Anda di halaman 1dari 16

BLKS SERI 2

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DI INDONESIA

1. Bank Umum Syariah, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah


dan Unit Usaha Syariah Bank Konvensional.

Bank Pembiayaan Unit Usaha Syariah:


Bank Umum
Rakyat Syariah: bank unit usaha bank
Syariah: bank yang
syariah yang dalam konvensional yang
kegiatannya
melaksanakan kegiatan khusus
memberikan jasa
usahanya tidak menggunakan
dalam lalu-lintas
memberikan jasa pada sistem syariah
pembayaran.
lalu-lintas pembayaran.

Berdasarkan UU Perbankan
Syariah Indonesia
No. 21 tahun 2008
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DI INDONESIA

2. Baitulmal wat tamwil (BMT): lembaga keuangan syariah yang


menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada anggotanya dan
biasanya beroperasi dalam skala mikro.

3. Asuransi syariah: pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah,


umumnya diasuransikan dengan menggunakan syariah.

4. Pasar modal syariah: merupakan tempat perusahaan menerbitkan surat


berharga baik berupa saham maupun obligasi agar memperoleh dana
dari investor dengan sistem syariah.
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DI INDONESIA

5. Reksa dana syariah: perusahaan sekuritas yang


hanya memfasilitasi investor menginventasikan
dananya pada surat berharga yang memenuhi
kriteria syariah.
.

6. Ar Rahnu (pegadaian syariah): lembaga pegadaian


yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah.

7. Lembaga Amil Zakat dan Badan Amil Zakat: yaitu


menerima dana yang berasal dari zakat, infak,
sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya.
Bank Syariah dan Perkembangannya di Indonesia

  Bank Syariah
(BUS dan BPRS)
Total Bank
Nominal Pangsa (triliun)
(triliun)
Total aset per Januari
51,8 2,24% 2.308,0
2009

Total aset per Desember


247,1 4,91% 4.954,5
2013

Total aset per April 2015 276,2 4.69% 5.885,1

Sumber: Statistik Perbankan Syariah April 2015 (OJK, 2015) dan Statistik
Perbankan Indonesia , April 2015 (OJK, 2015) - diolah
Jaringan Kantor Perbankan Syariah di Indonesia
(posisi April 2015)
April -
  2009 2010 2011 2012 Des- 2013
2015
Bank Umum Syariah:            
Jumlah Bank 6 11 11 11 11 12
1.21 1.40
Jumlah Kantor 711 1.745 1.998 2.135
5 1
Unit Usaha Syariah
           
(UUS):
Jumlah UUS 25 23 24 24 23 22
Jumlah Kantor 287 262 336 517 590 323
Bank Pembiayaan
           
Syariah(BPRS)
Jumlah BPRS 138 150 155 158 163 162
Jumlah kantor 225 286 364 401 402 433
Sumber: Statistik Perbankan Syariah April 2015 (Otoritas Jasa Keuangan, 2015)
Jumlah Pekerja Industri Perbankan Syariah di Indonesia
(posisi April 2015)
2015
  2010 2011 2012 2013
(April)

Bank Umum Syariah: 15.224   21.820 24.111  26.717  49.587 

Unit Usaha Syariah (UUS):  1.868 2.067  3.108   11.511 4.404 

Bank Pembiayaan
3.172   3.773 4.359  4.826   5.000
Syariah(BPRS)

Sumber: Statistik Perbankan Syariah April 2015 (Otoritas Jasa Keuangan, 2015)
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di indonesia
(up date September 2018)
Bank Umum Syariah Unit Usaha Syariah
1. PT.Bank Syariah Muamalat 1. PT Bank Danamon Indonesia Tbk
Indonesia 2. PT Bank Permata Tbk
2. PT.Bank Syariah Mandiri 3. PT Bank Internasional Indonesia Tbk
3. PT.Bank Syariah Mega 4. PT Bank Cimb Niaga, Tbk
Indonesia 5. PT Bank OCBC Nisp, Tbk
4. PT.Bank Syariah BUKOPIN 6. PT BPD DKI
5. PT.Bank Syariah BRI 7. BPD Yogyakarta
6. PT. Bank Panin Syariah
8. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah
7. PT. Bank Victoria Syariah
9. PT BPD Jawa Timur
8. PT. BCA Syariah
9. PT. Bank Jabar dan Banten 10. PT BPD Jambi
10. PT. Bank Syariah BNI 11. PT Bank BPD Aceh
11. PT.Maybank Indonesia 12. PT BPD Sumatera Utara
Syariah 13. BPD Sumatera Barat
12. PT Bank Tabungan Pensiunan 14. PT Bank Pembangunan Daerah Riau
Nasional Syariah 15. PT BPD Sumatera Selatan Dan Bangka Belitung
13. Bank Aceh Syariah 16. PT BPD Kalimantan Selatan
17. PT BPD Kalimantan Barat
18. PT BPD Kalimantan Timur
19. PT BPD Sulawesi Selatan Dan Sulawesi Barat
20. PT BPD Nusa Tenggara Barat
21. PT Bank Sinarmas
22. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tb
INSTITUSI PENDUKUNG PENGEMBANGAN
PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
1. Bank Indonesia
Peran:
 Mengupayakan payung hukum bagi perkembangan
bank syariah di Indonesia, yaitu UU No. 10 tahun 1998
tentang perbankan dan UU No. 21 tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah.
 Membuat Cetak Biru Perbankan Syariah.
 Menyediakan instrumen keuangan berbasis syariah
untuk penyimpanan kelebihan likuiditas.
INSTITUSI PENDUKUNG PENGEMBANGAN
PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

2. Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dan


Dewan Pengawas Syariah (DPS)
DSN memiliki tugas dan kewenangan sebagai berikut:
a). Memberikan atau mencabut rekomendasi nama-nama sebagai
anggota DPS pada suatu lembaga keuangan syariah.
b). Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan.
c). Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah.
d). Mengawasi penerapan fatwa yang telah diterapkan.
Tugas dan Wewenang DPS:
1. Melakukan pengawasan secara periodik pada
lembaga keuangan syariah yang berada di
pengawasannya.

2. Mengajukan usulan pengembangan lembaga


keuangan syariah yang diawasinya kepada Dewan
Syariah Nasional.

3. Merumuskan permasalahan yang memerlukan


pembahasan Dewan Syariah Nasional.
INSTITUSI PENDUKUNG PENGEMBANGAN PERBANKAN
SYARIAH DI INDONESIA

3. Dewan Standar Akuntansi Syariah- Ikatan Akuntan Indonesia


(DSAS-IAI)
- Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAS) dibentuk oleh IAI.
- DSAS menggantikan Komite Akuntansi Syariah (KAS).
- DSAS dibentuk pada tahun 2010.
- Melakukan pengesahan PSAK Syariah sejak tahun 2010.
INSTITUSI PENDUKUNG PENGEMBANGAN
PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
4. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
 Lembaga negara yang berfungsi menyelenggarakan sistem
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan (UU
Nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan).
 Tugas pengaturan dan pengawasan perbankan dialihkan dari
Bank Indonesia kepada Otoritas Jasa Keuangan sejak 31
Desember 2013.
 Pengawasan yang dilakukan adalah pengawasan terhadap
individual bank (mikroprudensial) dilakukan oleh Otoritas
Jasa Keuangan.
 Kewenangan perizinan pendirian Bank selanjutnya dilakukan
oleh OJK
Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia

Diterbitkan pada tahun 2002 oleh Bank Indonesia dengan tujuan untuk
memberikan arahan yang ingin dicapai serta tahapan- tahapan untuk
mewujudkan sasaran pengembangan jangka panjang.
Sasaran tersebut sampai tahun 2011 adalah:
1. Terpenuhinya prinsip syariah dalam operasional perbankan.

2. Diterapkannya prinsip kehati-hatian dalam operasional perbankan.

3. Terciptanya sistem perbankan syariah yang kompetitif dan efisien.

4. Terciptanya stabilitas sistemis serta terealisasinya kemanfaatan bagi


masyarakat luas.
UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Terdiri dari 13 Bab dan 70
Pasal, Meliputi:
Nama Judul Bab
Bab
Bab 1 Ketentuan umum
Bab 2 Asas, tujuan, dan fungsi
Bab 3 Perizinan, bentuk badan hukum, anggaran dasar, dan kepemilikan

Bab 4 Jenis dan kegiatan usaha, kelayakan penyaluran dana, dan larangan bagi
bank syariah dan UUS
Bab 5 Pemegang saham pengendali, dewan komisaris, dewan pengawas syariah,
direksi, dan tenaga kerja asing
Bab 6 Tata kelola, prinsip kehati-hatian, dan pengelolaan risiko perbankan
syariah
Bab 7 Rahasia bank
Bab 8 Pembinaan dan pengawasan
Bab 9 Penyelesaian sengketa
Bab 10 Sanksi administratif
Bab 11 Ketentuan denda
Bab 12 Ketentuan peralihan
Bab 13 Ketentuan penutup
Sekian
Terima Kasih
Wassalamu’alaikum Wr Wb

Anda mungkin juga menyukai