Anda di halaman 1dari 24

FAKTOR-FAKTOR KURANGNYA MINAT MASYARAKAT MUSLIM

MENGGUNAKAN JASA BANK SYARIAH

(Studi di Kecamatan Bulawa Kabupaten Bone Bolango)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana (SI)

Pada Jurusan Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam

Oleh :

PITRIANINGSI HULALATA

NIM: 174022052

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAM ISLAM NEGERI (IAIN)

SULTAN AMAI GORONTALO

2022

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persaingan di dalam dunia bisnis menjadi salah satu aktivitas yang terus

terjadi di era kekinian, termasuk persaingan antara perbankan. Perbankan memiliki

peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Indonesia

sendiri memiliki dua jenis perbankan yaitu bank konvensional dan bank berbasis

syariah. Bank konvensional dan bank syariah dalam beberapa hal memiliki

persamaanterutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer dan

teknologi komputer yang digunakan. Syarat-syarat umum memperoleh pembiyaan

seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan dan sebagainya. Perbedaan

mendasar diantara keduanya yaitu menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha

yang dibiayai dan lingkungan kerja.1

Realitas masyarakat Indonesia lebih banyak menggunakan bank konvensional

menjadi salah satu pilihan salah satu pilihan yang menarik. Sementara itu, perbankan

syariah di Indonesia masih banyak mengalami kendala. Pada kenyataannya mayoritas

nasabah perbankan syariah merupakan ‘nasabah mengambang’ yang mengedepankan

motif keuntungan, sehingga dapat berpindah ketika suku bunga simpanan di bank

konvensional lebih menguntungkan. Kelompok nasabah ini biasanya mempunyai

rekening ganda, baik di bank syariah maupun bank konvensional. Hanya sebagian

nasabah yang benar-benar loyal menyimpan dananya di bank syariah karena alasan

religious.2
1
3Arie Firmansyah Saragih, “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Antara Bank Syariah
dengan Bank Konvensional”, Tahun 2010, kolom 1, h. 1.
2
Fitriani Sinaga, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Menggunakan Jasa
Perbankan Syariah (Studi Kasus Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang Pembantu Cirendeu), Skripsi,
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta( 1440 H/2019 M), hal. 1.
Sistem Perbankan Syariah juga diatur dalam Undang-Undang No. 10 tahun

1998, dimana Bank Umum adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan

jasa dalam lalu lintas pembayaran. Peran Bank syariah dalam memacu pertumbuhan

perekonomian daerah semakin strategis dalam rangka mewujudkan struktur

perekonomian yang berimbang.3 Perbankan syariah melakukan kegiatan usahanya

tidak berdasarkan bunga atau bebas bunga (Interest free) tetapi berdasarkan prinsip

pembagian keuntungan dan kerugian (prifit and loss sharing principle atau PLS

principle) yang berlandaskan Al-Qur‟an dan As-Sunah.4 Meskipun demikian, dengan

berkembangnya perbankan syariah, ternyata bank syariah masih belum menjadi

pilihan utama masyarakat dalam menentukan transaksi keuangan. Padahal

pertumbuhan aset perbankan syariah mengalami peningkatan signifikan setiap tahun.

Perbankan syariah berusaha untuk melayani kebutuhan masyarakat secara luas

dan menyeluruh.Secara umum calon nasabah yang membutuhkan transaksi atau

produk lainnya akanmemilih bank yang dapat memberikan keuntungan dan

kemudahan, dimana setiap nasabah akan memperhatikan dan mempertimbangkan

faktor-faktor tertentu yang akan digunakan untuk mengambil keputusan baik dalam

hal simpanan maupun pinjaman atau pembiayaan. Dimana faktor tersebut terdiri dari

faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal terdiri dari faktor Budaya,

Sosial, dan Faktor pemasaran. Sedangkan faktor internal yaitu faktor pribadi dan

3
Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan Syariahal.
4
Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, Cet.I, (Jakarta: Gema Insani,
2001), hal. 35.
psikologi.5Hal ini dapat diartikan bahwa faktor-faktor tersebut mengindikasikan

bahwa perilaku konsumen dalam memutuskan untuk menggunakan suatu produk

perbankan lebih didominasi oleh internal locus of control (pengendalian dari dalam).

Internal faktor tersebut muncul dari kesadaran (awareness) konsumen terhadap

produk yang dikomunikasikan dan pada tingkat yang lebih tinggi, dan selanjutnya

awareness tersebut akan memperkuat keyakinan (belief) konsumen. Namun demikian,

faktor internal yang mempengaruhi konsumen untuk memilih bank syariah atau bank

konvensional relatif berbeda. Pada konsumen yang memilih bank syariah, faktor

internal yang sangat mempengaruhi keputusan konsumen untuk memilih bank

tersebut adalah; (1) persepsi, (2) biaya dan manfaat, dan (3) agama. Sementara itu,

faktor internal yang mempengaruhi keputusan memilih bank konvensional terdiri

dari; (1) motivasi rasional, (2) biaya dan manfaat, dan (3) gaya hidup.

Hal ini tentu menjadi sebuah tantangan dalam pengembangan perbankan

syariah dalam menunjang sistem perekonomian di Indonesia. Padahal kita ketahui

bersama bahwa Indonesia sebagai negara yang memiliki penduduk mayoritas muslim.

Berdasarkan laporan yang dirilis The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC)

atau MABDA bertajuk The Muslim 500 edisi 2022, ada 231,06 juta penduduk

Indonesia yang beragama Islam.6 Jika, dianalisa bahwa penduduk muslim terbanyak,

tentu memiliki karakter dalam mengembangkan pemahaman dan pengamalan ajaran

Islam. Akan tetapi, hal ini belum memberikan efek positif terhadap para pengguna

5
Philip Kotler dan Gary Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran (Jakarta: Pren Hallindo, 1997), hal.
222.
6
https://travel.okezone.com/read/2022/04/12/408/2577912/10-negara-dengan-penduduk-muslim-
terbanyak-di-dunia indonesia.juaranya.
ataupun nasabah yang berkeinginan secara Individu menggunakan akses perbankan

syariah.

Selain itu, jika dilihat beberapa fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Ada

juga beberapa wilayah yang berbondong-bondong beralih dari bank konvensional ke

bank syariah, yaitu:

Pertama, Masyarakat Muslim Aceh Hampir 100% setuju beralih ke Bank

Syariah, sebagaimana penuturan Direktur Syariah daN Sumber Daya Manusia Bank

Aveh Haizir Sulaiman. Pengalihan ke Bank Syariah ini dipengaruhi oleh sistem

pemerintahan Aceh yang nbotabene menggunakan sistem hukum Islam, sehingga

perlahan-lahan masyarakat diajarkan mengaplikasis sistem ekonomi Islam secara

kaffah.7 Pengalihan Bank Konvensional ke arah Bank Syariah bukan secara mutlak

dipengaruhi oleh agama, karena terdapat juga beberapa masyarakat non-muslim yang

menggunakan Bank Syariah.

Kedua, Masyarakat muslim Kelurahan Pagar Dewa Kecamatan Selebar Kota

Bengkulu beralih ke Bank Syariah. Kecenderungan beralihnya nasabah dalam

memilih bank syariah daripada bank konvensional,karena nasabah merasa cocok

dengan sistem yang digunakan bank syariah, sehingga nasabah beralih karena

keinginan mereka sendiri tanpa paksaan dari pihak tertentu. Ada tiga faktor penyebab

beralihnya nasabah dari bank konvensional menjadi bank syariah yakni untuk

menghindari riba, ketertarikan terhadappromosi yang diberikan dan tidak adanya

biaya administrasi pada bank syariah.8 Akan tetapi, berbanding terbalik dengan
7
Artikel, Bisnis.Com, “Hampir 100% Masyarakat beralih Ke Bank Syariah, tanggal 25 Mei
2016.
8
Rahmi Octaviani, “Kecenderungan Perilaku Beralih Nasabah Dalam Memilih Bank Syariah
Daripada Bank Konvensional (Studi Di Kelurahan Pagar Dewa Kecamatan Selebar Kota Bengkulu)”,
Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Institus Agama Islam Negeri
beberapa provinsi masih banyak yang belum menggunakan Bank Syariah sebagai jasa

peminjaman. Bahkan, jika dilihat dirat-ratakan pengguna Bank Syariah hanya

berkisar 27% setiap provinsi. Akan tetapi, untuk mengerucutkan pembahasan karya

ilmiah ini, peneliti lebih menfokuskan pada pemelitian masyarakat muslim di

Kecamatan Bulawa. Kecamatan Bulawa merupakan salah satu kecamatan

berkedudukan di Kabupaten Bone Bolango. Kecamatan Bulawa memliki sembilan

desa dan memliki jumlah pendududuk kurang lebih 10.675. Penduduk masyarakat

Bulawa 98% beragama Islam. Namun, meskipun penduduk ini beragama Islam, tetapi

dalam penggunaan Bank mereka lebih memilih Bank Umum Konvensional seperti

Bank Mandiri dan Bank BRI jika dibandingkan Bank Syariah.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

peneltian yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR KURANGNYA MINAT

MASYARAKAT MUSLIM MENGGUNAKAN JASA BANK SYARIAH (Studi

di Kecamatan Bulawa Kabupaten Bone Bolango)“.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan

rumusan masalah penelitian ini. Rumusan masalah penelitian yaitu :

1. Apa saja faktor yang kurangnya minat masyarakat muslim menggunakan jasa

Bank Syariah di Kecamatan Bulawa Kabupaten Bone Bolango?

2. Bagaiamana upaya dalam meningkatkan minat masyarakat muslim menggunakan

jasa Bank Syariah di Kecamatan Bulawa Kabupaten Bone Bolango?

C. Tujuan Penelitian
Bengkulu 2020 M/1440 H.
Tujuan penelitan adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis faktor faktor yang kurangnya minat masyarakat muslim

menggunakan jasa pembiayaan Bank Syariah di Kecamatan Bulawa Kabupaten

Bone Bolango!

2. Untuk upaya dalam meningkatkan minat masyarakat muslim menggunakan jasa

pembiayaan Bank Syariah di Kecamatan Bulawa Kabupaten Bone Bolango!

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapakan dapat memberikan manfaat yang baik untuk

penulis dan pembaca.

1. Manfaat Teoretis

Sebagai pembanding antara teori yang ada di bangku perkuliahan dan fakta

yang ada di lapangan dan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan

dibidang penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan sebagai bekal

dalam mengaplikasikan pengetahuan teoritik terhadap masalah praktis

b. Penelitian ini diharapakan dapat menjadi bahan rujukan bagi para peneliti

selanjutnya.

E. Telaah Pustaka

Pertama, Siti Mawaddah, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Minat Masyarakat Non Muslim Menjadi Nasabah Bank Syariah Di Banda Aceh”,

Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh 2019M / 1440H. Penelitian ini bertujuan untuk

melihat pengaruh reputasi, profit sharing, dan produk terhadap minat masyarakat non

muslim menjadi nasabah bank syariah di Banda Aceh. Metode penelitian yang

digunakan penelitian kuantitatif dan jenis penelitian adalah penelitian lapangan

dengan menggunakan skala likert. Sampel penelitian ini masyarakat non muslim

Banda Aceh sebanyak 100 orang dengan menggunakan teknik insidental sampling.

Alat analisis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa reputasi, profit sharing, dan produk secara bersama-

sama (uji F) memiliki pengaruh yang positif terhadap minat masyarakat non muslim

menjadi nasabah bank syariah di Banda Aceh. Berdasarkan uji T: (1) Reputasi

berpengaruh terhadap minat masyarakat non muslim secara siginifikan (2) Profit

Sharing berpengaruh terhadap minat masyarakat non muslim secara signifikan (3)

Produk berpengaruh terhadap minat masyarakat non muslim secara siginifikan.

Variabel yang paling dominan adalah Reputasi.9


Kedua, Reno Wahyudi, “Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kurangnya Minat
Nasabah Untuk Membeli Produk Deposito Mudharabah Bri Syariah Kcp Panorama
Bengkulu”, Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Syariah Dan Ekonomi Islam
Institut Agama Islam Negeri (Iain) Bengkulu Bengkulu, 2015 M/ 1436 H.

Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah faktor-faktor yang

menyebabkan kurangnya minat nasbah dalam membeli produk deposito mudharabah

BRI syariah KCP Panorama Kota Bengkulu. Ada pun tujuan dari penelitian

untukmengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya minat nasabah untuk

9
Siti Mawaddah, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Non
Muslim Menjadi Nasabah Bank Syariah Di Banda Aceh”, Program Studi Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh 2019M / 1440H.
membeli produk deposito mudharabah BRI Syari’ah KCP Panorama Kota Bengkulu.

Ada pun jenis penelitian yang diguankan adalah kualitatif yang bersifat eksploratif,

yang bersumberdari data primer dan data sekunder. Dari hasil penelitian menunjukan

bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya minat nasabah untuk membeli

produk deposito mudharabah di BRI Syari’ah KCP Panorama Kota Bengkulu, yaitu

faktor internal, yang terdiri dari sumber daya manusia, yang kurang kreatif,

kurangnya promosi, dan sarana prasarana yang kurang memadai, sedangkan faktor

eksternal, terdiri dari tingkat pengetahuan masyarakat masih kurang dan tingkat

kepercayaan masyarakat masih belum percaya sepenuhnya.

Ketiga, Rahmi Octaviani, “Kecenderungan Perilaku Beralih Nasabah Dalam

Memilih Bank Syariah Daripada Bank Konvensional (Studi Di Kelurahan Pagar

Dewa Kecamatan Selebar Kota Bengkulu)”, Program Studi Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Institus Agama Islam Negeri Bengkulu 2020

M/1440 H. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kecenderungan beralih nasabah

Kelurahan Pagar Dewa memilih bank syariah dibandingkan bank konvensional.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa

observasi, wawancara, dokumentasi. Teknik analisis data berupa pengklarifikasian

data yang sudah terkumpul dan kemudian dianalisis, adapun pengambilan langkah

yang dilakukan pada penelitian ini mengambil teknik analisis data model Miles dan

Huberman yakni data reduksi, penyajian data, verivikasi data. Dari hasil penelitian ini

menunjukan bahwa kecenderungan beralihnya nasabah dalam memilih bank syariah

daripada bank konvensional, karena nasabah merasa cocok dengan sistem yang

digunakan bank syariah, sehingga nasabah beralih karena keinginan mereka sendiri
tanpa paksaan dari pihak tertentu. Ada tiga faktor penyebab beralihnya yakni untuk

menghindari riba, ketertarikan terhadap promosi diberikan dan tidak adanya biaya

administrasi pada bank syariah.10

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Konsep Perbankan Syariah

10
Rahmi Octaviani, “Kecenderungan Perilaku Beralih Nasabah Dalam Memilih Bank Syariah
Daripada Bank Konvensional (Studi Di Kelurahan Pagar Dewa Kecamatan Selebar Kota Bengkulu)”,
Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Institus Agama Islam Negeri
Bengkulu 2020 M/1440 H.
1. Pengertian dan Dasar Bank Syariah

Bank syariah adalah suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

perantara bagi pihak yang berkelebihan dana dan pihak yang berkekurangan dana

untuk kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan hukum Islam. Selain itu

bank syariah biasa disebut Islamic Bankingatau interest feebanking, yaitu suatu

sistem perbankan dalam pelaksanaan operasional tidak menggunakan sistem bunga

(riba), spekulasi (maisir), dan ketidakjelasan (Gharar).11Bank syariah juga ialah

lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa

lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang mengoperasinya

disesuaikan dengan prinsip syariah Islam.Pada prinspinya perbankan syariah ialah

metode kolaborasi antara masalah agama dan dunia, sehingga, perlu ditegaskan

bahwa metode perbankan syariah harus sesuai dengan prinsip bermuamalah yang

diajarkan oleh agama Islam.

Di Indonesia sendiri pengaturan terhadap perbankan syariah diatur dalam UU

No. 10 Tahun 1998 disebutkan bahwa bank umum merupakan bank yang

melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah

yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Lebih lanjut

dijelaskan bahwa prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam

antara bank dan pihak lain untuk menyimpannya, pembiayaan atau kegiatan lainnya

yang dinyatakan sesuai dengan syariah.

2. Prinsip dan Jenis Perbankan Syariah

11
A.Wangsawidjaja Z, Pembiayaan Bank Syariah (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012), hal.
1.
Secara umum prinsip perbankan syariah didasarkan kepada prinsip Keadilan,

Keseimbangan, dan Kemaslahatan. Berikut adalah uraian dari masing-masing prinsip

dimaksud yaitu :

a. Prinsip Keadilan (adalah) Kalimat adil merupakan kalimat yang tidak

asing bagi kita dan kita pasti sering mendengarkannya. Menurut Al

Ghajali masalah keadilan dalam sistem kekuasaan berimplikasi pada

kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Al-Ghajali berpendapat

bahwa keadilan adalah nilai pokok dari setiap kebijakan yang telah dibuat

dan seharusnya dapat dijalankan dalam roda pemerintahan yang sah baik

pemerintahan islami atau tidak.12

b. Pilar Keseimbangan (tawajun). Menutut ahli bahasa al-wajnu ialah

rangkaian huruf yang membentuk makna penyeimbangan, pelurusan dan

keunggulan (istiqomah), sementara tawajun bermakna memberi suatu

akan haknya, tanpa ada penambahan atau pengurangan. Konsep syariah

menempatkan aspek keseimbangan sebagai salah satu dasar dalam

pembangunan sistem ekonomi. Konsep keseimbangan dalam konsep

syariah meliputi berbagai segi yang antara lain yang meliputi

keseimbangan pembangunan material dan spiritual, pengembangan sektor

keuangan dan sektor riil, bisnis dan sosial, individu dan kolektif, material

dan spiritual, dan pemanfaatan dan pelestarian sumber daya.

c. Pilar kemaslahatan (maslahah) Hakekat kemaslahatan pada dasarnya

adalah segala bentuk kebaikan dan manfaat yang berdimensi integral

12
M Sulaeman Jajuli, Produk Pendanaan Bank Syariah, ), cet.1, (Yogyakarta: Deepublish, 2012),
hal.31.
duniawi dan ukhwani, material dan spiritual, serta individu dan kolektif.

Sesuatu yang dipandang bermaslahat jika memenuhi unsur

yaknikepatuhan terhadap syariah (halal), bermanfaat dan membawa

kebaikan (thayyib) bagi semua aspek secara integral yang tidak

menimbulkan mudharat dan merugikan pada salah satu aspek. Secara

khusus, kemaslahatan yang diharapkan dalam perbankan syariah memiliki

prinsip yang merupakan penjelasan lebih lanjut dari prinsip umum di atas,

antara lain adalah bebas dari riba, menghindari taghrir, tadlis, dan maisir,

objek perniagaan yang halal, pengurusan dana yang amanah, berdasarkan

syirkah, perdagangan yang Thayyib, kehendak timbal balik, dan

kewajiban zakat.13

Sedangkan, beberapa jenis perbankan syariah di Indonesia yang dikenal luas

oleh sebagian masyarakat luas ialah Bank Syariah Indonesia dan Bank Muamalat.

3. Peranan Lembaga Bank Syari’ah

a. Lembaga Penyimpanan Dana

Bank Syariah menerapkan sistem bagi hasil (mud{a>rabah) kepada

nasabah yang menyimpan uang di bank. Artinya, nasabah tidak akan

pernah dapat menghitung dengan pasti berapa jumlah uangnya yang akan

bertambah setiap bulannya bila mereka telah menabung dalam jumlah

tertentu. namun, nasabah dapat mengetahui porsi atau bagian yang

menjadi haknya dan berapa porsi atau bagian yang menjadi hak pihak

bank syariah. Nilai bagi hasil yang diperoleh nasabah tidak akan sama

setiap saat meskipun jumlah uang yang mereka miliki tersebut sama.
13
Ibid., hal. 36.
Mengapa? Karena bagi hasil tergantung pada berapa jumlah uang seluruh

nasabah yang di tabung di bank tersebut dan berapa jumlah uang yang

telah dikelolah oleh bank untuk sektor-sektor usaha riil sehingga

memberikan keuntungan bagi pihakbank. Keuntungan inilah yang

kemudian dibagi kepada pihak bank sebagai pengelola uang (mud{arib)

dan nasabah sebagai pemilik uang (shahibul mal) berdasarkan porsi atau

bagian yang telah disepakati bersama di muka.

b. Lembaya Pembiayaan (Investasi)

Bank Islam tidak hanya menjalankan fungsi sebagai lembaga keuangan

penghimpun dana, namun sebagai lembaga tempat masyarakat dapat

memperoleh pembiayaan untuk keperluan peningkatan usaha atau pun

pemenuhan kebutuhan yang sifatnya konsumtif seperti rumah dan

kendaraan bermotor. bank syariah dalam hal ini, berperan sebagai lembaga

pembiayaan atau investasi kepada masyarakat. Mengapa harus

memperoleh pembiayaan di bank syariah untuk keperluan peningkatan

usaha yang bersifat konsumtif, karena dengan memperoleh pembiayaan di

bank syariah, nasabah merasa aman dan tidak perlu kwatir dan merasa

tidak akan tercekik lehernya memikirkan jumlah uang besrta beban

bunganya yang harus dikembalikan. Nasabah akan merasa tentram dengan

pembiayaan di bank syariah karena transaksi yang dilakukan jelas

terhindar dari unsur riba. Selain itu, penerapan prinsip keadilan dimana

kedudukan antara pihak bank sebagai pemilik modal dan penjual, dengan

nasabah seabagi pengelolah modal atau pembeli adalah sama-sama


memiliki hak yang seimbang dalam menikmati hasil usahanya, sehingga

akan memunculkan rasa aman dan terpenuhi rasa keadilan bagi semua

pihak. pada pembiayaan yang ditujukan untuk kepentingan

peningkatanusaha, bank syariah tidak menuntut bunga sebagai imbal jasa.

Seperti halnya ketika melakukan penyimpanan uang di bank syariah,

pembiayaan di bank syariah juga menerapkan sistem bagi hasil. Sehingga

ada kesepakatan di muka tentang porsi atau bagian yang menjadi hak

nasabah dan porsi atau bagian yang menjadi hak bank syariah dari

keuntungan yang akan diperoleh atas hasil usaha tersebut.

c. Lembaga Pemberi Jasa

Bank Syariah sebagai lembaga keungan tidak hanya fungsinya sebagai

tempat menyimpan atau melakukan memperoleh pembiayaan saja, bank

syariah juga melayani beberapa keperluan nasabah yang berkaitan dengan

kebutuhan nasabah akan jasa perbankan syariah. Salah satu bentuk

pelayanan bank syariah dalam bentuk jasa adalah melayani kebutuhan

nasabah dalam melakukan teransakasi antar bank yang berbeda antara

bank syariah dengan bank syariah, bank syariah dengan bank

konvensional maupun antara bank syariah yang sama.

4. Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah

Bank syariah memiliki perbedaan operasional dengan bank konvensional

dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga keuangan. Hal yang cukup mendsar

untuk membedakan antara bank konvensional dengan bank syariah adalah pada aspek

kepemilikan komoditi yang dibiayai dalam kerangka jual beli dan sewa. Begitu pula
peranan bank syariah dalam proses investasi saat bank syariah dapat bertindak

sebagai pemilik saham. Perbedaan bank konvensional dan bank syariah dapat dilihat

dalam sebagai berikut:

Tabel I

Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional


Bank Syariah Bank Konvensional
1. Berorientasi pada kepentingan 1. Berorientasi pada kepentingan pribadi.
publik. 2. Senantiasa bersifat bebas nilai
2. Dalam pelayanan tidak bebas nilai (materialistis).
(bersadarkan prinsip Islam). 3. Uang dianggap sebagai barang
3. Uang dianggap sebagai alat tukar komoditi.
4. Investasi yang dilakukan relatif 4. Investasi yang dilakukan relatif luas
terbatas (halal) (haram dan halal).
5. Hubungan dengan nasabah 5. Hubungan dengan nasabah berbentuk
berbentuk kemitraan. kreditur-debitur.
6. Dalam operasinya menggunakan 6. Dalam operasinya menggunakan
sistem bagi hasil, jual-beli atau sewa. sistem bunga.
7. Aktifitasnya tidak hanya berorientasi 7. Aktifitasnya hanya berorientasi untuk
untuk mencapai keuntungan saja mencapai keuntungan saja.
tetapi juga untuk mencapai falah. 8. Penghimpunan dan penyaluran dana
8. Penghimpunan dan penyaluran dana tidak berdasarkan fatwa.
harus sesuai dengan fatwa Dewan
Pengawas Syariah (DPS)
5. Nasabah

Nasabah ialah sebuah istilah yang sering digunakan terhadap seorang

konsumen yang sering menggunakan jasa perbankan, finance, pegadaian, dan lain-

lain. Para nasabah yang dimaksud ialah mereka yang memanfaatkan akses bank

dalam sebuah transaksi sesuai program yang dijalankan dalam sebuah sistem

perbankan. Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan dimuat tentang jenis

dan pengertian nasabah, Nasabah ialah pihak yang menggunakan jasa atau nasabah

yang menempatkan dananya dibank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian

bank sebagaimana dimaksud Undang-undang yang berlaku.Sedangkan menurut


kamus perbankan, nasabah ialah orang atau badan yang mempunyai rekening

simpanan atau pinjaman pada bank.

B. Pengambilan Keputusan dan Perilaku Konsumen

1. Pengambilan Keputusan

Keputusan pembelian merupakan pemilihan dari dua atau lebih alternatif

pilihan keputusan pembelian, setiap orang pasti pernahmempertimbangkan sesuatu

hal sebelum melakukan keputusan pembelian. artinya seseorang dapat membuat

keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli

dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu

dilakukan.13Tahapan dalam keputusan membeli yaitu pengenalan kebutuhan,

pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli, dan perilaku sesudah

membeli. Pengambilan keputusan oleh konsumen dipengaruhi oleh stimuli yang

berasal dari luar diri nasabah. Stimuli dari luar ini terdiri dari dua macam stimuli

pemasaran dan stimuli lain – lain. Stimuli pemasaran meliputi bauran pemasar jasa

yang meliputi 7p yaitu : produk (product), harga (price), distribusi (place), promosi

(promotion), bukti fisik (phisical evidence), proses penyedian jasa hingga nasabah

dapat memanfaatkan jasa perbankan (processes), dan karyawan yang memberikan

layanan dalam penyediaan jasa perbankan (people). Adapun simulti lain terdiri atas

keadaan ekonomi, teknologi, politik dan kebudayaan.14 Dan adapun tahap dalam

pengambilan keputusan yaitu : Pengenalan Masalah, Pencarian Informasi, Evaluasi

Alternatif, Keputusan Pembelian, Perilaku Pasca Pembelian.

2. Perilaku Konsumen

14
Tatik Suryani, Manajemen Pemasaran Strategik Bank Di Era Global, cet. 1, (Jakarta: Prenada
Media Group, 2017), hal. 84.
Perilaku konsumen menggambarkan bagaimana konsumen membuat

keputusan-keputusan pembelian dan bagaimana mereka menggunakan dan mengatur

pembelian barang dan jasa. Pemahaman terhadap perilaku nasabah akan memberikan

manfaat, baik kepada nasabah maupun bagi pemasar bank. Bagi nasabah, dengan

memahami perilaku nasabah, maka akan lebih bijak dalam mengambil keputusan

karena tahu terhadap strategi yang dilakukan oleh pemasar, sehingga tidak mudah

terpedaya oleh iklan dan persuasi yang dilakukan oleh tenaga penjual. Bagi karyawan

yang bergerak dibidang pemasaran di bank, pemahaman terhadap perilaku nasabah

akan membuatnya lebih kreatif dan tepat dalam merancang strategi dan bauran

pemasaran bank.15Perilaku konsumen sebagaian besar dipengaruhi oleh beberapa

faktor sebagai berikut:

a. Faktor Eksternal

1) Budaya; Faktor budaya dapat mempengaruhi paling luas dan paling

dalam bahkan melebihi perilaku konsumen secara pribadi dan

pengambilan keputusan. Para pemasar harus mengerti bagaimana

kultur individu dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, sebaik

sub-kultur individual dan kelas sosial yang mempengaruhi pembelian

mereka.

2) Sosial; Faktor sosial juga mempengaruhi perilaku pembeli kelompok

referensi seseorang keluarga, teman-teman, organisasi sosial, asosiasi

profesional mempengaruhi pilihan produk dan merek dengan

kuat.Beberapa faktor sosial tersebut yaitu: (a) Kelompok Acuan

15
Tatik Suryani, Manajemen Pemasaran strategik Bank Di Era Global (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2017), hal. 83.
Perilaku konsumen umumnya dipengaruhi oleh individu lainnya,

individu yang mempengaruhi terdiri atas kelompok terdekat dari

individu tersebut . misalnya : keluarga,teman dan tetangga; (b)

Keluarga Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih

orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan ataupun adopsi

dan tinggal bersama. Anggota keluarga sangat mempengaruhi dalam

mengambil keputusan pembelian terhadap individu, keluarga

mempunyai peran penting dimana setiap anggota keluarga saling

mempengaruhi; (c) Peran dan Status Dalam kehidupan bermasyarakat,

peran dan status selalu mengikuti perjalanan setiap individu. Peran dan

status seorang individu dalam kelompok tertentu misalnya keluarga

sangat mempengaruhi individu tersebut dalam perilaku pembelian.

3) Pemasaran; Pemasaran terdiri dari; (a) Produk, Produk ialah segala

sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan

dan keinginan konsumen. (b)) Harga, Harga merupakan salah satu

unsur pemasaran yang penting dalam dunia perdagangan dewasanya.

khususnya dalam dunia persaingan bagi setiap perusahaan.menurut

gito sudarmo „‟Harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk

mendapatkan sejumlah barang dan jasa-jasa tertentu atau kombinasi

dari keduanya.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan yang

diperoleh dari lapangan penelitian, yaitu mencari data dengan cara wawancara, guna

mendapatkan data-data secara langsung dengan memaparkan data-data yang telah


ditemukan dilapangan dan menganalisisnya untuk mendapatkan kesimpulan yang

benar dan akurat, dengan pendekatan kualitatif argumentatif, pendekatan ini bertujuan

mendapatkan pemaparan dan penjelasan yang objektif khususnya faktor yang

memengaruhi masyarakat muslim kecamatan Bulawa kabupaten Bone Bolango..

B. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di Kecamatan Bulawa yang notabene

masyarakat muslim sebanyak 98%, akan tetapi mereka lebih dominan menggunakana

jasa pembiayaan Bank Umum seperti BRI dan Mandiri.

C. Informasi Penelitian

Menurut Arikunto “jika jumlah populasinya kurang dari 100 orang, maka

jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih besar dari

100 orang, maka bisa diambil 10 – 15 %dari jumlah populasinya”. 16 Sehingga, para

Informan adalah para masyarakat muslim kecamatan Bulawa kabupaten Bone

Bolango.

D. Sumber Data

Adapun data yang diperoleh pada penelitian ini adalah:

a. Sumber Primer

Sumber atau data yang peneliti peroleh langsung dari lapangan tanpa

melalui perantara, yang didapat dari individu atau perorangan. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara yang

16
Suharsimi arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. (Jakarta: rineka Cipta,
2006), hal. 104.
didapat dengan wawancara secara langsung dengan masyarakat muslim

kecamatan Bulawa kabupaten Bone Bolango..

b. Sumber Sekunder

Sumber yang didapat dari literatur yang tersedia dan berhubungan dengan

permasalahan yang diteliti. Dalam hal ini data yang dicari dan temukan dari

bacaan-bacaan seperti jurnal, skripsi terdahulu, buku, dokumen-dokumen,

internet, dan sumber yang tertulis lainnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini agar

mendapatkan data yang akurat adalah sebagai berikut:17

a. Observasi

Berupa pengamatan dan penelitian yang dilakukan secara langsung di

Lokasi Penelitian yaitu Kecamatan Bulawa Kabupaten Bone Bolango.

b. Wawancara

Metode ini digunakan untuk mencari data langsung dari informan melalui

wawancara langsung bersama beberapa masyarakat muslim Kecamatan

Bulawa Kabupaten Bone Bolango.

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tekhnik analisis data kualitatif

menurut Miles dan Hiberman yaitu, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi

(pengambilan keputusan).18Data wawancara dalam penelitian adalah sumber data

17
Lijan poltak sinambela, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu. 2014),
hal.118.
18
Miles, M.B. and Huberman, A.M. Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New
Methods. (Beverly Hills CA: Sage Publications, 1984). hal. 49.
utama yang menjadi bahan analisis data untuk menjawab masalah penelitian. Analisis

data dimulai dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan. Setelah

melakukan wawancara, peneliti membuat transkip hasil wawancara dengan cara

memutar kembali rekaman wawancara kemudian menuliskan kata-katayang sesuai

dengan apa yang ada direkaman tersebut. Setelah peneliti menulis hasil wawancara ke

dalam transkip, selanjutnya peneliti membuat reduksi data dengan cara abstraksi,

yaitu mengambil data yang sesuai dengan konteks penelitian dan mengabaikan data

yang tidak diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

Fitriani Sinaga, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Menggunakan


Jasa Perbankan Syariah (Studi Kasus Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang
Pembantu Cirendeu), Skripsi, Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Jakarta( 1440 H/2019 M).

Lijan poltak sinambela, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu.


2014).

M Sulaeman Jajuli, Produk Pendanaan Bank Syariah, ), cet.1, (Yogyakarta: Deepublish,


2012).

Miles, M.B. and Huberman, A.M. Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New
Methods. (Beverly Hills CA: Sage Publications, 1984).
Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, Cet.I, (Jakarta: Gema
Insani, 2001).

Philip Kotler dan Gary Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran (Jakarta: Pren Hallindo,
1997).

Suharsimi arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. (Jakarta: rineka


Cipta, 2006).

Tatik Suryani, Manajemen Pemasaran strategik Bank Di Era Global (Jakarta:


Prenadamedia Group, 2017).

Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan Syariah.

Wangsawidjaja Z, Pembiayaan Bank Syariah (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012).

https://travel.okezone.com/read/2022/04/12/408/2577912/10-negara-dengan-penduduk-
muslim-terbanyak-di-dunia indonesia.juaranya.

Anda mungkin juga menyukai