Nur Anisah
nanisa47@yahoo.co.id
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
ABSTRACT
This study aimed to examine the effect of interest rates, the level of profit sharing
mudaraba deposits, liquidity, inflation and the size of the company on the growth of mudaraba
deposits at Islamic banking. Data taken from statistical reports of Islamic banking at Bank Indonesia
from January 2009 to May 2012. The method used is the method of multiple linear regression. Using
this method along with the underlying assumptions. The results showed that the rate of profit sharing
mudaraba deposits and the size of the company's positive influence, and interest rates negatively affect
mudharabah 1 month deposit growth of Islamic banks. While the level of liquidity and inflation
showed no effect on mudaraba 1 month deposit growth of Islamic banks. The implications of this study
should further improve the management of Islamic banks performance and work together with the
Indonesian Ulema Council to provide wider dissemination of the prohibition of bank interest, so that
customers of Islamic banks, are not interested with high interest rates offered by conventional banks.
Future studies are expected to use the time series data that is longer, add another independent
variable, researching funding third parties other than mudaraba deposits.
Keywords: mudaraba deposits, interest, profit sharing, liquidity, inflation, firm size
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat suku bunga, tingkat bagi
hasil deposito mudharabah, likuiditas, inflasi dan ukuran perusahaan terhadap pertumbuhan
deposito mudharabah bank syariah. Data diambil dari laporan statistik perbankan syariah di
Bank Indonesia periode Januari 2009 sampai dengan Mei 2012. Metode yang digunakan
adalah metode regresi liner berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat bagi
hasil deposito mudharabah dan ukuran perusahaan berpengaruh positif, dan tingkat suku
bunga berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan deposito mudharabah 1 bulan bank
syariah. Sedangkan tingkat likuiditas dan inflasi tidak menunjukkan pengaruh terhadap
pertumbuhan deposito mudharabah 1 bulan bank syariah. Implikasi penelitian ini
diharapkan manajemen bank syariah lebih meningkatkan kinerjanya dan bekerja sama
dengan Majelis Ulama Indonesia untuk memberikan sosialisasi lebih luas mengenai
haramnya bunga bank, agar nasabah bank syariah yang mayoritas muslim tidak tertarik
dengan bunga tinggi yang ditawarkan oleh bank konvensional. Penelitian selanjutnya
diharapkan menggunakan data time series yang lebih panjang, menambah variabel
independen lain, dan meneliti dana pihak ketiga selain deposito mudharabah
Kata kunci : deposito mudharabah, bunga, bagi hasil, likuiditas, inflasi, ukuran perusahaan
2
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perbankan syariah pada dasarnya merupakan suatu industri keuangan yang
memiliki sejumlah perbedaan mendasar dalam kegiatan utamanya dibandingkan dengan
perbankan konvensional. Salah satu perbedaan utamanya terletak pada penentuan return
yang akan diperoleh para depositornya. Bank syariah tidak hanya bersifat profit-oriented,
tetapi juga mengemban misi-misi sosial. Selain itu, dalam menilai kelayakan pembiayaan
bank konvensional hanya didasarkan pada bussines wise, sedangkan pada bank syariah juga
harus mempertimbangkan syariah wise, artinya bisnis tersebut layak dibiayai dari segi
usahanya dan acceptable dari segi syariahnya.
Tantangan utama bank syariah saat ini diantaranya adalah bagaimana mewujudkan
kepercayaan dari para stakeholder. Sudah menjadi rahasia umum bahwa, hanya bank-bank
yang sanggup membangkitkan kepercayaan stakeholder mereka saja yang akan bisa tumbuh,
berkembang dan mengukir sejarah baru. Bank tersebut akan mampu memobilisasi
simpanan, menarik investasi, menyalurkan pembiayaan, menanamkan investasi, sekaligus
memperluas kesempatan kerja, membantu pemerintah membiayai defisit anggaran untuk
pembangunan, dan mengakselerasi pembangunan ekonomi dengan baik. Hal ini terjadi
karena semua institusi keuangan harus merespon realitas bahwa penyedia dana (shareholder
dan deposan) serta stakeholder yang lain memiliki harapan, dan mereka tidak akan
menanamkan dana atau berkontribusi dengan baik apabila ekspektasi mereka tidak
diproyeksikan terpenuhi.
Ekspektasi stakeholder terhadap bank syariah tentu berbeda dengan bank
konvensional. Hal ini didasari oleh kesadaran bahwasannya bank syariah dikembangkan
sebagai lembaga keuangan yang melaksanakan kegiatan usaha sejalan dengan prinsip-
prinsip dasar dalam ekonomi Islam. Tujuan ekonomi Islam sendiri dalam hal ini tidak hanya
terfokus pada tujuan komersil yang tergambar pada pencapaian keuntungan maksimal
semata, tetapi juga mempertimbangkan perannya dalam memberikan kesejahteraan secara
luas bagi masyarakat, yang merupakan implementasi peran bank syariah selaku pelaksana
fungsi sosial. Perbedaan yang dominan pada bank syariah dan bank konvensional adalah
pada sistem bunga yang digunakan.
Selama 5 tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan total aset perbankan syariah
mencapai 33% per tahun. Sampai dengan akhir Oktober 2010, total aset perbankan syariah
telah mencapai Rp.86 triliun. Secara kelembagaan, saat ini jumlah bank syariah telah
mencapai 11 Bank Umum Syariah, 23 Unit Usaha Syariah, dan 146 Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah dengan jaringan kantor sebanyak 1.625 kantor pada akhir September 2010 (Bank
Indonesia, 2011).
Perkembangan yang pesat pada bank syariah di Indonesia ini dianggap karena
selama ini bank syariah mampu membidik pasar syariah loyalis, yaitu konsumen yang
meyakini bahwa bunga bank itu haram. Di lain pihak, bank syariah sedang mengalami
kondisi persaingan yang sangat ketat karena semua pihak yang terlibat dalam perbankan
sama-sama bergerak di pasar rasional yang sensitif terhadap bunga. Para depositor sendiri
sangat memperhatikan return atau keuntungan yang mereka peroleh ketika
menginvestasikan uangnya di bank. Haron dan Azmi (2005) menunjukkan bahwa deposit
pricing berfungsi untuk memproteksi dan meningkatkan profit dari bank dibandingkan
untuk menambah nasabah baru dan merebut market share dari kompetitornya karena pada
kenyataannya ketika dibuka satu jenis deposit plan baru oleh bank, maka para depositor akan
membandingkan keuntungan yang akan mereka peroleh.
Bank sebagai lembaga intermediasi keuangan yaitu sebagai penghubung antara
pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dan pihak yang kekurangan dana (defisit unit),
dengan menghimpun dana pihak ketiga dari para nasabah atau deposan lalu
3
menyalurkannya kepada para debitur (pengusaha dan pihak yang memerlukan dana segar).
Dalam kondisi krisis, beberapa perbankan telah tersingkir. Dengan kondisi tersebut,
perbankan sangat takut untuk menyalurkan kredit, sehingga proporsi Loan to Deposit Ratio
(LDR) atau dalam perbankan syariah disebut sebagai Financing to Deposit Ratio (FDR)
menurun cukup drastis.
Sesuai fungsi dana pihak ketiga yang vital dengan digunakannya untuk sumber
profit dan penutup laba operasional, maka hal ini seharusnya juga mendorong bank syariah
sebagai salah satu bentuk lembaga perbankan agar memperbaiki manajemennya untuk terus
meningkatkan dana pihak ketiga. Hal ini dikarenakan perubahan yang sedikit saja pada
dana pihak ketiga (DPK) maka akan mempengaruhi kinerja dan performa dari bank
(Andriyanti dan Wasilah, 2010).
Sampai dengan pertengahan tahun 2010 kinerja penghimpunan dana Perbankan
Syariah sempat melambat hingga pertengahan 2010, namun memasuki triwulan III 2010
mulai mengalami perkembangan dengan laju pertumbuhan 39,16%, lebih tinggi
dibandingkan periode yang sama di 2009 sebesar 35,19%. Tingginya pertumbuhan DPK
tersebut didorong oleh semakin kompetitifnya imbal bagi hasil yang ditawarkan bank
syariah, meskipun secara umum sepanjang tahun 2010 suku bunga deposito bank
konvensional cenderung meningkat namun dengan peningkatan kinerja pembiayaannya,
bank syariah dapat memberikan imbal bagi hasil yang tinggi (Bank Indonesia, 2011).
Menurut hasil analisis Ulfah (2010), kenaikan jumlah dana pihak ketiga disebabkan
karena beragamnya produk-produk yang dimiliki perbankan syariah dan pelayanan yang
relatif baik. Pertumbuhan jumlah DPK juga menunjukan semakin banyaknya masyarakat
yang menyimpan dananya di bank-bank syariah. Hal ini juga menunjukan tingkat
kepercayaan masyarakat pada bank syariah.
Tahun 1999 memang merupakan tahun yang penuh tantangan dalam sistem
keuangan, baik global maupun domestik. Krisis finansial yang bermula tahun 1998 telah
mengganggu stabilitas sistem keuangan dan berdampak negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional. Hal ini menandakan bahwa perbankan syariah sendiri masih cukup
rentan kinerja dan performanya terhadap perbankan konvensional dan variabel-variabel
makroekonomi seperti inflasi, jumlah uang beredar, Sertifikat Bank Indonesia, serta investasi
lain seperti saham. Hal ini didukung oleh penelitian Haron dan Azmi (2005) yang
menggunakan variabel-variabel makro seperti base lending rate, inflasi, indeks komposit,
GDP, dan jumlah uang beredar dalam pengaruhnya terhadap dana pihak ketiga.
Hasibuan (2006) menyatakan bahwa selain dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
bank itu sendiri, kinerja perbankan syariah juga dipengaruhi oleh indikator-indikator
moneter dan finansial lainnya. Untuk pelaksanaan fungsi intermediasi sendiri, bank syariah
masih baik dengan posisi financing to deposit ratio (FDR) yang tinggi. Sehingga, hal ini turut
mempengaruhi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Meskipun demikian, seperti yang
telah disebutkan sebelumnya bahwa tren meningkatnya suku bunga konvensional
menyebabkan adanya peningkatan risiko displacement fund (pengalihan dana dari bank
syariah ke bank konvensional) yang dihadapi oleh bank syariah. Hal ini menyebabkan
pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah mengalami sedikit kemunduran
(Oktaviana, 2007).
Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan di Malaysia (Haron dan Ahmad, 2000),
tingkat suku bunga konvensional akan mempunyai hubungan negatif terhadap dana
deposito bank syariah, sedangkan tingkat bagi hasil akan mempunyai hubungan positif
terhadap jumlah dana deposito bank syariah. Dari penjelasan di atas, maka berlaku dasar
asumsi bahwa para deposan menyimpan uangnya di dana deposito berjangka bank
konvensional dengan motif profit maximization. Jika manajemen bank syariah juga
mempunyai asumsi yang sama, maka mereka akan berusaha untuk memberikan tingkat bagi
4
hasil minimal sama atau bahkan lebih tinggi daripada yang diinfokan oleh bank
konvensional.
Arundina (2007) menyatakan bahwa penelitian mengenai penghimpunan dana pihak
ketiga sendiri sebenarnya masih jarang sehingga perlu adanya penelitian-penelitian
selanjutnya untuk lebih mengetahui penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) pada
perbankan. Nasution (2003) menyatakan bahwa manajemen kredit Bank Muamalat akan
mempengaruhi likuiditas bank itu sendiri dan akhirnya akan mempengaruhi penghimpunan
dana pihak ketiga. Dalam penelitian Budiati (2007), analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi pendanaan Bank Muamalat Indonesia juga mengkhususkan pada variabel
makro dan bukan variabel perbankan sendiri.
Dengan gambaran tersebut, dapat kita lihat bahwa dana bank ini posisinya sangat
penting dalam lembaga perbankan dan harus dikelola secara optimal, karena dana bank
yang optimal akan memberikan ruang gerak yang cukup bagi pihak perbankan baik dalam
aspek pembiayaannya maupun likuiditasnya. Perubahan yang sedikit saja pada tingkat
deposito akan berpotensi mempengaruhi performa bank dan tingkat resikonya.
Terkait dengan kemampuan perbankan syariah dalam menghimpun dana pihak
ketiga, khususnya dana deposito mudharabah, banyak faktor pendukung dan penghambat.
Faktor-faktor tersebut dapat merupakan faktor internal dari perbankan syariah sendiri yang
maupun faktor eksternal yang merupakan kondisi makro ekonomi Indonesia. Berdasarkan
uraian tersebut, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah tingkat
suku bunga deposito berjangka 1 bulan bank umum konvensional, tingkat bagi hasil
deposito mudharabah 1 bulan bank syariah, tingkat likuiditas, inflasi, dan ukuran
perusahaan mempengaruhi pertumbuhan deposito mudharabah 1 bulan bank syariah.
memaksimalkan keuntungan bagi kedua belah pihak, baik bagi mudharib sendiri maupun
bagi shahibul maal. (Adiwarman, 2005).
Sesuai fungsi dana pihak ketiga yang vital dengan digunakannya untuk sumber
profit dan penutup laba opersional, maka hal ini seharusnya juga mendorong bank syariah
sebagai salah satu bentuk lembaga perbankan agar memperbaiki manajemennya untuk terus
meningkatkan dana pihak ketiga. Hal ini dikarenakan perubahan yang sedikit saja pada
dana pihak ketiga (DPK) maka akan mempengaruhi kinerja dan performa dari bank.
Penghimpunan dana pihak ketiga ini diperoleh dari tabungan, deposito berjangka,
sertifikat deposito, giro, dan kewajiban jangka pendek lainnya. Dalam penelitian ini akan
digunakan dana pihak ketiga yang berasal dari deposito Mudharabah berjangka 1 bulan.
Penggunaan deposito ini adalah berdasarkan komposisinya sebagai jumlah terbesar dari
deposito dalam menghimpun dana pihak ketiga (DPK).
Deposito Mudharabah
Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian perlu adanya sumber
untuk menyediakan dana guna membiayai kegiatan usaha. Dalam hal ini bank syariah
mempunyai kedudukan yang penting untuk menghimpun dana maka dengan demikian
deposito mudharabah akan mempunyai kedudukan yang sangat istimewa.
Deposito berdasarkan prinsip mudharabah adalah: (1) Dalam transaksinya nasabah
bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib
atau pengelola dana. (2) Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan
berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah dan
mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain. (3) Modal
harus dinyatakan dengan jumlahnya dalam bentuk tunai dan bukan piutang. (4) Pembagian
keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan
rekening. (5) Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan
menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. (6) Bank tidak diperkenankan
untuk mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.
(Majelis Ulama Indonesia, 2006).
Untuk jenis-jenis deposito mudharabah yang ada di bank syariah adalah : Deposito
Perorangan, Deposito Lembaga Usaha, Deposito Lembaga Pendidikan, Deposito Lembaga
Dakwah, Deposito BPR/Bank/LKBB. Deposito mudharabah bagi bank berfungsi sebagai
sumber dana yang cukup besar yang dapat dipakai untuk membiayai kegiatan bank, bagi
pihak nasabah untuk mencari keuntungan atau nisbah dari bagi hasil deposito mudharabah
yang cukup tinggi dan bagi bagi pemerintah dapat membantu menekan laju inflasi dengan
mengurangi jumlah uang beredar di masyarakat dan sebagai pembiayaan bagi
pembangunan nasional.
konvensional. Pengaruh negatif tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank
konvensional terhadap pertumbuhan deposito Mudharabah berjangka 1 bulan karena dengan
meningkatnya suku bunga akan menyebabkan peningkatan risiko displacement fund
(pengalihan dana dari bank syariah ke bank konvensional) yang akan dihadapi bank
syariah. Hal ini tentunya akan membuat jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank
syariah menurun. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, hipotesis penelitian ini sebagai
berikut :
H1 : Tingkat suku bunga deposito berjangka bank konvensional 1 bulan berpengaruh
negatif terhadap deposito mudharabah berjangka 1 bulan bank syariah
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin rendah pula
kemampuan likuiditas bank tersebut jika ada deposan menarik dananya sehingga
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Hal ini akan turut
mempengaruhi deposan dalam memilih dimana akan menghimpun dananya.
Andriyanti dan Wasilah (2010) juga menggunakan variabel yang sama dalam
pengaruhnya terhadap penghimpunan dana pihak ketiga, namun hasil yang tidak signifikan
ditunjukkan oleh variabel FDR dalam pengaruhnya terhadap deposito Mudharabah
berjangka 1 bulan. Berdasarkan kondisi ini, diambil hipotesis sebagai berikut :
H3 : FDR bank syariah berpengaruh negatif terhadap deposito mudharabah berjangka 1
bulan bank syariah.
Pengaruh Inflasi
Inflasi merupakan kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan
terus menerus selama peride tertentu. Apabila tingkat inflasi mengalami kenaikan maka
deposito perbankan syariah akan mengalami penurunan. Menurut Haron dan Azmi (2005),
inflasi berhubungan negatif dengan deposito yang dihimpun bank. Hal ini disebakan ketika
inflasi mengalami kenaikan, maka para nasabah akan mencairkan dananya untuk
mempertahankan tingkat konsumsinya.
Cahyono (2009) menyatakan bahwa pengaruh inflasi terhadap dana pihak ketiga
berbeda antara perbankan konvensional dan perbankan syariah. Sebagaimana yang
dihasilkan oleh Farikh (2007) yang menyatakan bahwa inflasi juga mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah. Andriyanti dan
Wasilah (2010) juga membuktikan bahwa penghimpunan deposito Mudharabah berjangka 1
bulan pada Bank Muamalat Indonesia dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Dalam penelitian ini
diambil hipotesis sebagai berikut :
H4 : Inflasi memiliki pengaruh negatif terhadap deposito mudharabah berjangka 1 bulan
bank syariah.
METODE PENELITIAN
Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan data time series untuk rentang waktu bulanan, yaitu
Bulan Januari 2009 sampai Bulan Mei 2012. Data time series ini merupakan data sekunder
yang diperoleh dari beberapa sumber, yaitu hasil publikasi Bank Indonesia dengan periode
bulanan yaitu Statistik Perbankan Syariah dan Statistik Perbankan Indonesia. Selain itu data
8
juga diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik yang berupa data Inflasi Bulanan
Indonesia.
Variabel Penelitian
Secara sistematik semua variabel dalam penelitian ini, dapat disajikan dalam matriks
variabel penelitian seperti pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 1.
Variabel Penelitian
regresi. Didalam model regresi, bukan hanya variabel independen saja yang mempengaruhi
variabel dependen, melainkan masih ada faktor lain yang dapat menyebabkan kesalahan
dalam observasi, yaitu yang disebut kesalahan pengganggu (ε) atau disturbance’s error
(Supranto, 2001).
Metode regresi berganda akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah
memenuhi persyaratan Best Linear Unbiased Estimation (BLUE). Agar model analisis regresi
yang dipakai dalam penelitian ini secara teoretis menghasilkan nilai parametrik yang sahih
terlebih dahulu akan dilakukan pengujian asumsi klasik regresi yang meliputi uji
normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, digunakan metode regresi linear
berganda, uji signifikansi parameter individual (Uji statistik t) dan koefisien determinasi.
Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, digunakan metode regresi linear
berganda, uji signifikansi parameter individual (Uji statistik t) dan koefisien determinasi.
11
Tabel 2.
Coefficients
Unstandardized Coefficients
Model Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error
(Constant) -0,156 0,057 -0,273 0,000
TSB -0,810 0,006 -0,824 -9,244 0,000
TBH 0,560 0,002 0,306 6,182 0.000
FDR 0,047 0,045 0,483 1,752 0,089
INFLASI 0,080 0,033 0,170 1,170 0,323
SIZE 0,236 0,081 0,483 5,943 0,019
Sumber : Output SPSS
Keterangan:
DM : pertumbuhan jumlah deposito mudharabah berjangka 1 bulan
TSB : tingkat suku bunga deposito berjangka 1 bulan pada bank konvensional
TBH : tingkat bagi hasil (ekuivalen rate) dari deposito Mudharabah berjangka 1
bulan pada periode bulan sebelumnya
FDR : Financing to Deposit Ratio (FDR) yang menggambarkan likuiditas bank
syariah
INFLASI : tingkat inflasi perekonomian Indonesia
SIZE : ukuran bank syariah (ln Total Asset )
Pembahasan Penelitian
Berikut adalah pembahasan dari hasil penelitian pengaruh beberapa variabel
independen terhadap pertumbuhan deposito mudharabah 1 bulan bank syariah periode
Januari 2009 sampai dengan Mei 2012.
hasil bank semakin besar maka akan semakin besar pula dana pihak ketiga yang disimpan di
bank syariah.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang ditunjukkan oleh
Rahmawati (2010) bahwa profit sharing berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dana
bank syariah. Karena nasabah hanya bersedia menyimpan dananya pada bank yang mau
dan mampu untuk membayar kembali dana tersebut apabila ditagih. Juga mendukung hasil
penelitian Samsudin (2005) yang menunjukkan bahwa faktor besarnya return dan persentasi
bagi hasil yang tinggi menjadi daya tarik bagi nasabah untuk menyimpan dananya di Bank
Syariah Mandiri. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan beberapa penelitian terdahulu
tentang pengaruh prinsip bagi hasil (profit sharing) terhadap keputusan nasabah menyimpan
dananya di bank syariah. Nasser dan Al Khatib (2005) menunjukkan bahwa 79% responden
di Jordan mau menanamkan dananya pada bank syariah karena motivasi agama. Hasil
serupa ditemukan oleh Amat (2005) dengan menunjukkan bahwa faktor motivasi untuk
mendapatkan return yang tinggi tidak menjadi dasar utama dalam memilih bank, melainkan
lebih kepada kesesuaian dengan syariah.
Fitriyah (2010) juga menunjukkan bahwa bagi hasil tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan dana bank umum syariah, karena faktor agama merupakan faktor utama
yang menjadi alasan nasabah menyimpan dananya di bank syariah. Karakter nasabah bank
syariah merupakan nasabah emosional yang non profit oriented.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat bagi hasil deposito
mudharabah 1 bulan bank syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan deposito mudharabah 1 bulan bank syariah. Hal ini membuktikan bahwa
masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim masih terpengaruh oleh return yang akan
diterima.
Untuk menaikkan pertumbuhan mudharabah 1 bulan bank umum syariah, hendaknya
pihak manajemen perbankan syariah menaikkan efisiensi kinerja bank syariah sehingga
dapat menaikkan tingkat bagi hasil deposito mudharabah 1 bulan. Hal ini akan menjadikan
deposito mudharabah 1 bulan menjadi pilihan investasi yang menarik bagi nasabah, maka
dana deposito mudharabah akan meningkat. Nasabah pastinya akan memilih investasi yang
halal dan memberikan keuntungan yang besar.
kewajibannya kepada nasabah. Selain itu, angka pembiayaan macet yang rendah dapat juga
menjadi pegangan nasabah untuk memberi kepercayaan pada bank syariah meskipun
likuiditasnya relatif rendah.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Andriyanti dan Wasilah
(2010) yang juga menggunakan variabel yang sama dalam pengaruhnya terhadap
penghimpunan dana pihak ketiga dan hasil yang tidak signifikan ditunjukkan oleh variabel
FDR dalam pengaruhnya terhadap deposito Mudharabah berjangka 1 bulan. Hasil penelitian
ini juga konsisten dengan penelitian Shalihati (2012) yang menunjukkan bahwa FDR tidak
berpengaruh signifikan terhadap deposito mudharabah Bank Umum Syariah periode Juni
2004 – Desember 2010.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Nasution (2003) sebelumnya, bahwa
manajemen kredit bank syariah akan mempengaruhi likuiditas bank dan akhirnya akan
mempengaruhi penghimpunan dana dari pihak ketiga.
Pengaruh Inflasi
Inflasi merupakan kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan
terus menerus selama peride tertentu. Tingkat inflasi yang tinggi mengakibatkan masyarakat
yang mempunyai penghasilan tetap akan mengurangi alokasikan dana investasinya untuk
mempertahankan tingkat konsumsi. Dan sebaliknya, jika tingkat inflasi menurun nasabah
akan memiliki dana yang besar untuk alokasi investasi.
Kenaikan inflasi juga menyebabkan masyarakat tidak tertarik untuk meletakkan
dananya pada bank karena nilai mata uang semakin menurun. Meskipun deposito
memberikan bagi hasil, namun jika tingkat inflasi lebih tinggi dibanding tingkat suku bunga,
maka nilai mata uang tetap menurun.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan deposito mudharabah 1 bulan, sehingga menolak hipotesis yang telah diajukan
peneliti. Nasabah bank syariah tampaknya sudah terbiasa dengan inflasi yang terjadi di
Indonesia, sehingga sudah dapat merencanakan alokasi dana yang digunakan untuk
konsumsi dan dana investasi. Akibatnya, fluktuasi tingkat inflasi tidak mempengaruhi
pertumbuhan deposito mudharabah.
Nasabah bank syariah tidak terpengaruh terhadap fluktuasi tingkat inflasi di
Indonesia bisa juga disebabkan karena dalam kondisi inflasi yang naik turun, mereka
kesulitan untuk memilih investasi selain deposito karena investasi di tempat lain
kemungkinan akan memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan resiko penurunan nilai
uang akibat inflasi.
Penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Faizi (2009) yang
menunjukkan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap simpanan mudharabah pada Bank
Umum Syariah periode 2005 – 2007. Juga Alwi (2009) yang dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap dana deposito
mudharabah bank syariah di Indonesia . Demikian juga Lestari (2012) dalam penelitiannya
pada Bank Muamalat Indonesia periode Januari 2003 – Desember 2007 menunjukkan bahwa
inflasi tidak berpengaruh terhadap deposito mudharabah.
Hasil penelitian ini berbeda dengan Farikh (2007) yang menunjukkan bahwa inflasi
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah.
Andriyanti dan Wasilah (2010) juga menunjukkan bahwa penghimpunan deposito
Mudharabah berjangka 1 bulan pada Bank Muamalat Indonesia dipengaruhi oleh tingkat
inflasi secara signifikan. Juga dalam penelitian Haron dan Azmi (2005) yang menunjukkan
bahwa inflasi berhubungan negatif dengan deposito yang dihimpun bank. Hal ini
disebabkan ketika inflasi mengalami kenaikan, maka para nasabah akan mencairkan
dananya untuk mempertahankan tingkat konsumsinya.
15
PENUTUP
Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan deposito mudharabah 1 bulan perbankan syariah di
Indonesia untuk periode Januari 2009 sampai dengan Mei 2012 adalah hipotesis 1, 2 dan 5
diterima sedangkan hipotesis 3 dan 4 ditolak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pertumbuhan deposito mudharabah 1 bulan perbankan syariah sebagai variabel terikat
dipengaruhi secara signifikan oleh variabel bebas tingkat bagi hasil deposito mudharabah
bank syariah dan tingkat suku bunga deposito 1 bulan bank konvensional, dan ukuran
perusahaan. Sedangkan untuk variabel bebas likuiditas dan inflasi tidak mempunyai
pengaruh signifikan terhadap variabel terikat deposito mudharabah 1 bulan bank syariah.
Pengaruh positif tingkat bagi hasil deposito mudharabah 1 bulan bank syariah
menunjukkan bahwa nasabah bank syariah masih berorientasi terhadap profit, sehingga
apabila tingkat bagi hasil yang diberikan bank syariah tinggi, maka nasabah akan cenderung
menempatkan dananya dalam deposito mudharabah 1 bulan bank syariah. Hal ini terbukti
juga dari hasil penelitian bahwa tingkat suku bunga deposito 1 bulan bank konvensional
berpengaruh negatif terhadap dana deposito mudharabah 1 bulan bank syariah. Likuiditas
tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap dana deposito mudharabah 1 bulan bank
syariah. Nasabah memberikan kepercayaan yang tinggi terhadap bank syariah dengan
terbukti jumlah dana deposito mudharabah 1 bulan bank syariah yang semakin meningkat,
tanpa melihat angka pembiayaan dibanding jumlah dana pihak ketiga yang tinggi.
Ukuran (Size) yang dilihat dari pertumbuhan aktiva yang dimiliki bank syariah
menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap dana deposito mudharabah 1 bulan.
Deposan pada umumnya menyimpan dananya di bank dengan motif profit maximitation.
Semakin besar ukuran bank, maka masyarakat akan cenderung menyimpan uangnya di
bank tersebut karena masyarakat berpikir akan merasa aman menyimpan dananya di sana
dan memperoleh keuntungan yang lebih tinggi. Variabel bebas inflasi tidak berpengaruh
terhadap dana deposito mudharabah 1 bulan bank syariah. Nasabah bank syariah terlihat
sudah terbiasa dengan inflasi yang terjadi di Indonesia, sehingga sudah dapat merencanakan
dana yang digunakan untuk konsumsi dan dana investasi. Akibatnya, fluktuasi tingkat
inflasi tidak mempengaruhi pertumbuhan deposito mudharabah.
16
Implikasi
Penelitian ini mempunyai implikasi terhadap manajemen bank syariah, bahwa
tingkat bagi hasil yang tinggi akan berpengaruh terhadap peningkatan dana pihak ketiga.
Sedangkan tingkat bunga deposito 1 bulan bank konvensional yang tinggi juga dapat
berpengaruh terhadap menurunnya dana deposito mudharabah 1 bulan. Untuk
meningkatkan penghimpunan dana tersebut, hendaknya manajemen lebih meningkatkan
kinerjanya agar dapat memberikan bagi hasil yang tinggi terhadap dana investasi nasabah
tersebut. Selain itu manajemen bank syariah juga dapat bekerja sama dengan Majelis Ulama
Indonesia untuk memberikan sosialisasi lebih luas mengenai haramnya bunga bank. Bagi
peneliti di bidang perbankan syariah, penelitian ini dapat menjadi literatur dan wacana
untuk penelitian selanjutnya.
Keterbatasan
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data time series yang sangat
terbatas, sehingga disarankan untuk penelitian selanjutnya menggunakan data time series
yang lebih panjang agar dapat lebih menggambarkan kondisi sebenarnya. Selain itu
penelitian ini hanya menggunakan 5 variabel bebas, disarankan untuk menambah variabel
lain yang diduga kuat berpengaruh secara signifikan terhadap dana deposito mudharabah 1
bulan bank syariah dari hasil penelitian-penelitian lainnya. Variabel terikat dalam penelitian
ini hanya deposito mudharabah 1 bulan, diharapkan untuk penelitian selanjutnya diteliti
juga faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah dana pihak ketiga lainnya. Penelitian ini
menggunakan data statistik dari Bank Indonesia. Disarankan untuk penelitian selanjutnya
dapat mengetahui secara langsung dari sisi nasabah dengan wawancara atau kuisioner,
sehingga dapat diketahui secara jelas dan pasti faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah
dalam menanamkan dananya ke dalam deposito mudharabah 1 bulan bank syariah.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, I. 2009. Pengaruh Suku Bunga Deposito,Tingkat Inflasi, Dan Jumlah Kantor Bank
Terhadap Dana Deposito Mudharabah Pada Bank Syariah Di Indonesia. Thesis.
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Antonio, M.S. 2001. Bank Syariah dari Teori Ke Praktek. Gema Insani Pers. Jakarta
Arundina, T. 2007. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Bank Konvensional dan Tingkat Bagi
Hasil Bank Syariah Terhadap DPK Bank Syariah. Skripsi : FEUI.
--------------------. 2011. Outlook Perbankan Syariah 2011: Penguasaan Pasar Domestik Dengan
Kualitas Pelayanan Berstandar Internasional. Jakarta
Bank Syariah Mandiri. 2010. Perbankan Syariah : Perkembangan dan Penjelasan. Jakarta
Budiati, A.N. 2007. Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap
Pendanaan Pada Bank Muamalat Indonesia. Skripsi : FEUI.
Cahyono, A. 2009. Pengaruh Indikator Makroekonomi terhadap DPK dan Pembiayaan Pada
Bank Syariah Mandiri. Thesis : PSKTTI UI.
Faizi. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Simpanan Mudharabah Bank Umum Syariah
Periode 2005 – 2009. Skripsi : UIN Kalijaga Yogyakarta.
Farikh, N. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dana Pihak Ketiga Perbankan
Syariah dan Konvensional di Indonesia. Thesis : PSKTTI UI.
Fitriyah, N. 2010. Kontribusi Incentve Compatible Constrains dan Prinsip Bagi Hasil untuk
Mereduksi Terjadinya Indikasi Moral Hazard dalam Penyaluran Dana Pihak
Ketiga dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Dana Bank Syariah Survey pada
Bank Umum Syariah di Indonesia). Thesis : Unpad
Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Edisi ketiga. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Haron, S. dan N. Ahmad. 2000. “The Effects of Conventional Interest Rates and Rate of
Profit on Funds Deposited with Islamic Banking System in Malaysia.”
International Journal of Islamic Financial Services, Vol 1, No 4
Hasibuan, M.S.P. 2006. Dasar-Dasar Perbankan, Cetakan Kelima. Jakarta: Bumi Aksara
Herlanika, R. 2011. Pengaruh Suku Bunga Deposito, Tingkat Bagi Hasil, Inflasi, Pendapatan
Domestik Bruto dan Ukuran Perusahaan terhadap Jumlah Deposito Mudharabah
Nerjangka 1 Bulan pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di
Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Indriantoro, N. dan B. Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE UGM.
Lestari, W. A. 2012. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Pasar, Tingkat Bagi Hasil, Tingkat
Likuiditas, Ukuran Bank, Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak
Ketiga Pada Bank Muamalat Indonesia Tbk. Thesis. Fakultas Ekonomi Universitas
Stikubank Semarang.
Majelis Ulama Indonesia. 2006. Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional : Jakarta
18
Nasution, C.S. 2003. Manajemen Kredit Syariah Bank Muamalat. Kajian Ekonomi dan
Keuangan, Vol.7, No.3
Oktaviana, C. 2007. Potret Perbankan Syariah di Indonesia, Buletin Ekonomika dan Bisnis Islam
.Edisi IV/VII . Laboratorium Ekonomi dan Bisnis Islam (LEBI) UGM
Samsudin. 2005. Mengapa Nasabah Memilih Menggunakan Jasa Bank Syariah. Jurnal
Ekonomi Keuangan dan Bisnis Islam”EKSIS” Vol 1 No 2 April- Juni 2005
Shalihati, A. N. 2012. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito Umum, Tingkat Bagi Hasil,
Likuiditas Bank Umum Syariah, Inflasi, Dan Ukuran Bank Umum Syariah,
Terhadap Deposito Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia. Thesis,
Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank Semarang.
Supranto. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ulfah, M. 2010. Analisa Perkembangan Asset, Dana Pihak Ketiga (DPK) ,dan Pembiayaan
Perbankan Syariah di Indonesia. Skripsi : Universitas Gunadarma