SKRIPSI
Oleh :
Siti Komariyah
NIM : 210214282
Pembimbing:
Siti Komariyah, NIM: 210214282, 2018. Tingkat Kesehatan PT. Bank Rakyat
Indonesia Syariah Periode 2014-2016 dengan Menggunakan Rasio
CAMEL. Skripsi. Fakultas Syariah Jurusan Muamalah Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Ponorogo. Pembimbing Dr. Moh. Mukhlas, M.Pd
Kata kunci: Bank, CAMEL,Kesehatan Bank
Kemajuan suatu negara ditandai dengan berkembangnya perekonomian di
negara tersebut. Perekonomian yang kuat pada umumnya ditunjang oleh entitas
ekonomi yang dimilikinya. Salah satu entitas yang hampir ada di setiap negara
adalah lembaga keuangan perbankan. Tingkat kesehatan yang baik dari perbankan
suatu negara akan mendorong pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.
Kesehatan suatu bank penting untuk membentuk kepercayaan dalam dunia
perbankan serta untuk melaksanakan prinsip-prinsip kehati-hatian (prudential
banking) dalam dunia perbankan. Penulis melakukan penelitian pada PT Bank
BRI Syariah dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan PT Bank BRI
Syariah pada periode 2014-2016 ditinjau dari aspek CAMEL yang meliputi faktor
permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas.
Untuk itu, rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berikut ini: (1) Bagaimana tingkat kesehatan PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah
tahun 2014-2016 dilihat dari faktor permodalan (capital)?(2) Bagaimana tingkat
kesehatan PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah tahun 2014-2016 dilihat dari faktor
aktiva (asset)?(3) Bagaimana tingkat kesehatan PT. Bank Rakyat Indonesia
Syariah tahun 2014-2016 dilihat dari faktor rentabilitas (earning)?(4) Bagaimana
tingkat kesehatan PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah tahun 2014-2016 dilihat
dari faktor likuiditas?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif, dan
rancangan penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan penelitian non
eksperimen (ex post facto). Data yang digunakan berasal dari laporan akhir tahun
yang dipublikasikan di OJK. Analisis data penelitian ini menggunakan metode
CAMEL.
Dari analisis data diperoleh (1) dari sisi capital, tingkat kesehatan BRI
Syariah pada tahun 2014-2016 dalam kondisi “sangat sehat” karena nilai KPMM
≥ 12%; (2) dari sisi asset, tingkat kesehatan BRI Syariah pada tahun 2014-2016
dalam kondisi “kurang sehat” karena nilai KAP ≤ 0,90%; (3) dari sisi earning,
tingkat kesehatan BRI Syariah pada tahun 2014-2016 dalam kondisi “kurang
sehat” karena nilai NOM ≤ 1%; (4) dan dari sisi likuiditas, tingkat kesehatan BRI
Syariah pada tahun 2014-2016 dalam kondisi “sehat” karena nilai FDR ≤ 85%.
BAB I
PENDAHULUAN
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Bank
syariah disebut bank syariah dan menurut jenisnya berdiri atas Bank Umum
1
Burhanuddin S, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010), 29.
2
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009), 61.
3
Burhanuddin S, Aspek, 29.
Ide pendirian perbankan Islam di Indonesia dapat dilihat dari berbagai
Indonesia saat itu terutama disponsori oleh MUI Pusat dan tidak terlepas dari
kondisi sosial politik dan ekonomi yang berkembang pada saat itu. Kedua
aspek itu sangat terkait erat dengan adanya gagasan bank Islam, utamanya
Indonesia. Hal itu disebabkan oleh menurunnya bantuan luar negeri yang
dari kebijakan yang diberlakukan pada tanggal 1 Juni 1983. Paket 1 Juni 1983
1983 itu, umat Islam dapat saja mendirikan sebuah bank yang dikelola
4
Muslimin H. Kara, Bank Syariah di Indonesia Analisis Kebijakan Pemerintah
Indonesia Terhadap Perbankan Syariah (Yogyakarta: UII Press, 2005), 98.
5
Ibid., 103.
Pada tahun 1988 pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan 27
asing baru, termasuk joint ventures bagi perwakilan bank asing yang telah ada
dan salah satu alasannya adalah karena adanya keyakinan yang kuat di
unsur riba yang dilarang agama Islam. Rekomendasi hasil loka karya ulama
tentang bunga bank dan perbankan itu ditujukan kepada Majlis Ulama
Indonesia (MUI), kepada pemerintah dan kepada seluruh umat. 9 Kepada MUI
perintisan Bayt al-ma>l nasional, dan kerja sama dengan perguruan tinggi dan
6
Nurul Huda dan Mohammed Heykal, Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoritis dan
Praktis (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), 33.
7
Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah Indonesia (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2007), 31.
8
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Edisi Dua (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2004), 24.
9
Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah Lingkup Peluang Tantangan dan Prospek
(Jakarta: AlvaBet, 2000), 27
lembaga-lembaga penelitian dalam rangka penentuan arah kebijakan
10
Ibid., 27.
11
Kara, Bank Syariah, 98.
12
Ibid., 98.
dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya, perbankan syariah di
penting dalam evaluasi kinerja suatu lembaga keuangan baik yang sehat
sesuai dengan ajaran agama Islam dengan menerapkan sistem bagi hasil dan
bukan bunga yang selama ini diterapkan oleh bank konvensional. Sebagai
sistem yang baru bank syariah harus melakukan segala upaya agar dapat
13
Karim, Bank Islam, 24.
14
Ari Kristin Prasetyoningrum dan Noor Ahmad Toyyib, “Analisis Tingkat Kesehatan
PT. Bank BRI Syariah Periode 2011-2014 Dengan Menggunakan Metode CAMEL,” Economica,
7 (Oktober: 2016), 57.
Metode CAMEL dipilih karena bank sudah melakukan penilaian
memutuskan jadi atau tidaknya seorang investor pasti akan melihat seberapa
besar peringkat bank atas hal-hal yang dicapai pada tahun-tahun tersebut.
Islam.
sebagai salah satu faktor preferensi mereka dalam memilih bank, termasuk
bank syariah. Besar kecilnya bagi hasil yang diterima di bank syariah,
bisa dihasilkan oleh bank syariah. Selain itu, investor ketika akan
menanamkan modal di bank, tentu yang akan dilihat adalah rentabilitas bank
tersebut.15
Salah satu dari tiga Bank Syariah terbesar di Indonesia adalah BRI
Syariah. Yang pertama diduduki oleh Bank Mandiri Syariah dan posisi kedua
15
Luhur Prasetiyo, “Analisis Rentabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia,”
Kodifikasia, 1 (2012), 101.
diduduki Bank Muamalat Indonesia. 16 Dengan pertumbuhan aset yang cukup
pesat serta jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga yang besar
akuisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, terhadap Bank Jasa Arta
pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank Indonesia
Indonesia (Persero), Tbk, untuk melebur ke dalam PT. Bank Rakyat Indonesia
Syariah (proses spin off) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009.
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) dan Bapak Ventje Rahardjo selaku
16
www.infoperbankan.com diakses pada hari Selasa tanggal 10 Juli 2018 Pukul 08.00
WIB.
17
www.syariahbank.com/Profil dan Produk Bank BRI Syariah diakses pada hari Selasa
tanggal 6 Maret 2018 Pukul 19.30 WIB.
18
www.brisyariah.co.id/sejarah diakses pada hari Selasa tanggal 6 Maret 2018 Pukul
19.50 WIB.
penyaluran KPR Sejahtera/FLPP yang berhasil menjadi pilihan masyarakat.
artinya kemampuan BRI Syariah untuk membayar kewajiban sangat baik, hal
tersebut dikarenakan BRI Syariah menerapkan strategi bisnis “out of the box”.
memberikan layanan serba gratis kepada nasabah tentunya karena hal tersebut
Camel”.
B. Pembatasan Masalah
tahun 2014-2016
Syariah.
3. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan hanya empat yaitu Capital,
lengkap, peneliti lebih menekankan pada rasio capital, asset, earning dan
likuiditas. Untuk rasio managemen data yang dibutuhkan tidak ada di OJK,
19
Yustisa Tri Cahyani, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Menjadi Nasabah pada Bank BRI Syariah KCP Ponorogo,” Skripsi (Ponorogo: STAIN Ponorogo,
2015), 6.
dan empat rasio tersebut sudah mencukupi untuk menilai tingkat kesehatan
bank.
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
tersebut.
F. Sistematika Pembahasan
terhadap pentingnya penelitian ini. Bab ini, mencakup latar belakang masalah
dari penelitian, penegasan istilah, yang kemudian ditarik secara eksplisit
akan ditegaskan dalam tujuan penelitian secara final agar lebih jelas dan
terarah serta kegunaan dari penelitian itu sendiri baik secara teoritis maupun
Bab kelima sebagai penutup ini berisi kesimpulan akhir dari penelitian
serta beberapa saran yang kiranya dapat dijadikan masukan dan sumbangan
A. Landasan Teori
1. Perbankan Syariah
dan Hadith Nabi SAW. Dengan kata lain, bank syariah adalah
islam. 21
20
Burhanuddin Yusuf, Managemen Sumber Daya Manusia Lembaga Keuangan Syariah
(Jakarta: Rajawali Pers, 2015) 10.
21
Muhammad, Managemen Pembiayaan Bank Syariah (Yogyakarta: Akademi
Managemen Perusahaan YKPN, 2005), 1.
Bank syariah merupakan bank yang secara operasional
berbeda dengan bank konvensional. Salah satu ciri khas bank syariah
hadith.22
imbalan dari bank dalam bentuk bagi hasil atau bentuk lainnya yang
beli dan kerja sama usaha. Imbalan yang diperoleh dalam margin
22
Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Kencana Prenada Media Groub, 2011) 29.
23
Ismail, Perbankan Syariah.,32.
pembiayaan kepada masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah.
money).
24
Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali Press, 2014), 5.
1) Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalah secara
umat.25
25
Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012) 53.
6) Untuk menyelamatkan ketergantungan umat islam terhadap bank
1) Managemen Investasi
2) Investasi
syariah.
26
Ibid., 53.
27
Ibid., 53-54.
4) Jasa Sosial
Islam. 28
syariah akan membayar bagi hasil atau bonus atas simpanan dana
2. Laporan Keuangan
28
Ibid., 54
29
Ismail, Perbankan., 43.
Secara umum, ada empat bentuk laporan keuangan yang pokok yang
laporan perubahan modal, dan laporan aliran kas. Dari empat laporan
yaitu laporan laba rugi dan laporan neraca. Hal ini disebabkan oleh
laporan perubahan modal dan laporan aliran kas pada akhirnya akan
keuangan perusahaan.31
30
Martono, Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Yogyakarta: Ekonisia, 2002), 62.
31
Djarwanto, Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan Edisi 2 (Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta, 1984), 5.
kekayaan (harta), kewajiban (hutang), dan modal dari bank tersebut
tetapi pada selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat uji
saja, tetapi juga sebagai dasar untuk menentukan dan menilai posisi
hutang dan modalsendiri pada suatu saat tertentu dan laporan laba
32
Nikmatul Khoiriyah, “Analisis Tingkat Kesehatan pada BMT Natijatul Umat Babadan
Ponorogo Periode 2012-2015 dengan Metode RGEC”, Skripsi (Ponorogo: STAIN Ponorogo,
2016), 31-32.
kinerja seta perubahan posisi keuangan aktivitas operasi perbankan
33
Dwi Suwiknyo, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Yogyakarta:
PUSTAKA PELAJAR, 2010), 120.
34
Budiyanto,” Analisis Rasio Camel Untuk Menilai Kesehatan Bank Pada Perusahaan
LQ-45 DI BEI,” Ilmu & Riset Manajemen, 5 (2014), 5.
7) Memberikan informasi tentang kinerja managemen dalam suatu
komersial.
sosial.
3. Kesehatan Bank
35
Ibid., 5.
36
Osmad Muthaher, Akuntansi Pebankan Syariah (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), 28-
29.
penilaian, serta pengaruh dari faktor lain seperti kondisi industri
sehat, kurang sehat, dan tidak sehat, sehingga Bank Indonesia sebagai
dihentikan operasinya.
37
Ikatan Bankir Indonesia, Managemen Kesehatan Bank Berbasis Risiko (PT Gramedia
Pustaka Utama, 2016), 10.
26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993 yang mengatur tentang tata cara
aspek yaitu:
adalah suatu batasan yang sangat luas, karena kesehatan bank memang
38
Martono, Bank dan Lembaga, 87-88.
memenuhi semua kewajibannya dengan baik dan sesuai dengan
4. Metode CAEL
a. Capital (Permodalan)
diinvestasikan. 39
bersih (net worth) yaitu selisih antara nilai buku dari aktiva
sumber.40
39
Komaruddin, Kamus Perbankan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), 44.
40
Muhamad, Manajemen Dana., 134-135.
dalam mengamankan eksposur resiko dan mengantisipasi eksposur
(ATMR).41
Modal + Pelengkap
CAR = x100%
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
Keterangan:
Tujuan capital:
41
Atik Maratul Badiyah, “Analisis Rasio CAMEL pada BMT Natijatul Umat Babadan
Ponorogo Periode 2011-2013”, Skripsi (Ponorogo: STAIN Ponorogo, 2014), 32.
1) mengukur kecukupan modal bank dalam menyerap kerugian
Peringkat 1 : KPMM≥12%
Peringkat 2 : 5%≤KPMM≥12%
Peringkat 3 : 8%≤KPMM≥9%
Peringkat 4: 4%≤KPMM≥8%
Peringkat 5: KPMM≤6%.42
42
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPNP.
Ratio) yaitu dengan membandingkan modal terhadap Aktiva
b. Asset
43
Muhamad, Manajemen Dana, 253.
44
Martono, Bank dan Lembaga, 89.
Penepatan tingkat penggolongan aktiva diklasifikasikan didasarkan
pada:
bersangkutan.
macet.45
2. 50% dari KL
3. 75% dari D
4. 100% dari M
45
Septiana Tri Hastuti, “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Camel Pada Pd.
Bpr Bank Daerah Karanganyar”, Skripsi (Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2003),
7.
Peringkat 3 : 0,93 < KAP ≤ 0,96
Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang
dengan:
(BOPO).47
46
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPNP.
47
Ibid., 89.
struktur, dan stabilitas dengan memperhatikan kinerja peer grub
rentabilitas meliputi:
a) Kinerja rentabilitas.
b) Sumber-sumber rentabilitas.
c) Sustainability rentabilitas.
d) Managemen rentabilitas.48
(PO − DBH) − BO
Rata − rata Aktiva Produktif
Keterangan:
48
Indonesia, Managemen, 142.
49
Surat Edaran BI No 13/24/DPNP Perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Kriteria Penilaian Peringkat
meningkat.
d. Liquidity (Likuiditas)
likuiditas sebagai salah satu yang harus dikelola oleh bank. Konsep
50
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPNP.
menjadi bentuk tunai (cash), sedangkan dari sudut pasiva,
rasio, yaitu:
butir 2) meliputi:
7) Modal pinjaman.
51
Muhamad, Managemen Dana . 157.
d. Rasio kewajiban bersih antarbank terhadap modal inti
maksimal 100.52
Total Pembiayaan
Dana Pihak Ketiga
52
Ibid., 281.
53
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPNP.
berasal dari dana pihak ketiga sebagai investor yang
B. Penelitian Terdahulu
RORA, ROA. Adapun ketiga variabel yang lain yaitu profit margin,
periode laporan akhir tahun dari Bank pasti berbeda dari tahun-tahun
54
Muhamad, Managemen Dana .253.
55
Marlupi Nanda Permata Sari, “Analisis Kinerja Perbankan dengan Menggunakan
Metode Camel (Studi pada Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2004”, Skripsi (Malang: Universitas
Brawijaya, 2006), 86.
sebelumnya sehingga tingkat kesehatan bank tersebut juga akan berbeda
setiap tahunnya.
dengan judul “Analisis Rasio CAMEL pada BMT Natijatul Umat Babadan
(earning) rasio ROA dan BOPO berpredikat sangat baik (peringkat 1) dan
(peringkat 1).56
periode laporan akhir tahun dari Bank pasti berbeda dari tahun-tahun
setiap tahunnya.
56
Badiyah, “Analisis Rasio CAMEL, 69.
perusahaan perbankan yang berpredikat sehat. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai CAMEL sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 berturut-turut
usahanya, meskipun selama periode 2008 hingga 2010 nilai CAMEL PT.
Bank Sulselbar mengalami tren yang menurun. Hal ini juga menunjukkan
bahwa selama periode yang sama, PT. Bank Sulselbar memiliki kinerja
yang baik dalam pengelolaan segala sumber daya yang dimilikinya bila
periode laporan akhir tahun dari Bank pasti berbeda dari tahun-tahun
setiap tahunnya
dengan judul “Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada PT. Bank
57
Melissa Risky, “Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Metode Camel
(Studi Kasus pada PT. Bank SULSELBAR Tahun 2008-2010”, Skripsi (Makasar: Universitas
Hasanuddin, 2012), 93.
capital berada pada peringkat 1 dengan kriteria Sehat. Faktor Asset berada
akhir tahun dari Bank pasti berbeda dari tahun-tahun sebelumnya sehingga
cukup baik, dan dari segi aspek rentabilitas menunjukkan hasil yang cukup
baik pada ROA tahun 2012-2013 namun mengalami penurunan rasio pada
baik pada tahun 2012 dan 2014 namun pada tahun 2013 menunjukkan
58
Melasari “Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada PT Bank BRI Syariah
Periode 2009-2011”, Skripsi (Yogyakarta: UGM, 2013), 113
hasil yang kurang baiik karena adanya peningkatan rasio. Pada aspek rasio
periode laporan akhir tahun dari Bank pasti berbeda dari tahun-tahun
setiap tahunnya.
59
Koliptul Muhmaidah, “Analisis Kinerja Keuangan Pada Koperasi Syariah Hasanah di
Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo periode 2012-2014”, Skripsi (Ponorogo: STAIN
Ponorogo, 2015), 86.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
60
Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), 37.
hipotesis atau membuat prediksi. 61 Dalam rancangan penelitian ini,
penilaian, serta pengaruh dari faktor lain seperti kondisi industri perbankan
61
Elvinaro Ardianto, Metode Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif
(Simbiosa Rekatama Media, 2010), 47.
62
M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah (Bandung: Pustaka Setia,
2005), 42.
63
Elvinaro Ardianto, Metode Penelitian, 48-49.
dan perekonomian. 64 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank sebagaimana
bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan
perihal sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Surat Edaran
1. Capital
64
Indonesia, Managemen Kesehatan, 10.
65
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/1/PBI/2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum.
66
Martono, Bank, 87-88.
Pada aspek permodalan ini yang dinilai adalah permodalan yang
2. Asset
3. Rentabilitas (Earning)
dalam meningkat laba dan efisiensi usaha yang dicapai. Bank yang
4. Likuiditas (Liquidity)
67
Ibid., 88.
68
Muhamad, Manajemen Dana, 253.
69
Martono, Bank dan Lembaga, 89.
70
Ibid., 89.
71
Muhamad, Managemen Dana . 157.
simpanan tabungan, giro dan deposito pada saat ditagih dan dan dapat
hutang jangka pendek. Dalam hal ini yang dimaksud dengan hutang-
hutang jangka pendek yang ada di bank antara lain adalah simpanan
likuid jika pada saat ditagih bank mampu membayar. Kemudian bank
juga harus dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak
dibiayai. 73
1. Populasi
Syariah.
2. Sampel
72
Hastuti, “Analisis Tingkat Kesehatan, 8.
73
Dwi Febriana Paputungan, “Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Metode
Camel Pada
Pt. Bank Rakyat Indonesia Cabang Manado Periode 2010-2015” Jurnal EMBA, 3 (2016), 733.
74
Ibid., 80.
75
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 54.
tersebut di atas serta mempertimbangkan populasi yang diteliti, peneliti
Publikasi PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah 2014, 2015, dan 2016.
sekunder, yaitu data yang berasal dari bukan sumbernya langsung dan
melalui perantara. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data
76
Andreas Tunena dan S.L.V.H. Joyce Lapian dan Jantje L. Sepang3,” Analisis Tingkat
Kesehatan Bank Dengan Metode Camel (Studi Perbandingan Pada Bri Tbk & Btn Tbk Periode
2010-2014),”, EMBA, 3 (2015), 1352.
77
Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, 37.
78
Abdurahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi (Jakarta:
Rineka Cipta, 2005), 112.
pengumpulan data yang alat pengumpul datanya merupakan form
dipublikasikan.
dengan metode CAEL (Capital, Asset, Earning, dan Liquidity) dan tolak
Tabel 3.1
Tbk, terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah
syariah. 79
79
www.brisyariah.co.id
Kehadiran PT. Bank BRI Syariah ditengah-tengah industri
warna biru dan putih sebagai benang merah dengan brand PT. Bank
kedalam PT. Bank BRI Syariah (proses spin off) yang berlaku efektif
tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset, jumlah pembiayaan dan
80
Ibid,.
ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan
perbankan.
prinsip Syariah.
dan dimanapun.
81
Ibid,.
d. Lokasi BRI Syariah
kantor kas.
82
Ibid,.
e. StrukturOrganisasi
Rapat Umum
Komite Pemantau Resiko
Pemegang Saham
Dewan Pengawas
Syariah Dewan Komisaris Komite Audit
Pejsjs
Koordinator Managemen
Hubungan Bisnis
Grup Analisa
Grup Sumber
Pembiayaan
Daya Insani
2) Pembiayaan
1. Setoran awal yang ringan hanya Rp. 50.000, dan akan langsung
berlaku.
yang diterima. 83
Untuk laporan neraca, laporan laba rugi, laporan kualitas asset dan
83
www.brisyariah.co.id.
3. Pembahasan
yang dibutuhkan untuk menghitung rasio ini adalah modal inti (tier
1), modal pelengkap (tier 2), dan aktiva tertimbang menurut risiko
(ATMR).
Jumlah modal bank terdiri dari modal inti dan modal pelengkap.
Modal inti terdiri dari modal disetor, cadangan umum dan tujuan,
laba tahun lalu, dan laba tahun berjalan 50%, sedangkan modal
Tabel 4.1
8%. Rasio KPMM tertinggi BRI Syariah yaitu tahun 2014 sebesar
25,7%, berikutnya tahun 2015 dan 2016 sama hasilnya yaitu 20,6%.
resiko yang akan muncul. Nilai rasio tertinggi adalah rasio yang
terbaik karena semakin tinggi nilai rasio semakin baik kemampuan
dikaitkan dengan teori sudah sesuai dari segi pembahasan dan hasil
penelitian tersebut.
Peringkat 1 : KPMM≥12%
Peringkat 2 : 5%≤KPMM≥12%
Peringkat 3 : 8%≤KPMM≥9%
Peringkat 4: 4%≤KPMM≥8%
Peringkat 5: KPMM≤6%
b. Faktor Asset
sebagai berikut:
aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar (KL), (3) 75% dari
aktiva produktif yang digolongkan diragukan (D), dan (4) 100% dari
Posisi aktiva yang terbaik adalah tahun 2014 karena memiliki rasio
< KAP ≤ 0,96, pada tahun 2015 peringkat 4 karena 0,90 < KAP ≤
sesuai.
c. Rentabilitas (Earning)
(PO − DBH) − BO
Rata − rata Aktiva Produktif
Tabel 4.3
BO
tahun 2016 menjadi 0,1%. Semakin kecil rasio ini semakin kecil
d. Likuiditas
Tabel 4.4
Penilaian Likuiditas
2014 1 3 5 3 2 Sehat
2015 1 4 4 2 2 Sehat
2016 1 3 5 2 3 Cukup
Sehat
dari kondisi bisnis dan faktor eksernal.Pada tahun 2015 Bank Rakyat
eksernal.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
setiap tahun terus menerus menurun dan nilai KAP dari BRI Syariah
≤0,90 %.
BRI Syariah ≤ 85 %.
B. Saran
pihak berikut.
mendapatkan peringkat 1.
yang ada sehingga aktiva produktif yang ada di BRI Syariah dapat
meningkat.
kepada nasabah.
masyarakat.
2. Peneliti yang akan datang
.
DAFTAR PUSTAKA
Badiyah, Atik Maratul. “Analisis Rasio CAMEL pada BMT Natijatul Umat
Babadan Ponorogo Periode 2011-2013.” Skripsi. Ponorogo: STAIN
Ponorogo. 2014.
Melasari. “Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada PT Bank BRI Syariah
Periode 2009-2011. “. Skripsi. Yogyakarta: UGM. 2013.
Tri Hastuti, Septiana. “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Camel
Pada Pd. Bpr Bank Daerah Karanganyar. “ Skripsi. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta. 2003.
Tunena Andreas dan S.L.V.H. Joyce Lapian dan Jantje L. Sepang3.” Analisis
Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Camel (Studi Perbandingan Pada
Bri Tbk & Btn Tbk Periode 2010-2014).” EMBA. 3. 2015.
www.brisyariah.co.id diakses pada hari Selasa tanggal 6 Maret 2018 Pukul 19.50
WIB.