SYARIAH DI INDONESIA
SKRIPSI
2.1.2 Pembiayaan
1. Definisi Pembiayaan
Menurut Undang – Undang Perbankan No. 21 Tahun 2008 “
Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan
dengan itu berupa transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan
musyarakah, transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli
dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik, transaksi jual beli dalam bentuk
piutang murabahah, salam, dan istishna’, transaksi pinjam meminjam
dalam bentuk piutang qardh, dan transaksi sewa-menyewa jasa dalam
bentuk ijarah untuk transaksi multijasa.” Kasmir (2006: 102)
mengeukakan pembiayaan (financing) adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan
adalah fasilitas pendanaan atau penyediaan dana baik berupa uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, oleh suatu pihak (lembaga)
kepada pihak lain dengan persyaratan atau mewajibkan pihak yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu yang sudah disepakati bersama dengan imbalan maupun tanpa
imbalan dan bagi hasil.
Dalam perbankan syari’ah penggunaan kata pinjam meminjam
kurang tepat digunakan disebabkan dua hal: Pertama, pinjaman
merupakan salah satu metode hubungan finansial dalam Islam. Kedua,
pinjam meminjam adalah akad komersial yang artinya bila seseorang
meminjam sesuatu ia tidak boleh diisyaratkan untuk memberikan
tambahan atas pokok pinjamannya, karena setiap pinjaman yang
menghasilkan manfaat adalah riba, sedangkan para ulama’ sepakat bahwa
riba itu haram. Oleh karena itu dalam perbankan syari’ah, pinjaman tidak
disebut kredit akan tetapi disebut pembiayaan.
2. Tujuan Pembiayaan
3. Modal Sendiri
Menurut Muhammad (2005:126), modal sendiri yaitu dana yang
berasal dari para pemegang saham bank, yakni pemilik bank. Pada
umumnya dana modal sendiri (modal inti) terdiri dari: (1) Modal yang
disetor oleh para pemegang saham; sumber utama dari modal
perusahaan adalah saham, (2) Cadangan yaitu sebagian laba bank yang
tidak dibagi, yang disisihkan untuk menutup timbulnya risiko kerugian
di kemudian hari. (3) Laba di tahan, yaitu sebagian laba yang
seharusnya dibagikan kepada para pemegang saham, tetapi oleh
pemegang saham sendiri diputuskan untuk ditanam kembali dalam
bank.
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik
perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang
tidak tertentu lamanya. Oleh karena itu modal sendiri ditinjau dari sudut
likuiditas merupakan “dana jangka panjang yang tidak tertentu
likuiditasnya. Dendawijaya (2009: 38) Modal sendiri adalah dana yang
diserahkan oleh pemilik bank (bank owner). Modal merupakan faktor
yang amat penting bagi perkembangan dan kemajuan bank sekaligus
menjaga kepercayaan masyarakat. Modal bank memiliki tiga fungsi
yaitu fungsi operasional, fungsi perlindungan, serta fungsi pengamanan
dan pengaturan. Keseluruhan fungsi tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Memberikan perlindungan kepada nasabah.
2. Modal bank dapat mencegah terjadinya kejatuhan bank.
3. Untuk memenuhi kebutuhan gedung kantor dan inventaris.
4. Untuk memenuhi ketentuan permodalan minimum.
5. Meningkatkan kepercayaan masyarakat.
6. Untuk menutupi kerugian aktiva produktif bank.
7. Sebagai indikator kekayaan bank.
8. Meningkatkan efisiensi operasional bank.
Modal sendiri dalam penelitian ini dilihat dari jumlah modal
yang disetorkan oleh pemilik bank untuk menjalankan kegiatan
operasionalnya. Variabel modal sendiri diukur dengan logaritma natural
(Ln) dari modal disetor. Hal ini dikarenakan besarnya modal disetor
masing-masing bank berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar,
sehingga dapat menyebabkan nilai yang ekstrim. Untuk menghindari
adanya data yang tidak normal tersebut maka data modal disetor perlu
di Ln kan. Modal sendiri dirumuskan sebagai berikut (Siamat, 2011:
99):
Pembiayaan
mudharabah
H2
H3
Modal sendiri
H4
METODE PENELITIAN
4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk menguji hipotesis yang
telah dirumuskan dengan menggunakan metode statistik yang dibantu
dengan program SPSS 20. Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas (independent variable) terhadap
variabel terikat (dependent variable), baik uji koefisien regresi secara
bersama-sama atau serempak (Uji-F) dan uji koefisien regresi secara
individu atau parsial (Uji-t). Selanjutnya dilakukan uji koefisien
determinasi (Uji-R2) untuk mengetahui tingkat ketepatan perkiraan dalam
analisis regresi.
1. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Pengujian ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau variabel bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen atau variabel terikat (Ghozali, 2013: 98). Uji statistik F ini
dilakukan untuk menunjukkan apakah FDR, NPF dan modal sendiri
secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap
pembiayaan mudharabah BUS.
Adapum bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas (F-statistic) ≥ 0,05 maka H0 diterima H1
ditolak, artinya secara simultan terdapat pengaruh yang tidak
signifikan dari FDR, NPF dan modal sendiri terhadap pembiayaan
mudharabah Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia.
2) Jika nilai probabilitas (F-statistic) ≤ 0,05 maka H0 ditolak H1
diterima, artinya secara simultan terdapat pengaruh signifikan dari
FDR, NPF dan modal sendiri terhadap pembiayaan mudharabah
Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia.
2. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh setiap
variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat (Ghozali, 2013: 98). Uji statistik t ini
dilakukan untuk menunjukkan apakah FDR, NPF dan modal sendiri
secara individual dalam menerangkan variasi terhadap pembiayaan
mudharabah BUS. Pengujian ini dilakukan untuk mencari pengaruh
paling besar diantara variabel independen terhadap variabel dependen.
Adapun bentuk pengujiannya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas ≥ 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak,
artinya secara parsial terdapat pengaruh yang tidak signifikan
dari FDR, NPF dan modal sendiri terhadap pembiayaan
mudharabah Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia.
2) Jika nilai probabilitas ≤ 0,05 maka H0 ditolak H1 diterima,
artinya secara parsial terdapat pengaruh signifikan dari FDR,
NPF dan modal sendiri terhadap pembiayaan mudharabah Bank
Umum Syariah (BUS) di Indonesia.
3) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi adalah koefisien nilai yang menunjukkan
besarnya variasi variabel terikat (dependent variable) yang
dipengaruhi oleh variasi variabel bebas (independent variable).
Koefisien determinasi (R2) dinyatakan dalam persentase yang
nilainya berkisar antara 0 < R2 < 1. Apabila nilai R2 suatu regresi
(mendekati satu), maka semakin baik regresi tersebut dan semakin
mendekati nol, maka variabel independen secara keseluruhan tidak
bisa menjelaskan variabel dependen.
Adjusted R Square digunakan untuk mengetahui berapa besar
pengaruh faktor-faktor yang ditimbulkan oleh variabel-variabel
bebas terhadap variabel terikat. Nilai Adjusted R Square dapat
naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan
kedalam model (Ghozali, 2013: 97).
DAFTAR PUSTAKA