Anda di halaman 1dari 65

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), CAPITAL

ADEQUACY RATIO (CAR), DAN NON PERFORMING


FINANCE (NPF) TERHADAP PROFITABILITAS BANK
UMUM SYARIAH DENGAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH
SEBAGAI VARIABEL MODERASI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh :

Asil Tsamara Zain

63010170202

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH S1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak

ukur keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Fungsi sebuah bank adalah

sebagai perantara keuangan. Bank umum syariah adalah bank yang

beraktivitas melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip syariah dan

melaksanakan kegiatan proses pembayaran. Bank umum syariah dapat

melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya memberikan jasa dalam proses pembayaran. Prinsip syariah yaitu

prinsip hukum islam dalam kegiatan keuangan berdasarkan keputusan yang

dikeluarkan oleh Lembaga yang mempunyai hak dalam penetapan keputusan

di bidang syariah. Bank umum syariah memiliki tiga fungsi utama yaitu

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk investasi, mendistribusikan

dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana dari bank, serta

memberikan pelayanan dalam sistem susunan jasa perbankan syariah.

Perbankan syariah di Indonesia berkembang pesat yang ditandai

dengan kemampuan kinerjanya yang makin baik. Menurut Dendawijaya

(2005), profitabilitasnya sebagai indikator guna pengukuran kinerjanya bank

yang biasanya diukurnya memakai Return On Asset (ROA). ROA ini bisa

dipakai untuk pengukuran kemampuannya perusahaan pada penghasilan

keuntungannya dengan memakai kekayaannya perusahaan sesudah

penyesuaian biaya yang digunakan.

2
Tapi fakta dilapangan, profitabilitasnya perbankan ini fluktuatif.

Melalui data yang diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dapat dilihat

perkembangan bank syariah di Indonesia melalui tabel berikut :

Tabel 1.1 Perkembangan Bank Umum Syariah

Keterangan 2018 2019 2020 2021 2022


Total Asset 316.691 350.364 397.073 441.789 531.860
Total BUS 14 14 14 14 14
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan

Pada tabel diatas bisa dilihat bahwa dalam perkembangan perbankan

syariah di Indonesia yang mana dalam waktu sekitar 5 tahun terakhir. Jumlah

BUS dari tahun 2017 ke 2018 mengalami kenaikan menjadi 14 BUS dengan

total asset sebesar 316.691. Di tahun 2019 BUS tetap tidak mengalami

kenaikan dengan jumlah 14 bank dengan total asset 350.364, di tahun 2020

pun sama jumlah BUS tidak mengalami kenaikan yaitu 14 bank dengan asset

sebesar 397.073. Dengan demikian berarti dalam setiap tahun bank syariah di

Indonesia berkembang dengan pesat dan memiliki banyak peminat, dimana

hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin yakindengan perbankan

syariah guna mengelola dana yang mereka miliki dengan sebaik mungkin.

Bank syariah terbukti efektif memainkan perannya sebagai lembaga

intermediasi dan mengembangkan sektor riil melalui pembiayaan

mudharabah serta instrument profit and loss sharing yang secara alamiah

memiliki peran dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam pembiayaan

ini Lembaga Keuangan Syariah (LKS) sebagai shahibul maal (pemilik dana)

membiayai 100% kebutuhan suatu proyek (usaha), sedangkan pengusaha

(nasabah) bertindak sebagai mudharib (pengelola usaha). Pendapatan bank

3
atas jasa imbalan dari pembiayaan mudharabah tersebut akan mempengaruhi

profitabilitas. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh nasabah dari

pembiayaan mudharabah maka akan semakin tinggi pula pendapatan yang

akan didapat oleh bank, sehingga profitabilitas akan tinggi (Rama, 2013).

Selainnya pembiayaan mudharabah terdapat Dana Pihak Ketiga

(DPK), berdasar UU No 21 Tahun 2008 bahwasannya simpanan merupakan

dana yang dipercaya oleh nasabahnya ke bank syariah serta UUS sesuai akad

wa’diahnya ataupun lainnya dimana tak bersinggungan pada prinsip syariah

bentuknya giro, tabungan, atau lainnya. Rasio keuangan misal Capital

Adquacy Ratio (CAR) sebagai faktor yang berpengaruh pada

profitabilitasnya. Capital Adquacy Ratio (CAR) sebagai rasio modal dimana

memperlihatkan kemampuannya perbankan sebagai penyedia dana guna

keperluannya mengembangkan usaha dan mengatasi adanya risiko rugi saat

operasionalnya. Apabila makin besar rasio ini, maka makin baik posisi

modalnya (Hairunnisa, 2015).

Dana yang paling besar dan diandalkan oleh bank dalam rangka

menjalankan kegiatan usahanya bersumber dari Dana Pihak Ketiga (DPK),

oleh karena itu besarnya DPK yang dihimpun oleh bank akan menentukan

tingkat profitabilitas. Hasil penelitian Syachfuddin & Rosyidi (2017)

menyatakan bahwa DPK berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Hasil

ini berbeda dengan penelitian Haryoso & Kusdiasmo (2016) dan Sudarsono

(2017) yang menyatakan bahwa DPK tidak berpengaruh terhadap ROA.

4
Menurut Dendawijaya (Dendawijaya, 2005) Capital Adequacy Ratio

(CAR) merupakan rasio untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki

bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko.

Oleh karena itu CAR sangat penting, karena akan mempengaruhi tingkat

profitabilitas dan secara tidak langsung juga mempengaruhi tingkat bagi hasil.

Hasil penelitian Simatupang & Franzlay (Simatupang & Franzlay, 2016) dan

Yusuf (2017) menyatakan bahwa CAR berpengaruh terhadap ROA.

Rasio NPF menunjukkan kinerja bank syariah dalam mengatur risiko

pembiayaan yang dilakukan. Semakin tinggi rasio NPF dalam bank syariah,

berarti manajemen pembiayaan yang dilakukan oleh bank syariah buruk.

Begitu sebaliknya, semakin rendah rasio NPF pada bank syariah, maka

kinerja bank syariah tersebut dalam hal pengelolaan pembiayaan semakin

baik (Sumar’in, 2012). Hasil ini berbeda dengan penelitian Haq (2015) dan

Litriani (2016) yang menyatakan bahwa NPF tidak berpengaruh signifikan

terhadap ROA.

Berdasarkan penjelasan diatas maka laporan penelitian ditemukan

beberapa hal yang tidak konsisten mengenai hasil dan kesimpulannya, maka

penelitian ini akan fokus membahasa tentang “PENGARUH DANA

PIHAK KETIGA (DPK), CAPITAL ADEQUECY RATIO (CAR), DAN

NON PERFOMING FINANCING (NPF) TERHADAP

PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DENGAN

PEMBIAYAAN MUDHARABAH SEBAGAI VARIABEL MODERASI

PERIODE 2018 - 2022”.

5
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian berdasar latar belakang yaitu :

1. Bagaimana pengaruhnya Dana Pihak Ketiga pada Profitabilitas

Perbankan Syariah?

2. Bagaimana pengaruhnya Capital Adquacy Ratio pada Profitabilitas

Perbankan Syariah?

3. Bagaimana pengaruhnya Non Performing Finance pada Profitabilitas

Perbankan Syariah?

4. Bagaimana pengaruhnya Pembiayaan Mudharabah memoderasi

Dana Pihak Ketiga pada Profitabilitas Perbankan Syariah?

5. Bagaimana pengaruhnya Pembiayaan Mudharabah memoderasi

Capital Adquacy Ratio pada Profitabilitas Perbankan Syariah?

6. Bagaimana pengaruhnya Pembiayaan Mudharabah Non Performing

Finance pada Profitabilitas Perbankan Syariah?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengerti pengaruhnya Dana Pihak Ketiga pada Profitabilitas

Perbankan Syariah.

2. Mengerti pengaruhnya Capital Adquacy Ratio pada Profitabilitas

Perbankan Syariah.

3. Mengerti pengaruhnya Non Performance Finance pada Profitabilitas

Perbankan Syariah.

6
4. Mengerti pengaruhnya pembiayaan Mudharabah memoderasi Dana

Pihak Ketiga pada Profitabilitas Perbankan Syariah.

5. Mengerti pengaruhnya Pembiayaan Mudharabah memoderasi Capital

Adquacy Ratio pada Profitabilitas Perbankan Syariah.

6. Mengerti pengaruhnya Pembiayaan Mudharabah memoderasi

Non Performing Finance pada Profitabilitas Perbankan Syariah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktisi

a. Bagi Peneliti

Menambah wawasan mengenai bank serta menyelesaikan tugas

akhir proposal sebagai syaratnya mendapatkan gelar S.E di UIN

Salatiga.

b. Bagi Akademisi

Rujukan peneliti berikutnya dengan penelitian yang berhubungan

dengan variabel sama serta menambah koleksi penelitian di

perpustakaan.

E. Sistematika Penulisan

1. Bagian Pendahuluan

Bagian pendahuluan ini berisikan halam judul, kata pengantar,

abstrak, daftar isi, daftar gambar atau ilustrasi.

2. Bagian Isi

7
BAB I : Pendahuluan

Bab ini terdiri dari lima sub bab yang menguraikan mengenai

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Bab kedua ini membahas mengenai kajian pustaka, kerangka

teori, kerangka peneliti dan hipotesis penelitian.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ketiga ini menguraikan mengenai metode penelitian yang

meliputi jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan

sampel, teknik pengumpulan data, skala pengukuran, definisi konsep

dan operasional, instrument penelitian, uji instrument penelitian, uji

asumsi klasik, uji statistik dan alat analisis.

BAB IV : Analisis Data

Bab keempat ini menguraikan mengenai dekripsi objek

penelitian, deskripsi data penelitian, analisis data dan pembahasan

pengujian hipotesis.

BAB V : Penutup

Bab kelima ini menguraikan mengenai penutup dan

menjelaskan secara singkat tentang hasil penelitian yang telah

dilakukan, serta saran yang menjelaskan masukan-masukan yang

ditujukan bagi pihak yang berkepentingan terkait penelitian ini disertai

dengan daftar pustaka.

8
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Penelitian terkait penelitian berikut sudah dilaksanakan beberapa

peneliti. Berikut penjabarannya :

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

Pengaruh DPK Terhadap Profitabilitas


No Peneliti Variabel Hasil penelitian

1 Syahfuddin & Independen DPK berpengaruh positif


Rosyidi Faktor Makroekonomi (X1) signifikan pada profitabiltas
(Syahfuddin & DPK (X2)
Rosyidi, 2017) Pangsa Pembiayaan (X3)
Dependen
Profitabilitas (Y)

2 Angraini Independen DPK, NPF berpengaruhnya


(Angraini, 2018) DPK (X1) positif signifikan pada
NPF (X2) profitabilitas
Tingkat Bagi Hasil (X3)
Modal Sendiri (X4)
Dependen
Profitabilitas (Y)
Pembiayaan bagi hasil (Z)
3 Haryoso & Independen DPK tidak berpengaruh pada
Kusdiasmo CAR (X1) profitabilitas
(Haryoso & DPK (X2)
Kusdiasmo, Dependen
2016) Profitabilitas (Y)
Penyaluran Kredit (Z)
4 Sudarsono Independen DPK tidak berengaruh terhadap
(Sudarsono, 2017) DPK (X1) profitabilitas
Pembiayaan (X2)
SBIS (X3)
Bagi Hasil (X4)
FDR (X5)
Dependen
Profitabilitas (Y)
Pengaruh CAR terhadap Profitabilitas
No Peneliti Variabel Hasil penelitian
1 Simatupang & Independen CAR berpengaruh positif
Franzlay CAR (X1) signifikan pada profitabilitas
(Simatupang & NPF (X2)
Franzlay, 2016)BOPO (X3)
FDR (X4)
Dependen
Profitabilitas (Y)
2 Yusuf (Yusuf, Independen CAR berpengaruh positif
2017) FDR (X1) signifikan terhadap ROA
BOPO (X2)
NPF (X3)
SIZE (X4)
CAR (X5)
NOM (X6)
Dependen
Profitabilitas (Y)
3 Hakim & Independen CAR tidak berpengaruh pada
Rafsanjani (Hakim CAR (X1) profitabilitas
& Rafsanjani, NPF (X2)
2018) FDR (X3)
Dependen
Profitabilitas (Y)
Pengaruh NPF terhadap Profitabilitas
No Peneliti Variabel Hasil penelitian
1 Angraini Independen NPF berpengaruh positif
(Angraini, 2018) DPK (X1) signifikan terhadap profitabilitas
NPF (X2)
Tingkat Bagi Hasil (X3)
Modal Sendiri (X4)
Dependen
Profitabilitas (Y)
Pembiayaan bagi hasil (Z)
2 Yusuf (Yusuf, Independen NPF berpengaruh positif
2017) Struktur Pasar (X1) signifikan terhadap profitabilitas
BOPO (X2)
NPF (X3
CAR (X4)
Dependen
Profitabilitas (Y)
3 Munir (Munir, Independen NPF pengaruhnya positif
2018) CAR (X1) signifikan pada ROA

10
NPF (X2)
FDR (X3)
Inflasi (X4)
Dependen
Profitabilitas (Y)
4 Haq (Haq, 2015) Independen NPF tidak berpengaruh pada
Pembiayaan ROA
Murabahah (X1)
Pembiayaan Bagi
Hasil (X2)
NPF (X3)
Dependen
Profitabilitas (Y)
5 Yuhanah Independen NPF berpengaruh negatif
(Yuhanah, 2016) BOPO (X1) terhadap ROA
NPF (X2)
CAR (X3)
Dependen
Profitabilitas (Y)
6 Litriani (Litriani, Independen NPF tidak berpengaruh pada
2016) CAR (X1) ROA
NPF (X2)
Inflasi (X3)
Dependen
Profitabilitas (Y)
Pengaruh DPK terhadap profitabilitas yang dimoderasi oleh pembiayaan
Mudharabah
No Peneliti Variabel Hasil penelitian
1 Nurma Widayanti Independen Pembiayaan Mudharabah tidak
(Widayanti, 2019) CAR (X1) dapat memoderasi pengaruh
FDR (X2) DPK terhadap Profitabilitas
NPF (X3)
BOPO (X4)
Dependen
Profitabilitas (Y)
Pembiayaan Mudharabah
(Z)
Pengaruh CAR terhadap profitabilitas yang dimoderasi oleh pembiayaan
Mudharabah
No Peneliti Variabel Hasil penelitian
1 Nurma Widayanti Independen Pembiayaannya tidak
(Widayanti, 2019) CAR (X1) memoderasi pengaruh CAR
FDR (X2) pada profitabilitas
NPF (X3)

11
BOPO (X4)
Dependen
Profitabilitas (Y)
Pembiayaan Mudharabah
(Z)
Pengaruh NPF terhadap Profitabilitas yang dimoderasi oleh Pembiayaan
Mudharabah
No Peneliti Variabel Hasil penelitian
1 Nurma Widayanti Independen Pembiayaan mudharabah dapat
(Widayanti, 2019) CAR (X1) memoderasi pengaruh NPF
FDR (X2) terhadap Profitabilitas
NPF (X3)
BOPO (X4)
Dependen
Profitabilitas (Y)
Pembiayaan Mudharabah (Z)
Sumber : Data Sekunder yang Diolah 2020

B. Kerangka Teori

1. Signalling Theory

Menurut Brigham & Houston (2014) teori sinyal ini

merupakan tindakannya perusahan guna memberikan petunjuk ke

investornya mengenai manajemen memandang prospeknya

perusahaan. Sinyal yang diberikan yaitu info tentang hal yang

dilaksanakan manajemen guna realisasi tujuan pemiliknya. Info

yang dibuat perusahaann ini sangatlah berartti. Karena meberi

pengaruh pada putusannya investor.

Signalling Theory terkait pada adanya info yakni info yang

dibuat perusahaan sebagai sinyal bagi luarnya perusahaan, bagi

investornya dengan laporan tahunan. Laporan ini berisi info

relevan mengenai info penting bagi pengguna laporan.

Perusahaan yang sahamnya dibeli investor maka diharuskan

12
mengungkapkannya dengan keterbukaan serta transparansi.

Apabila investor mengerti jika ROA ini bertambah maka bisa

saja akan investasi lagi ke perusahaan.

2. Dana Pihak Ketiga (DPK)

Dana Pihak Ketiga (DPK) menurut Muhamad (2016) yaitu dana

yang berasal dari masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha yang

diperoleh bank dengan menggunakan berbagai instrument produk

simpanan yang dimiliki oleh bank.

Menurut Dendawijaya (Dendawijaya, 2005) rasio dana pihak

ketiga merupakan dana simpanan dari masyarakat yang dititipkan kepada

bank syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat tanpa

pemberitahuan terlebih dahulu kepada bank dengan media penarikan

tertentu. Dana yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana

terbesar yang diandalkan oleh bank (mencapai 80% - 90%). Dana

simpanan masyarakat bias berupa giro, deposito, dan tabungan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dana pihak

ketiga merupakan dana yang berasal dari masyarakat yang di

investasikan dalam bentuk simpanan dan untuk dikelola oleh bank, dan

sebagai hasil pengelolaan tersebut akan dikembalikan dalam bentuk bagi

hasil.

3. Capital Adequecy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) menurut Dendawijaya

(Dendawijaya, 2005) merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa

13
jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan,

surat berharga, taguihan pada bank lain) untuk dibiayai dari dana modal

bank sendiri, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di

luar seperti dana masyarakat, pinjaman (utang) dan lain-lain.

Prastiyaningtyas (2011) mendefinisikan rasio CAR sebagai suatu

rasio yang menunjukkan sampai sejauh mana kemampuan permodalan

bank mampu menyerap risiko kegagalan kredit yang mungkin terjadi,

sehingga semakin tinggi angka rasio ini, maka menunjukkan bank

tersebut semakin sehat begitu juga sebaliknya.

Secara sederhana pengertian Capital Adequacy Ratio adalah rasio

kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang

kemungkinan dihadapi oleh bank, apabila nilai CAR tinggi sesuai dengan

ketentuan BI yaitu 8% maka bank tersebut mampu membiayai

operasionalnya, keadaan seperti ini mampu menguntungkan bank dan

akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas.

4. Non Perfoming Financing (NPF)

Non Performing Financing (NPF) analog dengan Non Performing

Loan (NPL) pada bank konvensional. Dalam perbankan syariah

kegagalan pembayaran angsuran biasa disebut NPF (Non Performing

Financing) merupakan bagian dari rasio keuangan yang digunakan untuk

mengukur terjadinya resiko kerugian yang terkait dengan kemungkinan

kegagalan dari debitur dalam melunasi kewajiban utangnya kepada pihak

bank (Wardiantika & Kusumaningtias, 2014).

14
Menurut Riyadi (2014) NPF adalah pembiayaan bermasalah yang

dialami oleh bank, pembiayaan bermasalah ini jelas akan mempengaruhi

kinerja bank sebagai lembaga keuangan dan akan berdampak pada laba

yang akan didapat oleh bank. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia

Nomor 9/29/DPbs tanggal 7 Desember 2007, Non Performing Financing

(NPF) dihitung dengan membandingkan jumlah pembiayaan bermasalah

dengan total pembiayaan yang dimiliki oleh bank.

NPF yang tinggi akan menyebabkan laba menurun yang akan

diterima oleh bank. Kriteria penilaian tingkat NPF adalah < 2% tergolong

dalam kategori lancar, 2% - 5% tergolong dalam kategori perhatian

khusus, 5% - 8% tergolong dalam kategori kurang lancar, 8% - 12%

tergolong dalam kategori diragukan dan >12% tergolong dalam kategori

macet. Berdasarkan pendapat Dendawijaya (2009), risiko pembiayaan

(pembiayaan bermasalah) dapat disebabkan oleh mudahnya bank

memberikan pembiayaan atau melakukan investasi karena terlalu

dituntun untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas yang dimiliki oleh

bank tersebut.

Rasio Non Performing Financing (NPF) merupakan pembiayaan

yang dikategorikan dalam kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan

macet. Penyebab utama terjadinya risiko pembiayaan adalah terlalu

mudahnya bank memberikan pembiayaan atau melakukan investasi

karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas yang

dimiliki oleh bank tersebut (Riyadi & Yulianto, 2014).

15
5. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan ukuran spesifik dari kinerja sebuah bank,

dimana Return On Asset (ROA) merupakan tujuan dari manajemen

perusahaan dengan memaksimalkan nilai dari para pemegang saham.

Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu bank digunakan rasio

profitabilitas. Menurut Kasmir (2011) rasio profitabilitas merupakan

rasio untuk menilai kemampuan bank dalam mencari sebuah keuntungan.

Selain itu, rasio profitabilitas juga memberikan ukuran tingkat efektivitas

manajemen suatu bank yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari

penjualan serta pendapatan investasi. Semakin besar ROA, menunjukkan

kinerja suatu perusahaan semakin baik, karena return semakin besar.

Sedangkan menurut Murhadi (2013) menyatakan bahwa Return On

Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam mengelola asetnya untuk

memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.

Dalam penelitian ini menggunakan Return On Asset (ROA) sebagai

variabel dependen, karena ROA merupakan indikator pengukur kinerja

keuangan perbankan. Return on Asset (ROA) adalah rasio profitabilitas

yang menunjukkan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total

aset bank, rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang

dilakukan oleh bank yang bersangkutan. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa ROA merupakan gambaran produktivitas bank dalam mengelola

dana sehingga menghasilkan sebuah keuntungan (A. Setiawan, 2009).

16
Tujuan dari penggunaan Return On Asset (ROA) adalah untuk

mengukur keberhasilan manajemen dalam menghasilkan keuntungan

(laba). Semakin besar Return On Asset (ROA) suatu bank, maka semakin

besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank tersebut dan

semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Hal

ini dilatarbelakangi oleh tingginya ROA yang menunjukkan bahwa bank

tersebut memiliki kemampuan yang besar dalam meningkatkan

keuntungan (laba) operasi apabila dikaitkan dengan dana dari keuntungan

yang dikumpulkan (A. Setiawan, 2009).

6. Pembiayaan Mudharabah

Pembiayaan yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak

kepada pihak lain untuk mendukung suatu investasi yang telah

direncanakan, baik dilakukan sendiri ataupun lembaga (Muhammad,

2005). Sedangkan pengertian mudharabah yaitu bentuk kerjasama antara

dua atau lebih dimana pemilik modal (shohibul maal) mempercayakan

sejumlah modalnya kepada pengelola (mudharib) dengan perjanjian

pembagian keuntungan (Karim, 2017).

Di dalam fikih muamalah, terminologi mudharabah diungkapkan

oleh ulama madzhab. Menurut Mazhab Hanafi mudharabah adalah

sesuatu bentuk perjanjian dalam melakukan kongsi untuk mendapatkan

keuntungan (laba) dengan modal dari salah satu pihak dan kerja (usaha)

dari pihak lain. Sementara menurut Mazhab Maliki mudharabah adalah

penyerahan uang di muka oleh pemilik modal dalam jumlah uang yang

17
ditentukan kepada seseorang yang akan menjalankan usaha dengan uang

tersebut dan disertai dengan sebagian imbalan dari keuntungan

usahannya. Menurut Mazhab Syafi’I mudharabah yaitu pemilik modal

menyerahkan sejumlah uang kepada pengusaha untuk dijalankan dalam

suatu usaha dengan keuntungan menjadi milik bersama antara keduanya.

Menurut Mazhab Hambali mudharabah adalah penyerahan barang atau

sejenisnya dalam jumlah yang jelas dan tertentu kepada orang yang

mengusahakannya dengan mendapatkan bagian tertentu dari

keuntungannya (Muhammad, 2005).

Secara teknis, Antonio (2001) al-mudharabah adalah akad kerja

sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal)

menyediakan seluruh modal (100%), sedangkan pihak lainnya

(mudharib) menjadi pengelola. Keuntungan usaha dibagi menurut

kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi

ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat dari

kelalaian dari pengelola.

C. Model Penelitian

Kerangka penelitian ini akan menjelaskan pengaruh varabel

Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, serta Non Performing

Finance pada profitabilitasnya bank umum syariah yang pembiayaan

18
mudharabah yaitu variabel moderasi.

DPK (X1) H1

CAR (X2) Profitabilitas (Y)


H2+

NPF (X3)
H3+ H4- H5 H6

Pembiayaan Mudharabah
(Z)

Gambar 2.1. Kerangka Penelitian

19
D. Hipotesis

1. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Profitabilitas

DPK adalah dana milik nasabah yang percaya pada perbankan

guna disimpankan dalam berbagai bentuk berdasarkan akad ataupun

perjanjian (Juliana & Mulazid, 2017). Bertambahnya jumlah dana ini

maka bank akan memperoleh keuntungan. Ini sesuai penelitiannya

Syahfuddin & Rosyidi (Syahfuddin & Rosyidi, 2017) serta Angraini

(Angraini, 2018) jika DPK memiliki pengaruhnya positif signifikan

pada profitabiltas. Hipotesis penelitian berikut yaitu :

H1: Dana Pihak Ketiga (DPK) pengaruhnya positif terhadap

Profitabilitas Bank Syariah.

2. Pengaruh Capital Adquancy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas

CAR sebagai gambaran modalnya untuk perusahaan

mendapatkan keuntungan. Ini karena CAR meningkat sehingga

keuntungannya pun bertambah. Ini sesuai dengan penelitiannya

Simatupang & Franzlay (Simatupang & Franzlay, 2016)

bahwasannya CAR berpengaruhnya positif signifikan pada

Profitabilitasnya. Maka hipotesis penelitian berikut yaitu:

H2: Capital Adequacy Ratio (CAR) pengaruhnya positif terhadap

Profitabilitas

20
3. Pengaruh Non Performance Finance (NPF) terhadap Profitabilitas

NPF adalah pembiayaannya yang mengalami masalah.

Fungsinya NPF adalah pengukuran besarnya tingkatan masalah pada

pembiayaannya bank ataupun perusahaannya (A. Setiawan, 2009).

Sesuai penelitian Syah (2018), NPF memiliki pengaruh negatif

signifikan pada profitabilitasnya. Dijelaskan jika NPF besar maka

proftabilitasnya akan turun. Maka hipotesis penelitian berikut yaitu:

H3: Non Performing Finance (NPF) pengaruhnya negatif terhadap

Profitabilitas

4. Pembiayaan Mudharabah memoderasi pengaruh Dana Pihak Ketiga

(DPK) terhadap Profitabilitas

Apabila DPK bertambah maka penyediaan uang pada perusaan

guna pembiayaan mudharabah pihak lainnya bertambah. Maka saat

mengembalikan dana dapat meningkatkan profitabilitas. Peristiwa ini

sama dengan penelitian (Angraini, 2018) yang menyebutkan

Pembiayaan Mudharabah dapat menengahi DPK terhadap

Profitabilitas. Maka hasil hipotesis penelitian berikut ini yaitu:

H4: Pembiayaan Mudharabah bisa memoderasi pengaruhnya Dana

Pihak Ketiga (DPK) terhadap Profitabilitas Bank Syariah.

5. Pembiayaan Mudharabah memoderasi Capital Adequacy Ratio

(CAR) terhadap Profitabilitas

CAR sebagai kemampuan bank untuk menyelesaikan ataupun

21
menjadi penangung resiko yang ada. CAR sebagai cerminan jika bank

bisa atau tidak menyelesaikan hutang. Peristiwa ini sama dengan

penelitian dari Setiawan & Indriani (U. N. A. Setiawan & Indriani,

2016), makin tinggi pembiayaan mudharabah karena tingginya CAR

sebuah bank maka profitabilitasnya akan bertambah. Maka hipotesis

penelitian berikut yaitu:

H5: Pembiayaan Mudharabah bisa memoderasi pengaruhnya Capital

Adequacy Ratio (CAR) pada Profitabilitas Bank Syariah.

6. Pembiayaan mudharabah memoderasi Non Performance Finance

(NPF) terhadap Profitabilitas.

Menurut Widayanti (2019) pembiayaan merupakan pinjaman

dari bank untuk nasabah yang bentuknya akad jual beli. Akad ini

adalah mudharabah. Tapi proses yang ada sering mengalami

problematika. Penurunan pembiayaan mudharabah karena tingginya

NPF waktu sebelumnya bisa memiliki pengaruh pada

profitabilitasnya akan turun. Maka hipotesis penelitian berikut yaitu:

H6: Pembiayaan mudharabah bisa memoderasi pengaruhnya Non

Performance Finance (NPF) pada Profitabilitas Bank Syariah.

22
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan jenis kuantitatif yang

berupa penelitian dengan landasan filsafat yang dilakukan untuk meneliti

suatu populasi ataupun sampel dengan analisanya berupa statistika guna

menguji dugaan sementara (hipotesis). Dikatakan metode kuantitatif

dikarenakan data penelitian yang digunakan berbentuk angka (number) dan

analisanya dalam bentuk statistika dalam pengujian dugaan sementara

diajukan sebelumnya (Sugiyono, 2010). Penelitiannya bertekan pada analisa

data numerik dengan metode statistik. Hasil dari pengujian tersebut

digunakan sebagai gambaran utama distribusi variabel penelitian. Oleh

karenanya alur hubungan akan tergambarkan melalui hipotesis serta hasil

pengujian statistika (Ahyar et al., 2020).

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian menimplementasikan data sekunder akibatnya hanya

annual report saja yang dipakai dalam penelitian dan tidak membutuhkan

lokasi penelitian. Laporan keuangan tahunan dari bank syariah diperoleh dari

laporan setiap bank umum syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan

periode 2018-2022 dan waktu penelitian dimulai pada bulan November 2022.

23
C. Sampel dan Populasi

1. Populasi

Pengertian populasi menurut Cooper & Emory (1999) ialah

sekumpulan individu atau objek dengan kesamaan karakteristik maupun

kualitas. Bank umum syariah yang terdaftar dalam penelitian ialah

seluruh bank umum syariah yang terdaftar dalam Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) periode 2018-2022 sejumlah 13 bank, yakni Bank Muamalat

Indonesia, Maybank Syariah, Bank Syariah Bukopin, Panin Bank

Syariah, Bank Tabungan Pensiun Nasional Syariah, Bank Aceh Syariah,

Bank Mega Syariah, Bank Nusa Tenggara Barat Syariah, Bank Central

Asia Syariah, Panin Bank Syariah, Bank Jabar Banten Syariah, Bank

Victoria Syariah, Bank Syariah Indonesia, Bank Riau Kepri Syariah.

2. Sampel

Sampel memiliki arti sebagian atas total karakteristiknya dapat

mewakili populasi dalam penelitian. Penentuan sampel penelitian

menggunakan teknik purposive sampling, berupa penentuan sampel

dengan perhitungan dan telah memenuhi kriteria penelitian yang telah

ditetapkan (Sugiyono, 2016). Kriteria berikut digunakan dalam penelitian

dan harus dipenuhi oleh sampel :

a. BUS terdaftar dalam OJK dan Bank Indonesia dalam periode 2018-

2022.

b. BUS memiliki annual report yang lengkap dan terpublish kurun

2018-2022.

24
c. BUS memeberikan kelengkapan rasio keuangan yang terpublikasi

sehingga memenuhi penelitian.

Dari kriteria tersebut maka Bank Umum Syariah yang telah

memenuhinya disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3. 1 BUS yang memenuhi kriteria

No. Sampel BUS


1 BTPNS (Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah)
2 Bank Muamalat Indonesia (BMI)
3 Bank Jawa Barat Syariah (BJBS)
4 Bank Bukopin Syariah (BKS)
5 Bank Victoria Syariah (BVS)
6 Bank Central Asia Syariah (BCAS)
7 BMS (Bank Mega Syariah)
8 Bank Panin Syariah (BPS)
9 Bank Syariah Indonesia (BSI)
Sumber: data terolah (2022)

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian mengimplemtasikan data sekunder yakni pengumpulan

data disajikan oleh sumber penelitian dan telah terbit secara umum oleh yang

bersangkutan. Data sekunder juga harus bisa menjadi objek yang mampu

diteliti oleh penulis dikarenakan data ini bersifat tidak langsung (Sugiyono,

2010). Perolehan datanya bersumber website setiap bank yang mewakili

populasi.

25
E. Definisi Operasional

Tabel 3.2. Definisi operasional

No. Variabel Definisi Pegukuran


1 Dana Pihak Dana bank yang
Ketiga asalnya nasabah bisa DPK= Tabungan+Giro+Deposito
(DPK) (X1) dipergunakan guna
pendanaan aktivitas
sektor rill
(Dendawijaya, 2005)
2 Capital Sebagai rasio modal
Adequacy dimana meberikan
Ratio petunjuk kemampuannya Modal
CAR= X 100 %
(CAR) (X2) bank guna penyediaan Aktiva Resiko
dana untuk keperluannya
pengembangan usaha
dan penampungan
kemungkinan risikonya
rugi karena
operasionalnya. Makin
besarnya rasio ini maka
akan makin baik
modalnya
(Prastiyaningtyas, 2011)
3 Non Non Performing Finance
Performing (NPF) sebagai Pembiayaan Bermasalah
NPF= X 100 %
Finance perbandingannya Total Pembiayaan
(NPF) (X3) pembiayaan ke pihak
ketiga serta bukanlah
pada yang lainnya.
Makin kecilnya NPF ini
bank pada keadaan baik
dikarenakan resikonya
kecil (Riyadi &
Yulianto, 2014)
4 Profitabilitas Menurut Parenrengi &
(Y) Hendratni (Parenrengi & Laba Sebelum Pajak
ROA= X 100 %
Hendratni, 2018) laba Total Aktiva
banknya dari besar
kreditnya.
5 Pembiayaan Menurut Karim
Mudharabah (Karim, 2017) yaitu Pembiayaan Mudharabah = Jumlah
(Z) bentuk kerjasama Pembiayaan Mudharabah
antara dua atau lebih

26
dimana pemilik modal
(shohibul maal)
mempercayakan
sejumlah modalnya
kepada pengelola
(mudharib) dengan
perjanjian pembagian
keuntungan.
Sumber: data terolah (2022)

F. Teknik Analisis Data

1. Analisia Deskriptif

Analisia deskripsu ialah statistika memperjelaskan mengenai data

dilihat pada mean, standarisasi deviasinya, angka maksimalnya, angka

minimalnnya, range, kurtosis, serta skewness variance. Hasil ini

menguraian secara sederhana gambaran pengolahan data yang akan

dilanjutkan pada pengolah berikutnya (Ghozali, 2017).

2. Uji Stasioneritas

Pengujian ini dilakukan guna mengetahui distribusi data apakah

dalam data telah memiliki distribusi yang baik atau belum dan

mengasumsikan jika rata-rata variabelnya telah memiliki konsistensi dari

waktu ke waktu. Pengambilan keputusanya berlandaskan pada

probability dibawah 0.05 setelah diuji stasioner (Winarno, 2015).

Menggunakan pengujian Unit Root Test memakai Levin, Lin & Chu Test

dalam pengujian stasioneritasnya.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Normality Test

27
Pendapat Ghozali (2017) mengasumsikan pengujian ini guna

melihat pada model penelitian data yang dilakukan dalam pengujian

telah mempunyai distribusi yang normal ataupun tidak. Model yang

baik ialah model dengan distribusi data yang normal dengan melihat

angka Jaerque-Bera (JB) dan nilai Chi Square tabel. Uji Jaerque-

Bera didapat dari histogram normality.

Pengambilan keputusanya dinyatakan dalam:

H0 : distribusi data normal

H1 : distribusi data tidak normal

Apabila angka JB (Jaerque-Bera) < Chi Square tabel,

dinyatakan H0 diterima sedangkan perolehan angka Jaerque-Bera >

Chi Square tabel, dinyatakan H0 tertolak.

b. Pengujian Multikolineritas

Pengujian ini dilakukan supaya menentukan jika angka korlasi

masih tinggi atau rendah dalam hubungan antar variabel independen.

Keberadaan gejala ini diketahui dengan pengujian multikoliniearitas

dengan model OLS. Model ini melihat dengan seksama koefisien

korelasi diantara variabel bebas 1 dengan yang lainnya. variance

inflation factor (VIF). Nilai toleransi yang besarnya diatas 0.1 dan

nilai VIF dibawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada multikolineritas

diantara variable bebas (Bawono et al., 2018).

c. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedasisitas ini dilakukan guna

28
menggambarkan ketidaksamaan variansi dalam residual observasi

pengamatan 1 kepada pengamatan observasi berikutnya dalam model

penelitian. Apabila pengamatan variance residual masih sama maka

masuk kategori homoskedastisitas dan merupakan model terbaik

dalam penelitian (Bawono et al., 2018).

Pengujian memakai uji Breunch Pagan Godfrey dalam mendeteksi

adanya gejala heteroskedastisitas. Melakukan regresi variabel bebas

menjadi variabel terikat dan menghasilkan nilai signifikansi dengan

kriteria angka probability > 0.05 dikatakan model penelitian bebas

tergejala heteroskedastisitas (Bawono et al., 2018).

4. Uji Model Regresi

Analisis regresi secara umum adalah penelitian mengenai

ketergatungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel

independen, dengan tujuan untuk mengukur rata-rata populasi atau nilai

rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang

diketahui. Analisis Regresi yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan model persamaan analisis regresi yaitu analisis regresi

moderasi dan analisis regresi linier sederhana. MRA (Moderated

Regression Analysis) adalah model regresi yang akan di analisis. Dengan

persamaan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 (DPK) + b2X2 (CAR) + b3X3 (NPF) + e

Pada penelitian ini rumus yang didapat yaitu:

Y = a + b1X1 (DPK) + b2X2 (CAR) + b3X3 (NPF) +

29
b4X1Z(DPK*MUD) + b5X2Z (CAR*MUD) + b6X3Z (NPF*MUD) + e

(Wasista & Putra, 2019).

5. Uji Statistik

a. Uji T

Pengujian statistok T (tersendiri) ialah menggambarkan tingkat

signifikansi antara variabel independen secara individual terhadap

tingkat variabel dependen dengan asumsi memilki keadaan konstan

menggunakan 0.05 kebebasan derajatnya (Ghozali, 2013).

Keputusanya sebagai berikut :

1) Apabila probability signifikasinya > 0.05, dinyatakan tidak

signifikan.’

2) Apabila probability signifikasinya < 0.05, dinyatakan

signifikansi.

b. Uji Simultan (Uji F)

Pendapat Ghozali (2017), pengujian ini berasumsi jika

keseluruhan variabel independen telah memiki pengaruh secara

berbarengan adanya variabel dependen. Perhitunganya melihat dengan

angka signifikansi dalam model jika ditemui nilai dibawah 0,05

dinyatakan mempunyai hubungan dengan adanya kemunculan

variabel dependen.

c. Coefficient Determination Test (R2)

Pengujian R2 sering dikenal dengan koefisien determinasi

30
dengan dasar menguji model sejauh mana menjelaskan variansi dari

variabel terikatnya. Penilainya berada pada taraf 0-1 (Ghozali, 2017).

R2 menggambarkan sejauh mana hubungan variabel bebas dari adanya

model variabel independennya. Semakin tinggi atau semakin

mendekati angka 1 nilai R2, maka dapat di katakan semakin baik hasil

regresi tersebut.

6. Perangkat yang digunakan

Memanfaatkan Eviews 10 untuk alat analisis. Software

tersebut memiliki arti alat bantu pengolah data-data statistik secara

singkat dan jelas, sehingga pengambil keputusan dapat menghasilkan

berbagai output yang dikehendaki.

31
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

1. Deskripsi Obyek Penelitian

a. Deskripsi Data

Penelitian dengan data sekunder berupa laporan keuangan

yang diperoleh melalu website resmi idx. Objeknya merupakan Bank

Umum Syariah yang terdaftar dalam penelitian yaitu seluruh bank

umum syariah yang terdaftar dalam Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

periode 2018-2022 sejumlah 13 bank, yakni Bank Muamalat

Indonesia, Maybank Syariah, Bank Syariah Bukopin, Panin Bank

Syariah, Bank Tabungan Pensiun Nasional Syariah, Bank Aceh

Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Nusa Tenggara Barat Syariah,

Bank Central Asia Syariah, Panin Bank Syariah, Bank Jabar Banten

Syariah, Bank Victoria Syariah, Bank Riau Kepri Syariah.

Tabel 4. 1 data sampel

No. Sampel BUS

1 BTPNS (Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah)

2 Bank Muamalat Indonesia (BMI)

3 Bank Jawa Barat Syariah (BJBS)

4 Bank Bukopin Syariah (BKS)

5 Bank Victoria Syariah (BVS)

32
6 Bank Central Asia Syariah (BCAS)

7 BMS (Bank Mega Syariah)

8 Bank Panin Syariah (BPS)

9 Bank Syariah Indonesia (BSI)

Berdasarkan pada tabel sampel 4.1, melakukan pengambilan data

langsung dari situs resmi dan diseleksi dengan beberpa kriteria berikut:

1) BUS terdaftar dalam OJK dan Bank Indonesia dalam periode 2018-

2022.

2) BUS memiliki annual report yang lengkap dan terpublish kurun 2018-

2022.

3) BUS memeberikan kelengkapan rasio keuangan yang terpublikasi

sehingga memenuhi penelitian.

Dari data di atas, mendapatkan 45 laporan keuangan dalam 5

tahun. Maka, itu yang kemudian dijadikan sampel dalam penelitian ini.

b. Analisis Deskriptif

Dalam penelitian ini deskripsinya dengan cara statistik deskriptif

dimana cara kerjanya dengan memberikan gambaran atau deskripsi suatu

data. Kita bisa melihat melalaui nilai rata-rata, maksimum, minimum, dan

standar deviasi. Pada penelitian ini melakukan analisis statistik deskriptif

pada sampel yang terdiri atas 45 laporan keuangan pada perusahaan

samoel. Dalam penelitian ini menggunakan 3 variabel independenden

33
yaitu dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, dan non performing

finance, 1 variabel dependen yaiu profitabilitas, dan 1 variabel moderasi

yaitu murabahah.

Data 4.1

CAR DPK NPF ROA MUD


Mean 22.93200 29.94554 0.186340 0.020700 25.88355
Median 22.77000 29.52714 0.062300 0.012000 26.23557
Maximum 66.43000 50.02655 0.954000 0.135800 27.57659
Minimum 10.57000 27.00846 0.011500 -0.067900 20.04190
Std. Dev. 8.476530 3.351170 0.219717 0.041395 1.484046
Skewness 3.019198 4.882020 1.428732 0.990772 -2.510839
Kurtosis 16.62789 30.06468 4.513791 5.420453 9.650629

Jarque-
Bera 416.5906 1552.187 19.60624 18.34708 130.2152
Probability 0.000000 0.000000 0.000055 0.000104 0.000000

Sum 1031.940 1347.549 8.385300 0.931500 1164.760


Sum Sq.
Dev. 3161.469 494.1350 2.124130 0.075397 96.90527

Observatio
ns 45 45 45 45 45
Sumber: Hasil output E-Views 9, data diolah

Hasil analisis statistik deskriptif pada tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa

terdapat 45 jumlah sampel pada tiap-tiap variabel yang diteliti. Pada data

variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) menunjukkan bahwa data minimum

sebesar 27,00 yaitu yang dialami oleh BVS pada 2019. Sedangkan data

maksimumnya sebesar 50,02 yaitu yang dialami oleh BVS pada September

2018. Nilai FDR rata-rata (mean) sebesar 29,94 dan standar deviasi sebesar

3,35. Dari data tersebut menunjukkan bahwa nilai mean lebih besar

dibandingkan dengan nilai standar deviasi maka data dalam variabel DPK

dapat dikatakan kurang bervariasi.

34
Pada data variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukkan bahwa

data minimum sebesar 10,57 yaitu yang dialami oleh BVS pada 2022.

Sedangkan data maksimumnya sebesar 66,43 yaitu yang dialami oleh Bank ks

pada 2018. Nilai CAR rata-rata (mean) sebesar 22,93 dengan nilai standar

deviasi sebesar 8,47. Dari data tersebut menunjukkan bahwa nilai mean lebih

kecil dibandingkan dengan nilai standar deviasi maka data dalam variabel

CAR dapat dikatakan kurang bervariasi.

Pada data variabel Non Performing Finance (NPF) menunjukkan bahwa

data minimum sebesar 0,01 yaitu yang dialami oleh BTPNS pada 2020.

Sedangkan data maksimumnya sebesar 0,95 yaitu yang dialami oleh BCAS

pada 2022. Nilai NPF rata-rata (mean) sebesar 0,18 dan standar deviasi

sebesar 0,21. Dari data tersebut menunjukkan bahwa nilai mean lebih kecil

dibandingkan dengan nilai standar deviasi maka data dalam variabel NPF

dapat dikatakan bervariasi.

Pada data variabel Profitabilitas (ROA) menunjukkan bahwa data

minimum sebesar -0,06 yaitu yang dialami oleh BMI pada 2020 dan BCAS

pada 2018. Sedangkan data maksimumnya sebesar 0,13 yaitu yang dialami

oleh BJBS pada 2018 dan 2021. Nilai ROA rata-rata (mean) sebesar 0,02 dan

standar deviasi sebesar 0,04. Dari data tersebut menunjukkan bahwa nilai

mean lebih besar dibandingkan dengan nilai standar deviasi maka data dalam

variabel ROA dapat dikatakan bervariasi.

Pada data variabel Mudharabah menunjukkan bahwa data minimum

sebesar 20,04 yaitu yang dialami oleh BKS pada 2018. Sedangkan data

35
maksimumnya sebesar 27,58 yaitu yang dialami oleh BTPNS pada 2022. Nilai

Mudharabah rata-rata (mean) sebesar 25,58 dan standar deviasi sebesar 1,48.

Dari data tersebut menunjukkan bahwa nilai mean lebih besar dibandingkan

dengan nilai standar deviasi maka data dalam variabel mudharabah dapat

dikatakan kurang bervariasi.

2. Analisis Data

a. Uji stasioneritas

Pengujian ini dilakukan guna mengetahui distribusi data apakah

dalam data telah memiliki distribusi yang baik atau belum dan

mengasumsikan jika rata-rata variabelnya telah memiliki konsistensi dari

waktu ke waktu. Pengambilan keputusanya berlandaskan pada probability

dibawah 0.05 setelah diuji stasioner (Winarno, 2015). Menggunakan

pengujian Unit Root Test memakai Levin, Lin & Chu Test dalam pengujian

stasioneritasnya .

Data 4.2

Null Hypothesis: Unit root (common unit root process)


Series: MUD
Date: 10/16/23 Time: 09:17
Sample: 2018 2022
Exogenous variables: Individual effects
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Total (balanced) observations: 36
Cross-sections included: 9 (216 dropped)

Method Statistic Prob.**


-
16.317
Levin, Lin & Chu t* 6 0.0000

** Probabilities are computed assuming asympotic normality

36
Null Hypothesis: Unit root (common unit root process)
Series: NPF
Date: 10/16/23 Time: 09:18
Sample: 2018 2022
Exogenous variables: Individual effects
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Total (balanced) observations: 36
Cross-sections included: 9 (216 dropped)

Method Statistic Prob.**


-
41.775
Levin, Lin & Chu t* 8 0.0000

** Probabilities are computed assuming asympotic normality

Null Hypothesis: Unit root (common unit root process)


Series: ROA
Date: 10/16/23 Time: 09:20
Sample: 2018 2022
Exogenous variables: Individual effects
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Total (balanced) observations: 36
Cross-sections included: 9 (216 dropped)

Method Statistic Prob.**


-
13.329
Levin, Lin & Chu t* 6 0.0000

** Probabilities are computed assuming asympotic normality

Null Hypothesis: Unit root (common unit root process)


Series: STA_CAR
Date: 10/16/23 Time:
Time: 10:43 09:20
Sample: 2018 2022
Exogenous variables: Individual effects
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Total (balanced) observations: 36
Cross-sections included: 9 (216 dropped)

Method Statistic Prob.**


-
9.1592
Levin, Lin & Chu t* 3 0.0000

** Probabilities are computed assuming asympotic normality

37
Null Hypothesis: Unit root (common unit root process)
Series: DPK
Date: 10/16/23 Time: 09:14
Sample: 2018 2022
Exogenous variables: Individual effects
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Total (balanced) observations: 36
Cross-sections included: 9 (216 dropped)

Method Statistic Prob.**


-
27.847
Levin, Lin & Chu t* 5 0.0000

** Probabilities are computed assuming asympotic normality


Sumber: Eview 9, data diolah

Berdasarkan hasil uji stasioner pada tabel 4.2, bisa disimpulkan semua

data memiliki probabilitas 0.0000 di bawah <0,05 setelah di uji menggunakan

Unit Root Test memakai Levin, Lin & Chu Test. Dilihat dari hal tersebut

memiliki arti bahwa datanya stasioner.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Normalitas

Data yang Pendapat Ghozali (Ghozali, 2017) mengasumsikan

pengujian ini guna melihat pada model penelitian data yang dilakukan

dalam pengujian telah mempunyai distribusi yang normal ataupun tidak.

Model yang baik ialah model dengan distribusi data yang normal dengan

melihat angka Jaerque-Bera (JB) dan nilai Chi Square tabel. Uji Jaerque-

Bera didapat dari histogram normality.

38
Tabel 4.2

Nilai Chi Square

61.656
Sumber: Eviews 10, data diolah

Berdasar tabel 4.2 dihasilkan nilai probabilitas Jarque-Bera yang

lebih kecil dari nilai chi square. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

data tersebut berdistribusi normal.

b. Multikolinieritas

Pengujian ini dilakukan supaya menentukan jika angka korlasi

masih tinggi atau rendah dalam hubungan antar variabel independen.

Keberadaan gejala ini diketahui dengan pengujian multikoliniearitas

dengan model OLS. Model ini melihat dengan seksama koefisien korelasi

diantara variabel bebas 1 dengan yang lainnya. variance inflation factor

(VIF). Nilai toleransi yang besarnya diatas 0.1 dan nilai VIF dibawah 10

menunjukkan bahwa tidak ada multikolineritas diantara variable bebas

(Bawono et al., 2018).

Tabel 4.3

39
Variance Inflation Factors
Date: 09/19/23 Time: 19:10
Sample: 1 45
Included observations: 45

Coefficient Uncentered Centered


Variable Variance VIF VIF

C 0.019924 648.2506 NA
DPK 3.56E-06 104.9956 1.270148
CAR 0.001278 5.160282 1.739414
NPF 0.000924 2.463225 1.419233

Berdasarkan uji multikoinieritas pada tabel 4.3, dapat disimpulkan

bahwa seluruh variabel memiliki nilai toleransi diatas 0,1 dan nilai

variance inflation factor dibawah 10 itu artinya model terbebas dari

multikolinieritas

c. Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedasisitas ini dilakukan guna menggambarkan

ketidaksamaan variansi dalam residual observasi pengamatan 1 kepada

pengamatan observasi berikutnya dalam model penelitian. Apabila

pengamatan variance residual masih sama maka masuk kategori

homoskedastisitas dan merupakan model terbaik dalam penelitian.

Pengujian memakai uji Breunch Pagan Godfrey dalam mendeteksi adanya

gejala heteroskedastisitas. Melakukan regresi variabel bebas menjadi

variabel terikat dan menghasilkan nilai signifikansi dengan kriteria angka

probability > 0.05 dikatakan model penelitian bebas tergejala

heteroskedastisitas (Bawono et al., 2018).

Tabel 4.4

40
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey

F-statistic 2.340319 Prob. F(4,40) 0.3715


Obs*R-squared 8.534167 Prob. Chi-Square(4) 0.3739
Scaled explained SS 13.83773 Prob. Chi-Square(4) 0.2278

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 09/19/23 Time: 19:11
Sample: 1 45
Included observations: 45

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.012973 0.009026 -1.437257 0.1584


DPK_B -0.000241 0.000121 -2.002784 0.0520
CAR_B 0.006226 0.002286 2.723624 0.0095
NPF_B 0.000884 0.001944 0.454836 0.6517

R-squared 0.189648 Mean dependent var 0.001229


Adjusted R-squared 0.108613 S.D. dependent var 0.002519
S.E. of regression 0.002378 Akaike info criterion -9.140597
Sum squared resid 0.000226 Schwarz criterion -8.939857
Log likelihood 210.6634 Hannan-Quinn criter. -9.065763
F-statistic 2.340319 Durbin-Watson stat 2.308606
Prob(F-statistic) 0.071462

Berdasarkan data di atas di dapat kesimpulan bahwa dengan

Breunch Pagan Godfrey pada tabel 4.4, probability lebih besar dari 0,05.

Karena semua variabel mempunyai nilai signifikansi yang lebih besar dari

0,05 itu artinya dari hasil uji Breunch Pagan Godfrey diatas dapat

disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.

41
3. Hasil Uji Hipotesis

a. Pengujian hipotesis mengunakan model pertama

1) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Uji ini memiliki tujuan mengukur kemampuan variabel independen

menjelaskan variabel dependen. Berikut ini adalah hasil uji koefisien

determinasi (Adjuster R2) untuk variabel dana pihak ketiga, capital

adequacy ratio, dan non performing finance terhadap profitabilitas.

Berikut hasil ujinya sesuai dengan yang ditampilkan pada tabel sebagai

berikut:

Tabel 4. 5 hasil uji koefisien determinasi (Adjusted R2)

Dependent Variable: ROA


Method: Least Squares
Date: 09/19/23 Time: 19:07
Sample: 1 45
Included observations: 45

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.395112 0.141153 -2.799175 0.0078


DPK_B 0.002873 0.001886 1.523732 0.0354
CAR_B 0.085589 0.035748 2.394242 0.0214
NPF_B 0.031838 0.030399 1.047349 0.0012

R-squared 0.566239 Mean dependent var 0.020700


Adjusted R-
squared 0.492863 S.D. dependent var 0.041395
S.E. of
regression 0.037190 Akaike info criterion -3.641123
Sum squared
resid 0.055323 Schwarz criterion -3.440383
Log likelihood 86.92526 Hannan-Quinn criter. -3.566289
F-statistic 3.628419 Durbin-Watson stat 2.019466
Prob(F-statistic) 0.002946

Berdasarkan uji koefisien determinasi di atas, memiliki nilai R

Square 0.566 atau 56,6% sisanya 43,4%. Sehingga, dapat disimpulkan

42
bahwa variabel independen yang terdiri dari dana pihak ketiga, capital

adequacy ratio, dan non performing finance dapat menjelaskan variabel

dependen 56,6%. Sedangkan, 43,4% dijelaskan oleh variabel lain yang

tidak terdapat dalam model regresi ini.

2) Uji F (Simultan)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah seluruh variabel

independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.

Hipotesis uji F pada penelitian ini yaitu :

Tabel 4.6

Dependent Variable: ROA


Method: Least Squares
Date: 09/19/23 Time: 19:07
Sample: 1 45
Included observations: 45

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.395112 0.141153 -2.799175 0.0078


DPK_B 0.002873 0.001886 1.523732 0.0354
CAR_B 0.085589 0.035748 2.394242 0.0214
NPF_B 0.031838 0.030399 1.047349 0.0012

R-squared 0.566239 Mean dependent var 0.020700


Adjusted R-
squared 0.492863 S.D. dependent var 0.041395
S.E. of
regression 0.037190 Akaike info criterion -3.641123
Sum squared
resid 0.055323 Schwarz criterion -3.440383
Log likelihood 86.92526 Hannan-Quinn criter. -3.566289
F-statistic 3.628419 Durbin-Watson stat 2.019466
Prob(F-
statistic) 0.002946

Ho: DPK, CAR, NPF secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap

tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

43
Ha: DPK, CAR, NPF secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat

bagi hasil deposito mudharabah.

Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak Jika nilai

signifikansi < 0,05 maka Ha diterima. Berdasarkan tabel 4. F-statistik

sebesar 3,628 dengan nilai signifikansi sebesar 0,003 yang artinya < 0,05

sehingga Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa variabel DPK, CAR,

NPF secara bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas.

3) Uji T (Parsial)

Uji t-statistik dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh antara masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependen secara parsial. Hasil Uji t dapat di interpretasikan sebagai

berikut:

Tabel 4.7

Dependent Variable: ROA


Method: Least Squares
Date: 09/19/23 Time: 19:07
Sample: 1 45
Included observations: 45

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.395112 0.141153 -2.799175 0.0078


DPK_B 0.002873 0.001886 1.523732 0.0354
CAR_B 0.085589 0.035748 2.394242 0.0214
NPF_B 0.031838 0.030399 1.047349 0.0012

R-squared 0.566239 Mean dependent var 0.020700


Adjusted R-squared 0.492863 S.D. dependent var 0.041395
S.E. of regression 0.037190 Akaike info criterion -3.641123
Sum squared resid 0.055323 Schwarz criterion -3.440383
Log likelihood 86.92526 Hannan-Quinn criter. -3.566289
F-statistic 3.628419 Durbin-Watson stat 2.019466
Prob(F-statistic) 0.002946

44
1) Dana Pihak Ketiga (DPK)

Berdasarkan hasil uji t yang ditunjukkan pada tabel 4.7 di atas

diperoleh nilai t-statistik DPK sebesar 1,523, dengan arah positif dan

nilai signifikansi DPK yaitu 0,03 yang berarti < 0,05.

Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak Jika nilai

signifikansi < 0,05 maka Ha diterima. Berdasarkan kriteria diatas

menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Maka dapat

disimpulkan bahwa DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas.

2) Capital Adequacy Ratio (CAR)

Berdasarkan hasil uji t yang ditunjukkan pada tabel 4.7 di atas

diperoleh nilai t-statistik CAR sebesar 2,394 dengan arah positif dan

nilai signifikansi CAR yaitu 0,021 yang berarti < 0,05.

Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak Jika nilai

signifikansi < 0,05 maka Ha diterima. Berdasarkan kriteria diatas

menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Maka dapat

disimpulkan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas.

3) Non Performing Financing (NPF)

45
Berdasarkan hasil uji t yang ditunjukkan pada tabel 4.7 di atas

diperoleh nilai t-statistik NPF sebesar 1,047 dengan arah positif dan

nilai signifikansi NPF yaitu 0,001 yang berarti < 0,05.

Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak Jika nilai

signifikansi < 0,05 maka Ha diterima. Berdasarkan kriteria diatas

menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Maka dapat

disimpulkan bahwa NPF berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas.

Dari hal tersebut, dapat disimpulkan hubungan antara

hubungan dana pihak ketiga, current adequacy ratio, non performing

finance terhadap profitabilitas secara individual memiliki pengaruh

signifikan.

4. Pengujian hipotesis menggunakan model kedua

a) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Uji ini memiliki tujuan mengukur kemampuan variabel independen

menjelaskan variabel dependen. Berikut ini adalah hasil uji koefisien

determinasi (Adjusted R2) untuk variabel dana pihak ketiga, capital

adequacy ratio, non performing finance, mudharabah, dana pihak ketiga

dimoderasi mudharabah, capital adequacy ratio di moderasi mudharabah,

non performing finance di moderasi mudharabah terhadap profitabilitas.

Berikut hasil ujinya sesuai yang ditampilkan pada tabel Sebagai berikut:

Tabel 4. 8 hasil uji koefesien determinasi (Adjusted R2)

Dependent Variable: ROA


Method: Panel Least Squares

46
Date: 10/13/23 Time: 19:43
Sample: 2018 2022
Periods included: 5
Cross-sections included: 9
Total panel (balanced) observations: 45

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 3.454452 4.188041 0.824837 0.4148


CAR -0.963209 0.344037 -2.799729 0.0081
DPK -0.113715 0.141787 -0.802015 0.4277
NPF -0.267479 0.366404 -0.730013 0.4700
DPKXMUD 0.004306 0.005337 0.806929 0.4249
CARXMUD 0.047264 0.014915 3.168907 0.0031
NPFMUD 0.011637 0.014289 0.814389 0.4206

R-squared 0.454849 Mean dependent var 0.020700


Adjusted R-squared 0.351713 S.D. dependent var 0.041395
S.E. of regression 0.033330 Akaike info criterion -3.804911
Sum squared resid 0.041103 Schwarz criterion -3.483726
Log likelihood 93.61049 Hannan-Quinn criter. -3.685176
F-statistic 4.410166 Durbin-Watson stat 1.770491
Prob(F-statistic) 0.001206

Berdasarkan uji koefisien determinasi di atas, memiliki nilai

Adjusted R 0,454 atau 45,4% sisanya 54,6%. Sehingga, dapat disimpulkan

bahwa terjadi peningkatan namun tetap saja hanya mampu menjelaskan

45,4% saja. Sedangkan, 54,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

terdapat dalam model regresi ini.

b) Uji F (Simultan)

Uji ini bermaksud untuk mengetahui seberapa besar variabel

independen menjelaskan variabel dependen secara bersama-sama

(Simultan). Berikut ini hasil pengujianya:

Tabel 4. 9 hasil uji F

Dependent Variable: ROA


Method: Panel Least Squares
Date: 10/13/23 Time: 19:43
Sample: 2018 2022
Periods included: 5

47
Cross-sections included: 9
Total panel (balanced) observations: 45

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 3.454452 4.188041 0.824837 0.4148


CAR -0.963209 0.344037 -2.799729 0.0081
DPK -0.113715 0.141787 -0.802015 0.4277
NPF -0.267479 0.366404 -0.730013 0.4700
MUD -0.133067 0.157902 -0.842720 0.4048
DPKXMUD 0.004306 0.005337 0.806929 0.4249
CARXMUD 0.047264 0.014915 3.168907 0.0031
NPFMUD 0.011637 0.014289 0.814389 0.4206

R-squared 0.454849 Mean dependent var 0.020700


Adjusted R-squared 0.351713 S.D. dependent var 0.041395
S.E. of regression 0.033330 Akaike info criterion -3.804911
Sum squared resid 0.041103 Schwarz criterion -3.483726
Log likelihood 93.61049 Hannan-Quinn criter. -3.685176
F-statistic 4.410166 Durbin-Watson stat 1.770491
Prob(F-statistic) 0.001206

Berdasarkan uji F pada tabel 4.9, memiliki nilai statistik 4,410.

Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05. Sehingga, model regresi dapat

menjelaskan hubungan independen sesudah dimoderasi sangat signifikan

terhadap dependen. Semua variabel independenya dana pihak ketiga,

capital adequacy ratio, dan non performing finance dimoderasi

mudharabah memiliki pengaruh bersama-sama (Simultan) terhadap

profitabilitas. Dengan demikian, model dan teori sangat cocok karena

sangat sesuai dengan kerangka konseptual.

c) Uji T (Parsial)

Uji ini bermaksud untuk mengetahui seberapa besar variabel

independen menjelaskan variabel dependen secara individual (parsial).

Berikut hasil pengujianya:

Dependent Variable: ROA


Method: Panel Least Squares

48
Date: 10/13/23 Time: 19:43
Sample: 2018 2022
Periods included: 5
Cross-sections included: 9
Total panel (balanced) observations: 45

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 3.454452 4.188041 0.824837 0.4148


CAR -0.963209 0.344037 -2.799729 0.0081
DPK -0.113715 0.141787 -0.802015 0.4277
NPF -0.267479 0.366404 -0.730013 0.4700
DPKXMUD 0.004306 0.005337 0.806929 0.4249
CARXMUD 0.047264 0.014915 3.168907 0.0031
NPFMUD 0.011637 0.014289 0.814389 0.4206

R-squared 0.454849 Mean dependent var 0.020700


Adjusted R-squared 0.351713 S.D. dependent var 0.041395
S.E. of regression 0.033330 Akaike info criterion -3.804911
Sum squared resid 0.041103 Schwarz criterion -3.483726
Log likelihood 93.61049 Hannan-Quinn criter. -3.685176
F-statistic 4.410166 Durbin-Watson stat 1.770491
Prob(F-statistic) 0.001206

Tabel 4. 10 hasil uji T

Berdasarkan uji T pada tabel 4.10, mendapatkan persamaan model regresi

moderated regression analysis dengan signifikansi 0,05 (5%) sebagai berikut:

1) Dana Pihak Ketiga (DPK) dimoderasi mudharabah

Berdasarkan hasil uji t yang ditunjukkan pada tabel 4.10 di atas

diperoleh nilai t-statistik DPK sebesar 0,806 dengan arah positif dan nilai

signifikansi DPK yaitu 0,424 yang berarti > 0,05.

Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak Jika nilai signifikansi <

0,05 maka Ha diterima. Berdasarkan kriteria diatas menunjukkan bahwa

Ha ditolak dan Ho diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa DPK yang

dimoderasi mudharabah berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

profitabilitas.

49
2) Capital Adequacy Ratio (CAR) dimoderasi mudharabah

Berdasarkan hasil uji t yang ditunjukkan pada tabel 4.10 di atas

diperoleh nilai t-statistik CAR sebesar 3,168 dengan arah positif dan nilai

signifikansi CAR yaitu 0,003 yang berarti < 0,05.

Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak Jika nilai signifikansi <

0,05 maka Ha diterima. Berdasarkan kriteria diatas menunjukkan bahwa

Ha diterima dan Ho ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa CAR yang

dimoderasi mudharabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas.

3) Non Performing Financing (NPF) dimoderasi mudharabah

Berdasarkan hasil uji t yang ditunjukkan pada tabel 4.10 di atas

diperoleh nilai t-statistik NPF sebesar 1,648 dengan arah positif dan nilai

signifikansi NPF yaitu 0,420 yang berarti > 0,05.

Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak Jika nilai signifikansi <

0,05 maka Ha diterima. Berdasarkan kriteria diatas menunjukkan bahwa

Ha ditolak dan Ho diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa NPF yang

dimoderasi mudharabah berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

profitabilitas.

Dari hal tersebut, dapat disimpulkan hubungan antara hubungan dana

pihak ketiga dan capital adequacy ratio yang dimoderasi mudharabah

terhadap profitabilitas secara individual memiliki pengaruh signifikan

kecuali non performing finance.

4) Hasil Analisis Regresi

50
Persamaan model regresi moderated regression analysis dengan

signifikansi 0,05 (5%) sebagai berikut:

Dependent Variable: ROA


Method: Panel Least Squares
Date: 10/13/23 Time: 19:43
Sample: 2018 2022
Periods included: 5
Cross-sections included: 9
Total panel (balanced) observations: 45

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 3.454452 4.188041 0.824837 0.4148


CAR -0.963209 0.344037 -2.799729 0.0081
DPK -0.113715 0.141787 -0.802015 0.4277
NPF -0.267479 0.366404 -0.730013 0.4700
DPKXMUD 0.004306 0.005337 0.806929 0.4249
CARXMUD 0.047264 0.014915 3.168907 0.0031
NPFMUD 0.011637 0.014289 0.814389 0.4206

R-squared 0.454849 Mean dependent var 0.020700


Adjusted R-squared 0.351713 S.D. dependent var 0.041395
S.E. of regression 0.033330 Akaike info criterion -3.804911
Sum squared resid 0.041103 Schwarz criterion -3.483726
Log likelihood 93.61049 Hannan-Quinn criter. -3.685176
F-statistic 4.410166 Durbin-Watson stat 1.770491
Prob(F-statistic) 0.001206

Nilai perusahaan = 3,454 - 0,113X1 – 0,963X2 - 0,267X3 + 0,004X1*Z +

0,047X2*Z + 0,011X3*Z + e

Nilai konstanta 3,454 tidak akan berubah jika tidak ada perubahan dari

variabel independen. Jika naik 1 satuan maka mengikuti konstanta dari

variabel itu sendiri.

Dari hal tersebut, dapat disimpulkan hubungan capital adequacy ratio dan

capital adequacy ratio dimoderasi mudharabah memiliki pengaruh, sedangkan

dana pihak ketiga, dana pihak ketiga dimoderasi mudharabah, non performing

51
finance, dan non performing dimoderasi mudharabah tidak memiliki pengaruh

terhadap profitabilitas secara individual.

5. Pembahasan

a) Pembahasan pertama

Berdasarkan uji koefisien determinasi pada persamaan pertama

memiliki nilai R square 0.566 atau 56,6% sisanya 43,4% , sedangkan pada

persamaan kedua memiliki nilai R square 0.454 atau 45,4% sisanya 54,6%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model regresi ini.

b) Pembahasan kedua

Berdasarkan hasil penelitian uji F pada persamaan pertama dan

kedua memiliki nilai uji signifikan 0,002 dan 0,001. Nilai uji signifikannya

lebih kecil dari 0,05. Sehingga, model regresi dapat menjelaskan hubungan

independen baik sesudah dimoderasi maupun sebelum dimoderasi sangat

signifikan terhadap dependen. Semua variabel independenya dana pihak

ketiga, capital adequacy ratio, dan non performing ratio dimoderasi

mudharabah memiliki pengaruh bersama-sama (Simultan) terhadap

profitabilitas. Dengan demikian, model dan teori sangat cocok karena

sangat sesuai dengan kerangka konseptual.

c) Pembahasan ketiga

1. Pengaruh dana pihak ketiga terhadap profitabilitas.

Berdasarkan hasil penelitian mendapatkan profitabilitas

yang dipengaruhi dana pihak ketiga. Hasil uji t menunjukkan nilai t

52
statistik dana pihak ketiga -0,802 dengan nilai probabilitas 0,427,

maka H1 ditolak dan H0 diterima. Pada nilai koefisien

menunjukkan nilai -0,113.

Hasil penelitian ini didukung oleh signalling teory dimana

bank senantiasa mengelola dana dari masyarakat dengan sebaik

mungkin sehingga dapat meningkatkan profitabilitas serta mampu

memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Namun,

Dalam hal ini membuktikan bahwa ketika masyarakat menyimpan

dananya pada bank kemudian bank kurang mampu menyalurkan

kembali secara optimal maka akan berdampak pada pendapatan

bunga yang lebih kecil dari pada beban bunga yang harus dibayar

kepada nasabah. Oleh karena itu, ketika bank yang berkategori

kurang mampu dalam pengoptimalkan penyaluran dananya dengan

baik akan menyebabkan dana pihak ketiga menjadi berpengaruh

negatif terhadap profitabilitas.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan profitabilitas

dipengaruhi secara negatif dan tidak signifikan oleh dana pihak

ketiga. Penelitian yang yang dilakukan oleh Juniawan (2020)

menyatakan bahwa hubungan antara dana pihak ketiga dengan

profitabilitas negatif dan tidak signifikan.

2. Pengaruh capital adequacy ratio terhadap profitabilitas.

Berdasarkan hasil penelitian mendapatkan profitabilitas

yang dipengaruhi oleh capital adequacy ratio. Hasil uji t

53
menunjukkan nilai t statistik capital adequacy ratio -2,799 dengan

nilai probabilitas 0,008, maka H2 ditolak dan H0 diterima. Pada

nilai koefisien menunjukkan nilai –0,963.

Hal ini menunjukkan jika terjadi kenaikan capital adequacy

ratio, maka akan turun profitabilitas. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah

Mandiri. Penjelasan dari hasil penelitian ini adalah, perubahan nilai

CAR baik itu naik ataupun turun, tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri. Namun

jika ada perubahan pun arahnya negatif. Jadi ketika ada kenaikan

nilai CAR, maka tingkat profitabilitasnya akan menurun, dan

begitu juga sebaliknya. Akan tetapi pengaruh yang diberikan

tersebut tidak signifikan.

Kecukupan modal merupakan hal penting dalam bisnis

perbankan. Bank yang memiliki tingkat kecukupan modal yang

baik menunjukkan indicator sebagai bank yang sehat. Sebab

kecukupan modal bank menunjukkan keadaanya yang dinyatakan

dengan CAR. Namun CAR bukan satu-satunya faktor dalam rasio

keuangan perbankan yang dapat mempengaruhi profitabilitas suatu

bank. Jadi dengan kata lain, belum tentu bank yang memiliki

kecukupan modal yang tinggi juga dapat menghasilkan profit yang

tinggi pula. Akan tetapi, CAR ini tidak boleh dianggap remeh dan

54
harus dipenuhi dan dioptimalkan pemenuhannya agar kinerja bank

bisa berjalan dengan lebih baik.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan nilai perusahaan

dipengaruhi secara negatif dan signifikan oleh capital adequacy

ratio. Penelitian yang yang dilakukan oleh Anshar (2021)

menyatakan bahwa hubungan antara capital adequacy ratio dengan

profitabilitas negatif dan signifikan.

3. Pengaruh non performing finance terhadap profitabilitas.

Berdasarkan hasil penelitian mendapatkan profitabilitas

yang dipengaruhi oleh non performing finance. Hasil uji t

menunjukkan nilai t statistik non performing finance -0,730 dengan

nilai probabilitas 0,470, maka H3 diterima dan H0 ditolak. Pada

nilai koefisien menunjukkan nilai – 0,267.

Non performing finance pada prinsipnya didasarkan pada

ketepatan waktu bagi nasabah untuk membayar kewajibannya, baik

berupa bunga maupun pengembalian pokok pinjaman. Proses

pemberian dan pengelolaan pembiayaan yang baik diharapkan

dapat menekan non performing finance sekecil mungkin, dengan

kata lain tingginya non performing finance sangat dipengaruhi

kemampuan bank dalam mengelola pembiayaan, termasuk

tindakan pemantauan (monitoring) setelah kredit disalurkan dan

tindakan pengendalian bila terdapat indikasi penyimpangan

pembiayaan maupun indikasi gagal bayar. Namun, dalam

55
penelitian ini NPF menunjukkan nilai yang rendah, maka

pendapatan akan meningkat sehingga laba yang dihasilkan akan

meningkat.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan profitabilitas

dipengaruhi secara negatif dan tidak signifikan oleh non

performing finance. Penelitian yang yang dilakukan oleh Oktavia

& Monaraja (2022) menyatakan bahwa hubungan antara non

performing finance dengan profitabilitas memiliki pengaruh negatif

dan tidak signifikan.

4. Pengaruh dana pihak ketiga terhadap profitabilitas di moderasi

mudharabah.

Berdasarkan hasil penelitian mendapatkan profitabilitas

yang dipengaruhi oleh dana pihak ketiga. Hasil uji t menunjukkan

nilai t statistik dana pihak ketiga 0,806 dengan nilai probabilitas

0,424, maka H4 ditolak dan H0 diterima. Pada nilai koefisien

menunjukkan nilai 0,004.

Hal ini sesuai dengan teori siganlling teori bahwa dengan

meningkatnya jumlah dana pihak ketiga sebagai sumber dana

utama pada bank, bank menempatkan dana tersebut dalam bentuk

aktiva produktif misalnya kredit. Penempatan dalam bentuk kredit

akan memberikan kontribusi pendapatan bunga bagi bank yang

akan berdampak terhadap profitabilitas bank. Hal ini menunjukkan

semakin tingginya dana yang dihimpun dari masyarakat, maka

56
bank akan memiliki kesempatan lebih dalam menyalurkan dananya

pada aset-aset produktif seperti penyaluran pembiayaan,

penempatan dana pada bank lain, penempatan pada surat berharga,

dan kegiatan usaha produktif lainnya. Hasil penelitian ini didukung

oleh signalling theory dimana bank senantiasa mengelola dana dari

masyarakat dengan sebaik mungkin sehingga dapat meningkatkan

profitabilitas serta mampu memberikan pelayanan yang baik

kepada masyarakat.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan nilai perusahaan

dipengaruhi secara positif dan tidak signifikan oleh dana pihak

ketiga yang dimoderasi mudharabah. Penelitian yang yang

dilakukan oleh Affandy (2022) menyatakan bahwa hubungan

antara dana pihak ketiga yang dimoderasi mudharabah dengan

profitabilitas positif dan tidak signifikan.

5. Pengaruh capital adequacy ratio terhadap profitabilitas di moderasi

mudharabah.

Berdasarkan hasil penelitian mendapatkan profitabilitas

yang dipengaruhi oleh capital adequacy ratio. Hasil uji t

menunjukkan nilai t statistik 3,168 capital adequacy ratio dengan

nilai probabilitas 0,003, maka H5 diterima dan H0 ditolak. Pada

nilai koefisien menunjukkan nilai 0,047.

CAR berpengaruh terhadap profitabilitas, hal ini berarti

bahwa kecukupan modal untuk memenuhi pencapaian manajemen

57
dalam menyimpan resiko yang dilakukan oleh bank mempengaruhi

kemampuan bank dalam mencari keuntungan. CAR merupakan

rasio kecukupan modal yang mencerminkan kemampuan bank

untuk menutupi risiko kerugian dari aktivitas yang dilakukannya

dan kemampuan bank dalam mendanai kegiatan operasionalnya.

Semakin tinggi kemampuan permodalan bank dalam menjaga

kemungkinan timbulnya risiko kerugian kegiatan usahanya,

sehingga kinerja bank juga akan meningkat. Selain itu, semakin

tinggi permodalan bank maka bank dapat melakukan ekspansi

usahanya dengan lebih aman. Adanya ekspansi usaha pada

akhirnya akan mempengaruhi kinerja keuangan bank yang

bersangkutan. Namun demikian CAR yang terlalu tinggi juga dapat

mengindikasikan idle funds, yang berarti banyaknya dana

menganggur yang tidak dapat dimanfaatkan oleh manajemen bank

untuk meningkatkan pendapatan.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan nilai perusahaan

dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh capital adequacy

ratio yang dimoderasi oleh mudharabah. Penelitian yang yang

dilakukan oleh Simbolon (2022) menyatakan bahwa hubungan

antara capital adequacy ratio yang dimoderasi mudharabah dengan

profitabilitas positif dan signifikan.

6. Pengaruh non performing finance terhadap profitabilitas di

moderasi mudharabah.

58
Berdasarkan hasil penelitian mendapatkan profitabilitas

yang dipengaruhi oleh non performing finance Hasil uji t

menunjukkan nilai t statistik non performing finance 0,814 dengan

nilai probabilitas 0,420, maka H6 ditolak dan H0 diterima. Pada

nilai koefisien menunjukkan nilai 0,011.

Hal ini berarti bahwa kondisi NPF yang lebih besar dalam

satu periode tidak secara langsung memberikan penurunan laba

pada periode yang sama. Hal ini dikarenakan pengaruh yang

signifikan dari NPF terhadap ROA adalah berkaitan dengan

penentuan tingkat kemacetan pembiayaan yang diberikan oleh

sebuah bank. Hal ini karena pembiayaan merupakan sumber utama

pendapatan bank. Di sisi lain adanya NPF yang tinggi akan dapat

mengganggu perputaran modal kerja dari bank. Maka manakala

bank memiliki jumlah pembiayaan macet yang tinggi, maka bank

akan berusaha terlebih dahulu mengevaluasi kinerja mereka

dengan sementara menghentikan penyaluran pembiayaannya

hingga NPF berkurang. Dari data yang diperoleh NPF bank relatif

kecil atau sedikit yang macet, sehingga NPF tidak mempengaruhi

profitabilitas bank syariah.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan nilai perusahaan

dipengaruhi secara positif dan tidak signifikan oleh non performing

finance yang dimoderasi profitabilitas. Penelitian yang yang

dilakukan oleh Lestari et al (2022) menyatakan bahwa hubungan

59
antara non performing finance yang dimoderasi mudharabah

dengan profitabilitas positif dan tidak signifikan.

60
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

disimpulkan bahwa secara parsial dana pihak ketiga berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap profitabilitas, capital adequacy ratio berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap profitabilitas, dan non performing finance

bengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas. Mudhrabah

tidak mampu memoderasi dana pihak ketiga dan non performing finance.

Namun, mudharabah mampu memoderasi capital adequacy ratio terhadap

profitabilitas.

2. Secara simultan dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, non performing

finance, dana pihak ketiga yang dimoderasi mudharabah, capital adequacy

ratio yang dimoderasi mudharabah, dan non performing finance yang

dimoderasi mudharabah mempengaruhi profitabilitas.

B. Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya , untuk mengganti variabel yang memiliki predikat

kurang bervariasi di dalam penelitian ini dan memperpanjang periode

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui lebih efektif lagi hasil nilai

perusahaan.

2. Mencoba meneliti dengan memperbanyak referensi yang memiliki nilai

siginifkan yang lebih banyak agar dapat lebih sempurna dari penelitian ini.

61
DAFTAR PUSTAKA

Ahyar, H., Andriani, H., Sukmana, D. J., Hardani, S.Pd., M. S., Nur Hikmatul
Auliya, G. C. B., Helmina Andriani, M. S., Fardani, R. A., Ustiawaty, J., Utami,
E. F., Sukmana, D. J., & Istiqomah, R. R. (2020). Buku Metode Penelitian
Kualitatif & Kuantitatif (Issue March).

Angraini, D. (2018). Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing,


Tingkat Bagi Hasil Dan Modal Sendiri Terhadap Profitabilitas Dengan
Pembiayaan Bagi Hasil Sebagai Variabel Intervening Pada Perbankan Syariah.
Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia, 1(1), 122.

Antonio, M. S. (2001). Bank Syariah dari Teori ke Praktik.

Astuti, D. D., & Hotima, C. (2016). Variabel Yang Mempengaruhi Struktur Modal
Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Industri
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia). Dinamika Global : Rebranding
Keunggulan Kompetitif Berbasis Kearifan Lokal, 398–411.

Bawono, A. dan, Fendha, A., & Shina, I. (2018). Ekonometrika Terapan Untuk
Ekonomi dan Bisnis Islam. LP2M IAIN Salatiga.

Brigham, E. F. dan J. F. H. (2014). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. (Buku 1.


Ed). Salemba Empat.

Cooper, D. R., & Emory, W. (1999). Metode Penelitian Bisnis (11th ed.). Erlangga.

Dendawijaya, L. (2005). Manajemen Perbankan (Edisi Kedu).

Ghozali, I. (2017). Analisis Multivariat dan Ekonometrika Eviews 10 (2nd ed.).


UNDIP.

Hairunnisa. (2015). Public Relations. Graha Ilmu.

Hakim, N., & Rafsanjani, H. (2018). Pengaruh Internal Capital Adequency Ratio
(CAR), Financing To Deposit Ratio (FDR), Dan Biaya Operasional Per
Pendapatan Operasional (BOPO) Dalam Peningkatan Profitabilitas Industri
Bank Syariah Di Indonesia. Mega Aktiva: Jurnal Ekonomi Dan Manajemen,
7(1), 1.
62
Haq, R. N. A. (2015). Pengaruh Pembiayaan dan Efisiensi Terhadap Profitabilitas
Bank Umum Syariah. Perbanas Review, 1(November), 107–124.

Haryoso, P., & Kusdiasmo, B. (2016). Capital Adequacy Ratio (CAR) Dan Dana
Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Return On Asset (ROA) Dengan Penyaluran
Kredit Sebagai Variabel Intervening. Advance, 4(1), 29–37.

Imam Ghozali. (2016). aplikasi analisis multivariate dengan program ibm spss.

Juliana, S., & Mulazid, A. S. (2017). Analisa Pengaruh BOPO, Kecukupan Modal,
Pembiayaan Bermasalah, Bagi Hasil Dan Profitabilitas Terhadap Simpanan
Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Periode 2011-2015. Li Falah: Jurnal
Studi Ekonomi Dan Bisnis Islam, 2(1), 24.

Karim, A. (2017). EKONOMI MAKRO ISLAMI. Raja Grafindo Persada.

Kasmir. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers.

Litriani, E. (2016). PENGARUH NPF, FDR, BOPO TERHADAP RETURN ON


ASSET (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH. 2(1), 31–49.

Muhammad. (2005). Manajemen Pembiayaan Syariah (U. A. YKPN (ed.)).

Munir, M. (2018). Analisis Pengaruh CAR, NPF, FDR dan Inflasi terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia. Ihtifaz: Journal of Islamic
Economics, Finance, and Banking, 1(1), 89.

Murhadi, W. R. (2013). Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi dan Valuasi Saham.


Salemba Empat.

Parenrengi, S., & Hendratni, T. W. (2018). Pengaruh dana pihak ketiga, kecukupan
modal dan penyaluran kredit terhadap profitabilitas bank. Jurnal Manajemen
Strategi Dan Aplikasi Bisnis, 1(1), 9–18.

Prastiyaningtyas, F. (2011). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas


Perbankan. Universitas Diponegoro.

Rama, A. (2013). Perbankan Syariah Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.


Signifikan: Jurnal Ilmu Ekonomi, 2(1), 33–56.

Riyadi, S., & Yulianto, A. (2014). Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayaan
Jual Beli, Financing To Deposit Ratio (FDR) Dan Non Performing Financing

63
(NPF) Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia. Accounting
Analysis Journal, 3(4), 466–474.

Setiawan, A. (2009). Analisis pengaruh Faktor Makro Ekonomi, Pangsa Pasar dan
Karakteristik Bank Terhadap Prrofitabilitas Bank Syariah (Studi pada bank
Syariah periode 2005-2008). Jurnal Bisnis Dan Manajemen.

Setiawan, U. N. A., & Indriani, A. (2016). Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK),
Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap
Profitabilitas Bank Syariah dengan Pembiayaan sebagai Variabel Intervening.
Diponegoro Journal of Management, 5(4), 1–11.

Simatupang, A., & Franzlay, D. (2016). Capital Adequacy Ratio(CAR), Non


Performing Financing (NPF), Efisiensi Operasional (BOPO) dan Financing to
Deposit Ratio (FDR) Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia.
Administrasi Kantor, 4(2), 466–485.

Sudarsono, H. (2017). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Profitabilitas


Bank Syariah di Indonesia. Economica: Jurnal Ekonomi Islam, 8(2), 175–203.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. PT. Alfabeta.

Sumar’in. (2012). Konsep Kelembagaan Bank Syariah. Graha Ilmu.

Syahfuddin, L. A., & Rosyidi, S. (2017). Pengaruh Faktor Makroekonomi, Dana


Pihak Ketiga Dan Pangsa Pembiayaan Terhadap Profitabilitas Industri
Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2011-2015. Jurnal Ekonomi Syariah
Teori Dan Terapan, 4.

Wardiantika, L., & Kusumaningtias, R. (2014). Pengaruh DPK, CAR, NPF dan
SWBI terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah tahun 2008-
2011. Jurnal Ilmu Manajemen, 2.

Widayanti, N. (2019). Analisis Atas Determinan Profitabilitas Perbankan Syariah


Dengan Variabel Pembiayaan Mudharabah dan Pembiayaan Murabahah Sebagai
Variabel Moderasi. Repository Iain Salatiga.

Winarno, W. W. (2015). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews (4th


64
ed.). UPP STIM YKPN.

Yuhanah, S. (2016). Pengaruh Struktur Pasar Terhadap Profitabilitas Perbankan


Syariah di Indonesia. Esensi, 6(1), 125–138.

Yusuf, M. (2017). Dampak Indikator Rasio Keuangan terhadap Profitabilitas Bank


Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Keuangan Dan Perbankan, 13(2), 141–151.

65

Anda mungkin juga menyukai