terus bergerak maju
mengikuti perkembangan zaman berdampak pada munculnya gagasan pengembangan
aneka produk unggulan organisasi yang dikelola pada level proyek, program, dan
portofolio.

Di organisasi manapun, termasuk Direktorat Jenderal Pajak DJP, perubahan


situasi dan kondisi yang dinamis kerap memicu permasalahan di dalam pengelolaan
proyek maupun program. Permasalahan yang terjadi kerap mengerucut pada
pernyataan yang terlihat klise dan terdengar familiar dikalangan pengelola proyek
maupun program. Pengelola proyek merasa bahwa proyek yang mereka kerjakan kerap
kali menghadapi “tembok tebal” berupa keterbatasan anggaran, waktu penyelesaian,
dan ketersediaan sumber daya manusia (SDM). Sementara disisilain, tingginya
ekspektasi pemangku kepentingan dan rentetan risiko maupun permasalahan, baik
yang teridentifikasi ataupun tidak, siap meletup kapan saja. Terkadang tanpa
peringatan dini dan tak terprediksi. Kualitas, globalisasi, dan kecepatan. Ketiganya
merupakan fokus organisasi di seluruh dunia yang masing-masing pernah mengemuka
di era 1980-an, 1990-an, dan 2000-an. Saat ini, untuk menjadi organisasi yang terdepan
dalam inovasidan mengutamakan kepuasan pelanggan, organisasi dituntut untuk
mengembangkan produk yang menghasilkan nilai tambah dimata pelanggan. Dengan
skenario ini, manajemen proyek menjadi alat yang sangat penting dan kuat ditangan
organisasi yang memahami kebutuhan penggunaannya dan memiliki kompetensi untuk
menerapkannya [2].

PEMBATAS-PEMBATAS DALAM PELAKSANAAN PROYEK

Faktor pembatas dalam lingkup manajemen proyek diantaranya yaitu ruang


lingkup, waktu, dan biaya (scope, schedule, cost). Masing-masing factor pembatas
tersebut dijelaskan seperti dibawah ini (Heryanto, 2016).

Pada ruang lingkup dibahas mengenai jenis dan sejauh mana batasan yang ada
pada sebuah proyek ditentukan. Ruang lingkup sangat diperlukan pada suatu proyek,
karena hal ini akan memberi dampak pada faktor proyek lainnya, terutama yang
menyangkut biaya dan waktu pengerjaan proyek. Semakin besar ruang lingkup, maka
secara umum akan makin bertambah waktu pengerjaan dan biaya yang harus
dikeluarkan.

Waktu adalah suatu komponen yang menjadi target utama dalam suatu proyek,
bagaimana kita menentukan lamanya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
sebuah proyek. Komponen waktu sangat berarti, terutama pada saat aktivitas yang
memang krusial. Terkadang suatu proyek dipaksa untuk selesai pada waktu tertentu,
walaupu berdampak pada membengkaknya biaya.

Biaya adalah suatu faktor atau komponen utama proyek yang menentukan
seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan untuk sebuah proyek. Faktor biaya sangat
dipengaruhi oleh faktor ruang lingkup dan waktu. Secara umum, semakin besar ruang
lingkup dan lama waktu, maka akan semakin besar pula biaya suatu proyek.

Optimasi triple constraints (scope, schedule, dan cost) sangat diperlukan untuk
mencapai sebuah target. Untuk mencapai kualitas dari suatu target tertentu, maka
optimasi ketiga komponen tersebut sangat diperlukan. Jika triple constraints ditambah
dengan kualitas (quality), maka akan lebih baik proses optimasinya (Heryanto, 2016).
KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PROYEK

Keberhasilan suatu proyek sangat bergantung pada saat menentukan pilihan


metodologi manajemen proyek yang baik. Pemilihan metodologi ini dilakukan pada
saat awal sebelum proyek mulai. Tidak ada jaminan pada proyek apapun, bahkan
aktivitas yang paling sederhana dapat mengalami masalah tak terduga. Kapan saja ada
sesuatu yang mungkin terjadi pada proyek dan akan mengubah hasil dari kegiatan
proyek. Suatu proyek pasti mempunyai risiko, yang utama adalah kegagalan proyek,
baik dalam mencapai tujuan ataupun memenuhi kriteria batasan proyek (ruang lingkup,
waktu, biaya, kualitas). Bagaimana mengelola manajemen risiko sehingga proyek bisa
diselesaikan sesuai dengan ruang lingkup dan jadwal yang telah ditentukan, anggaran
biaya yang telah disepakati, serta kualitas yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan pada awal proyek [3].

MACAM-MACAM PROYEK

Menurut Soeharto (1999), proyek dapat dikelompokkan menjadi [4]:

1. Proyek Engineering-Konstruksi
Terdiri dari pengkajian kelayakan, desain engineering, pengadaan, dan
konstruksi.
2. Proyek Engineering-Manufaktur
Dimaksudkan untuk membuat produk baru, meliputi pengembangan
produk, manufaktur, perakitan, uji coba fungsi dan operasi produk yang
dihasilkan.
3. Proyek Penelitian dan Pengembangan
Bertujuan untuk melakukan penelitian dan pengembangan dalam
rangka menghasilkan produk tertentu.
4. Proyek Pelayanan Manajemen
Proyek pelayanan manajemen tidak memberikan hasil dalam bentuk
fisik, tetapi laporan akhir, misalnya merancang sistem informasi
manajemen.
5. Proyek Kapital
Proyek kapital merupakan proyek yang berkaitan dengan penggunaan
dana kapital untuk investasi.
6. Proyek Radio-Telekomunikasi
Bertujuan untuk membangun jaringan telekomunikasi yang dapat
menjangkau area yang luas dengan biaya minimal.
7. Proyek Konservasi Bio-Diversity
Proyek konservasi bio-diversity merupakan proyek yang berkaitan
dengan usaha pelestarian lingkungan.

STAKEHOLDER PROYEK

Stakeholder Proyek adalah pihak-pihak, individu ataupun oerganisasi yang


secara aktif terlibat dalam proyek atau yang mempunyai interest yang terpengaruh, baik
positif maupun negatif atas terlaksananya proyek. Mereka mempunyai pengarun
terhadap proyek dan hasilnya. Pihak-pihak tersebut yaitu [5]:

a. Manajer proyek, yaitu orang yang bertanggung jawab atas manajemen


suatu proyek.

b. Pelaksana proyek, yaitu organisasi yang pegawainya paling terlibat secara


langsung dalam pengerjaan proyek.

c. Customer atau User, pihak individu maupun organisasi yang akan


menggunakan hasil dari proyek.

d. Sponsor, yaitu orang atau kelompok dalam eksternal organisasi yang


memberikan dukungan dana tunia atau sejenisnya untuk proyek.

e. Anggota tim proyek, yaitu tim yang melaksanakan pekerjaan proyek.


DAFTAR PUSTAKA

[1] K. A. Wibowo and I. B. Sulistyono, “Pemahaman Manajemen Proyek,”


Surakarta.
[2] Fatahillah Gillan,
“MAKALAHMANAJEMENPROYEK‘MANAJEMENORGANISASI.’”
[3] D. Pradana, “Tantangan Implementasi Manajemen Proyek Teknologi Informasi
Dalam Masa Pandemi Covid-19,” Bangkit Indonesia, vol. 09, no. 02, pp. 1–7,
2020.
[4] “BAB II LANDASAN TEORI,” pp. 1–20.
[5] Mulyati Dewi Shofi, “PERENCANAAN PROYEK MENGGUNAKAN
METODE LINTASAN KRITIS,” Bandung, 2013.

Anda mungkin juga menyukai