Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH


DALAM MEMILIH JENIS PERBANKAN SYARI'AH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Kuantitatif

Dosen Pembimbing: Rabiudin M.pd

Disusun oleh:

Mohammad Lukman H Saloka ( 410521037)

FAKULTAS SYARIAH DAN DAKWAH

PROGRAM STUDY EKONOMI SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SORONG

TAHUN 2023
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia perbankan merupakan industri yang memegang peranan penting dalam


pelaksanaan pembangunan, khususnya dalam mendukung dunia usaha. dunia
Perbankan memiliki peran penting dalam menghimpun dana masyarakat baik
berupa pemodal dalam bentuk tabungan, deposito, giro maupun distribusi,
berbagai jenis kredit dan jadilah pendukung acara lalu lintas Industri pembayaran
dan keuangan, yang merupakan sektor penting dalam perbankan bank
konvensional dan syariah. Selain bertindak sebagai lembaga perantara, bank juga
merupakan organisasi yang bertindak sebagai lembaga perantara memperlancar
kegiatan perekonomian suatu negara dan juga merupakan sarana untuk
mensejahterakan rakyatnya.Sektor perbankan di Indonesia sendiri telah melihat
sejumlah perkembangan yang awalnya tidak tersedia penerapan sistem
konvensional, muncul sistem baru yaitu sistem syariah di bidang perbankan di
Indonesia.

Jenis bank di Indonesia terbagi menjadi dua jenis bank pada bank berdasarkan
prinsip konvensional dan bank berdasarkan prinsip syariah.Hal utama adalah itu
Perbedaan kedua jenis bank ini terletak pada harga, harga jual dan harga
pembelian. Dengan bank konvesional, harga selalu didasarkan pada tingkat bunga
Produk simpanan seperti tabungan dan deposito berjangka sesuai permintaan.
Begitu juga dengan harga produk Juga, kredit (pinjaman) ditentukan dengan
menggunakan tingkat bunga tertentu. Harga ini dikenal luas. Untuk layanan
perbankan lainnya: perbankan konvesional menggunakan atau menerapkan biaya
yang berbeda dalam nilai atau persentase tertentu. sistem Pembebanan biaya ini
disebut berbasis biaya dan dapat didefinisikan seperti di bank tradisional
pengertian bank umum dalam pasal 3 UU No. 1.10 Tahun 1998 dengan cara
peniadaan Yang dimaksud dengan "dan/atau berdasarkan prinsip syariah" adalah
bank yang melakukan kegiatan usaha jasa tradisional yang menawarkan jasa
pembayaran. Bank Islam atau dengan kata lain yang familiar disebut bank syariah
ialah bank yang operasionalnya tidak menggunakan konsep bunga. Bank syariah
atau disebut juga bank bebas bunga adalah lembaga perbankan yang operasional
dan produknya dirumuskan berdasarkan Al-Qur'an dan Hadist Nabi SAW.
Dengan kata lain, bank syariah adalah lembaga jasa keuangan yang kegiatannya
memberikan pembiayaan dan jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran dan
peredaran uang yang penyelenggaraannya disesuaikan dengan prinsip syariah.
Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan operasionalnya berdasarkan
prinsip syariah Islam. Bank syariah dalam pelaksanaannya berpedoman pada
ketentuan Alquran dan hadits. (Wibowo, 2005)

Kehadiran bank syari’ah di tengah-tengah perbankan konvensional adalah


untuk menawarkan sistem perbankan alternatif bagi umat Islam yang
membutuhkan atau ingin memperoleh layanan jasa perbankan tanpa harus
melanggar larangan riba. Sebagaimana alasan utama mengenai latar belakang
berdirinya bank syari’ah, yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada
bank konvensional itu hukumnya haram karena termasuk dalam kategori riba
yang dilarang dalam agama, bukan saja pada agama Islam tetapi juga oleh agama
samawi lainnya dan dari aspek ekonomi, penyerahan resiko usaha terhadap salah
satu pihak dinilai melanggar norma keadilan dan dapat menimbulkan rasa
mementingkan diri sendiri (selfishness). Dalam jangka panjang sistem perbankan
konvensional akan menyebabkan penumpukan kekayaan pada segelintir orang
yang memiliki kapital besar. Akan tetapi perkembangan perbankan syariah hingga
saat ini masih kurang dibandingkan dengan pertumbuhan bank konvensional.
Berdasarkan Data Statistik Perbankan Syariah, Pertumbuhan, dan perkembangan
bagian keuangan terutama perbankan syariah perkembangan yang cukup penting,
bisa dilihat dari semakin banyaknya perbankan menjadi unit usaha syariah (UUS)
dan jumlah umum bank syariah (BUS) yang ada. Sumber Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) menjelaskan perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariahbaik dari
jumlah kantor (kuantitas) maupun dari perkembangan asset dan tenaga kerjanya.
Kendati demikian, Industri Perbankan Syariah di Indonesia masih belum
menunjukan pertumbuhan bisnis yang signifikan dengan potensial market lebih
dari 200 juta penduduk muslim di Indonesia, bank syariah masih menghadapi
kesulitan dalam memikat lebih banyak nasabah dan meningkatkan asset mereka.
market share bank syariah per oktober 2019 lalu baru menyentuh angka 6,01
persen. Pangsa pasar tersebut masih tertinggal jauh dibandingkan perbankan
konvensional.1

Upaya pengembangan bank syariah tidak cukup hanya berlandaskan kepada


aspek-aspek legal dan peraturan perundang-undangan tetapi juga harus
berorientasi kepada pasar atau masyarakat sebagaipengguna jasa (konsumen)
lembaga perbankan.Keberadaan bank (konvesional dan syariah) secara umum
memiliki fungsi strategis sebagai lembaga intermediasi dan memberikan jasa
dalam lalu lintaspembayaran, namun karakteristik dari kedua tipe bank
(konvensional dan syariah) dapat mempengaruhi perilaku calon nasabah dalam
menentukan preferensi mereka terhadap pemilihan antara kedua tipe bank
tersebut. Lebih lanjut, perilaku nasabah terhadap produk perbankan (bank
konvensional dan bank syariah) dapat dipengaruhi oleh sikap dan persepsi
masyarakat terhadap karakteristik perbankan itu sendiri.2

Peristiwa di lapangan memperlihatkan bahwa pemahaman masyarakat


masih belum merata mengenai pengetahuan perbankan syariah (Khusna, Pratama
and Syariah, 2021). selain itu, masyarakat menganggap pelayanan yang diberikan
oleh perbankan syariah sama seperti perbankan konvensional serta bagi hasil yang
diberikan bank syariah relatif rendah. Sebab masih kecilnya nasabah bank syariah
dibanding nasabah bank konvensional, pertumbuhan market share pun berskala
rendah ). Kurangnya minat masyarakat menjadi nasabah di bank syariah, tentunya
terdapat beberapa faktor yang mendasari. Nasabah berfikir bahwa tidak ada
perbedaan antara perbankan syariah dan perbankan konvensional, oleh sebab itu
tidak heran bahwa mereka masih enggan menjadi nasabah pada bank syariah.

Salah satu penyebab kurangnya pengetahuan masyarakat dikarenakan


masih rendahnya pemahaman tentang produk dan jasa yang ditawarkan bank
1
Lia Apriyanti, Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengagruh Terhadap Keputusan Nasabah
Memilih Bank Syariah, Vol 7,(Jakarta, 2021) hal. 1
2
Rohmadi dkk, Analisis faktor Penentu Keputusan Nasabah Dalam Memilih Jasa Perbankan
Syari'ah dan Perbankan Konvensional, Vol 4,(Bengkulu, 2016) h 284
syariah. Selain itu Varian produk yang ditawarkan serta berbagai hal yang
berhubungan dengan produk (seperti:variasi, biaya administrasi serta harapan
keuntungan) bukan merupakan pertimbangan utama di dalam memilih bank
syariah. Hal ini mengindikasikan bahwa nasabah bank syariah cenderung melihat
produk bank bukanlah sesuatu yang ”unik”, tetapi menyerupai produk komoditas
lainnya seperti yang ditawarkan oleh bank konvensional. Adapun permasalahan
ada pada keuntungan (bagi hasil). Pelanggan menganggap layanan bank syariah
sedikit “rumit” banyak nasabah bank syariah mengeluh tentang proses transaksi
yang rumit, Persepsi tersebut muncul akibat perbedaa bentuk transaksi pada bank
syariah dengan transaksi pinjam-meminjam di bank konvensional,

Menurut penelitian terdahulu oleh Sari yang mengatakan bahwa bagi hasil
berpengaruh pada keputusan nasabah. Jika bank syariah mampu menerapkan
sistem bagi hasil maka bank syariah tidak akan melakukan kesulitan untuk
menarik nasabah. Dapat kita lihat, bahwa masih banyak nasabah yang lebih
cenderung memilih bank konvensional di banding bank syariah sebab keuntungan
(bunga) yang didapat di bank konvensional lebih tinggi walaupun pada dasarnya
nasabah memahami bahwa bunga adalah riba, sedangkan keuntungan pada bank
syariah masih bersifat fluktuatif (tidak tetap)3

B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penelitian ini membatasi
penjelasan mengenai faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam
memilih perbankan syariah di kota sorong.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam memilih
perbankan syariah di kota sorong?
C. Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
3
Eka Julianti Efris Saputri, pengaruh prinsip bagi hasil dan bunga, dan reputasi bank terhadap
keputusan nasabah dalam memilih jasa perbankan: bank syariah dan bank konvensional, Vol. 2,
(Jambi, 2019) hal. 43
Untuk mengetahui faktor apakah yang mempengaruhi keputusan nasabah
tdalam memilih Bank Syariah dikota sorong.
Manfaat penulisan
1. Untuk akademisi
Meningkatkan kajian didalam dunia Perbankan Syari’ah
2. Untuk masyarakat
Sebagai bahan perbandingan masyarakat dalam memilih perbankan
syariah
D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja
yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam memilih perbankan
Syari’ah

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Teori

Pengambilan Keputusan

Pengertian Pengambilan Keputusan

Menurut Kotler dan Armstrong (2012:157), "Consumer buyer behavior refers to


the buying behavior of final consumers-individuals and households that buy goods
and services for personal consumption", pengertian tersebut dapat diartikan bahwa
perilaku keputusan pembelian mengacu pada perilaku pembelian akhir dari
konsumen, baik individual, maupun rumah tangga yang membeli barang dan jasa
konsumsi pribadi.Sedangkan menurut Assael (dalam Muanas, 2014: 26),
menyatakan bahwapengambilan keputusan pembelian adalah proses penilaian dan
pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu
dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan.
Keputusanpembelian konsumen adalah proses pengintegrasian yang
mengombinasikanpengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau
lebih, dan memilihsalah satu diantaranya (Sangadji dan Sopiah, 2013: 120).4

Selain itu menurut Marimin (2004:10) dalam mengambil keputusan seseorang


seringkali dihadapkan pada berbagai kondisi antara lain unik, tidak pasti, jangka
panjang dan kompleks. Yang dimaksud dalam kondisi unik adalah masalah
tersebut tidak mempunyai preseden dan di masa depan mungkin tidak akan
berulang kembali. Tidak pasti maksudnya bahwa faktorfaktor yang diharapkan
mempengaruhi dan memiliki kadar ketahuan atau informasi yang sangat rendah.
Jangka panjang maksudnya bahwa implikasinya memiliki jangkauan yang cukup
jauh ke depan dan melibatkan sumbersumber usaha yang penting. Adapun
kompleks yaitu dalam pengertiannya preferensi pengambilan keputusan atas
resiko dan waktu memiliki peranan yang besar.5

4
Yenni Arfah,Keputusan Pembelian Produk,(PT Inovasi Pratama Internasional, 2022) h.4
5
Lutfi Efendi, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Nasabah Pada Bank
Muamalat Malang (Malang, Doctoral Dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim 2009)
h.41
Perspektif pemecahan masalah mencakup semua jenis perilaku pemenuhan
kebutuhan dan berbagai faktor yang memotivasi dan mempengaruhi keputusan
konsumen; keputusan juga merupakan komponen penting dari perilaku konsumen
selain kegiatan fisik yang melibatkan konsumen dalam menilai, mendapatkan, dan
mempergunakan barang dan jasa ekonomis.6

Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan


kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan untuk membeli tersebut
mempunyai suatu struktur sebanyak tujuh komponen, yang meliputi:

a. Keputusan tentang jenis produk Dalam hal ini konsumen dapat mengambil
keputusan tentang produk apa yang akan dibelinya untuk memenuhi dan
memuaskan kebutuhan.
A. Keputusan tentang bentuk produk Konsumen dapat mengambil keputusan
untuk membeli suatu produk dengan bentuk tertentu sesuai dengan
seleranya.
B. Keputusan tentang merek Konsumen harus mengambil keputusan tentang
merek mana yang akan dibeli karena setiap merek mempunyai perbedaan-
perbedaan tersendiri.

C. Keputusan tentang penjualnya Konsumen dapat mengambil keputusan


dimana produk yang dibutuhkan tersebut akan dibeli.
D. Keputusan tentang jumlah produk Konsumen dapat mengambil keputusan
tentang seberapa banyak produk yang akan dibeli.
E. Keputusan tentang waktu pembelian Konsumen dapat mengambil
keputusan tentang kapan dia harus melakukan pembelian.
F. Keputusan tentang cara pembayaran Konsumen dapat mengambil
keputusan tentang metode atau cara pembelian produk yang akan dibeli,

6
Nurul Inayah, Analisis Keputusan Nasabah Menabung Di Bank Syariah (Studi Kasus Di Pt. Bprs Puduarta
Insani, Medan, (Doctoral dissertation, Pascasarjana UIN Sumatera Utara,2017) h.16
apakah secara tunai atau kredit. Keputusan tersebut akan mempengaruhi
keputusan tentang penjualan dan jumlah pembeliannya.7

Tingkat Tingkat Keputusan

Menurut davis dan Cosenza (1993: 56) dalam pembuatankeputusan dapat


diklasifikasi menjadi : keputusan strategis, keputusan taktis dan keputusan
teknis. Tingkat keputusan strategis merupakan penentu arah tindakan
organisasi dimasa mendatang. Bentuk dari keputusan strategis sangat
berorientasi pada masa depan organisasi. Salah satu bentuk keputusan strategis
misalnya menentukan produk, menentukan lokasi perusahaan dan
menentukan diferensiasi produk. Sedangkan keputusan taktis berorientasi
pada sesuatu yang dapat dioperasikan dalam jangka waktu singkat. Keputusan
yang dibutuhkan disini adalah keputusan taktis. Misalnya pembelian
fasilitas-fasilitas bahan ajar. Selanjutnya adalah keputusan teknis, keputusan
teknis adalah sebuah keputusan rutinitas yang dilakukan sehari-hari
didalam organisasi misalnya seperti menentukan jadwal akademik disebuah
perguruan tinggi yang dilakukan oleh bagian akademik.8

Brinckloe (1977) menawarkan bahwa ada empat tingkat keputusan yaitu (1)
automatic decisions, (2) expected information decisions, (3) factor weighting
decisions dan (4) dual uncertainty decisions.

1. Keputusan otomatis (outomatic decisions), keputusan yang dibuat


dengansangat sederhana, meski sederhana informasi tetap diperlukan.
2. Keputusan berdasar informasi yang diharapkan (Expected information
decision), tingkat informasi mulai sedikit kompleks artinya informasi yang
ada sudah memberi aba-aba untuk mengambil keputusan. Tetapi
keputusan belum segera diambil karena informasi tersebut perlu dipelajari.

7
Nurul Inayah, Analisis Keputusan Nasabah Menabung Di Bank Syariah (Studi Kasus Di Pt. Bprs Puduarta
Insani, Medan, (Medan,Doctoral dissertation, Pascasarjana UIN Sumatera Utara,2017) h. 16-17

8
Lia Ariska Ritonga, Tingkat, Klasifikasi Dan Tipe Keputusan, Vol 2,(Medan, 2021) h. 67
3. Keputusan berdasar berbagai pertimbangan (factor weighting
decisions),informasi-informasi yang telah dikumpulkan dianalisis, lalu
dipertimbangkan dan diperhitungkan sebelum keputusan diambil.
4. Keputusan berdasar ketidakpastian ganda (Dual uncertainty decisions),
dalam setiap informasi yang ada masih diharapkan terdapat ketidakpastian
artinya semakin luas ruang lingkup dan semakin jauh dampak dari suatu
keputusan, semakin banyak informasi yang dibutuhkan semakin tinggi
ketidakpastian itu.9

Nasabah perbankan

Definisi Nasabah Menurut undang-undang No.10 tahun 1998 tentang


perbankan.Dalam pasal 1 ayat 16 nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa
bank.Berdasarkan pengertian tersebut. Jenis-jenis nasabah terdiri dari 2 (dua)
jenis, yaitu :

1. Nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank


dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang
bersangkutan.
2. Nasabah debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau
pembiayaan berdasarkan prinsip Syariah atau dipersamakan dengan itu
berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.10

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bank adalah badan usaha di bidang
keuangan yang menarik dan mengeluarkan uang dalam ma- syakarat, terutama
memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pem- bayaran dan peredaran uang
Kemudian menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

9
Lukman, Erfina,PENGEMBANGAN MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENGADAAN SURAT IZIN
PENGGUNAAN JALAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI DI KABUPATEN SIDRAP, Vol 8,(Sinjai, Sulawesi Selatan,
2018) h.5
10
Rinda Hesti Kusumaningtyas, Elsy Rahajeng, PERSEPSI NASABAH AKAN LAYANAN ATM DAN E-BANKING
DENGAN METODE TAM, Vol 10,(Jakarta: 2017) h.91
Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Pasal 1 angka 2
"Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpan- an dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.11

Berdasarkan definisi di atas, bank mempunyai dua fungsi utama, yaitu


menghimpun uang dalam bentuk tabungan dan menyalurkan modal kepada
masyarakat dalam bentuk kredit.Umumnya simpanan yang diberikan oleh bank
konvensional diberikan dengan cara memberikan imbalan berupa bunga dan
mentransfer dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit dengan mengumpulkan
imbalan berupa bunga.

Perbankan sebagai lembaga keuangan berorientasi bisnis melakukan berbagai


transaksi. Transaksi perbankan yang utama adalah menghimpun dana (funding)
dan menyalurkan dana (lending) di samping itu transaksi perbankan lainnya dalam
rangka men- dukung kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana adalah
memberikan jasa-jasa bank lainnya (services).Sistem perbankan di Indonesia
disebut dengan dual banking system, maksud dari dual banking system adalah
terseleng-garanya dua sistem perbankan (konvensional dan syariah) secara
berdampingan yang pelaksanaannya diatur dalam berbagai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.12

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 ten- tang Perbankan Syariah


(Undang-Undang Perbankan Syariah), yang dimaksud dengan bank konvensional
adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional dan ber-
dasarkan jenisnya terdiri atas bank umum konvensional dan Bank Perkreditan
Rakyat. Adapun definisinya, sebagai berikut:

a. Bank umum konvensional adalah bank konvensional yang dalam


kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

11
Nur Wahid, Perbankan Syariah: Tinjauan Hukum Normatif dan Hukum Positif, Cet Ke 1,(Jakarta:Prenada
Media,2021) h.2
12
Trisadini P Usanti dan Abdul Somad, Hukum Perbankan, Cet ke 1 (Jakarta:Kencana, 2017) h.1-2
b. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank konvensional yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lin- tas pembayaran.

Adapun yang dimaksud dengan bank syariah adalah bank yang menjalankan
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip sya- riah dan menurut jenisnya terdiri atas
Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Adapun definisinya,
sebagai berikut:

a. Bank Umum Syariah adalah bank syariah yang dalam kegi- atannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah bank syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lin- tas pembayaran.13

Perbankan Syariah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,


Perbankan Syariah adalah "segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah
dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan
proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.14 Selanjutnya Bank adalah "badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat". 15 Sedangkan yang dimaksud
Bank Syariah adalah "bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah.16

Berdasarkan pengertian di atas, bank diartikan sebagai suatu badan yang


melakukan kegiatan berupa penghimpunan dan penyaluran dana. Karena bank
merupakan badan korporasi, maka hal ini berkaitan dengan organisasi bank
tersebut. Bank sebagai badan ekonomi yang melakukan kegiatan usaha dapat

13
Trisadini P Usanti dan Abdul Somad, Hukum Perbankan, Cet ke 1 (Jakarta:Kencana, 2017) h.2-3
14
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
15
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
16
Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentangPerbankan Syariah
berbentuk hukum perseroan terbatas, koperasi, dan masyarakat berdasarkan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 dan Nomor 10 Tahun 1998, namun bank
syariah yang bentuk hukumnya adalah bentuk hukumnya. Hal ini didasarkan pada
alasan sebagai berikut: Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008, satu-
satunya badan hukum adalah perseroan terbatas (Pasal 7).

Lembaga perbankan merupakan salah satu aspek yang diatur dalam syariah Islam
yaitu tentang muamalah, yang berarti mengatur hubungan antar manusia. Bank
syariah sebagai salah satu lembaga keuangan yang berbasiskan syariah
menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan
skema keuangan yang lebih bervariatif sehingga perbankan syariah menjadi
alternatif sistem perbankan yang dapat dipercaya dan dapat dinimati oleh seluruh
golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Selain sebagai penghimpun dana
bank syariah juga memiliki fungsi sebagai perantara (intermediasi keuangan) atau
sebagai pembiayaan seperti yang diatur dalam Pasal 1 Undang- undang No. 7
tahun 1992.17

Penelitian terhahulu

Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan dan


menemukan inspirasi baru berupa ilmu pengetahuan yang dapat diandalkan,
dalam proses berpikir yang logis dan didukung oleh fakta empiris, disamping itu
penelitian terdahulu membantu peneliti sebagai acuan dan referensi dalam
membuat penelitian ini. Penelitian terdahulu memudahkan peneliti dalam
menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk penyusunan penelitian dari
segi teori maupun konsep.

Penelitian dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan


nasabah dalam memilih layanan di Bank Syariah”. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk menguji apakah faktor-faktor seperti Kualitas


pelayanan, lokasi perusahaan, promosi, tingkat religiulitas dan tingkat margin
mempengaruhi keputusan nasabah dalam memilih layanan di Bank Syariah.

17
Subjek dari penelitian ini adalah nasabah Bank Syariah yang berjumlah 109
Orang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada nasabah Bank
Syariah yang kemudian data yang terkumpul diolah dengan menggunakan aplikasi
software SPSS versi 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tingkat
margin merupakan satu-satunya variabel yang berpengaruh signifikan terhadap
keputusan nasabah dalam memlih layanan di Bank Syariah. Sedangkan variabel
lainnya seperti kualitas pelayanan, lokasi perusahaan, promosi, dan tingkat
religiulitas tidak berpengaruh signifikanterhadap keputusan nasabah dalam
memilih layanan di Bank Syariah.Perbedaan pada penelitian terdahulu dengan
calon peneliti yaitu calon peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dan
meneliti beberapa nasabah muslim di Kelurahan Salo, Kecamatan Watang
Sawitto, Kabupaten Pinrang yang mempunyai rekening di Bank konvensional
sedangkan penelitian terdahulu menggunakan metode penelitian kuantitatif dan
teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menyebarkan kuesioner
kepada nasabah Bank Syariah yang kemudian data yang terkumpul diolah dengan
menggunakan aplikasi software SPSS versi 20.

Penelitian terdahulu yang mengangkat tema tentang keputusan nasabah dalam


memilih bank Islam atau bank syariah telah banyak dilakukan. Selamat dan
Abdul-Khadir (2012), meneliti kriteria pemilihan bank yang digunakan oleh
nasabah Muslim dan non-Muslim di Klang Valley, Malaysia. Studi ini
menemukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam kriteria pemilihan bank,
baik Muslim maupun non-Muslim memiliki persepsi umum dalam memilih bank-
bank mereka. Motivasi agama bukanlah faktor utama dalam kriteria seleksi bank,
namun nasabah menempatkan penekanan yang tinggi pada penyediaan layanan
yang cepat dan efisien, kerahasiaan bank, dan reputasi serta citra Bank. Data
dikumpulkan dari beragam usia, 84 persen responden berumur 20-39 tahun.
Berdasarkan latar belakang pendidikan, menunjukan bahwa mayoritas responden
memiliki pendidikan yang baik, yaitu lebih dari 84 persen adalah sarjana dimana
10,7 persen adalah para profesional. Mayoritas responden bekerja di sektor swasta
dan dikategorikan sebagai kalangan yang berpenghasilan menengah. Sejalan
dengan temuan Zarehan, penelitian yang dilakukan Maski (2010) di Malang, Jawa
Timur, Indonesia menemukan bahwa keputusan nasabah dalam memilih atau
tidak memilih bank syariah dalam menabung dipengaruhi oleh variabel
karakteristik syariah, pelayanan dan kepercayaan pada bank, pengetahuan dan
obyek fisik bank. Dan pengaruh yang paling dominan terhadap keputusan nasabah
adalah variabel pelayanan dan kepercayaan.

Hidayat dan Nouf K. (2012) meneliti tentang persepsi non-Muslim terhadap


layanan perbankan Islam di Arab Saudi. Studi ini menyimpulkan bahwa alasan
utama nasabah non-Muslim di Arab Saudi menggunakan jasa perbankan syariah
karena biaya yang lebih murah dan kualitas layanan yang lebih baik. Prinsip
perbankan syariah yang bebas bunga bukanlah faktor pendorong utama bagi
nasabah non-Muslim untuk menggunakan layanan perbankan syariah. Mayoritas
responden non-Muslim merasakan layanan perbankan syariah sangat memuaskan.
Responden berpendapat bahwa layanan perbankan syariah dapat memenuhi
kebutuhan perbankan merekaStudi literatur mengenai kriteria pemilihan bank
Islam di Malaysia yang dilakukan Nawi et. al., (2013). Kontribusi non-Muslim
terhadap pengembangan perbankan syariah di Malaysia sangat luar biasa,
beberapa bank melaporkan bahwa lebih dari setengah produk keuangan Islam
mereka digunakan oleh nasabah non-Muslim. Berdasarkan kajian komprehensif
dari literatur, ditemukan enam alasan mengapa nasabah memilih bank syariah,
yaitu pemahaman konsep perbankan syariah, pemenuhan aturan syariah,
kontradiksi agama, kualitas dan daya tarik yang ditawarkan, kesediaan
berhubungan dengan bank syariah, prospek dan potensi perbankan syariah.
Namun karakteristik dan preferensi ini akan terus berubah karena industri
perbankan bersifat dinamis. Dalam rangka bersaing dengan bank konvensional,
bank syariah harus mampu memahami persepsi masyarakat bahwa sistem bank
syariah lebih baik daripada sistem konvensional. Oleh karena itu, dalam
lingkungan yang kompetitif, bank syariah perlu sebuah studi mengenai preferensi
nasabah dalam pemilihan perbankan untuk membantu memasarkan produk
mereka secara efektif.
Abdullah et. al., (2012). Berdasarkan penelitian yang dilakukan disimpulkan
bahwa layanan dan produk syariah diterima dengan baik oleh penduduk non-
Muslim terutama di Klang Valley (wilayah Kota), Malaysia. Hasil penelitian
menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki dua rekening bank, baik
perbankan syariah maupun konvensional. Sementara itu responden tidak yakin
jika pembentukan perbankan Islam akan meningkatkan keseluruhan fasilitas dan
produk-produk perbankan. Mereka juga tidak yakin tentang persepsi nasabah dan
potensi produk bank syariah di masa depan. Hal ini mungkin karena kurangnya
informasi yang diberikan pihak bank ke masyarakat. Penelitian ini juga
mengungkapkan bahwa non-Muslim dari kelompok usia antara 19-35 tahun dan
dengan pendidikan tinggi memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik
tentang produk dan layanan perbankan syariah. Hasil penelitian ini sejalan dengan
Haron (1994) bahwa responden non-Muslim akan mempertimbangkan untuk
berhubungan dengan bank syariah jika mereka memiliki informasi yang cukup
tentang operasional bank syariah.
Abduh et. al., (2012), meneliti tentang kepuasan nasabah dan perilaku berpindah
ke bank syariah di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa
kepuasan nasabah ditentukan oleh 5 faktor utama yaitu; staf bank, keuntungan,
penampilan fisik bank, aksesibilitas dan biaya transaksi. Selain itu, karakteristik
dari sampel yang diambil dalam penelitian nasabah bank syariah di Jakarta-
Bogor-Depok yaitu sejumlah 75,4 persen nasabah adalah laki-laki, kebanyakan
usia nasabah bank syariah antara 26-35 tahun, tingkat pendidikan rata-rata adalah
perguruan tinggi (S1), bidang pekerjaan mereka didominasi oleh pegawai swasta.
Berdasarkan penelitian ini, dapat dipaparkan bahwa nasabah yang mempunyai
pendidikan dan mempunyai pengetahuan tentang banksyariah lebih memilih untuk
menggunakan jasa perbankan syariah.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif


deskriptif. Menurut Sugiyono (2008:8) metode penelitian kuantitatif merupakan
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Sedangkan metode penelitian deskriptif
adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,
suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki (Nazir,
2003:54).

Lokasi Dan waktu Penelitian

Penelitian ini akan mengambil sampel di Kota Sorong.Fokus penelitian adalah


pada persepsi yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam memilih bank
syariah. Sedangkan jangka waktu penelitian yang digunakan adalah selama bulan
Agustus sampai selesai.

Anda mungkin juga menyukai