282–291
Terakreditasi SK. No. 040/P/2014
http://jurkubank.wordpress.com
Abstract
This is the first study examining the market power of Islamic banks in Indonesia which using quarterly
data. Specifically, this paper attempts to answer a question whether, in the high-religiosity country as
Indonesia, Islamic banks have greatermarket power compared to its conventional counterparts. We
construct Lerner’s index to measure banks market power by using data from 2009 to 2013. We found
that even in a biggest Muslim country in the world, Islamic banks have lowest market power. The result
suggests that central banks of Indonesia should consider an alternative methods to promote Islamic banks
market power since the balance between those two types of banks may enhance country financial
stability.
Keywords: market power, Lerner index, Islamic banks, Indonesia
| 2|
Daya Saing bank Syariah di Sebuah Negara Religius: Temuan Empirik dari Indonesia
Tastaftiyan Risfandy, Putri Permatasari Husa, Andi Asrihapsari
mengindikasikan rendahnya tingkat kompetisi (2015), Love & Martinez-Peria (2015), Tan (2015),
pada pasar perbankan tersebut (Fu et al., 2014; dan masih banyak lagi) salah satunya karena indeks
Love & Martinez-Peria, 2015). Secara khusus, Lerner dapat mengukur daya saing perbankan se-
pene- litian ini ditujukan untuk menjawab cara endogenus (Soedarmono et al., 2011). Indeks
pertanyaan, apakah daya saing bank syariah Lerner mengukur “seberapa mampukah” sebuah
bank atau industri perbankan menentukan harga
secara signifikan lebih tinggi atau lebih rendah
produk dan jasa perbankan yang dikenakan ke-
dibandingkan de- ngan bank konvensional.
pada nasabah di atas biaya marginal yang harus
Penelitian ini sangat penting untuk dikeluarkan bank. Semakin tinggi harga produk
dilakukan setidaknya karena dua hal. Pertama, dan jasa perbankan diatas biaya marginal
hasil dari penelitan sebelumnya tidak menunjukkan semakin tinggi daya saing bank ter-
menghasilkan kesim- pulan tentang apakah bank sebut.
syariah memiliki daya saing yang lebih baik atau Indeks Lerner dihitung di setiap bank dan
sebaliknya. Turk-Ariss (2010) menemukan bahwa di setiap tahun dengan menggunakan metode
bank syariah memiliki daya saing yang rendah, dari Weill (2011) dan Turk-Ariss (2010). Untuk
sementara Hamza dan Katchouli (2014) menen- tukan apakah bank syariah dan bank
menemukan bahwa bank yang menerapkan konvensional memiliki daya saing yang berbeda,
hukum ekonomi syariah justru memi- liki tingkat penelitian ini menggunakan uji beda rata-rata.
kompetisi yang lebih baik daripada bank Penelitian ini juga akan menginvestigasi
konvensional. Di sisi yang lain, Weill (2011) perbedaan daya saing kedua tipe bank dengan
mengamati bahwa kedua tipe perbankan tidak analisis Pooled Least Square (PLS).
memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal Sepengetahuan peneliti, belum ada
daya saingnya. Kedua, meskipun bank penelitian yang menguji daya saing bank syariah
konvensional memiliki beberapa keunggulan di Indone- sia. Peneliti fokus pada Indonesia
seperti penggunaan teknologi yang mutakhir, karena selain se- bagai negara dengan penduduk
tenaga kerja yang handal dan telah memiliki Muslim terbesar di dunia, Indonesia adalah satu
posisi di industri perbankan, hal tersebut tidak dari sekian banyak negara Muslim yang memiliki
menjadi jaminan bahwa bank konvensional tingkat religiusitas yang tinggi, dengan skor
memiliki daya saing yang lebih baik dan kuat. religiusitas yang men- capai 99% (World Bank,
Sejak kemunculan dan perkembangan bank 2014). Dengan demikian, penelitian ini akan
syariah di negara-negara Muslim, timbullah suatu memberikan kontribusi signifikan pada
penilaian bahwa seharusnya bank syariah lebih literatur empirik bank syariah khu- susnya di
banyak mendapatkan tempat di hati populasi Indonesia. Output dari hasil penelitian ini juga
Muslim. Nasabah yang memiliki tingkat religi- dapat digunakan oleh para pembuat kebi- jakan,
usitas yang tinggi akan tetap memilih bank baik bagi mereka yang duduk di posisi
syariah meskipun return yang didapatkan akan manajemen maupun mereka yang duduk di
lebih rendah. Mereka dapat memilih akan peme- rintahan. Bank Indonesia harus
menempatkan dananya di bank syariah manapun mempertimbang- kan metode alternatif dalam
yang dikehen- dakinya karena banyak sekali menggenjot daya saing bank syariah karena
pilihan bank syariah dalam industri perbankan keseimbangan kedua tipe bank tersebut dapat
saat ini. meningkatkan stabilitas keuangan. Bagi para
manajer bank khususnya bank syariah,
penelitian ini dapat menjelaskan ten- tang
tingkat daya saing bank yang sedang mereka
kelola.
| 3|
Jurnal Keuangan dan Perbankan | PERBANKAN
Vol. 20, No.2, Mei 2016: 282– 291
| 285
|
Daya Saing bank Syariah di Sebuah Negara Religius: Temuan Empirik dari Indonesia
Tastaftiyan Risfandy, Putri Permatasari Husa, Andi Asrihapsari
indeks Lerner yang dihasilkan dan hal tersebut Kesepuluh bank tersebut telah mewakili 80%
mengindikasikan semakin tingginya daya saing pangsa pasar perbankan di Indonesia.
bank.
B meto diguna
ebera de kan
pa Panz dalam
penel ar- peneli
iti Ross tian di
seper e bi-
ti untu dang
Turk- k perban
Ariss men kan,
(2010 ghitu teruta
), ng ma
Hamz daya untuk
a & saing menila
Katch seba i
ouli gai kompe
(2014 robu tisi di
), stne tingka
dan ss t
Mulya chec pasar
ningsi k (indus
h et dari tri).
al., inde Namu
(2015 ks n
) Lern peneli
meng er. tian
guna Prok ini
kan si ini hanya
fokus
H- juga pada
Stati cuku indeks
Lerner
stics p karena
bany peneli
dari tian
ak
| 287
|
Jurnal Keuangan dan Perbankan | PERBANKAN
Vol. 20, No.2, Mei 2016: 282– 291
reksi standar eror. Opsi ini dilakukan untuk kan memiliki pengaruh pada daya saing bank. Uji
meng- hindari problem heteroskedastisitas pada ini dirumuskan dalam persamaan (IV) sebagai
regresi. Karena daya saing bank dari tahun ke berikut:
tahun di-
mungkinkan untuk berbeda, persamaan (I) di- = α + β1 Syariahi +
estimasi tahun per tahun (2009-2013) untuk DayaSaing (IV)
it
setiap UtilisasiAset it
pasar perbankan (syariah dan konvensional) atau dengan mengguna- kan opsi koreksi standar eror.
5 kali regresi dengan 5 dan . Analisis ini juga me- masukkan tiga variabel kontrol
Koefisien yang didapat dari regresi trans- yang dihipotesis-
logaritma tersebut kemudian digunakan untuk
menghitung biaya marginal bank seperti pada
per- samaan (II). Langkah terakhir dalam
penghitungan indeks Lerner adalah menjalankan
persamaan (III), yaitu mengurangkan harga
produk perbankan (Price) dengan biaya
marginal (MC) yang didapat dari persamaan
(II). Harga produk perbankan itu sendiri adalah
total pendapatan (jumlah dari pen- dapatan
bunga dan pendapatan non-bunga) dibagi dengan
total aset.
Indeks Lerner secara umum berkisar di-
antara angka 0 dan 1. Semakin tinggi indeks
Lerner mengindikasikan daya saing bank yang
semakin tinggi. Sebagai contoh, sebuah bank
dengan indeks Lerner 0,8 dapat diartikan bahwa
bank tersebut memiliki kemampuan untuk
menetapkan harga produk perbankan mereka
80% diatas biaya mar- ginal yang mereka
keluarkan. Akan tetapi, Soedar- mono et al.
(2011) berpendapat bahwa indeks Lerner dapat
bernilai negatif. Hal ini dapat terjadi pada bank
yang tidak bekerja secara optimal, yaitu saat
harga produk dan jasa mereka lebih rendah dari
biaya marginal yang mereka keluarkan.
| 286
|
+β3Risikoit + β4Kuartalt + εit
| 287
|
Daya Saing bank Syariah di Sebuah Negara Religius: Temuan Empirik dari Indonesia
Tastaftiyan Risfandy, Putri Permatasari Husa, Andi Asrihapsari
Utilisasi asset bank konvensional juga lebih syariah hanya 21% saja. Bank konvensional juga
baik dari bank syariah. Bank konvensional secara memperlihatkan solvabilitas yang lebih baik
rata-rata mengalokasikan 66% dari aset mereka (risiko lebih rendah), yang ditunjukkan dari rasio
untuk kredit atau pembiayaan, sedangkan bank ekuitas terhadap total aset. Rasio kapital bank
konven-
| 289
|
Jurnal Keuangan dan Perbankan | PERBANKAN
Vol. 20, No.2, Mei 2016: 282– 291
sional secara rata-rata 12,6%, sedangkan bank Langkah selanjutnya adalah penghitungan
sya- riah hanya 8,1%. Dengan demikian, dari biaya marginal. Indeks Lerner kemudian dihitung
statistik deskriptif yang tersaji pada tabel 2, menggunakan persamaan (III) setelah nilai biaya
kita dapat menyimpulkan babwa bank marginal didapatkan. Hasil penghitungan indeks
konvensional memiliki pangsa pasar yang lebih Lerner ini ditunjukkan pada tabel 4. Seperti pada
luas daripada bank syariah. Bank konvensional literatur terdahulu (Soedarmono et al., 2011),
juga lebih baik dalam hal aset, kredit, dan indeks Lerner dalam penelitian ini menunjukkan
ekuitas. nilai ekstrim diluar rentang 0 dan 1. Nilai mak-
simum indeks Lerner dari bank konvensional dan
Indeks Lerner bank syariah masing-masing 1,2 dan 1,3. Rata-
rata indeks Lerner bank syariah sebesar 0,44,
Persamaan (I) dijalankan untuk
se- dangkan dari bank konvensional didapatkan
mendapatkan 5 and untuk digunakan dalam
nilai 0,56.
penghitungan biaya marginal. Persamaan (I)
tersebut dijalankan di setiap tahun karena Tabel 5 menunjukkan hasil dari uji beda
tingkat kompetisi per- bankan di tiap tahun rata- rata indeks Lerner dua bank di tiap tahun.
dapat berbeda. Hasil regresi persamaan (I) Ter- kecuali di tahun 2013, bank konvensional
tersebut ditunjukkan dalam tabel 3. Tiga input memiliki daya saing yang lebih tinggi dibanding
biaya berupa biaya tenaga kerja, biaya modal, bank syariah. Daya saing bank syariah di
dan biaya pendanaan terbukti berhubung- an Indonesia se- cara signifikan lebih rendah di
erat dengan total biaya yang dikeluarkan oleh tahun 2009, 2010, dan 2011, dengan significance
perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya level 5% dan 1%. Ren- dahnya daya saing bank
goodness-of-fit (R2) pada setiap estimasi. syariah juga ditunjukkan
| 288
|
Daya Saing bank Syariah di Sebuah Negara Religius: Temuan Empirik dari Indonesia
Tastaftiyan Risfandy, Putri Permatasari Husa, Andi Asrihapsari
dalam gabungan tahun. Secara umum, peneliti menggunakan metode pooled least square. Hasil
da- pat menyimpulkan bahwa daya saing bank re- gresi ditunjukkan pada tabel 6. Variabel
konven- sional secara signifikan lebih baik Syariah, atau variabel dummy yang bernilai 1
dari bank syariah, dalam significance level 1% jika bank sya- riah, menunjukkan nilai negatif
dan 5%. yang berarti daya saing bank syariah lebih rendah
13% daripada bank konvensional. Hasil ini tidak
Daya saing, utilisasi aset, dan risiko berubah dalam ketiga estimasi yang lain, saat
mempertimbangkan dummy quarter dan robust
Pada bagian ini, peneliti akan menelaah
standard error. Meskipun signifi- kansi Syariah
lebih lanjut tentang apakah perbedaan indeks
berkurang pada estimasi (3) dan (4), namun
Lerner yang didapatkan pada uji beda rata-rata
variabel ini masih dapat dikatakan signifi- kan
juga sig- nifikan setelah mengontrol variabel-
pada level 10%.
variabel lain. Untuk itu, peneliti mengestimasi
persamaan (IV)
| 289
|
Jurnal Keuangan dan Perbankan | PERBANKAN
Vol. 20, No.2, Mei 2016: 282– 291
Mengenai kontrol variabel dalam yang menguasai 80% pasar perbankan dirasa kurang
penelitian ini, dalam estimasi (1) dan (2), utilisasi fair. Dengan demi-
aset dan risiko memiliki pengaruh negatif
terhadap daya saing bank. Hal ini berarti
semakin tinggi utilisasi aset perbankan atau
semakin rendah risiko perbankan berhubungan
dengan rendahnya daya saing bank.
DAFTAR PUSTAKA
Beck, T., Demirgüç-Kunt, A., Merrouche, O. 2013.
Islamic vs. Conventional banking: Business
model, effi- ciency and stability. Journal of
Banking & Finance 37(2): 433-447
| 291
|