Anda di halaman 1dari 86

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berkembangnya dunia usaha dengan pesat diberbagai macam industri,
seakan tak tergerus oleh pergantian zaman sama halnya dengan dunia perbankan
yang semakin berkembang luas. Dengan menyelaraskan era dan dan tuntutan
kebutuhan serta didukung oleh anjuran dari masyarakat luas, membuat industri
perbankan sedikit demi sedikit mengalami perkembangan.
Pergerakan roda perekonomian dalam sebuah negara akan selalu
berhubungan dengan roda perputaran uang, hal tersebut membuat industri
perbankan memiliki kontribusi penting, yaitu sebagai pembuluh darah dalam
sistem perekonomian. Bank memiliki pekerjaan utama yakni untuk
menghimpun serta menyalurkan kembali kepada masyarakat dengan bentuk
berbagai jenis pinjaman atau modal usaha. Hal tersebut menandakan baik bank
konvensional ataupun bank syariah berperan sebagai intermediary services
(perantara keuangan), peran tersebut hanya dapat dilakukan apabila praktik
perbankan dalam kondisi positif serta berada di domain bisnis yang sehat.1
Berkembangnya sistem keuangan berbasis syariah semakin diperkuat
dengan disahkannya dasar hukum operasional lewat Undang-Undang No. 7
Tahun 1992 tentang Perbankan yang kemudian dirubah ke dalam Undang-
Undang No. 10 tahun 1998, Undang-Undang No. 23 tahun 1999, Undang-
Undang No.9 tahun 2004 tentang Bank Indonesia, dan Undang-Undang No. 21
tahun 2008 tentang Bank Syariah. Regulasi dari pemerintah ini dapat
memberikan peluang dan mendukung beroperasinya bank dengan sistem
syariah.2

1
Dita Pertiwi, dkk, "Analisis Minat Menabung MasyarakatPada Bank Muamalat Di Kota
Kisaran", Jurnal Ekonomi Dan Keuangan, Vol. 1. No.1 (2012), h. 61.
2
Evi Yupitri dan Raina Linda Sari, "Aalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Non
Muslim Menjadi NasabahBank Syariah Mandiri Di Medan", Jurnal Ekonomi Dan Keuangan, Vol.
1. No.1 (Desember 2012), h. 48.
Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama
Islam, Membuat Indonesia menjadi pasar potensial untuk pengembangan
indusri keuangan syariah. Ditandai dengan adanya bank syariah dengan
perkembangannya yang pesat serta sistem operasionalnya sudah memamkai
prinsip syariah. Institusi perbankan syariah mulai menampakan dirinya didalam
lingkungan bank konvensional yang sudah ada.
Bank syariah adalah institusi keuangan yang menjalankan seluruh bentuk
bisnis dan kegiatannya berlandaskan asas syariat Islam. Maka sebab itu, dalam
melakukan segala aktifitasnya bank syariah memerlukan dewan pengawas
untuk mengawasi jalannya operasi dalam bank syariah agar segala bentuk
pelaksanaannya searah dengan syariat islam. Dewan yang dimaksud adalah
Dewan Pengawas Syariah yang berkedudukan dalam kawalan Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Inilah Hal ini menjadi
pembeda antara bank konvensional dengan bank syariah.
Pesatnya pertumbuhan perbankan syariah saat ini bukan sekadar karena
didukung regulasi pemerintah, namun juga dibantu oleh kualitas serta servis
perbankan syariah yang beranjak membaik. Kualitas, variasi produk, serta
pelayanan mengurangi risiko sehingga menguntungkan nasabah serta
profesionalisme pengelola yang mulai kondusif kini membuat perbankan
syariah mampu bersaing dengan bank konvensional didalam profesionalitas.3
Operasional perbankan syariah yang berasaskan syariah Islam terbukti dapat
lebih adil bagi nasabah bahkan menguntungkan. Hal tersebut berkat sistem bagi
hasil yang digunakan perbankan syariah dalam kegiatannya dengan
menghilangkan sistem bunga.
Namun, masih ada masyarakat yang beranggapan bahwa hanya
masyarakat muslim yang bisa menggunakaan sistem ini. Paradigma fanatisme
agama masih lekat didalam masyarakat, sehingga banyak yang berpandangan
sistem syariah hanya untuk kalangan muslim dan tertutup untuk kalangan non
muslim. Padahal, negara-negara di benua Eropa terutama Inggris sudah

3
Marlina Ayu Apriyantini, “Faktor Yang Mempengaruhi Non Muslim Menjadi Nasabah
BRI Syariah Cabang Yos Sudarso Yogyakarta”, (Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), h. 2.

1
menerapkan sistem bagi hasil yang menjadi poin penting dalam sistem
perbankan syariah sejak lama.4 Sehingga, kesan pasar syari’ah adalah
“pasarnya” kaum muslim tidak tepat.
Dari fenomena ini, masyarakat mulai menyadari bahwa bank
konvensional mungkin bukan solusi optimal untuk masalah di masyarakat,
sehingga minat masyarakat untuk mengeksplorasi praktik bebas riba muncul
kembali. Karakteristik kultur non muslim yang kurang bisa berkolaborasi,
ditambah pola pikir kapitalis yang sudah lazim beredar di masyarakat, telah
menempatkan bank konvensional menjadi jalur investasi yang menjanjikan.5
Namun realita hampir seluruh nasabah non muslim memiliki ketertarikan
menyimpan uangnya di bank syariah. Seperti yang terjadi pada bank muamalat
menurut Purnomo B. Soetadi, selaku Direktur Bisnis Ritel Bank Muamalat
mengatakan bahwa 15% nasabah Bank Muamalat adalah orang yang beragama
non muslim. Kemudian hal serupa juga terjadi pada bank BTPN Syariah di Bali,
Dony Aditya selaku kepala Pembiayaan BTPN Syariah Area Bali menuturkan
bahwa 90% nasabahnya bukanlah pemeluk agama islam. Selanjutnya pada
Bank Syariah Indonesia juga banyak menarik minat masyarakat selain
beragama islam untuk menjadi nasabahnya terutama lewat salah satu produk
bernama easy wadiah. Salah satunya adalah yang terjadi di Bank Syariah
Indonesia KCP Medan Marelan Raya, tercatat sebanyak 540 orang
menggunakan produk tersebut dan menggalami peniggkatan nasabah menjadi
600 orang pada awal tahun 2022. Pertambahan nasabah di bank syariah baik
muslim dan non muslim tentu akan meningkatkan perkembangan dan
memberikan manfaat bagi bank syariah sendiri.6

4
Anshor Wibowo and Nia Hariyati, ‘Pengaruh Budaya Dan Persepsi Masyarakat Non
Muslim Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Bank Syariuah Mandiri Kantor Cabang Pembantu
Bengkalis’, JPS (Jurnal Perbankan Syariah), (2020), h. 31.
5
Muhammad Hadi Akbar Mutawalli, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Nasabah Non Muslim Dalam Menggunakan Jasa Bank Syariah Di Makasar”, (UIN Alauddin
Makassar, 2019), h. 6.
6
Fairuza, “Trend Menikmati Produk Humanis Untuk Muslim Dan Non Muslim”,
DetikNews, last modified December 3, 2022, accessed July 11, 2023,
https://news.detik.com/kolom/d-6474025/tren-menikmati-produk-humanis-untuk-muslim--
nonmuslim.

2
Ketika masyarakat non muslim memutuskan menjadi nasabah bank
syariah bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor ini memiliki arti
yang sangat penting untuk manajemen perbankan syariah ini, karena secara
angsung berdampak kelangsungan operasional lembaga tersebut. Daya tarik
lembaga keuangan sangat dipengaruhi oleh elemen psikologis yang mencakup
aspek sikap, perilaku dan prefensi. Lembaga keuangan sangat dipengaruhi oleh
elemen-elemen yang sifatnya psikologis menyangkut faktor sikap, perilaku, dan
selera terkait minat masyarakat. Beberapa faktor yang memengaruhi
masyarakat memilih jasa layanan perbankan diantaranya:7
1. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk dapat
memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen. Produk dan layanan yang
disediakan oleh perbankan syariah sangat beragam. Penawaran tersebut
meliputi pengumpulan dana (funding), penyaluran pembiayaan (financing),
dan berbagai produk jasa (service).
2. Pelayanan adalah penyediaan sarana dan prasarana kepada nasabah.
Fasilitas pelayanan ini memegang peranan penting dalam keberhasilan
bisnis yang berorientasi kepada pelayanan termasuk jasa perbankan
syariah. Kunci kepuasan untuk nasabah terletak pada pemberian pelayanan
yang luar biasa kepaada seluruh konsumen.
3. Promosi yang memengaruhi tingkat minat masyarakat terhadap suatu
produk untuk diterima atau tidaknya di masyarakat luas.

Pada bulan Februari 2014 salah satu Lembaga Independen Europe, yaitu
Muslim Village melaporkan hasil survey tentang pandangan warga Inggris
terhadap bank Syariah. Lembaga survei independen tersebut melakukan survey
kepada 300 responden Muslim dan non Muslim yang tersebar di seluruh Inggris
pada Agustus 2013. Survey tersebut menyimpulkan bahwa warga Inggris
percaya sistem keuangan Syariah aplikatif untuk semua agama. Mereka juga

7
Muhammad Kambali, ‘Pengaruh Budaya Dan Perseepsi Masyarakat Non Muslim
Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Bengkalis’,
Jurnal Al-Iqtishod, 8. No. 1 (2020), h. 59.

3
percaya bahwa sistem keuangan Syariah dapat diimplementasikan dalam
ekonomi modern di negara barat.8
Penelitian ini akan lebih terasa jika dilaksanakan di bank syariah yang
terletak di lingkungan masyarakat dengan mayoritas pemeluk agama non
muslim, seperti di salah satu Bank Syariah Indonesia KCP Cengkareng karena
dalam perkembangannya, pertumbuhan nasabah di Bank Syariah di Indonesia
bukan hanya dari kalangan muslim namun kalangan mon-muslim pun menjadi
nasabahnya.
Dari beberapa penelitian sebelumnya menyatakan bahwa keputusan
nasabah non muslim memilih menjadi Nasabah Bank Syariah Mandiri di Medan
dipengaruhi oleh faktor produk.9 Penelitian lain mengatakan faktor pelayanan,
lokasi, stimulti, reputasi, sharing, promosi, profit dan religius menjadi minat
dari nasabah non muslim untuk menggunakan bank syariah sementara sisanya
4.6% dipengaruhi faktor lain yang bukan menjadi fokus penulis.10
Berdasarkan fenomena tersebur penulis ingin meneliti elemen-elemen
apa saja yang mepengaruhi nasabah non muslim menjadi nasabah di bank
syariah serta elemen apa saja yang paling berpengaruh untuk nasabah non
muslim menjadi berminat transaksi di bank syariah yang sistemnya jelas
disesuaikan menggunakan prinsip syariat Islam, dibandigkan dengan bank
konvensional yang sistemnya bersifat umum. Data yang penulis ambil berupa
faktor-faktor yang memengaruhi masyarakat non-muslim mau bertransaksi
pada bank syariah, yaitu aspek kualitas produk, kualitas pelayanan dan strategi
promosi. Adapun judul penelitian yang diangkat penulis adalah “FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH NON MUSLIM
MEMILIH BANK SYARIAH”.

8
Ahmad Baihaki and Septria Monica, “Bank Syariah Di Inggris,” JYRS: Journal of Youth
Research and Studies Vol.3, No. (2022): h. 90.
9
Yupitri dan Sari, "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Non Muslim Memilih Bank
Syariah", h. 58.
10
Rifa’atul Machmudah, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah Non Muslim
Menjadi Nasabah Di Bank Syariah (Studi Pada Bank CIMB Niaga Syariah Cabang Semarang)”,
(IAIN Walisongo Semarang, 2009), h. v.

4
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas maka permasalahan yang diidentifikasi adalah:
1. Adanya nasabah di bank syariah yang non muslim padahal dalam kegiatan
operasionalnya diselaraskan dengan prinsip syariat Islam. Terdapatnya
nasabah non muslim disebabkan oleh beberapa faktor yang berpengaruh
terhadap minat nasabah dalam memilih bank syariah. Hal ini penting untuk
bank syariah agar bisa mempertahankan dan meningkatkan jumlah nasabah
non muslim untuk bertransaksi di bank syariah.
2. Belum diketahui apakah faktor kualitas produk, kualitas pelayanan, dan
strategi promosi menjadi penentu dalam pengambilan keputusan non
muslim untuk menjadi nasabah di BSI KCP Cengkareng.

C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka dapat diambil
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah faktor kualitas produk berpengaruh terhadap minat nasabah non
muslim memilih bank syariah?
2. Apakah faktor kualitas pelayanan berpengaruh terhadap minat nasabah non
muslim memilih bank syariah?
3. Apakah faktor strategi promosi berpengaruh terhadap minat nasabah non
muslim memilih bank syariah?
4. Apakah faktor kualitas produk, kualitas pelayanan, dan strategi promosi
berpengaruh terhadap minat nasabah non muslim memilih bank syariah?

D. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas peneliti membatasi masalah yang
akan diteliti yaitu terbatas pada:
1. Subjek yang akan diteliti terbatas pada nasabah non muslim di BSI KCP
Cengkareng.
2. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 4, yaitu: kualitas
produk, kualitas pelayanan, strategi promosi, dan minat.

5
3. Objek dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi minat
transaksional nasabah non muslim memilih bank syariah.
4. Penelitian ini dilakukan di BSI KCP Cengkareng.

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yang inign dicapai sesuai dengan rumusan
masalah yang telah dijabarkan diatas, yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah faktor kualitas produk berpengaruh terhadap
minat nasabah non muslim memilih bank syariah.
2. Untuk mengetahui apakah faktor kualitas pelayanan berpengaruh terhadap
minat nasabah non muslim memilih bank syariah.
3. Untuk mengetahui apakah faktor strategi promosi berpengaruh terhadap
minat nasabah non muslim memilih bank syariah.
4. Untuk mengetahui apakah faktor kualitas promosi, kualitas pelayanan, dan
strategi promosi berpengaruh terhadap minat nasabah non muslim memilih
bank syariah.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang hendak dicapai dengan melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoretis
a. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekomomi Islam pada
Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
b. Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangsih pada ilmu
pengetahuan untuk dijadikan acuan maupun referensi untuk penelitian
serupa untuk mengembangkan ilmu perbankan syariah.
2. Secara Praktis
a. Untuk Manajemen Bank Syariah, Hasil penelitian dapat dijadikan acuan
oleh perbankan dalam mengembangkan kebijakan perbankan khususnya

6
di bidang pemasaran produk perbankan syariah untuk meningkatkan
jumlah nasabah.
b. Praktisi Perbankan Syariah, memberikan wawasan untuk
pengembangan Manajemen Pemasaran Perbankan Syariah.
c. Praktisi Perbankan Syariah, Memberikan wawasan untuk
Mengembangkan Manajemen Pemasaran Perbankan Syariah.

G. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah pemahaman dan memperjelas arah bahasan maka
penulis menyusun sistematika penilisan yang secara garis besar terdiri dari lima
bab dengan uraian sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat pendahuluan yang menjadi acuan untuk menjelaskan
mengapa dilakukannya penelitian ini. Bab ini menjelaskan tentang
penguraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistem penulisan.
BAB II KAJIAN TEORETIS
Pada bab ini penulis akan menguraikan teori-teori yang dapat
digunakan untuk memperkuat penelitian dan teori-teori yang berkaitan
dalam penelitian ini khususnya analisis faktor-faktor yang
memengaruhi minat nasabah non muslim memilih Bank Syariah
Indonesia. Kemudian terdapat review dari penelitian terdahulu yang
relevan dengan judul yang diteliti, serta terdapat kerangka penelitian
dan hipotesis penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan secara rinci mengenai waktu dan tempat
penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, metode penelitian,
teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

7
Bab ini berisi uraian mengenai hasil penelitian berupa temuan-temuan
dari penelitian yang telah dilakukan dengan disertai pembahasannya
yang analitis dan terpadu. Temuan-temuan tersebut disajikan secara
jujur dan apa adanya sesuai dengan etika ilmiah.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian sekaligus jawaban dari
perumusan masalah yang telah ditentukan dalam penelitian. Selain itu,
bab ini juga memuat saran-saran berdasarkan hasil analisis untuk
memperkaya pengetahuan.

8
BAB II
KAJIAN TEORETIS

A. Landasan Teori
Sebagai dasar untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan, maka
diperlukan landasan teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Berikut
merupakan beberapa teori mengenai faktor-faktor yang memengaruhi nasabah
non muslim memilih bank syariah.
1. Bank Syariah
Berikut adalah beberapa sub bab mengenai teori bank syariah:
a. Pengertian Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang dalam operasionalnya
menghindari masalah riba, bank syariah adalah bank yang beroperasi
dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank islam atau biasa disebut
bank bebas bunga adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya
menyelenggarakan arus kredit dan pembayaran serta peredaran uang
yang pelaksanaannya sesuai dengan prinsip Islam. Berdasarkan
Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 1998, tentang
perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan
bahwa bank umum adalah bank yang menyelenggarakan kegiatan
komersil secara kondusif, sementara bank menurut prinsip syariah
memberikan jasa dalam lingkup pembayaran berdasarkan Hukum
Islam.11
Mayoritas bank syariah merupakan lembaga keuangan yang
kegiatan pokoknya memberikan pelayanan pendanaan dan jasa dalam
lingkup pembayaran dan peredaran uang yang pengoperasiannya
disesuaikan dengan prinsip syariah serta mengacu pada ketentuan yang
terdapat dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist. Merujuk pada Al-Qur’an dan

11
Setia Budhi Wilardjo, “Pengertian, Perkembangan, Dan Pengaruh Bank Syariah Di
Indonesia”, Vol 2, No. 1 (2004), h. 3.

9
Al-Hadist, maka bank syariah diharapkan dapat menghindari kegiatan-
kegiatan yang mengandung unsuur riba dan segala hal yang
bertentangan dengan syariat islam.

b. Konsep Dasar Bank Syariah

Perbankan syariah bukan mencari keuntungan semata dalam


operasionalnya, tetapi ingin mencapai nilai-nilai sosial spiritualitas.
Ada perbedaan konseptual mendasar antara bank Islam dengan bank
konvensional.12 Pada bank konvensional ditemukan dua perjanjian
yang saling terpisah, yaitu:

1) Perjanjian antara bank dan nasabah penabung, dimana penabung


menitipkan uangnya pada bank tersebut dengan menerima
persentase bunga tertentu dari bank
2) Perjanjian antara bank dan nasabah peminjam, dimana bank
meminjamkan modal kepada peminjam dan menerima tingkat
bunga tertentu dari peminjam.

Pada bank syariah terdapat koherensi perjanjian antara bank


dengan nasabah penabung dan antara bank dengan nasabah
peminjam. Nasabah penabung menyimpan uangnya di bank syariah
dan mendapatkan proporsi bagi hasil. Uang tersebut kemudian
digunakan untuk meminjamkan nasabah peminjam dan bank
mendapatkan proporsi bagi hasil atas usaha yang dibiayai uang
pinjaman tersebut. Dengan demikian, bagi hasil yang diterima
nasabah penabung bergantung pada bagi hasil yang didaptkan bank
syariah lewat nasabah pembiayaannya. Konsep tersebut dapat dilihat
pada gambar di bawah ini

12
Siti Sarah, "Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Non Muslim Menjadi
Nasabah Bank BCA Syariah Cabang Jatinegara", UIN Syarif Hidayatullah (Jakarta, 2017), h. 2.

10
Gambar 2.1
Konsep Dasar Perbankan Syariah

c. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional


Bank syariah atau bank Islam memiliki keunggulan pada
operasionalnya yang membedakan dengan bank konvensional. Berikut
perbedaan bank syariah dan bank konvensional yang tertera pada tabel
berikut:

Tabel 2.1
Perbedaan perbankan konvensional dengan perbankan syariah13
Perbankan Syariah Perbankan Konvensional
 Berorientasi untuk  Berorientasi untuk
kepentingan publik kepentingan pribadi
 Dalam pelayanan, tidak  Senantiasa bersifat bebas
bebas nilai (berdasarkan menilai (bersifat
prinsip islam) materialistik)
 Uang dianggap alat tukar saja  Uang dianggap sebagai
dan tidak mengganggap komoditas
sebagai komoditi
 Investasi yang dilakukan  Investasi yang dilakukan
relatif terbatas karena hanya relatif luas termasuk
pada kegiatan yang halal saja kegiatan yang halal dan
haram

13
Yupitri and Sari, "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Non Muslim Memilih
Bank Syariah", h. 49.

11
 Hubungan dengan nasabah  Hubungan dengan nasabah
sebagai mitra sebagai kreditor dan debitor
 Dalam operasinya  Dalam operasinya
menggunakan sistem bagi menggunakan sistem bunga
hasil, jual beli atau sewa
 Aktivitasnya tidak hanya  Aktivitas hanya berorientasi
berorientasi untuk mencapai untuk mencapai keuntungan
keuntungan saja tetapi juga saja.
untuk mencapa falah.
 Penghimpunan dan  Tidak memiliki dewan
penyaluran dana harus sesuai pengawas syariah sehingga
dengan fatwa Dewan penghimpunan dana dan
Pengawas Syariah. penyaluran dana tidak
berdasarkan fatwa.

d. Produk Bank Syariah


Secara konsep, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah
terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu produk penghimpunan dana
(funding), produk penyaluran dana (financing), dan produk jasa
(service).14
1) Produk Penghimpunan Dana (funding)
a) Tabungan
Tabungan pada bank konvensional berbeda dengan giro di
mana memiliki beberapa batasan seperti kapan dan berapa
ditarik. Tabungan biasanya mendapatkan hasil pasti (fixed
return). Ada bank syariah, tabungan juga memiliki sifat yang
sama dengan tabungan di bank konvensional.15 tabungan adalah

14
Sarah, "Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Non Muslim Menjadi Nasabah
Bank BCA Syariah Cabang Jatinegara", h. 7.
15
Zainul Arifin, "Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah", Cetakan 7 (Tanggerang: Azkia
Publisher, 2009), h. 50.

12
bentuk simpanan nasabah yang bersifat liquid. Artinya, uang
dalam bentuk produk ini bisa diambil sewaktu-waktu kapan dan
dimanapun apabila nasabah sedang butuh, tetapi bagi hasil yang
didapatkan nasabah penabung kecil.
Menurut undang-undang perbankan syariah nomor 21
tahun 2008, tabungan adalah simpanan atas dasar akad wadi'ah
atau penyertaan modal berdasar mudharabah atau akad lain yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah, penarikannya dapat
dilakukan dengan syarat dan ketentuan tertentu, namun tetapi
tidak dapat menarik uang dengan cek bilyet atau sejenisnya.
Bank syariah menawarkan dua jenis produk tabungan
yaitu tabungan mudharabah dan wadi'ah. Perbedaan tabungan di
perbankan syariah dengan perbankan konvensional adalah
perbankan syariah tidak memiliki bunga namun menggunakan
bagi hasil untuk tabungan mudharabah dan wadi'ah.
b) Deposito
Deposito mengutip Undang-Undang Perbankan Syariah
nomor 21 tahun 2008 adalah investasi dana berdasarkan akad
mudharabah atau akad lainnya yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah, yang dapat dilakukan penarikan pada waktu
tertentu menurut akad antara nasabah penyimpan dan perbankan
syariah atau unit usaha syariah (UUS).
Deposito merupakan bentuk simpanan nasabah dengan
jumlah minimal tertentu, jangka waktu yang telah ditentukakn,
dan bagi hasil memiliki nilai jauh lebih tinggi daripada tabungan.
Deposito pada bank konvensional menerima jaminan
pembayaran kembali atas simpanan pokok dan hasil (bunga)
yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam perbankan syariah,
deposito diganti dengan simpanan didapat dari untung atau rugi
bank. Oleh karena itu, banyak bank syariah menganggap sebagai

13
rekening investasi oleh bank syariah sebagai sumber modal
utama kegaitan operasional(financing).16
c) Giro
Giro adalah instumen simpanan nasabah yang tidak
peruntukan bagi hasil, dan dananya diambil menggunakan cek,
sering digunakan oleh perusahaan atau organisasi ataupun
bentuk badan hukum lainnya dalam manajemen mereka. Dalam
giro, meski tanpa bagi hasil, bank memberikan bonus kepada
nasabah yang nominalnya tidak ditentukan di awal. Melainkan
bergantung pada kebaikan dari pihak bank.
Giro di bank syariah tetap sama dengan giro pada bank
konvensional, dimana pemegang tidak mendapatkan apapun dari
bank, dan tidak memiliki biaya layanan (service charge). Dana
giro ini dapat dipakai bank bank syariah dalam operasi bagi
hasil. Pembayaran kembali giro yang dipinjam dijamin
sepenuhnya oleh bank dan dapat dilihat sebagai pinjaman
deposito oleh bank.17

2) Produk penyaluran Dana/ Pembiayaan (financing)


Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan
oleh satu pihak kepada pihak lain untuk mendukung penanaman
modal yang sudah direncanakan, baik yang dilakukan sendiri
maupun bersama organisasi. Dengan kata lain pembiayaan adalah
pendanaan yang dikeluarkan guna mendukung investasi yang
direncanakan.18
Secara harfiah, produk pembiayaan kepada nasabah yaitu
sebagai berikut:

16
Arifin, "Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah", h. 50.
17
Arifin, "Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah", h. 49.
18
Sarah, "Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Non Muslim Menjadi Nasabah
Bank BCA Syariah Cabang Jatinegara", h. 11.

14
a) Pembiayaan menggunakan prinsip jual beli. Seperti bai'
murabahah, bai as salam dan bai' istisna.
b) Pembiayaan dengan prinsip sewa. Meliputi ijarah dan ijarah
muntahiya bit tamlik.
c) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. Meliputi musyarakah,
mudharabah, muzara'ah, dan musaqah.

3) Produk Jasa (service)


Selain Selain menjalankan fungsinya sebagai intermediaris
(penghubung) antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang
kekurangan dana, bank syariah dapat pula melakukan berbagai
pelayanan jasa perbankan kepada nasabah dengan mendapat
imbalan berupa sewa atau keuntungan. Jasa perbankan tersebut
antara lain sebagai berikut:
a) Sharf (Jual beli valuta asing)
Pada prinsipnya, jual beli valuta asing sejalan dengan
prinsip sharf. Jual beli mata uang yang tidak sejenis dilakukan
pada waktu yang sama. Bank mengambil keuntungan dari jual
beli valuta asing. Prinsip ini dipraktikkan pada bank syariah
devisa yang memiliki izin untuk melakukan jual
beli valuta asing.
b) Wadi’ah (Titipan)
Pada dasarnya, dalam akad wadi'ah yad dhamanah
penerima simpanan hanya dapat menerima titipan, tanpa berhak
untuk menggunakannya. Dia tidak bertanggung jawab atas
kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada aset titipan selama
ini bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan yang
bersangkutan dalam memelihara barang titipan.19

19
Sarah, “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Non Muslim Menjadi Nasabah
Bank BCA Syariah Cabang Jatinegara", h. 12.

15
2. Minat Nasabah
a. Pengertian Minat Beli Nasabah
Minat beli nasabah adalah tahap dimana nasabah membentuk
pilihan mereka diantara beberapa bank yang tergabung dalam perangkat
pilihan, kemudian pada akhirnya melakukan suatu pembelian pada suatu
alternatif yang paling disukainya atau proses yang dilalui nasabah yang
didasari oleh bermacam pertimbangan.
Minat yakni perilaku yang muncul dalam menanggapi sebuah
benda yang memberitahukan pelanggan ingin melangsungkan
pembelian.20 Minat beli merupakan salah satu bentuk dari perilaku
konsumen dimana seseorang memiliki keinginan membeli suatu produk
ataupun layanan jasa.21 Minat merupakan salah satu aspek psikologis
yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap perilaku dan minat
juga merupakan sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang
dalam melakukan apa yang mereka lakukan.22
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
minat beli adalah kesungguhan hati untuk memiliki sesuatu
pengorbanan dimana minat beli itu timbul karena konsumen merasa
puas terhadap kualitas produk yang diberikan oleh perusahaan. Perilaku
seseorang sangat tergantung pada minatnya, sedangkan minat
berperilaku sangat tergantung pada sikap dan morma subyektif atas
perilaku. Keyakinan atas akibat perilaku sangat mempengaruhi sikap
dan norma subyektifnya. Sikap individu terbentuk dari kombinasi antara
keyakinan dan evaluasi tentang keyakinan penting seseorang konsumen.
sedangkan norma subyektif ditentukan oleh keyakinan dan motivasi.

20
Yosef Tonce and Yoseph Darius, ‘Minat Dan Keputusan Pembelian : Tinjauan Melalui
Persepsi Harga Dan Kualitas’, (Indramayu: Adanu Abimata, 2022), h. 14.
21
Bobby Hartanto and Leni Indriyani, ‘Minat Beli Di Marketplace Shopee’, (PT Inovasi
Pratama Internasional, 2021), h. 15.
22
Makmur Kambolong, Nurjannah, dan Lia Ambarwati, ‘Metode Riset Dan Analisis
Distribusi’, (Pasuruan: Qiara Media, 2021), h. 17.

16
b. Aspek-Aspek Minat
Beberapa aspek dari minat beli antara lain sebagai berikut:23
1) Perhatian, adanya perhatian yang besar dari konsumen terhadap
suatu produk (barang atau jasa).
2) Ketertarikan, perasaan tertarik yang timbul karena adanya perhatian.
3) Keinginan, setelah konsumen merasa tertarik maka muncul
keinginan untuk memiliki produk.
4) Keyakinan, setelah timbul perasaan yakin pada diri individu
terhadap produk kemudian muncul tindakan untuk melakukan
keputusan pembelian.

c. Faktor-Faktor Minat
Konsumen dimanapun dan kapanpun akan dihadapkan dengan
sebuah keputusan pembelian untuk melakukan transaksi pembelian.
Dimana konsumen akan membandingkan atau mempertimbangkan satu
barang dengan barang yang lainnya untuk mereka konsumsi. Beberapa
faktor yang membentuk minat beli konsumen yaitu:
1) Tertarik mencari informasi mengenai produk, konsumen akan
terdorong untuk mencari informasi sebuah produk untuk memenuhi
kebutuhannya.
2) Pertimbangan untuk membeli, dengan pengumpulan informasi
konsumen akan mempelajari fitur-fitur produk yang diinginkan dan
juga mengetahui merek kompetitor produk tersebut.
3) Tertarik untuk mencoba, konsumen akan mulai mencari manfaat dan
mengevaluasi produk yang diminati.
4) Ingin mengetahui produk, setelah tertarik untuk mencoba konsumen
akan memiliki keinginan untuk memiliki produk tersebut.

23
Hartanto and Indriyani, “Minat Beli Di Marketplace Shopee”, (Padang: PT. Inovasi
Pratama Internasional, 2022), h. 11.

17
5) Ingin memiliki produk, konsumen akan memberikan perhatian lebih
pada produk dan akhirnya akan mengambil keputusan untuk
membeli.

Dalam melaksanakan niat pembelian konsumen tersebut dapat


membuat lima sub keputusan pembelian sebagai berikut:

1) Keputusan merk
2) Keptusan pemasok
3) Keputusan kuantitas
4) Keputusan waktu
5) Keputusan metode pembayaran

Minat konsumen ditingkatkan melalui atribut dan motivasi


berdasarkan kebutuhan saat menggunakan suatu produk. Berdasarkan
hal tersebut, sangat penting untuk menganalisis bagaimana proses minat
konsumen bekerja. Oleh karena itu, cara terbaik untuk mempengaruhi
mereka adalah dengan mengetahui apa ang mereka pikirkan. Dengan
cara ini, tidak hanya memiliki informasi, tetapi juga mempeljari lebih
lanjt tentang cara kerja proses informasi dan cara menggunakannya. Hal
ini dinamakan “The Buying Process” (proses pembelian). Proses
pembelian meliputi 5 hal yaitu:24

1) Need (kebutuhan)
Proses pembelian dimulai dari adanya kebutuhan yang tidak
perlu dipernuhi atau kebutuhan yang muncul pada saat itu dan
menumbuhkan insentif untuk membeli.
2) Recognition (pengenalan)
Kebutuhan saja tidakcukup untuk mendorong pembelian,
karena menyadari kebutuhan saja udah memungkinkan kita
memutuskan sesuatu untuk memnuhinya.

24
Kambolong, Nurjannah, and Ambarwati, “Metode Riset Dan Analisis Distribusi”,
(Pasuruan: Qiara Media, 2021), h. 21.

18
3) Search (pencarian)
Merupakan bagian aktif dalam kegiatan pembelian dan
mencari cara untuk memnuhi kebutuhan tersebut.
4) Evaluation (evaluasi)
Proses memeriksa segala sesuatu yang ditemukan selama
proses pencarian dan mengembangkan beberapa pilihan.
5) Decision (keputusan)
Langkah terakhir dalam proses pembelian adalah mengambil
keputusan berdasarkan informasi yang diterima.

d. Indikator Pengukuran Minat


Seorang konsumen tidak dengan sendirinya memiliki keputusan
dalam melakukan pembelian barang ataupun jasa. Konsumen pertama-
tama mencari informasi untuk membantu mereka mengambil keputusan
dari orang terdekatnya atau orang lain yang benar-benar mereka
percayai. Minat membeli dapat ditentukan melalui indikator-indikator
sebagai berikut:25
1) Minat Transaksional, yakni kecenderungan konsumen untuk
membeli produk.
2) Minat Referensial, yakni kesediaan konsumen untuk
merekomendasikan produk yang telah dikonsumsinya kepada orang
lain.
3) Minat Preferensial, yakni perilaku konsumen yang menjadikan
produk yang telah dikonsumsinya sebagai pilihan utama.
4) Minat Eksploratif, minat ini melukiskan konsumen yang senantiasa
mencari informasi tentang produk yang diminati dan menemukan
informasi guna menunjang sifat positif dari produk tersebut.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Non Muslim Memilih
Bank Syariah

25
Tonce and Darius, “Minat Dan Keputusan Pembelian : Tinjauan Melalui Persepsi
Harga dan Kualitas”, (Indramayu: Adanu Abimata, 2022), h. 15.

19
Beberapa faktor yang mempengaruhi minat nasabah non-muslim
untuk menjadi nasabah bank syariah antara lain lokasi, produk, pelayanan,
religius stimulti, reputasi, bagi hasil dan promosi. Dalam penelitian ini
peneliti mengkategorikan tiga faktor yang membuat non-muslim tertarik
pada bank syariah yakni layanan, produk dan promosi. Berikut adalah
penjelasan ketiga faktor-faktor tersebut:
a. Produk
Berikut adalah beberapa sub bab mengenai teori produk:
1) Pengertian Produk
Produk merupakan titik sentral dalam upaya pemasaran
karena merupakan hasil perusahaan yang dapat ditawarkan di pasasr
untuk di konsumsi dan merupakan alat yang digunakan perusahaan
untuk mencpai tujuan perusahaannya. Agar konsumen dapat
mencoba dan mau membeli produk tersbut, produk harus lebih baik
dari yang lain dalam hal kualitas, bentuk, ukuran, kemasan,
pelayanan, rasa dan garansi.26
Dari definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa produk
mempunyai arti penting bagi perusahaan karena tanpanya perushaan
tidak dapat berbuat sesuatu dalam berbisnis. Semakin baik produk
yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen maka keputusan
pembelian yang akan dilakukan oleh konsumen juga semakin
meningkat.
2) Kualitas Produk
Produk penting bagi perusahaan karena tanpanya perusahaan
tidak dapat menjalankan bisnisnya. Pembeli membeli produk ketika
mereka merasa pantas. Oleh karena itu pemasaran produk yang
sukses memerlukan penyesuaian produk dengan keinginan dan
kebuthan pemebeli. Dengan kata lain, produksi lebih sesuai dengan
permintaan pasar dan preferensi konsumen.

26
Dr. Meithiana Indrasari, ‘Pemasaran & Kepuasan Pelanggan’, (Surabaya: Unitomo
Press, 2019), h. 26.

20
Kualitas adalah unsur yang terkandung dalam suatu produk
yang menjamin bahwa produk tersbut mempunyai nilai sesuai
dengan tujuan pembuatannya. Kualitas mmemegang peranan
penting baik dari sudut pandang konsumen yang bebas memilih
tingkat kualitasnya, maupun dari sudut padang produsen yang mulai
memperlihatkan evaluasi kualitas guna mempertahankan dan
meperluas jangkauan pemasaranya.
kualitas produk adalah kesesuaian produk dengan kebutuhan
pasar atau konsumen. Perusahaan harus benar-benar memahami apa
yang dibutuhkan konsumen atas suatu produk yang dihasilkan.
Dengan demikian kualitas produk adalah suatu usaha untuk
memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, dimana suatu produk
tersebut memiliki kualitas yang sesuai dengan standar kualitas yang
telah ditentukan, dan kualitas merupakan kondisi yang selalu
berubah karena selera atau harapan konsumen pada suatu produk
selalu berubah.27
3) Tingkatan Level Produk
untuk merencanakan penawaran produk, seorang pemasar
perlu memahami tingkatan produk, sebagai berikut:28
a) Produk utama atau inti (core benefit), yaitu manfaat yang
sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan
dari setiap produk. Aspek fundamental ini harus bisa dipenuhi
dengan baik oleh produsen.
b) Produk generik (generic product), yaitu produk dasar yang dapat
memenuhi fungsionalitas produk yang paling dasar (minimum
desain produk agar dapat berfungsi).

27
Joko Usmar, “Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Dan Kepercayaan
Terhadap Keputusan Nasabah Bank BNI Syariah Cabang Pekanbaru” (UIN Pekanbaru, 2019), h.
15.
28
Ibid, h. 15.

21
c) Produk harapan (expected product), yaitu produk formal yang
ditawarkan dengan berbagai ftur dan kondisi, yang pemeblinya
biasanya diharapkan dan disepakati secara normal.
d) Produk pelengkap (augment product), yaitu berbagai atribut
produk yang melengkapi atau ditambahi dengan berbagai
manfaat dan layanan untuk memebrikan kepuasan tambahan dan
membedakan dari pesaing.
e) Produk potensial (potensial product), yaitu segala jenis
penambahan atau perubahan yang mungkin dikembngkan pada
produk di masa mendatang.

Produsen hendaknya memperlihatkan lima hal berikut untuk


menghasilkan produk yang berkualitas dan menjamin kepuasan
pelanggan.

4) Indikator Kualitas Produk


Kualitas suatu produk baik berupa barang maupun jasa perlu
ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Untuk menentukan
dimensi kualitas barang, dapat melalui delapan dimensi seperti yang
dipaparkan berikut ini:29
a) Kinerja (performance): melibatkan berbagai karakteristik
operasional utama.
b) Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Specification):
yaitu pandangan mengenai kualitas proses manufaktur (tidak ada
cacat produk) sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan
dan teruji.
c) Fitur (Features) merupakan karakteristik produk yang dirancang
untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah
ketertarikan konsumen terhadap produk.

29
Intan Nur Cahyanti, ‘Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Kualitas Produk Terhadap
Kepuasan Nasabah Di Bank Syariah Indonesia Cabang Madiun’, (IAIN Ponorogo, 2021), h. 38.

22
d) Estetika (Aestethic) berhubungan dengan bagaimana
penampilan produk bisa dilihatdaritampak, rasa, bau dan bentuk
dari produk.
e) Kesan kualitas (Perceived Quality) merupakan hasil dari
penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung
karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti
atau kekurangan informasi atas produk didapat dari harga,
merek, periklanan, reputasi, dan negara asal.

b. Pelayanan
Berikut merupakan beberapa sub bab teori pelayanan:
1) Pengertian Pelayanan
Pelayanan adalah kegiatan pemberian jasa dari satu pihak ke
pihak lain. Pelayanan yang baik adalah pelayanan yang diberikan
dengan cepat, ramah, akurat, adil dan beretika untuk memnuhi
kebuthan dari kepuasan penerima pelayanan.30
kepada pelanggan dengan standar yang telah ditetapkan.
Kemampuan tersebut ditunjukkan oleh sumber daya manusia dan
sarana serta prasarana yang dimiliki.
Jadi, dapat disimpulkan Pelayanan merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
berdasarkan unsur-unsur pokok melalui metode, prosedur dan
sistem tertentu guna memuaskan kepentingan orang lain sesuai
dengan hak orang lain. Pelayanandalah suatu proses karena
pelayanan pada hakikatnya adalah serangkain kegiatan. Pelayanan
sebagai suatu proses bersifat berkesinambungan, terus menerus dan
rutin berlangsung sepanjang hayat manusia dalam masyarakat.
2) Pengertian Kualitas Pelayanan

30
Intan Nur Cahyanti, ‘Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Kualitas Produk Terhadap
Kepuasan Nasabah Di Baik Syariah Indonesia Cabang Madiun’, h. 20.

23
Kualitas adalah elemen dalam suatu produk yang memberikan
nilai tergantung pada tujuan pembuatan produsk tersebut. Definisi
kualitas pelayanan berfokus pada upaya untuk memnuhi kebutuhan
dan keinginan pelanggan serta penyampaian harapan pelanggan
secara akurat. Oleh karena itu, ketika mengembangkan strategi dan
program layanan, perusahaan perlu memperhatikan faktor kualitas
layanan dan bertindak sesuai dengan manfaaat yang melekat pada
suatu produk sehingga menjadikannya berharga sesuai dengan
tujuan pembuatannya31. Pengertian kualitas pelayanan
menitikberatkan pada upaya memnuhi kebuthuan dan keinginan
pelanggan, sert ketepatan penyampaian yang memenuhi harapan
pelanggan. Oleh karena itu, ketika mengembangkan strategi dan
program layanan, perusahaan harus memperhatikan faktor kualitas
layanan dan bertindak demi kepentingan konsumennya.
Kualitas pelayanan adalah tingkat pelayanan sesuai dengan
harapan dan kebutuhan pelanggan atau pengguna. Artinya apabila
suatu perusahaan atau lembaga tertentu mampu menyediakan suatu
produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan
pengguna atau konsumen, maka jasa tersebut akan lebih berkualitas.
Kualitas pelayanan adalah landasan utama untuk mengetahui tingkat
kepuasan konsumen atau nasabah.32
Penilaian konsumen terhadap kualitas pelayanan terjadi
selama proses pemberian layanan. Setiap kontak antara penyedia
layanan dan konsumen adalah contoh dari momen kebenran, sebuah
peluang untuk memuaskan atau tidaknya pada konsumen33

31
Usmar, “Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Dan Kepercayaan Terhadap
Kepuasan Nasabah Bank BNI Syariah Cabang Pekanbaru”, h. 13.
32
Intan Monica Alma Sangi, Lucky Franky Tamengkel, dan Danny Mukuan, ‘Pengaruh
Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk. Cabang
Ranotana’, Productivity, Vol 3, No. 2 (2022), h. 108.
33
Cahyanti, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Kualitas Produk Terhadap Kepuasan
Nasabah Di Bank Syariah Indonesia Cabang Madiun”, h. 21.

24
3) Indikator Kualitas Pelayanan
Untuk mencapai suatu kualitas pelayanan yang sangat baik.
Suatu perusahaan harus mengerti dan mengimplementasikan segala
dimensi-dimensi kualitas pelayanan dengan tepat, karena para
konsumen dalam menilai suatu kualitas pelayanan terhadap
perusahaan, mereka menggunakan presepsinya dengan melihat dan
merasakan dimensi-dimensi kualitas pelayanan yang ditawarkan
perusahaan agar pelayanan perusahaan menjadi unggul.
Kualitas pelayanan mempunyai beberapa aspek atau unsur.
Dimensi ini dirumuskan untuk menguji kualitas pelayanan dengan
menggunakan survei. Dengan menggunakan metodologi servqual,
pembisnis dapat menentukan seberapa besar kesenjangan antara
harapan pelanggan dan harapan mereka mengenai layanan yang
mereka terima. Serqual memiliki 5 dimensi diantaranya yaitu:34
a) Tangibles (produk-produk fisik), tangibles adalah bukti nyata
kemampuan perusahaan dalam memberikan yang terbaik bagi
pelanggannya. Baik mengenai penampilan gedung, peralatan,
perlengkapan, fasilitas, teknologi pendukung maupun
penampilan pegawai.
b) Reliability (kehandalan), reliability adalah kemampuan
perusahaan dalam memberikan pelayanan yang memenuhi
harapan konsumen dalam hal keteparan waktu, kecepatan, tepat,
sikap empatik dan lain-lain.
c) Responsiveness (daya tanggap), responsiveness adalah respon
ataupun tanggapan untuk memberikan pelayanan yang cepat dan
tanggap serta melibatkan cara penyampaian yang jelas dan
mudah dipahami.

34
Sangi, Tamengkel, dan Mukuan, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Nasabah PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk. Cabang Ranotana”, h. 108.

25
d) Assurance (jaminan), assurance adalah jaminan dan kepastian
yang bersumber dari kesopanan pegawi, pengtahuan dan
komunikasi yang baik untuk meningkatkan kepercayaan
pelanggan.
e) Empathy (empati), empathy adalah memberikan perhatian yang
tulus dan bersifat pribadi kepada pelanggan, hal ini dilakukan
untuk mengetahui permintaan konsumen yang aktual dan
spesifik.

c. Promosi
Berikut merupakan sub bab teori promosi:
1) Pengertian Promosi
Sangat disayangkan jika produkyang kita rencanakan tidak
diketahui masyarakat. Upaya memperkenalkan produk kepada
konsumen merpakan awal dari kegiatan promosi. Iklan merupakan
sarana penyampaian informasi keapda masyarakat umum.
Promosi merupakan teknik yang dirancang untuk menjual
produk. Promosi merupakan bagian dari bauran komunikasi yang
dapat berarti seluruh pesan yang disampaikan oleh perusahaan ke
konsumen mengenai produknya. Teknik-teknik promosi harus
menyampaikan kegunaan, ciri, dan manfaat produk. Promosi juga
mencakup berbagai program yang dapat meningkatka nilai tambah
melebihi manfaat yang terkandung dalam produk tersebut, dengan
tujuan untuk meningkatkan penjualan.35
Fungsi promosi adalah untuk meyakinkan target pelanggan,
bahwa barang dan jasa yang ditawarkan memiliki keunggulan yang
berbeda dibandingkan para pesaing, sehingga terjadi pertukaran
yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju melalui
penyampaian organisasi suatu produk. Tujuan dari promosi adalah

35
R W Griffin and R J Ebert, “BISNIS", Edisi 8, Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 366.

26
menginformasikan (informing) pasar mengenai keberadaan suatu
produk baru. Membujuk (persuading) pelanggan sasaran untuk
membentuk pilihan merk. Serta menggingatkan (remiding)
pelaksanaan sasaran tentang perusahaan dari strategi.
2) Pengertian Strategi Promosi
Strategi promosi adalah pedoman khusus antara promosi,
periklanan, hubungan dengan masyarakat, penjualan pribadi dan
sarana langsung yang digunakan perusahaan untuk
mengkomunikasikan manfaat pelanggan secara persuasif dan
memabngun hubungan dengan pelanggan. Agar produk yang dijual
oleh perbankan laku dipasaran, maka bank harus memberitahukan
kepada masyarakat melalui kegiatan promosi. Hal tersebut bertujuan
agar masyarakat mengetahui kehadiran produk bank tersebut berikut
harga, manfaat, dimana dapat diperoleh dari kelebihan produk
dibandingkan produk pesaing. Tanpa promosi, jangan
mengharapkan pelanggan mengetahui tentang bank anda. Oleh
karena itu, promosi merupakan cara paling efektif untuk menarik
dan mempertahankan pelanggan.36
3) Unsur-Unsur Bauran Promosi
Bauran promosi (promotion mix) adalah suatu alat yang
digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan produk nya
kepada konsumen agar konsumen tertarik dan memutuskan untuk
membeli produk yang ditawarkan.37
a) Periklanan (advertising)
Periklanan yaitu segala bentuk presentasi produk atau jasa
untuk dipromosikan yang di bayar oleh sponsor yang
teridentifikasi. Contoh dari program periklanan adalah iklan

36
Dian Muliatul Istiqomah, “Nasabah Produk Tabunganku (Studi Kasus BSI KCP
Ngawi)”, (IAIN Ponorogo, 2021), h. 17.
37
Edy Sulistiyawan and Wira Yudha Alam, ‘Marketing Strategis’, (Pruwokerto: Pena
Persada, 2023), h. 99.

27
media cetak, iklan media elektronik, brosur,poster,
pajangan,symbol, logo, dan lain-lain.
b) Promosi Penjualan (sales promotion)
Promosi penjualan yaitu berbagai macam insentif jangka
pendek yang dimaksudkan untuk mendorong percobaan
pembelian produk atau jasa yang ditawarkan dari sebuah
perusahaan. Contoh dari promosi penjulan adalah kontes,
undian, game, produk, pameran dagang, sampel, kupon, fasilitas
tukar tambah, pendanaan berbunga rendah, dan lain sebagai nya.
c) Hubungan Masyarakat (public relations)
Hubungan masyarakat yang di maksud disini adalah
bermacam program yang diselenggarakan untuk melindungi
impresi dari merk produk atau jasa didalam masyarakat. Pada
penyelenggaraan program ini bertujuan untuk menyakinkan
masyarakat akan produk atau jasa yang ditawarkan supaya
masyarakat bisa percaya. Program-program yang dilaksanakan
seperti: seminar, pidato, donasi, laporan tahunan, publikasi,
majalah perusahaan, dan lain sebagainya.
d) Penjualan Perseorangan (personal selling)
Penjualan perseorangan yaitu proses penjualan dengan
interaksi tatap muka antar konsumen dan pihak perusahaan yang
menawarkan produk atau jasa, pihak perusahaan biasanya
melakukan presentasi tentang produk atau jasa yang ditawarkan
kepada konsumen supaya konsumen tertarik kemudian menarik
pertanyaan-pertanyaan dari konsumen dan pada tujuan akhir
yaitu membuat konsumen membeli atau menggunakan produk
atau jasa yang ditawarkan. Contohnya seperti : presentasi
penjualan, pertemuan penjualan, program insentif, produk
sampel, pameran dagang.
e) Pemasaran Langsung dan Online (direct & online marketing)

28
Pemasaran langsung (direct marketing) adalah teknik
pemasaran melalui kontak langsung dengan konsumen guna
membujuk konsumen supaya tertarik dengan produk atau jasa
yang ditawarkan. Pemasaran langsung ini juga dapat dilakukan
dengan jarak jauh seperti menggunakan email marketing,
penjualan pribadi, ataupun memberikan katalog secara langsung.
Adapun pemasaran online (online marketing) lebih
memfokuskan promosi pada website iklan seperti pop-up, iklan
di google search ataupun iklan di sosial media seperti facebook,
instagram.

B. Penelitian Terdahulu
Diperlukan penelitian terdahulu untuk mendukung penelitian ini guna
mendukung landasan teori yang ada. Dibawah ini adalah bebrapa penlitian
terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah non-muslim
dalam memilih bank syariah.

Tabel 2.2
Review Studi Terdahulu

No Aspek Studi Terdahulu Rencana Skripsi


Perbandingan
1 Peneliti Evi Yupitri dan Raina Linda Sari38 Syevilla Azzahro
Tahun Desember 2012 2023
Judul Analisis Faktor-Faktor Yang Faktor-Faktor Yang
Penelitian Mempengaruhi Non Muslim Menjadi Mempengaruhi Minat
Nasabah Bank Syariah Mandiri Di Medan. Nasabah Non Muslim
Memilih Bank Syariah.
Variabel  Fasilitas  Pelayanan
 Promosi  Promosi
 Produk  Produk

Yupitri dan Sari, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Non Muslim Menjadi
38

Nasabah Bank Syariah Mandiri Di Medan”, h. 46-60.

29
Metode Rank Spearman Test Regresi Linier
Berganda
Lokasi Medan BSI KCP Cengkareng,
Jakarta Barat
Hasil Hasil dari penelitian ini adalah Variabel -
Penelitian fasilitas (X1) memiliki pengaruh yang
sedang yaitu 0,469 terhadap nasabah non-
muslim untuk menjadi nasabah di Bank
Syariah Mandiri. Variabel promosi (X2)
pengaruh yang kuat yaitu 0,730 terhadap
terhadap nasabah non-muslim untuk
menjadi nasabah di Bank Syariah Mandiri.
Variabel produk (X3) memiliki pengaruh
yang kuat yaitu 0,529 terhadap nasabah
non-muslim untuk menjadi nasabah di Bank
Syariah Mandiri.
2 Peneliti Rapika39 Syevilla Azzahro
Tahun 2018 2023
Judul Analisis Faktor-Faktor Yang Faktor-Faktor Yang
Penelitian Mempengaruhi Kecenderungan Masyarakat Mempengaruhi Minat
Non Muslim Memilih Lembaga Keuangan Nasabah Non Muslim
Syariah (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri Memilih Bank Syariah.
Kantor Cabang Pembantu Gunung Tua).
Variabel  Pelayanan  Pelayanan
 Keuntungan  Produk
 Keamanan  Promosi
Metode Regresi Linier Berganda Regresi Linier
Berganda
Lokasi Bank Syariah Mandiri KCP Gunung Tua BSI KCP Cengkareng,
Jakarta Barat
Hasil Hasil dari penelitian ini adalah bahwa faktor -
Penelitian yang Mempengaruhi Kecenderungan
Masyarakat Non-Muslim Memilih
Lembaga Keuangan Syaria’ah Di Bank

39
Rapika, ‘Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Masyarakat Non
Muslim Memiilih Lembaga Keuangan Syariah (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Pembantu Gunung Tua)’, (IAIN Bukittinggi, 2018), h. 1-99.

30
Syari’ah Mandiri KCP Gunung Tua sebagai
berikut: faktor keuntungan X1, faktor
pelayanan X2, faktor tingkat keamanan X3
berpengaruh secara signifikan terhadap
Kecenderungan Masyarakat Non-Muslim
Memilih Lembaga Keuangan Syaria’ah Di
Bank Syari’ah Mandiri KCP Gunung Tua.
3 Peneliti Rifa’atul Mahmudah40 Syevilla Azzahro
Tahun 2009 2023
Judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Faktor-Faktor Yang
Penelitian Nasabah Non Muslim Menjadi Nasabah Di Mempengaruhi Minat
Bank Syariah (Studi Pada Bank CIMB Nasabah Non Muslim
Niaga Syariah Cabang Semarang) Memilih Bank Syariah.
Variabel  Promosi  Promosi
 Pelayanan  Pelayanan
 Religius Stimuli  Produk
 Reputasi
 Profit Sharing
 Lokasi
Metode Regresi Linier Berganda Regresi Linier
Berganda
Lokasi Semarang BSI KCP Cengkareng,
Jakarta Barat
Hasil Hasil penelitian ini adalah Dari koefisien -
Penelitian determinasi diketahui bahwa 95.4% variasi
minat nasabah non-muslim menjadi
nasabah bank syariah ( Bank CIMB Niaga
Syariah Cabang Semarang) dapat di
jelaskan oleh faktor lokasi, pelayanan,
religius stimuli, reputasi, profit sharing, dan
promosi sedangkan sisanya sebesar 4.6%
dipengaruhi oleh faktor lain yang dalam hal
ini tidak menjadi bahan penelitian penulis.
Dan dari model regresi tersebut dapat

40
Machmudah, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah Non Muslim
Menjadi Nasabah Di Bank Syariah (Studi Pada Bank CIMB Niaga Syariah Cabang Semarang)”, h.
1-121.

31
diketahui bahwa profit sharing (X5)
merupakan faktor yang paling dominan
yang mempengaruhi minat nasabah non-
muslim menjadi nasabah di Bank CIMB
Niaga Syariah Cabang Semarang.
4 Peneliti Anjur Perkasa Alam dan Jureid Lubis41 Syevilla Azzahro
Tahun 2021 2023
Judul Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Non Faktor-Faktor Yang
Penelitian Muslim Menjadi Nasabah Bank Syariah Mempengaruhi Minat
Indonesia Di Medan Nasabah Non Muslim
Memilih Bank Syariah.
Variabel  Produk  Produk
 Promosi  Promosi
 Lokasi  Pelayanan
Metode Regresi Linier Berganda Regresi Linier
Berganda
Lokasi Medan BSI KCP Cengkareng,
Jakarta Barat
Hasil Hasil dari penelitian ini adalah berdasarkan -
Penelitian hasil penelitian faktor yang paling kuat
mempengaruhi non-muslim menjadi
nasabah di Bank Syariah Indonesia adalah
Lokasi, produk, dan promosi. Yang
berpengaruh kuat pertama adalah lokasi
dengan signikansi 0,178, kedua produk
0,188 memiliki pengaruh kuat dan yang
terakhir 0,350 promosi memiliki pengaruh
itu.
5 Peneliti Fitria Arliana Mallawa42 Syevilla Azzahro
Tahun 2017 2023
Judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Faktor-Faktor Yang
Penelitian Masyarakat Non Muslim Menjadi Nasabah Mempengaruhi Minat

41
Anjur Perkasa Alam, Jureid Lubis, ‘Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Non Muslim
Menjadi Nasabah Bank Syariah Indonesia Di Medan’, Islamic Circle, 2.1 (2021), 16–27.
42
Fitria Arliana Mallawa, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Non Muslim
Menajdi Nasabah Bank Syariah (Studi Kasus BRI Syariah Dan BNI Syariah Mikro Kota Palopo),”
Jurnal Akuntansi STIE Muhammadiyah Palopo 03, no. 02 (2020): 1–20.

32
Bank Syariah (Studi Kasus BRI Syariah dan Nasabah Non Muslim
BNI Syariah Mikro Kota Palopo). Memilih Bank Syariah.
Variabel  Produk  Produk
 Pelayanan  Pelayanan
 Profit Sharing  Promosi
Metode Regresi Linier Berganda Regresi Linier
Berganda
Lokasi BRI Syariah dan BNI Syariah Mikro Kota BSI KCP Cengkareng,
Palopo Jakarta Barat
Hasil Hasil dari penelitian ini adalah terdapat dua -
Penelitian variabel yang berpengaruh signifikan yaitu
variabel profit sharing dengan nilai
signifikan 0,00 < 0,05 dan produk dengan
nilai signifikan 0,02 < 0,05 serta satu
variabel yang tidak berpengaruh signifikan
yaitu variabel pelayanan dengan nilai
signifikan 0,58 > 0,05, sementara faktor
yang paling dominan dalam keputusan
masyarakat non-muslim untuk menjadi
nasabah Bank Syariah yaitu variabel profit
Sharing. dikarenakan nilai signifikannya
lebih kecil dari nilai signifikan variabel
pelayan dan produk dengan nilai signifikan
variabel profit sharing sebesar 0,00 < 0,05
berbanding dengan nilai signifikan variabel
pelayanan sebesar 0,58 > 0,05 dan nilai
signifikan variabel produk sebesar 0,02 <
0,05.

C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan pada teori dan riset sebelumnya, peneliti mengkategorikan
faktor yang memengaruhi nasabah non-muslim memilih bank syariah adalah
faktor produk (X1), pelayanan (X2) dan promosi (X3) yang merupakan variabel
independent, serta minat nasabah non-muslim (Y) sebagai variabel dependent..

33
ds Perkembangan perbankan syariah di Indonesia semakin
pesat

Terdapat masyarakat non muslim yang juga menjadi nasabah di


bank syariah

Perlu ada analisis faktor yang mempengaruhi minat


nasabah non muslim memilih bank syariah

Produk (X1) Pelayanan (X2) Promosi (X3)


1. Kinerja Produk 1. Berwujud (tangible) 1. Periklanan (Advertising)
(Performance) 2. Keandalan 2. Promosi Penjualan
2. Kesesuaian dengan (Realibility) (Sales Promotion)
spesifikasi (Conformance 3. Daya Tangkap 3. Penjualan Perseorangan
to Specification) (Responsiveness) (Personal Selling)
3. Fitur (Features) 4. Jaminan (Assurance) 4. Hubungan Masyarakat
4. Estetika (Aestethic) 5. Empati (Empathy) (Public Relations)
5. Kesan Kualitas (Perceived
5. Penjualan Langsung
Quality) (Intan Monica dkk, 2022)
(Direct Marketing)
(Intan Nur Cahyanti, 2021)
(Kotler, 2009)

Alur Pengujian Metode Penelitian


Minat (Y)

1. Rumusan masalah 1. Minat Transaksional Analisis Regresi Linier


2. Studi Pustaka 2. Minat Referensial Berganda
3. Pengajuan hipotesis 3. Minat Preferensial
4. Menentukan metode 4. Minat Eksploratif
5. Menyusun instrumen
(Ferdinand, 2006)
penelitian
6. Menggumpulkan dan
menganalisis data
7. Penarikan kesimpulan

(Sugiyono, 2019)

34
Gambar 2.2
Kerangka Penelitian

D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan pernyataan peneliti mengenai hubungan antar
variabel dalam suatu penelitian dan merupakan pernyataan yang paling spesifik.
Peneliti tidak terpaku pada hipotesis yang diajukan melainkan peneliti
mengumpulkan data untuk menentukan apakah hipotesis tersebut didukung atau
tidak. Dengn kata lain hipotesis adalah suatu jawabn smeentar yang disusun
oleh peneliti, yang kebenarannya kemudian diuji melalu penelitian yang
dilakukan.
1. Pengaruh produk terhadap minat nasabah non muslim memilih bank syariah
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan.43
Evi Yupitri dan Raina Linda Sari dalam penelitiannya yang berjudul
“Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Non-Muslim Menjadi Nasabah
Bank Syariah Mandiri di Medan” dapat disimpulkan bahwa variabel produk
memengaruhi minat nasabah non-muslim untuk menjadi nasabah di Bank
Syariah Mandiri. Maka dari itu dapat diambil hipotesis sebagai berikut:
H1 : Produk berpengaruh positif signifikan terhadap minat nasabah non-
muslim untuk menjadi nasabah Bank Syariah Indonesia KCP Cengkareng.

2. Pengaruh pelayanan terhadap minat nasabah non muslim memilih bank


syariah
Telah kita ketahui bahwa dalam memberikan pelayanan seorang
pegawai bank juga diperlukan etiket, sehingga kedua belah pihak baik tamu
maupun pegawai bank dapat saling menghargai. Definisi pelayanan sendiri
yaitu suatu kegiatan yang menolong menyediakan segala apa yang

43
Sulistiyawan dan Yudha Alam, “Marketing Strategis”, (Purwokerto: Pena Persada,
2023), h. 100.

35
diperlukan orang lain atau konsumen dengan penampilan produk yang
sebaik-baiknya sehingga diperoleh kepuasan pelanggan dan usaha
pembelian yang berulang-ulang.
Rapika dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi kecenderungan masyarakat non-muslim memilih
lembaga keuangan syariah (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Pembantu Gunung Tua)” menyimpulkan bahwa pelayanan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecenderungan
masyarakat non-muslim memilih lembaga keuangan syariah. Maka dari itu
dapat diambil hipotesis sebagai berikut:
H2: Pelayanan berpengaruh positif signifikan terhadap minat nasabah non-
muslim untuk menjadi nasabah Bank Syariah Indonesia KCP Cengkareng.

3. Pengaruh promosi terhadap minat nasabah non muslim memilih bank


syariah
Promosi dalam sistem ekonomi syariah harus memperhatikan nilai-
nilai kejujuran dan menjauhi penipuan. Media atau saran yang digunakan
harus sesuai dengan prinsip syariah. Promosi merupakan kegiatan yang
ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal
akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan
kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut.44
Promosi tidak hanya bersifat memberitahukan, namun juga
membujuk atau mempengaruhi konsumen, terutama konsumen potensial
dengan menyatakan suatu produk lebih baik dibandingkan produk lainnya.
Promosi yang sifatnya membujuk secara berlebihan dapat menimbulkan
kecaman dari orang-orang tertentu, yang merasa memanfaatkan dan
mempermainkan konsumen.
Rifa’atul Machmudah di dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor
yang Mempengaruhi Minat Nasabah Non-Muslim Menjadi Nasabah di

44
Satriadi, “Manajemen Pemasaran” (Yogyakarta: Samudra Biru, 2021), h. 94.

36
Bank Syariah (studi pada Bank CIMB Niaga Syariah Cabang Semarang)”
menyimpulkan bahwa salah satu faktor yang berpengaruhi terhadap minat
nasabah non-muslim menjadi nasabah di bank syariah adalah variabel
promosi. Sehingga dapat diambil hipotesis sebagai berikut:
H3: Promosi berpengaruh positif signifikan terhadap minat nasabah non-
muslim untuk menjadi nasabah Bank Syariah Indonesia KCP Cengkareng.

4. Pengaruh faktor promosi, pelayanan, dan promosi terhadap minat nasabah


non muslim memilih bank syariah
Secara keseluruhan dari faktor produk, pelayanan, dan promosi dapat
diambil hipotesis sebagai berikut:
H4: Produk, pelayanan, dan promosi berpengaruh positif signifikan terhadap
minat nasabah non-muslim untuk menjadi nasabah Bank Syariah Indonesia
KCP Cengkareng.

37
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada 19 Oktober – 17 November 2023, dengan
pengambilan data primer melalui koesioner yang disebarkan kepada nasabah
Bank Syariah Indonesia KCP Cengkareng. Penelitian ini berlokasi di Ruko
Mutiara Taman Palem, Jl.Kamal Raya Lingkar Luar Barat No.9, RT.7/ RW.14,
Cengkareng, Kota Jakarta Barat 11730.

B. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi adalah keseluruhan elemen yang akan dijadikan wilayah
generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.45 Populasi pada penelitian ini berupa seluruh
nasabah non-muslim yang menjadi nasabah Bank Syariah Indonesia KCP
Cengkareng yang berada di Kota Jakarta Barat. Penentuan jenis populasi ini
didasarkan atas alasan bahwa yang akan diuji, nasabah non-muslim yang
menjadi nasabah di bank syariah.

Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki


oleh populasi. Penentuan jumlah sampel atau responden ditentukan
menggunakan rumus Roscoe. Berikut merupakan saran-saran tentang ukuran
sampel untuk penelitian:46
1. Dalam sebuah penelitian ukuran sampel yang layak berkisar antara 30
sampai 500 sampel
2. Dalam sebuah penelitian jika sampel terbagi kedalam beberapa kategori
atau kelompok (contohnya: pria-wanita, pegawai negeri swasta, dan lain-

45
Sugiyono, 'Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D', (Bandung: Alfabeta,
2019), h. 126.
46
Sugiyono, Ibid., h. 143.

38
lain) maka disarankan jumlah tiap-tiap kategori sampel minimal berjumlah
30.

3. Dalam sebuah penelitian dengan menggunakan analisis multivariant seperti


kolerasi atau regresi berganda, maka disarankan jumlah anggota sampel
minimal 10 kali dari jumlah variable yang akan diteliti. Contohnya terdapat
5 variabel yang terdiri dari seluruh jumlah variabel independen dan
dependen, maka jumlah sampelnya adalah 50 sampel yang didapat dari 5
keseluruhan variabel yang digunakan dalam penelitian dikalikan dengan 10
kali jumlah minimal anggota sampel (10x5 = 50 sampel).

4. Kemudian jika penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen


yang sederhana, dengan menggunakan kelompok eksperimen serta
kelompok kontrol, maka jumlah anggota masing-masing sampel berkisar
antara 10 sampai 20 sampel.

Berdasarkan point ketiga karena penelitian ini menggunakan analisis


dengan multivariat (korelasi atau regresi ganda), maka jumlah anggota
minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Karena penelitian ini
menggunakan tiga variabel independen dan satu variabel dependen. Maka
sampel penelitian ini adalah 10 x 4 = 40 nasabah non muslim Bank Syariah
Indonesia KC Cengkareng.

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan


menggunakan Incidental Sampling, yaitu Teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan. Siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, apabila dipandang orang
yang cocok sebagai sumber data.47 Dengan tujuan ingin mengetahui seberapa
besar faktor-faktor yang memengaruhi minat nasabah non muslim dalam
memilih bank syariah.

47
Sugiyono, 'Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D', h. 133.

39
C. Jenis Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat asosiatif.
Penelitian kuantitatif merupakan sebuah investigasi sistematis mengenai sebuah
fenomena dengan mengumpulkan data yang dapat diukur menggunakan teknik
statistik, matematika, atau komputasi.48 Digunakan untuk meneliti populasi atau
sampel tertentu, pengumpulan datanya menggunakan instrumen penelitian,
kemudian analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Penelitian kuantitatif asosiatif dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh ataupun hubungan antara dua variabel atau lebih, dalam
hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minat nasabah non muslim dalam
memilih bank syariah.

D. Teknik Pengumpulan Data


Adapun metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah:
1. Kuesioner
Kuesioner adalah memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.49 Kuesioner
merupakan data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya.50 Tujuan pokok penyusunan kuesioner adalah untuk
memperoleh data yang relevan dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian
ini digunakan Teknik pengumpulan data dengan kuesioner kepada nasabah
non muslim Bank Syariah Indonesia KCP Cengkareng sebagai
respondennya yang akan menjawab semua item pernyataan.
Pernyataan yang disajikan dalam kuesioner ini adalah pernyataan
tertutup, yaitu model pernyataan tersebut telah disediakan jawabanya,
sehingga responden hanya memilih dari alternatif jawaban yang sesuai

48
Muhammad Ramdhan, ‘Metode Penelitian’, (Semarang: Cipta Media Nusantara, 2021),
h. 6.
Sugiyono, "Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D", h. 199.
49

Bagja Waluya, ‘Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial Di Masyarakat’, (Bandung:


50

Setia Puma Inves, 2007), h. 79.

40
dengan pendapat atau pilihannya. Jawaban dari pernyataan yang diajukan
kepada responden akan diolah dengan skala likert, yaitu skala yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial.51 Skala likert ini berisi lima
tingkat preferensi jawaban dengan pilihan sebagai berikut:

SS : Sangat Setuju diberi skor 5


S : Setuju diberi skor 4
N : Netral diberi skor 3
TS : Tidak Setuju diberi skor 2
STS : Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
Penelitian ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu variabel
independent (X) yang terdiri dari kualitas produk, kualitas pelayanan, dan
strategi promosi. Sedangkan variabel dependent (Y) adalah minat nasabah.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Minat Nasabah Non Muslim Memilih Bank Syariah

Variabel Dimensi Indikator No


Item
Kualitas 1. Kinerja Produk  Berhubungan dengan karakteristik 1
Produk (Performance) operasi dasar dari sebuah produk.
(X1) Misalnya kecepatan, kemudahan
dan kenyamanan dalam
penggunaan.
2. Kesesuaian  Berkaitan dengan sejauh mana 2
dengan karakteristik operasi dasar dari
spesifikasi sebuah produk memenuhi
(Conformance to spesifikasi tertentu dari konsumen.
Specification)

51
Sugiyono, "Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D", h. 146.

41
3. Fitur (Features)  Berkaitan dengan karakteristik 3
produk yang dirancang untuk
menambah ketertarikan nasabah.
4. Estetika  Berhubungan dengan bagaimana 4
(Aestethic) tampilan produk dapat dilihat dari
tampak, rasa, bau, bentuk, dan
penamaan dari produk.
5. Kesan kualitas  Berhubungan dengan pendapat 5
(Perceived nasabah terhadap keseluruhan
Quality) kualitas atau keunggulan produk.
Kualitas 1. Bukti Fisik  Bukti kemampuan bank syariah 6
Pelayanan (Tangible) untuk menampilkan yang terbaik
(X2) bagi nasabah. Misalnya dari sisi
fisik tampilan bangunan, fasilitas,
perlengkapan teknologi
pendukung.
2. Keandalan  Kemampuan perusahaan untuk 7
(Realibility) memberikan layanan yang
memenuhi harapan konsumen
dalam hal ketepatan waktu,
kecepatan, sikap simpatik, tidak
ada kesalahan/akurat dan lain
sebagainya.
3. Daya Tangkap  Tanggap dalam memberikan 8
(Responsiveness) pelayanan yang cepat atau
responsif serta diiringi dengan
metode penyampaian yang jelas
dan mudah dipahami.
4. Jaminan  Mencakup jaminan dan kepastian 9
(Assurance) yang diperoleh dari perilaku sopan
santun karyawan, komunikasi yang
baik, dan pengetahuan yang
dimiliki pegawai untuk
meningkatkan kepercayaan
nasabah.

42
5. Empati  Meliputi perhatian yang tulus dan 10
(Empathy) bersifat pribadi kepada pelanggan,
untuk mengetahui keinginan
konsumen secara aktual dan
spesifik.
Strategi 1. Periklanan  Meliputi segala bentuk usaha bank 11
Promosi (Advertising) syariah untuk mempromosikan
(X3) produk atau jasanya melalui
beberapa media periklanan.
2. Promosi  Meliputi berbagai macam insentif 12
Penjualan (Sales jangka pendek (kontes, undian,
games, produk, sampel, pameran
Promotion) dagang, kupon, fasilitas tukar
tambah, pendanaan berbunga
rendah) untuk mendorong
percobaan pembelian produk atau
jasa yang ditawarkan oleh bank
kepada nasabah.
3. Penjualan  Meliputi presentasi penjualan, 13
Perseorangan pertemuan penjualan, program
(Personal insentif, produk sampel, atau
Selling) pameran.
4. Hubungan  Meliputi kesan baik bank 14
Masyarakat dimasyarakat untuk menyakinkan
(Public masyarakat akan produk atau jasa
Relations) yang ditawarkan agar masyarakat
bisa percaya.
5. Penjualan  Meliputi penggunaan email 15
Langsung (Direct marketing, penjualan pribadi,
Marketing) ataupun memberikan katalog
secara langsung.
Minat (Y) 1. Minat  Meliputi ketertarikan membeli 16
Transaksional produk.
2. Minat Refrensial  Meliputi keinginan kuat untuk 17
merekomendasikan.
3. Minat  Meliputi kepuasan yang dirasakan 18
Preferensial nasabah.

43
4. Minat  Meliputi pertimbangan merk serta 19
Eksploratif citra perusahaan dalam melakukan
keputusan pembelian.

E. Teknik Analisis Data


Adapun Teknik analisis data yang penulis gunakan adalah analisis
statistik deskriptif kuantitatif dengan menggunakan program Microsoft Excel
dan SPSS Version 26 for windows sebagai alat bantu untuk menganalisis data.
Analisis yang dilakukan terhadap data antara lain: Uji Kualitas Data, Uji
Asumsi Klasik, Uji Analisis Data, dan Uji Hipotesis.

1. Uji Kualitas Data


a. Uji validitas
Uji validitas adalah salah satu persyaratan yang wajib dilakukan
untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Uji validitas
digunakan untuk mengguji kuesioner yang menggunakan skala likert.
Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak
digunakan sebagai instrumen penelitian.52 Kriteria pengambilan
keputusan:

1) Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid


2) Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan tersebut akan dinyatakan tidak
valid
3) Hasil perhitungan ini akan dibandingkan dengan critical value pada
r tabel dengan taraf signifikasi 5% dan jumlah sampel yang ada.

b. Uji Reliabilitas

52
Budi Darma, "Statistika Penelitian Menggunakan SPSS", (Jakarta: Guepedia, 2021), h.
8.

44
Uji reliabilitas adalah pengujian kedua yang harus dilakukan
setelah uji validitas. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat dari besarnya nilai
alpha (a). Kriteria pengambilan keputusan:53

1) Menghitung reabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien


Croanbach Alpha.
2) Instrumen untuk mengukur masing-masing variabel dikatakan
reliabel jika memiliki Croanbach Alpha > 0,60.
3) Jika nilai Croanbach Alpha < 0,60 maka instrumen dikatakan tidak
reliabel.

2. Uji Asumsi Klasik


Agar mendapatkan regresi yang baik harus memenuhi asumsi-
asumsi yang disyaratkan untuk memenuhi uji normalitas, bebas dari
multikolinieritas dan heterokedastisitas.

a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menentukan apakah variabel
perancu atau residu dalam suatu model regresi berdistribusi normal.54
Seperti diketahui uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residu
mengikuti distribusi normal. Melanggar asumsi ini akan
membatalkan uji statistik ketika ukuran sampel kecil. Satu model
regresi dikatakan baik jika berdistribusi normal atau mendekati
normal. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

1) Menggunakan kolmogorov smirnov dengan kriteria pengujian


yaitu Jika nilai signifikan > 0,05 maka data normal.
2) Jika nilai signifikan < 0,05 maka data tidak normal.

b. Uji Multikolinearitas

53
Budi Darma, Ibid., h. 17.
54
Imam Ghozali, "Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS", edisi 9.
(Semarang: Undip, 2018), h. 161.

45
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi.55
Model regresi yang baik sepatutnya tidak ada korelasi antar variabel
independennya. Jika variabel indpenden berkorelasi satu saama lain,
maka variabel tersebut tidak ortogonal. Variabel ortogonal
merupakan variabel bebas yang nilai korelasi antar variabel bebasnya
adalh nol. Salah satu metode untuk mendiagnosa adanya
multikolinieritas adalah dengan pengukuran nilai tolerance dan
variance inflation factor (VIF).56 Kriteria Pengambilan keputusan:

1) Jika nilai VIF < 10, maka dinyatakan tidak terjadi


multikolinearitas, sebaliknya Jika nilai VIF > 10, maka
dinyatakan terjadi multikolinearitas.
2) Jika nilai tolerance > 0,01, maka dinyatakan tidak terjadi
multikolinearitas, sebaliknya jika nilai tolerance < 0,01, maka
dinyatakan terjadi multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastis
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah
terdapat ketimpangan varians antara residu observasi yang satu
dengan observasi yang lain dalam suatu model regresi. Jika varian
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka disbeut
heteroskedastisitas.57 Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastis dapat
dilihat dari hasil uji glejser. Dengan kriteria pengambilan keputusan:
1) Jika nilai signifikansi >0,05 maka tidak terjadi gelaja
heterokedastisitas dalam model regresi.

55
Imam Ghozali, Ibid., h. 107.
56
Faradiba and Sri Rahayu Tri Astuti, “Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Lokasi
Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen (Studi Pada Warung Makan ‘ Bebek
Gendut ’ Semarang),” Diponegoro Journal Of Management 2, no. 3 (2013), h. 6.
57
Ghozali, "Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS", h. 137.

46
2) Jika nilai sigifikansi <0,05 maka terdapat gejala
heterokedastisitas dalam model regresi.

3. Uji Analisis Data


Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode regresi linier
berganda, yaitu model regresi untuk mengukur hubungan antara satu
variabel terikat terhadap dua atau lebih variabel bebas.58 Analisis ini
digunakan untuk mengetahui apakah setiap variabel independen
berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi apakah nilai dari
variabel dependen mengalami peningkatan atau penurunan. Dalam
menganalisis data, penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS
(Statistical Package for the Social Sciences) versi 26. Model persamaan
pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana:
Y : Minat
a : Konstanta
b1, b2, b3 : Koefisien regresi
X1, : Kualitas produk
X2 : Kualitas pelayanan
X3 : Strategi promosi
e : Epsilon

4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini memakai
analisis regresi linier berganda yang didasari uji secara parsial (uji t), uji
secara simultan (uji F), dan uji koefisien determinasi (R2).
a. Uji Secara Parsial (Uji t)

58
Ghozali, Ibid., h. 83.

47
Uji t (parsial) adalah suatu sarana pengujian untuk menentukan
apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara
independen.59 Kriteria pengambilan keputusan:
1) Apabila sig < a, maka:
a) Ha diterima karena terdapat pengaruh yang signifikan
b) H0 ditolak karena tidak terdapat pengaruh yang signifikan
2) Apabila sig > a, maka:
a) Ha ditolak karena tidak terdapat pengaruh yang signifikan
b) H0 diterima karena terdapat pengaruh yang signifikan
b. Uji Secara Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk melakukan pengujian variabel bebas
secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikatnya.60 Dimana
kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Apabila sig < a, maka:
a) Ha diterima karena adanya pengaruh yang signifikan
b) H0 ditolak karena tidak adanya pengaruh yang signifikan
2) H0 ditolak karena tidak adanya pengaruh yang signifikanApabila sig
> a, maka:
a) Ha ditolak karena tidak adanya pengaruh yang signifikan
b) H0 diterima karena adanya pengaruh yang signifikan

c. Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi (R2) pada hakikatnya mengukur derajat
kemampuan suatu model dalam menjelaskan variasi variabel terikat.
Nilai R Square atau koefisien determinasinya antara 0 sampai 1.61 Untuk
regresi linier berganda yang terbaik adalah menggunakan R Square yang
sudah disesuaikan atau Adjusted R Square, karena bergantung pada

59
Ghozali, "Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS", h. 98.
60
Ghozali, "Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, h. 98.
61
Ghozali, “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, h. 97.

48
jumlah variabel independen yang digunakan. Kriteria pengambilan
keputusan:

1) Nilai Adjusted R Square yang semakin mendekati satu berarti


variabel-variabel independen memaparkan hampir semua informasi
yang diperlukan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
2) Nilai Adjusted R Square yang bernilai 0, artinya variabel independen
tidak mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen

49
F. Skedul Penelitian
Tabel 3.2
Jadwal Penelitian

JADWAL PENELITIAN (BULAN) 2023


KEGIATAN MA APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES JAN
R
3 4 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan
Proposal
Seminar Proposal
Perbaikan
Proposal
Penyusunan BAB
1–3
Penyebaran
Kuesioner dan
Analisis Data
Penyusunan BAB
4
Penyusunan BAB
5
Seminar Hasil

50
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan


1. Latar Belakang Bank Syariah Indonesia
PT. Bank Syariah Indonesia atau yang disingkat dengan BSI adalah
bank (perbankan) syariah yang didiran pada tanggal 01 Februari 2021 pukul
13.00 WIB dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Pendirian Bank
Syariah Indonesia adalah bagian dari upaya dan komitmen pemerintah
dalam memajukan ekonomi syariah sebagai pilar baru kekuatan nasional
yang juga secara jangka panjang akan mendorong Indonesia sebagai salah
satu pusat keuangan syariah dunia. Bank Syariah Indonesia merupakan
penggabungan (merger) dari 3 Bank BUMN yitu PT Bank BSI Tbk, PT
Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri. Dengan merger ini maka
perbankan syariah di Indonesia akan menjadi lebih inovatif, lebih
bermanfaat, dan lebih kuat sehingga bisa menjadi bagian dari motor
pembangunan Indonesia.62
BSI merupakan ikhtiar atas lahirnya bank syariah kebanggaan umat,
yang diharapkan menjadi energi baru pembangunan ekonomi nasional serta
berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat luas. Keberadaan BSI juga
menjadi cermin wajah perbankan Syariah di Indonesia yang modern,
universal, dan memberikan kebaikan bagi segenap alam (Rahmatan Lil
‘Aalamiin).
Bank Syariah Indonesia KC Cengkareng merupakan salah satu
cabang BSI yang terletak di Cengkareng, Jakarta Barat, DKI Jakarta. Lokasi
cabang BSI yang berdekatan dengan jalan utama, berada di samping pusat
perbelanjaan serta berdampingan ruko bisnis pertokoan di sepanjang jalan
raya ini tentu sangat strategis. Dengan lokasi yang strategis ini menjadikan
bank ini mudah untuk dijangkau masyarakat dan pusatnya pun berada di

62
“Bank Syariah Indonesia,” accessed September 2, 2023,
https://ir.bankbsi.co.id/corporate_history.html.

51
keramaian menjadikan salah satu alternatif para konsumen yang berada
disekitar lokasi melakukan pembiayaan simpan pinjam.

2. Visi dan Misi


a. Visi
Menciptakan bank syariah yang masuk 10 besar menurut kapasitas pasar
secara global dalam waktu 5 tahun kedepan.
b. Misi
1) Memberikan akses solusi keuangan syariah di Indonesia. Melayani
>20 juta nasabah dan menjadi top 5 bank berdasarkan asset (500+T)
dan nilai buku 50 T di tahun 2025.
2) Menjadi bank besar yang memberikan nilai terbaik bagi para
pemegang saham. Top 5 bank yang paling profitable di Indonesia
(ROE 18%) dan valuasi kuat (PB>2).
3) Menjadi perusahaan pilihan dan kebanggan para talenta terbaik
Indonesia. Perusahaan dengan nilai yang kuat dan memberdayakan
masyarakat serta berkomitmen pada pengembangan karyawan
dengan budaya berbasis kinerja menyediakan produk dan layanan
yang mengedepankan etika sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

52
3. Struktur Pengurus BSI KC Cengkareng

Branch Manager
(Erwin Levianto)

Micro Relationship Consumer Banking PAWNING SALES Branch Operational


Manager Team Leader Relationship Manager OFFICER and Service Manager
(Gungun Gunardi) (Muchamad Achrom) (Ndaru Hambrastho) (Miftahul Huda)

jhbjj

PAWNING
APPRAISIAL
RETAIL SALES MICRO STAFF (Juwita
EXCECUTIVE (Chandra Teller Kriya BACK OFFICE CUSTOMER
Damayanti)
(Ridwan Arif) Setiawan) (Nico Teller STAFF SERVICE
Syahrial) (Neneng) (Bayu Aji S) (Rana Alya Soraya)
jhbjj
jhbjj

SECURITY PRAMUBHAKTI PENGEMUDI


(Umam) (Agus Supriyatna) (Hendra
Gunawan)
Gambar 4.1
Struktur Organisasi BSI KC Cengakareng

53
a. Branch Manager
Dalam Perbankan Syariah Branch Manager memiliki peran
penting dalam kegiatan oprasional maupun non oprasional perusahaan
yang diperlukan oleh bank untuk keperluan pengembangannya. Branch
Manager memiliki tugas dan wewenang untuk memimpin kegiatan
pemasaran dalam perbankan, melakukan pengawasan dan melakukan
koordinasi dalam kegiatan oprasional, mengawasi kegiatan oprasional
perbankan, memantau prosedur oprasional dalam manajemen risiko,
dan melakukan pengembangan kegiatan operasional.
b. Branch Operational Service Manager
Branch Operational Service Manager memiliki tugas untuk
memverifikasi seluruh data kegiatan operasional di banking hall dan
menyetujui seluruh transaksi administrasi yang ada di banking hall
sebelum di laporkan ke branch manager.
c. MRM TL (Mikro Relationship Manager Team Leader)
Mikro Relationship Manager Team Leader memiliki tugas untuk
mencari nasabah mikro, menangani penagihan, dan mengatur unit
mikro.
d. Consumer Banking Relationship Manager
Consumer Banking Relationship Manager memiliki tugas
membangun komunikasi yang baik dengan klien serta menjalin
hubungan yang baik dengan para direktur atau pimpinan. Bidang ini
juga bertugas meningkatkan sales opportunity serta menarik nasabah
baru.
e. Pawning Sales Officer
Pawning memiliki tugas untuk memastikan pencapaian target
bisnis terhadap Gadai Emas BSM yang telah ditetapkan seperti
pembiayaan gadai dan fee based income gadai baik kuantitatif maupun
kualitatif dan memastikan akurasi penaksiran barang jaminan.
f. Retail Sales Executive

54
Retail Sales Executive memiliki tugas sebagai bidang yang
bertanggung jawab atas strategi penjualan secara keseluruhan.
g. Pawning Appraisial
Pawning Appraisial memiliki tugas untuk memasukan data
nasabah, barang jaminan, taksiran dan uang pinjaman kedalam
komputerisasi, memberi nomor pada surat bukti gadai emas sesuai
dengan nomor yang diterbitkan komputer, memasukan data bukti gadai
ke kas debit atau kredit dan menerbitkan hasil cetak transkasi barang
jaminan dan saldo kas serta melakukan penyegelan terhadap barang
jaminan.
h. Back Office Staf
Back Office Staff memiliki tugas untuk memonitoring atau
melakukan pengecekan terhadap invoice serta pemasaran, bertugas
sebagai bidang yang membuat serta mengelola laporan keuangan dan
bertanggung jawab terhadap pengecekan barang fast moving ataupun
yang slow moving.
i. Micro Staf
Micro Staff memiliki tugas untuk memastikan dokumen
pembiayaan telah dilengkapi sebelum fasilitas dicairkan berdasarkan
checklist yang telah disepakati. Unit ini juga melakukan input data
pembiayaan kedalam sistem dengan benar dan akurat. Juga melakukan
pencetakan dokumen-dokumen pembiayaan seperti, SP3 Akad dan SUP,
Order Notaris (jika ada), Dokumen terkait penutupan asuransi, Surat
Penolakan, Surat Kuasa dan dokumen turunan pembiayaan lainnya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
j. Costumer Service
Costumer Service memilki tugas untuk melayani kebutuhan
nasabah, memberikan solusi terhadap permasalahan yang dialami 11
nasabah, memberikan penawaran kepada nasabah mengenai produk-
produk yang ada di Bank Syariah Indonesia.
k. Teller

55
Teller memiliki tugas untuk menangani, membantu dan
memberikan solusi bagi semua nasabah yang ingin melakukan transaksi
perbankan termasuk di dalamnya nanti memberikan jasa layanan uang
tunai maupun non tunai.
l. Kriya Teller
Kriya Teller memiliki tugas yang sama dengan Teller pada
umumnya yaitu bertugas untuk menangani, membantu dan memberikan
solusi bagi semua nasabah yang ingin melakukan transaksi perbankan
termasuk di dalamnya nanti memberikan jasa layanan uang tunai
maupun non tunai bedanya posisi ini diisi oleh karyawan kontrak atau
magang.
m. Security
Security memiliki tugas untuk menjaga keamanan dan ketertiban
di lingkungan/ kawasan bank, security juga melakukan pengamanan
serta pelayanan terbaik untuk nasabah sesuai dengan standar layanan
dan ketentuan yang telah ditetapkan bank syariah.
n. Pengemudi (Driver)
Pengemudi (Driver) pada perbankan memiliki tugas untuk
mengantar pejabat bank dengan menggunakan kendaraan mobil kantor,
bidang ini juga bertanggung jawab atas perawatan inventaris kendaraan
kantor
o. Pramubhakti (OB)
Office Boy atau OB memiliki tugas untuk memastikan kebersihan
di lingkungan bank terutama yang berkaitan dengan layanan nasabah.
Office Boy juga melakukan penataan dan perawatan ruangan, alat, serta
perlengkapan kerja untuk setiap pegawai dengan tujuan untuk
menciptakan suasana yang nyaman bagi para pegawai bank dalam
bekerja.

4. Produk-Produk BSI KC Cengkareng


a. Produk Dana

56
1) BSI Easy Wadiah
2) BSI Easy Mudharabah
3) BSI TabunganKu
4) BSI Tabungan Pesiun
5) BSI Tabungan Junior
6) BSI Tabungan Bisnis
7) BSI Tabungan Rencana
8) BSI Tabungan Valas
9) BSI Tabungan Haji Indonesia
10) BSI Tabungan Pendidikan
11) BSI Tabungan Efek Syariah
12) BSI Tabungan Smart
13) BSI Tabungan Prima
14) BSI Tapenas Kolektif
15) BSI Tabungan Payroll
16) BSI Tabungan Mahasiswa
17) BSI Tabungan Simpanan Pelajar
18) BSI Tabungan Haji Muda Indonesia
19) Rekening Autosave dan Qurban
20) BSI Giro Valas
21) BSI Giro Rupiah
b. Pembiayaan
1) BSI Griya Hasanah
2) BSI KPR Sejahtera
3) BSI KUR Mikro
4) BSI KUR Super Mikro
5) BSI KUR Kecil
6) BSI Mitraguna Hasanah
7) BSI OTO
8) BSI Pensiun Berkah
9) BSI Mitra Beragun Emas (Non Qardh)

57
10) Bilateral Financing
11) Mitraguna Online
12) BSI Distributor Financing
13) BSI Cash Collateral
14) BSI Umrah
c. Investasi
1) Deposito Rupiah
2) BSI Deposito Valas
3) BSI Reksadana Syariah
4) Bancassurance
5) SBSN Ritel
6) Cash Wakaf Linked Sukuk Rite
7) Referral Retail Brokerage
d. Emas
1) BSI Gadai Emas
2) BSI Cicil Emas
e. Bisnis/ Wirausaha
1) BSI Giro Optima
2) BSI Cash Management
3) BSI Pembiayaan Investasi
4) BSI Bank Garansi
5) BSI Giro Ekspor SDA
6) BSI Deposito Ekspor SDA
7) Bank Guarantee Under Counter Guarante
8) Giro Vostro
9) Jasa Penagihan Transaksi Trade Finance Antar Bank
10) Pembiayaan yang Diterima
11) SIF (Supply Infrastructure Financing) BPJS Kesehatan
f. Prioritas
1) BSI Private
2) BSI Prioritas

58
B. Gambaran Umum Responden
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Incidental
Sampling. Sampel yang diambil sebanyak 40 responden yaitu dengan kriteria
nasabah non muslim yang menjadi nasabah di BSI KC Cengkareng. Penyebaran
angket ini di BSI KC Cengkareng dilakukan dengan dua cara yaitu pada saat
nasabah melakukan transaksi di bank dan mendatangi langsung nasabah
bersama tim marketing. Responden dalam penelitian ini memiliki karakterisitik.
Karakteristik-karakteristik tersebut terdiri dari:
1. Karakteristik Berdasarkan Usia
Adapun data dan persentase mengenai usia responden nasabah non
muslim Bank Syariah Indonesia KC Cengkareng adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1
Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase
<30 8 20%
31-40 18 45%
<40 14 35%
Jumlah 40 100%
Sumber: Data primer diolah, 2023.

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden dibagi menjadi tiga
kategori usia, yaitu kurang dari 30 tahun, 31-40 tahun, dan kurang dari 40
tahun. Frekuensi setiap kategori usia juga ditampilkan, dengan jumlah
responden sebanyak 40 orang. Dengan melihat persentase, dapat diamati
bahwa sebagian besar nasabah berada dalam kelompok usia 31-40 tahun,
yang menyumbang 45% dari total responden. Meskipun demikian, nasabah
di bawah 30 tahun juga mencapai 20%, sementara kelompok usia kurang
dari 40 tahun secara keseluruhan menyumbang 35%.

2. Berdasarkan Agama
Adapun data dan persentase mengenai agama yang dianut oleh
responden nasabah non muslim Bank Syariah Indonesia KC Cengkareng
adalah sebagai berikut:

59
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Agama
Agama Frekuensi Persentase
Kristen 36 90%
Budha 3 7,5%
Hindu 1 2,5%
Jumlah 40 100%
Sumber: Data primer diolah, 2023.

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui tentang distribusi agama


nasabah yang menabung di Bank Syariah Indonesia (BSI). Data
menunjukkan bahwa mayoritas nasabah, sebanyak 90%, memiliki agama
Kristen. Sementara itu, terdapat juga nasabah dengan agama Budha
sebanyak 7,5% dan agama Hindu sebanyak 2,5%. Jumlah keseluruhan
responden adalah 40 orang. Pada umumnya, keberagaman agama dalam
populasi nasabah bank syariah bisa menjadi hal menarik untuk dianalisis
lebih lanjut. Meskipun BSI merupakan bank syariah yang berprinsip pada
hukum Islam, data ini menunjukkan bahwa ada kehadiran nasabah dari
berbagai latar belakang agama.

3. Jenis Kelamin
Adapun data dan persentase mengenai jenis kelamin responden
nasabah non muslim Bank Syariah Indonesia KC Cengkareng adalah
sebagai berikut:

Tabel 4.3
Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 20 50%
Perempuan 20 50%
Jumlah 40 100%
Sumber: Data primer diolah, 2023.

Berdasarkan keterangan pada tabel 4.3 diatas menggambarkan


distribusi jenis kelamin nasabah yang menabung di Bank Syariah Indonesia
(BSI). Data menunjukkan bahwa responden terbagi secara merata antara

60
laki-laki dan perempuan, masing-masing sebanyak 20 orang atau 50% dari
total 40 responden. Keseimbangan yang sama antara laki-laki dan
perempuan dalam populasi nasabah dapat dianggap sebagai indikasi bahwa
Bank Syariah Indonesia mampu menarik perhatian dan melayani baik
kelompok laki-laki maupun perempuan.

4. Pendidikan Terakhir
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam gambaran umum
responden adalah tingkat pendidikan terakhir yang dijalani oleh responden.
Informasi tingkat pendidikan ini cukup penting karena semakin tinggi
tingkat pendidikan responden diperkirakan semakin tinggi tingkat
pengetahuannya tentang perbankan syariah. Adapun data dan persentase
mengenai pendidikan nasabah non muslim Bank Syariah Indonesia KC
Cengkareng yang diambil sebagai responden adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4
Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Frekuensi Persentase
SMP 2 5%
SMA 13 32,5%
Diploma 1 2,5%
S1 16 40%
S2 8 20%
Jumlah 40 100%
Sumber: Data primer diolah, 2023.

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, menunjukan bahwa sebagian besar


nasabah non muslim BSI KC Cengkareng yang diambil sebagai responden.
Data menunjukkan bahwa nasabah dapat dibagi menjadi beberapa kategori
pendidikan, dengan mayoritas dari mereka (40%) memiliki gelar S1.
Selanjutnya, sebanyak 20% nasabah memiliki gelar S2, sementara SMA
menyumbang 32,5% dari total nasabah. Persentase nasabah dengan
pendidikan SMP dan Diploma masing-masing adalah 5% dan 2,5%. Jumlah
keseluruhan nasabah adalah 40 orang.

61
5. Pekerjaan
Adapun data dan persentase mengenai pekerjaan responden
nasabah non muslim Bank Syariah Indonesia KC Cengkareng adalah
sebagai berikut:

Tabel 4.5
Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Persentase
Karyawan 10 25%
PNS 3 7,5%
TNI 2 5%
Wirausaha 9 22,5%
Lainnya 16 40%
Jumlah 40 100%
Sumber: Data primer diolah, 2023.

Berdasarkan keterangan pada tabel 4.5 dapat dijelaskan


bahwa sebagian besar sebagian besar nasabah non muslim pada BSI
KC Cengkareng. Data menunjukkan bahwa nasabah dapat dibagi
menjadi beberapa kategori pekerjaan, dengan kelompok "Lainnya"
menjadi kelompok dominan yang menyumbang 40% dari total
nasabah. Selanjutnya, 22,5% nasabah merupakan wirausaha,
sementara karyawan menyumbang 25%, PNS 7,5%, dan TNI 5%.
Jumlah keseluruhan nasabah adalah 40 orang.

C. Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar devasi, maksimum,

62
minimum.63 Hasil uji statistik deskriptif pada penelitian ini dapat dilihat pada
tebel berikut:

Tabel. 4.6
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kualitas Produk 40 14.00 25.00 20.3250 2.62520
Kualitas Pelayanan 40 17.00 25.00 21.8250 2.35217
Strategi Promosi 40 17.00 25.00 22.6250 2.27233
Minat 40 15.00 20.00 18.1500 1.74753

Valid N (listwise) 40
Sumber: Output SPSS 26, Data primer diolah, 2023.

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diatas, dapat digambarkan


distribusi data yang diperoleh oleh peneliti, yaitu:

1. Variabel Kualitas Produk (X1), dari data tersebut dapat dideskripsikan


bahwa jumlah data sebanyak 40 data. Dengan nilai tertinggi untuk variabel
kualitas produk sebesar 25 yang berasal dari lima pernyataan yang bernilai
lima (sangat setuju) pada setiap pernyataan, dan nilai terendah sebesar 14,
dengan nilai standar deviasi sebesar 2,625, serta nilai rata-ratanya sebesar
20,32.
2. Variabel Kualitas Pelayanan (X2), dari data tersebut dapat dideskripsikan
bahwa jumlah data sebanyak 40 data. Dengan nilai tertinggi untuk variabel
kualitas pelayanan sebesar 25 yang berasal dari lima pernyataan yang
bernilai lima (sangat setuju) pada setiap pernyataan, dan nilai terendah
sebesar 17, dengan nilai standar deviasi sebesar 2,352, serta nilai rata-
ratanya sebesar 21,82.
3. Variabel Strategi Promosi (X3), dari data tersebut dapat dideskripsikan
bahwa jumlah data sebanyak 40 data. Dengan nilai tertinggi untuk variabel
strategi promosi sebesar 25 yang berasal dari lima pernyataan yang bernilai
lima (sangat setuju) pada setiap pernyataan, dan nilai terendah sebesar 17,

63
Ghozali, "Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS", h. 19.

63
dengan nilai standar deviasi sebesar 2,272, serta nilai rata-ratanya sebesar
22,62.
4. Variabel Minat (Y), dari data tersebut dapat dideskripsikan bahwa jumlah
data sebanyak 40 data. Dengan nilai tertinggi untuk variabel kualitas produk
sebesar 25 yang berasal dari lima pernyataan yang bernilai lima (sangat
setuju) pada setiap pernyataan, dan nilai terendah sebesar 15, dengan nilai
standar deviasi sebesar 1,747, serta nilai rata-ratanya sebesar 18,15.

D. Analisis Data
1. Uji Validitas
Dalam penelitian ini, uji validitas instrumen dilakukan untuk
menentukan apakah alat pengukur yang digunakan memiliki tingkat
validitas yang cukup. Ini dilakukan dengan menguji bagaimana skor
masing-masing variabel pertanyaan berkorelasi dengan skor total yang
diperoleh dari penjumlahan skor semua variabel pertanyaan. Dengan
menggunakan analisis korelasi, penelitian dapat menentukan sejauh mana
skor dari setiap pertanyaan berkorelasi dengan keseluruhan skor alat
pengukur. Hasil uji validitas ini memberikan indikasi sejauh mana alat
pengukur mampu mengukur apa yang seharusnya diukur, sehingga dapat
memberikan kepercayaan terhadap keabsahan data yang dikumpulkan
melalui instrumen tersebut. Dengan memastikan alat pengukur valid,
interpretasi hasil penelitian menjadi lebih dapat dipercaya dan relevan.
hasil analisis didapat nilai korelasi antara skor item dengan skor total.
Nilai ini kemudian dibandingkan dengan dengan nilai rtabel. Nilai rtabel untuk
degree of freedom (df) = n-2. Dalam hal ini n adalah jumlah sampel, maka
besarnya df dapat dihitung 40-2 = 38 dengan alpha 0,05 (α 5 %), maka
didapat nilai rtabel sebesar 0,312 dengan jumlah total keseluruhan sampel
sebanyak 40 responden.
Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS for Windows versi 26
diperoleh hasil uji validitas terhadap masing-masing pertanyaan yang

64
digunakan untuk mengukur variabel kualitas produk, kualitas pelayanan,
strategi promosi dan minat.
a) Uji Validitas Variabel Kualitas Produk
Hasil uji validitas terhadap masing-masing butir pertanyaan yang
digunakan untuk mengukur variabel kualitas produk dapat dilihat pada
tabel 4.6:

Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Produk
Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
X1.1 0,829 0,312 Valid
X1.2 0,616 0,312 Valid
X1.3 0,682 0,312 Valid
X1.4 0,714 0,312 Valid
X1.5 0,619 0,312 Valid
Sumber: Data primer diolah, 2023.
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, hasil dari pengolahan data uji
validitas variabel kualitas produk diperoleh hasil rhitung > rtabel. Dengan
demikian masing-masing butir pernyataan dalam kuesioner untuk
variabel kualitas produk (X1) dinyatakan valid.

b) Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan


Hasil uji validitas terhadap masing-masing butir pertanyaan yang
digunakan untuk mengukur variabel kualitas pelayanan dapat dilihat
pada tabel 4.8:

Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan
Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
X2.1 0,695 0,312 Valid
X2.2 0,723 0,312 Valid
X2.3 0,591 0,312 Valid
X2.4 0,765 0,312 Valid
X2.5 0,553 0,312 Valid
Sumber: Data Primer diolah, 2023.

65
Berdasarkan tabel 4.8 diatas, hasil dari pengolahan data uji
validitas variabel kualitas pelayanan diperoleh hasil rhitung > rtabel.
Dengan demikian masing-masing butir pernyataan dalam angket untuk
variabel kualitas pelayanan (X2) dinyatakan valid.

c) Uji Validitas Variabel Strategi Promosi


Hasil uji validitas terhadap masing-masing butir pertanyaan yang
digunakan untuk mengukur variabel strategi promosi dapat dilihat pada
tabel 4.9:

Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Variabel Strategi Promosi
Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
X3.1 0,634 0,312 Valid
X3.2 0,812 0,312 Valid
X3.3 0,793 0,312 Valid
X3.4 0,819 0,312 Valid
X3.5 0,896 0,312 Valid
Sumber: Data primer diolah, 2023.
Berdasarkan tabel 4.9 diatas, hasil dari pengolahan data uji
validitas variabel strategi promosi diperoleh hasil rhitung > rtabel. Dengan
demikian masing-masing butir pernyataan dalam angket untuk variabel
strategi promosi (X3) dinyatakan valid.

d) Uji Validitas Variabel Minat


Hasil uji validitas terhadap masing-masing butir pertanyaan yang
digunakan untuk mengukur variabel minat dapat dilihat pada tabel 4.10:

Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Variabel Minat
Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
Y.1 0,767 0,312 Valid
Y.2 0,660 0,312 Valid
Y.3 0,719 0,312 Valid
Y.4 0,764 0,312 Valid

66
Sumber: Data primer diolah, 2023.

Berdasarkan tabel 4.10 diatas, hasil dari pengolahan data uji


validitas variabel minat diperoleh hasil rhitung > rtabel. Dengan demikian
masing-masing butir pernyataan dalam angket untuk variabel minat (Y)
dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana kuesioner
penelitian tersebut dapat menghasilkan hasil yang konsisten ketika diujikan
kepada responden yang sama. Suatu variabel dikatakan reliabel apabila
memiliki Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60.64 Uji reliabilitas terhadap
masing-masing butir pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel
kualitas produk, kualitas pelayanan, strategi promosi dan minat
menggunakan bantuan program computer SPSS for Windows versi 26.0,
adapun hasil perhitungannya sebagai mana tergambarkan dalam tabel 4.11
berikut:

Tabel 4.11
Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Alpha Cronbach’s Keterangan
1 Produk 0,726 Reliabel
2 Pelayanan 0,657 Reliabel
3 Promosi 0,827 Reliabel
4 Minat 0,666 Reliabel
Sumber: Data primer diolah, 2023.
Berdasarkan tabel 4.11 diatas, maka dapat diketahui hasil perhitungan
Croanbach’s Alpha keempat variabel diatas > 0,60. dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa semua item pernyataan baik dari variabel independen
maupun variabel dependen adalah reliabel.

64
Darma, "Statistika Penelitian Menggunakan SPSS", h. 17.

67
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Pengujian asumsi ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai
distribusi normal ataukah tidak.65 Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini
uji normalitas dilakukan menggunakan kolmogorov smirnov dengan
kriteria pengujian yaitu Jika nilai (sign) > 0,05 maka data normal dan
Jika nilai (sign) < 0,05 maka data tidak normal. Hasil uji normalitas
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.12
Kolmogorov-Smirnov

Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.15924215
Most Extreme Differences Absolute .127
Positive .116
Negative -.127
Test Statistic .127
Asymp. Sig. (2-tailed) .103c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Output SPSS 26, Data primer diolah, 2023.

Pada tabel berikut dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-


Smirnov berada pada sig. 0,103 dimana nilai tersebut lebih besar dari
alpha 0,05 seperti yang ditunjukkan dalam tabel di atas. Oleh karena
itu, data dianggap berdistribusi normal atau memenuhi asumsi
normalitas.

65
Ghozali, "Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS", h. 27.

68
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas memiliki tujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Untuk mendeteksi terdapat tidaknya
multikolinieritas didasarkan pada nilai VIF (Variance Inflation Factor)
dan tolerance.66 Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.13
Hasil Uji Multikolinieritas
Standard
ized
Unstandardized Coefficie Collinearity
Coefficients nts Statistics
Std. Tolera
Model B Error Beta t Sig. nce VIF
1 (Constant) 4.173 2.166 1.927 .062
Kualitas .038 .084 .057 .456 .651 .773 1.293
Produk
Kualitas .327 .117 .441 2.792 .008 .490 2.039
Pelayanan
Strategi .268 .114 .348 2.352 .024 .558 1.791
Promosi
a. Dependent Variable: Minat
Sumber: Output SPSS 26, Data primer diolah, 2023

Berdasarkan tebel 4.13 diatas, hasil perhitungan nilai tolerance


menunjukan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai
tolerance kurang dari 0,01 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel
independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai VIF
juga menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF
lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas
antar variabel bebas dalam model regresi.

66
Ghozali, "Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS", h. 107.

69
c. Uji Heterokedastis
Uji heterokedastisitas memiliki tujuan untuk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik heterokedastisitas, yaitu apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain.67 Ada beberapa uji statistik yang
dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas,
salah satunya adalah uji glejser yang akan digunakan dalam penelitian
ini. Aturan yang digunakan dalam pengambilan keputusan adalah:
1) Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi gelaja
heterokedastisitas dalam model regresi.
2) Jika nilai sigifikansi lebih kecil dari 0,05 maka terdapat gejala
heterokedastisitas dalam model regresi.

Tabel 4.14
Hasil Uji Glejser

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.232 1.467 -.158 .875
Kualitas Produk .054 .057 .179 .961 .343
Kualitas -.018 .079 -.054 -.230 .820
Pelayanan
Strategi .016 .077 .045 .203 .840
Promosi
a. Dependent Variable: Abs_RES
Sumber: Output SPSS 26, Data primer diolah, 2023.
Seperti diketahui jika variabel independen signifikan secara
statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi
heteroskedastisitas. Dari hasil uji glejser diatas dapat diketahui
dengan jelas bahwa tidak ada satupun variabel independen yang
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai
Absolut Ut (AbsUt). Hal ini terlihat dari setiap variabel independen

67
Ghozali, "Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS", h. 137.

70
memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Maka dapat disimpulkan
bahwa model regresi tidak mengandung adanya gejala
heterokedastisitas.

4. Analisis Regresi Linear Berganda


Pengujian regresi linear berganda menjelaskan besarnya peranan
variabel kualitas produk (X1), kualitas pelayanan (X2), strategi pelayanan
(X3) terhadap variabel minat (Y). Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi linear berganda dengan menggunakan
bantuan program SPSS 26 for windows. Analisis masing-masing variabel
dijelaskan dalam uraian berikut:

Tabel 4.15
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4.173 2.166 1.927 .062
Kualitas Produk .038 .084 .057 .456 .651
Kualitas .327 .117 .441 2.792 .008
Pelayanan
Strategi Produk .268 .114 .348 2.352 .024
a. Dependent Variable: Minat
Sumber: Output SPSS 26, Data primer diolah, 2023.

Hasil analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada output SPSS
tabel 4.15 pada unstandardized coefficients kolom B dan dari hasil tersebut
didapatkan persamaan regresi dari hasil perhitungan sebagai berikut:

𝑌 = 4,173 + 0,038𝑋1 + 0,327𝑋2 + 0,268𝑋3 + e


Dimana:
Y = Minat
X1 = Variabel Kualitas Produk
X2 = Variabel Kualitas Pelayanan

71
X3 = Variabel Strategi Promosi
e = Epsilon
Dari persamaan regresi diatas dapat diartikan dan diambil kesimpulan
sebagai berikut:
a) Nilai constanta (a) sebesar 4,173 menunjukan besarnya variabel
dependen minat (Y) jika variabel kualitas produk (X1), kualitas
pelayanan (X2) dan strategi promosi (X3) sama dengan nol.
b) Koefisien regresi untuk kualitas produk (X1) sebesar 0,038 menunjukan
besarnya peranan variabel kualitas produk (X1) terhadap variabel minat
(Y). Artinya apabila faktor variabel kualitas produk (X1) meningkat 1
satuan nilai, maka diprediksi variabel minat (Y) meningkat sebesar
(0,038) satuan.
c) Koefisien regresi untuk kualitas pelayanan (X2) sebesar 0,327,
menunjukan besarnya peranan variabel kualitas pelayanan (X1)
terhadap variabel minat (Y). Artinya apabila faktor variabel kualitas
pelayanan (X2) meningkat 1 satuan nilai, maka diprediksi variabel
minat (Y) meningkat sebesar (0,327) satuan.
d) Koefisien regresi untuk strategi promosi (X3) sebesar 0,268,
menunjukan besarnya peranan variabel strategi promosi (X3) terhadap
variabel minat (Y). Artinya apabila faktor variabel strategi promosi (X3)
meningkat 1 satuan nilai, maka diprediksi variabel minat (Y) meningkat
sebesar (0,268) satuan.

5. Uji Hipotesis
Pembuktian koefisien regresi dimaksudkan untuk menguji
signifikansi pengaruh variabel independen (X) yaitu kualitas produk,
kualitas pelayanan dan strategi promosi. Baik secara bersama-sama (uji F)
maupun secara individual (Uji t) terhadap variabel dependen (Y), yaitu
minat nasabah non muslim menjadi nasabah Bank Syariah Indonesia KC
Cengkareng. Dengan demikian, maka akan dapat diketahui bersama apakah

72
variabel-variabel independen tersebut benar-benar berpengaruh terhadap
variabel dependen pada penelitian ini.
a. Uji t
Uji t atau uji parsial dapat digunakan untuk menentukan apakah
variabel independen dan variabel dependen memiliki pengaruh secara
parsial satu sama lain.68 Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang
digunakan adalah 5% (0,05). Artinya, hasil uji parsial akan dianggap
signifikan jika nilai value yang diperoleh lebih kecil dari 0,05.
Hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H1 : Variabel kualitas produk secara parsial berpengaruh terhadap
variabel minat nasabah non muslim memilih Bank Syariah
Indonesia KC Cengkareng.
H2 : Variabel kualitas pelayanan secara parsial berpengaruh terhadap
variabel minat nasabah non muslim memilih Bank Syariah
Indonesia KC Cengkareng.
H3 : Variabel strategi promosi secara parsial berpengaruh terhadap
variabel minat nasabah non muslim memilih Bank Syariah
Indonesia KC Cengkareng.

Tabel 4.16
Hasil Uji t

Model T Sig.
1 (Constant) 1.927 .062
Kualitas Produk .456 .651
Kualitas Pelayanan 2.792 .008
Strategi Produk 2.352 .024
a. Dependent Variable: Minat
Sumber: Output SPSS 26, Data primer diolah, 2023.

Dapat dilihat berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.16 diatas dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Variabel Kualitas Produk

68
Ghozali, “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, h. 84.

73
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai thitung sebesar 0,456
dan nilai signifikansi 0,651 > 0,05. Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa H1 ditolak, artinya kualitas produk secara parsial
tidak memiliki pengaruh terhadap minat.nasabah non muslim
memilih Bank Syariah Indonesia KC Cengkareng.
2) Variabel Kualitas Pelayanan
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai thitung sebesar 2,792
dengan signifikansi 0,008 < 0,05. Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa H2 diterima, artinya kualitas pelayanan secara
parsial memiliki pengaruh terhadap minat.nasabah non muslim
memilih Bank Syariah Indonesia KC Cengkareng.
3) Variabel Strategi Promosi
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai thitung sebesar 2,352
dengan signifikansi 0,024 < 0,05. Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa H3 diterima, artinya strategi promosi secara
parsial memiliki pengaruh terhadap minat.nasabah non muslim
memilih Bank Syariah Indonesia KC Cengkareng.

b. Uji F
Uji F adalah suatu sarana pengujian untuk mengetahui apakah
variabel independen secara bersama-sama (simultan) berpengaruh
terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi
yang digunakan adalah 5% (0,05). Artinya, hasil uji F akan dianggap
signifikan jika nilai value yang diperoleh lebih kecil dari 0,05.
Hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H4 : Variabel independen kualitas produk, kualitas pelayanan, dan
strategi promosi secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel minat nasabah non muslim memilih BSI KC
Cengkareng.

74
Tabel 4.17
Hasil Uji F

Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 66.690 3 22.230 15.270 .000b

Residual 52.410 36 1.456


Total 119.100 39
a. Dependent Variable: Minat

b. Predictors: (Constant), Strategi Produk, Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan


Sumber: Output SPSS 26, Data primer diolah, 2023.

Dan hasil perhitungan didapat nilai Fhitung sebesar 15,270 selain


itu nilai alpha atau signifikan juga menunjukan angka dibawah 0.05
(0.000), sehingga dapat disimpulkan bahwa H1, diterima artinya
terdapat pengaruh secara bersama-sama (simultan) antara variabel
kualitas produk, kualitas pelayanan, dan strategi promosi terhadap minat
nasabah non muslim memilih BSI KC Cengkareng.

c. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk melihat seberapa
besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Semakin besar
nilai koefisien determinasi maka semakin baik kemampuan variabel
bebas menerangkan variabel terikat.69 Nilai yang dipergunakan dalam
melihat koefisien determinasi dalam penelitian ini adalah kolom
adjusted R square. Hal ini karena nilai adjusted R square tidak rentan
pada penambahan variabel bebas. Nilai koefisien determinasi dapat
dilihat pada tabel berikut ini.

69
Ghozali, “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, h. 84 .

75
Tabel 4.18
Koefisien Determinasi
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .748a .560 .523 1.20658
a. Predictors: (Constant), Strategi Produk, Kualitas Produk, Kualitas
Pelayanan
Sumber: Output SPSS 26, Data primer diolah, 2023.
Dari tabel diatas diketahui bahwa besar koefisien determinasi
(Adjusted R Square) atau kemampuan faktor-faktor kualitas produk
(X1), kualitas pelayanan (X2), dan strategi promosi (X3) dalam
menjelaskan atau memprediksi variabel minat nasabah non muslim
memilih Bank Syariah Indonesia KC Cengkareng (Y) sebesar 0,523 atau
52,3%. Hal ini berarti variabel-variabel independen sudah cukup
memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependennya. Dan sisanya (100% - 52,3% = 47,7%) dijelaskan
atau diprediksikan oleh faktor lain di luar ke tiga faktor dan model lain
diluar model tersebut.

E. Pembahasan
1) Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Nasabah Non Muslim Memilih
Bank Syariah Indonesia
Pernyataan tersebut menyajikan hasil analisis statistik terkait variabel
kualitas produk dan pengaruhnya terhadap minat nasabah non muslim
memilih BSI KC Cengkareng. Dengan tingkat signifikansi sebesar 0.651
yang lebih besar dari nilai alpha (0.05), menyiratkan bahwa secara parsial,
kualitas produk tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat
non muslim memilih BSI KC Cengkareng. Artinya, tidak dapat dianggap
bahwa kualitas produk secara individu memberikan kontribusi yang nyata
terhadap minat nasabah non muslim dalam memilih Bank Syariah Indonesia
KC Cengkareng.
Meskipun demikian, penekanan pada fakta bahwa kualitas produk
masih memiliki pengaruh dengan persentase sebesar 3,8% memberikan

76
konteks yang perlu dipertimbangkan. Meskipun tidak signifikan secara
statistik, persentase ini menunjukkan bahwa meskipun kualitas produk tidak
menjadi faktor penentu utama, tetapi pengaruhnya tetap ada. Ini dapat
diartikan bahwa faktor-faktor lain, mungkin lebih dominan dalam
memengaruhi minat nasabah non muslim memilih BSI KC Cengkareng.
Dalam penelitian yang lakukan, pengertian kualitas produk sebagai
kemampuan produk untuk menjalankan tugasnya menjadi aspek penting
dalam memahami faktor-faktor yang memengaruhi minat nasabah non
muslim di Bank Syariah Indonesia (BSI) KC Cengkareng. Kualitas produk
tidak hanya merujuk pada aspek fisik, seperti daya tahan dan kelan, tetapi
juga mencakup faktor lain seperti kemajuan, kemudahan dalam
pengemasan, dan penggunaan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mohamad Ghozali (2021) dan Yeti Dwi Lestari (2021), bahwa variabel
produk mempengaruhi minat nasabah non muslim untuk menjadi nasabah
di Bank Syariah Mandiri. Temuan ini mencerminkan bahwa adanya kualitas
produk yang rendah dapat menurunkan minat nasbah dalam memilih Bank
Syariah Indonesia.
Analisis lebih lanjut dapat dilakukan untuk menjelaskan faktor-faktor
lain yang mungkin berkontribusi lebih signifikan terhadap minat nasabah
non muslim memilih bank syariah. Selain itu, strategi pemasaran dan
peningkatan kualitas produk mungkin perlu dipertimbangkan bersama
dengan faktor-faktor lain yang dapat memperkuat daya tarik bank bagi
nasabah non muslim. Dengan demikian, hasil analisis ini memberikan dasar
bagi bank untuk merinci pendekatan lebih lanjut dalam meningkatkan minat
non muslim untuk menggunakan layanan perbankan syariah.

2) Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Nasabah Non Muslim


Memilih Bank Syariah Indonesia
Hasil analisis statistik terkait variabel kualitas pelayanan dan
pengaruhnya terhadap minat nasabah non muslim memilih Bank Syariah

77
Indonesia KC Cengkareng. Dengan tingkat signifikansi sebesar 0.008 yang
lebih kecil dari nilai alpha (0.05), hasil uji T menyatakan bahwa secara
parsial, kualitas pelayanan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
minat nasabah non muslim memilih BSI KC Cengkareng. Artinya, kualitas
pelayanan secara parsial memberikan kontribusi yang nyata terhadap
keputusan nasabah non muslim untuk memilih BSI KC Cengkareng.
Menyoroti bahwa kualitas pelayanan tidak hanya signifikan secara
statistik, tetapi juga memiliki pengaruh yang cukup besar. Dengan
persentase sebesar 32,7%, hasil uji regresi menunjukkan bahwa hampir
sepertiga dari variasi dalam minat nasabah non muslim di BSI KC
Cengkareng dapat dijelaskan oleh kualitas pelayanan. Hal ini menekankan
pentingnya fokus pada peningkatan dan pemeliharaan pelayanan agar bank
dapat memperkuat daya tariknya bagi nasabah non muslim.
Dalam dunia perbankan, khususnya pada penelitian yang sedang
lakukan terkait minat nasabah non muslim memilih Bank Syariah Indonesia
(BSI), kualitas layanan menjadi krusial yang tidak dapat diabaikan.
Pengakuan bahwa kualitas layanan merupakan suatu keharusan menegaskan
pentingnya perusahaan, seperti Bank Syariah Indonesia, untuk
memprioritaskan dan memperhatikan aspek pelayanan kepada pelanggan.
Dalam menghadapi tantangan persaingan di industri perbankan,
keberhasilan suatu perusahaan untuk bertahan dan memenangkan
kepercayaan pelanggan sangat terkait dengan kemampuannya memberikan
pelayanan yang berkualitas. Dalam konteks pola konsumsi dan gaya hidup
pelanggan, di mana kebutuhan dan harapan pelanggan semakin kompleks,
perusahaan perbankan harus mampu menyesuaikan dan menyediakan
layanan yang tidak hanya memenuhi standar, tetapi juga menciptakan
pengalaman positif bagi pelanggan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini,
penting untuk mengetahui dan memahami bagaimana tanggapan nasabah
non muslim terhadap kualitas layanan di BSI KC Cengkareng, karena hal
ini dapat menjadi faktor penentu dalam membangun dan memperkuat

78
hubungan jangka panjang dengan pelanggan serta memperluas pangsa pasar
perbankan syariah.
Dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rapika (2018), bahwa pelayanan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kecenderungan masyarakat non muslim memilih lembaga
keuangan syariah. Temuan ini menggambarkan bahwa semakin baik
pelayanan yang diberikan oleh bank syariah semakin tinggi minat nasabah
non muslim terhadap produk mereka.
Analisis statistik dengan nilai Thitung sebesar 2,792 dan koefisien
regresi positif sebesar 0,327 yang signifikan pada tingkat 0,05 menegaskan
hubungan yang kuat antara kualitas pelayanan dan minat nasabah non
muslim memilih bank syariah. Hal ini memberikan implikasi praktis bagi
BSI KC Cengkareng untuk terus meningkatkan standar pelayanannya guna
memperkuat dan meningkatkan kepuasan nasabah.

3) Pengaruh Strategi Promosi Terhadap Minat Nasabah Non Muslim Memilih


Bank Syariah Indonesia
Hasil analisis statistik terkait variabel strategi promosi dan
dampaknya pada minat nasabah non muslim memilih Bank Syariah
Indonesia (BSI) KC Cengkareng. Dengan tingkat signifikansi sebesar 0.024
yang lebih kecil dari nilai alpha (0.05), hasil uji T menyatakan bahwa secara
parsial, strategi promosi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat
nasabah non muslim memilih BSI. Artinya, strategi promosi sebagai
variabel tunggal memberikan kontribusi yang nyata terhadap keputusan non
muslim untuk memilih BSI sebagai lembaga perbankan.
Selain signifikansi statistik, fakta bahwa strategi promosi memiliki
pengaruh sebesar 26,8%, seperti yang diukur melalui uji regresi,
menunjukkan bahwa penerapan strategi promosi yang efektif dapat menjadi
faktor penting dalam menarik minat nasabah non muslim. Persentase ini
mencerminkan sejauh mana variasi dalam minat nasabah non muslim dapat
diatribusikan kepada strategi promosi. Oleh karena itu, fokus pada

79
perencanaan dan implementasi strategi promosi yang efektif dapat menjadi
komponen kunci dalam upaya BSI KC Cengkareng untuk meningkatkan
pangsa pasar di kalangan nasabah non muslim.
Menyoroti peran krusial dari variabel promosi dalam bauran
pemasaran, khususnya dalam konteks pemasaran produk jasa. Dalam
penelitian mengenai minat nasabah non muslim memilih Bank Syariah
Indonesia (BSI) KC Cengkareng, pemahaman tentang pentingnya promosi
sebagai alat komunikasi antara bank syariah dan nasabah sangat relevan.
Kegiatan promosi bukan hanya sekadar sarana untuk meningkatkan
kesadaran nasabah terhadap layanan perbankan syariah, tetapi juga
berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi keputusan pembelian mereka.
Dalam situasi di mana pasar perbankan syariah semakin kompetitif,
efektivitas strategi promosi dapat menjadi pembeda yang signifikan. Oleh
karena itu, penelitian ini dapat mengeksplorasi bagaimana nasabah non
muslim merespons dan menilai kegiatan promosi yang dilakukan oleh BSI,
dan bagaimana hal ini dapat memengaruhi minat mereka untuk memilih
melakukan transaksi di bank tersebut. Dengan demikian, pemahaman
mendalam terkait implementasi promosi dapat memberikan pengembangan
strategi yang lebih terarah untuk meningkatkan daya tarik BSI di kalangan
nasabah non muslim.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rifa’atul
Machmudah (2009) bahwa variabel promosi merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi minat non muslim menjadi nasabah di bank syariah.
Temuan ini mencerminkan bahwa semakin baik promosi yang dilakukan
maka, semakin tinggi minat masyarakat non muslim untuk melakukan
transaksi di bank syariah tersebut.
Analisis statistik menunjukkan hasil Thitung sebesar 2,352 dan
koefisien regresi positif sebesar 0,268 yang signifikan pada tingkat 0,05,
menegaskan hubungan yang kuat antara promosi penjualan dan minat non
muslim dalam memilih bank syariah. Implikasi praktis dari temuan ini
adalah bahwa efektivitas promosi penjualan dapat menjadi strategi yang

80
efektif untuk meningkatkan daya tarik produk dan menarik perhatian
nasabah. Dalam menghadapi persaingan di industry perbankan, BSI KC
Cengkareng dapat terus mempertimbangkan strategi promosi yang kreatif
dan memikat guna mendukung pertumbuhan bisnisnya.
Penting juga untuk menyadari bahwa hasil analisis ini memberikan
indikasi bahwa strategi promosi adalah salah satu faktor yang berperan
dalam minat nasabah non muslim. Oleh karena itu, perlu koordinasi yang
baik dengan variabel lain, seperti kualitas produk dan pelayanan, untuk
menciptakan pengalaman nasabah yang lengkap dan memuaskan.
Keseluruhan, hasil analisis ini memberikan wawasan berharga yang dapat
digunakan oleh BSI KC Cengkareng untuk menyusun rencana strategis
yang lebih efektif dan mengoptimalkan upaya promosi mereka agar lebih
efisien dan relevan bagi target pasar non muslim.

4) Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas pelayanan, dan Strategi Promosi


Terhadap Minat Non Muslim Memilih Bank Syariah
Pernyataan ini menyajikan kesimpulan dari hasil analisis regresi yang
melibatkan tiga variabel independen, yaitu kualitas produk, kualitas
pelayanan, dan strategi promosi, terhadap minat non muslim memilih Bank
Syariah Indonesia (BSI). Dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang jelas
lebih kecil dari nilai alpha (0.05), maka secara simultan, ketiga variabel
independen tersebut berpengaruh terhadap minat nasabah non muslim
memilih BSI KC Cengkareng. Ini mengindikasikan bahwa untuk
memahami faktor-faktor yang memengaruhi minat non muslim, perlu
melibatkan dan mempertimbangkan kualitas produk, kualitas pelayanan,
dan strategi promosi secara bersama-sama.
Selanjutnya, nilai koefisien determinasi (Adjusted R squared) sebesar
52,3% memberikan informasi tentang seberapa besar variabilitas dalam
minat non muslim memilih BSI KC Cengkareng dapat dijelaskan oleh
kombinasi ketiga variabel tersebut. Dengan kata lain, kualitas produk,
kualitas pelayanan, dan strategi promosi dapat mempertanggungjawabkan

81
52,3% dari variasi dalam keputusan menabung nasabah non muslim di BSI.
Meskipun tidak mencakup seluruh variasi, persentase ini memberikan
gambaran yang kuat tentang kontribusi signifikan ketiga variabel tersebut
dalam memahami dan meramalkan minat non muslim di BSI KC
Cengkareng.
Minat membeli mencerminkan kecenderungan responden untuk
melakukan tindakan tertentu sebelum keputusan pembelian sebenarnya
diimplementasikan. Dalam konteks penelitian, ketika sedang menyelidiki
faktor-faktor yang memengaruhi minat non muslim memilih Bank Syariah
Indonesia (BSI), pemahaman konsep minat membeli ini bisa memberikan
teoritis yang kuat. Dengan memahami sejauh mana responden tertarik untuk
menjadi nasabah di BSI sebelum keputusan nyata dibuat, dapat
mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang memengaruhi proses
pengambilan keputusan mereka. Pengertian ini dapat menjadi dasar untuk
mengembangkan strategi pemasaran dan promosi yang lebih efektif, yang
dapat memanfaatkan minat membeli sebagai pendorong utama untuk
menarik nasabah potensial ke dalam lingkup layanan perbankan syariah.
Dari perspektif strategis, informasi ini memberikan pegangan yang
berharga bagi BSI KC Cengkareng dalam mengarahkan upaya perbaikan
dan pengembangan. Perhatian yang diberikan pada peningkatan kualitas
produk, pelayanan, dan strategi promosi secara bersamaan dapat
memberikan keuntungan kompetitif yang signifikan. Analisis lebih lanjut
mungkin diperlukan untuk memahami secara spesifik bagaimana variabel-
variabel ini saling berinteraksi dan apakah ada area tertentu yang perlu
mendapat perhatian lebih lanjut. Dengan pendekatan holistik terhadap
pengelolaan variabel-variabel tersebut, BSI dapat merancang strategi yang
lebih terintegrasi dan efektif dalam menarik nasabah non muslim dan
memperkuat posisinya di pasar perbankan syariah.

82
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah melakukan serangkaian analisis data dari bab sebelumnya penulis
menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah non muslim
memilih bank syariah secara parsial (sendiri-sendiri) dan secara simultan
(bersama-sama), yaitu:
1. Secara parsial variabel kualitas pelayanan dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,651 yang lebih besar dari nilai alpha (0,05), menyimpulkan bahwa
secara parsial, kualitas produk tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap minat non muslim memilih BSI KC Cengkareng. Artinya, tidak
dapat dianggap bahwa kualitas produk secara individu memberikan
kontribusi yang nyata terhadap minat nasabah non muslim dalam memilih
Bank Syariah Indonesia KC Cengkareng. Namun, dari analisis regresi
kualitas produk tetap memiliki pengaruh meskipun nilainya kecil yaitu
sebesar 3,8%.
2. Secara parsial variabel kualitas pelayanan dengan tingkat signifikansi (sig.)
sebesar 0,008 yang lebih kecil dari nilai alpha (0,05), menyimpulkan bahwa
secara parsial, kualitas pelayanan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap minat nasabah non muslim memilih BSI KC Cengkareng. Artinya,
kualitas pelayanan secara parsial memberikan kontribusi yang nyata
terhadap keputusan nasabah non muslim untuk memilih BSI KC
Cengkareng. Kemudian kualitas pelayanan tidak hanya signifikan secara
statistik, berdasarkan juga memiliki pengaruh yang cukup besar. Dengan
persentase sebesar 32,7%.
3. Secara parsial variabel strategi promosi dengan tingkat signifikansi (sig.)
sebesar 0.024 yang lebih kecil dari nilai alpha (0.05), menyimpulkan bahwa
secara parsial, strategi promosi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
minat nasabah non muslim memilih BSI. Artinya, strategi promosi sebagai

83
variabel tunggal memberikan kontribusi yang nyata terhadap keputusan non
muslim untuk memilih BSI sebagai lembaga perbankan. Selain signifikansi
statistik, strategi promosi memiliki pengaruh sebesar 26,8%
4. Secara simultan (bersama-sama) variabel kualitas produk, kualitas
pelayanan, dan strategi promosi secara bersama-sama memberikan
kontribusi terhadap minat nasabah non muslim untuk memilih BSI KC
Cengkareng dengan besaran pengaruhnya adalah 52,3%.

B. Saran
Dari hasil kesimpulan yang telah didapatkan, maka saran yang dapat
penulis berikan adalah sebagai berikut:
1. Disarankan Bank Syariah Indonesia KC Cengkareng untuk menyediakan
produk perbankan yang dapat memenuhi setiap kebutuhan nasabah
sehingga hal ini akan berdampak terhadap rasa puas nasabah atas produk
yang ditawarkan.
2. Pelayanan yang diberikan sudah baik dan sudah memenuhi ketentuan
tentang pelayanan yang baik. Akan tetapi hendaknya terus meningkatkan
kemampuan dan keterampilan didalam memberikan pelayanan dan
menjelaskan mengenai produk-produk yang akan ditawarkan kepada
nasabah didalam melakukan transaksi keuangan agar nasabah merasa betah
dan puas serta akan terjalin hubungan yang kuat antara bank dengan
nasabah.
3. BSI KC Cengkareng hendaknya lebih mengoptimalkan penggunaan media
periklanan yang lainya. Media tersebut diantaranya media elektronik, luar
ruangan, maupun media sosial, yang dapat memberikan informasi mengenai
BSI. Selain itu brosur yang disebar ditambah jumlahnya, dan pemasangan
banner di taruh di tempat yang stategis kemudian memilih target promosi
yang tepat sehingga dapat mempengaruhi masyarakat untuk menjadi
nasabah di BSI KC Cengkareng.
4. Untuk peneliti selanjutnya hendaklah lebih mengembangkan penelitian
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah memilih bank

84
syariah dengan menggunak ananalisis data yang berbeda serta menambah
jumlah variabel-variabel yang lainnya sehingga menghasilkan penelitian
yang lebih baik lagi.

85

Anda mungkin juga menyukai