Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK PEMERINTAH

DENGAN BANK UMUM SWASTA NASIONAL


(Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI 2017-2019)

Vitalis Ari Widiyaningsih (STIE St. Pignatelli Surakarta)


Email : vitalisariw@gmail.com
Heru Suwasono (STIE St. Pignatelli Surakarta)
Email : herusuwasono@yahoo.com

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa perbedaan
kinerja antara bank pemerintah dan bank umum swasta nasional periode 2017-2019.
Perbandingan kinerja diukur dari Capital, Aset Quality, Earning & Efficiency, dan
Liquidity. Populasi daam penelitian ini adalah semua bank yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama periode penelitian yang berjumlah 33 bank. Metode sampling
yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 4
bank pemerintah dan 4 bank umum swasta nasional. Teknik analisis data adalah uji
beda yang dilakukan dengan independent sample t-test. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi empiris mengenai perbandingan kinerja bank pemerintah
dengan bank umum swasta nasional. Kinerja yang dimasksud adalah dari nilai Capital
Adequacy Ratio (CAR) yaitu mengenai kecukupan modal perbankan, Loan to Deposit
Ratio (LDR) yaitu mengenai likuiditas perbankan, Non Performing Loan (NPL) yaitu
mengenai kredit bermasalah, dan Net Interest Margin (NIM) yaitu mengenai
profitabilitas perbankan.

Kata kunci: kinerja keuangan, bank pemerintah, bank umum swasta nasional

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bank merupakan sebagian sumber pendanaan utama perusahaan, gagalnya
sebuah bank dapat pula berimbas kepada perusahaan-perusahaan selain perusahaan
sektor keuangan (Wibowo, 2016). Bank sebagai penghimpun dana pihak ketiga
mempunyai peran untuk pemberian pinjaman berupa kredit bagi perusahaan. Kredit
yang diberikan oleh bank berasal dari masyarakat. Masyarakat maupun investor
mempercayakan dananya untuk berinvestasi di sektor perbankan. Kondisi perbankan
yang sehat adalah suatu kondisi yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan, karena
dapat memberikan rasa tenang bagi para investor untuk menanamkan modalnya di

116

Media Akuntansi | Vol. 32 No. 02 Tahun 2020


Indonesia. Keterpurukan bank sangat menghambat pembangunan ekonomi. Salah satu
Indikator yang digunakan dalam penilaian perbankan di mata masyarakat
maupun investor dengan melihat informasi tentang kinerja perbankan.
Kinerja keuangan bank dapat dilihat dari laporan keuangan bank. Laporan
keuangan bank menunjukan kondisi keuangan bank secara keseluruhan. Agar
informasi keuangan yang diperoleh dari laporan keuangan dapat bermanfaat untuk
mengukur kondisi keuangan maka perlu dilakukan analisis rasio keuangan. Industri
perbankan saat ini merupakan salah satu industri yang menunjukan persaingan yang
begitu ketat. Persaingan yang ketat dapat dilihat dari banyaknya jumlah bank yang
beroperasi. Data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) Desember 2011, jumlah bank
umum yang beroperasi sebanyak 120 bank yang terdiri dari 4 Bank Persero, 36 BUSN
Devisa, 30 BUSN Non Devisa, 26 BPD, 14 Bank Campuran, dan 10 Bank Asing.
Persaingan yang ketat ditunjukan oleh Bank Persero atau Bank Pemerintah dan Bank
Umum Swasta Nasional. Persaingan kedua kelompok bank ini terlihat dari besarnya
total aset, penghimpunan dana pihak ketiga, dan pemberian kredit.
Penelitian terdahulu tentang perbedaan kinerja perbankan dilakukan oleh
Nazir, Renofa dan Mardiyanti (2014) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kinerja
keuangan antara bank pemerintah dengan bank swasta, kecuali pada rasio CAR.
Penelitian yang dilakukan oleh Defri (2012) menunjukkan bahwa CAR dan LDR
memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap ROA, sedangkan BOPO
memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap ROA. Penelitian dilakukan
pada seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Hadri dan Rofika (2014)
menunjukkan ada perbedaan kinerja bank pemerintah dan bank swasta untuk rasio
CAR, LDR, dan BOPO tetapi tidak ada perbedaan kinerja pada rasio ROA.
Berdasarkan data dari Laporan profil industri perbankan, kondisi perbankan
Indonesia pada akhir tahun 2019 berjalan baik ditandai dengan tumbuhnya permodalan
bank (CAR) sebesar 23,31% dari tahun sebelumnya sebesar 22,97% atau naik sebesar
43 basis point (yoy). Bersamaan dengan naiknya jumlah permodalan (CAR), bank
diharapkan mampu dalam menaikkan jumlah keuntungan atau laba (ROA) yang
dihasilkan [5]. Namun pada akhir tahun 2019 bank pemerintah malah mengalami
penurunan dalam menghasilkan laba (ROA) dari semula 3,08% menjadi 2,81%.
Berbeda dengan bank swasta nasional yang mengalami kenaikan dari 2,20% menjadi
2,27%. Hal tersebut tidak sesuai dengan penelitian Maharani dan Afandy yang
117

Media Akuntansi | Vol. 32 No. 02 Tahun 2020


menunjukkan bahwa kinerja Bank Pemerintah lebih baik dalam segi rentabilitas
(ROA, ROE, NIM), likuiditas (LDR) dan kualitas aktiva produktif (NPL) sedangkan
bank swasta nasional devisa hanya unggul dalam segi permodalan (PDN).
Berdasarkan fenomena yang telah terjadi, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan pada kinerja keuangan Bank Milik Pemerintah
dan Bank Swasta Nasional pada periode 2017-2019.
Berdasarkan latar belakang diatas diperlukan pengukuran dan penilaian kinerja
bank yang sehat khususnya bank pemerintah dan swasta, maka dilakukan penelitian
dengan judul “Analisis Perbandingan Kinerja bank Pemerintah dengan Umum
Swasta Nasional (Studi Kasus pada BEI Periode 2017-2019)”.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Apakah terdapat perbedaan pada CAR (Capital Adequacy Ratio) antara Bank
Pemerintah dan Bank Umum Swasta Nasional.
2. Apakah terdapat perbedaan pada NPL (Non Performing Loan) antara Bank
Pemerintah dan Bank Umum Swasta Nasional.
3. Apakah terdapat perbedaan pada NIM (Net Interest Margin) antara Bank
Pemerintah dan Bank Umum Swasta Nasional.
4. Apakah terdapat perbedaan pada LDR (Loan to Deposit Ratio) antara Bank
Pemerintah dan Bank Umum Swasta Nasional.

KAJIAN PUSTAKA
Defenisi secara umum dari lembaga keuangan tersebut adalah setiap
perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, menghimpun dana, menyalurkan dana
atau kedua-duanya (Kasmir, 2002: 2). Lembaga keuangan adalah badan usaha yang
kekayaannya terutama berbentuk aset keuangan (financial assets) atau tagihan
(claims) dibandingkan dengan aset non keuangan (non financial assets) (Latumaerissa,
2017).
Bank adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi orang perseorangan,
badan-badan usaha swasta, badan-badan usaha milik negara, bahkan lembaga-lembaga
pemerintahan menyimpan dana-dana yang dimilikinya. Perbankan adalah segala
sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta

118

Media Akuntansi | Vol. 32 No. 02 Tahun 2020


cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan. Menurut Hasibuan (2008: 7)
mendefinisikan bahwa bank adalah dana usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.
Jenis bank dari segi kepemilikan (Kasmir, 2012:29-
31):
Akta pendirian dan penguasaan merupakan dasar dari kepemilikan bank. Bank dapat
dikategorikan menjadi empat jenis berdasarkan dari kepemilikannya:
1. Bank pemerintah, merupakan bank yang sahamnya dimiliki sebagian atau
sepenuhnya oleh pemerintah contoh Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank
Rakyat Indonesia dan Bank Tabungan Negara.
2. Bank swasta, merupakan bank yang sahamnya dimiliki sebagian besar oleh pihak
swasta contohnya Bank Central Asia (BCA), Bank Danamon, Bank Mega, Bank
Bukopin, Bank Danamon, Bank Maybank, Bank MNC, Panin Bank, Bank OCBC
NISP, Bank UOB, Bank Permata, Bank Sinarmas.
3. Bank asing, merupakan cabang bank dari luar negeri yang sahamnya dimiliki oleh
pihak asing, contohnya seperti HSBC, Bank of China, Bank of America, Bangkok
Bank, JPMorgan Chase, Citibank dan Standard Chartered.
4. Bank pembangunan daerah, merupakan bank yang sebagian atau seluruh
sahamnya dimiliki oleh pemerintah daerah provinsi contohnya Bank Sumut, Bank
Jambi, Bank Jatim dan Bank daerah lainnya.
5. Bank campuran, merupakan bank yang didirikan oleh satu atau lebih bank umum
berkedudukan di Indonesia dengan satu atau lebih bank berkedudukan di luar
negeri contoh Bank ANZ, Bank Commonwealth dan Bank DBS.
Kinerja keuangan adalah penentuan secara periodik tampilan keuangan
berdasarkan sasaran, standar dan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Mengukur
kinerja keuangan digunakan analisis keuangan karena analisis keuangan melibatkan
penilaian terhadap keuangan dimasa yang akan datang, dan untuk menentukan
keunggulan suatu kinerja Bank. Kinerja keuangan bank dapat dinilai dari kinerja untuk
tahun yang lalu maupun yang sedang berjalan dengan menganalisis laporan keuangan.
Penilaian kinerja keuangan dapat dinilai dengan perhitungan rasio keuangan.

119

Media Akuntansi | Vol. 32 No. 02 Tahun 2020


Rasio keuangan adalah penulisan ulang data akuntansi ke dalam bentuk
perbandingan dalam rangka mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan

120

Media Akuntansi | Vol. 32 No. 02 Tahun 2020


perusahaan (Keown, et al. 2008: 74). Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat
kondisi kesehatan peusahaan yang bersangkutan (Kasmir, 2008: 104). Rasio keuangan
membantu kita untuk mengidentifikasi beberapa kelemahan dan kekuatan keuangan
peusahaan. Rasio Keuangan Bank:
Permodalan
Menurut Frianto Pandia (2012: 224) modal adalah faktor penting bagi
suatu perusahaan dalam rangka pengembangan usaha serta untuk menampung
risiko –risiko yang mungkin terjadi. Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan
rasio kinerja bank yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal minimum
bank yang digunakan untuk penyangga atau menutupi penurunan aktiva yang
mengandung atau dapat menghasilkan risiko dimana modal bank tersebut terdiri
dari modal inti dan modal pelengkap.
Kualitas Aktiva
Rasio kualitas aktiva merupakan rasio yang mengukur sejauh mana
efektivitas penggunaan asset dengan melihat tingkat efektivitas asset. Rasio
yang digunakan untuk mengukur kualitas aktiva suatu bank diantaranya
adalah NPL (Net Performance Loan). NPL yang digunakan adalah NPL neto yaitu
NPL yang telah disesuaikan.
Rentabilitas
Menurut Munawir (1979), rasio rentabilitas adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur profit yang diperoleh dari modal-modal yang digunakan untuk
operasi tersebut (rentabilitas) atau mengukur kemampuan perusahaan untuk
memperoleh keuntungan. Net Interest Margin (NIM) adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva
produktifnya untuk mendapatkan bunga bersih.
Likuiditas
Menurut Kasmir ( 2012: 59-61) likuiditas merupakan rasio untuk
mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
saat diatagih. Likuditas dapat diukur dengan Loan to Deposit Ratio (Taswan,
2010). Loan to Deposit Ratio tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan
bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

121

Media Akuntansi | Vol. 32 No. 02 Tahun 2020


Penelitian Terdahulu
Penelitian Marsuki, dkk (2012) yang berjudul: Perbandingan Kinerja
Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis kinerja keuangan Bank Milik Pemerintah dan Bank Swasta
Nasional dan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara
Bank Milik Pemerintah dan Bank Swasta Nasional periode 2006-2011 dengan
menggunakan proksi rasio keuangan. Pada Periode 2006-2011. Indikator kinerja
keuangan diukur dengan CAMEL yang terdiri dari rasio-rasio CAR, RORA, NPM,
ROA, OR, CM Ratio dan LDR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika diukur dari
rasio-rasio CAR, RORA, NPM, ROA dan OR, ternyata tidak terdapat perbedaan
kinerja keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta nasional. Namun jika
dilihat dari LDR dan CM Ratio, ternyata terdapat perbedaan kinerja keuangan antara
Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional.
Nazir, Renofa dan Mardiyanti (2014) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
kinerja keuangan antara bank pemerintah dengan bank swasta, kecuali pada rasio
CAR. Penelitian yang dilakukan oleh Defri (2012) menunjukkan bahwa CAR dan
LDR memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap ROA, sedangkan
BOPO memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap ROA. Penelitian
dilakukan pada seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
Penelitian yang berkaitan dengan perbandingan kinerja keuangan perbankan
dengan metode CAMEL dilakukan oleh Noviani (2013), hasil penelitian tersebut
menunjukkan tidak adanya perbedaan tingkat kinerja keuangan pada rasio CAR, ROA,
BOPO, NIM dan LDR secara signifikan, namun terdapat perbedaan pada rasio NPL
dan DPK antara bank BUMN dan bank swasta nasional.
Penelitian lain dilakukan oleh Mamahit dkk (2016) menggunakan rasio
CAR, LDR, ROA, ROE, BOPO dan NPL menemukan hasil bahwa perbedaan
kinerja yang signifikan antara bank pemerintah dan bank swasta pada rasio CAR,
ROA, LDR, BOPO, dan NPL.

Kerangka Pemikiran Penelitian


Kerangka pemikiran penelitian kinerja keuangan pada bank pemerintah dan bank
swasta nasional dapat dilakukan dengan cara mengutip laporan keuangan bank tahun

122

Media Akuntansi | Vol. 32 No. 02 Tahun 2020


2017 - 2019 yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), kemudian
menganalisis kinerja keuangan dari setiap bank. Kinerja keuangan yang diukur
berdasarkan analisis rasio keuangan yaitu; Rasio Kualitas Aktiva Produktif (NPL),
Rasio Likuiditas (LDR), Rasio Rentabilitas (NIM), dan Rasio Permodalan (CAR).
Setelah melakukan perhitungan rasio tersebut, maka akan dihasilkan kinerja keuangan
yang digunakan penulis untuk membandingkan kinerja diantara bank pemerintah dan
bank swasta nasional. Agar dapat mengetahui alur antara variabel yang akan diteliti
berdasarkan landasan teori, maka dapat digambarkan seperti:

BANK UMUM KELOMPOK


USAHA 4

BANK UMUM BANK UMUM


PEMERINTAH SWASTA NASIONAL

LAPORAN
KEUANGAN

RASIO
KEUANGAN

PERMODALAN LIKUIDITAS
(CAR) (LDR)

KUALITAS AKTIVA RENTABILITAS


(NPL) (NIM)

KINERJA KEUANGAN

Sumber: dikembangkan dalam penelitian ini tahun 2020

122

Media Akuntansi | Vol. 32 No. 02 Tahun 2020


Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H1 : terdapat perbedaan pada CAR (Capital Adequacy Ratio) antara Bank Pemerintah
dan Bank Umum Swasta Nasional.
H2: terdapat perbedaan pada NPL (Non Performing Loan) antara Bank Pemerintah dan
Bank Umum Swasta Nasional.
H3 : terdapat perbedaan pada NIM (Net Interest Margin) antara Bank Pemerintah dan
Bank Umum Swasta Nasional.
H4 : terdapat perbedaan pada LDR (Loan to Deposit Ratio) antara Bank Pemerintah
dan Bank Umum Swasta Nasional.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah riset komparatif
(comparative research). Riset komparatif (comparative research) adalah
bentuk/metode penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel
(Supriyanto, 2009: 117).

Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah bank pemerintah (BUMN ) dan bank
swasta nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi pada penelitian ini
meliputi perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017 –
2019. Pada purposive sampling adalah nonprobability sampling berdasarkan ciri-ciri
khusus yang dimiliki sampel tersebut yang berkaitan dengan ciri-ciri atau sifat-sifat
populasi yang sudah diketahui sebelumnya dan dianggap dapat mewakili segala
lapisan populasi. Kriteria sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Bank Pemerintah (BUMN) dan Bank Umum Swasta Nasional yang memiliki total
asset kurang dari 50 triliun per 31 Desember 2019
2. Bank Pemerintah (BUMN) dan Bank Umum Swasta Nasional yang memiliki modal
kurang dari 10 triliun per 31 Desember 2019
3. Tersedianya laporan keuangan tahunan selama 3 tahun berturut-turut.
4. Memiliki data keuangan yang telah di audit pada periode 2017 – 2019.
Dari populasi yang ada terdapat 8 bank yang memenuhi kriteria penelitian yaitu
4 Bank Pemerintah (Bank Mandiri, Bank Rakyat Indoneisa, Bank Negara
Indonesi,
123

Media Akuntansi | Vol. 32 No. 02 Tahun 2020


Bank Tabungan Negara )dan 4 Bank Swasta Nasional (Bank Central Asia, Bank
CIMB Niaga, Mega, Bank Panin ). Sampel yang diambil periode 2017 sampai dengan
2019 dengan alasan pada periode ini Bank Pemerintah (BUMN) dan Bank Swasta
Nasional memiliki data keuangan yang telah diaudit dan tersedianya laporan keuangan
tahunan.

Definisi Operasional dan Variabel


CAR (Capital Adequacy Ratio)
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan kemampuan bank untuk memenuhi
kecukupan modalnya. Rasio minimum 8% permodalan terhadap aktiva tertimbang.
Semakin tinggi CAR, maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk
menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko, jika nilai
CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan
memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas (Muhammad, 2015: 142).
Menurut Widayaningsih et. al, (2017) untuk menghitung CAR adalah:

CAR = x 100%

NPL (Non Performing Loan)


Rasio antara kredit bermasalah dengan kredit yang disalurkan. Rasio ini
menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang
diberikan oleh bank. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak
ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan
kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet (Machsud Ali:2004). Rasio NPL dapat
dirumuskan sebagai berikut:

NPL : x 100%

NIM (Net Interest Margin )


Net Interest Margin (NIM) yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah
pendapatan bunga bersih yang diperoleh bank dalam menggunakan aktiva produktif
(Achmad dan Kusumo, 2003). Rasio NIM menunjukkan kemampuan manajemen bank
dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.
Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga.
Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif

124

Media Akuntansi | Vol. 32 No. 02 Tahun 2020


yang dikelola bank sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin
kecil (Almilia dan Herdiningtyas, 2005).
Net Interest Margin adalah rasio antara selisih pendapatan dengan biaya bunga
dengan total aktiva (Nainggolan, 2009), yang dirumuskan :

NIM = x 100%

LDR (Loan to Deposit Ratio )


Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang
diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank atau kemampuan bank dalam
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan
kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio tersebut
memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuidittas bank yang
bersangkutan, karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi
semakin besar. Menurut ketentuan Bank Indonesia sebesar 80% - 110% (Dendawijaya,
2009: 116). Menurut Widayaningsih et. al, (2017) untuk menghitung LDR adalah:
LDR = x 100%
Tabel 3.4
Metode Pengumpulan Data
Data yang terkumpul dalam penelitian ini bersumber dari hasil kajian pustaka
dan tujuan lapangan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data ini berupa laporan keuangan tahunan periode 2017 sampai dengan 2019. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi
yaitu dengan mengumpulkan data atau dokumen yang diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia (BEI).

Teknik Analisi Data


Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan yang digunakan adalah Permodalan, Kualitas Aktiva,
Rentabilitas dan Likuiditas. Analisis rasio keuangan yang digunakan meliputi CAR
(Capital Adequecy Ratio ), NPL (Non Performing Loan), NIM (Net Interest Margin),
dan LDR (Loan to Deposit Ratio).

125

Media Akuntansi | Vol. 32 No. 02 Tahun 2020


Analisis Statistik Deskripsi
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi. Termasuk dalam statistik deskriptif adalah penyajian data
melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean
(pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran
data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi.
Uji Beda Dua Rata-rata
Teknik analisis data yang akan digunakan adalah uji beda dua rata-rata atau Uji
Independent Samples T-Test. Uji beda ini akan membandingkan rata-rata dari dua
sampel (dalam hal ini adalah bank pemerintah dan bank swasta nasional) dengan
asumsi bila data yang digunakan tidak berhubungan dan berdistribusi normal. Pada
analisis yang digunakan ini, akan diketahui apakah kedua sampel tersebut memiliki
perbedaan secara signifikan ataukah tidak. Bila jumlah anggota sampel = dan
varian homogen ( = ) maka dpat digunakan rumus t-test baik untuk separated
maupun pool varians.
̅
t= (rumus separated varians)

̅
t= (rumus pool varians)

Keterangan:
̅= rata – rata sampel 1 ̅ = rata – rata sapel 2
= simpangan baku sampel 1 = simpangan baku sampel 1
= varian sampel 1 = varian sampel 1
, = jumlah sampel subyek 1 dan subyek 2
Dalam penelitian ini pengolahan data untuk membandingkan kinerja keuangan
Bank Pemerintah dan Bank Umum Swasta Nasional menggunakan teknik statistik
yang berupa uji beda dua rata-rata (independent sample t-test).

126

Media Akuntansi | Vol. 32 No. 02 Tahun 2020


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Mann-Whitney Test
Ranks

Bank N Mean Rank Sum of Ranks


CAR Pemerintah 12 8,92 107,00
Swasta 12 16,08 193,00
Total 24

LDR Pemerintah 12 15,42 185,00


Swasta 12 9,58 115,00
Total 24

b
Test Statistics

CAR LDR
Mann-Whitney U 29,000 37,000
Wilcoxon W 107,000 115,000
Z -2,485 -2,021
Asymp. Sig. (2-tailed) ,013 ,043
a a
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,012 ,045
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Bank

Mann-Whitney Test ini digunakan untuk uji beda data yang tidak normal. Data
penelitian yang tidak normal dalam penelitian ini adalah CAR dan LDR. Hasil statistik
menunjukkan bahwa Asym. Sig. (2-tailed) baik CAR maupun LDR kurang dari 0,05.
Nilai CAR sebesar 0,013 dan nilai LDR sebesar 0,043. Hasil ini memberikan arti
bahwa terdapat perbedaan CAR dan LDR antara bank pemerintahdengan bank umum
swasta nasional. Perbedaan nilai rasio CAR terjadi karena bank Swasta yang diteliti
merupakan bank pemerintah yang termasuk ke dalam rangking terbesar bank di
Indonesia, sehingga kemampuan permodalan bank dalam menjaga kemungkinan
timbulnya risiko kerugian kegiatan usahanya juga besar. Maka, semakin tinggi
permodalan, bank dapat melakukan ekspansi usahanya dengan lebih aman. Adanya
ekspansi usaha, akhirnya akan mempengaruhi kinerja keuangan bank tersebut.
sehingga memiliki rasio CAR yang lebih tinggi dibandingkan dengan perbankan
Pemerintah.

127

Media Akuntansi | Vol. 32 No. 02 Tahun 2020


Rasio LDR menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada
kinerja keuangan yaitu loan to deposit ratio bank Swasta dan bank Pemerintah. Rasio
LDR juga merupakan penilaian terhadap faktor likuiditas, rasio ini menilai kinerja
bank berdasarkan besarnya Kredit terhadap Dana yang Diterima oleh Bank. Dana yang
Diterima adalah Kredit Likuiditas Bank Indonesia, Giro, Deposito, dan Tabungan
Masyarakat, Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan
(tidak termasuk pinjaman subordinasi), Deposito dan Pinjaman dari bank lain yang
berjangka waktu lebih dari tiga bulan, dan surat berharga yang diterbitkan oleh bank
yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan. Nilai LDR bank Swasta berbeda dengan
nilai NPL bank Pemerintah hal ini karena bank Swasta memiliki nilai LDR yang
cukup tinggi karena dana kredit pada bank swasta lebih besar dibandingkan pada bank
pemerintah. Terutama dana kredit likuiditas dari Bank Indonesia sebagian besar
diserap oleh bank Swasta. Selain itu dana yang diterima oleh bank swasta sebagian
besar berupa pinjaman, deposito yang berjangka waktu lebih dari 3 (tiga) bulan,
kondisi ini menyebabkan nilai LDR bank Swasta lebih besar dari nilai LDR bank
Pemerintah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan tingkat suku bunga antar
bank, dimana bank-bank pemerintah mampu merespon secara positif permintaan
kredit dari sektor riil yang semakin meningkat (Majalah Investor 2011).

Group Statistics

Bank N Mean Std. Deviation Std. Error Mean


NPL Pemerintah 12 ,030833 ,0088300 ,0025490
Swasta 12 ,022833 ,0076733 ,0022151
NIM Pemerintah 12 ,045583 ,0111229 ,0032109
Swasta 12 ,045917 ,0063168 ,0018235

Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Sig. (2- Mean Std. Error Interval of the
F Sig. t df tailed) Difference Difference Difference

128

Media Akuntansi | Vol. 32 No. 02 Tahun 2020


Lower Upper
NPL Equal ,996 ,329 2,369 22 ,027 ,0080000 ,0033770 ,0009966 ,0150034
variances
assumed
Equal 2,369 21,580 ,027 ,0080000 ,0033770 ,0009886 ,0150114
variances not
assumed
NIM Equal 1,620 ,216 -,090 22 ,929 -,0003333 ,0036926 -,0079913 ,0073246
variances
assumed
Equal -,090 17,427 ,929 -,0003333 ,0036926 -,0081095 ,0074428
variances not
assumed

Independent Samples Test digunakan untuk uji beda data normal yaitu NPL dan NIM.
Hasil uji beda menunjukkan bahwa Terdapat perbedaaan NPL bank pemerintah
dengan bank umum swasta nasional. Hal ini ditunjukkan dengan hasil Sig (2-tailed)
kurang dari 0,05 sebesar 0,027. Hasil uji beda untuk NIM menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan antara bank pemerintah dengan bank umum swasta nasional. Hal
ini bisa terlihat dari hasil olah data Sig (2-tailed) lebih dari 0,05, dimana nilai NIM
sebesar 0,929.

Pembahasan
Capital Adequacy Ratio (CAR) X1
Hasil analisis menunjukan hipotesis pertama yang menyatakan terdapat
perbedaan capital adequacy ratio antara Bank Pemerintah dan Bank Umum Swasta
Nasional diterima. Hasil analisis dengan mann-whitnet test bahwa nilai Asym. Sign.
(2-tailed) 0,013 yaitu kurang dari 0,05. Hal ini menunjukan terdapat perbedaan
capital adequacy ratio antara Bank Pemerintah dan Bank Umum Swasta Nasional.
Perbedaan kinerja ini menunjukkan bahwa bank umum swasta nasional lebih baik
dibandingkan dengan bank pemerintah dari sisi CAR. Kinerja yang bagus ini
disebabkan karena bank swasta yang dipilih adalah bank yang masuk dalam rangking
tertinggi bank di Indonesia. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hadri
dan Rofika (2014), mamahit, dkk (2016) Hasil penelitian berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Marsuki, dkk (2012) , Noviani (2013)bahwa CAR antara bank
pemerintah dan bank umum swasta nasional tidak ada perbedaan kinerja keuangan.
129

Media Akuntansi | Vol. 32 No. 02 Tahun 2020


Non Performing Loan (NPL) X2
Dilihat dari indikator Non Performing Loan (NPL), diketahui nilai sig (2-
tailed) yaitu 0,027 kurang dari 0,05 sehingga H0 diterima artinya terdapat perbedaan
kinerja keuangan antara bank pemerintah dengan bank umum swasta nasional. Rasio
ini menunjukkan semakin tinggi nilai Non Performing Loan (NPL), semakin buruk
kualitas kredit yang bersangkutan karena jumlah kredit bermasalah semakin besar dan
jika rasio Non Performing Loan (NPL) rendah akan menghasilkan pendapatan
bertambah dan meningkatkan laba perusahaan tersebut. Hasl penelitian ini didukung
penelitian yang dilakukan oleh Nazir, Renofa dan Mardiyanti (2014); Maharani dan
Afandy (2013) yang menganalisis perbedaaan kinerja keuangan antara bank
pemerintah dan bank umum swasta nasional.
Net Interest Margin (NIM) X3
Dari indikator Net Interest Margin (NIM), diketahui nilai sig (2-tailed) yaitu
0,05 lebih besar dari 0,05 maka H0 ditolak artinya tidak ada perbedaan antara kinerja
keuangan bank pemerintah dengan bank umum swasta nasional. Rasio ini digunakan
untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya
untuk menghasilkan pendapatan bunga dari kegiatan operasional bank. Semakin tinggi
Nett Interest Margin (NIM), semakin tinggi pula pendapatan bunga yang diterima oleh
perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan
Marsuki, dkk (2012). Penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Maharani dan Afandy (2013).
Loan to Deposit Ratio (LDR) X4
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa dapat diketahui nilai sig (2-
tailed) yaitu 0,043 lebih kecil dari nilai taraf pengujian sebesar 0,05 maka H0 diterima
artinya terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dengan bank
swasta dari rasio keuangan Loanto Deposit Ratio (LDR). Rasio ini menggambarkan
kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan deposan dengan
mengendalikan kredit yang diberikans ebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi
rasio tersebut memberi indikasi semakin tingginya kemampuan likuiditas suatu bank
tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hadri dan Rofika (2014) dan
Mamahit,dkk (2016) mengenai perbandinagn kinerjabankpemerintah dengan bank
umum swasta nasional.

130

Media Akuntansi | Vol. 32 No. 02 Tahun 2020


Dari keempat rasio keuangan yang diteliti hanya satu rasio keuangan yang
tidak terdapat perbedaan signifikan artinya ada perbedaan kinerja keuangan antara
bank pemerintah dengan bank swasta yaitu dari rasio keuangan Net Interest Margin
(NIM). Hasil pembuktian hipotesis ini diperkuat dengan hasil penelitian yang
dilakukan Marsuki, dkk (2012 tetapi bertolak belakang dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Maharani dan Afandy (2013).

PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah:
1. Terdapat perbedaan pada CAR (Capital Adequacy Ratio) antara Bank
Pemerintah dan Bank Umum Swasta Nasional.
2. Terdapat perbedaan pada NPL (Non Performing Loan) antara Bank
Pemerintah dan Bank Umum Swasta Nasional.
3. Terdapat perbedaan pada NIM (Net Interest Margin) antara Bank
Pemerintah dan Bank Umum Swasta Nasional.
4. Tidak terdapat perbedaan pada LDR (Loan to Deposit Ratio) antara Bank
Pemerintah dan Bank Umum Swasta Nasional.

Keterbatasan
Penelitian ini masih memiliki keterbatasan sebagai berikut:
1. Tahun penelitian hanya delapan Bank yaitu Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN,
BCA, Panin, Cimb Niaga dan Mega.
2. Tahun Penelitian yang digunakan hanya terbatas selama 3 Tahun dari tahun
2017-2019.
3. Rasio yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 4 rasio, yaitu NPL/NPF,
LDR, NIM, dan CAR.

Saran
Saran yang disampaikan sebagai berikut:
1. Penelitian yang akan datang diharapkan menambah objek penelitian agar
dapat menghasilkan hasil yang lebih akurat.

131

Media Akuntansi | Vol. 32 No. 02 Tahun 2020


2. Bagi peneliti yang akan datang diharapkan untuk memperpanjang periode
penelitian.
3. Bagi peneliti yang akan datang diharapkan menambah variabel untuk
mengukur kinerja keuangan bank menggunakan metode perhitungan kinerja
keuangan yang terbaru

DAFTAR PUSTAKA

Abdulkadir Muhammad & Rilda Murniati, Segi Hukum Lembaga Keuangan dan
Pembiayaan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000

Abdullah,M.F. (2005). Manajemen Perbankan (Teknik Analisis Kinerja Keuangan


Bank). Malang: UMM Malang.

Achmad, Tarmidzi dan Kusumo. 2003. Analisis Rasio-Rasio Keuangan sebagai


Indikator dalam Memprediksi Potensi Kebangkrutan Perbankan di Indonesia.
Media Ekonomi dan Bisnis, Vol 15.No.1.

Adeusi, Stephen Oluwafemi et.al. (2014). Corporate Governance and Firm Financial
Performance: Do Ownership and Board Size Matter?. Academic Journal of
Interdiciplinary Studies. MCSER Publishing, Rome-Italy. Vol. 2, No. 3,
November 2013. ISSN: 2281-3993

Anggun Dwi Nurmawati,Listyorini Wahyu Widiati. 2012. Analisa Pengaruh CRA,


NPL, BOPO, LDR, dan NIM terhadap ROA pada Perusahaan Perbankan di
Indonesia. Tersedia di Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 1, No. 1.

Defri. (2012). Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Likuiditas dan Efisiensi
Operasional terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di
BEI. Jurnal Manajemen, 1(1): 1-18.

Dendawijaya, Lukman. (2009). Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Fahmi, I. 2011. Manajemen Kinerja. Alfabeta. Bandung.


. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Alfabeta. Bandung.

Febryani, A dan R. Zulfadin. 2003. Analisis Kinerja Bank Devisa Dan Bank Non
Devisa Di Indonesia. Hal. 38-54. Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan, Vol. 7,
No. 4. Universitas Trisakti. Jakarta.

Fitrianto, H., & Mawardi, W. (2006). Analisis Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas,
Rentabilitas,dan Efisiensi Terhaap Rasio Kecukupan Modal Perbankan yang
Teraftar di Bursa Efek Indonesia Jakarta. Jurnal Studi Manajemen dan
Organisasi 3(1), 1-11.
132

Media Akuntansi | Vol. 32 No. 02 Tahun 2020


Fransisca Claudya Mewoh, dkk, “Analisis Kredit Macet”, Jurnal Administrasi Bisnis,
hlm.2. 32 Ibid. 33 Hermansyah, 2013, Hukum Perbankan Nasional Indonesia,
Jakarta, Kencana Prenada Media Group, hlm. 7.

Haryanto, Gita Sahrani, Analisis Perbandingan Bank Pemerintah dan Bank swasta,
Skripsi, Surabaya: Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas,
2012

Hasibuan, H. M. S. P. 2008. Dasar-dasar Perbankan. Bumi Aksara. Jakarta.

Ilhomovich, S.E. (2009) Factors affecting the performance of foreign banks in


Malaysia.

133

Media Akuntansi | Vol. 32 No. 02 Tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai