PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi
terbaik didunia. Negara ini didukung oleh banyaknya sumber daya alam yang
melimpah dan sumber daya manusia yang sangat banyak. Negara ini juga
merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia dengan
jumlah lebih dari 200 juta orang. Ini merupakan potensi untuk pangsa pasar
perbankan syariah.1
Pada tahun 1998 muncul Undang-Undang No. 10 tahun 1998 atas
perubahan Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan. 2 Menurut
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.3 Sebagai suatu lembaga keuangan,
bank mempunyai kegiatan baik funding maupun financing atau menghimpun
dan menyalurkan dana. Kemudian, pada tahun 2008 undang-undang tentang
perbankan syariah kembali di revisi, yaitu dengan disahkannya Undang-
Undang No. 2 Tahun 2008 sebagai penyempurna undang-undang sebelumnya.
Jadi, sebagai lembaga perantara (intermeediaty), bank berperan menjadi
perantara pihak yang kelebihan dana-dana tersebut dapat disaluran kepada
pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat kepada kedua belah
pihak.4 Jenis-jenis bank memiliki beberapa jenis, yaitu berdasarkan fungsinya,
1
Azhari Maulia` Analisis Pengaruh CAR, BOPO, NPF, dan FDR Terhadap Profitabilitas
Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2013-2017. Skripsi, Medan: USU, hal 1.
2
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Cet ke-2 (Yogyakarta: Ekonisia,
2004), hlm.. 33
3
Kasmir, Pemasaran Bank, (jakarta: Kencana, 2004), Hlm. 9.
4
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Cet ke-2 (Yogyakarta: Ekonisia,
2004), hlm.. 33.
kepemilikannya dan berdasarkan operasionalnya dibedakan menjadi dua,
yaitu bank konvensional dan bank syariah. Bank konvensional merupakan
bank yang keuntungan utamanya diperoleh dari selisih bunga simpanan yang
diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang
disalurkan, Sedangkan bank syariah marupakan bank yang menjalakan
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.5 Bank syariah menurut
jenisnya dibagi menjadi dua yaitu, Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Kemudian dalam perbankan syariah
juga terdapat Unit Usaha Syariah (UUS) yang merupakan unit kerja dari
kantor pusat Bank Umum Konvensional yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah.6 Dalam penelitian ini dipilih Bank Umum
Syariah yang karena dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran sedangkan BPRS dan UUS tidak. Selain itu pada Bank Umum
Syariah juga menyediakan laporan keuangan yang lengkap sesuai dengan data
yang dibutuhkan dalam penelitian, sedangkan BPRS hanya sebatas
memberikan laporan kaungan berupa neraca tahunan dan perhitungan laba
rugi serta penjelasannya.
Sistem perbankan syariah berbeda dengan sistem perbankan
konvensional, karena sistem keuangan dalam perbankan syariah merupakan
subsistem dari suatu sistem ekonomi Islam yang cakupannya lebih luas. Oleh
karena itu, perbankan syariah tidak hanya dituntut untuk enghasilkan profit
secara komersial, namun dituntut pula untuk menghasilkan profit secara
komersial, namun dituntut pula untuk bersungguh-sungguh dalam
menampilkan realisasi nilai-nilai syariah. Setiap perusahaan (termasuk bank)
dalam menjalakan usahanya mempunyai tujuan yang sama yaitu mendapatkan
laba serta harus mampu mengelola sumber daya yang dimiliki dengan baik,
5
https://rumus.co.id/jenis-jenis-bank Diakses tanggal 07 Juni 2020 pukul 11.29.
6
https://www.bi.go.id.banksyariah. Diakses tanggal 07 Juni pukul 11.33.
salah satunya yaitu mengelola dan keuangan yang tersedia sehingga dapat
dimanfaatkan secara efisien.7
Perkembangan dan partumbuhan perbankan syariah di Indonesia
merupakan suatu perwujudan dari permintaan masyarakat yang membuktikan
suatu sistem perbankan yang alternatif. Selain menyediakan jasa
perbankan/keuangan yang sehat, juga memenuhi prinsip-prinsip syariah. Saat
ini masyarakat semakin paham dan jeli menempatkan dana dan dalam
menempatkan pembiayaan usahanya, masyarakat mulai memilih bank syariah
yang tidak menggunakan bunga sebagai balas jasa melainkan menggunakan
sistem bagi hasil, sehingga nasabah tidak dibebani dengan bunga yang didapat
dari hasil usaha. Selain dari sisi balas jasa bank syariah juga memberikan
fasilitas yang berbeda dengan bank konvensional, bank syariah cenderung
lebih lengkap karena adanya fungsi social yang tidak ditemukan pada bank
konvensional yang melakukan investasi halal dan haram. Hal ini cocok untuk
masyarakat Indoneisa yang mayoritas memeluk agama Islam. Tentu saja hal
ini menunjukkan bahwa ekonomi berbasis Islam atau syariah tengah
berkembang di Indonesia.8
Salah satu alasan masyarakat memilih bank syariah karena tahan
terhadap krisis. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem ekonomi
terbuka, oleh karena itu tidak dapat terhindar dari krisis ekonomi global yang
menimpa hampir seluruh negara didunia yang dimulai pada semester kedua
tahun 2008. Di sini, bank syariah membuktikan performa lebih baik bahwa
bank syariah dapat bertahan dari krisis dibandingkan bank konvensional. Hal
ini disebabkan karena bank syariah tidak banyak bertransaksi dengan valuta
asing, naik turunnya bank syariah tidak begitu terpengaruh jika dibandingkan
7
Yani Pitriyani, Analisis Perkembangan Tingkat Profitabilitas Bank Syariah dan Bank
Konvensional Tahun 1998-2004: Studi Komparatif PT Bank Muamalat Tbk dan PT Bank BNI
Tbk,”UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, (2006). Hlm. 2.
8
Flikhatun dan Assegaf, 2012, “Bank Syariah di Indonesia: Ketaatan Pada Prinsip-prinsip
Syariah dan Kesehatan Financial”, Jurnal Accounting and Management (CBAM) Vol.1 No.1
dengan bank konvensioanal. Pembiayaan bank syariah sebagian besar
disalurkan pada sektor riil dan hanya sedikit yang disalurkan dalam sektor
koperasi, sehingga krisis global tidak begitu dirasakan oleh bank syariah.9
Hingga saat ini kelembagaan bank syariah di Indonesia mengalami
perkembangan dan pertumbuhan yang cukup signifikan. Ini dibuktikan
dengan tabel 1.1 yang menunjukkan perbankan di Indonesia periode 2014-
2018:
Tabel 1.1
10
https://www.ojk.go.id-statistikperbankansyariah. Diakses tanggal 07 Juni 2020 pukul 11.51.
11
https://www.ojk.go.id.pengembangankeuangansyariahindonesia . Diakses tanggal 07 Juni
2020 pukul 11.55.
syariah, karena dengan adanya kepercayaan diri para pemangku kepentingan
tersebut bank akan mampu memobilisasi simpanan, menyalurkan pembiayaan,
menambahkan investasi, memperluas kesempatan kerja, serta membantu
pemerintah membiayai deficit anggaran untu pembangunan, serta kinerja
perbankan syariah akan terus membaik dengan diikuti pertumbuhan
profitabilitas yang baik pula.12
Selain itu ROA ini sendiri digunakan untuk mengetahui dan mengukur
seberapa besar profit bank syariah yang diperoleh berdasarkan asset
perbankan syariah itu sendiri, mengingat sebagian besar asset dari perbankan
syariah itu sendiri berasal dari masyarakat . tentu saja dalam perkembangan
perbankan syariah itu sendiri, pertumbuhan profitabilitas (ROA) tidak
selamanya tumbuh dengan baik sesuai yang diharapakan.14 Hal ini dapat
dibuktikan dengan data statistik perbankan syariah di Indonesia yang terdapat
pada Otoritas Jasa Keuangan, bahwa perkembangan profitabilitas (ROA)
12
Defri Duantika, 2015. Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah Berdasarkan RGEC
dan Islamicity Performance Index (Studi Bank MUamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri,
Skripsi, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, hal.2
13
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, hal. 118
14
Fahmy Shalahuddin, Pengaruh CAR, NPF, BOPO, dan FDR, Terhadap Profitabilitas Bank
Umum Syariah. Skripsi.Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Hal 5.
perbankan syariah mengalami fluktuasi atau naik-turun. Hal ini bias dilihat
pada grafik berikut:
Grafik 1.1
ROA
3
2.47%
2.5 2.34%
1.97%
2 1.81% 1.77%
ROA
1.5
0.5
0
2014 2015 2016 2017 2018
B. Permasalahan
1. Pembatasan Masalah
Mengingat masalah yang tercakup pada penelitian ini sangat luas,
maka penulis membatasi sebagai berikut:
a. Penulia membatasi penelitian hanya pada pengukuran pengaruh CAR,
BOPO, NPF, dan FDR terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum
Syariah.
b. Periode penellitian pada bank umum syariah tahun 2014-2017
c. Peneliti hanya memfokuskan penelitian pada bank umum syariah BUMN
dan bank umum syariah swasta.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa
permasalahan yang dapat diangkat dalam penelitian ini, yakni:
a. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap
profitabilitas (ROA) bank umum syariah?
b. Apakah Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) bank umum syariah?
c. Apakah Non Peforming Financing (NPF) berpengaruh terhadap
profitabilitas (ROA) bank umum syariah?
d. apakah Financing to Deposito Ratio (FDR) berpengaruh terhadap
profitabilitas (ROA) bank umum syariah?
e. Apakah CAR, BOPO, NPF, dan FDR secara simultan berpengaruh
terhadap profitabilitas (ROA) bank umum syariah?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian
adalaha untuk mengetahui apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Non Peforming
Financing (NPF) dan Financing to Deposito Ratio (FDR) terhadap
Profitabilitas (ROA) bank umum syariah baik secara simultan maupun parsial.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis, diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk menambah
wawasan dan pengetahuan penulis secara khusus, dan pembaca secara
umum, mengenai profitabilitas Bank Umum syariah din Indonesia.
2. Bagi akademisi, diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
tentang profitabilitas (ROA) sebagai pengukur kinerja bank umum syariah
di Indonesia.
3. Bagi perusahaan syariah, sebagai bahan informasi an sumbangan
pemikiran untuk membuat keputusan bagi praktisi perbankan syariah.
4. Bagi peneliti lain, sebagai bahan masukan untuk memperbaiki penelitian
sejenis berikutnya pada sektor perbankan, khususnya perbankan syariah,
sehingga mengenai perbankan syariah tidak berhenti.
5. Bagi investor, sebagai bahan tambahan masukan guna membantu investor
dalam pengambilan keputusan apabila investor ingin menanamkan
modalya pada Bank Umur Syariah di Indonesia.
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang latas belakang, rumusan masalah, tujuan
Dalam bab ini membahas teori yang berkaitan dengan objek yang akan
Dalam bab ini dijelaskan tentang metode penelitian yaitu meliputi: waktu dan
tempat, jenis data, sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan
Bagian terakhir dari penelitian ini adalah Bab V yaitu kesimpulan dan saran,
kesimpulan merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
dalam rumusan-rumusan masalah, setelah melalui analisis pada bab
sebelumnya. Sementara itu, sub bab saran berisi rekomendasi dari penelitian
mengenai permasalahan yang sudah diteliti sesuai hasil kesimpulan yang
diperoleh.