Abstract
Islamic banking in Indonesia is divided into three forms, namely BPRS,
BUS and UUS. BUS is a commercial bank operating under Islamic principles.
UUS an Islamic business units that operate under conventional banks. This study
will answer whether the formation of profitability (ROA), there is a difference
between BUS and UUS. Macroeconomic variables (inflation, GDP, interest rates,
the exchange rate against the US dollar, the stock price index) were used as
independent variables. This research uses quarterly data of ROA at Bank Syariah
Mandiri, Bank Syariah Mega Indonesia, UUS Bank Internasional Indonesia, UUS
Bank Tabungan Negara period started in March 2006 to September 2014. The
analytical method used is the Error Correction Model (ECM). The results showed
some differences in the formation of inter-bank profits, but does not prove the
difference between UUS and BUS.
Keywords: BUS, UUS, ECM, inflation, GDP, exchange rate, stock price index,
interest rates
1
Staff Pengajar pada Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia
145
Abstraksi
Perbankan Islam di Indonesia terbagi dalam tiga bentuk yaitu BPRS, BUS
dan UUS. BUS merupakan bank umum yang beroperasi dengan prinsip syariah.
UUS merupakan unit usaha syariah yang beroperasi dibawah bank konvensional.
Penelitian ini akan menjawab apakah dalam pembentukan profitabilitasnya
(ROA), ada perbedaan antara BUS dan UUS. Variabel makro ekonomi (inflasi,
PDB, tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, indeks harga
saham) digunakan sebagai variabel independen. Penilitian ini menggunakan data
ROA pada Bank Mandiri Syariah, Bank Syariah Mega Indonesia, UUS Bank
Internasional Indonesia, UUS Bank Tabungan Negara periode triwulanan mulai
Maret 2006-September 2014. Metode analisis yang digunakan adalah Error
Correction Model (ECM). Hasil penelitian menunjukkan adanya beberapa
perbedaan pembentukan profit antar bank, namun tidak membuktikan adanya
perbedaan antara UUS dan BUS.
Kata kunci : BUS, UUS, ECM, inflasi, PDB, nilai tukar valas, IHSG, suku bunga
146
Pendahuluan
Salah satu indikator perkembangan Sistem Ekonomi Islam (SEI) dapat
dilihat dari terus bertambahnya jumlah bank berprinsip syariah. Umat Islam terus
ilmiahnya menulis bahwa Dewan studi Islam al-Azhar, Kairo, dalam konferensi
DSI al-Azhar, Muharram 1385 H/ Mei 1965 M, memutuskan bunga dalam segala
bentuk pinjaman adalah riba yang diharamkan. Hal ini juga didukung oleh
tentang dampak buruk dari sistem ekonomi berbasis bunga. Beberapa dampak
yang ditimbulkan oleh bunga terhadap perekonomian makro suatu negara antara
tingkat bunga riil rendah menuju negara dengan tingkat bunga riil yang lebih
tinggi.
3. Sistem ekonomi ribawi akan memperbesar gap antara golongan kaya dan
147
keberlimpahan modal yang dimiliki, sementara golongan lain harus
salah satunya adalah SDM (Sumber Daya Manusia) juga berkurang, yang
kepada debt trap (jebakan hutang) yang dalam. Dalam banyak kasus, negara-
masyarakat hingga saat ini. Hal ini didorong oleh kecenderungan sebagian
ribawi sedemikian besar maka sistem ekonomi seharusnya dibentuk terbebas dari
148
ekonomi seharusnya melepaskan diri dari sistem berbasis bunga. Cara melepaskan
diri dari sistem ribawi tersebut adalah dengan menerapkan prinsip syariah dalam
operasional perbankan yaitu dengan sistem bagi hasil (profit and loss sharing).
menanggung resiko usaha dan berbagi hasil usaha antara pemilik modal yang
Bank Islam yang pertama kali muncul di Indonesia adalah Bank Muamalat
Bank dengan prinsip syariah di Indonesia muncul dalam tiga bentuk yaitu
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit
Usaha Syaria’ah (UUS). Namun yang berkembang pesat dan banyak dibahas
adalah BUS dan UUS. Perbedaan keduanya dapat dilihat pada Undang-undang
Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dimana yang
dimaksud dengan BUS adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan
149
jasa dalam lalu lintas pembayaran, sedangkan UUS adalah unit kerja dari kantor
pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor
atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit
kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang
induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah. Hingga
Desember 2014 ini jumlah BUS dan UUS di Indonesia mencapai 34 lembaga
dengan rincian BUS berjumlah 12 bank dan bank konvensional yang memiliki
berikut ini.
150
TABEL 1 Daftar Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
12 Bank Umum Syariah 22 Bank Konvensional pemilik
Unit Usaha Syariah
1. PT. Bank Muamalat Indonesia 1. PT Bank Danamon Indonesia Tbk
2. Bank Syariah Mandiri 2. PT Bank Permata Tbk
3. Bank Syariah Mega Indonesia 3. PT Bank Internasional Indonesia Tbk
4. Bank BRIsyariah 4. PT Bank Cimb Niaga, Tbk
5. PT. Bank Syariah Bukopin 5. PT Bank OCBC Nisp
6. PT. BCA Syariah 6. PT Bank Sinarmas
7. Bank Panin Syariah 7. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
8. PT. Bank Victoria Syariah 8. PT BPD Sumatera Utara
9. BPD. Jawa Barat Banten Syariah 9. PT BPD Jawa Tengah
10. Bank BNI Syariah 10. PT BPD DKI
11. PT. Maybank Syariah Indonesia 11. BPD Yogyakarta
12. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional 12. PT BPD Jawa Timur
Syariah
13. PT BPD Jambi
14. PT Bank Bpd Aceh
15. BPD Sumatera Barat
16. PT Bank Pembangunan Daerah Riau
17. PT BPD Sumatera Selatan Dan Bangka
Belitung
18. PT BPD Kalimantan Selatan
19. PT BPD Kalimantan Barat
20. BPD Kalimantan Timur
21. PT BPD Sulawesi Selatan Dan Sulawesi
Barat
22. PT BPD Nusa Tenggara Barat
Sumber : Statistik Perbankan Syariah, 2015
bunga. Demikian juga dengan nasabahnya, seharusnya bunga juga tidak menjadi
dipengaruhi bunga tersebut seperti tingkat inflasi, nilai tukar mata uang asing dan
indeks harga saham non-syariah. Ketika perbankan mampu melepaskan diri dari
151
yang berpandangan tidak ada perbedaan antara bank syariah atau bank Islam
untuk Unit Usaha Syariah pada bank konvensional. Melihat kenyataan bahwa
UUS merupakan suatu unit usaha dibawah bank konvensional, ada kemungkinan
sistem yang diterapkannya juga masih terpengaruh atau bahkan menganut sistem
Operasional bank syariah akan dilihat dari profitabilitas bank syariah atau
kemampuan bank dalam menghasilkan laba yang akan ditunjukkan oleh ROA
(Return on Asset), sedangkan variabel untuk melihat apakah masih ada pengaruh
inflasi, suku bunga, nilai tukar dan indeks harga saham. Peneliti juga memasukkan
apakah profitabilitas bank syariah dipengaruhi oleh sektor riil yaitu tingkat
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengetahui secara
langsung pengaruh variabel independen yaitu inflasi, PDB, tingkat suku bunga,
nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dan indeks harga saham dalam
152
1. Apakah pergerakan/perubahan variabel makroekonomi (inflasi, PDB,
tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, indeks harga
tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, indeks harga
bunga, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, indeks harga saham)
terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah dengan Unit Usaha
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis perubahan tingkat inflasi,
perubahan tingkat suku bunga, perubahan tingkat nilai tukar mata uang asing,
153
TABEL 2 Rangkuman Penelitian Terdahulu
Peneliti dan Judul Metode Hasil
Yenny Hendra (2012), Analisis Regresi Linear PDRB mempunyai
Pengaruh PDRB, Suku Berganda pengaruh positif ke DPK,
Bunga, Tingkat Inflasi dan Kurs valas mempunyai
Kurs Valuta Asing pengaruh positif terhadap
Terhadap Simpanan DPK, Tingkat Inflasi
Masyarakat Pada Bank mempunyai pengaruh
Umum di Kalimantan Barat positif terhadap DPK, Suku
bunga mempunyai pengaruh
negatif ke DPK
Reni Helvira (2012), Analisis deskriptif dengan PDRB Perkapita
Pengaruh PDRB, Tingkat melakukan pengolahan data berpengaruh positif
Bunga, dan Inflasi menggunakan SPSS signifikan, Tingkat suku
Terhadap Simpanan Bank bunga tabungan bank umum
Syariah di Kalimantan berpengaruh negatif
Barat signifikan, Inflasi tidak
signifikan berpengaruh
Neni Supriyanti (2008), Analisis Regresi Linear Variabel inflasi dan suku
Pengaruh Tingkat Inflasi Berganda bunga tidak berpengaruh
dan Suku Bunga Terhadap signifikan terhadap variabel
Kinerja PT. Bank Mandiri, ROA
Tbk
154
Metode Penelitian
Variabel Penelitian
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah profitabilitas Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah sedangkan variabel bebas (X) terdiri dari Tingkat
Inflasi (X1); Suku Bunga Deposito (X2); Nilai Tukar Mata Uang Asing (X3);
Produk Domestik Bruto (X4); dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Syariah di Indonesia yang tercatat pada Statistik Perbankan Indonesia tahun 2014,
dimana hingga Desember 2014 ini jumlah BUS dan UUS yang beroperasi di
Indonesia mencapai 34 lembaga dengan rincian BUS berjumlah 12 bank dan Bank
pada penelitian ini diambil dengan purposive sampling. Sampel dari penelitian ini
dipilih dengan kriteria ketersediaan data berdasarkan waktunya dan skala lembaga
perbankan dilihat dari jumlah kantornya yaitu Kantor Pusat Operasional (KPO),
Kantor Cabang Pembantu (KCP) dan Kantor Kas (KK). Peneliti memilih Bank
dengan Kantor Pusat Operasional diatas 5 KPO dan juga memiliki kantor cabang
pembantu dan kantor kas. Untuk menjaga keseimbangan objek penelitian peneliti
mengambil 2 BUS dan 2 UUS. Dari kriteria tersebut peneliti mendapatkan sampel
yaitu Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Syariah Mega Indonesia (BMS), Unit
Usaha Syariah Bank Internasional Indonesia, dan Unit Usaha Syariah Bank
Tabungan Negara.
155
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder berbentuk time
series yang berasal dari berbagai sumber seperti dari laporan keuangan masing-
masing bank, Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia, Bank Dunia dan CEIC data
(Indonesia Economic & Industry Data Database). Data dalam penelitian ini
pada setiap variabel secara periodik. Dalam penelitian ini metode pengumpulan
data dengan langsung mengunjungi situs resmi masing-masing BUS dan UUS
referensi buku, jurnal dan skripsi penelitian sebelumnya untuk mendukung dalam
Metode Pengujian
Pengujian dilakukan dengan analisis ECM (Error Correction Model).
Analisis ECM merupakan analisis data time series yang digunakan untuk variabel-
ada yang stasioner pada level dan residual/error (e) persamaan regresi variabel-
156
Hasil Analisis Penelitian
Analisis data akan dilakukan dengan melakukan uji statistik terhadap data
yang telah dikompilasi. Dari uji tersebut akan diketahui kesesuaian teori yang
telah dibangun dari kajian sebelumnya dengan perilaku data yang diujikan.
Analisis data diawali dengan melakukan uji linearitas data. Selanjutnya dilakukan
uji stasioneritas data untuk melihat apakah semua variabel stasioner pada tingkat
differensiasi yang sama atau tidak, hal ini dilakukan sebagai syarat dilakukannya
uji statistik dengan metode ECM. Setelah melakukan uji stasioner, kemudian
terhadap data ROA, inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dollar, tingkat suku bunga,
indeks harga saham gabungan dan produk domestik bruto ditunjukkan oleh
157
Hasil uji linearitas data menunjukkan bahwa data tidak linear, sehingga
beberapa data dengan nilai tinggi seperti nilai tukar rupiah terhadap dollar, produk
domestik bruto dan indeks harga saham gabungan. Berikut ini merupakan hasil uji
digunakan tidak stasioner pada tingkat level. Adapun hasil uji stasioneritas data
yang dilakukan, ditunjukkan oleh hasil output program eviews berikut ini.
158
Tabel 3 Uji Stasioneritas Data Tingkat Level
159
Hasil uji menggunakan teknik uji akar unit ADF-Fisher pada tingkat level
dengan equation yang dipilih none trend and intercept, memperlihatkan nilai
probabilitas ADF untuk data tingkat inflasi, data tingkat suku bunga, data tingkat
harga saham gabungan, data nilai tukar valuta asing, data produk domestik
regional bruto, data ROA BSM, data ROA BMGS, data ROA UUS BTN dan data
ROA UUS BII semuanya diatas nilai alpha (0,05). Hal ini berarti bahwa seluruh
data tidak stasioner pada tingkat level yang artinya telah memenuhi kaidah untuk
uji sebelumnya yaitu uji stasioneritas data pada tingkat level menunjukkan data
tidak stasioner maka dilanjutkkan dengan uji pada diferensiasi tingkat pertama.
Uji akar unit tingkat pertama (first difference) dilakukan dengan metode ADF.
Pada tabel berikut ditunjukkan hasil uji akar unit yang merupakan uji akar unit
pada tingkat 1st difference, dengan equation none trend and intercept.
160
Tabel 4 Uji Stasioneritas Data Tingkat 1st Difference
161
D(INF) 0.0007 3 8 30
Hasil uji akar unit pada tingkat 1st difference, dengan equation yang dipilih
adalah none trend and intercept memperlihatkan nilai probabilitas ADF untuk
data tingkat inflasi, data tingkat suku bunga, data tingkat harga saham gabungan,
data nilai tukar valuta asing, data ROA BSM, data ROA BMGS, data ROA UUS
BTN dan data ROA UUS BII semuanya lebih kecil dari nilai alpha (0,05) kecuali
GDP (Gross Domestic Product). Adanya variabel GDP yang tidak stasioner pada
yang lebih tinggi, oleh karena itu uji akar unit akan dilanjutkan pada tingkat 2nd
difference. Hasil uji akar unit yang ditampilkan berikut ini merupakan hasil uji
akar unit pada tingkat 2nd difference, dengan equation yang dipilih adalah none
162
Tabel 5 Uji Stasioneritas Data Tingkat 2nd Difference
163
D(INF,2) 0.0000 7 8 25
Hasil uji akar unit pada tingkat 2nd difference, dengan equation yang
dipilih none trend and intercept menunjukkan seluruh data telah stasioner pada
tingkat yang sama yaitu pada 2nd difference yang ditunjukkan nilai probabilitasnya
panjang yang dilakukan terhadap variabel ekonomi makro dan profitabilitas Bank
Mandiri Syariah. Hasil regresi dari program eviews dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
164
Tabel 6 Regresi Jangka Panjang Bank Mandiri Syariah
artinya bahwa perubahan seluruh variabel ekonomi makro yang digunakan dalam
165
bahwa GDP, FE, CI dan INF signifikan mempengaruhi ROA BMS pada alpha
5%, sedangkan untuk IR signifikan pada alpha 10%. Analisis yang dilakukan
selanjutnya adalah analisis/uji kointegarasi. Berikut ini hasil uji kointegrasi yang
dilakukan.
t-Statistic Prob.*
stasioner pada tingkat level. Hal tersebut memberi kesimpulan adanya kointegrasi
maka dilakukan dengan membuat persaman jangka pendek dengan metode ECM.
Tabel berikut menunjukkan hasil regresi jangka pendek variabel yang diujikan.
166
Tabel 8 Analisis ECM Bank Mandiri Syariah
Dari regresi persamaan jangka pendek tersebut, dapat dilihat bahwa nilai
probabilitas F-statistic berada di bawah alpha (0.05). Kemudian dapat dilihat juga
167
signifikan (probabilitasnya berada di bawah 0.05). Artinya persamaan yang
dibentuk sudah tepat karena telah memenuhi kaidah uji ECM. Kemudian jika
168
Log likelihood -42.80900 F-statistic 13.99862
Durbin-Watson stat 1.273373 Prob(F-statistic) 0.000001
artinya bahwa perubahan seluruh variabel ekonomi makro yang digunakan dalam
BMGS pada alpha 5%, sedangkan untuk CI tidak signifikan. Analisis yang
t-Statistic Prob.*
169
adalah membuat persaman jangka pendek yang dilakukan dengan metode ECM.
Data yang digunakan stasioner pada 2nd difference sehingga pada pembentukan
persamaan jangka pendek juga akan disesuaikan dengan kondisi tersebut. Berikut
Dari regresi persamaan jangka pendek tersebut, dapat dilihat bahwa nilai
probabilitas F-statistic berada di bawah alpha (0.05). Kemudian dapat dilihat juga
170
signifikan (probabilitasnya berada di bawah 0.05). Artinya persamaan yang
Regresi ECM Pada Unit Usaha Syariah Bank Indonesia Internasional (UUS BII)
Analisis yang pertama dilakukan adalah meregresi persamaan dalam jangka
171
Hasil regresi menunjukkan bahwa nilai probabilitas F-statistic < 0,05
artinya bahwa perubahan seluruh variabel ekonomi makro yang digunakan dalam
dari nilai probabilitasnya, bahwa GDP, FE, CI dan INF signifikan mempengaruhi
ROA UUS BII pada alpha 5%, sedangkan untuk IR signifikan pada alpha 10%.
t-Statistic Prob.*
stasioner pada tingkat level. Hal tersebut membawa pada kesimpulan adanya
adalah membuat persaman jangka pendek yang dilakukan dengan metode ECM.
172
Data yang digunakan stasioner pada 2nd difference sehingga pada pembentukan
persamaan jangka pendek juga akan disesuaikan dengan kondisi tersebut. Berikut
Dari regresi persamaan jangka pendek tersebut, dapat dilihat bahwa nilai
probabilitas F-statistic berada di bawah alpha (0.05). Kemudian dapat dilihat juga
173
variabel, diketahui bahwa hanya variabel CI (Composit Index) yang signifikan
Regresi ECM Pada Unit Usaha Syariah Bank Tabungan Negara (UUS BTN)
Analisis yang pertama dilakukan adalah meregresi persamaan dalam jangka
174
Hasil regresi menunjukkan bahwa nilai probabilitas F-statistic < 0,05 artinya
Syariah Bank Tabungan Negara. Sedangkan secara individual, dapat dilihat dari
BTN pada alpha 5%. Analisis yang dilakukan selanjutnya adalah analisis/uji
t-Statistic Prob.*
pada tingkat level. Hal tersebut membawa pada kesimpulan adanya kointegrasi
membuat persaman jangka pendek yang dilakukan dengan metode ECM. Data
persamaan jangka pendek juga akan disesuaikan dengan kondisi tersebut. Berikut
175
TABEL 17 Analisis ECM UUS Bank Tabungan Negara
Dari regresi persamaan jangka pendek tersebut, dapat dilihat bahwa nilai
probabilitas F-statistic berada di bawah alpha (0.05). Kemudian dapat dilihat juga
176
Pembahasan Hasil Analisis
Hubungan jangka panjang antara variabel makro ekonomi dengan
ROA Coefficient
BANK INF IR FE CI GDP
BSM -0,048 -0,22 -3,55 -2,12 2,56
Adj-RS: 0,67 Sign. 5% Sign. 10% Sign. 1% Sign. 1% Sign. 1%
p-F Sign: 1%
BMGS -0,22 -0,83 5,75 1,58 -8,28
Adj-RS: 0,65 Sign. 1% Sign. 1% Sign. 5% Sign. 1%
p-F Sign: 1%
UUS BII -0,58 -1,52 8,89 -13,56 4,91
Adj-RS: 0,67 Sign. 1% Sign. 1% Sign. 10% Sign. 1% Sign. 10%
p-F Sign: 1%
UUS BTN -0,02 -0,18 -1,14 -0,66 1,47
Adj-RS: 0,70 Sign. 5% Sign. 5%
p-F Sign: 1%
Sumber : analisis dengan eviews
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ternyata perubahan variabel dependen
ekonomi) diatas 60%. Bahkan untuk UUS BTN, variabel makro ekonomi mampu
signifikan pada bank umum syariah, akan tetapi pada unit usaha syariah terdapat
hubungan profitabilitas dan inflasi, baik pada BUS maupun UUS memiliki
177
dilakukan oleh Dwijayanthy dan Naomi (2009). Variabel tingkat suku bunga
(Interest Rate, IR) dalam jangka panjang memberikan pengaruh signifikan baik
pada bank umum syariah maupun unit usaha. Mengenai hubungan profitabilitas
dan tingkat suku bunga, baik BUS maupun UUS, tingkat suku bunga memiliki
hubungan negatif dengan profitabilitas, artinya tingkat suku bunga yang tinggi
ditunjukkan pada penelitian yang dilakukan oleh Sahara (2013). Variabel nilai
tukar rupiah (Foreign Exchange, FE) memberikan pengaruh signifikan pada bank
umum syariah, akan tetapi pada unit usaha syariah ada UUS yang tidak signifikan
dipengaruhi nilai valas. Mengenai hubungan profitabilitas dan nilai valas, ternyata
baik di BUS maupun di UUS tidak menunjukkan pola yang teratur, artinya
pengaruh dengan signifikansi yang tidak dapat dibedakan antara BUS dan UUS
hubungan dengan pola terntentu antara BUS dan UUS yang berarti masing-masing
bank menunjukkan perilaku yang berbeda. Variabel produk domestik bruto (Gross
baik pada bank umum syariah maupun pada unit usaha syariah. Mengenai
dengan profitabilitas bank syariah dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
178
TABEL 19 Pengaruh variabel makro terhadap ROA dalam jangka pendek
ROA Coefficient
BANK INF IR FE CI GDP
BSM 0,02 -3,44 -2,30 -1,22 2,00
Adj-RS: 0,715 Sign. 1% Sign. 10% Sign. 5%
p-F Sign: 1%
BMGS 0,024 -0,48 -1,83 1,306 -2,30
Adj-RS: 0,31 Sign. 10%
p-F Sign: 5%
UUS BII -0,18 -0,56 7,48 -10,10 7,90
Adj-RS: 0,46 Sign. 1%
p-F Sign: 1%
UUS BTN -0,014 -0,45 -0,28 -0,98 1,28
Adj-RS: 0,541 Sign. 1%
p-F Sign: 1%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ternyata perubahan variabel dependen
makro ekonomi) yaitu dibawah 50%, akan tetapi pada Bank Mandiri Syariah
untuk UUS sedangkan untuk Bank Syariah Mega Indonesia pada angka diatas 1%
dan dibawah 5%. Variabel inflasi (Inflation, INF) dalam jangka pendek
memberikan pengaruh yang tidak signifikan baik pada BUS maupun UUS.
positif sementara pada UUS memiliki hubungan tidak berpola karena ada yang
negatif dan ada yang positif. Variabel tingkat suku bunga (Interest Rate, IR)
dalam jangka pendek memberikan pengaruh signifikan pada bank umum syariah
namun pada unit usaha syariah tidak memiliki pola yang sama. Mengenai
hubungan profitabilitas dan tingkat suku bunga, baik pada BUS maupun UUS
179
memiliki hubungan negatif, artinya tingkat suku bunga yang tinggi memberikan
Exchange, FE) memberikan pengaruh tidak signifikan baik pada bank umum
syariah maupun unit usaha syariah, hanya pada Bank Mandiri Syariah saja yang
UUS tidak menunjukkan pola yang teratur. Variabel indeks harga saham
dengan signifikansi yang tidak dapat dibedakan antara BUS dan UUS. Mengenai
hubungan IHSG dengan profitabilitas, ternyata indeks harga saham gabungan dan
profitabilitas UUS memiliki hubungan negatif, namun pada BUS tidak ditemukan
dalam jangka pendek memberikan pengaruh tidak signifikan baik pada bank
umum syariah maupun pada unit usaha syariah. Mengenai hubungannya dengan
Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini dapat
180
makro yaitu inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar valas, indeks harga saham
jangka pendek variabel inflasi dan produk domestik bruto tidak signifikan
makro ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini kecuali indeks harga
saham, sementara dalam jangka pendek hanya tingkat suku bunga yang secara
pada Bank Konvensional yaitu UUS Bank Internasional Indonesia dan UUS
variabel makro ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu inflasi,
tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah terhadap dollar, indeks harga saham
tingkat suku bunga dan produk domestik bruto, sementara dalam jangka
UUS BTN.
181
UUS maupun BUS dapat dijelaskan oleh perubahan varabel makro ekonomi
yang digunakan dalam penelitian ini hingga 70%. Sementara pada jangka
menunjukkan angka yang besar mencapai 70%. Variabel tingkat suku bunga
negatif pada BUS maupun UUS baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Reni Helvira
(2012) yang memberikan pengertian bahwa ketika tingkat suku bunga naik
Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan untuk penelitian-penelitian sejenis
Penelitian ini hanya mengambil 2 BUS dan 2 UUS sebagai objek penelitian
dikarenakan bank syariah terutama UUS merupakan lembaga yang baru dibentuk
sehingga tidak memiliki data dalam rentang waktu yang lama. Peneliti sudah
mencoba menggunakan rentang waktu yang ada namun data tidak bisa dianalisis
182
Daftar Rujukan
Dwijayanthy, Febrina & Naomi. (2009). Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan
Nilai Tukar Mata Uang terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003-2007.
Jurnal Manajemen, Vol. 3 (2): 87-98.
Fajar, Y.R. (2009). Riba dan Bunga Bank Dalam Pandangan Muhammad Syafi’i
Antonio. :Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Hendra, Yenny. (2012). Analisis Pengaruh PDRB, Suku Bunga, Tingkat Inflasi
dan Kurs Valuta Asing Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank
Umum Di Kalimantan Barat. Pontianak: Universitas Tanjungpura.
Supriyanti, Neni. (2008). Analisis Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga BI Terhadap
Kinerja Keuangan PT. Bank Mandiri, Tbk Berdasarkan Rasio Keuangan.
Jakarta:Universitas Gunadarma.
Sahara, Ayu Yanita. (2013). Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI dan
Produk Domestik Bruto Terhadap Return On Asset (ROA) Bank Syariah
Di Indonesia. Jurnal Ilmu Manajemen, Volume I, No. 1 Januari 2013.
183