DIREVISI
Agustus 2022
Abstract: This study aims to determine, measure and analyze and compare the structure of
banking competition in Indonesia.This study used a sample of 9 banks, each consisting of 4
State-Owned Commercial Banks (BUMN) and 5 National Private Commercial Banks
(BUSN) with market share gains based on the largest Third Party Funds in Indonesia. The
DISETUJUI
data analysis method used is concentration ratio analysis using Herfidahl-Hirschman Index
September 2022 (HHI) and Concentration Ratio (CR). The results of the analysis show that there is a differ-
ence in results between the ratio of HHI and CR, the HHI ratio shows that the Indonesian
banking market is in a monopolistic competition market, while based on the CR ratio, Indo-
nesian banks are in a perfectly competitive market, further analysis shows an increasing level
of market concentration and the suitability of the Indonesian banking market with charac-
teristics in the monopolistic market.In addition, based on each group of banks, the group of
state-owned banks is in the market of loose oligopoly competition / monopolistic competition,
in the Group of National Private Commercial Banks is in the structure of effective / monop-
olistic competition, while in the group of banks that are classified as large (BUKU IV) it is
in the structure of loose oligopoly competition or monopolistic competition.
Keywords: Market Structure; Herfidahl-Hirschman Index; Concentration Ratio; Competi-
tion
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mengukur dan menganalisis serta mem-
bandingkan struktur persaingan perbankan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel
9 bank yang masing-masing terdiri atas 4 bank Bank Umum Milik Negara (BUMN) dan 5
Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) dengan perolehan pangsa pasar berdasarkan Dana
Pihak Ketiga (DPK) terbesar di Indonesia. Metode analisis data yang digunakan adalah ana-
lisis rasio konsentrasi menggunakan Herfidahl-Hirschman Index (HHI) dan Concentration
Ratio( CR). Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil antara rasio HHI dan
CR, rasio HHI menunjukkan pasar perbankan Indonesia berada pada pasar persaingan mo-
INDEKSASI nopolistik, sedangkan berdasarkan rasio CR, perbankan Indonesia berada pada pasar per-
Google Scholar saingan sempurna, analisis lebih lanjut menunjukkan tingkat konsentrasi pasar yang semakin
meningkat dan kesesuaian pasar perbankan indonesia dengan karakteristik pada pasar mo-
nopolistik. Selain itu berdasarkan masing-masing kelompok bank, kelompok Bank BUMN
berada pada pasar persaingan oligopoli longgar/persaingan monopolistik, pada kelompok
Bank BUSN berada pada struktur persaingan efektif/monopolistik, sedangkan pada bank
yang tergolong besar (BUKU IV) berada pada struktur persaingan oligopoli longgar atau
persaingan monopolistik.
PENULIS
Kata kunci: Sruktur Pasar; Herfidahl-Hirschman Index; Concentration Ratio; Persaingan
KORESPONDENSI
Ken Ayu Khansa
Email: kenayu-
khansa0809@gmail.com Cite this as:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Khansa, K. A & Showan. 2022. Perbandingan Pengukuran Struktur Persaingan Herfindahl-Hirsch-
Universitas Brawijaya,
Indonesia
man Index Dan Concentration Ratio Industri Perbankan Indonesia. Contemporary Studies in Eco-
nomic, Finance, and Banking. Volume 01, Number 3, Pages 451-465. Universitas Brawijaya.
http://dx.doi.org/10.21776/csefb.2022.01.3.08.
bunga depositonya rendah (Shaffer, 1994). Hirschman Index (HHI). Adanya kelebihan
Bank-bank di Indonesia terlihat berupaya dan kekurangan pada masing-masing rasio ter-
mempertahankan NIM (Net Interest Margin) sebut menjadi alasan dilakukan perbandingan
yang besar, dimana NIM dihitung sebagai rasio terhadap kedua rasio konsentrasi tersebut da-
dari pendapatan bunga bersih (net interest in- lam penelitian ini, sehingga dapat diperoleh
come) terhadap aktiva produktif (Prasetyo & hasil yang lebih baik.
Sunaryo, 2015). Sehingga semakin besar Berdasarkan latar belakang di atas,
spread atau selisih dari tingkat bunga bank, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
maka pendapatan bank juga akan semakin be- 1. Untuk mengetahui struktur persaingan
sar. Menurut (OJK, 2021a) sepanjang tahun dalam perbankan di Indonesia.
2017 hingga tahun 2021 spread perbankan In- 2. Untuk mengukur dan menganalisis
donesia secara umum berkisar antara 4-6%. struktur persaingan dalam perbankan
Selanjutnya, bank kurang merespon adanya di Indonesia.
penurunan suku bunga acuan (BI7DRR). 3. Untuk membandingkan struktur per-
Penurunan SBDK diikuti dengan penurunan saingan dalam perbankan di Indonesia.
suku bunga kredit baru namun secara terbatas Dengan adanya penelitian ini diharapkan
dan belum sepadan. Penurunan SBDK sebesar mampu memberikan manfaat sebagai berikut:
174 bps selama periode Maret 2020 hingga 1. Sebagai tambahan pengetahuan dan
Maret 2021 hanya diikuti dengan penurunan pemahaman dapat menambah penge-
suku bunga kredit baru sebesar 59 bps (yoy). tahuan tentang tingkat persaingan in-
Dalam kondisi tingkat suku bunga kredit yang dustri perbankan di Indonesia dan pen-
tinggi sedangkan suku bunga deposito yang gukurannya menggunakan Herfindahl-
rendah, dana yang tersedia untuk dapat Hirschman Index (HHI) dan Concen-
disalurkan dalam bentuk kredit pun menjadi se- tration Ratio (CR).
makin sedikit sehingga fungsi intermediasi 2. Sebagai tambahan referensi bagi pem-
bank akan terganggu. Perusahaan dalam suatu baca dan sebagai bahan pengem-
pasar yang lebih terkonsentrasi akan memp- bangan penelitian mengenai tingkat
eroleh keuntungan lebih tinggi (untuk alasan persaingan industri perbankan di Indo-
kolusi atau monopolistik) dibandingkan perus- nesia dan pengukurannya mengguna-
ahaan yang beroperasi dalam pasar yang ku- kan Herfindahl-Hirschman Index
rang terkonsentrasi, terlepas dari tingkat (HHI) dan Concentration Ratio (CR).
efisiensinya (Lloyd-Williams et al., 1994). 3. Sebagai bahan pertimbangan dan ma-
Berdasarkan uraian latar belakang perma- sukan yang relevan dan berguna bagi
salahan tersebut, maka perlu dilakukan pen- instansi terkait dalam menyusun ke-
gukuran lebih lanjut terhadap tingkat per- bijakan terkait persaingan perbankan
saingan perbankan di Indonesia. Hal ini dil- di Indonesia.
akukan agar persaingan yang dilakukan tidak
melanggar Undang-Undang No 5 Tahun 1999 KAJIAN PUSTAKA
tentang Larangan Monopoli dan Persaingan Kompetisi
Usaha Tidak Sehat. Sehingga pada akhirnya Menurut (Khemani, 1998) kompetisi
dapat terjaga iklim persaingan yang sehat dan adalah situasi pada suatu pasar dimana
sistem perbankan yang stabil. perusahaan-perusahaan atau penjual secara
Dalam penelitian ini digunakan analisis individual berupaya untuk mempertahankan
konsentrasi pasar. Tingkat konsentrasi dapat pelanggan dengan tujuan mencapai tujuan
menunjukkan adanya perilaku kolusif dalam bisnis tertentu seperti keuntungan, penjualan
suatu pasar. Adanya pasar yang memiliki ting- dan atau pangsa pasar. Dalam konteks ini
kat konsentrasi yang lebih tinggi mengarah kompetisi sering disebut sebagai persaingan.
pada pangsa pasar yang lebih kuat dan meng- Persaingan yang kompetitif diantara perus-
akibatkan peningkatan perilaku kolusif yang ahaan dapat terjadi ketika ada dua atau banyak
menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi perusahaan. Menurut (Sri et al., 2013)
(Tan, 2016c). Terdapat 2 indikator yang digun- persaingan pada sektor perbankan dapat terjadi
akan untuk mengukur konsentrasi pasar yaitu karena perebutan sumber daya yang produktif,
Concentration Ratio (CR) dan Herfindahl–
misalnya pada deposito, tabungan, dan peny- (harga pasar). Perbedaan kekuatan pasar
aluran kredit yang merupakan sumber penda- tersebut diakibatkan perbedaan karakteristik
patan. Kompetisi non-harga antar bank bisa yang terdapat di masing-masing struktur pasar.
berbentuk hadiah dan promosi untuk menarik Semakin kompetitif sebuah pasar berarti
nasabah sebanyak banyaknya. Kompetisi juga semakin rendah market power yang ada, dan
dapat berbentuk produk dan jenis layanan baru sebaliknya semakin pasar tidak kompetitif,
yang didukung oleh perkembangan teknologi market power yang ada di pasar tersebut akan
yang mampu menekan biaya produksi dan menunjukkan tingkatan yang semaki tinggi
distribusi. (Lubis, 2012)
Pangsa Pasar Persaingan Usaha Tidak Sehat
Menurut Lubis et al (2017) pangsa pasar Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun
adalah persentase nilai jual atau beli barang 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan
atau jasa tertentu yang dikuasai oleh pelaku Persaingan Usaha Tidak Sehat, persaingan
usaha pada pasar bersangkutan dalam tahun usaha tidak sehat adalah persaingan antar
kalender tertentu. Salah satu indikator yang pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan
dapat menggambarkan pangsa pasar perbankan produksi dan atau pemasaran barang atau jasa
adalah melalui Dana Pihak Ketiga (DPK) suatu yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau
bank yang dapat dihitung dengan menggun- melawan hukum atau menghambat persaingan
akan rumus: usaha. Kolusi dalam perbankan dapat
Total Dana Pihak Ketiga Bank
Pangsa Pasar DPK= (1) berbentuk saling berbagi informasi untuk
Total Dana Pihak Ketiga Industri
melakukan praktek kesepakatan harga (tingkat
Semakin besar pangsa pasar suatu pelaku
suku bunga) antar bank. Menurut (Lubis et al.,
usaha maka semakin dominan pelaku usaha
2017) agar perjanjian kolusi dapat berjalan
tersebut dalam menguasai pasar yang bersang-
dengan baik, beberapa perusahan yang
kutan. Sebagai pelaku usaha yang dominan,
bersekongkol harus setuju dengan tindakan
maka pelaku usaha tersebut sering kali dapat
yang sama dalam mengimplementasikan
bertindak sebagai price setter atau price leader
perjanjian tersebut, mengawasi apakah
(Lubis et al., 2017)
perusahaan lain mengikuti perjanjian, dan
Pelaku Usaha Dominan dan Kekuatan
menciptakan cara untuk menghukum perusa-
Pasar (Market Power)
haan yang melanggar penjanjian. Untuk
Menurut Lubis et al., (2017), Pelaku usaha
mencegah adanya persekongkolan yang dapat
dominan (dominant firm) adalah pelaku usaha
menghambat persaingan usaha, di Indonesia
yang mempunyai pangsa (share) besar dalam
terdapat Undang-Undang No 5 Tahun 1999
pasar, yang dapat mempengaruhi harga pasar
tentang Larangan Praktek Monopoli dan
dengan memperbanyak produksinya. Pelaku
Persaingan Usaha Tidak sehat.
usaha ini lebih sering berperan sebagai penentu
Konsentrasi Pasar
harga (price setter) dibandingkan sebagai
Menurut (DePamphilis, 2019) konsentrasi
pengikut harga (price taker), dan oleh
pasar dapat diartikan sebagai seberapa luas
karenanya mempunyai kekuatan pasar (market
pangsa pasar dari perusahaan-perusahaan
power) yang besar. Berdasarkan 25 UU No. 5
terbesar di dalam pasar (industri) terhadap se-
Tahun 1999, pelaku usaha memiliki posisi
bagian besar dari aktivitas ekonomi seperti
dominan apabila:
penjualan, aset, atau ketenagakerjaan. Menurut
1. Satu pelaku usaha atau satu kelompok
(Tan, 2016b) Dalam pasar yang terkonsentrasi
pelaku usaha menguasai 50% (lima puluh
dimana jumlah pangsa pasar yang besar ber-
persen) atau lebih pangsa pasar satu jenis
pusat pada beberapa bank, kondisi kom-
barang atau jasa tertentu; atau
petitifnya menjadi lebih rendah.
2. Dua atau tiga pelaku usaha atau kelompok
Menurut (Bikker & Haaf, 2000) pent-
pelaku usaha menguasai 75% (tujuh puluh
ingnya rasio-rasio konsentrasi bermula dari ke-
lima persen) atau lebih pangsa pasar satu
mampuannya menangkap ciri-ciri struktural
jenis barang atau jasa tertentu.
sebuah pasar yang dapat menjadi masukan un-
Menurut (Lubis et al., 2017) kekuatan
tuk aturan kebijakan publik dan pengukuran
pasar adalah kemampuan satu perusahaan
yang berkaitan dengan struktur pasar. Pembuat
dalam mempengaruhi harga keseimbangan
kebijakan dapat membangun indeks konsen- 2011) Menurut Bikker & Haaf, (2000),
trasi mana yang paling tepat berdasarkan ciri- kesederhanaan dan keterbatasan data yang di-
ciri pasar perbankan, persepsi-persepsi terkait perlukan dalam membuat rasio konsentrasi k
dampak relatif dari bank-bank berukuran kecil bank menjadi rasio yang paling sering
dan besar terhadap tingkat persaingan dalam digunakan pada literatur empiris untuk men-
suatu pasar, dan persepsi terkait dampak relatif gukur konsentrasi. pengukuran ini memiliki
distribusi ukuran dan jumlah bank yang dapat kekurangan yaitu tidak digunakannya infor-
mencerminkan dampak dari masuknya bank masi mengenai pangsa pasar seluruh partisipan
baru ke dalam pasar. Rasio-rasio konsentrasi di dalam pasar (Jansen & Haan, 2011).
dapat digunakan untuk mengukur dampak kon- Menurut Bikker dan Haaf (2002), rasio kon-
sentrasi pada persaingan. Rasio-rasio konsen- sentrasi dihitung dengan menjumlahkan
trasi sering digunakan pada model struktural pangsa pasar k bank-bank terbesar yang ada di
yang menjelaskan kinerja kompetitif di dalam dalam pasar, atau dapat menggunakan rumus
industri perbankan sebagai hasil dari struktur dengan bentuk sebagai berikut:
pasar. CRk= ∑ki=1 Si (2)
Rasio-rasio konsentrasi juga dapat menc-
erminkan perubahan pada konsentrasi sebagai Dimana k adalah jumlah bank dengan
hasil dari keluar masuknya sebuah bank dari pangsa pasar terbesar sedangkan Si adalah total
pasar, atau disebabkan karena merger. Dalam pangsa pasar dari jumlah bank dengan pangsa
mengukur konsentrasi pasar terdapat dua indi- pasar terbesar di dalam industry Rasio ini dihi-
kator yaitu Concentration Rate (CR) dan Her- tung dengan mengabaikan adanya bank-bank
findahl-Hirschman Index (HHI). kecil yang ada di dalam pasar. Berdasarkan ra-
1) Concentration Rate (CR): Rasio kon- sio konsentrasi (Concentration Ratio) menurut
sentrasi (Concentration Ratio) dihitung me- (Carl, 2001) struktur pasar sebuah industri
lalui total pangsa pasar terbesar dari sejumlah dapat diklasifikan menjadi sebagai berikut:
bank di dalam pasar (Mulyaningsih & Daly,
(BUMS). Data bersumber dari Statistik Perba- Hasil Pangsa pasar (Si) berdasarkan Total
nkan Indonesia (SPI), Statistik Sistem Keu- Dana Pihak Ketiga (DPK)
angan Indonesia (SSKI) dan laporan keuangan
tahunan masing-masing bank yang masuk da- Gambar 2. Pangsa Pasar 4 Bumn & 5
lam penelitian ini. Bums Tahun 2016-2020
ung mengalami kenaikan meski sempat men- lebih dari 30 Triliun Rupiah atau termasuk se-
galami penurunan.Pada tahun 2016 nilai HHI bagai bank BUKU IV. Keempat Bank tersebut
perbankan sebesar 690.83%, kemudian adalah Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI
menurun pada tahun 2017 menjadi sebesar dan Bank BCA.
689.83%. Selanjutnya pada tahun 2018 kem-
bali terjadi kenaikan menjadi 715.77%, nilai ini Pembahasan
semakin meningkat pada tahun 2019 menjadi Strategi Bank dalam Memperoleh Pangsa
742.24%. Terakhir nilai HHI perbankan Indo- Pasar
nesia mencapai 765.51% Bank melakukan berbagai macam strategi
pemasaran untuk menciptakan dan memper-
HHI Bank BUMN Indonesia tahankan konsumen sehingga mereka akhirnya
Gambar 4. Hhi Bank Bumn 2016-2020 mendorong masyarakat untuk bekerjasama
dengan sebuah bank tertentu (Simoni, 2020).
Salah satu strategi pemasaran tersebut adalah
dengan pemberian hadiah dan promosi. Bank
BRI memberikan suku bunga khusus, diskon,
dan pembebasan biaya administrasi untuk
meningkatkan nilai kredit konsumer di akhir
(Sumber: Data penelitian, 2022) 2019 hingga awal 2020 (Rahadian, 2019).
Nilai HHI pada bank BUMN tahun 2016-2020 Pemberian hadiah atas transasksi nasabah me-
cenderung mengalami kenaikan. Pada tahun lalui Livin’ by Mandiri oleh Bank Mandiri
2016 nilai HHI sebesar 538.93, lalu meningkat (Persero) Tbk. Bank Mandiri merealisasikan
pada tahun 2017 menjadi sebesar 540.37. Nilai program undian bertajuk Livin’ to The Max un-
ini meningkat menjadi 564.22 pada tahun tuk meningkatkan transaksi nasabah melalui
2018. Pada tahun 2019 HHI bank BUMN sebe- Livin’ by Mandiri dengan hadiah berupa 100
sar 582.87 dan terus meningkat menjadi 585.04 Unit BMW X1 dan 1000 unit motor Vespa
pada tahun 2020. Sprint serta Yamaha Nmax (Harianto, 2021).
Pada BUSN, nilai CR4 sebesar 19.78% pada ta- Sedangkan pada PT Bank Central Asia (BCA)
hun 2016, lalu mengalami penurunan pada ta- memberikan promo menarik bagi nasabah ya-
hun 2017 menjadi 19.46%, dan pada tahun ng baru buka rekening BCA dan transaksi di
2018 juga mengalami penurunan hingga men- BCA Mobile hingga akhir tahun 2021 berupa
capai 19.27%. Namun mengalami peningkatan voucher senilai Rp. 100.000,00 (Rifka, 2021).
pada tahun 2019 menjadi 21.05% dan juga Tercatat, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
mengalami peningkatan pada tahun 2020 men- menghimpun pertumbuhan penghimpunan
jadi 22.04%. dana pihak ketiga (DPK) secara konsolidasi
CR4 Bank BUKU IV Perbankan Indonesia 7,42% year on year (yoy) menembus
Rp1.269,0 triliun di Maret 2022. Pertumbuhan
Gambar 5. Grafik Cr4 Bank Buku Iv DPK tersebut utamanya ditopang digitalisasi
Perbankan Indonesia lewat Livin’ by Mandiri yang meningkatkan
dana murah atau current account and saving
account (CASA) bank only yang tumbuh
10,93% YoY menjadi Rp 748,6 triliun dengan
rasio CASA mencapai 75,0% (Walfajri, 2022).
yang beroperasi pada persaingan sempurna ini yang menandakan bahwa kelompok bank ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Al- memiliki tingkat konsentrasi yang rendah dan
Muharrami et al., (2006) menyatakan di negara berarti memiliki struktur pasar persaingan
Kuwait, Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab efektif / persaingan monopolistik. Hasil di-
perbankan berada dalam kondisi persaingan mana tingkat konsentrasi pada bank milik
sempurna. Hasil berbeda ditunjukkan oleh an- negara (BUMN) yang lebih tinggi dibanding
alisis CR pada 4 bank (CR4) yang juga terlihat jenis bank lain yaitu BUSN ini sesuai dengan
mengalami peningkatan dan memiliki nilai hasil penelitian Tan, (2016a) yang menyatakan
sebesar 45-53%. bahwa bank milik negara memiliki kekuatan
Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi pasar yang lebih tinggi dibanding jenis bank
pasar perbankan Indonesia berada tergolong lain, sehingga kondisi kompetitif pada bank
menengah ke bawah atau dapat dikatakan seb- BUMN lebih rendah.
agai oligopoli longgar atau persaingan monop- Pada kelompok bank BUKU IV, memiliki
olistik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang nilai CR4 yang sama dengan nilai CR4 pada in-
dilakukan oleh Ariyanto (2004) yang menya- dustri perbankan secara keseluruhan. Dimana
takan bahwa tingkat konsentrasi perbankan di menandakan bahwa pada kelompok bank yang
Indonesia tergolong menengah, kemudian pen- memiliki total aset yang besar memiliki tingkat
elitian yang dilakukan oleh Lubis (2012) yang konsentrasi menengah ke bawah atau dapat
menyatakan bahwa tingkat kekuatan pasar dikatakan sebagai oligopoli longgar atau per-
pada pasar kredit perbankan relatif rendah, se- saingan monopolistik. Sedangkan berdasarkan
hingga industri perbankan berada pada kondisi nilai HHI yang sebesar 570-740, kelompok
yang cukup kompetitif. Bikker & Haaf (2000) bank BUKU IV memiliki nilai HHI yang be-
Simatele (2015) Mamatzakis et al., (2005) dan rada di bawah 1500 yang menandakan bahwa
Tan (2016a) yang menyatakan bahwa struktur kelompok bank ini pada pasar yang tidak ter-
dari industri perbankan adalah tergolong mo- konsentrasi atau dapat dikategorikan sebagai
nopolistik. Hasil penelitian yang dilakukan persaingan efektif atau persaingan sempurna.
Mulyaningsih Mulyaningsih & Daly (2011) Hasil dimana pada kelompok bank besar be-
juga menyatakan bahwa perbankan Indonesia rada pada kondisi oligopoli longgar atau mo-
berada pada pasar monopolistik. nopolistik ini sejalan dengan hasil penelitian
Sedangkan secara kelompok bank, HHI Mulyaningsih & Daly (2011) yang menyatakan
pada Bank BUMN terlihat cenderung mening- bahwa tingkat konsentrasi bank besar lebih
kat dan memiliki nilai sebesar 441-585 yaitu di tinggi dibandingkan pada bank berukuran
bawah 1500 menandakan bahwa kelompok kecil, sehingga bank-bank besar memiliki
Bank BUMN berada pada pasar yang tidak ter- kekuatan monopoli yang memungkinkan
konsentrasi atau dapat dikategorikan sebagai mereka berperilaku sebagai monopolis atau ol-
persaingan efektif atau persaingan sempurna, igopoli.
namun nilai ini masih lebih tinggi jika
dibandingkan dengan kelompok Bank BUSN Perbandingan Rasio HHI dan CR
yang memiliki nilai HHI sebesar 140-180 yang Hasil yang menunjukkan bahwa nilai kon-
juga menandakan bahwa kelompok bank ini sentrasi berdasarkan rasio HHI dan CR yang
memiliki tingkat konsentrasi yang rendah atau meningkat baik pada perbankan secara kese-
dapat dikategorikan sebagai persaingan efektif luruhan maupun pada kelompok bank BUMN,
atau persaingan sempurna. BUSN dan Buku IV menunjukkan tingkat per-
Berdasarkan CR pada 4 bank kelompok saingan perbankan di Indonesia semakin
Bank BUMN yang terlihat cenderung mening- menurun yang disebabkan oleh adanya ke-
kat memiliki nilai antara 42%-44%, hal ini me- cenderungan peningkatan pada pangsa pasar
nandakan bahwa kelompok bank ini berada beberapa bank yang memiliki pangsa pasar
pada konsentrasi menengah ke bawah atau tertinggi di Indonesia seperti Bank BCA, BRI,
dapat dikatakan sebagai oligopoli longgar atau Mandiri, dan BNI selama periode 2016-2020.
persaingan monopolistik. Sedangkan pada ke- Hasil ini sesuai dengan teori konsentrasi yaitu
lompok BUSN, nilai CR juga terlihat mening- bahwa dalam pasar yang terkonsentrasi dimana
kat meski lebih rendah dibandingkan ke- jumlah pangsa pasar yang besar berpusat pada
lompok bank BUMN yaitu sebesar 19%-22%, beberapa bank saja maka akan semakin besar
kekuatan pasar yang dimiliki, dan ketika 1) Terdapat Banyak Penjual: Jumlah bank
kekuatan pasar semakin besar, maka kondisi yang beroperasi di Indonesia tergolong ban-
kompetitif suatu pasar akan menjadi lebih ren- yak. Hal ini dapat dilihat dari SPI (2020),
dah. total bank umum yang beroperasi hingga ta-
Adanya perbedaan analisis struktur pasar hun 2020 berjumlah 109 bank. Menurut
antara rasio HHI dan CR yaitu dimana nilai (Lubis et al., 2017) untuk dikatakan ‘ban-
HHI yang menunjukkan pasar perbankan Indo- yak’ dapat dilihat bahwa pangsa pasar suatu
nesia berada pada pasar persaingan sempurna perusahaan relatif kecil dibanding total.
sedangkan nilai CR menunjukkan pasar per- Berdasarkan grafik 4.1, dari total banyak-
saingan monopolistik ini sesuai dengan teori nya bank yang ada, hanya ada 4 bank yang
dimana rasio HHI mengukur setiap bank yang mampu menguasai pangsa pasar hingga
ada di dalam pasar dan mempertimbangkan 10%, sementara bank lain menguasai
kontribusi bank-bank lain dengan nilai pangsa pangsa pasar yang lebih rendah dari 4%.
pasar yang lebih kecil terhadap pangsa pasar Selain itu, per Oktober 2020 saja sudah
perbankan secara keseluruhan dibandingkan mencapai 110 bank umum yang beroperasi
dengan CR yang dalam hanya berfokus pada dimana 13 di antaranya bank buku I di
jumlah bank tertentu seperti 4 bank (CR4) yang bawah Rp1 triliun dan sebesar 60 an bank
memiliki pangsa pasar terbesar di Indonesia, buku II, dimana lebih dari separuhnya seki-
sehingga nilai konsentrasinya lebih tinggi. Itu- tar 60-70% merupakan bank-bank yang
lah mengapa pada rasio HHI konsentrasi per- dapat dikatakan tergolong kecil (Shandy,
bankan Indonesia tergolong rendah sehingga 2021)
dinilai kompetitif, sedangkan menurut CR 2) Produk yang Terdifferensiasi: Menurut Lu-
masih tergolong menengah ke bawah sehingga bis et al., (2017) yang dimaksud dengan
dinilai kurang kompetitif. produk yang terdifferensiasi adalah produk
yang memiliki perbedaan karakteristik
Karakteristik Perbankan Indonesia dengan produk sejenis lain. Perbedaan
Jika didasarkan pada teori yang ada dan karakteristik ini mengakibatkan mulai mun-
temuan dalam penelitian ini, hasil analisis rasio culnya preferensi konsumen terhadap
HHI seharusnya lebih tepat untuk menggam- produk tertentu relatif terhadap produk
barkan struktur persaingan perbankan Indone- yang lain. Munculnya preferensi konsumen
sia, namun ketika dikaitkan dengan hasil ini menandakan bahwa produk tersebut
temuan penelitian-penelitian sebelumnya dan tidak lagi bisa digantikan secara sempurna
beberapa data yang ada, yaitu penelitian oleh oleh produk lain. Akibatnya konsumen rela
Bikker & Haaf (2000) Simatele (2015) untuk membayar lebih mahal produk yang
Mamatzakis et al., (2005) dan Tan (2016a), sesuai dengan preferensinya tersebut. Na-
serta Mulyaningsih & Daly (2011) yang mun tingkat differensiasi di pasar monopo-
menyatakan bahwa perbankan Indonesia be- listik masih relatif rendah, sehingga tingkat
rada pada pasar monopolistik, struktur pasar substitusi di antara produk-produk di pasar
perbankan Indonesia lebih sesuai dengan hasil masih cukup tinggi. Tingkat substitusi yang
analisis CR yaitu memiliki karakteristik pada masih cukup tinggi pada pasar perbankan
struktur pasar monopolistik yaitu terdapat ban- Indonesia dapat terlihat pada persaingan sa-
yak penjual produk yang terdifferensiasi dan lah satu produk perbankan yaitu e-money.
memiliki kekuatan pasar (market power) untuk Pada Bank Mandiri, terdapat Mandiri E-
menentukan harga. Setiap perusahaan di pasar Money, Bank BRI dengan BRIZZI, Bank
tidak hanya menerima harga yang berlaku di BCA dengan Flazz, dan masih banyak lagi.
pasar, melainkan mampu menentukan sendiri Produk-produk e-money oleh bank-bank ini
harga untuk setiap produk yang dihasilkan. Ke- sejenis, dimana perbedaannya terletak pada
mampuan menentukan harga sendiri ini mun- jangkauan akses penerimaan, kemudahan
cul dikarenakan perusahaan tidak untuk top up, desain kartu serta promosi
memproduksi barang yang homogen, melain- yang dilakukan. Pada Bank Mandiri dil-
kan memproduksi barang yang memiliki akukan perluasan. Hingga September 2020,
karakteristik berbeda dengan produk perus- dengan masing-masing total transaksi Flazz
ahaan lain (Lubis et al., 2017). BCA yang mencapai 492 juta (Hutauruk,
2022), sedangkan Transaksi Mandiri E- lebih tinggi yaitu berada pada persaingan oli-
Money Mencapai 650 Juta Transaksi (Az- gopoli longgar atau persaingan monopolistik,
zam, 2022). Hal ini menunjukkan adanya pada kelompok bank BUSN berada pada per-
perbedaan yang tidak terlalu jauh pada saingan efektif / persaingan monopolistik. Se-
produk perbankan ini menyebabkan dangkan pada kelompok bank yang tergolong
pengguna tidak bergantung pada salah satu besar (BUKU IV) berada pada struktur per-
bank penyedia e money sehingga tingkat saingan oligopoli longgar atau persaingan mo-
substitusinya masih cukup tinggi. nopolistik.
3) Kekuatan Pasar (Market Power): menurut
(Lubis, 2012) tingkat kekuatan pasar pada Saran
pasar kredit perbankan Indonesia relatif Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah
rendah. Hal ini dapat terlihat dari respon dikemukakan di atas, maka diberikan saran se-
bank yang harus mengikuti perubahan pada bagai berikut:
suku bunga acuan (BI7DRR). Namun bank Kepada pemerintah sebaiknya terus
masih bisa menentukan seberapa besar pe- melakukan pengawasan yang ketat untuk
rubahan dilakukan, menyesuaikan dengan mencegah terjadi penyalahgunaan posisi dom-
oleh struktur biaya (biaya dana, overhead inan pada bank agar tidak melanggar undang-
cost), profil risiko debitur dan net interest undang persaingan usaha dan memberi sanksi
margin (keuntungan bagi bank). Penurunan yang tegas agar pelanggaran tersebut tidak ter-
SBDK diikuti dengan penurunan suku jadi kembali.
bunga kredit baru namun secara terbatas Kepada perbankan sebaiknya melakukan
dan belum sepadan. Penurunan SBDK persaingan dengan sehat dan tidak melanggar
sebesar 174 bps selama periode Maret 2020 undang-undang persaingan usaha untuk men-
hingga Maret 2021 hanya diikuti dengan jaga kesehatan dan kestabilan sistem keuangan.
penurunan suku bunga kredit baru sebesar Kepada peneliti selanjutnya dapat dil-
59 bps (yoy). Berdasarkan kelompok bank, akukan analisis lebih lanjut struktur persaingan
kelompok BPD, BUSN, dan bank BUMN perbankan Indonesia dengan pendekatan
mencatatkan penurunan suku bunga kredit struktural lain maupun pendekatan non
baru yang sangat rendah, yaitu masing mas- struktural untuk dapat mencapai hasil yang
ing sebesar 34 bps (yoy), 52 bps (yoy), dan lebih tepat menggambarkan struktur perbankan
55 bps (yoy) (OJK, 2021a) Indonesia.
https://doi.org/10.1016/b978-0-08- s/default/files/atr/legacy/2010/08/19/hm
100074-8.00004-2 g-2010.pdf
Tan, Y. (2016c). Theory of Bank Efficiency Walfajri, M. (2022). Terbantu Livin’, Bank
and Bank Competition. In Efficiency and Mandiri Himpun DPK Rp 1.269 Triliun
Competition in Chinese Banking (pp. pada Kuartal I.
45–66). Elsevier. https://keuangan.kontan.co.id/news/terb
https://doi.org/10.1016/b978-0-08- antu-livin-bank-mandiri-himpun-dpk-
100074-8.00003-0 rp-1269-triliun-pada-kuartal-i. Diakses
Horizontal merger guidelines, Washington pada 2 Juni 2022
DC (2010).https://www.justice.gov/site