NIM : 22803244016
Kelas : B22
Analisis Masalah
Suku bunga kredit yang lebih tinggi yang dikenakan oleh bank konvensional
kepada nasabahnya menyebabkan peningkatan kredit bermasalah. Selain itu,
kekhawatiran dan ketidakpastian nasabah membuat Anda perlu berpikir matang
sebelum memilih bank tradisional sebagai mitra keuangan Anda. Hal ini disebabkan
oleh pesatnya perkembangan dan pertumbuhan industri perbankan syariah. Melalui
konsep bagi hasil, bank syariah dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap sistem bagi hasil, sehingga memberikan keadilan dan keamanan kepada
nasabah yang mencari pembiayaan pinjaman. Peran sumber daya manusia memiliki
signifikansi yang besar dalam suatu institusi, termasuk bank syariah. Pertumbuhan
berkelanjutan dalam industri keuangan dan perbankan Islam telah menyebabkan
meningkatnya permintaan akan talenta berkualitas tinggi. Salah satu hambatan dalam
perkembangan ekonomi syariah di Indonesia adalah rendahnya pemahaman
masyarakat tentang sistem perbankan syariah. Hal ini tercermin dari lebih sedikitnya
masyarakat yang memanfaatkan fasilitas perbankan syariah dibandingkan bank
tradisional. Beberapa orang berpendapat bahwa tidak terdapat perbedaan yang
substansial antara sistem perbankan syariah dan sistem perbankan konvensional..
Solusi
Saat ini kita sedang berada di masa Revolusi Industri 4.0 dan transisi ke Revolusi
Industri 5.0 yang ditandai dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih. Dengan
perkembangan tersebut, gaya hidup masyarakat menjadi semakin modern dan
bergantung pada penggunaan internet melalui komputer dan smartphone. Bank
syariah menjadi pilihan utama masyarakat untuk melakukan transaksi pembayaran
dan aktivitas keuangan lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, bank harus terus
melakukan inovasi seperlunya untuk memudahkan nasabah dalam melakukan seluruh
aktivitas keuangan. Perbankan syariah mencakup segala hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Hal ini mencakup organisasi
dan metode serta proses yang terkait dengan syariah yang digunakan untuk
menjalankan bisnis sesuai dengan pedoman syariah. (Febriyani D, 2021). Sektor
perbankan syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat dan berperan penting
dalam mendorong kegiatan perekonomian. Memang benar, perbankan syariah telah
muncul sebagai sektor yang efektif dalam menyediakan sumber daya publik guna
mempercepat pertumbuhan ekonomi. Bank syariah juga memiliki peran penting
sebagai perantara dalam menjamin aliran dana antara berbagai lembaga dan sektor
ekonomi lainnya, yang berkontribusi pada peningkatan stabilitas sistem keuangan
secara keseluruhan (Asmuni, 2022). Perkembangan teknologi dalam industri jasa
keuangan telah menghadirkan perubahan yang signifikan, memungkinkan penciptaan
layanan keuangan yang lebih efektif dan efisien. Sebagai entitas di sektor jasa
keuangan, Perbankan Syariah mengutamakan kepuasan nasabah, dan hal ini
merupakan aspek yang tidak dapat diabaikan. Lebih lanjut, kepuasan nasabah juga
menjadi aspek strategis untuk mempertahankan keunggulan kompetitif dan menjaga
reputasi bank syariah di mata masyarakat. Hal ini karena pelayanan tidak sekadar
memberikan layanan semata, tetapi juga harus memahami dan merespons kebutuhan
serta keinginan nasabah. Dengan perkembangan teknologi informasi di industri
perbankan, layanan perbankan telah berevolusi menjadi bentuk layanan perbankan
digital yang dapat diakses melalui berbagai saluran distribusi bank. Fitur ini
memungkinkan akses yang fleksibel, di mana dan kapan pun diperlukan, dengan
mengurangi kebutuhan interaksi fisik langsung antara nasabah dan bank. Dengan
demikian, transaksi perbankan dapat dijalankan dengan efisiensi yang tinggi sambil
tetap menjaga standar kualitas layanan kepada nasabah. Pentingnya teknologi dalam
proses transaksional menjadi semakin terlihat seiring dengan berakhirnya era
perbankan manual. Dorongan akan mobilitas, perubahan gaya hidup, dan kebutuhan
yang berkembang menyoroti pentingnya fleksibilitas perbankan di berbagai lokasi,
dan bank harus cepat tanggap terhadap perubahan tersebut. Untuk meningkatkan
kualitas layanan ini, bank syariah perlu menyesuaikan diri dengan kebutuhan nasabah
serta memperkenalkan inovasi-inovasi baru yang mampu memberikan pengalaman
yang lebih memuaskan kepada nasabah.
Analisis Masalah
Dalam era persaingan seperti saat ini, banyak individu yang memiliki
keterampilan yang serupa. Oleh karena itu, penting untuk membangun Personal
Branding guna menonjolkan keahlian seseorang dan membedakannya dari keahlian
orang lain. Personal Branding merupakan proses yang cocok guna menciptakan,
mempromosikan, dan mempertahankan seseorang yang berkesan positif berdasarkan
karakterisitik individu dan keunikannya yang menandakan janji kepada audiens
melalui narasi dan citra yang berbeda (Gorbatov, 2018). Dengan adanya pembentukan
personal branding dapat meningkatkan nilai seseorang atas bakat yang dimiliki.
Dengan memanfaatkan internet dan media sosial, bank syariah memiliki peluang
besar untuk memperluas jangkauan pasar dan mempromosikan produk dan
layanannya kepada masyarakat. Hal ini juga dapat meningkatkan efisiensi operasional
bank serta memastikan bahwa pelayanan yang disediakan merupakan yang terbaik
dan paling nyaman bagi masyarakat. Strategi pemasaran digital meliputi kampanye
iklan digital, pemasaran melalui email, dan konten pemasaran melalui blog dan media
sosial. Aplikasi mobile banking yang dikembangkan oleh bank syariah memudahkan
nasabah dalam melakukan transaksi perbankan dan mengakses informasi produk dan
layanan dengan cepat. Dengan demikian, bank syariah dapat memberikan layanan
yang lebih baik dan mudah diakses kapan pun dan di mana pun. Content Marketing
memungkinkan bank syariah untuk menciptakan konten yang informatif, mendidik,
dan menarik perhatian audiens. Konten tersebut dapat berupa infografis, video, atau
artikel yang akan dipublikasikan di situs blog atau media sosial dengan tujuan
memikat minat para penonton. Teknologi biometrik seperti pemindaian sidik jari atau
wajah dapat digunakan untuk mengotorisasi transaksi dengan tujuan meningkatkan
keamanan. Penggunaan teknologi ini membantu mengurangi risiko penipuan dan
memastikan bahwa nasabah dapat mengakses, mereka dapat menggunakan layanan
keuangan dengan aman dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
3. Peran literasi keuangan syariah bagi masyarakat dan Gen Z serta
kaitkan dengan minat masyarakat dan gen Z untuk beralih
menggunakan perbankan syariah daripada konvensional
Literatur
Saat ini, pemahaman mengenai perencanaan keuangan dan investasi telah menjadi
esensial bagi berbagai kalangan masyarakat dan berbagai generasi. Sudah dari usia
dini, penting bagi anak-anak untuk diberi pengetahuan tentang perencanaan keuangan
agar mereka dapat menghindari gaya hidup konsumtif yang berpotensi merugikan
(Muyassarah, 2019). Sangat penting untuk memberikan pendidikan tentang literasi
keuangan dan investasi kepada Generasi Z. Literasi keuangan syariah merujuk pada
kemampuan seseorang untuk memahami konsep dan prinsip-prinsip keuangan
syariah, termasuk produk dan layanan yang sesuai. Ini melibatkan pemahaman
tentang konsep-konsep seperti riba, gharar, dan maysir, serta pengetahuan tentang
produk keuangan syariah seperti tabungan, investasi, dan asuransi. Dengan literasi
keuangan syariah, individu dapat membuat keputusan keuangan yang bijaksana
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan mengoptimalkan penggunaan produk
keuangan syariah (Nasution A.W & Fatirah AK, 2019) (I, 2019). Literasi keuangan
syariah menjadi faktor penting dalam meningkatkan kinerja pribadi. Literasi
keuangan memungkinkan masyarakat untuk lebih memahami konsep dan proses yang
terlibat dalam penggunaan produk dan layanan keuangan. Hal ini akan mendorong
mereka untuk mengambil keputusan yang benar dan bijaksana dalam memenuhi
kebutuhan finansial individu dan keluarga. Perkembangan literasi keuangan syariah
telah meningkatkan pemahaman dan penggunaan produk perbankan syariah(A,
2017). Literasi keuangan syariah adalah penting bagi masyarakat dan Gen Z karena
membantu mereka memahami dan mengelola keuangannya dengan tepat dan benar
sesuai dengan syariah. Dengan literasi keuangan syariah, masyarakat dan Gen Z dapat
memahami prinsip-prinsip keuangan yang sesuai dengan syariah, mengelola risiko
keuangan, mengelola investasi syariah, mengelola pengelolaan keuangan syariah,
mengelola kewangan syariah, mengelola keuangan syariah dalam perniagaan,
mengelola keuangan syariah dalam pendidikan, dan mengelola keuangan syariah.
Gen Z memiliki dampak dan peran terhadap pertumbuhan ekonomi di dalam negara.
Literasi keuangan syariah memegang peran krusial dalam membentuk pemahaman
dan perilaku keuangan masyarakat, terutama generasi Z, serta memotivasi mereka
untuk beralih menggunakan perbankan syariah daripada konvensional. Generasi Z,
yang dibesarkan di zaman digital, memiliki akses yang meluas ke informasi dan
sensitivitas yang tinggi terhadap isu-isu sosial dan lingkungan. Oleh karena itu,
literasi keuangan syariah dapat menjadi kunci untuk mengubah paradigma mereka
terkait dengan pengelolaan keuangan dan pemilihan layanan perbankan. Dengan
meningkatnya pemahaman tentang prinsip-prinsip syariah dalam keuangan, seperti
keadilan, transparansi, dan pembagian risiko, generasi Z cenderung tertarik untuk
menggunakan produk dan layanan perbankan yang sesuai dengan nilai-nilai mereka.
Mereka melihat perbankan syariah sebagai alternatif yang lebih etis dan bertanggung
jawab secara sosial dibandingkan dengan perbankan konvensional, yang seringkali
terkait dengan praktik-praktik yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai mereka,
seperti bunga dan spekulasi. Dalam konteks ini, literasi keuangan syariah berperan
dalam memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang prinsip-prinsip
ekonomi Islam dan konsekuensinya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
pemahaman yang lebih baik, generasi Z dan masyarakat pada umumnya dapat
membuat keputusan keuangan yang lebih bijaksana dan selaras dengan prinsip-
prinsip yang mereka anut. Hal ini memicu minat mereka untuk menggunakan layanan
perbankan syariah, yang ditunjukkan oleh peningkatan jumlah nasabah perbankan
syariah dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan
literasi keuangan syariah di kalangan generasi Z dan masyarakat umum sangat
penting dalam mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan industri perbankan
syariah. Dengan memahami nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mendasari perbankan
syariah, generasi Z dan masyarakat umum dapat membuat pilihan keuangan yang
lebih berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan mereka, serta mendukung
pengembangan ekonomi berbasis syariah secara keseluruhan. Tingkat literasi
keuangan syariah telah meningkat dari 8,93% menjadi 9,14%, sedangkan inklusi
keuangan syariah naik dari 9,10% menjadi 12,12%. Peningkatan ini terutama berkat
adopsi transformasi digital dalam pendidikan keuangan syariah. Diharapkan
pendekatan ini dapat meningkatkan pemahaman dan keterlibatan dalam keuangan
syariah di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya Generasi Z.
Analisis Masalah
Solusi
Salah satu langkah penting untuk meningkatkan perekonomian syariah di
Indonesia adalah dengan membangun kesadaran finansial berbasis prinsip-prinsip
Syariah di kalangan generasi muda. Generasi muda memiliki potensi besar sebagai
kontributor ekonomi syariah, terutama dalam sektor ritel, karena mereka cenderung
memiliki keterampilan teknologi yang tinggi. Generasi Z, kelompok yang lahir antara
tahun 1995 dan 2009, menunjukkan keterikatan yang mendalam terhadap nilai-nilai
agama, terutama di Indonesia. Oleh karena itu, dalam merencanakan strategi
pengembangan ekonomi syariah, penting untuk melibatkan generasi Z. Mereka tidak
hanya memiliki keterampilan teknologi yang canggih, tetapi juga komitmen yang
kuat terhadap nilai-nilai agama. Dengan demikian, mereka dapat menjadi kekuatan
utama dalam memacu pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia. Melibatkan
generasi muda akan memperkuat ekosistem ekonomi syariah dan menjamin
keberlanjutan serta kesuksesannya di masa depan (F, 2019). Pendidikan keuangan
yang diberikan oleh staf Pegadian Syariah mencakup masyarakat umum, pelaku
usaha mikro dan kecil, pelajar, ibu-ibu PKK, organisasi petani, organisasi perajin, dan
lain-lain. Program pendidikan dan pelatihan tentang keuangan syariah di tingkat
sekolah, perguruan tinggi, dan komunitas dapat ditingkatkan melalui seminar,
lokakarya, dan program pembelajaran yang interaktif dan mudah diakses. Kampanye
sosialisasi yang aktif tentang keuntungan dan prinsip-prinsip perbankan syariah dapat
dilakukan melalui media sosial, acara komunitas, dan saluran komunikasi lainnya.
Kampanye ini dapat membantu mengubah persepsi negatif dan meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang opsi perbankan syariah. Lembaga keuangan
diterangkan untuk meningkatkan akses terhadap produk dan layanan perbankan
syariah, termasuk dengan membuka lebih banyak cabang dan pusat layanan syariah di
berbagai wilayah. Ini akan membantu memastikan bahwa masyarakat memiliki opsi
yang lebih banyak dan lebih mudah dijangkau. Produk dan layanan perbankan syariah
yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan dan preferensi masyarakat, terutama Gen
Z yang cenderung melek teknologi, dapat meningkatkan minat mereka untuk
menggunakan perbankan syariah. Serta, ada kerjasama antara lembaga keuangan
syariah, pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat untuk
meningkatkan literasi keuangan syariah. Dengan bekerja sama, mereka dapat
menciptakan program-program yang efektif dan berkelanjutan untuk meningkatkan
pemahaman dan minat masyarakat terhadap perbankan syariah.
Analisis Masalah
Solusi
Solusi harus dicari, terutama oleh negara sebagai pengatur utama. Saat ini,
Asosiasi Fintech Syariah Indonesia telah diangkat sebagai Organisasi Pengatur
Sendiri (SRO) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk membantu dalam
pengembangan dan pengawasan operasional Fintech Syariah. Ini juga memerlukan
sinergi antara regulator dan industri, serta pembangunan ekosistem yang memperkuat
literasi dan partisipasi fintech syariah. Kerjasama antara perusahaan fintech syariah
juga dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi berbagai tantangan. Komite
Nasional Keuangan Syariah (KNKS) bersama pemangku kepentingan sedang
merancang rancangan Undang-Undang Ekonomi Syariah yang mencakup regulasi
tentang Fintech Syariah. Langkah ini mungkin menarik bagi investor. Selain itu,
peran pemerintah sangat vital dalam mendukung perkembangan fintech syariah.
Pemerintah perlu secara aktif mendukung infrastruktur yang ada, terutama setelah
deklarasi Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia oleh presiden. Instansi
pemerintah seperti BUMN, BUMD, dan kementerian juga harus mendorong
partisipasi aktif dalam mendukung industri, terutama UMKM, dengan menggunakan
alat pembayaran syariah dan layanan fintech syariah untuk mendukung program
kerja, modal kerja, dan kebutuhan karyawan. Hal ini akan membantu meningkatkan
industri UMKM dan perekonomian Indonesia. Permasalahan ini juga harus ditangani
oleh pemerintah untuk mendukung pengembangan fintech syariah di Indonesia. Salah
satu solusi yang bisa diambil adalah alternatif di mana Dewan Pengawas Syariah
(DPS) bertindak sebagai pengawas bagi beberapa fintech syariah, sehingga mereka
memenuhi infrastruktur yang sesuai dengan peraturan OJK, meskipun mereka tidak
terdaftar secara resmi (Setiani, 2020). Fakta bahwa Indonesia memiliki populasi
orang muslim terbesar di dunia seharusnya mendorong pertumbuhan lebih lanjut
dalam industri fintech syariah. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa Indonesia
merupakan negara yang siap secara digital, dengan jumlah pengguna internet yang
tinggi.
Analisis Masalah
Solusi
Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi hambatan dalam
persepsi masyarakat terhadap Lembaga Keuangan Syariah (LKS):
1. Peningkatan Upaya Edukasi dan Sosialisasi: LKS perlu meningkatkan upaya
dalam memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai
prinsip-prinsip syariah, keunggulan produk syariah, dan manfaat
menggunakan layanan keuangan syariah. Langkah-langkah ini dapat
melibatkan kampanye publik, seminar, workshop, dan program pendidikan
keuangan syariah.
2. Transparansi dan Komunikasi yang Jelas: LKS harus memberikan informasi
yang transparan dan mudah dipahami mengenai produk dan layanan yang
mereka tawarkan, termasuk syarat dan ketentuan yang terkait. Komunikasi
yang terbuka dan jujur dapat membantu membangun kepercayaan dan
mengurangi keraguan masyarakat terhadap LKS.
3. Keterlibatan Masyarakat: Melibatkan masyarakat secara aktif dalam proses
pengembangan produk dan layanan dapat membantu memastikan bahwa
kebutuhan dan keinginan mereka terpenuhi. Ini juga dapat meningkatkan rasa
memiliki dan dukungan terhadap LKS di komunitas.
4. Kolaborasi dengan Lembaga Pendidikan dan Agama: LKS dapat bekerja sama
dengan lembaga pendidikan dan agama untuk menyediakan pelatihan dan
program pendidikan keuangan syariah. Kerjasama seperti ini akan membantu
meningkatkan pemahaman masyarakat tentang prinsip-prinsip syariah dan
pentingnya menggunakan layanan keuangan syariah.
5. Penyediaan Akses yang Mudah: LKS harus memastikan bahwa layanan
mereka dapat diakses dengan mudah oleh seluruh lapisan masyarakat,
termasuk di daerah pedesaan atau terpencil. Ini dapat dilakukan melalui
pengembangan jaringan cabang dan layanan perbankan digital yang inklusif.