Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengeloaan finansial keluarga dan pribadi memerlukan

kecerdasan dan kecermatan dalam upaya menghindari terjadinya

ketidakcukupan dalam membiayai kebutuhan yang muncul secara

tiba-tiba dan mendesak. Untuk itu diperlukan perhitungan terhadap

kebutuhan esensi dalam mengelola keuangan yang dapat disesuaikan

dengan kebutuhan yang disesuaikan proporsi kebutuhan dan gaya

hidup. Kualitas pengelolaan finansial yang kuat akan mempengaruhi

kehidupan masa depan. Kekuatan diri, pengetahuan, dan komitmen

dalam memutuskan pembiayaan tanpa terpengaruh dengan

pengeluaran tidak tepat atau pemborosan menjadi salah satu kunci

dalam mengatasi permasalah finansial keluarga atau pribadi masa

depan.

Menurut hasil penelitian Husna & Lutfi (2022) bahwa

seseorang memiliki pengetahuan keuangan lebih baik meskipun

pendapatan lebih rendah ternyata mampu berperilaku pengelolaan

keuangan keluarga lebih baik. Hasil penelitian ini juga menunjukkan

bahwa semakin tinggi pengalaman keuangan seseorang maka

perilaku pengelolaan keuangan keluarganya semakin baik. Beberapa

cara orang bijak dalam mengelola finansial keluarga atau pribadi

selalu membagi proporsi pengelolaan dengan mempersentasikan


tabungan sebagai dana cadangan dalam memenuhi kebutuhan

keluarga atau pribadi.

Menurut pandangan islam, berdasarkan HR Bukhari dan

Muslim bahwa “Allah memberi rahmat kepada seseorang yang

berusaha dengan baik, membelanjakan secara sederhana, dan dapat

menyisihkan kelebihan untuk menjaga saat dia miskin dan

membutuhkannya.” Lebih lanjut hadits ini juga menyatakan bahwa

“Simpanlah sebagian dari pada harta kamu untuk kebaikan masa

depan kamu, karena itu jauh lebih baik bagimu.” Berdasarkan hadits

tersebut bahwa menabung adalah salah satu upaya mempersiapkan

kebutuhan tak terduga, dalam proses pengelolaan keuangan

keluarga. Menabung merupakan perspektif masa depan untuk jangka

pendek dan jangka panjang, bukan menimbun harta. Menabung

sebagai perkiraan yang harus dikeluarkan pada masa mendatang

sehingga perlu diperhitungkan dan disediakan sejak saat ini.

menabung merupakan tindakan yang dianjurkan oleh agama, sebagai

seorang muslim kita harus mempersiapkan perencanaan untuk masa depan.

AlQur’an surah Al-Isra’ secara tidak langsung seorang muslim telah

dianjurkan untuk menghindari sifat pemborosan. Berikut QS. Al-Isra’ ayat

27: 7

Terjemahnya :
“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan

setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.”

Masyarakat menentukan pilihan bank untuk menyimpan

uang baik bank konvensional maupun bank syariah. Meskipun bank

syariah relative masih muda, namun jumlah nasabahnya semakin

berkembang. Hal ini sangat dimungkinkan karena bank syariah

selalu berupaya meningkatkan kualitas layanan yang berbasis

syariah untuk menarik minat para nasabah. Berdasarkan data yang

bersumber dari Otoritas Jasa Keuangan Tahun 2022 bahwa jumlah

nasabah Bank Syariah tahun 2022 meningkat 17,9 persen. Direktur

Sales & Distribution BSI Anton Sukarna menyampaikan bahwa saat

ini, bank hasil merger tiga bank syariah milik Himbara itu telah

menggenggam nasabah BSI Prioritas di kisaran lebih dari 50.000

nasabah.

https://finansial.bisnis.com/read/20220912/90/1576577/nasabah-prioritas-

bsi-bris-naik-179-persen-per-agustus-2022.

Menurut pasal 1 angka 1 UU 21 Tahun 2008, perbankan

syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah

dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,

serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan uasahanya.

Secara normatif, hukum perbankan syariah di Indonesia melarang

bank umum syariah, unit usaha syariah, dan bank pembiayaan rakyat

syariah untuk melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan


prinsip syariah (termasuk riba) dalam menghimpun dan menyalurkan

dana masyarakat. Larangan riba dalam perbankan syariah juga

dibenarkan oleh Agus Triyanta hal 2019:44). Riba yang sudah

menjadi tradisi yang jamak yang terjadi di antara masyarakat

sebelum masa Islam terbukti telah membahayakan bagi masyarakat,

dan untuk itulah maka Islam melarangnya. Larangan Islam terhadap

kegiatan ekonomi yang tidak adil ini secara terang benderang telah

disebutkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Hal ini sama mirip dengan

sifat Al-Qur’an yang diturunkan tahap demi tahap (tadrijiyah) di

mana ayat terkait dengan larangan riba juga diturunkan secara tahap

demi tahap. Pertama, wahyu yang terkait hal ini adalah QS Ar-Rum:

39. Kedua, QS An-Nisa: 161. Ketiga, QS Al-Imran: 130-132,

Keempat, QS Al-Baqarah: 275-281.

Hadirnya perbankan syariah ditengah – tengah derasnya

pengelolan uang didunia perbankan konvensonal, menjadikan

persaingan semakin bertambah. Bank syariah dengan kekhasannya

menawarkan kepada nasabah/masyarakat dalam penyimpanan uang

yang mudah dan aman tanpa ada persoalan bunga. Bank syariah

merupakan salah satu aplikasi dari sistem ekonomi syariah islam

yang merupakan bagian dari nilai-nilai dari ajaran islam mengatur

bidang perekonomian umat dan tidak terpisahkan dari aspek-aspek

lain ajaran islam yang komprehensif dan universal. Komprehensif


berarti ajaran islam merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ritual

maaupun sosial kemasyarakatan yang bersifat universal.

Keberadaan bank syariah dengan jumlah nasabah yang cukup

berkembang pesat tentu ada dorongan yang mempengaruhi

keinginan orang untuk bertransaksi di bank tersebut. Bank syariah

memiliki tiga fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat,

menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana, dan

juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa perbankan syariah.

Setiap bank termasuk Bank Syariah memiliki produk-produk dan

layanan yang ditawarkan sehingga semua orang khususnya muslim

tertarik untuk melakukan transaksi di bank Syariah. Penawaran ini

menimbulkan minat orang bertransaksi.

Minat adalah suatu kecenderungan untuk memberikan

perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang

menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang.

Jadi minat merupakan aspek kepribadian seseorang yang memiliki

kecenderungan hati yang tinggi, keinginan tahuan gairah terhadap

sesuatau yang mana kecenderungan hati tersebut dengan perasaan

senang terhadap sesuatu (Abdurahman Saleh 2004: 263). Banyak hal

yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan dalam

mempengaruhi minat mereka untuk bertransaksi di bank.

Diantaranya faktor yang mempengaruhi minat dalam menentukan

keputusan adalah faktor pengetahuan, agama, lokasi, bagi


hasil/margin, pelayanan, produk, promosi, harga, proses, pegawai,

bukti fisik, persepsi, motivasi dan pembelajaran, dan pendapatan.

Menabung menjadi keinginan juga minat semua orang

apapun profesinya, termasuk guru. Kebutuhan menjadi tuntutan

setiap orang, oleh karena itu guru juga berupaya untuk dapat

menyisihkan persentasi pendapatan untuk ditabung. Hampir

dipastikan semua guru di Indonesia telah melakukan transaksi di

berbagai bank yang ada di wilayah masing-masing. Hal ini

sebagaimana Peraturan Menteri Keuangan No 11/PMK 05/

2016 tentang Penyaluran Gaji Melalui Rekening Pegawai Negeri

Sipil/Prajurit Tentara Nasional Indonesia/Anggota Kepolisian

Negara Republik Indonesia Pada Bank Umum Secara Terpusat.

Penyaluran gaji ke rekening pegawai dilakukan oleh Bank Umum

yang ditunjuk Kuasa BUN. Gaji yang dimaksud meliputi Gaji Induk,

Gaji ke 13 dan tunjangan hari raya.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.05 Tahun 2016

merupakan penyempurnaan dari Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 14/PMK.05 Tahun 2013 tentang Penyaluran Dana SP2D

Dalam Rangka Implementasi SPAN karena pemerintah ingin

mendukung berkembangnya. Dalam satu tahun sejak berlakunya

PMK Nomor 11/PMK.05 Tahun 2016, seluruh penyaluran gaji akan

dilakukan secara terpusat melalui bank umum penyalur gaji dari

rekening RPKBUNP. Penggajian PNS di tingkat daerah,


Kementerian Keuangan RI menunjuk 19 Bank yang ada di daerah

untuk terlibat dalam penyaluran gaji bagi PNS di lingkungan

masing-masing.

Perlakuan ini juga berlaku bagi Guru yang ada di Kalimantan

Barat sehingga penggajian di pusatkan Bank Kalimantan Barat atau

BPD Kalbar. Bank ini merupakan salah satu Bank yang ditunjuk

untuk menyalurkan gaji PNS termasuk guru di lingkungan wilayah

pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Namun kenyataannya masih

terdapat guru-guru yang menggunakan atau bertransaksi atau

menjadi nasabah Bank Syraiah. Berdasarkan dialog peneliti dengan

beberapa guru di wilayah Kota Pontianak dan Kubu Raya diperoleh

informasi bahwa sebagian besar guru memiliki tabungan di berbagai

bank baik di Bank Konvensional maupun di Bank Syariah.

Berdasarkan dialog tersebut ada hal yang menarik bahwa guru-guru

PNS/PPPK/Kontrak yang bertugas/berdomisili di Desa Batu Ampar

baik jenjang pendidikan dasar maupun menengah atau guru SD/MI,

SMP hingga SMA/SMK wilayah Batu Ampar Kubu Raya beberapa

diantaranya bertransaksi di Bank Syariah di wilayah Ibu Kota

Kabupaten. Sedangkan secara umum untuk kegiatan keuangan

khususnya di Penyaluran gaji para PNS/PPPK atau kontrak lainnya

disalurkan menggunankan jasa Bank Kalbar. Bank ini juga

menyajikan produk – produk yang membantu nasabah yang


memerlukan, tetapi dari hasil wawancara dari guru yang ada di Desa

Batu Ampar masih banyak yang menggunakan jasa Bank syariah.

Meskipun lokasi Desa Batu Ampar cukup jauh dari ibu Kota

Kabupaten yang harus ditempuh dengan moda transportasi darat dan

air, tetapi tidak menyurutkan mereka untuk bertransaksi di Bank

Syariah. Secara geografis, Desa Batu Ampar merupakan salah satu

desa yang letaknya sangat jauh dari pusat ibu kota kabupaten Kubu

Raya yakni Kecamatan Sungai Raya, dimana di Kecamatan Sungai

Raya memiliki fasilitas yang jauh lebih baik dalam hal pelayanan

perbankan jika dibandingkan dengan desa Batu Ampar. Bahkan

hingga saat ini belum ada satu bank pun yang memiliki kantor

perwakilan atau cabang pembantu di Desa Batu Ampar, yang

terdekat yakni Bank Kalbar terletak di Desa Padang Tikar atau ibu

kota kecamatan yang memiliki luas (2002,70 KM²). Dengan jarak

tempuh menuju kabupaten 180 KM. dan kondisi jalan yang masih

membutuhkan perhatian untuk peningkatan kualitasnya. BPS

Statistik Kabupaten Kubu Raya. “Geogravis Kecamatan Batu

Ampar.” Di akses pada Senin 28 November, 2022.

(kuburayakab.go.id). dengan jarak yang cukup jauh dari Desa maupun

Kecamatan minat guru desa batu ampar dalam melakukan transaksi

di Bank syariah sangatlah antusias sehingga ini menjadi pertanyaan

untuk peneliti dalam menelitinya.


Di Desa Batu Ampar Kecamatan Batu Ampar ini terdapat 8

sekolah negeri terdiri dari 5 sekolah negeri tingkat SD (Sekolah

Dasar), 1 Sekolah Negeri tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama)

dan 1 sekolah tingkat SMA (sekolah Menengah Atas) serta 1 sekolah

Menengah Kejuruan (SMK). Berdasarkan kondisi dan data sekolah

yang ada di Desa Batu Ampar ini maka jumlah guru yang bestatus

ASN/Kontrak dari jenjang Pendidikan dasar dan menengah

berjumlah 120 orang.

Berdasarkan fenomena yang telah dijelaskan, peneliti tertarik

untuk mengetahui lebih jauh apa yang mempengaruhi guru-guru di

Desa Batu Ampar melakukan transaksi di Bank Syariah meskipun

lokasi bank tersebut jauh dari tempat tugas dan tempat tinggal.

Adapun judul penilitiannya untuk kasus ini yaitu : PENGARUH

RELIGIUSITAS, PENDAPATAN, DAN PELAYANAN

TERHADAP MINAT GURU DESA BATU AMPAR

MELAKUKAN TRANSAKSI DI BANK SYARIAH.

B. Fokus Masalah

Dari uraian di atas, peneliti mendapatkan fokus masalah yaitu:

1. Apakah Religiusitas mempengaruhi minat nasabah dalam

bertransaksi di Bank Syariah ?

2. Apakah Pendapatan mempengaruhi minat nasabah dalam

bertransaksi di Bank Syariah ?


3. Apakah Pelayanan mempengaruhi minat nasabah dalam

bertransaksi di Bank Syariah ?

4. Apakah Religiusitas, pendapatan, dan pelayanan secara bersama –

sama mempengaruhi minat nasabah dalam bertransaksi di Bank

syariah ?

C. Tujuan Masalah.

Tujuan peneletian ini yaitu, apakah Pengaruh Religiusitas,

Pendapatan dan Pelayan yang mempengaruhi minat Guru Desa Batu

Ampar melakukan transaksi di Bank Syariah.

1. Pengaruh Religiusitas terhadap minat nasabah dalam

bertransaksi di Bank Syariah

2. Pengaruh pendapatan terhadap minat nasabah dalam

bertransaksi di Bank Syariah

3. Pengaruh pelayanan terhadap minat nasabah dalam bertransaksi

di Bank Syariah

4. Pengaruh religiusitas, pendapatan, dan pelayanan terhadap minat

nasabah dalam bertransaksi di Bank Syariah

D. Manfaat Penelitian.

Manfaat dalam Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi terhadap:
1. Keguanaan Pribadi, dapat menambah informasi tentang pengaruh

religiusitas, pendapatan, dan pelayanan terhadap minat guru desa

Batu Ampar melakukan transaksi di Bank Syariah.

2. Keguanaan Teoritis hasil dari penelitian ini dapat memberikan

sumbangan pemikiran dan pengetahuan khususnya dalam prodi

Perbankan syariah dan menambah literature mengenai hal tersebut.

Serta menambah atau memberikan informasi tentang pengaruh

religiusitas, pendapatan, dan pelayanan terhadap minat guru desa

Batu Ampar melakukan transaksi di Bank Syariah.

3. .Kegunaan Praktis, penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan dan menjadi perbandingan antara teori dan praktik ketika

masalah kuliah dan praktek aplikasi secara langsung dalam

perbankan, khusunya untuk Pembiayaan bank syariah.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu perlu dikemukakan sebagai bahan

perbandingan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Namun

sejauh penelusuran yang peneliti lakukan belum menemukan

penelitian yang secara khusus membahas dan memfokusukan pada

masalah Pengaruh Regiulias, Pendapatan, Dan Pelayanan Terhadap

Minat Guru Desa Batu Ampar Melakukan Transaksi Di Bank Syariah.

Ismail, Azmi, dan Thurasamy (2014), yang berjudul “Selection

Criteria For Islamic Home Financing In Malaysia”. Hasil penelitian

menunjukan bahwa Pertama, hasilnya menunjukkan bahwa reputasi,

kualitas layanan, agama, iklan media dan pengaruh sosial menjadi

faktor penting bahwa seleksi pengaruh pembiayaan rumah Islam.

Amri (2012), yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Nasabah Dalam Pemilihan KPR Syariah : Studi Kasus

Bank Muamalat Indonesia, Tbk”. Hasil regresi diperoleh bahwa faktor

religiusitas, ekonomi, administrasi dan pelayanan, pemasaran, dan

lokasi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian

KPR Syariah Bank Muamalat. Sedangkan faktor religiusitas menjadi

variabel yang dominan.

12
Oktavianingrum (2016), meneliti tentang Analisis Preferensi

Nasabah Terhadap Pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR)

Antara Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional (Studi

Kasus di Kota Malang). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

tingkat harga, prosedur, dan pelayanan berpengaruh secara signifikan

terhadap keputusan pembelian KPR di kota Malang. Sedangkan faktor

lingkungan tidak berpengaruh signifikan.

Lisani Khasanah (2017), yang berjudul “Minat Nasabah

Hargomulyo Menabung di BMT El Mentari 134 Hargo Mulyo

Lampung Timur”. Penelitian ini lebih berfokus pada minat nasabah

menabung di BMT El Mentari 134 Hargomulyo Lampung Timur.

Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah minat menabung

masyarakat desa Hargomulyo dipengaruhi oleh beberapa faktor

internal dan eksternal. Selain itu, faktor internal yang dominan yaitu

kepribadian sedangkan faktor eksternal yang dominan yaitu

pelayanan.

Penelitian yang dilakukan oleh Desi Wulandari, (2017), yaitu

“Faktor minat menabung siswa SMA pada Lembaga Keuangan

Syariah (Studi kasus Dusun 8 Astomulyo Kecamatan Pumggur).

Penelitian ini lebih berfokus pada minat menabung siswa SMA

pada.lembaga keuangan syariah. Hasil yang didapat dari penelitian ini

adalah minat menabung siswa SMA pada lembaga keuangan syariah

dipengaruhi oleh faktor kultural, sub kultural, dan faktor sosial. Faktor

13
yang paling dominan yaitu faktor psikologis dikarenakan mereka

menabung untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terduga dimasa

depan serta untuk mempersiapkan biaya pendidikan perguruan tinggi.

Dari hasil beberapa penelitian sebelumnya di atas dapat dilihat

keterkaitan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dan penelitian

yang akan peneliti lakukan. Pada penelitian terdahulu pertama yang di

lakukan oleh Ismail, Azmi, dan Thurasamy (2014) yang judulnya

“Selection Criteria For Islamic Home Financing In Malaysia”.

lebih menunjukkan bahwa reputasi, kualitas layanan, Religiusitas,

iklan media dan pengaruh sosial menjadi faktor penting bahwa seleksi

pengaruh pembiayaan rumah Islam. Keterkaitannya dengan peneliti

yaitu, peneliti ingin mengetahui apakah faktor - Religiusitas yang

dapat mempengaruhi minat dalam melakukan transaksi di bank

syariah.

Sedangkan pada penelitian terdahulu yang kedua oleh Amri

(2012) keterkaitannya sama – sama melihat faktor religiusitas,

ekonomi, administrasi dan pelayanan, pemasaran, dan lokasi

berpengaruh secara signifikan. Tetapi dalam penelitian sekarang

peneliti menfokuskan faktor – faktor yang menimbulkan minat dalam

segi, Religiusitas, Pendapatan dan pelayanan.

Sedangkan pada penelitian terdahulu yang ketiga oleh

Oktavianingrum (2016), keterkaitannya sama – sama melihat faktor

mempengaruhi minat dalam segi pelayanan. Yang membedakan

14
penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang yaitu dalam segi

objek penelitian dan menfokuskan dalam segi faktor Religiusitas yang

dapat mempengaruhi Guru PNS melakukan transaksi di bank syariah.

Sedangkan penelitian terdahulu yang ke empat oleh Lisani

Khasanah (2017), yang berjudul “Minat Nasabah Hargomulyo

Menabung di BMT El Mentari 134 Hargo Mulyo Lampung Timur”.

keterkaitannya yaitu sama - sama berfokus pada minat eksternal dan

internal. Tetapi ada juga yang membedakan dari segi pengaruh

kepribadian dimana peneliti yang sekarang lebih menfokuskan dalam

segi faktor religiusitas, pendapatan, dan pelayanan yang dapat

mempengaruhi guru pns dalam bertransaksi di bank syariah.

Sedangkan Penelitian yang kelima oleh Desi Wulandari,

(2017), yaitu “Faktor minat menabung siswa SMA pada Lembaga

Keuangan Syariah (Studi kasus Dusun 8 Astomulyo Kecamatan

Pumggur). pada penelitian yang terakhir ini ketertarikannya pada

penelitian yang sekarang ada sedikit kesamaan tetapi dalam penelitian

yang dilakukan sekarang adalah pengaruh religiusitas, pendapatan,

dan pelayan terhadap minat guru batu ampar melakukan transaksi di

bank syariah. Sedangkan pada penelitian yang terdahulu lebih terfokus

dalam faktor minat dalam segi faktor pisikologis.

B. Landasan Teori

1. Pengertian Minat

15
Menurut Abdurahman Saleh (2004: 263) minat adalah suatu

kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap

orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut

dengan disertai perasaan senang. Jadi minat merupakan aspek

kepribadian seseorang yang memiliki kecenderungan hati yang tinggi,

keinginan tahu gairah terhadap sesuatau yang mana kecenderungan

hati terdebut dengan perasaan senang terhadap sesuatu.

Sementara Sandiaja (2005: 87) mengemukakan bahwa minat

adalah suatu aktivitas akan dilakukan atau tidak sangat tergantung

sekali oleh minat seseorang terhadap aktivitas tersebut. Dan minat

merupakan perhatian yang kuat intensif dan menguasai individu

secara mendalam untuk tekun malakukan sesuatu aktivitas membuat

seseorang mempunyai pilihan. Nyayu Khodijah (2016: 59)

menyatakan adanya minat terhadap objek yang dipelajari akan

mendorong orang untuk mempelajari sesuatu dan mencapai hasil

belajar yang maksimal. Karena minat merupakan komponen psikis

yang berperan mendorong seseorang untuk meraih tujuan yang

diinginkan sehingga dia bersedia melakukan kegiatan berkisar objek

yang diminati. Hilgard dalam Slameto (1991) yang ada di Tohirin

(2014: 150) Interest is persiting tendency to pay attention to and enjoy

some activity or content. Dengan demikian, minat adalah

kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang

beberapa kegiatan.

16
Minat adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai

perhatian terhadap sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui

dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut (Walgito 1981:

21). sedangkan menurut (Witherington 1985:121) minat adalah

kesadaran seseorang terhadap suatu objek, seseorang, situasi maupun

suatu soal tertentu yang menyangkut dengan dirinya atau dipandang

sebagai sesuatu yang sadar.

Menurut (Jogiyanto 2007:112), minat berperilaku adalah

keinginan (Minat) seseorang untuk melakukan perilaku diprediksi

oleh sikapnya terhadap perilakunya dan bagaimana dia berpikir orang

lain akan menilainya jika dia melakukan perilaku tersebut. (Slameto

1995: 65) menyatakan Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap

untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau

kegiatan.

Jadi apabila seseorang berminat untuk memperhatikan suatu

aktivitas dan melakukan aktivitas yang dilakukan pasti dengan

dilandasi rasa senang dalam melakukannya. Jika menimbulkan rasa

senang, maka seseorang di masa yang akan datang akan secara terus –

menerus ingin menggunakannya. Fungsi Minat sangat berhubungan

erat dengan perasaan dan pikiran. Manusia akan memberikan suatu

penilaian, menentukan sesudah memilih pilihan yang diinginkan dan

secara langsung mengambil suatu keputusan. Menurut (Saraswati

2013:78), minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap

17
sesuatu yang timbul karena kebutuhan, yang dirasa atau tidak

dirasakan atau keinginan hal tertentu.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan, bahwa minat adalah

timbulnya perasaan suka terhadap sesuatu obyek yang ditandai dengan

adanya rasa senang atau tertarik terhadap sesuatu obyek tersebut dan

seseoarang yang berminat dan mempunyai keinginan untuk terlibat

langsung dalam sesuatu atau kegiatan tersebut. Jadi minat timbul

karena seseoarang itu merasa senang atau tertarik terhadap sesuatu

obyek dan disertai dengan adanya kecenderungan untuk berhubungan

lebih akif terhadap obyek tersebut.

1. Pentingnya Minat

Pada semua usia minat memainkan peran yang penting dalam

kehidupan seseorang dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku

dan sikap. Anak yang berminat terhadap sebuah kegiatan, baik

permainan ataupun pekerjaan akan berusaha keras untuk belajar

dibandingkan dengan anak yang kurang minat. Minat mempengaruhi

bentuk intensitas aspirasi anak, ketika anak mulai berpikir tentang

pekerjaan mereka menentukan apa yang harus dilakukan bila mereka

dewasa. Menurut Elizabeth. B. Hurloch (1999: 145) dinyatakan

sebagai berikut: “Minat menambahkan kegembiraan pada setiap

kegiatan yang ditekuni seseorang”.

1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat

18
Faktor timbulnya minat dilihat dari internalnya. Rober dalam

Mahmud (2010: 99) menyebutkan bahwa minat tidak termasuk

psikologi yang populer. Sebab minat tergantung pada banyak fator

internal atau faktor dari dalam seperti :

a. Faktor dari dalam

1. Pemusatan perhatian

Perhatian, sebagai salah satu aktivitas psikis, dapat

dimengerti sebagai keaktifan jiwa yang dipertinggi. Jiwa itupun

semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda atau hal) ataupun

sekumpulan obyek-obyek (A. Gazali dalam Baharuddin 2012:

178). Dengan kata lain, perhatian merupakan pemusatan atau

konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan

kepada suatu sekumpulan obyek. Kalau individu sedang

memperhatikan suatu benda misalnya, ini berarti seluruh

aktivitas individu dicurahkan atau dikonsentrasikan pada benda

tersebut (Baharuddin 2012: 178)

Namun, dalam waktu yang sama, individu juga dapat

memperhatikan obyek yang banyak sekaligus. Yang dicakup

bukan hanya satu obyek, melainkan banyak obyek. Dalam hal

ini, tentunya tidak semua obyek dapat diperhatikan secara sama.

Dengan demikina dalam proses memperhatiakn itu, terdapat

aktivitas penyeleksian terhadap stimulus yang diterima oleh

19
individu. Dan, dalam proses tersebut, terdapat korelasi yang

positif antara perhatian dengan kesadaran (Baharuddin 2012:

178)

1. Keingintahuan

Keingintahuan bisa juga dikatakan Rasa ingin tahu ialah

suatu emosi yang berkaitan dengan perilaku ingin tahu seperti

eksplorasi, investigasi, dan belajar, terbukti dengan pengamatan

pada spesies hewan manusia dan banyak. Istilah ini juga dapat

digunakan untuk menunjukkan perilaku itu sendiri disebabkan

oleh emosi rasa ingin tahu. Seperti emosi rasa ingin tahu

merupakan dorongan untuk tahu hal-hal baru, rasa ingin tahu

adalah kekuatan pendorong utama di balik penelitian ilmiah dan

disiplin ilmu lain dari studi manusia. Rasa ingin tahu sebagian

besar merupakan naluri alami, rasa ingin tahu menganugerahkan

manfaat kelangsungan hidup untuk spesies tertentu, dan dapat

ditemukan dalam genom mereka. Itu wajar yang terjadi pada

manusia, hewan dan khususnya bayi / balita. (Intan Putri,

2003:98 )

a) Motivasi

Motif merupakan daya dorong, daya gerak, atau

penyebab seseorang untuk melakukan berbagai kegiatan dan

dengan tujuan tertentu. Sedangkan motivasi pemberian atau

penimbulan motif atau hal menjadi motif. Tegasnya, motivasi

20
adalah motif atau hal yang sudah mrnjadi aktif pada saat

tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan

terasa sangar mendesak (Rachman Abror 1993: 114)

b) Kebutuhan

Moh. Padil dan Triyo Supriyatno (2007: 83)

menyatakan bahwa kebutuhan adalah dorongan yang telah

ditentukan secara personal sosial dan kultur. Kebutuhan

manusia yang terpenting yaitu kebutuhan untuk bersama

orang lan, kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan afeksi,

kebutuhan bebas dari rasa takut, kebutuhan bebas dari rasa

bersalah, kebutuhan untuk turut serta dalam mengambil

keputusan mengenai persoalan-persoalan yang menyangkut

dirinya, kebutuhan akan kepastian ekonomi, dan kebutuhan

akan terintegrasinya sikap, keyakinan, dan nilai-niali. Faktor

timbulnya minat dilihat dari eksternalnya menurut Crow and

crow dalam Purwanto (2004: 105)

b. Faktor dari luar

1) Sosial Budaya

Lingkungan sosial budaya mengandung dua unsur,

yaitu yang berarti interaksi antara manusia dan unsur budaya

yaitu bentuk kelakuan yang sama terdapat di keluarga.

Manusia mempelajari kelakuannya dari orang lain di

21
lingkungan sosialnya. Budaya ini diterima dalam keluarga

meliputi bahasa dan nilai-nilai kelakuan adaptasi kebiasaan

dan sebagainya yang nantinya berpengaruh pada pendidikan

seseorang.

2) Lingkungan

Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di

sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

Lingkungan adalah input kedalam diri seseorang sehingga

sistem adaptif yang melibatkan baik faktor internal maupun

faktor eksternal. Seseorang yang hidup dalam lingkungan

berpendidikan tinggi akan cenderung mengikuti

lingkungannya.

4. Religiusitas

A. Pengertian Religiusitas

Religiusitas dalam pengertian Glock dan Stark (1968:

14) adalah sistem simbol, sistem keyakina, sistem nilai, dan

sistem perilaku institusional yang semuanya berfokus pada

persoalan-persoalan yang dianggap paling bermakna

(ultimate meaning). Pengertian religiusitas adalah suatu

sistem yang kompleks yang berasal dari kepercayaan,

22
keyakinan, sikap dan ritual yang menghubungkan antara

individu dengan sesuatu yang ada atau sakral. Religiusitas

merupakan satu kesatuan unsur yang tidak terpisahkan, yang

mana seseorang disebut sebagai orang yang beragama (being

religious) dan tidak hanya sekedar mengaku memiliki agama

(having religion). Religiusitas meliputi pengetahuan agama,

keyakinan agama, pengalaman agama, pengalaman ritual

agama, perilaku (moralitas) agama, dan sikap sosial

keagamaan. Dalam Islam, seseorang dapat dikatakan sebagai

orang yang memiliki agama sesungguhnya jika dalam dirinya

tercermin amalan akidah, syariah dan moralitas atau dengan

kata lain : Iman, Islam dan Ihsan. Religiusitas merupakan

internalisasi nilai-nilai agama dalam diri seseorang.

Internalisasi disini berkaitan dengan kepercayaan terhadap

ajaran- ajaran agama baik dalam hati maupun secara

langsung yang mana kepercayaan ini diaktualisasikan dalam

bentuk perbuatan atau tingkah laku dalam kehidupan sehari-

hari.

Religiusitas menurut Islam adalah menjalankan

ajaran agama secara menyeluruh.

Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 208:

23
Terjemahnya :

“Hai Orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam

Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut

Langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang

nyata bagimu.”

Menurut tafsir yang dikemukakan oleh Kementrian

Agama Republik Indonesia menjelaskan bahwa : Wahai

orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara

keseluruhan. Kata as-silm atau as-salm di sini berarti Islam.

Laksanakanlah Islam secara total, tidak setengah-setengah,

dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan yang

menyesatkan dan memecah belah kamu. Sungguh, ia musuh

yang nyata bagimu. Ayat ini diturunkan berkaitan dengan

seorang Yahudi bernama abdullah bin Salam. Ia memeluk

Islam tetapi masih mengerjakan sejumlah ajaran Yahudi,

seperti mengagungkan Hari Sabat dan enggan mengonsumsi

daging dan susu unta.

Berdasarkan kutipan ayat tersebut mengandung arti

bahwa sebagai orang beriman dianjurkan untuk memasuki

Islam secara keseluruhan dan sebagai orang beriman kita

diperintakan untuk tidak mengikuti langkah-langkah setan

24
karena sesungguhnya setan adalah musuh bagi orang yang

beriman.

a. Dimensi Religiusitas

Menurut Glock & Stark ( 2006 :347-362) dimensi religiusitas

terdiri dari :

1) Dimensi Keyakinan (Ideologis)

Dimensi ini berisi tentang sejauh mana tingkat

keyakinan seseorang dalam menerima kebenaran

ajaran agamanya yang bersifat fundamental dan

dogmatis. Misalnya keyakinan kepada Allah,

Malaikat, Nabi/Rasul, Kitab Allah, Surga dan Neraka

serta kepada Qada dan Qadar.

2) Dimensi Praktik Agama atau Ritualistik

Dimensi ini berisi tentang sejauh mana

tingkatan seseorang dalam melaksanakan

kewajiban-kewajiban ritual dalam agamanya. Misalnya

melaksanakan sholat, puasa, menunaikan ibadah haji

(bila mampu), membaca Qur’an serta memanjatkan

Do’a.

3) Dimensi Pengalaman atau Eksperiensial

Dimensi ini berisi tentang perasaan-perasaan

atau pengalaman yang telah dialami dan dirasakan

25
seseorang dalam melaksanakan kegiatan keagamaan

yang telah di anjurkan oleh agamanya. Misalnya

merasa dekat dan dicintai Allah, merasa takut berbuat

dosa.merasa doanya sering dikabulkan, dan sebagainya.

4) Dimensi Pengetahuan Agama atau Intelektual

Dimensi ini berisi tentang sejauh mana

pengetahuan seseorang terhadap ajaran-ajaran

agamanya, terutama yang termuat dalam kitab suci Al-

Qur’an ataupun lainnya. Misalnya mengetahui tentang

isi Al-Qur’an, pokok-pokok ajaran yang harus diimani

dan dilaksanakan, mengetahui hukum islam serta

memahami kaidah-kaidah keilmuan ekonomi

islam/perbankan syariah.

5) Dimensi Konsekuensi atau Pengamalan

Dimensi ini berisi tentang sejauh mana perilaku

seseorang dalam merealisasikan ajaran-ajaran agama

yang dianutnya dalam kehidupan sehari- hari atau

dalam kehidupan sosial yang berlandaskan etika dan

spiritualitas agama. Misalnya menolong orang yang

dalam kesulitan, menegakkan keadilan dan kebenaran,

berlaku jujur dan sebagainya.

B. Fungsi Religiusitas

26
Adapun fungsi menurut Asyarie (1998 : 25) religiusitas yaitu,

sebagai berikut :

1) Fungsi Edukatif

2) Fungsi Penyelamat

3) Fungsi Perdamaian

4) Fungsi Pengawasan Sosial

5) Fungsi Pemupuk Rasa Solidaritas

6) Fungsi Transformatif

7) Fungsi Kreatif

8) Fungsi Sublimatif

a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Religiusitas

Menurut Thouless ( 2000 : 19 ) faktor-faktor yang mempengaruhi

religiusitas terdiri dari:

1. Pengaruh pendidikan atau pengajaran pada berbagai tekanan

sosial

Faktor ini mencakup semua dampak sosial terhadap

perkembangan keagamaan termasuk pendidikan dari orang

tua, tradisi sosial dan tekanan dari lingkungan sosial untuk

menyesuaikan diri dengan berbagai pendapat serta sikap yang

27
disepakati oleh lingkungan itu sendiri.

2. Faktor pengalaman

Faktor ini mencakup jenis pengalaman yang membentuk

sikap keagamaan, terutama pengalaman tentang keindahan,

konflik moral dan pengalaman emosional keagamaan. Secara

umum, faktor ini berupa pengalaman spiritual yang berdampak

langsung pada individu.

3. Faktor Kehidupan

Faktor ini mencakup Kebutuhan-kebutuhan seperti :

a) Kebutuhan akan rasa aman atau keselamatan,

b) kebutuhan akan cinta kasih,

c) kebutuhan untuk memperoleh harga diri, dan

d) kebutuhan yang timbul dari ancaman kematian.

4. Faktor intelektual

Faktor ini mencakup proses pemikiran verbal atau

rasionalisasi. Setiap individu mempunyai tingkat religiusitas

yang berbeda dan secara garis besar dipengaruhi oleh dua

faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal

seperti adanya pengalaman-pengalaman tentang emosional

keagamaan, kebutuhan individu yang mendesak untuk segera

dipenuhi seperti kebutuhan akan rasa aman, harga diri dan

28
sebagainya. Sedangkan faktor eksternal meliputi Pendidikan

formal, Pendidikan agama dalam keluarga, tradisi-tradisi

sosial yang sesuai dengan nilai agama dan sebagainya.

5. Pendapatan

A. Pengertian Pendapatan

Menurut keynes ( 2015 : 1978 – 3612 ) pendapatan adalah

tabungan ditambah konsumsi yang mana besar tabungan yang

dilakukan oleh rumah tangga tidak bergantung pada tinggi

rendahnya suku bunga, melainkan bergantung pada besar kecilnya

pendapatan rumah tangga tersebut.

Pengertian pendapatan menurut Kartikahadi, dkk (2012:186)

adalah: Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama

satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset

atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang

tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Adapun pendapatan yang

akan dibahas yaitu pendapatan siap pakai atau sering disebut

disposable income. Menurut Sukirno (2000:8) Disposable income

adalah pendapatan siap pakai yang digunakan baik untuk keperluan

konsumsi maupun tabungan. Disposable income merupakan

pendapatan yang tersedia yang digunakan untuk kebutuhan

konsumsi maupun sebagai tabungan setelah dikurangi dengan

kewajiban. Disposable income merupakan faktor penentu utama

29
antar konsumsi dan tabungan. Setelah pendapatan digunakan untuk

keperluan konsumsi, sisanya dapat ditabung setelah membayar

kewajiban seperti pajak dan zakat.

Disposable income diperoleh dari personal income (PI)

kemudian dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct

tax) merupakan pajak yang bebannya tidak boleh dialihkan kepada

pihak ketiga atau ditanggung langsung oleh wajib pajak. Misalnya

pajak bumi dan bangunan, pajak kendaraan dan sebagainya.

Menurut Bramastut (2009: 48) indikator pendapatan yaitu :

1) Penghasilan yang diterima perbulan (pendapatan)

Pendapatan merupakan sejumlah penghasilan yang

diterima seluruh rumah tangga dalam perekonomian yang

digunakan untuk keperluan konsumsi ataupun keperluan lain.

2) Pekerjaan

Pekerjaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan

oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,

sehingga memperoleh pendapatan atau upah.

3) Pengeluaran

Pengeluaran merupakan segala bentuk pembayaran

yang dilakukan saat ini untuk kewajiban pada masa yang akan

datang, yang mana biaya pengeluaran tersebut di dapatkan dari

pendapatan yang diperoleh ketika melakukan suatu pekerjaan.

30
4) Beban keluarga yang ditanggung (Kebutuhan)

Pendapatan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi besar kecilnya pemenuhan kebutuhan dalam

keluarga. Dengan pendapatan yang tinggi seseorang akan

mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya, sebaliknya dengan pendapatan yang rendah

kebutuhan keluarga akan sulit terpenuhi terutama kebutuhan

pokok.

6. Pelayanan

A. Pengertian Pelayanan

Menurut Kotler (Laksana 2018:85) pelayanan adalah setiap

tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada

pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

mengakibatkan kepemilikan apapun.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pelayanan

adalah sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain, sedangkan

melayani yaitu membantu menyiapkan (membantu apa yang diperlukan

seseorang). pada hakekatnya pelayanan adalah serangkaian kegiatan

yang merupakan proses. Sebagai proses pelayanan berlangsung secara

rutin dan berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan orang dalam

masyarakat, proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain.

Menurut R.A Supriyono ( 1999 : 37 ) pelayanan adalah

31
kegiatan yang diselenggarakan organisasi menyangkut kebutuhan

pihak konsumen dan akan menimbulkan kesan tersendiri, dengan

adanya pelayanan yang baik maka konsumen merasa puas, dengan

demikian pelayanan merupakan hal yang sangat penting dalam upaya

menarik konsumen untuk menggunakan produk atau jasa yang

ditawarkan. Sedangkan definisi yang lain menyatakan bahwa

pelayanan atau service adalah setiap kegiatan atau manfaat yang

diberikan suatu pihak kepada pihak lainnya yang pada dasarnya tidak

berwujud dan tidak pula berakibat pemilikan sesuatu dan produksinya

dapat atau tidak dapat dikaitkan dengan suatu produk fisik.

Selanjutnya Munir (2002 : 6) juga mengatakan pelayanan

umum adalah kegiatan yang oleh seseorang (sekelompok orang)

dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur dan metode

dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lainya sesuai dengan

haknya. Munir mengemukakan bahwa pelaksanaan pelayanan dapat

diukur, oleh karena itu dapat ditetapkan standar baik dalam waktu yang

diperlukan maupun hasilnya. Dengan adanya standar manajemen dapat

merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan

pelayanan agar hasil akhir memuaskan kepada pihak-pihak yang

mendapatkan pelayanan.

B. Bentuk-bentuk Pelayanan

32
Pelayanan dapat dikategorikan dalam tiga bentuk yaitu: layanan

dengan lisan, layanan dengan tulisan, layanan dengan perbuatan

(Moenir, 2000: 190).

a. Layanan dengan lisan

Layanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas dibidang

hubungan masyarakat (humas), bidang layanan informasi dan

bidang- bidang lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau

keterangan kepada siapapun yang memerlukan.

b. Layanan dengan tulisan

Layanan dengan tulisan merupakan bentuk layanan yang

paling menonjol dalam pelaksanaan tugas. Tidak hanya dari segi

jumlah tetapi juga dari segi peranannya. Pada dasarnya pelayanan

melalui tulisan tulisan cukup efisien terutama layanan jarak jauh

karena faktor biaya. Agar layanan dalam bentuk tulisan dapat

memuaskan pihak yang dilayani, satu hal yang dapat diperhatikan

adalah faktor kecepatan, baik dalam pengolahan masalah maupun

proses penyelesaiannya, (pengetikannya, penandatanganannya, dan

pengiriman kepada yang bersangkutan).

c. Layanan dengan perbuatan

33
Dilakukan oleh sebagian besar kalangan menegah dan

bawah. Karena itu faktor keahlian dan keterampilan petugas tersebut

sangat menetukan hasil perbuatan atau pekerjaan.

C. Dasar-dasar Pelayanan

Menurut Freddy (2017 :12) Seorang karyawan dituntut untuk

memberikan pelayanan yang prima kepada konsumen. Agar pelayanan

yang diberikan dapat memuaskan konsumen maka seorang karyawan

diharapkan dapat melayani keinginan dan kebutuhan konsumennya.

Berikut ini dasar-dasar pelayanan yang harus dipahami dalam

memberikan pelayanan yaitu:

a. Berpakain dan berpenampilan bersih dan rapi.

b. Percaya diri, bersikap akrap dengan penuh senyum.

c. Menyapa dengan lembut dan berusaha menyebutkan nama

jika sudah kenal.

d. Tenang, sopan, hormat, serta tekun mendengarkan setiap

pembicaraan.

e. Berbicara dengan bahasa baik dan benar.

f. Bertanggung jawab sejak awal hingga selesai.

Setiap perusahaan selalu ingin dianggap terbaik dimata

konsumennya. Konsumen pada intinya ingin diberikan pelayanan yang

34
terbaik, pelayanan yang baik harus diketahui oleh pihak perusahaan

sehingga keinginan konsumen dapat diberikan secara maksimal.

Adapun Menurut Herlambang (2018 : 22) pelayanan yang baik

adalah sebagai berikut:

a. Tersedia sarana dan prasarana yang baik Konsumen ingin

dilayani prima, oleh karena itu untuk melayani konsumen salah

satu yang paling penting diperhatikan adalah sarana dan

prasarana yang tersedia.

b. Tersedianya karyawan yang baik Kenyamanan konsumen

tergantung dari petugas yang melayaninya. Petugas harus ramah,

sopan, dan menarik, disamping itu petugas harus cepat tanggap,

pandai berbicara, menyenangkan serta pintar

c. Bertanggung jawab kepada konsumen sejak awal hingga selesai.

Dalam menjalankan kegiatan pelayanannya setiap karyawan

harus mempu melayani dari awal hingga selesai

d. Mampu melayani secara cepat dan tepat Dalam melayani

konsumen diharapkan petugas harus melakukannya sesuai

prosudur. Layana yang diberikan sesuai jadwal dan pekerjaan

tentunya dan jangan membuat kesalahan dalam arti pelayanan

yang diberikan sesuai dengan keinginan konsumen.

35
e. Mampu berkomunikasi Petugas harus mampu berbicara kepada

setiap konsumen dan memahami keinginan konsumen, artinya

petugas harus dapat berkomunikasi dengan bahasa yang jelas

dan mudah dimengerti, dan jangan menggunakan istilah yang

sulit dimengerti.

f. Berusaha memahami kebutuhan konsumen Petugas harus cepat

tanggap apa yang diinginkan konsumen, mengerti dan

memahami keinginan dan kebutuhan konsumen.

36
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2011:55) menjelaskan tentang metode

penelitian kuantitatif dimana dapat diartikan sebagai metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivise, digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik

pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis

data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Jenis dan sumber data

yang dipilih oleh penulis adalah dengan menggunakan data

primer.

Data primer adalah data yang diperoleh melalui survei

lapangan dengan menggunakan metode pengumpulan data yang

original Sugiyono (2011: 66). Yang diperoleh langsung dari

responden melalui alat bantu kuesioner. Data primer dalam

penelitian ini adalah hasil data kuesioner yang diisi oleh Guru

PNS yang ada di Desa Batu Ampar.

Melalui penjelasan diatas dapatlah disimpulkan bahwa

deskriptif adalah dengan mendeskripsikan secara terperinci

37
tentang fenomena sosial yang ada. Sedangkan kuantitatif

merupakan suatu penyajian sebuah analisis dari fenomena yang

disusun dengan data kuantitatif serta membuat ketetapan

pengukuran dengan metode statistik sebagai alat ukurnya.

Dalam penelitian ini, penulis meneliti dan menggambarkan

fakta dan data dengan sistematis secara faktual dan akurat

berdasarkan analisis Pengaruh Religiusitas, Pendapatan, Dan

pelayanan Terhadap Minat Guru Desa Batu Ampar Dalam

Bertransaksi di Bank Syariah

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertempat di SDN, SMPN, dan SMAN

yang ada di Desa Batu Ampar Kecamatan Batu Ampar

Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut I’anatut Thoifah (2015:14) dijelaskan bahwa

populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian,

atau hal minat yang ingin diketahui peneliti, sedangkan sampel

adalah subkelompok atau bagian dari populasi.

Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah

Guru PNS yang berada di Desa Batu Ampar secara

keseluruhannya berjumlah 120 Guru PNS/Kontrak PPPK dari

38
berbagai sekolahan dan jenjang tingkatan pendidikan dari

SD,SMP, dan SMA/SMK.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai

ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti Riduwan, (2015:

56). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.

Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu dalam Sugiyono, (2016: 85). Alasan

meggunakan teknik purposive sampling ini karena sesuai untuk

digunakan untuk penelitian kuantitatif, atau penelitian-penelitian

yang tidak melakukan generalisasi menurut Sugiyono,(2016:

85).

3. Teknik Pengambilan sampel

Tujuan dari teknik pengambilan sampel adalah untuk

mendapatkan hasil sampel yang sesuai dengan kriteria yang

telah ditentukan.Adapun pengambilan sampel dilakukan dengan

rumus :

N
Slovin : n= 2
1+ Ne

Keterangan :

39
n = Ukuran sampel

N = Jumlah Populasi

e = Persen ketidaktelitian pengambilan sampel yang

masih ditolerir sebesar 10 %.

Jadi, jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak

120
n= = 54,545454545 maka dibulatkan menjadi 54.
¿¿

Untuk penyebaran sampel dan mendukung pengujian

variabel perbedaan gender, maka sampel tersebut dibagi menjadi

dua anggota dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:

Popolasi
Pengambilan Sampel ¿ x Total Sampel
Total Populasi

70
1. Laki-laki ¿ x 54 = 31,5
120

50
2. Perempuan = ¿ x 54 = 22,5
120

Jadi, sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 54 Guru

PNS/PPPK, yaitu 32 Guru laki-laki dan 22 Guru perempuan.

D. Sumber Data Penelitian

Data dapat berupa wujud pada suatu keadaan, gambaran,

suara, huruf, angka, matematika, objek, kejadian bahkan suatu

konsep, atau simbol yang digunakan sebagai bahan untuk

melihat lingkungan (Rifai, 2017:28). Sumber data yang

dimaksud dalam penelitian adalah dari mana data tersebut dapat

40
diperoleh dan memiliki informasi kejelasan tentang bagaimana

mengambil data tersebut dan bagaimana data tersebut diolah.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan data primer

yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dilapangan oleh

peneliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari jawaban

kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden mengenai

keterangan-keterangan secara tertulis. Dalam hal ini Kuesioner

yang disebarkan guna untuk melihat Pengaruh Religiusitas,

pendapatan, dan Pelayanan Terhadap Minat Guru Desa Batu

Ampar Melakukan Transaksi Di Bank Syariah.

E. Teknik Pengumpulan Data.

1. Observasi

Observasi pengamatan yang dilakukan secara sengaja,

sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala- gejala

psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan W Ananta ( 2017 :

9). Berdasarkan pengertian di atas maka penelti melakukan

observasi langsung kelokasi wilayah penelitian yang terletak di

Kecamatan Batu Ampar Desa Batu Ampar, Kabupaten Kubu

Raya Provinsi Kalimantan Barat.

2. Kuesioner/Angket

Kuesioner (angket) adalah usaha mengumpulkan

informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis

41
untuk dijawab secara tertulis oleh responden Nawawi ( 2015 :

124 ). Responden adalah orang yang memberikan jawaban atas

pertanyaan yang dimuat dalam angket. Angket bersifat

kooperatif dalam arti responden diharap bekerja sama dalam

menyisihkan waktu dan menjawab pertanyaan-pertanyaan

penelitian secara tertulis sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang

diberikan (J. Supranto, 2010:60).

Kuesioner dilakukan dengan cara memberikan daftar

pertanyaaan yang disusun sebelumnya dan diberikan kepada

responden untuk mendapatkan jawaban secara terang. Kuisiner

pada penelitian ini menggunakan skala likert, yaitu masing-

masing jawaban dari setiap pertanyaan akan diberikan bobot

nilai. Peneliti akan membuat bebrapa pertanyaan yang

berhubungan dengan objek, lalu responden diminta untuk

menjawab pertanyaan dengan tingkat kesetujuan yang telah

ditentukan.

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan

dipelajari dan kemudian akan diambil kesimpulan dari kegiatan

penelitian tersebut (Sugiyono, 2011:38). Variabel pada

penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas (Independen)

42
Variabel bebas yaitu variabel yang dapat

mempengaruhi variabel lainnya biasanya variabel ini

disimbolkan pada huruf X. Variabel bebas dalam penelitian

ini adalah faktor Religiusitas (X1), faktor Pendapatan (X2),

dan faktor Pelayanan (X3),

2. Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat adalah variabel yang di pengaruhi

oleh variabel lainnya biasanya disimbolkan pada huruf Y.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan

penggunaan Minat (Y).

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Analisis Instrumen

a. Uji Validitas

Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk

menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam

mengukur tingkat kevalidan apa yang diukur. Ghozali

(2009:49-51) menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk

mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu

kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut. Uji signifikasi dilakukan dengan

membandingkan nilai r hitung dengan r tabel, jika r hitung > r

tabel dan positif maka variabel tersebut dapat dikatakan valid ,

43
sedangkan sebaliknya jika r hitung < r tabel , maka variabel

tersebut dapat dinyatakan tidak valid.

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui pandangan

responden terhadap masing-masing dari pertanyaan yang

terdapat dalam instrumen penelitian, apakah pandangan setiap

responden akan sama atau berbeda. Apabila penafsiran para

responden sama maka instrumen penelitian tersebut dapat

dikatakan valid, tetapi apabila berbeda atau tidak sama maka

instrumen tersebut dapat dikatakan tidak valid.

b. Uji Reabilitas

Uji reabilitas adalah suatu instrument yang cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul

data karena instrument tersebuat adalah baik. Pengukuran

reliabilitas menggunakan metode Alpha Cronbach akan

menghasilkan nilai Alpha dalam sekali 0-1, yang dapat

dikelompokan dalam kelas. Uji reabilitas dilakukan untuk

menilai kestabilan ukuran dan konsistensi responden dalam

menjawab kuesioner yang diberikan ( Noor, 2011:165).

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Menurut Sunyoto, Danang (2016:92) Uji normalitas akan

menguji data variabel bebas dan data varibel terikat pada

44
persamaan regresi yang dihasilkan berdistribusi normal atau

berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika

mempunyai data veariabel bebas dan varibael terikat berdistribusi

normal atau normal sama sekali.

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah variabel

residual memiliki berdistribusi dengan normal atau tidak dalam

model regresi. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

analisis grafik dan juga uji statistik. Model regresi yang baik

yaitu data berdistribusi dengan normal atau penyebaran data

statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi nomal.

Pengambilan kesimpulan untuk menentukan apakah suatu data

mengikuti distribusi normal atau tidak adalah dengan melihat

nilai signifikansinya. Menurut Singgih Santoso (2017:44) Jika

signifikansinya > 0,05 maka distribusi normal dan sebaliknya

jika signifikansinya < 0,05 maka variabel tersebut tidak

berdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah

pada sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual

dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain (Husein Umar,

2013:179).

45
Heteroskedastisitas adalah sebuah keadaan dimana

terjadi ketidaksamaan varian untuk semua pengamatan setiap

variabel bebas pada model regresi. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu dengan melihat pola pada grafik

Scatter Plot. Jika titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka

0 pada sumbu Y tanpa membentuk pola tertentu, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas (Sulianto, 2011:95).

c. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolonieritas merupakan uji yang digunakan

untuk mengukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan/pengaruh

antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi

antar variabel bebas (r). Multikolinialitas terjadi jika koefisien

kolerasi antar variabel bebas lebih besar dari 10.

(https://www.spssindoneisa.com).

Menurut Ghozali (2018:107) Uji multikolinearitas

bertujuan menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas

(independen). Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi dintara variabel bebas. Dapat dikatakan tidak

terjadi multikolinearitas apabila koefisein korelasi antar variabel

lebih kecil atau sama dengan 10 (r < 10).

3. Analisis Regresi Berganda

46
Analisis regresi linier berganda merupakan analisis yang

digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara

beberapa variabel X terhadap satu variabel dependen (Y), yang

dapat dinyatakan melalui persamaan :

𝑌=𝛼+𝛽1𝑋1+𝛽2𝑋2+ 𝛽3𝑋3+ 𝑒

Dimana :

Y = Keputusan Penggunaan

α = Nilai konstanta

β = Koefisien regresi

X1 = Persepsi Religiusitas

X2 = Persepsi Pendapatan

X3 = Persepsi Pelayanan

e = Kesalahan

4. Uji Hipotesis

a. Uji R2 (uji koefisien determinasi)

Koefisien determinasi (R2) merupakan ukuran untuk

mengetahui kesesuaian atau ketetapan hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen dalam suatu

persamaan regresi. Niali R2 akan berkisar 0 sampai 1. Apabila

nilai R2 = 1 menunjukan bahwa 100% total variasi

diterangkan oleh varian persamaan regresi. Atau variabel

bebas baik X1 maupun X2 mampu menerangkan variabel Y

sebesar 100%. Sebaliknya apabila R2 = 0 menunjukan bahwa

47

Anda mungkin juga menyukai