Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Kepuasan Nasabah, Loyalitas, Terhadap Kinerja

Keuangan
Bank Syariah di Indonesia

Ayu Fusva Indah Manik

Magister Terapan Keuangan Perbamkan Syariah, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012
E-mail: ayufusva@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana faktor pembentuk kepuasan nasabah dan loyalitas nasabah
mempengaruhi kinerja keuangan bank syariah. Penelitian ini dapat membantu pihak bank syariah untuk
memperbaiki kualitas pelayanan yang diberikan kepada nasabah untuk dapat meningkatkan keuntungan yang
dicapai bank syariah. Nasabah yang merasa puas atas produk, jasa, dan pelayanan yang telah diterima akan
memiliki tingkat loyalitas yang tinggi kepada bank syariah. Loyalitas ini selanjutnya akan meningkatkan kinerja
keuangan bank syariah. Hal tersebut terjadi karena nasabah yang loyal akan tetap berada disisi bank syariah dan
mereka secara tidak langsung akan mempromosikan produk dan jasa bank syariah kepada orang-orang di
sekitarnya, sehingga dana yang dihimpun akan semakin meningkat dan investasi yang dilakukan oleh bank
syariah juga semakin meningkat melalui tingkat return yang diperoleh bank syariah. Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis jalur (path analys).

Kata Kunci:
Kepuasan Nasabah, Loyalitas, Kinerja Keuangan
membuka unit usaha syariah kemudian lahir bank-
1. PENDAHULUAN bank umum syariah selain Bank Muamalat sebagai
Bank syariah merupakan institusi kepercayaan pionir bank syariah di Indonesia.
yang melakukan kegiatan penghimpunan dana dan
penyaluran dana serta melakukan aktivitas layanan Perkembangan perbankan syariah yang cukup pesat
untuk memenuhi kebutuhan finansial setiap menunjukkan bahwa sistem perbankan syariah
nasabah dan masyarakat [1]. mendapatkan tempat yang baik dikalangan
masyarakat Indonesia yang sebagian besar
Sektor perbankan syariah di Indonesia terdiri dari penduduknya adalah kaum muslimin.
12 Bank Umum Syariah (BUS), 22 Unit Usaha
Syariah (UUS), dan 165 Bank Pembiayaan Rakyat Sejalan dengan pertumbuhan yang signifikan
Syariah (BPRS). Kehadiran bank syariah di tersebut maka pertumbuhan perbankan syariah saat
Indonesia ditandai dengan munculnya bank ini merupakan suatu peluang bagi dunia bisnis
Muamalat sebagai bank syariah pertama di perbankan. Meskipun terdapat peluang bisnis yang
Indonesia pada tahun 1992. Pada saat terjadi krisis sangat besar, tetapi terdapat juga banyak tantangan
ekonomi pertengahan tahun 1997, banyak bank yang harus dihadapi bank-bank syariah di masa
konvensional mengalami negative spread tetapi depan. Tantangan yang biasanya dihadapi oleh
berbeda halnya dengan bank syariah. Bank syariah bank-bank syariah adalah tantangan dalam bidang
justru mampu melewati krisis ekonomi dengan permodalan, perluasan jaringan kantor, kualitas
baik. Hal ini memberikan kepercayaan bahwa bank Sumber Daya Manusia (SDM), inovasi produk
syariah harus diakomodasi secara lebih baik. Pasca yang mampu bersaing dan dapat diterima pasar.
krisis ekonomi tahun 1997 lahirlah UU No. 10 Persaingan dalam dunia perbankan tidak lagi
tahun 1998 tentang perbankan yang berisi bahwa berpatokan pada tantangan-tantangan tersebut
Indonesia menganut dual banking system dalam tetapi juga lebih berpatokan pada pelayanannya.
sistem perbankan nasional dengan diakui kehadiran Hal ini menyebabkan perbankan syariah harus
bank dengan prinsip syariah untuk beroperasi, baik dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai bank umum syariah maupun unit usaha dimana bank sebagai mitra kepada nasabahnya
syariah dari bank konvensional. Pasca lahirnya UU untuk dapat memberikan pelayanan yang
No.10 tahun 1998 banyak bank konvensional yang

602
maksimal agar tercipta rasa kekeluargaan diantara 2. TELAAH PUSTAKA
keduanya. 2.1. Kepuasan Nasabah
Industri perbankan syariah saat ini di Indonesia
Namun di Indonesia sendiri bank syariah dianggap telah berkembang sangat pesat sejak beberapa taun
kurang populer keberadaannya dibandingkan bank terakhir, sehingga bank syariah dihadapkan pada
konvensional. Mayoritas masyarakat muslim persaingan yang sangat kompetitif, bukan hanya
sebagai pangsa pasar terbesar bank syariah bersaing pada bank konvensional saja tetapi juga
cenderung lebih memilih bank konvensional bersaing dengan sesama bank syariah dalam
dengan berbagai alasan tertentu. meningkatkan mutu dan pelayanannya terhadap
nasabah. Oleh karena itu bank syariah harus
Perbankan syariah harus dapat mengerti apa yang memiliki keunggulan untuk tetap dipilih oleh
menjadi keinginan dan harapan nasabah. Hal nasabah sebagai lembaga intermediasi keuangan
tersebut dapat dilihat dari puas atau tidaknya sehingga bank syariah dituntut untuk mampu
seseorang menjadi nasabah dari bank syariah memuaskan konsumennya [4]. Kualitas jasa yang
tersebut. Kepuasan nasabah menjadi tolak ukur diterima ditentukan oleh nasabah itu sendiri,
utama bagi bank untuk mampu bersaing dengan sehingga kepuasan nasabah hanya dapat dicapai
pasar yang kompetitif sehingga bank syariah tetap dengan memberikan kualitas pelayanan yang baik.
mampu melakukan kegiatan operasionalnya [2]. Kepuasan nasabah merupakan deskripsi dari sejauh
Nasabah yang merasa puas atas pelayanan dari mana anggapan kinerja produk dapat memenuhi
bank syariah akan menjadi loyal dan memiliki rasa harapan nasabah. Bila kinerja produk diatas
kesetiaan terhadap perusahaan tersebut [3]. harapan nasabah, maka akan merasa puas atau amat
Nasabah yang tidak puas atas pelayanan yang gembira [5].
diterimanya akan mencari perusahaan lain yang
mampu memenuhi kebutuhannya. Harapan konsumen dapat diketahui dari
pengalaman mereka sendiri saat menggunakan
Kepuasan nasabah dan loyalitas nasabah terhadap produk dan jasa tersebut, informasi dari orang lain,
bank syariah selanjutnya akan dilihat apakah dan informasi yang diperoleh dari iklan atau
memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan bank promosi lain [6]. Seorang nasabah yang merasa
syariah tersebut melalui tingkat profitabilitas. puas atas pelayanan yang diterima dari bank
Nasabah yang merasa puas dan loyal terhadap bank syariah mengakibatkan nasabah tersebut akan loyal
syariah secara tidak langsung akan berinvestasi dan tetap menjadi nasabah bank tersebut dan tidak
atau menambah investasinya dibank tersebut menutup kemungkinan bahwa ia akan
sehingga akan meningkatkan income dan profit merekomendasikan calon nasabah untuk menjadi
bagi bank syariah. Namun hal ini tidak sejalan bagian dari bank syariah. Kepuasan pelanggan
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh memiliki efek yang kuat pada citra bank dan pada
peneliti sebelumnya yang menyatakan melalui loyalitas pelanggan. Jika bank berulang kali
referensi [3] bahwa tingkat keuntungan atau profit memuaskan pelanggan, pelanggan ini akan terus
dari suatu bank tidak ditentukan oleh puas atau merealisasikan transaksi di bank tersebut [7].
tidaknya serta setia atau tidaknya seorang nasabah
menjadi bagian dari bank tersebut. Untuk itu Beberapa penelitian tentang hubungan kepuasan
penulis tertarik melakukan penelitian ini dan nasabah dan loyalitas telah dilakukan seperti
membuktikan apakah nasabah bank syariah di referensi dari [8] yang menyatakan bahwa loyalitas
Indonesia sama dengan nasabah di luar negeri pelanggan secara langsung dan positif dipengaruhi
seperti yang telah dijelaskan oleh peneliti oleh kepuasan. Sehingga diduga nasabah yang
sebelumnya. merasa puas dengan bank syariah akan loyal
terhadap bank tersebut. Dengan demikian dapat
Penelitian ini dapat digunakan untuk melihat disimpulkan hipotesis dalam penelitian ini adalah :
faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi H1a Kepuasan nasabah berpengaruh positif
kepuasan dan loyalitas nasabah kemudian sejauh terhadap loyalitas nasabah
mana faktor pembentuk kepuasan nasabah dan H1b Kepuasan nasabah berpengaruh positif
loyalitas nasabah dapat mempengaruhi kinerja terhadap kinerja keuangan
keuangan bank syariah. Penelitian ini diharapkan
dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan 2.2. Loyalitas Nasabah
studi empiris di masa mendatang. Loyalitas dapat diartikan sebagai kesetiaan dari
konsumen sebagai nasabah bank syariah. Loyalitas
sendiri terbagi menjadi dua yaitu loyalitas aktif dan

603
loyalitas pasif. Loyalitas aktif terjadi ketika Religiusitas dalam bank syariah menjadikan
nasabah merasa puas atas pelayanan yang diterima nasabah memiliki keterikatan spiritual dengan bank
maka secara tidak langsung akan mempromosikan syariah itu sendiri [15]. Sebagian besar nasabah
dan mengajak orang-orang disekitarnya untuk cenderung lebih menyukai produk yang berkaitan
menggunakan produk dan jasa dari bank syariah dengan agama yang dianut [16]. Seorang muslim
yang sama seperti dirinya. Sedangkan loyalitas dengan tingkat religiusitas yang tinggi cenderung
pasif terjadi ketika seorang nasabah memutuskan lebih memilih bank syariah dibandingkan dengan
untuk tetap berada pada sisi bank syariah walaupun bank konvensional. Keputusan memilih bank
bisa saja saat nasabah tersebut tidak merasa puas syariah untuk melaksanakan kegiatan transaksi
namun karena rasa kesetiaan tersebut tetap memilih keuangan telah menjadi kesadaran bagi umat Islam
bank syariah sebagai media transaksi keuangan untuk mempraktikkannya karena bank syariah
bagi dirinya [9]. Nasabah yang seperti ini yang disebut bank non ribawi [15].
seharusnya bisa dipertahankan oleh bank syariah.
Dalam konteks perbankan, kesetiaan nasabah Berdasarkan riset yang telah dilakukan oleh
biasanya diukur oleh lamanya hubungan antara peneliti sebelumnya belum ada yang membahas
nasabah dengan bank [10]. tentang pengaruh religiusitas ini secara mendalam,
namun berdasarkan referensi dari [15] yang
Bentuk kesetiaan dapat dilihat bukan hanya dari mengemukakan bahwa tingkat kepribadian melalui
niat untuk membeli tetapi juga perilaku nasabah aura religiusitas mempengaruhi ikatan emosional,
untuk merekomendasikan dan niat untuk membeli yang pada akhirnya meningkatkan loyalitas
kembali bahkan jika harga dari produk dan jasa nasabah.
yang dibutuhkan meningkat [11]. Nasabah yang Dengan demikian maka penulis menduga bahwa
loyal akan meningkatkan kinerja keuangan religiusitas berpengaruh terhadap kepuasan
perusahaan [12]. Namun hal ini berbanding nasabah dan loyalitas nasabah melalui hipotesis
terbalik dengan penelitian yang pernah dilakukan berikut:
sebelumnya[3] yang menyatakan bahwa kepuasan H3a Religiusitas berpengaruh positif terhadap
nasabah dan loyalitas nasabah tidak berpengaruh kepuasan nasabah.
terhadap kinerja keuangan bank syariah. H3b Religiusitas berpengaruh positif terhadap
Dengan adanya perbedaan tersebut penulis loyalitas nasabah.
menduga semakin banyak nasabah bank syariah
yang loyal maka akan meningkatkan kinerja 2. Ekonomi
keuangan bank syariah melalui hipotesis berikut Faktor ekonomi ini selalu menjadi pertimbangan
ini: bagi nasabah untuk tetap menggunakan jasa bank
H2 Loyalitas nasabah berpengaruh positif syariah. Jika dalam bank konvensional nasabah
terhadap kinerja keuangan cenderung mengacu pada tingkat suku bunga, maka
di bank syariah nasabah juga memperhatikan
Berdasarkan pemaparan diatas dapat diketahui tingkat bagi hasil dan biaya transaksi untuk menilai
bahwa kepuasan nasabah dan loyalitas nasabah kepuasan. Berdasarkan penelitian yang telah
dibentuk oleh faktor-faktor yang akan dijelaskan dilakukan sebelumnya faktor ekonomi ini memiliki
pada penjelasan singkat dibawah ini: pengaruh positif terhadap kepuasan nasabah [2].

1. Religiusitas Penetapan biaya yang cenderung rendah atas jasa


Industri perbankan syariah memiliki potensi besar yang ditawarkan bank syariah secara konsisten
dalam menarik Muslim untuk memenuhi kebutuhan akan menambah lebih banyak nasabah setia dari
layanan perbankan mereka serta melaksanakan waktu ke waktu. Nasabah lebih cenderung
perintah atau kewajiban agama mereka [13]. mengacu pada harga atau biaya dari produk dan
jasa yang ditawarkan bank syariah, jika biaya
Religiusitas merupakan isu yang sering bertransaksi yang ditawarkan lebih rendah dari
diperbincangkan saat ini. Religiusitas memberikan bank lainnya maka rasa puas yang dirasakan oleh
deskripsi tentang agama seseorang. Berdasarkan nasabah akan semakin lebih besar [3]. Sehingga
syari'ah (hukum Islam), tingkat religiusitas Islam faktor ekonomi memiliki peran penting bagi
dapat diukur pada dua dimensi utama: benar (Salih) nasabah dalam menentukan kepuasan dan tingkat
dan korup (Fasiq). Tingkat religiusitas seseorang loyalitasnya.
didalam Islam dapat dilihat dari seberapa sering
seseorang melaksanakan ibadahnya [14]. Beberapa penelitian yang telah dilakukan seperti
referensi dari [3] menyatakan bahwa dari faktor
ekonomi ini memiliki pengaruh yang positif
604
terhadap kepuasan nasabah. Sehingga penulis kepuasan pelanggan dan meningkatkan kredibilitas
mengambil hipotesis sebagai berikut: bank mereka [3].
H4a Ekonomi berpengaruh positif terhadap
kepuasan nasabah. Nasabah akan memiliki persepsi bahwa suatu bank
H4b Ekonomi berpengaruh positif terhadap memiliki pelayanan yang baik bila banking hallnya
loyalitas nasabah. terlihat bersih dan karyawan menggunakan
seragam yang rapi. Tangible yang baik akan
3. Kenyamanan mempengaruhi persepsi pelanggan. Pada saat yang
Kepuasan dan kesetiaan nasabah dapat diukur dari bersamaan aspek tangible ini juga merupakan salah
kenyamanan yang dirasakan oleh nasabah baik satu sumber yang mempengaruhi harapan nasabah.
ketika berada di dalam bank syariah ataupun ketika Karena tangible yang baik, maka harapan nasabah
sedang berinteraksi dengan pegawai bank syariah menjadi lebih tinggi. Mereka berharap para
tersebut. Kenyamanan ini dapat dirasakan melalui karyawan bank syariah mampu memberikan
jam buka, jarak yang harus ditempuh pelanggan pelayanan dengan cepat, ramah, dan kompeten.
untuk mencapai bank, tempat parkir di sekitar bank
dan ketersediaan ATM ketika nasabah Penelitian yang dilakukan oleh referensi [19]
membutuhkan untuk melakukan transaksi [2]. mengungkapkan bahwa tangible telah terbukti
secara positif mempengaruhi kepuasan pelanggan
Kenyamanan juga dapat dinilai dari keengganan yang sejalan dengan studi yang dilakukan oleh
nasabah untuk mencari produk dan layanan baru peneliti sebelumnya [3]. Dengan demikian
dari tempat lain karena keterikatan kebiasaan [17]. hipotesis yang dapat diambil dari penelitian ini
Manajer bank syariah tidak boleh mengandalkan adalah sebagai berikut:
kenyamanan untuk mencapai kesetiaan, mereka H6a Tangible berpengaruh positif terhadap
tetap harus selalu menjelaskan kepada nasabah kepuasan nasabah.
mereka tentang semua karakteristik serta produk H6b Tangible berpengaruh positif terhadap
dan jasa yang bank syariah tawarkan kepada loyalitas nasabah.
mereka[3].
5. Citra
Kenyamanan yang dirasakan nasabah ketika Citra perusahaan merupakan respon konsumen
bertransaksi secara tidak langsung mengakibatkan pada keseluruhan penawaran yang diberikan
nasabah merasa puas dan setia atas perlakuan bank perusahaan dan didefinisikan sebagai sejumlah
syariah terhadap dirinya. Berdasarkan penelitian kepercayaan, ide-ide, dan kesan masyarakat pada
yang telah dilakukan oleh refensi [3] menunjukkan suatu organisasi. Citra bank adalah konsekuensi
bahwa kenyamanan tidak memiliki pengaruh dari hubungan semua keyakinan, pengalaman,
terhadap kepuasan nasabah. Dengan demikian perasaan, kesan, dan pengetahuan yang dimiliki
penulis ingin membuktikan bahwa kenyamanan seseorang tentang bank [13].
berpengaruh terhadap kepuasan dan loyalitas
nasabah melalui hipotesis yang dapat diambil dari Adanya kepuasan pada diri nasabah maka produk
faktor kenyamanan ini adalah: perusahaan dapat memperoleh citra baik dari
H5a Kenyamanan berpengaruh positif terhadap konsumen dan pada gilirannya akan memperoleh
kepuasan nasabah. loyalitas nasabah [20].
H5b Kenyamanan berpengaruh positif terhadap
loyalitas nasabah. Jika semakin tinggi tingkat persepsi nasabah
terhadap citra bank syariah maka akan semakin
4. Tangible tinggi pula tingkat loyalitas yang akan diberikan
Tangible adalah bukti konkret kemampuan suatu nasabah kepada bank syariah [9]. Berdasarkan
perusahaan untuk menampilkan yang terbaik bagi penelitian yang telah dilakukan oleh referensi [3]
pelanggan baik dari sisi fisik tampilan bangunan, menyatakan bahwa citra bank berpengaruh
fasilitas, perlengkapan teknologi pendukung, terhadap kepuasan dan loyalitas nasabah. Dengan
hingga penampilan karyawan [18]. demikian penulis mengambil hipotesis sebagai
berikut:
Lingkungan yang baik dapat membantu nasabah H7a Citra berpengaruh positif terhadap
merasa lebih santai dan lebih puas dengan bank kepuasan nasabah.
syariah. Manajer harus mengalokasikan sebagian H7b Citra berpengaruh positif terhadap
dari anggaran tahunan mereka untuk loyalitas nasabah.
memperbaharui tangibles mereka untuk menjaga

605
2.3. Kinerja Keuangan Bank Syariah meningkatkan keuntungan yang dicapai bank
Kinerja keuangan bank syariah digunakan untuk syariah.
mengukur keberhasilan manajemen dalam
menghasilkan laba. Semakin kecil rasio ini Review konseptual ini telah menunjukkan faktor
mengindikasikan kurangnya kemampuan pembentuk apa saja yang dapat mempengaruhi
manajemen bank dalam hal mengelola aktiva untuk tingkat kepuasan dan loyalitas nasabah dan
meningkatkan pendapatan dan atau menekan biaya. bagaimana loyalitas nasabah akan mempengaruhi
Karena kinerja mencerminkan kemampuan kinerja keuangan. Meskipun secara konseptual
perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan terdapat hubungan antara kepuasan nasabah,
sumber dayanya maka kinerja menjadi hal penting loyalitas nasabah dan kinerja keuangan, namun
yang harus dicapai setiap perusahaan[3]. kurangnya pelayanan maksimal yang dilakukan
bank syariah membuat bank syariah harus bekerja
Kinerja keuangan bank syariah dapat diukur lebih keras lagi melawan kompetitor bank-bank
berdasarkan rasio profitabilitasnya. Pada penelitian lain baik dengan bank konvensional maupun
ini rasio profitabilitas yang akan digunakan adalah dengan sesama bank syariah. Karena memahami
Return On Asset (ROA) dan net profit margin. hubungan ini penting bagi bank syariah untuk
meningkatkan kinerja keuangannya, maka
2.4. Kerangka Pemikiran melakukan studi empiris pada masalah ini akan
berguna baik secara praktis maupun akademis.

Metode yang dapat digunakan untuk melakukan


riset pada topik ini adalah dengan menggunakan
analisis jalur (path analys). Analisis jalur
merupakan pengembangan teknik korelasi yang
diurai menjadi beberapa interpretasi akibat yang
ditimbulkannya.

UCAPAN TERIMAKASIH
Melalui tulisan ini penulis bermaksud
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada orang-orang disekitar penulis seperti
Gambar 1. Kerangka Pemikiran keluarga, sahabat, dan semua orang yang telah
banyak membantu penulis dan selalu mendukung
Gambar 1 di atas menerangkan bahwa diduga penulis demi terselesaikannya penulisan ini.
faktor religiusitas, ekonomi, kenyamanan, tangible, Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
citra mempengaruhi kepuasan nasabah dan • Allah SWT yang senantiasa memberikan
loyalitas nasabah. Nasabah yang merasa puas rahmat kesehatan bagi penulis sehingga
diduga akan loyal kepada bank syariah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ini.
ketika nasabah memiliki tingkat loyalitas yang • Profesor Dwi Suhartanto selaku dosen mata
tinggi maka kinerja keuangan bank syariah pun kuliah sekaligus pembimbing yang selalu
akan meningkat juga. memberikan motivasi, ilmu, ide, dan saran
bagi penulis.
3. KESIMPULAN • Kedua orang tua yang selalu memberikan doa,
Informasi mengenai kepuasan nasabah dan kasih sayang, nasihat serta dukungan moriil
loyalitas nasabah dapat membantu pihak internal dan materiil yang tak terhingga demi
bank syariah dalam mengidentifikasi faktor kesuksesan penulis.
pembentuk apa saja yang dapat mempengaruhi • Adik-adik penulis yang selalu memberikan
kedua hal tersebut serta dapat digunakan untuk doa dan keceriaan dalam menyelesaikan
mengukur kinerja keuangan bank syariah sehingga penulisan ini.
penelitian ini dapat membantu pihak bank syariah
untuk memperbaiki kualitas pelayanan yang DAFTAR PUSTAKA
diberikan kepada nasabah untuk dapat
[1] D. Suhartanto, M. Muflih, Setiawan, and of Economics and Management, vol. 12,
N. Hadiati, "Loyalty Intention towards pp. 119-132, 2018.
Islamic Bank: The Role of Religiosity,
Image, and Trust," International Journal

606
[2] L. Munari, F. Ielasi, and L. Bajetta, [12] D. Suhartanto, B. T. Chen, Z. Mohi, and
"Customer satisfaction management in A. Sosianika, "Exploring loyalty to
Italian banks," Qualitative Research in specialty foods among tourists and
Financial Markets, vol. 5, pp. 139-160, residents," British Food Journal, vol. 120,
2013. pp. 1120-1131, (2018).
[3] E. Keisidou, L. Sarigiannidis, D. I. [13] A. Muslim, I. Zaidi, and F. Rodrigue,
Maditinos, and E. I. Thalassinos, "Islamic banks: Contrasting the drivers of
"Customer satisfaction, loyalty and customer satisfaction on image, trust, and
financial performance: A holistic approach loyalty of Muslim and non-Muslim
of the Greek banking sector," customers in Malaysia," International
International Journal of Bank Marketing, Journal of Bank Marketing, vol. 31, pp.
vol. 31, pp. 259-288, 2013. 79-97, 2013.
[4] J. D. Barsky, "Customer Satisfaction in [14] U. Hardius, T. Prijono, B. T. Ezni, and A.
the Hotel Industry: Meaning and I. G. Ngurah, "The role of religious norms,
Measurement. ," Hospitality Research trust, importance of attributes and
Journal, vol. 16, p. 51, 1992. information sources in the relationship
[5] Kotler, Prinsip-Prinsip Pemasaran, 12 ed. between religiosity and selection of the
vol. 1. Jakarta: Erlangga, 2001. Islamic bank," Journal of Islamic
[6] D. Suhartanto, Perilaku konsumen: Marketing, vol. 8, pp. 158-186, 2017.
Tinjauan Aplikasi di Indonesia. Bandung: [15] S. Wahyuni and N. Fitriani, "Brand
Guardaya Intimatra, 2008. religiosity aura and brand loyalty in
[7] Y. Yu and A. Dean, " The contribution of Indonesia Islamic banking," Journal of
emotional satisfaction to consumer Islamic Marketing, vol. 8, pp. 361-372,
loyalty," International Journal of Service 2017.
Industry Management, vol. 12, pp. 234- [16] S. Hameedah, "Customer satisfaction and
250, (2001). loyalty in the United Arab Emirates
[8] W. Akhter, Abbasi., A.S., I. Ali, and H. banking industry," International Journal
Afzal, " “Factors affecting customer of Bank Marketing, vol. 33, pp. 351-375,
loyalty in Pakistan”," African Journal of 2015.
Business Management, vol. 5, pp. 1167- [17] M. Lee and L. F. Cunningham, "A
1174, (2011). cost/benefit approach to understanding
[9] M. Fathollahzadeh, A. Hashemi, and M. S. service loyalty," Journal of Services
Kahreh, "Designing a new model for Marketing, vol. 15, pp. 113-130, 2001.
determining customer value satisfaction [18] D. Suhartanto, T. Djatnika, and T. Ruhadi,
and loyalty towards banking sector of N., Ritel: Pengelolaan & Pemasaran.
Iran," European Journal of Economics Bandung: Alfabeta, (2017).
Finance and Administrative Sciences, vol. [19] M. Hossain and S. Leo, " “Customer
28, pp. 126-138, 2011. perception on service quality in retail
[10] J. A. Bakar, M. D. Clemes, and K. banking in Middle East: the case of
Bicknell, "A comprehensive hierarchical Qatar”," International Journal of Islamic
model of retail banking," International and Middle Eastern Finance and
Journal of Bank Marketing, vol. 35, pp. Management, vol. 2, pp. 338-350, (2009).
662-684., 2017. [20] V. A. Zeithaml, L. L. Berry, and A.
[11] Y. Yoon and M. Uysal, "An examination Parasuraman, "The behavioral
of the effects of motivation and consequences of service quality," Journal
satisfaction on destination loyalty: A of Marketing, vol. 60, pp. 31-46, 1996.
structural model," Tourism Management,
vol. 26, pp. 45-46, 2005.

607

Anda mungkin juga menyukai