PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kredit investasi kecil, menengah dan besar, tetapi juga mampu mempengaruhi
sistem perbankan Indonesia. Perbankan syariah mulai dikenal pada tahun 1992
perbankan syariah belum mendapatkan landasan hukum yang kuat. Hal ini terlihat
dari UU No. 7 Tahun 1992, dimana perbankan syariah hanya dikenal sebagai bank
yang berprinsip pada bagi hasil yang selebihnya harus tunduk pada peraturan bank
1
UU No. 21 Tahun 2008 mengenai Perbankan Syariah. Di dalam UU tersebut
akan mempunyai ruang lingkup kerja yang jelas dan dapat menjaring pasar lebih
luas.
dari meningkatknya kebutuhan masyarakat akan produk jasa dari bank syariah.
Statistik Perbankan Syariah (SPS) yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) menunjukkan bahwa sampai dengan bulan Desember 2015 jumlah jaringan
kantor perbankan syariah sudah mencapai 2.301 unit, terdiri dari 1.990 unit Bank
Umum Syariah, 311 unit Unit Usaha Syariah, dan 446 unit Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah.
Tabel 1.1
2
Cara pengoperasian antara bank syariah dengan bank konvensional memiliki
sedangkan pada bank syariah sistem yang digunakan adalah sistem bagi hasil
(profit sharing). Pada sistem bagi hasil, kinerja bank syariah akan menjadi
syariah atas jumlah bagi hasil yang diperoleh. Apabila jumlah keuntungan
meningkat, maka bagi hasil yang diterima nasabah juga akan meningkat, demikian
pula sebaliknya, apabila jumlah keuntungan menurun, bagi hasil ke nasabah juga
akan menurun, sehingga semua menjadi adil. Berbeda dengan bank konvensional
yang menerapkan sistem bunga, nasabah tidak dapat menilai kinerja bank bila
hanya dilihat dari bunga yang diperoleh. Dalam mekanisme kegiatan usahanya,
Akad yang sesuai dengan sistem profit sharing dalam perbankan syariah dengan
3
Meskipun bank syariah tidak menerapkan sistem bunga, tetapi kenyataannya
suku bunga menjadi dilema bagi dunia perbankan syariah saat ini. Data perolehan
jumlah simpanan deposito yang didapat dari laporan keuangan Bank Indonesia
(BI) menunjukan bahwa deposito Bank Mandiri memiliki jumlah lebih besar dari
Mandiri tercatat bahwa pendapatan deposito yang diperoleh pada tahun 2010
deposito Bank Syariah Mandiri hanya 11,96% dari jumlah pendapatan deposito
Bank Mandiri dengan tingkat suku bunga rata-rata 6,50%. Pada tahun-tahun
tahun 2010, yaitu pada tahun 2011 menunjukkan angka prosentase 23,38%
dengan tingkat suku bunga 6,58%, pada tahun 2012 sebesar 19,34% dengan
tingkat suku bunga 5,77%, pada tahun 2013 sebesar 18,95% dengan tingkat suku
bunga 6,48%, pada tahun 2014 sebesar 16,77% dengan tingkat suku bunga 7,54%
dan pada tahun 2015 sebesar 11,85% dengan tingkat suku bunga 7,52%.
4
Tabel 1.2
dari bank syariah karena nasabah tentunya akan lebih memilih bank yang dapat
memberikan keuntungan yang lebih tinggi. Oleh sebab itu dikhawatirkan akan
syariah. bisa dikatakan bahwa bagi hasil dalam sistem perbankan syariah
dari itu penulis melakukan penelitian guna mengetahui dan menjelaskan pengaruh
5
variabel tingkat bagi hasil deposito bank syariah dan tingkat suku bunga deposito
Deposito Bank Syariah Dan Rata-Rata Tingkat Suku Bunga Deposito Bank
B. Identifikasi Masalah
1. Bank konvensional yang sudah lebih dahulu berdiri membuatnya lebih dikenal
2. Sistim yang digunakan bank syariah adalah bagi hasil (profit sharing) bukan
4. Bank syariah mampu menghadapi gejolak krisis moneter pada tahun 1997
5. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank syariah hanya terhadap bidang
C. Batasan Masalah
yang akan diteliti kerena terbatas waktu penelitian, diantaranya nisbah/bagi hasil
yang diterapkan oleh bank syariah mandiri, tingkat suku bunga rata-rata bank
6
konvensional, dan jumlah simpanan deposito mudharabah bank syariah mandiri
dengan menggunakan data sekunder yang didapat dari laporan keuangan yang
telah dipublikasikan di website resmi Bank Syariah Mandiri, website resmi Bank
Indonesia (BI) dan website resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yaitu pada
D. Rumusan Masalah
berikut :
1. Apakah tingkat bagi hasil bank syariah berpengaruh terhadap jumlah simpanan
3. Apakah tingkat bagi hasil bank syariah dan tingkat suku bunga bank umum
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat bagi hasil bank syariah terhadap jumlah
7
2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga bank umum terhadap jumlah
F. Manfaat Penelitian
a. Bagi Akademisi
Kajian terhadap tingkat bagi hasil dan tingkat suku bunga berkaitan dengan
jumlah simpanan deposito mudharabah dapat menjadi bahan awal, evaluasi dan
pertimbangan atas kebijakan yang akan diambil oleh Bank Syariah Mandiri.
c. Bagi Penulis
bagaimana pengaruh tingkat bagi hasil dan tingkat suku bunga terhadap jumlah
simpanan mudharabah.
8
d. Bagi Nasabah
dan pengetahuan bagi nasabah bank terutama terkait dengan produk deposito
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
HIPOTESIS PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang landasan teori, hasil penelitian yang
9
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
penelitian
BAB V PENUTUP
tulisan ini.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. BANK
1. Definisi Bank
tangal 10 November 1998 tentang perbankan, bahwa bank adalah badan usaha
2. Jenis-jenis Bank
a. Bank Umum
memberikan jasa dialam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan
11
adalah umum, dalam arti bahwa bank ini dapat memberikan seluruh jasa
bank umum.
Ditinjau dari segi imbalan atau jasa penggunaan dana, baik simpanan
a. Bank konvensional
b. Bank syariah
B. Bank Konvensional
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
12
Di Indonesia, menurut jenisnya bank terdiri Bank Umum dan Bank
kalimat “dan atau berdasarkan prinsip syariah”, yaitu bank yang melaksanakan
biaya dalam nominal atau prosentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini
13
2. Suku Bunga
dalam suatu jangka waktu tertentu adalah sama dengan nilai dari seluruh
investasi yang tingkat pengembalian modalnya adalah lebih besar atau sama
balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan pada prinsip
dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang
memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank
(nasabah yang memperoleh pinjaman). Sedangkan suku bunga adalah rasio dari
1. Bunga Simpanan
Bunga simpanan adalah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga
Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito berjangka.
14
2. Bunga Pinjaman
Bunga pinjaman adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau
harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank, contohnya
bunga kredit. Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa balas jasa yang
antara pihak nasabah (yang memiliki simpanan) dengan bank, semakin lama
juga bunganya, karena bank dapat menggunakan uang tersebut untuk jangka
maupun bunga pinjaman bank tidak boleh melebihi batasan yang sudah
15
ditetapkan oleh pemerintah. Ada batasan maksimal dan minimal untuk suku
bunga yang diizinkan. Tujuannya adalah agar bank dapat bersaing secara
sehat.
d. Persaingan, dalam kondisi tidak stabil dan bank kekurangan dana, sementara
bank harus bersaingan keras dengan bank lainnya. Jika untuk bunga
C. Bank Syariah
Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah merupakan bank
dan Hadits Nabi Muhammad SAW dan dalam kegiatannya tidak membebankan
bunga maupun tidak membayar bunga kepada nasabah. Imbalan yang diterima
oleh bank syariah maupun yang dibayarkan kepada nasabah tergantung dari
akad dan perjanjian antara nasabah dan bank. Perjanjian (akad) yang terdapat
di perbankan syariah harus tunduk pada syarat dan rukun akad sebagimana
16
Menurut undang-undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008
tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank
syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah (BUS), unit usaha
Menurut Ismail (2011:33) bank umum syariah (BUS) adalah bank syariah
yang berdiri sendiri sesuai dengan akta pendiriannya, bukan merupakan bagian
dari bank konvensional. Unit usaha syariah (UUS) merupakan unit usaha
syariah adalah unit kerja dari kantor pusat bank konvensional yang berfungsi
sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank
17
2. Bagi Hasil
pembagian hasil usaha yang harus ditentukan pada awal yang terjadinya
20:80 yang berarti bahwa atas hasil usaha yang di peroleh akan didistribusikan
sebesar 20% bagi pemilik dana (shahibul maal) dan 80% bagi pengelola dana
(mudharib).
bunga, melainkan mengajak partisipasi dalam bidang usaha yang di danai. Para
kemitraan antara bank syariah dengan para deposan di satu pihak, bank dan
para nasabah investasi sebagai pengelola sumber dana para deposan dalam
pada pendapatan bagi hasilini berlaku untuk produk penyertaan atau bentuk
bisnis ini harus melakukan transparansi dan kemitraan secara baik dan ideal.
Sebab semua pengeluaran dan pemasukan rutin yang berkaitan dengan bisnis
18
Secara umum, bagi hasil adalah pembagian atas hasil usaha yang telah
melakukan perjanjian yaitu pihak nasabah dan pihak bank syariah. Dalam hal
terdapat dua pihak yang melakukan perjanjian usaha, maka hasil atas usaha
yang dilakukan oleh kedua pihak atau salah satu pihak, akan dibagi sesuai
2011:96)
Konsep bagi hasil menurut Ismail (2011:95) adalah pembagian atas hasil
usaha yang telah dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan perjanjian yaitu
pihak nasabah dan pihak bank syariah. Dari hasil usaha yang dilakukan oleh ke
dua pihak atau salah satu pihak, akan dibagi sesuai dengan porsi masing-
masing pihak yang melakukan akad perjanjian. Konsep bagi hasil ini sangat
berbeda sekali dengan konsep bunga yang diterapkan oleh sistem ekonomi
sebagai berikut:
19
menginvestasikan dana-dana tersebut kedalam proyek atau usaha-usaha
Kedua belah pihak membuat kesepakatan (akad) yang berisi ruang lingkup
kesepakatan tersebut.
Penerapan prinsip yang digunakan pada sistem bagi hasil, pada umumnya
Mudharabah.
Menurut Antonio (2007) Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua
pengertian lain musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau
kesepakatan.
20
2. Mudharabah (Trustee Profit Sharing)
proyek tersebut dengan bagi hasil sesuai dengan perjanjian. Di samping itu
bahwa seseorang memberi modal niaga kepada orang lain agar modal itu
karena itu ada beberapa rukun dan syarat dalam pembiayaan mudharabah
logis dari tindakan yang dilakukan oleh para pelaku. Pemilik modal
21
menyerahkan modalnya sebagai obyek mudharabah, sedangkan
sama rela)” (Q.S. An-Nisa ayat 29). Kedua belah pihak harus secara rela
kerja. Syaratnya adalah melafazkan ijab dari yang punya modal dan
mudharabah, yang tidak ada dalam akad jual beli. Nisbah ini
22
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bagi Hasil
1. Investment Rate
Total dana yang berasal dari investasi mudharabah dapat dihitung dengan
3. Jenis Dana
23
4. Nisbah
Nisbah adalah persentase tertentu yang disebutkan dalam akad kerja sama
usaha yang telah disepakati antara bank syariah dengan nasabah investor.
adalah perbedaan yang timbul ketika total pendapatan (total revenue) suatu
perusahaan lebih besar dari biaya total (total cost). Di dalam istilah lain
profit sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih
syariah istilah yang sering dipakai adalah profit and loss sharing, dimana
hal ini dapat diartikan sebagai pembagian antara untung dan rugi dari
24
revenue). Dalam arti lain revenue merupakan besaran yang mengacu pada
perkalian antara jumlah out put yang dihasilkan dari kagiatan produksi
dikalikan dengan harga barang atau jasa dari suatu produksi tersebut.
pendapatan tersebut.
Tabel 2.1
Perbedaan Bagi Hasil dan Suku Bunga
Bunga Bagi hasil
Penentuan bunga dibuat pada waktu Penentuan besarnya rasio atau nisbah
akad dengan asumsi harus selalu bagi hasil dibuat pada waktu akad
untung. dengan berpedoman pada kemungkinan
untung atau rugi.
Besarnya persentase berdasarkan Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan
pada jumlah uang yang pada jumlah keuntungan yang diperoleh
dipinjamkan.
Pembayaran bunga tetap seperti Bagi hasil bergantung pada keuntungan
yang dijanjikan oleh pihak nasabah proyek yang dijalankan, Bila usaha
untung atau rugi. merugi, kerugian ditanggung oleh
kedua belah pihak.
Jumlah pembayaran bunga Jumlah pembagian laba meningkat
tidak meningkat. sesuai dengan peningkatan jumlah
pendapatan.
Eksistensi bunga diragukan (kalau Tidak ada yang meragukan
tidak dikecam) oleh semua agama, keabsahan bagi hasil.
termasuk Islam.
Sumber: Antonio, 2007:61
25
D. Mudharabah
1. Definisi Mudharabah
pemilik dana atau pemodal kepada pihak pengguna dana untuk melakukan
suatu usaha. Hasil usaha yang didapatkan oleh pengelola dana atau pengguna
dana akan dibagi dengan pemilik dana dengan pembagian sesuai dengan
kesepakatan.
pemilik dana disebut shahibul maal menyediakan modal 100 persen kepada
keuntungan atau hasil atas usaha yang dilakukan. Shahibul maal sebagai pihak
pemilik modal atau investor, perlu mendapat imbalan atas dana yang
26
2. Landasan Syariah
anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini tampak dalam ayat-ayat dan hadits
berikut ini:
a. Al-Qur’an
carilah karunia Allah SWT dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu
beruntung.” (Al-Jumu’ah:10).
dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari ‘Arafat, berdzikirlah
(Al-Baqarah:198).
27
b. Hadits
{ عن صالح بن صهيب عن أبيه قال قال رسول هللا صلى هللا عليه و سلم
ثالث فيهن البركة البيع إلى أجل والمقارضة وأخالط البر بالشعير للبيت ال
} للبيع
“Dari Shalih bin Shuhaib r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tiga hal
keperluan rumah, bukan untuk dijual.” (HR Ibnu Majah no. 2280).
3. Jenis-jenis Mudharabah
a. Mudharabah Muthlaqah
28
b. Mudharabah Muqayyadah
yang diinvestasikannya.
4. Bentuk Mudharabah
jangka pendek dalam rupiah antar peserta pasar uang antar Bank Syariah
kedua belah pihak (pembeli dan penjual sertifikat IMA) berdasarkan nisbah
29
5. Manfaat Mudharabah (Antonio, 2007:97-98)
a. Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha
nasabah meningkat.
d. Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-
(nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan
a. Side streaming; nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebut
dalam kontrak.
30
Secara umum, aplikasi mudharabah dapat digambarkan dengan skema berikut
ini:
Modal Tenaga
Proyek usaha
Keuntungan
Bagi hasil pendapatan Bagi hasil
Keterangan :
31
4. Pendapatan atas hasil usaha proyek tersebut akan dibagi sesuai dengan
5. Pada saat jatuh tempo perjanjian, maka modal yang telah diinvestasikan
Syariah
disebut deposan. Kepada setiap deposan akan diberikan imbalan bunga atas
merupakan bunga yang tertinggi. Jika dibandingkan dengan simpanan giro atau
tabungan. Sehingga deposito oleh sebagian bank adalah sebagai dana modal.
yang tersimpan bisa lebih lama, mengingat deposito memiliki jangka waktu
yang relatif panjang dan frekuensi penarikan juga jaraang. Dengan demikian
yang penyimpan bank. Jika dana tersebut ditarik oleh nasabah sebelum jatuh
32
tempo maka akan dikenakan penalty rate, yang besarnya tergantung dari bank
yang bersangkutan”.
hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu, sesuai dengan akad perjanjian yang
dilakukan antara bank dan nasabah investor (Ismail, 2011). Deposito mudah
sesuai jangka waktunya, sehingga pada umumnya balas jasa yang berupa
nisbah bagi hasil yang diberikan oleh bank untuk deposito lebih tinggi
dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah dan/atau
UUS”. Deposito merupakan dana yang dapat diambil sesuai dengan perjanjian
33
2. Deposito yang dibenarkan, yaitu deposito yang berdasarkan prinsip
mudharabah.
1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik
3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan
piutang.
ارةً ع َْن
َ ُون تِ َج ِ َِين آ َ َمنُوا ََل تَأ ْ ُكلُوا أ َ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم ِبا ْلب
َ اط ِل ِإ ََّل أ َ ْن تَك َ يَا أَيُّ َها الَّذ
)29(َان بِ ُك ْم َر ِحي ًما َ َّللاَ ك َّ س ُك ْم إِ َّن َ ُاض ِم ْن ُك ْم َو ََل تَ ْقتُلُوا أَ ْنف
ٍ ت َ َر
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dengan jalan
34
perniagaan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan
Dalam hal ini, bank Syariah bertindak sebagai mudharib (pengelola dana),
ketiga.
memiliki sifat sebagai seorang wali amanah (trustee), yakni harus berhati-hati
atau bijaksana serta beritikad baik dan bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang timbul akibat kesalahan atau kelalaiannya. Di samping itu, bank syariah
juga bertindak sebagai kuasa dari usaha bisnis pemilik dana yang diharapkan
35
E. Penelitian Yang Relevan
Beberapa penelitian yang membahas topik mengenai pengaruh tingkat bagi hasil
deposito bank syariah dan suku bunga deposito bank konvensional terhadap
1. Evi, Muhammad, dan Sri (2014) dengan judul “Pengaruh Tingkat Bagi Hasil
Deposito Bank Syariah dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap
Periode 2009-2012. Hasil dari penelitian ini variabel tingkat bagi hasil deposito
2. Ana (2010) dengan judul judul “Pengaruh Tingkat Bagi Hasil dan Suku Bunga
Syariah Mandiri Cabang Ir. H Juanda Bandung)”. Hasil dari penelitian ini
bagi hasil deposito bank umum secara statistik tidak berpengaruh signifikan
3. Delvin (2010) dengan judul judul “Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Bagi
36
Insani Medan)”. Hasil dari penelitian ini variabel bagi hasil deposito BPR
F. Kerangka Berfikir
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan masalah, maka dapat disusun
(X1) (X2)
Jumlah simpanan
deposito mudharabah
(Y)
37
G. Hipotesis Penelitian
H0₁ : Variabel tingkat bagi hasil deposito bank syariah tidak berpengaruh
Ha₁ : Variabel tingkat bagi hasil deposito bank syariah berpengaruh terhadap
H0₂ : Variabel tingkat suku bunga deposito bank umum tidak berpengaruh
Ha₂: Variabel tingkat suku bunga deposito bank umum berpengaruh terhadap
H03 : Variabel tingkat bagi hasil deposito bank syariah dan tingkat suku bunga
Ha3 : Variabel tingkat bagi hasil deposito bank syariah dan tingkat suku bunga
38
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Waktu Penelitian
2. Lokasi Penelitian
Indonesia.
B. Metode Penelitian
39
Menurut Sugiyono (2009:14) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel
tingkat bagi hasil deposito mudharabah bank syariah (X₁) dan tingkat suku bunga
deposito bank konvensional (X₂) dengan variabel terikat yaitu jumlah simpanan
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu
berupa data jumlah deposito mudharabah yang dihimpun oleh bank syariah
mandiri pada laporan keuangan publikasi bank pada Bank Indonesia dengan
melihat laporan neraca dan laba rugi dari tahun 2010-2015 yang diperoleh dari
diperoleh dari laporan profit distribution bank syariah mandiri, data tahunan
historis tingkat suku bunga bank umum konvensional dari situs www.bi.go.id.
ini adalah studi kepustakaan (library research). Data yang diperoleh dari berbagai
40
literatur seperti buku, jurnal, internet dan lain-lain yang berhubungan dengan
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek
bank syariah ini, penelitian difokuskan pada Bank Syariah Mandiri dengan
besaran data diperoleh dari laporan keuangan PT Bank Syariah Mandiri dan
rata-rata tingkat suku bunga bank umum pada Bank Indonesia yang telah
dipublikasi.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
41
Teknik pengambilan sampel yang dipilih dari metode non probability
ditentukan.
Dalam penelitian ini, sampel yang diambil dan diteliti adalah data
PT Bank Syariah Mandiri dan rata-rata tingkat suku bunga bank umum
Alasan memilih bank syariah mandiri disebebkan karena bank syariah mandiri
merupakan salah satu bank umum syariah yang pada tahun 2005 mendapatkan
penghargaan The Fastest Growth of Funding and The Most Profitable Bank
umum syariah terbaik dan tercepat dalam menghimpun dana masyarakat dan
populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi dikarenakan dana, tenaga dan waktu, maka penelitian
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Apa yang
populasi.
42
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengolah
hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini, data
yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan analisis regresi berganda dengan
persamaan kuadrat terkecil biasa atau Ordinary Least Square (OLS). Uji yang
akan digunakan untuk menguji apakah data yang digunakan merupakan data linier
terbaik dan tidak bias (Best Linier Unbiased/BLUE) atau tidak, sedangkan uji
penelitian. Persamaan umum regresi yang menggunakan lebih dari dua variabel
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 ... + bn Xn + e
Dimana:
a = Konstanta
e = Erorr Term
43
1. Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
normalitas yang dimaksud dalam asumsi klasik pendekatan OLS adalah data
Apabila Probabilitas Jarque-Bera Test hitung lebih besar dari alpha maka
apabila nilainya lebih kecil maka tidak cukup bukti untuk menyatakan
b. Uji Autokorelasi
residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.
1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis
44
2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima,
c. Uji Heteroskedastisitas
grafik Scatterplot ada tidaknya pola antara ZPRED dan ZRESID dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual yang
telah di-studentized. Dalam uji ini digunakan dua metode yaitu Breusch-
d. Uji Linieritas
Linieritas merupakan asumsi awal yang seharusnya ada dalam model regresi
linier. Uji linieritas dapat dengan mudah dilakukan pada regresi linier
45
dapat dikatakan bahwa asumsi linieritas terpenuhi. Untuk regresi linier
Test.
e. Uji Multikolonieritas
sangat tinggi.
factor (FIV), dengan indikasi jika nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama
46
F. Pengujian Hipotesis
1. Uji Statistik F
Uji F adalah suatu cara untuk menguji hipotesis nol yang melibatkan lebih dari
satu koefisien dan kerjanya menentukan kecocokan (the overall fit) dari sebuah
Hipotesis nol (Ho) yang diuji adalah apakah semua parameter dalam model
H0 : b1 = b2 =.......= bk = 0
lebih besar dari pada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%.
47
2. Uji t-Statistik
Dalam uji t-statistik selain digunakan untuk menguji suatu hipotesis juga untuk
mengenai nilai parameter, paling banyak 2 populasi dan dari sampel yang
kecil, misalnya n < 100, bahkan n ≤ 30. Selain itu untuk n yang cukup besar (n
≥ 100 atau n > 30) dapat menggunakan distribusi normal sebagai pengganti
tabel t. Adapun hipotesis statistik yang dapat disusun dalam pengujian uji-t
a. Merumuskan Hipotesis
48
c. Menentukan t hitung digunakan rumus:
koefisien regresi b1
t hitung =
standar deviasi b1
berikut:
bebas.
tidak bebas.
49