ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penyaluran pembiayaan
terhadap tingkat pembiayaan bermasalah (NPF) pada perbankan syariah. Dengan
melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penyaluran pembiayaan dan
yang menyebabkan timbulnya risiko penyaluran pembiayaan pada perbankan syariah,
serta mengalisis pembiayaan yang disalurkan yang mengakibatkan peningkatan
pembiayaan bermasalah (NPF) selama periode bulan Januari 2006 sampai Juni 2012.
Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pertumbuhan penyaluran pembiayaan dipengaruhi oleh
pertumbuhan dana pihak ketiga, sedangkan variabel makroekonomi, hanya SBI dan
SBIS saja yang cukup mempengaruhi, lain halnya GDP yang tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap petumbuhan penyaluran pembiayaan secara statistik pada taraf
nyata 5%. Risiko penyaluran pembiayaan dipengaruhi positif dan signifikan oleh
jumlah penyaluran pembiayaan dan banyaknya jumlah kantor cabang, sedangkan
biaya operasional terhadap pendapatan secara statistik tidak signifikan. Dan variabel
makroekonomi, yaitu; inflasi, SBI dan SBIS, ketiganya memiliki pengaruh negatif dan
signifikan pada taraf nyata 5%. Diketahui juga bahwa pembiayaan bermasalah
dipengaruhi negatif signifikan oleh pembiayaan dengan akad murabahah atau akad
ijarah atau akad qard, sedangkan akad musyarakah memiliki pengaruh yang tidak
signifikan.
PENDAHULUAN
Sebagai lembaga keuangan, Perbankan Syariah di Indonesia dalam menjalankan
fungsi intermediasi yang salah satu kegiatan utamanya adalah menyalurkan dana
kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Selama lebih dari enam tahun terakhir
pertumbuhan penyaluran pembiayaan secara keseluruhan terus mengalami
peningkatan. Berdasarkan data statistik perbankan syariah dapat dilihat bahwa
penyaluran pembiayaan murabahah dari tahun 2006 sampai dengan pertengahan
tahun 2012 selalu memiliki komposisi terbesar dibandingkan dengan pembiayaan
lainnya dengan persentase rata-rata 57.65% per-tahunnya terhadap total seluruh
pembiayaan yang telah disalurkan. Selanjutnya oleh pembiayaan musyarakah
Berdasarkan sifat penggunaan pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah terdapat
dua jenis, diantaranya adalah pembiayaan produktif yang terbagi dalam pembiayaan
untuk modal kerja dan pembiayaan untuk investasi, dan juga pembiayaan konsumtif
yang dipergunakan untuk memenuhi konsumsi masyarakat. Dengan begitu jika
semakin tingginya pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat akan berdampak
pula terhadap resiko pembiayaan bermasalah sehingga mengakibatkan kenaikan
NPF pada bank syariah. Apalagi didorong oleh peningkatan pertumbuhan perbankan
syariah yang sangat tinggi belakangan ini, maka diperlukan suatu arah kebijakan
pengambilan keputusan yang tepat dalam penyaluran pembiayaan yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan tingkat pengembalian pembiayaan tersebut, agar
nantinya tingkat kenaikan NPF tidak bertambah dan sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
PERUMUSAN MASALAH
1. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penyaluran pembiayaan
pada perbankan syariah?
2. Bagaimana jumlah seluruh penyaluran dana, rasio biaya operasional terhadap
pendapatan, dan kondisi makroekonomi dalam mempengaruhi risiko penyaluran
pembiayaan pada perbankan syariah?
3. Bagaimana pengaruh penyaluran pembiayaan pada bank syariah berdasarkan
akad-akad terhadap tingkat kenaikan non performing financing (NPF)?
TINJAUAN TEORITIS
Pada dasarnya penyaluran dana bank syariah atau dapat disebut dengan pembiayaan
terbagi atas tiga prinsip, yaitu prinsip jual beli, prinsip bagi hasil , dan prinsip sewa-
menyewa (Purnamasari dan Suswinarno, 2011). Terdapat skema dalam setiap
penyaluran dana tersebut, diantaranya adalah:
Pembiayaan di bank syariah tidak selamanya dapat berjalan lancar, namun juga
timbul pembiayaan yang bermasalah. Dalam hal ini adalah merupakan risiko yang
dihadapi oleh pelaku industri perbankan yakni terjadi dari gagalnya penerimaan
pembayaran pembiayaan dari nasabah dalam memenuhi perjanjian atau akad yang
telah disepakati untuk melunasi pembayaran angsuran pokok dan margin atau bagi
Kualitas Aktiva Produktif dalam bentuk pembiayaan, piutang dan qardh (talangan)
dinilai berdasarkan prospek usaha, kondisi keuangan dengan penekanan pada arus
kas nasabah, dan kemampuan membayar nasabah tersebut. Kualitas Aktiva Produktif
(KAP) dalam bentuk pembiayaan Perbankan Syariah menurut Peraturan Bank
Indonesia (PBI) No.5/7/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003, meliputi kriteria Lancar (L),
Dalam Perhatian Khusus (DPK), Kurang Lancar (KL), Diragukan (R) dan Macet (M).
Dalam melakukan pembiayaan, bank akan menghadapi resiko pembiayaan yakni bila
bank tidak memperoleh kembali cicilan pokok dan margin dari pembiayaan yang
sudah diberikan atau disalurkan kepada nasabahnya. Salah satu penyebab utamanya
adalah terlalu mudahnya pihak bank memberikan pembiayaan atau melakukan
investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan likuiditas, sehingga penilaian
pembiayaan kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan resiko
usaha yang dibiayai. Tingkat pembiayaan bermasalah tercermin dalam rasio NPF
yang merupakan formulasi berikut:
Besarnya rasio NPF yang diperbolehkan oleh Bank Indonesia adalah maksimal 5%.
Jika melebihi 5% maka akan mempengaruhi penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang
bersangkutan dan akan termasuk bank dalam pantauan Bank Indonesia.
METODE PENELITIAN
Sampel data yang digunakan yaitu berupa data seluruh Bank Umum Syariah pada
periode penelitian yang diambil dari Laporan Keuangan Bank periode bulanan dalam
situs resmi Bank Indonesia mulai dari bulan Januari tahun 2006 sampai dengan bulan
Juni tahun 2012. Dari pengambilan sampel tersebut diperoleh sebanyak 3 (tiga) bank
syariah pada tahun 2006 dan tahun 2007, sebanyak 4(empat) bank syariah pada
tahun 2008,sebanyak 6 (enam) bank syariah pada tahun 2009, dan sebanyak 11
(sebelas) bank syariah pada tahun 2010 sampai dengan bulan Juni tahun 2012
dimana kriteria bank-bank tersebut adalah termasuk BUS (Bank Umum Syariah).
MODEL PENELITIAN
Sesuai dengan pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini, model
regresi yang akan digunakan untuk mengestimasi, yaitu:
1. Model pertumbuhan penyaluran pembiayaan, untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan pembiayaan pada
perbankan syariah. Persamaan regresi yang dibentuk sebagai berikut:
a. GPEM = 𝛽0 + 𝛽1 𝐺𝐷𝑃𝐾 + 𝛽2 𝑆𝐵𝐼_𝑅𝐴𝑇𝐸 + 𝛽3 𝐺𝐷𝑃 + 𝜀
b. GPEM = 𝛽0 + 𝛽1 𝐺𝐷𝑃𝐾 + 𝛽2 𝑆𝐵𝐼𝑆_𝑅𝐴𝑇𝐸 + 𝛽3 𝐺𝐷𝑃 + 𝜀
keterangan:
GPEM : pertumbuhan pembiayaan
β0 : konstanta
β1 – β3 : koefisien masing-masing variabel independen
GDPK : pertumbuhan dana pihak ketiga
Secara ringkas, berikut ini merupakan perbandingan hasil estimasi model regresi data
panel pertumbuhan penyaluran perbankan pada perbankan syariah (dengan melihat
pengaruh SBI_RATE):
Model 1.a
Variable Pooled Fixed Random
C 0,246325 0,2437271 0,246333
GDPK? 0.714150(***) 0.685380(***) 0.713928(***)
SBI_RATE? -19.60908(**) -13,64297 -19.54655(**)
GDP? -5.510300 -7.219290 -5.524718
F-Stat 75.25679 18.63935 75,22033
Prob(F-stat) 0.000000 0.00000 0.00000
R-squared 0,341161 0,365973 0,341052
Adjusted R-
squared 0,336628 0,343121 0,336518
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews
* signifikan pada 10% , ** signifikan pada 5%, *** signifikan pada 1%
Berdasarkan model estimasi regresi data panel yang telah terbentuk yaitu dengan
menggunakan model estimasi random effect, sehingga asumsi autokorelasi dan
heteroskedastis tidak dilakukan lagi. Hal ini dikarenakan model random effect sendiri
sudah mengatasi kedua asumsi tersebut. Dari hasil regresi model diperoleh nilai
Adjusted R-squared sebesar 0,3365. Hal ini berarti bahwa variabel pertumbuhan dana
pihak ketiga, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dan pertumbuhan ekonomi (GDP)
mampu menjelaskan variasi pertumbuhan penyaluran pembiayaan pada bank syariah
sebesar 33,65 persen. Sementara itu, dari hasil pengujian statistik menggunakan uji
F, jika dilihat dari nilai signifikansinya, dapat disimpulkan bahwa minimal ada satu
variabel independen yang berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan
penyaluran pembiayaan dengan taraf nyata 5 persen. Hal ini berarti secara bersama-
sama seluruh variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap pertumbuhan penyaluran pembiayaan.
Kemudian untuk pengujian secara parsial dengan menggunakan statistik uji t, jika
dilihat dari signifikansinya, dapat disimpulkan bahwa hanya dua dari tiga variabel yang
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan penyaluran pembiayaan yaitu
pertumbuhan dana pihak ketiga signifikan pada taraf nyata 1 persen dan suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI_RATE) pada taraf nyata 5 persen. Sementara variabel
pertumbuhan perekonomian (GDP) tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan penyaluran pembiayaan pada bank syariah.
Model 1.b
Variable Pooled Fixed Random
C 0.205551 0.200864 0.205510
GDPK? 0.713168 (***) 0.683469(***) 0.712992(***)
SBIS_RATE? -12.27047 (*) -6.845593 -12.22750(*)
GDP? -6.046037 -7.135858 -6.051726
F-Stat 74.60487 18.52622 74.57787
Prob(F-stat) 0.00000 0.00000 0.00000
R-squared 0.339208 0.361167 0.339127
Adjusted R-squared 0.334662 0.341672 0.334580
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews
* signifikan pada 10% , ** signifikan pada 5%, *** signifikan pada 1%
Berdasarkan model estimasi regresi data panel yang telah terbentuk yaitu dengan
menggunakan modelestimasi random effect, diperoleh nilai Adjusted R-squared
sebesar 0,3346. Hal ini berarti bahwa variabel pertumbuhan dana pihak ketiga
(GDPK), equivalent rate Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS_RATE) dan
pertumbuhan ekonomi (GDP) mampu menjelaskan variasi pertumbuhan penyaluran
pembiayaan (GPEM) pada bank syariah sebesar 33,46 persen. Sementara itu, dari
hasil pengujian statistik menggunakan uji F, jika dilihat dari nilai signifikansinya, dapat
disimpulkan bahwa minimal ada satu variabel independen yang berpengaruh secara
signifikan terhadap pertumbuhan penyaluran pembiayaan dengan taraf nyata 5
persen. Hal ini berarti secara bersama-sama seluruh variabel independen tersebut
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan penyaluran
pembiayaan.
Kemudian untuk pengujian secara parsial dengan menggunakan statistik uji t, jika
dilihat dari signifikansinya dapat disimpulkan bahwa hanya dua dari tiga variabel yang
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan penyaluran pembiayaan yaitu
pertumbuhan dana pihak ketiga dan variabel equivalent rate SBIS. Sementara
variabel pertumbuhan ekonomi (GDP) tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan penyaluran pembiayaan pada taraf nyata 5 persen.
Model 2.a
Variable Pooled Fixed Random
C -0.030398 -0.041526 -0.034868
SUM_PEM? 0.003242 (***) 0.003448 (***) 0.003076 (***)
BOPO? 0.001237 0.000761 0.000781
TK? 0.001775 (**) 0.003319 (***) 0.003170 (***)
INF? -0.998723 (***) -0.557674(*) -0.650570 (**)
F-Stat 34.24096 21.20131 19.26302
Prob(F-stat) 0.00000 0.00000 0.00000
R-squared 0.310601 0.483016 0.202209
Adjusted R-squared 0.301530 0.460233 0.191712
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews
* signifikan pada 10% , ** signifikan pada 5%, *** signifikan pada 1%
Berdasarkan model estimasi regresi data panel yang telah terbentuk yaitu dengan
menggunakan model estimasi random effect, diperoleh nilai Adjusted R-squared
sebesar 0,1917. Hal ini berarti bahwa variabel jumlah pembiayaan (SUM_PEM), rasio
biaya operasional terhadap pendapatan (BOPO), jumlah kantor cabang (TK) dan
inflasi (INF) mampu menjelaskan variasi risiko penyaluran pembiayaan pada bank
syariah sebesar 19,17 persen.
Sementara itu, dari hasil pengujian statistik menggunakan uji F, jika dilihat dari nilai
signifikansinya, dapat disimpulkan bahwa minimal ada satu variabel independen yang
berpengaruh secara signifikan terhadap risiko penyaluran pembiayaan dengan taraf
nyata 5 persen. Hal ini berarti secara bersama-sama seluruh variabel independen
tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap risiko penyaluran
pembiayaan. Kemudian pengujian secara parsial dengan menggunakan statistik uji t,
jika dilihat dari signifikansinya dapat disimpulkan bahwa hanya dua dari empat
variabel yang berpengaruh signifikan terhadap risiko penyaluran pembiayaan yaitu
jumlah pembiayaan dan jumlah kantor cabang. Sementara variabel rasio biaya
operasional terhadap pendapatan dan inflasi tidak signifikan berpengaruh terhadap
risiko penyaluran pembiayaan pada taraf nyata 5 persen.
Model 2.b
Variable Pooled Fixed Random
C -0.025379 0.010551 -0.011502
SUM_PEM? 0.003598 (***) 0.001343 0.002463(**)
BOPO? 0.001256 0.000774 0.00086
TK? 0.001368 (*) 0.001758 0.002131 (**)
SBI_RATE? -2.328146 (***) -2.921502 (***) -2.442237 (***)
F-Stat 38.34235 23.60415 23.87323
Prob(F-stat) 0.00000 0.00000 0.00000
R-squared 0.335329 0.509848 0.239035
Adjusted R-squared 0.326584 0.488248 0.229023
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews
* signifikan pada 10%, ** signifikan pada 5%, *** signifikan pada 1%
Berdasarkan model estimasi regresi data panel yang telah terbentuk yaitu dengan
menggunakan model estimasi random effect, diperoleh nilai Adjusted R-squared
sebesar 0,229. Hal ini berarti bahwa variabel jumlah pembiayaan (SUM_PEM), rasio
biaya operasional terhadap pendapatan (BOPO), jumlah kantor cabang (TK) dan suku
bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) mampu menjelaskan variasi risiko penyaluran
pembiayaan pada bank syariah sebesar 22,9 persen.
Sementara itu dari hasil pengujian statistik menggunakan uji F, jika dilihat dari nilai
signifikansinya, dapat disimpulkan bahwa minimal ada satu variabel independen yang
berpengaruh secara signifikan terhadap risiko penyaluran pembiayaan dengan taraf
nyata 5 persen. Hal ini berarti secara bersama-sama seluruh variabel independen
tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap risiko penyaluran
pembiayaan. Kemudian untuk pengujian secara parsial dengan menggunakan
statistik uji t, jika dilihat dari signifikansinya, dapat disimpulkan bahwa hanya tiga dari
empat variabel yang berpengaruh signifikan terhadap risiko penyaluran pembiayaan
yaitu jumlah pembiayaan, jumlah kantor cabang dan suku bunga Sertifikat Bank
Indonesia. Sementara variabel rasio biaya operasional terhadap pendapatan tidak
signifikan berpengaruh terhadap risiko penyaluran pembiayaan pada taraf nyata 5
persen.
Model 2.c
Variable Pooled Fixed Random
C -0.030365 0.004121 -0.019117
SUM_PEM? 0.003492 (***) 0.001231 0.002469 (**)
BOPO? 0.001096 0.000605 0.000705
TK? 0.001451 (*) 0.002008 (**) 0.002418 (***)
SBIS_RATE? -1.450789 (***) -1.960759 (***) -1.521522 (***)
F-Stat 35.05491 22.34896 21.28886
Prob(F-stat) 0.00000 0.00000 0.00000
R-squared 0.315654 0.496188 0.218821
Adjusted R-
squared 0.306649 0.473987 0.208542
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews
* signifikan pada 10% , ** signifikan pada 5%, *** signifikan pada 1%
Berdasarkan model estimasi regresi data panel yang telah terbentuk yaitu dengan
menggunakan model estimasi random effect, diperoleh nilai Adjusted R-squared
sebesar 0,2085. Hal ini berarti bahwa variabel jumlah pembiayaan (SUM_PEM), rasio
biaya operasional terhadap pendapatan (BOPO), jumlah kantor cabang (TK) dan
equivalent rate Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS_RATE) mampu menjelaskan
variasi risiko penyaluran pembiayaan pada bank syariah sebesar 20,85 persen.
Sementara itu, dari hasil pengujian statistik menggunakan uji F, jika dilihat dari nilai
signifikansinya, dapat disimpulkan bahwa minimal ada satu variabel independen yang
berpengaruh secara signifikan terhadap risiko penyaluran pembiayaan dengan taraf
nyata 5 persen. Hal ini berarti secara bersama-sama seluruh variabel independen
tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap risiko penyaluran
pembiayaan pada perbankan syariah. Kemudian untuk pengujian secara parsial
dengan menggunakan statistik uji t, jika dilihat dari signifikansinya, dapat disimpulkan
bahwa hanya tiga dari empat variabel yang berpengaruh signifikan terhadap risiko
penyaluran pembiayaan yaitu jumlah pembiayaan (SUM_PEM), jumlah kantor cabang
(TK) dan equivalen rate Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS_RATE). Sementara
Secara ringkas, berikut ini merupakan hasil estimasi model regresi data panel
pembiayaan bermasalah (NPF) pada perbankan syariah:
Tabel 6. Perbandingan Hasil Regresi Data Panel Model 3
Model 3
Variable Pooled Fixed Random
C 0,011424 -0.169433 -0.076014
MRB? -0.005757 -0.000714 -0.001741
MSY? 0.007836 (***) 0.018493 (***) 0.011306 (**)
IJR? -0.001633 (**) -0.000734 -0.000978
QRD? 0.000506 -0.004412 (**) -0.001956
F-Stat 3.977465 7.77349 1.261137
Prob(F-stat) 0.003891 0.00000 0.286273
R-squared 0.067728 0.267374 0.022516
Adjusted R-
squared 0.050700 0.232978 0.004662
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews
* signifikan pada 10%, ** signifikan pada 5%, *** signifikan pada 1%
Berdasarkan model estimasi regresi data panel yang telah terbentuk yaitu model fixed
effect dengan menggunakan metode pooled EGLS, diperoleh nilai Adjusted R-
squared sebesar 0,5323. Hal ini berarti bahwa variabel pembiayaan menggunakan
akad murahabah, akad musyarakah, akad ijarah, dan akad qard mampu menjelaskan
variasi pembiayaan bermasalah pada bank syariah sebesar 53,23 persen. Sementara
itu, dari hasil pengujian statistik menggunakan uji F, jika dilihat dari nilai signifikansinya
dengan nilai probabilitasnya lebih kecil dari taraf nyata 5 persen (0,00%), dapat
disimpulkan bahwa minimal ada satu variabel independen yang berpengaruh secara
signifikan terhadap pembiayaan bermasalah. Hal ini berarti secara bersama-sama
seluruh variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
tingkat kenaikan pembiayaan bermasalah.
Kemudian untuk pengujian secara parsial dilakukan dengan menggunakan statistik uji
t. Tingkat kenaikan pembiayaan bermasalah pada bank syariah dipengaruhi secara
signifikan oleh akad musyarakah, akad ijarah dan akad qard pada tingkat nyata 5%.
Sementara variabel akad murabahah tidak berpengaruh signifikan secara statistik
terhadap tingkat pembiayaan bermasalah pada bank syariah.
SARAN
1. Bagi Regulator Perbankan
Sebagai regulator perbankan, Bank Indonesia harus tetap memperhatikan kinerja
industri perbankan khususnya perbankan syariah. Dimana kebijakan dan aturan
yang dibuat dalam pengembangan produk khususnya pembiayaan agar melihat
kebutuhan dan kepentingan masyarakat yang mulai beralih menggunakan jasa
KEPUSTAKAAN
Antonio, Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Gema Insani.Jakarta. 2001.
Ariefianto, Moch. Doddy. Ekonometrika (Esensi dan Aplikasi dengan Menggunakan
Eviews). Penerbit Erlangga. Jakarta. 2012
Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Azkia Publisher. Jakarta. 2009
Bank Indonesia. Tingkat Kesehatan Bank Syariah. Kajian Perbankan Syariah
No.7/6/2005.