Akuntansi Syariah , Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Sunan
Gunung Djati Bandung Jl. A.H Nasution No.105, Cibiru, Bandung 40614
Indonesia.
gitazakiah14@gmail.com
Abstrak
LATAR BELAKANG
PENELITIAN TERDAHULU
Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, penulis melakukan
penelaahan yang berhubungan dengan kesesuaian mekanisme pembiayaan
murabahah diantaranya:
1. Dara Setianti Kania P(2016). Mahasiswa Universitas Airlangga, dalam
jurnalnya yang berjudul “Kesesuaian Mekanisme Pembiayaan Murabahah Produk
KPR Menurut Fatwa DSN MUI di Bank Jatim Syariah Surabaya Cabang Darmo”
Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa dari enam indikator yaitu, harga,
denda, jaminan, penanganan pembiayaan murabahah bermasalah dan pembiayaan
macet yang disesuaikan dengan fatwa DSN MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000
tentang murabahah, No.13/DSN-MUI/IX/2000 tentang uang muka murabahah,
No.17/DSN-MUI/IX/2000 tentang sanksi atas nasabah mampu yang
menunda-nunda pembayaran, No.47/DSN-MUI/II/2005 tentang penyelesaian
piutang murabahah bagi nasabah tak mampu bayar,No.48/DSN-MUI/II/2005
tentang penjadwalan kembali tagihan murabahah, dalam praktiknya Bank
Jatim Syariah telah sesuai dengan fatwa DSN-MUI. Namun, ada satu poin
yakni pada penetapan denda yang tidak sesuai dengan fatwa DSN MUI terkait
besarnya jumlah denda yang berbeda tergantung dari besarnya angsuran.
METODE PENELITIAN
PEMBAHASAN
A. Konsep Mekanisme Pembiayaan
1. Pengertian Mekanisme
2. Pengertian Pembiayaan
Selain itu pembiayaan juga merupakan suatu proses mulai dari analisis
kelayakan pembiayaan sampai pada realisasinya. Namun realisasi atau kesesuaian
pembiayaan bukanlah tahap terakhir proses pembiayaan. Setelah kesesuaian
pembiayaan, maka pihak bank syariah perlu melakukan pemantauan dan
pengawasan pembiayaan. Pengawasan profuk serta kegiatan operasional
pembiayaan pada bank syariah diatur dalam fatwa DSN MUI.
Murabahah berasal dari kata “Ribh” yang berarti keuntungan laba atau
tambahan (Ascarya,2011:19). Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI) Nomor04/DSNMUI/IV/2000 tentang murabahah.
Menurut Moh.Rifa’i(2002), murabahah dalam konsep perbankan syariah
merupakan jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang
disepakati. Dalam jual beli murabahah penjual atau bank harus memberitahukan
bahwa harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan
sebagai tambahannya. Aplikasi pembiayaan murabahah pada bank syariah dapat
digunakan untuk pembelian barang konsumsi maupun barang dagangan
(pembiayaan tambah modal) yang pembayarannya dapat dilakukan secara tangguh
(jatuh tempo/angsuran).
Hasil Penelitian
1. Profil Perusahaan
Berdirinya Bank Jabar Banten Syariah diawali dengan pembentukan
Divisi/Unit Usaha Syariah oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten
Tbk. pada tanggal 20 Mei 2000, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
Jawa Barat yang mulai tumbuh keinginannya untuk menggunakan jasa perbankan
syariah pada saat itu.
Setelah 10 (sepuluh) tahun operasional Divisi/Unit Usaha syariah, manajemen PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. berpandangan bahwa untuk
mempercepat pertumbuhan usaha syariah serta mendukung program Bank Indonesia
yang menghendaki peningkatan share perbankan syariah, maka dengan persetujuan
Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten
Tbk. diputuskan untuk menjadikan Divisi/Unit Usaha Syariah menjadi Bank Umum
Syariah. Hingga saat ini bank bjb syariah berkedudukan dan berkantor pusat di Kota
Bandung, Jalan Braga No 135, dan telah memiliki 8 (delapan) kantor cabang, kantor
cabang pembantu 55 (lima puluh lima), jaringan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang
tersebar di daerah Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta dan 49.630 jaringan
ATM Bersama. Adapun visi dan misi dari Bank Jabar Banten KCP Sumedang yaitu:
Visi
Menjadi 5 Bank Syariah Terbesar di Indonesia Berkinerja Baik dan Menjadi Solusi
Keuangan Pilihan Masyarakat
Misi
1) Memberi Layanan Perbankan Syariah kepada masyarakat di Indonesia dengan
Kualitas prima melalui inovasi produk, kemudahan akses, dan Sumber Daya Insani
yang profesional.
2) Memberi nilai tambah yang optimal bagi stakeholder dengan tetap berpegang teguh
pada prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik.
3) Mendorong pertumbuhan perekonomian daerah terutama dengan peningkatan
Usaha Kecil, dan Menengah (UKM).
Tabel 1
Analisis SWOT Strategi Pemasaran
No Kekuatan Peluang
No Kelemahan Ancaman
SIMPULAN
Kesimpulan dari hasil penelitian tentang Kesesuaian Mekanisme Pembiayaan
Murabahah pada Produk KPR Menurut Fatwa DSN MUI di Bank Jabar Banten Syariah
KCP Sumedang dari tiga indikator yaitu, persyaratan, prosedur, harga, dan jaminan, yang
disesuaikan dengan fatwa DSN MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah,
No.13/DSN-MUI/IX/2000 tentang uang muka murabahah, dalam praktiknya Bank Jabar
Banten Syariah telah sesuai dengan fatwa DSN MUI. Dan Bank Jabar Banten Syariah
telah melaksanakan mekanisme yang ada pada fatwa DSN MUI sesuai dengan fatwa yang
telah dibuat oleh Dewan Syariah Nasional. Bank Jabar Banten Syariah juga
mensosialisasikan dirinya sebagai mitra bisnis yang amanah dan maslahah, sebagai
lembaga keuangan yang tugas pokoknya mengumpulkan dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat.
SARAN-SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan, maka saran yang diberikan kepada Bank Jabar
Banten Syariah KCP Sumedang dalam tinjauan terhadap kesesuaian mekanisme
pembiayaan murabahah produk KPR menurut Fatwa DSN-MUI , yaitu: 1) Meningkatkan
kualitas pelayanan kepada nasabah BJBS, agar nasabah mendapatkan kenyamanan dan
merasa aman dalam menunggu antrian. 2) Meningkatkan efesiensi dan efektifitas dalam
meninjau berbagai persyaratan mengenai mekanisme pembiayaan produk KPR.
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, Atha. (2018). Kesesuaian Akad Jual Beli Murābaḥah Pada Pembiayaan
KPR Dengan Fatwa DSN-Mui No. 111/Dsn-Mui/Ix/2017 (Studi Kasus Bri
Syariah Kantor Cabang Pembantu Ajibarang Banyumas). Skripsi. IAIN
Purwokerto.
NIM : 1199210025