Anda di halaman 1dari 6

Nama : Intan Sugadi

Tempat, Tanggal Lahir : Cirebon, 16 April 2003


Kelas : Perbankan Syariah B
Semester :1
No Telp : 081221943860

KENDALA PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DI ERA


GLOBALISASI
Intan Sugadi

A. PENDAHULUAN

Perbankan syariah adalah suatu sistem yang menghimpun


pembiayaan atau lembaga dalam kegiatan usaha berdasarkan
prinsip-prinsip syariah dan hukum islam. Keberadaan bank syariah
dilegalisasikan oleh undang-undang Nomor 07 tahun 1992 sebagai
jenis bank yang boleh beroperasi di Indonesia, pemerintah kemudia
menerbitkan peraturan pemerintah Nomor 72 Tahun 1992 sebagai
petunjuk operasional atau menjelaskan prinsip bagi hasil yang ada
dalam undang-undang Nomor 07 Tahun 1992. Penulisan ini bertujuan
untuk memahami, meneliti, mempelajari, bagaimana problematika
dalam aspek-aspek perkembangan perbankan syariah di era
globalisasi. Kemudian memaknai nilai-nilai dalam dinamika
perbankan syariah. Perbankan syariah lahir untuk menjadi alternatif
bagi masyarakat yang menginginkan bertransaksi dengan sistem
syariah, ada beberapa faktor yang menjadi keunggulan bank syariah
jika dibandinngkan dengan bank konvesional yaitu menyertakan
nilai-nilai ketuhanan dalam setiap transaksi, adanya keterkaitan
secara religi antara bank dan nasabah, dan adanya keadilan dalam
bagi hasil simpanan dan pembiayaan. Akan tetapi disisi lain mereka
para masyarakat dihadapkan pada problematika yang membuat
mereka sulit untuk berkembang. Secara umum ada beberapa faktor
yang memengaruhi perkembangan perbankan syariah yaitu:
keterbatasan SDM, minimnya sosialisasi dan edukasi tentang
perbankan syariah. Era globalisasi merupakan perubahan global
yang melanda seluruh dunia, banyak dampak-dampak yang
berpengaruh besar. Hal ini disebabkan adanya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang akan mengubah pola perilaku
konsumsi masyarakat. Dalam hal ini era globalisasi perlu disikapi
dengan baik dan bijak.

B. PEMBAHASAN

Sistem ekonomi Islam sudah ada sejak Islam lahir di dunia,


bahkan bisa dikatakan sistem ekonomi Islam lebih dahulu ada
sebelum sistem ekonomi konvensional. Pengembangan sistem
konvensional dibagi menjadi dua sistem sosialis dan sistem kapitalis,
dimana sistem sosialis kegiatan ekonomi dikendalikan oleh penguasa
(pemerintah), sedangkan sitem kapitalis menerapkan prinsip yang
kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin, hal ini di karena
orang yang mempunyai modal, kekayaan, atau aset yang besar akan
mampu menguasai perekonomian. Mayoritas setiap negara
menerapkan antara kedua sistem tersebut. Prinsip ekonomi antara
Islam dan konvensional memiliki perbedaan yang menonjol. Dalam
prinsip ekonomi konvensional dinyatakan bahwa kebutuhan manusia
tidak terbatas, sementara sumber daya alam yang tersedian untuk
memenuhi kebutuhan tersebut jumlahnya sangat terbatas. Sehingga
muncul ilmu ekonomi yang mengatur tentang bagaimana
mengeluarkan biaya yang serendah-rendahnya atau seminimal
mungkin, untuk mendapatkan hasil atau keuntungan semaksimal
mungkin.
Di Indonesia dunia perbankan sudah berkembang pesat, kini
kita berada di era globalisasi dimana sudah semakin canggih, diikuti
dengan proses digitalisasi akan meningkatkan operasional bank yang
efektif, efisien, dan kompetitif. Ekosistem ekonomi syariah
merupakah wadah yang dapat memfasilitasi sektor-sektor dengan
menghubungkan aktifitas ekonomi dengan transaksi perbankan
syariah. Sinergi dan integrasi pada sebuah elemen ekosistem sangat di
perlukan agar semua aktifitas keuangan dalam ekonomi syariah
dengan menggunakan jasa keuangan syariah yang berteknologi.
Perbankan syariah dituntut untuk memberikan produk dan
layanan keuangan perbankan syariah, sehingga dapat memenuhi
keunggulan masyarakat dalam kegiatan ekonomi. Di antara beberapa
produk digital yang telah dimiliki perbankan syariah antara lain: jual
belie mas melalui pelayanan elektronik, pembukaan rekening online,
fasilitas penghimpunan zakat, infak, sedekah dan wakaf, secara online,
serta pemanfaatan fasilitas mobile banking. Dalam pengembangan
perbankan syariah menghadapi era digitalisasi tidak akan terlepas
dari aspek problematika dan dinamika perbankan syariah.

PROBLEMATIKAN BANK SYARIAH DI ERA GLOBALISASI


1. Minimnya informasi Bank Syariah
Masyarakat masih banyak memiliki presepsi yang salah tentang
bank syariah. Secara visual dan analogis masih banyak
masyarakat yang menafsirkan bank syariah adalah bank
konvensional pada umumnya yang menggunakan dasar
pembagian hasil di dalam mendistribusikan pendapatan yang
diperoleh oleh bank. Persepsi yang kurang tepat lagi bank syariah
dianggap sebagai bank yang sifatnya bank sektarian sehingga
segala transaksi dan operasionalnya diperuntukkan golangan
umat agama tertentu.
Beberapa anggapan atau presepsi yang keliru dari berbagai
masyarakat dapat dimaklumi karena masih minimnya informasi
dan pemahaman tentang Bank Syariah. Masih minimnya literatur,
refer-ensi dan karya tulis yang lain menyebabkan terbatasnya
sosialisasi tentang informasi dan pemahaman Bank Syariah.

2. Sumber daya manusia (SDM) masih terbatas


Kini bank syariah mengalami darurat sumber daya manusia
(SDM) karena sedikitnya bankir yang faham tentang sistem
operasional Bank Syariah. Bahkan para bankir yang telah
mengikuti berbagai kursus dan pelatihan dalam praktiknya masih
merasakan keterbatasan pengetahuan tentang aplikasi model
penghimpunan dana, pembiayaan, dan jasa dari bank
Syariah.Untuk menghadapi era globalisasi ini Bank syariah
memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki
kemampuan dua sisi yang meliputi ketrampilan pengelolaan
operasional dan pengetahun syariah termasuk akhlaq dan moral
yang baik. Persyaratan sumber daya manusia (SDM) Bank
Syariah hendaknya memiliki 4 sifat Rasu-lullah, yang meliputi:

Shidiq, artinya sumber daya manusia (SDM) Bank Syariah harus


mengedepankan kejujuran atau transparasi dalam melaksanakan
tugas operasional bank sehari-hari, tidak berperilaku curang
misal korupsi.

Tablig, artinya menyampaikan dan menyebarluaskan kebaikan


ataupun mengatakan dan mencegah kemungkaran. Di lingkup
per-bankan misalnya berkaitan dengan berkomunikasi dengan
sopan selain itu penyampaian informasi kepada nasabah dengan
jelas.

Amanah, artinya dapat dipercaya, memegang teguh amanah dan


kepercayaan yang telah dipercayakan pimpinan kepadanya.
Contoh lainnya dunia perbankan yang kegiatan operasionalnnya
tentunya berhubungan dengan uang, hendaknya setiap banking
memiliki tang-gungjawab penuh untuk menjaga serta mengelola,
karena nasabah juga telah memberi kepercayaan kepada bank.

Fathonah, artinya pandai dan memiliki kemampuan yang andal


terhadap tugasnya, cekatan, mampu bekerja secara professional.
Keahlian seseorang dalam bidang keuangan syariah akan
terbangun secara baik yang memenuhi kriteria jika diketemukan
satu diantara 3 tipe sumber daya manusia, sebagai berikut:
a). Spesialis Ilmu Syariah yang memahami ilmu ekonomi
(termasuk ahli tipe A).
b). Spesialis ilmu ekonomi yang mengenal ilmu syariah (termasuk
ahli tipe B).
c). Mereka yang memiliki keahlian dalam Syariah maupun ilmu
ekonomi (termasuk ahli tipe C).

3. Jaringan dan kantor cabang yang terbatas


Jaringan dan kantor cabang Bank Syariah di Indonesia masih jauh
dari jumlah jaringan dan kantor cabang yang dimiliki bank
konvensional. Tersedianya fasilitas untuk dapat melayani nasabah
yang akan bertransaksi dengan Bank Syariah masih sangat minim.
Hal ini dapat dilihat dari jumlah Bank Syariah di Indonesia yang
lebih sedikit dibandingkan bank konvensional. Termasuk dalam hal
ini keterbatasan Bank Syariah di dalam taraf pengembangan adalah
masih terbatasnya sistem informasi. Teknologi sistem informasi yang
tepat guna akan menjadikan bank beroperasi lebih e sien seperti di
beberapa negara kaya minyak di Timur Tengah seperti Bahrain,
Arab Saudi, Kuwait, Qatar. Kecanggihan sistem informasi bank
syariah san-gat menonjol, sehingga mampu menyediakan data dan
pelayanan jasa kepada masyarakat melalui produk-produk bank
yang modern seperti phone banking, smart card dan investment
product.

4. Penerapan standar tingkat kesehatan perbankan


Masalah standar laporan keuangan per-bankan syariah yang dituntut
menyajikan laporan keuangan sebagai lembaga keuntungan juga
terkait dengan laporan keuangan bank yang fungsinya sebagai fungsi
sosial. Memperhatikan dasar keadilan dan dasar kebenaran maka
konsep Islam dalam pencatatan keuangan tetap mengacu pada konsep
dasar laporan keuangan yang dapat dipertang-gungjawabkan,
transparan, adil dan dapat diperbandingkan. Dalam laporan
keuangan ini Bank Syariah dapat berpedoman kepada standar
akuntansi lembaga keuangan organisasi akuntansi dan auditing bagi
lembaga keuangan Islam atau AAQIFI yang berkedudukan di Bahrai.

C. PENUTUP

Kesimpulan
Perbankan syariah merupakan entitas yang melakukan
penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau
sebagai fungsi intermediasi keuangan. Berkaitan dengan era
globalisasi yang kita alami saat ini, hadirnya Bank syariah didunia
perbankan mempunyai peran penting dalam perekonomian di
Indonesia. Di era globalisasi sekarang ini sangat berkembang pesat
tidak luput dari digitalisasi teknologi itu pun berpengaruh dalam
problematika perbankan syariah. Masyarakat masih memiliki
keraguan mengenai presepsi yang salah tentang bank syariah.
Semestinya dalam keuangan jika kita menggunakan proses
digitalisasi itu akan meningkatkan operasional bank yang semakin
efektik, efisien dan kompetitif.
Saran
Diharapkan masyarakat untuk menyadari akan era digitalisasi di
masa globalisasi ini secara perlahan untuk perkembangan ekonomi di
Indonesia ini. Dengan begitu kita tidak akan ketinggalan informasi
karena salah satu dari problematika perbankan syariah itu minimnya
informasi sehingga masyarakat salah mengerti.

DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/31312/2/BAB_1.pdf, di akses pada tanggal 08
oktober 2022
http://www.arsip.pa-manna.go.id/wp-
content/uploads/2014/11/Beberapa-Permasalahan-Perbankan-Syariah-
di-Indonesia.pdf, di akses pada tangga 07 oktober 2022
https://journal.uir.ac.id/index.php/tabarru/article/download/8448/3847/,
di akses pada tanggal 07 oktober 2022
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=3eFdDwAAQBAJ&oi
=fnd&pg=PA1&dq=info:NvePmHHpAi4J:scholar.google.com/&ots=t
YNg1jMvNk&sig=xMnSjGKo3qax9AkhFYK-r5vgO4I&redir_esc=y,
di akses pada tanggal 07 oktober 2022
https://stai-binamadani.e-journal.id/Madanisyariah/article/view/232,
di akses pada tanggal 07 oktober 2022

Anda mungkin juga menyukai