Bank Syariah
A. PENGERTIAN
1
2lllplllDr. Asnaini, M.A. dan Herliani Yustati, M.A.Ek.
a. Akad Wadi’ah
Akad wadi’ah yang diterapkan biasanya adalah wa
di’ah yad dhamanah. Wadi’ah dhamanah berbeda dengan
wadi’ah amanah. Dalam wadi’ah amanah, pada prinsipnya
harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh pihak yang
BAB 1 Bank Syariahlllplll17
(penitip)
18lllplllDr. Asnaini, M.A. dan Herliani Yustati, M.A.Ek.
b. Akad Mudharabah
Dalam prinsip mudharabah, penyimpan atau de-
posan bertindak sebagai pemilik modal sedangkan bank
bertindak sebagai pengelola. Dana yang tersimpan ke-
mudian oleh bank digunakan untuk melakukan pembia
yaan. Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pi-
hak penyimpan, maka prinsip mudharabah secara garis
besar dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
1) Al-Musyarakah
Al-Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pi-
hak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana
masing-masing pihak memberikan kontribusi dana
(atau amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa ke
untungan dan risiko akan ditanggung sesuai dengan
kesepakatan. Landasan syariah pembiayaan musya
rakah adalah Fatwa DSN MUI No. 08/DSN-MUI/
IV/2000 tentang pembiayaan Al-Musyarakah dan Q.S.
An-Nisa: 12.
Jenis-Jenis Musyarakah
a) Syirkah al-‘Inan
Syirkah al-‘inan adalah kontrak antara dua orang
atau lebih. Setiap pihak memberikan suatu porsi
dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam
kerja. Kedua pihak berbagi dalam keuntungan
dan kerugian sebagaimana yang disepakati di
antara mereka. Akan tetapi, porsi masing-mas-
ing pihak, baik dalam dana maupun kerja atau
BAB 1 Bank Syariahlllplll21
Skema Al-Musyarakah
“.... dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian
karunia Allah SWT ...”
a) Mudharabah Muthlaqah
Mudharabah Muthlaqah adalah bentuk kerja sa
ma antara Shahibul maal dan mudharib yang ca
kupan
nya sangat luas dan tidak dibatasi oleh
spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis.
Dalam pembahasan fiqh ulama salafus saleh sering
kali dicontohkan dengan ungkapan if’al ma syi’ta
(lakukan sesukamu) dari shahibul maal ke mudha
rib yang memberi kekuasaan sangat besar.
b) Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah Muqayyadah atau disebut juga de
ngan istilah restricted mudharabah/specified mu
dharabah adalah kebalikan dari mudharabah mu
24lllplllDr. Asnaini, M.A. dan Herliani Yustati, M.A.Ek.
3) Akad Al-Muzara’ah
Menurut etimologi Muzara’ah adalah wazan “Mufa
’alatun” dari kata “Az-zar’a” yang artinya menumbuh
kan. Al-Muzara’ah memiliki arti Tharhal-zur’ah yang
berati melempar tanaman, maksudnya adalah mo
dal. Sedangkan menurut istilah ulama Malikiyah
“Muzara’ah, yaitu dari pengongsian dalam bercocok
tanam”, menurut ulama Hanabilah “Muzara’ah,
BAB 1 Bank Syariahlllplll25
4) Akad Mutsaqah
Mutsaqah berasal dari kata as saqa. Diberi nama ini ka
rena pepohonan penduduk Hijaz amat membutuh-
kan saqi (penyiraman ini dari sumur-sumur). Oleh
karena itu, diberi nama Mustaqah (penyiraman/pen-
gairan). Menurut istilah Mutsaqah adalah penyerah
an pohon tertentu pada orang yang menyiramnya,
bila sampai buah pohon masak dia akan diberikan
imbalan buah dalam jumlah tertentu.
Menurut ahli fikih adalah menyerahkan pohon
yang telah atau belum ditanam dengan sebidang ta-
nah, kepada seseorang yang menanam dan merawat-
nya di tanah tersebut. Lalu pekerja mendapatkan ba-
gian yang telah disepakati dari buah yang dihasilkan,
sedangkan sisanya adalah untuk pemiliknya.
Mutsaqah adalah pemilik kebun yang memberikan
kebunnya kepada tukang kebun agar dipeliharanya,
dan penghasilan yang didapat dari kebun itu dibagi
antara keduanya, menurut perjanjian keduanya di
waktu akad.
Secara teori akad muzaraah dan mustaqah meru-
pakan bagian dari akad bagi hasil di bank syariah,
namun kedua akad ini masih sulit diterapkan di per-
bankan. Mengingat lembaga tersebut merupakan
BAB 1 Bank Syariahlllplll27
1) Ba’i Al Murabahah
Jual-beli dengan harga asal ditambah keuntungan
yang disepakati antara pihak bank dengan nasabah,
dalam hal ini bank menyebutkan harga barang ke
pada nasabah yang kemudian bank memberikan la
ba dalam jumlah tertentu sesuai dengan kesepakat
an. Landasan selanjutnya, yaitu Fatwa DSN No. 04/
DSN-MUI/IV/2000 tanggal 1 April 2000 yang intinya
me
nyatakan bahwa dalam rangka memban
tu ma-
syarakat guna melangsungkan dan meningkatkan
ke
sejahteraan dan berbagai kegiatan bank syariah
perlu memiliki fasilitas murabahah bagi yang memer-
lukannya, yaitu menjual suatu barang dengan me
28lllplllDr. Asnaini, M.A. dan Herliani Yustati, M.A.Ek.
2) Ba’i Assalam
Salam adalah akad pembiayaan untuk pengadaan
suatu barang dengan cara pemesanan dan pembayar
an harga lebih dahulu dengan syarat-syarat tertentu
yang disepakati para pihak. Salam diatur dalam Fatwa
DSN No.05/DSN-MUI/IV/2000 tentang jual-beli salam.
3) Ba’i Al-Istisna’
Istishna didefinisikan akad pembiayaan untuk peme-
sanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria
dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pe
mesan (pembeli, mustashni) dan penjual (pembuat,
shani) dengan harga yang disepakati para pihak.
Skim istisna’ dalam bank syariah umumnya diaplika-
sikan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi.
Dalam pelaksanaannya istisna’ dapat dilakukan de
ngan dua macam cara, yaitu pihak produsen ditentu-
kan oleh bank, atau pihak produsen ditentukan oleh
nasabah.
Skema Istisna’
“ Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain maka tidak
ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang
patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa allah mengetahui
apa yang kamu perbuat”.
2. Produk Jasa
Selain dapat melakukan kegiatan menghimpun dan me
nyalurkan dana, bank juga dapat memberikan jasa ke
pada nasabah dengan mendapatkan imbalan berupa se
wa atau keuntungan, jasa tersebut antara lain:
b. Ijarah (Sewa)
Kegiatan ijarah ini adalah menyewakan simpanan
(safe deposit box) dan jasa tata-laksana administrasi doku-
men (custodian), dalam hal ini bank mendapatkan imba-
lan sewa dari jasa tersebut. Ijarah pada sewa sama mak
nanya dengan ijarah pada produk pembiayaan.
c. Wakalah
Wakalah atau wikalah berarti penyerahan, pendelega-
sian, atau pemberian mandat. Dalam bahasa Arab dipa-
hami sebagai at tafwid. Akan tetapi yang dimaksud seba
gai wakalah karena manusia membutuhkannya. Tidak
semua orang mempunyai kemampuan atau kesempatan
untuk menyelesaikan segala urusannya sendiri. Pada
suatu waktu, seseorang perlu mendelegasikan sesuatu
pekerjaan kepada orang lain untuk mewakili dirinya.
Landasan hukumnya adalah Q.S. Al-Kahfi, 19:
1) Kliring
Yaitu proses penagihan warkat-warkat bank
yang dilakukan oleh bank-bank di dalam suatu
wilayah kliring tertentu untuk penyelesaian tran-
saksi antarnasabah mereka.
2) Inkaso
Yaitu proses penagihan warkat-warkat bank
yang dilakukan oleh bank-bank yang berada di-
luar wilayah kliring untuk penyelesaian transak-
si antarnasabah mereka.
3) Transfer
Yaitu transaksi kiriman uang antarbank baik da
lam negeri maupun luar negeri untuk kepenting
an nasabah maupun pihak bank sendiri.
4) Commercial documentary collection
Yaitu transaksi yang berkaitan dengan jasa pena
gihan atas dokumen-dokumen ekspor impor se-
hubungan dengan pembukaan letter of credit im-
por oleh nasabah suatu bank.
5) Financial documentary collection
36lllplllDr. Asnaini, M.A. dan Herliani Yustati, M.A.Ek.
Skema al-Wakalah
d. Kafalah
Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh pe
nanggung (kafil) kepada pihak ketiga dalam rangka
memenuhi kewajiban yang ditanggung (makful ‘anhu)
apabila pihak yang ditanggung cidera janji atau wan-
prestasi. Secara teknis dapat dikatakan bahwa pihak
bank dalam hal ini memberikan jaminan kepada na
sabahnya sehubungan dengan kontrak kerja/perjan-
jian yang telah disepakati antara nasabah dengan pi-
hak ketiga. Landasan hukumnya adalah Q.S. Yusuf:
72:
Jenis-Jenis Kafalah
Skema kafalah
Kontrak + Fee
e. Akad Qardh
Qardh secara bahasa berarti “potongan”. Dikatakan
demikian karena uang yang diutangkan akan memo-
tong sebagian hartanya. Menurut terminologi, isti-
lah qardh berarti harta yang dipinjamkan seseorang
kepada orang lain untuk dikembalikan setelah me-
miliki kemampuan. Utang merupakan bentuk pin-
jaman kebaikan yang akan dikembalikan meskipun
tanpa imbalan, kecuali mengharapkan ridha dari
Allah. Landasan hukumnya adalah Q.S. Al-Hadid:
11.
Skema Al-Qardh
(Lembaga
Keuangan)