Anda di halaman 1dari 26

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank merupakan lembaga keuangan yang bergerak dalam penghimpunan dan

penyaluran dana serta memberikan jasa-jasa dari masyarakat dalam rangka

meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sebagai lembaga keuangan yang mendapat

kepercayaan masyarakat atas dananya, bank semaksimal mungkin melakukan daya

tarik ekonomi berupa bunga tinggi, bonus, serta hadiah yang menarik. Berbagai cara

yang dilakukan bank dengan tujuan meningkatkan penghimpunan dana masyarakat

dimana salah satu caranya adalah meningkatkan volume (kapasitas) Nasabah.1

Perbankan syariah dalam istilah peristilahan internasional dikenal sebagai

Islami Banking. Bank Syariah pada awalnya dikembangkan sebagai suatu respon dari

kelompok ekonomi dan praktis perbankan yang berupaya mengakomodasi desakan

dari berbagai pihak yang menginginkan agar tersedia jasa keuangan yang

melaksanakan nilai moral dan prinsip-prinsip syariah. 2

Bank Syariah Indonesia lahir sejak 1992, munculnya Bank Syariah maka

propogandanya dikatakan sebagai bank bagi hasil. Hal ini dilakukan untuk

membedakan Bank Syariah dangan Bank Konvensional yang beroperasional

dengan sistem bunga. Akan tetapi di lapangan, praktik Bank Syariah belum

sepenuhnya menggunakan sistem bagi hasil. Selain sistem bagi hasil, masih ada

sistem jual beli dan sewa menyewa. Dengan demikian, Bank Syariah memiliki

ruang gerak produk yang lebih luas dibandingkan dengan Bank Konvensional.

1
Karnaen Parataatmadja, Membuktikan Ekonomi Islam di Indonesia. (Depok : Usaha
kami, 1996), h. 179.
2
Drs. Muhammad M.Ag, Manajemen Bank Syari’ah, (Yogyakarta: (UPP) AMP-YKPN,
(2005), Edisi Revisi h.13

1
Bank Syariah Indonesia merupakan salah satu Bank Syariah yang terhitung

beroprasi di Indonesia. Dalam menjalangkan oprasinya, masih harus berupaya

untuk selalu menjaga dan meningkatkan hubungan baik dengan nasabahnya,

sehingga nasabah akan loyal dan tidak tertarik dengan bank lain. Bank Syariah

Indonesia memiliki keunggulan dalam hal yang berasaskan Islam dan dapat

bersaing dengan baik dengan Bank konvensional di Indonesia.

Dalam sistem operasional Bank Syariah, Mudharabah merupakan salah satu

bentuk akad pembiayaan yang akan diberikan kepada nasabahnya. Sistem dari

Mudharabah ini merupakan akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak

pertama yaitu nasabah menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak kedua yaitu

bank menjadi pengelola. Di dalam akad Mudharabah, rata-rata pengusaha seperti

perusahaan dan yayasan yang berbasis syariah dan mengharuskan memakai akad

Mudharabah.

Prinsip bagi hasil merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi

oprasional Bank Syariah secara keseluruhan. Prinsip Bank Syariah berdasarkan

pada kaidah Mudharabah akan berfungsi sebagai mitra, baik dengan penabung

demikian juga dengan pengusaha yang memimjam dana. Dalam kontrak

Mudharabah, pihak pengelola harus menjalangkan kewajibannya dengan cara

yang baik.3

Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam

mendapatkan, mengomsusmsi, dan meghabiskan produk atau jasa. Menurut para

ahli salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membangun hubungan baik bagi

konsumen adalah memberikan pelayanan yang bekualitas. Dalam sebuah riset

dijelaskan, bahwa pelayanan adalah salah satu tingkat keunggulan untuk

memenuhi harapan pelanggang, kualitas pelayanan yang baik dapat menyebabkan

3
Drs. Ismail, MBK, Ak, perbankan Syariah (Jakarta: Kencana, 2011) h. 31

2
tingkat kepuasan meningkat, sebaliknya kualitas pelayanan yang buruk

mengakibatkan kepuasan nasabah juga semakin rendah.4

Pada Bank Syariah Indonesia di Wonomulyo ada dua produk yang

diterapkan di dalamnya, yaitu akad Wadiah dan akad Mudharabah. Di dalam

Mudharabah mempunyai standar biaya yang terkadang nasabahnya tidak bisa

menerima itu karena Mudharabah mempunyai biaya administrasi, serta kegiatan

bagi hasilnya yaitu bagi keuntungan antara pihak bank dan nasabah. Biaya

administrasi yang dibebankan adalah Rp. 10.000 perbulan, sedangkan bagi

hasilnya adalah jika saldo < Rp100 juta maka pihak nasabah hanya mendapatkan

8% sedangkan dari pihak bank mendaptkan 92%. Akan tetapi jika saldo > Rp100

juta maka pihak nasabah mendaptakan 13% dan pihak bank mendaptakan 87%.

Karena perbandingan bagi hasil (nisbah) antara bank dan nasabah adalah 85:15.

Kepuasan nasabah penting untuk diukur dalam Bank Syariah Indonesia

Wonomulyo. Adapun kendala nasabah terhadap Mudharabah itu karena terkadang

tidak terakomodasi dengan biaya yang lebih besar dibanding bagi hasilnya

sehingga respon nasbah terhadap Mudharabah secara umum tidak terlalu

merespon, khususnya nasbah yang dibawah yaitu masyarakat atau perseorangan.

Pada umumnya, yang memakai akad Mudharabah ini adalah pengusaha-

pengusaha atau yayasan. Berdasarkan observasi awal atau wawancara, didapatkan

pengaruh dan penerapan Mudharabah terhadap kepuasan nasabah pada Bank

Syariah Indonesia (BSI). Diketahui bahwa dalam penerapan Mudharabah

pembiayaan yang berdasarkan prinsip syariah dengan penyediaan uang atau

tagihan yang dipersamakan dengan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

antara bank dengan pihak yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan

4
Rinir Wulantari, Fikri Aulani Rusmahafi, Membidik Nasabah Bank Syariah
(Yogyakarta,2020), h. 5.

3
imbalan atau bagi hasil. Selain itu, kualitas pelayanan juga harus di perhatikan

karna pelayanan yang bermutu akan menghasilkan kepuasan bagi nasabah. Maka

dari itu peneliti tertarik mengambil judul penelitian, yaitu “Pengaruh dan

Penerapan Mudharabah Terhadap Kepuasan Nasabah Pada Bank Syariah

Indonesia (BSI) Wonomulyo”.


B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan akad Mudharabah pada Bank Syariah Indonesia
(BSI) cabang Wonomulyo?
2. Bagaimana pengaruh penerapan akad Mudharabah terhadap tingkat
kepuasan nasabah pada Bank Syariah Indonesia (BSI) cabang
Wonomulyo?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan akad Mudharabah pada Bank
Syariah Indonesia (BSI) cabang Wonomulyo.
2. Untuk mengetahui pengaruh penerapan akad Mudharabah terhadap
tingkat kepuasan nasabah pada Bank Syariah Indonesia (BSI) cabang
Wonomulyo.

D. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus


1. Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah berfokus pada penerapan akad
mudharabah dan pengaruhnya terhadap kepuasan nasabah pada Bank
Syariah Indonesia.
2. Deskripsi fokus
Adapun deskirpsi fokus dalam penelitian ini yaitu
a. Pengaruh dan Penerapan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengaruh adalah daya yang ada atau
timbul dari suatu yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan
seseorang pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu
baik itu orang maupun benda. Sedangkan penerapan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah pelaksanaan.

4
b. Mudharabah
Mudharabah merupkan suatu akad yang memuat penyerahan modal dalam
jumlah dan jenis tertentu dari pemilik modal kepada pengelolaan modal untuk
digunakan sebagai usaha dengan ketentuan. Muḍārabahadalah akad kerja sama
usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (ṣāḥibul māl) menyediakan seluruh
(100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.5

c. Kepuasan nasabah
Kepuasan nasabah merupakan evaluasi purnabeli dimana alternatif yang
dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan nasabah, sementara
ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan.
Mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk pendanaan dan
pembiyaan.6
d. Bank Syariah
Pada dasarnya Bank Syariah adalah entitas yang melakukan penghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk pembiyaan dalam sistem Perbankan Indonesia
terdapat dua macam sistem oprasional perbankan sesuai UU No. 21 tahun 2008
tentang perbankan syariah. Bank Syariah adalah bank yang menjalangkan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu


1. Tuti Hastuti tanggal 1 april 2013 skripsi dengan judul “kualitas pelayanan
dan pola bagi hasil terhadap kepuasan Nasabah penyimpan pada Bank
Syariah”. Tujuan dari penelitian ini sendiri adalah untuk mengetahui dan
menilai seberapa besar pengaruh antara kualitas pelayanan dan pola bagi
hasil terhadap kepuasan nasabah.sehingga dapat menjadi salah satu acuan
bagi perbankan syariah dalam mengambilan keputusannya. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian survei pada nasabah
5
Rasmi Delvi Siregar, Pengaruh Kualitas Pelayanan Pembiyaan Mudharabah Terhadap
Kepuasan Nasabah, (Scientific Journal Of Reflection, 2021).
6
Rasmi Delvi Siregar, Pengaruh Kualitas Pelayanan Pembiyaan Mudharabah Terhadap
Kepuasan Nasabah, (Scientific Journal Of Reflection, 2021).

5
penyimpan di Bank Syariah untuk mengambil sampel dari suatu populasi
dan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur pengumpulan data yang
pokok. Setelah diadakan pengamatan dan melakukan analisis data
serta pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa hasil analisis
7
statistik regresi diyatakan ada pengaruh yang signifikan antara kualitas
pelayanan dan polabagi hasil terhadap kepuasan nasabah. Sedangkan yang
membedakan penelitian yang akan diteliti oleh calon peneliti fokusnya
kepada bagaimana pengruh dan penerapan Mudharabah terhadap
kepuasan nasbah pada bank syariah.

2. Nasri maido tahun 2016 dalam skripsinya dengan judul “ pengaruh

kualitas pelayanan terhadap loyalitas nasabah”. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui dan menganalisis yang dapat diperhatiakan, pengaruh

kualitas pelayanan terhadap kepercayaan, pengaruh kualiatas pelayanan

terhadap kepuasan nasabah, pengaruh kualiatas pelayanan terhadap

loyalitas nasabah, pengaruh kepercayaan terhadap loyalitas nasabah dan

pengaruh kepuasan nasabah terhadap loyalitas nasabah. Jenis penelitian ini

adalah kausalitas. kepercayaan dan kepuasan terhadap loyalitas nasabah

pada Bank Syariah. Penelitian yang berkaitan dengan kepuasan nasabah


pernah dilakukan.8 Kualitas pelayanan juga bergantung pada beberapa hal,

yaitu sistem, teknologi dan manusia. Dari faktor manusia sangat

memegang kontribusi terbesar dari kualitas pelayanan terhadap

perusahaan. Kualitas jasa sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan

yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Sedangkan

penelitian ini, calon peneliti fokus kepada pengaruh dan penerapan

Mudharabah terhadap kepuasan nasabah pada Bank Syariah Indonesia.

7
Tuti Hastuti, Kualitas Pelayanan Dan Pola Bagi Hasil Terhadap Kepuasan Nasabah
Penyimpan Pada Bank Syariah, (Jurnal Manajemen dan Akuntansi, 2013).
8
Rositha.Nasir maido, Pengaruh Kepuasan Nasabah Terhadap Loyalitas Nasabah
(2016).

6
3. Sumiati Tomadehe pada tahun 2017 dalam jurnalnya yang berjudul

“Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah (studi kasus

bank syariah mandiri cabang Kota Ternate)”. Dalam penelitian yang

dilakukan ditemukan hasil, yaitu pertama kualitas pelayanan tangibles

berpengaruh positif terhadap kepuasan nasabah, ke-dua reliability

berpengaruh positif terhadap kepuasan nasabah, ke-tiga responsiveness

berpengaruh positif terhadap kepuasan nasabah, ke-empat assurance

berpengaruh positif terhadap kepuasan nasabah, ke-lima empaty

berpengaruh postif terhadap kepuasan nasabah pada bank syariah mandiri

Kota Ternate.9 Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti ingin berfokus

pada pengaruh dan penerapan Mudharabah terhadap kepuasan nasabah

pada Bank Syariah Indonesia Wonomulyo.

9
Sumiati Tomadeha, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah,
(Skripsi Uin Kalijaga Yogyakarta, 2017).

7
BAB II
KAJIAN TEORETIS

A. Bank Syariah

Bank Syariah adalah bank yang dijalankan berdasarkan syariah. Kandungan

ajaran Islam ada tiga kisaran, yakni aqidah, akhlak, dan syariah. Ketiganya harus

diterapkan didalam semua sendi kehidupan termasuk dalam perbankan. Sebagai

sebuah sistem, Bank Syariah diatur dalam ajaran syariah. Syariah itu bersumber

dari Al-Quraan dan Hadist yang kemudian ditafsirkan oleh ulama.

Penafsiran ulama ini disebut dengan fikih. Fikih terbagi menjadi dua jenis,

yakni yang mengatur hubungan vertikal antara manusia dengan tuhan yang

disebut fikih ibadah serta fikih mumalah yang mengatur hubungan horizontal

antara manusia dengan mahkluk. Di dalam muamalah terdapat ekonomi sistem

keuangan. Bank Syariah merupakan bagian dari sistem ekonomi dan keuangan

syariah. Dalam fikih ibadah semua tidak boleh dilakukan kecuali ada ketentuanya.

Sedangkan fikih muamalah semua boleh dilakaukan kecuali ada larangannya.

Bank Syariah memiliki tiga jenis, diantaranya adalah Bank Umum Syariah
(BUS) seperti Bank Muamalat Bank Syariah Mandiri dan Bank Nasional

Indonesia Syariah. Jenis Bank Syariah yang kedua yaitu, Unit Usaha Syariah

(UUS) seperti UUS CIMB Niaga Syariah, BPD DIY Syariah, dan Danamon

Syariah. Selanjutnya jenis Bank Syariah yang ketiga adalah Bank Pembiyaan

Rakyat Syariah (BPRS) Harta Insan Karimah.

Ada beberapa cara dalam membentuk Bank Syariah, ada bank yang dari awal

membentuk perseroan terbatas seperti Bank Muamalat, selanjutnya ada bank yang

merupakan konfersi dari bank konvensional seperti Bank Syariah mandiri yang

merupakan konfersi dari Bank Susilah BHTI. Dari sisi struktur kelembagaan,

Bank Syariah memiliki dewan pengawas Bank Syariah (BPS) yang memiliki

8
fungsi setara dengan komisaris. BPS ini merupakan kepanjangan tangan dari

Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang memiliki

tugas utama mengawasi Bank Syariah agar tetap didalam koridor operasional dan

bisnis Syariah. Bank Syariah mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yakni

Peraturan Bank Indonesia (PBI), Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) serta

Pedoman Akutansi Perbankan Syariah Indonesia (VAKSI) yang dikeluarkan oleh

Ikatan Ahli akutansi Indonesia (IAI).10

Bank Syariah adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit,

serta bentuk lainya dalam rangkaian meningkatkan taraf hidup rakyat yang

memakai sistem syariah. Dana dari masyarakat yang disimpan dalam bentuk

rekening giro, deposito, dan tabungan kemudian dihimpun dan dikelolah oleh

bank.

Simpanan yang dipercayakan oleh maysarakat kepada bank tersebut

kemudian disalurkan oleh bank dalam bentuk pembiayaan kepada masyarakat

yang membutuhkan dana. Berdasarkan ketentuan pasal 3 Undang-Undang No. 12

tahun 2008 tentang perbankan syariah, tujuan penyaluran dana pada perbankan

syariah adalah untuk menunjang pelaksanaan pembangunan, meningkatkan

keadilan, kebersamaan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.11

Dari pengertian dan uraian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa fungsi

bank adalah sebagai lembaga perantara yang menghimpun dan menyalurkan dana

masyarakat. Bank syariah adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

pembiayaan yang mana kegiatan usahanya dijalankan berdasarkan prinsip syariah

dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.

10
Ahmad Ilham, Ini Loh Bank Syariah. (Jakarta Gramedia 2015) h. 2.
11
Ahmad Ilham, Ini Loh Bank Syariah. (Jakarta Gramedia 2015) h.6.

9
B. Produk-Produk Bank Syariah

Berikut ini adalah beberapa produk Bank Syariah Indonesia yang dapat

dimanfaatkan masyarakat secara luas berdasarkan kebutuhan.


1. Tabungan Syariah
Tabungan syariah terkait dengan adanya kesepakatan atau akad antara
nasabah dan bank. Akad yang dimaksud yaitu akad Mudhrabah tentang simpanan
yang pengelolaannya diberikan kepada bank dengan sisitem bagi hasil. Produk
Syariah ini merupakan sistem bagi hasil, serta bukan skema bunga yang
mengandung unsur riba yang tidak halal.
2. Deposito Syariah
Deposito Syariah adalah poduk simpanan berjangka yang dikelola bank
syariah produk ini bisa didapatkan untuk nasabah perorangan dengan
menggunakan prinsip Mudharabah.
3. Gadai Syariah
Gadai Syariah adalah produk pinjaman dari Bank Syariah kepada
nasabahnya, Khususnya dalam hal ini adalah gadai syariah menggunakan akad
rahn atau ijarah. Sebagai syarat utama gadai syariah, nasabah wajib menyerahkan
barang jaminan.
4. Pembiyaan dan Pinjaman Syariah
Pinjaman Syariah adalah salah satu produk pinjaman dari Bank Syariah.
Nasabah wajib melunasi hutang tersebut dalam bentuk pembayaran langsung atau
cicilan. Transaksi semacam ini tidak tergolong riba selama bertujuan untuk
tolong-menolong dan tetap mengikut syariat. Keuntungan bank didapatkan dari
margin harga beli barang toko dengan harga jual kepada nasabah.

5. Giro Syariah
Giro Syariah adalah produk simpanan di Bank Syariah yang dana bisa
ditarik dengan menggunakan cek atau bilyet giro selain kartu ATM.

10
C. Akad Bagi Hasil Dalam Bank Syariah

1. Mudharabah

Mudharabah adalah kerja sama dengan memberikan pinjaman modal

kepada Mudharabah (debitur) dengan perjanjian yang disepakati diantara kedua

bela pihak demi mendapatkan laba usaha. Pada Bank konvensional istilahnya

dikenal sebagai produk kredit atau pinjaman.

2. Musyarakah

Musyarakah adalah kerja sama antara dua pihak atau lebih dengan

pembagian laba dan kerugian berdasrkan persentase dana yang digunakan untuk

modal usaha.

3. Muzara’ah

Muzar’ah adalah kerja sama dalam mengelola lahan atau tanah kepada

orang lain dengan pembagian imbalan bagi pemilik lahan dan pengelola lahan

sesuai dengan kesepakatan.

4. Musaqah

Musaqah adalah kerja sama dalam mengelola kebun atau tanaman dengan

pembagian sesuai dengan akad antara pemilik kebun dan pengelola kebun.

D. Mudharabah
Mudharabah berasal dari kata dharb artinya memukul atau lebih tepatnya
proses seseorang memukulkan kakinya dalam perjalanan usaha atau di namakan
mudarabah, karna memiliki arti berjalan diatas muka bumi yang biasanya
dinamakan bepergian, sedangakan secara terminologi mudharabah berarti
sejumlah uang yang diberikan kepada orang lain untuk modal usaha apabila
mendapat keuntungan maka dibagi dua untuk pihak pemilik modal dan pelaku
usaha atau yang menjalankan modal dengan presentase atau jumlah sesuai dengan
kesepakatan. Allah swt berfirman dalam QS,An-nisa/4: 101.12

12
Ismail, Perbankan Syariah ( Jakarta: kencana, 2011) h. 31.

11
‫ص ُر وا ِم َن‬ ُ ‫َأن َت ْق‬
ْ ‫اح‬ٌ َ‫س َع لَ ْي ُك ْم ُج ن‬ ِ ‫يِف‬
َ ‫ض َر ْب تُ ْم اَأْل ْر ض َف لَ ْي‬ َ ‫َو ِإ ذَ ا‬
ِ ‫ِإ‬ ِ َّ ِ ْ ‫الص اَل ِة ِإ ْن ِخ ْف تُ م‬
َ ‫ َّن الْ َك اف ِر‬Lۚ ‫ين َك َف ُر وا‬
‫ين َك انُوا لَ ُك ْم‬ َ ‫َأن َي ْف ت نَ ُك ُم ال ذ‬ ْ َّ
‫َع ُد ًّو ا ُم بِ ينً ا‬
Terjemahanya:
Dan apabila kamu bepergian di muka bumi,maka tidaklah mengapa
kamu men-qashar sembahyang(mu),jika kamu takut diserang
orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah
musuh yang nyata bagimu.13
Terjemahan Bahasa Mandar :
“(Anna mua’ diango’o mellamba baona lino, Andiang mangapa
mapamapocci’ (makkasar) sembayangmu, mua’diango’o na
napitina’ to kaper. Sitonganna to kaper di’o diangi bali mannassa
di sesemu’”)
Secara teknis Mudhrabah adalah kerja sama usaha antara dua pihak dimana
pihak pertama menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi
pengolah (Mudharib) keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang
dituangkan dalam kontrak, sedangkan kerugian ditanggung secara proporsional
dari jumlah modal, yaitu oleh pemilik modal. Kerugian yang timbul yang
disebabkan oleh kecurangan atau kelalaian si pengelola, maka si pngelola harus
bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,
Mudharabah yaitu akad kerja sama suatu usaha antara pihak pertama (malik,
shahibul mal, atau Bank Syariah) yang menyediakan seluruh modal dan pihak
kedua (‘amil, mudharib atau nasabah) yang bertindak selaku pengelola dana
dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan
dalam akad, sedangkan kerugian ditanggung sepenuhnya oleh Bank Syariah
kecuali jika pihak kedua melakukan kesalahan yang disengaja, lalai dan
menyalahi perjanjian.

Menurut Hanafiyah, rukun Mudharabah adalah ijab dan kabul yang tepat.
Rukun adalah yang harus dipenuhi untuk sahnya suatu pekerjaan, sedangakan
syarat adalah ketentuan (peraturan, petujuk) yang harus diindahkan dan dilakukan.
13
Muh. Idham Khalid Bodi, dkk, Al-Qur’an kemenag dan Terjemahannya dalam Bahasa
Mandar, 2019, h. 153.

12
Terdapat rukun yang harus dipenuhi untuk sahnya suatu perjanjian antara lain
yaitu adanya pelaku Mudharabah, adanya akad, adanya modal yang diberikan
oleh pihak pengusaha, adanya pembagian nisbah bagi hasil, serta kegiatan usaha
harus jelas dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Selain rukun yang wajib
dipenuhi, terdapat pula syarat yang wajib dipenuhi antara lain yaitu pemilik modal
wajib menyerahkan dana atau barang yang berharga kepada pihak lain untuk
melakukan jerja sama dalam usaha. Selain itu, penerima modal menjalankan
usaha dalam bidang yang disepakati, kesepakatan bidang usaha yang akan
dilakukan ditetapkan dalam akad.

E. Jenis-jenis Al-Mudharabah
1. Mudharabah Muthlaqah, adalah bentuk kerja sama antara penyedia modal
dan pengelolah modal yang sangat luas dan tidak di batasi oleh spesifikasi
jenis usaha,waktu,dan daerah yang akan digunakan untuk usahanya.
2. Mudharabah Muqayyadah, adalah kebalikan dari Mudharabah Muthlaqah,
yaitu Mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu, dan tempat
usanya. Dengan adanya pembatas tersebut seringkali mencerminkan
kecenderungan umum dalam memasuki jenis dunia usahanya.14

F. Dasar Hukum Al-Mudharabah


Pada dasarnya, dasar hukumsyariah Mudharabah lebih mencerminkan anjuran
untuk melakukan usaha. Landasan tersebut terbagi menjadi tiga yaitu:
1. Al-Qur’an

‫ض ِل اللَّ ِه َواذْ ُكُروا اللَّهَ َكثِ ًريا لَ َعلَّ ُك ْم‬


ْ َ‫ض َو ْابَتغُوا ِم ْن ف‬ ِ ِ ِ
ْ ‫فَِإذَا قُضيَت الصَّاَل ةُ فَا ْنتَشُروا يِف‬
ِ ‫اَأْلر‬
‫ُت ْفلِ ُحو َن‬
Terjemahnya;
Apabila telah ditunaikan sholat maka bertebaranlah kamu di muka
bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allahbanyak-banyak
supayakamu berutung (Q.s Al-jumuah: 10).

14
Ismail, Perbankan Syariah, ( Jakarta: Kencana, 2011) h. 32.

13
Terjemahan Bahasa Mandar;

Jari mua’purami dipogau’ sambayang, jari siasembur mo’o mie’ di


baona lino, anna itai’i palla birangna puang Allah Taala anna
ingarangi puang Allah Taala mai’di mamoare’omie’ sumaro.15

Terjemahnya;
Dan orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari dari sebagian
dari karunia Allah SWT (Q.S Al-Muzammil: 20)
Terjemahan Bahasa Mandar;
Pasungi, (pasilennarangi) sakka; anna panginrangngi puang Allah
Taala panginrangn iya macoa.16

Kandungan ayat-ayat diatas mencakup usaha Mudharabah karna


Mudharabah dilaksanakan dengan berjalan-jalan dimuka bumi dan ia merupakan
salahsatu bentuk mencari keutamaan Allah.

2. Al-Hadits

{ ‫ كان سيدنا العباس بن عبد املطلب إذا دفع‬: ‫روى ابن عباس رضي اهلل عنهما انه قال‬
‫املال مضاربة اشرتط على صاحبه أن اليسلك به حبرا والينزل به واديا وال يشرتى به دابة‬
‫ذات كبد رطبة فإن فعل ذلك ضمن فبلغ شرطه رسول اهلل صلى اهلل عليه و سلم فأجازه‬
‫}ن‬
Terjemahnya;
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Syyidina Abbas bin Abdul
Mutholib “jika memberikan dana ke mitra usahanya secara
udharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak dapat mengarungi
lautan, menuruni lembah berbahaya, atau membeli ternak. Jika
menyalahi peraturan tersebut yang bersangkutan bertanggung
15
Muh. Idham khalid bodi (penerjemah), Koroang Mala’bi : Al-Quran Terjemah Bahasa
Mandar Dan Indonesia ( Makassar: Balitbang agama makassar, 2019), h. 1036.
16
Muh. Idham khalid bodi (penerjemah), Koroang Mala’bi : Al-Quran Terjemah Bahasa
Mandar Dan Indonesia ( Makassar: Balitbang agama makassar, 2019), h. 1086.

14
jawab atas dana tersebut.Disampaikanlah syarat-syarat tersebut
kepada Rasulullah pun membolehkannya.” (HRTabrani).

3. Ijma Imam Zailani telah menytakan bahawa para sahabat telah


berkonsensus terhadap letimigasi pengelolahan harta yatim secara
mudharabh. Qiyas merupakan dalil yang memperbolehkan Mudharabah.

G. Kepuasan Nasabah
Nasabah merupakan fokus utama dalam pembahasan mengenai kepuasan

dan kualitas jasa. Oleh karna itu, nasabah memegang peranan cukup penting

dalam mengukur suatu kepuasan terhadap produk maupun pelayanan yang

diberikan oleh bank. Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang

yang berasal dari perbandingan antara kesanya terhadap kinerja atau hasil suatu

produk dan harapan-harapanya. Dalam menentukan tingkat kepuasaan, seorang

nasabah akan melihat dari nilai lebih produk maupu kinerja pelayanan yang

diterima dari suatu proses pembelian terhadap produk/jasa dibandingakan dengan

bank yang lain. Nasabah pada dasarnya mencari nilai terbesar yang diberikan

suatu produk/jasa.17

Penciptaan berbagai produk dan peningkatan layanan agar dapat


mempertahankan nasabah lama dan menarik nasabah baru. Nasabah yang merasa

puas terhadap pelayanan yang diterimanya akan menumbuhkan loyalitas nasabah

sehingga akan menjadi nasabah yang setia. Kualitas layanan dan kualitas produk

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah, sementara kualitas layanan

dan kualitas produk berpengaruh segnifikan terhadap loyalitas nasabah.18

17
Kurniati karim, Aspek Kepuasan Nasabah Berdasarkan Kualitas Jasa Perbankan,
(Jagad Media Publishing) h. 31-35.

Riswandi Ismail, Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kualitas Produk Dan Kepuasan


18

Nasabah Sebagai Prediktor Dalam Meningkatkan Loyalitas Nasabah, (Jurnal Organisasi dan
Manajemen, Volume 10, Nomor 2 ,2014).

15
Faktor kualitas pelayanan yang mempengaruhi kepuasan nasabah. Adapun

beberapa faktor yang memberikan efek besar bagi kepuasaan nasabah atau

pelanggan di perbankan syariah adalah faktor resposiveness, compliance, dan

empathy. Kriteria terpenting mendapat mempengaruhi kepuasan nasabah dan

menganalisis tingkat kepuasan nasabah di masing-masing Bank Islam dengan

adaptasi model CARTER yang didasarkan pada dimensi SERVQUAL, dengan

dimensi baru yang disebut “kepatuhan dengan hukum islam” yang sesuai untuk

industri perbankan syariah.19


Kualitas jasa merupakan tingkat kesempurnaan yang diharapkan dan
pengendalian atas kesempurnaan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.
Sedangkan pelayanan merupakan suatu faktor utama dalam hubungannya dengan
perusahaan jasa. Berkaitan dengan pengertian kualitas pelayanan, menurut Kotler
(1994) menyatakan bahwa salah satu sifat produk jasa adalah tidak terwujud
(intangibility), maka pembeli akan berusaha menyimpulkan kualitas pelayanan.
produk jasa tersebut dari apa yang mereka lihat dari keenam hal berikut:20
1) Place
Penataan fisik dalam kantor bank harus dapat memberikan kesan pelayanan
yang cepat, selain itu kebersihan interior dan eksterior harus tetap terjaga.

2) People
Para personel bank harus terlihat sibuk sehingga tidak terkesan santai dan
malas. Penambahan personel dapat dilakukan jika perlu dilakukan untuk
mengurangi beban kerja.
3) Equipment
Peralatan pendukung operasi diantaranya komputer, mesin photo copy, meja,
dan sebagainya diusahakan agar tidak ketinggalan jaman.
4) Communication material

Putri Dwi Cahyani, Tingkat Kepuasan Nasbah Terhadap Kualitas Pelayanan


19

Perbankan Syariah, (Yogyakarta, 2016).


Kotler, P, Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation, and Control,
20

(Upper Saddle River, 1994).

16
Bahan-bahan komunikasi diusahakan efisien dan tepat.

5) Symbols
Bank tersebut harus memilih nama dan simbol yang tepat untuk
menggambarkan pelayanan yang cepat
6) Price
Bank dapat memberikan bonus atau semacam ganti rugi sejumlah tertentu bila
nasabah terlalu lama antri.

Sedangkan menurut Leonerd L. Berry, dkk (1988) mengemukakan bahwa


setidaknya ada sepuluh hal yang mempengaruhi pelayanan, yaitu:21
1) Reliability, yang menyangkut konsisten dan keandalan pelayanan.
2) Responsiveness, yang berhubungan dengan kesediaan untuk menyediakan
jasa, yang diperlukan.
3) Competences, yang berarti adanya keterampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan untuk memberikan pelayanan.
4) Acces, yang berkaitan dengan.kemudahan untuk melakukan hubungan.
5) Courtesy, meliputi perilaku karyawan yang memberikan pelayanan antara
lain; kesopanan, keramahan dan tanggapan terhadap kebutuhan atau
keluhan pelanggan.
6) Communication, yaitu kemampuan.untuk memberikan informasi secara
jelas dalam bahasa yangdimengerti oleh pelanggan.
7) Credibility, meliputi kejujuran dan kepercayaan pelanggan terhadap
perusahaan penyedia jasa tersebut.
8) Security, yaitu bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan dalam
melakukan transaksi.
9) Understanding the customer, meliputi berbagai upaya yang dilakukan
untuk dapat memahami kebutuhan pelanggan.
10) Tangibles, meliputi bukti-bukti fisik dari layanan yang diberikan.

21
Leonard L. Berry, SERVQUAL: A Multiple-Item Scale for Measuring Consumer
Perceptions of Service Quality, (Journal of Retailing, 1988), Vol 64 (1) pp 12-37.

17
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kulitatif. Penelitian

deskriptif kualitatif digunakan untuk memperoleh gambaran secara mendalam

mengenai objek yang ingin diteliti yaitu Pengaruh dan Penerapan Mudhrabah

Terhadap Kepuasan Nasabah Pada Bank Syariah Indonesia Wonomulyo.22

Lokasi penelitian ini terdapat di Kelurahan Sidodadi, Desa Ujung Baru,

Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar. Alasan peneliti memilih

lokasi tersebut adalah karena terletak di lokasi yang strategis serta mudah

dijangkau dalam kegiatan penelitian.

B. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan secara langsung oleh

penelitian untuk menjawab masalah atau tujuan dalam penelitian eksploratif,

deskriptif maupun kausal dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa

survey atau wawancara. Adapun data primer yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data tentang bagaimana penerapan akan Mudharabah pada Bank Syariah

Indonesia Wonomulyo, selain itu data primer yang akan digunakan selanjutnya

adalah data tentang tingkat kepuasan nasabah pada Bank Syariah Indonesia

Wonomulyo.

2. Data Sekunder

22
Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi: Mixed Metode (Cet.X: Bandung: Alfabeta,
2018) h. 339.

18
Data sekunder merupakan struktur dan historis mengenai variabel-variabel

yang telah dikumpulkan dari dalam suatu perusahaan (sumber internal), berbagai

website di internet, serta perpustakaan umum maupun lembaga pendidikan untuk

menyajikan data sekunder.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi
Tenik observasi ini di samping untuk melengkapi data sudah ada, untuk
mengetahui secara jelas terhadap fenomena-fenomena di lapangan terkait
pengaruh dan penerapan mudharabah terhadap kepuasan nasabah pada bank
syariah indonesia.
2. Wawancara
Peneliti menggunakan pedoman wawancara yang tersusun dan sistematis
untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Adapun informan yang akan
diwawancari yaitu pegawai dan nasabah Bank Syariah Indonesia Wonomulyo.

3. Kuesioner

Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner pada responden untuk


diisi sendiri kemudian setelah itu dikumpulkan kembali oleh peneliti. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Nasution Angket atau questionaire adalah pertanyaan
yang di distribusikan atau dapat juga dijawab dibawah pengawasan penulis.
Angket dapat diartikan sebagai daftar pertanyaan ataupun pernyataan yang diisi
oleh responden sendiri, setelah diisi dikembalikan pada peneliti. Kuesioner yang
akan dibagikan pada penelitian ini terbagi dalam beberapa pernyataan terkait judul
penelitian, yaitu “Pengaruh dan Penerapan Mudharabah Terhadap Kepuasan
Nasabah Pada Bank Syariah Indonesia (BSI) Wonomulyo”.

4. Dokumentasi

Teknik dokomentasi yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk


melengkapi data utama. Data dokumentasi meliputi profil bank syariah indonesia

19
keadaan nasabah yang diperkuat dengan mengambil dokumentasi foto saat
pengambilan data di lapangan.

D. Instrument Penelitian

Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang berpengaruh oleh


penelitian dalam mengumpulkan data agar bekerjanya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik sehingga mudah diolah pada penelitian ini menggunakan instrument
penelitian berupa pedoman wawancara dan kuesioner.

E. Keabsahan Data

Sugiyono dalam bukunya yang berjudul“Memahami Penelitian Kualitatif”

memaparkan bahwa, Teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai

teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan

pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan

data yang sekaligus menguji kreadibilitas data, yaitu mengecek kreadibilitas data

dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.23

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang terbagi


menjadi tiga sebagai berikut:

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sebagai contoh,

untuk menguji kredibilitas data tentang gaya kepemimpinan seseorang, maka

pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan ke bawahan yang

dipimpin ke atasan yang menugasi, dan ke teman kerja yang merupakan kelompok

kerjasama. Data dari ke tiga sumber tersebut, tidak bisa dirata-ratakan seperti

dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskripskan, dikategorisasikan, mana

23
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 83.

20
pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data

tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu

kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member chcek) dengan tiga

sumber data tersebut.

2. Tringulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya

data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau

kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut,

menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih

lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan

data mana yang dianggap benar, atau mungkin semuanya benar, karena sudut

pandangnya berbeda-beda.

3. Tringulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wewancara di pagi hari pada saat narasumber masih

segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga

lebih kredibel. Untuk itu, dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat

dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau

teknik lain dalam waktuatau situasi yang berbeda.

Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda,maka dilakukan secara

berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat

juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain yang

diberi tugas melakukan pengumpulan data. Selanjutnya, untuk memperoleh

tingkat keabsahan data yang maksimal, maka peneliti menggunakan teknik

triangulasi sumber. Triangulasi sumber merupakan cara untuk memperoleh data

21
dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Triangulasi sumber ini

dimaksudkan untuk melihat kembali keabsahan data dari suatu sumber atau

informasi melalui waktu dan instrumen yang berbeda dengan menggunakan

metode kualitatif.24

F. Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis semua

catatan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi untuk meningkatkan

pemahaman penulis tentang studi kasus yang diteli. Dalam menganalisis data pada

penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Adapun

tekhnik analisis data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari tiga tahap,

yaitu:25

1. Reduksi Data

Penulis merangkum seluruh data yang ditemukan di lokasi penelitian dan

mengambil beberapa data yang dianggap pantas mewakili untuk dimasukkan

dalam penelitian ini.

2. Penyajian Data

Penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie card,

pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data terssebut, maka data

terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan semakin mudah

dipahami. Dengan melakukan penyajian data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa

yang telah di pahami tersebut.

3. Verifikasi Data

24
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.217
25
Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi: Mixed Metode (Cet.X : Bandung : Alfabeta,
2018).

22
Verifikasi data adalah suatu pengambilan kesimpulan dengan cara

mengevaluasi atau memeriksa kembali data yang telah disajikan, sehingga

penyajian dan pembahasan benar-benar dijamin akurat atau mengevaluasikan dan

menilai data-data yang disajikan. Mattew B. Milles dan A Michael Huberman,

menjelaskan bahwa kegiatan manusia ketiga yang paling penting adalah menarik

kesimpulan dan verifikasi, dari permulaan pengumpulan data, seorang

menganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan,

pola-pola, penjelasan konfigurasi alur sebab akibat dan proporsi.

Dalam penelitian ini juga akan menggunakan analisis skala likert, untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang

fenomena yang terjadi. Disajikan dalam bentuk tabel berisikan pertanyaan atau

pernyataan disertai alternatif jawaban yang diberi skor secara bertingkat dari nilai

5 sampai 1, dapat dipilih oleh responden sesuai dengan kondisi atau persepsi

masing-masing, tanpa memberi opini yang dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut

ini.
Tabel 3.1 Skala likert pemberian skor
No Alternatif Jawaban Responden Skor
1 Sangat setuju 5
2 Setuju 4
3 Cukup setuju 3
4 Tidak setuju 2
5 Sangat tidak setuju 1
Sumber: Kompilasi Peneliti, 2022
Pengukuran Responden terhadap variabel yang digunakan dalam
penelitian ini digunakan metode rata-rata (mean) dan tabel frekuensi. Untuk
menghitung nilai rata-rata (mean) digunakan rumus (Cooper dan Emory 1997)
sebagai berikut:26

26
D.R. Cooper and W. Emory, Metode Penelitian Bisnis (Jakarta: Erlangga, 1997).

23
Mean = ∑FX
N
Dimana:
F = Frekuensi jawaban responden
X = Skor jawaban responden
N = Jumlah responden
Selanjutnya dihitung juga skala interval jawaban responden, yang
bertujuan untuk memudahkan interprestasi hasil dengan rumus (Cooper dan
Emory 1996) adalah sebagai berikut:27
Skala interval= U-L
K
Dimana:
U = Skor jawaban tertinggi
L = Skor jawaban terendah
K = Jumlah kelas interval
Mengacu pada rumus di atas, maka didapat jarak setiap interval adalah 0.8.
Pengukuran responden didasarkan pada interval jawaban rata-rata responden
menurut Cooper dan Emory (1997) sebagai berikut:28
Tabel 3.2 Skala Likert Pemberian Skor dan Kategori Pengukuran Variabel
No Alternatif jawaban responden Skor Interval Kategori skala
1 Sangat puas 5 4.20 – 5.00 Sangat efektif
2 puas 4 3.40 – 4.19 Efektif
3 Cukup puas 3 2.60 – 3.39 Cukup efektif
4 Tidak puas 2 1.80 – 2.59 Tidak efektif
5 Sangat tidak puas 1 1.00 – 1.79 Sangat tidak efektif
Sumber: Cooper dan Emory, 1997

27
D.R. Cooper and W. Emory, Metode Penelitian Bisnis (Jakarta: Erlangga, 1997).
28
D.R. Cooper and W. Emory, Metode Penelitian Bisnis (Jakarta: Erlangga, 1997).

24
DAFTAR PUSTAKA

Berry, Leonard L. SERVQUAL: A Multiple-Item Scale for Measuring Consumer


Perceptions of Service Quality, Journal of Retailing, 1988.

Bodi, Khalid Idham Muh., dkk. Al-Qur’an kemenag dan Terjemahannya dalam
Bahasa Mandar, Makassar: Balitbang agama makassar, 2019.

Cahyani, Putri Dwi. Tingkat Kepuasan Nasbah Terhadap Kualitas Pelayanan


Perbankan Syariah, Yogyakarta, 2016.

Cooper, D.R dan Emory W. Metode Penelitian Bisnis, Jakarta: Erlangga, 1997.

Hastuti,Tuti. Kualitas Pelayanan Dan Pola Bagi Hasil Terhadap Kepuasan


Nasabah Penyimpan Pada Bank Syariah, Jurnal Manajemen dan Akuntansi,
2013.
Ilham, Ahmad. Ini Loh Bank Syariah, Jakarta: Gramedia, 2015.

Ismail, Riswandi. Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kualitas Produk Dan Kepuasan


Nasabah Prediktor Dalam Meningkatkan Loyalitas Nasabah, Jurnal
Organisasi dan Manajemen, Volume 10, Nomor 2, 2014.

Ismail. Perbankan Syariah., Jakarta: Kencana, 2011.

Karim, Kurniati. Aspek Kepuasan Nasabah Berdasarkan Kualitas Jasa


Perbankan, Media Publishing.

P, Kotler. Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation, and


Control, Upper Saddle River, 1994.
Parataatmadja, Karnaen. Membuktikan Ekonomi Islam di Indonesia, Depok:
Usaha Kami, 1996.
Muhammad. Manajemen Bank Syari’ah.,Yogyakarta: (UPP) AMP-YKPN, 2005.

Siregar, Rasmi Delvi. Pengaruh Kualitas Pelayanan Pembiyaan Mudharabah


Terhadap Kepuasan Nasabah, Scientific Journal Of Reflection, 2021.

25
Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi: Mixed Metode (Cet.X : Bandung:
Alfabeta, 2018).
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2010.

Tomadeha, Sumiati. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah


(Studi kasus Bank syariah Mandiri Kota Ternate), Yogyakarta: Skripsi Uin
Kalijaga, 2017.
Wulandari, Ririn dan Fikri A. Rusmahafi. Membidik Nasabah Bank Syariah,
Yogyakarta: Nas Media Pustaka, 2020.

26

Anda mungkin juga menyukai