NIM : 041305964
SOAL
1. Uraikan tujuan dan sebutkan wewenang Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam
rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran!
2. Sebutkan kondisi apa saja menurut anda yang dapat ditimbulkan oleh ketidakstabilan
sistem keuangan Indonesia !
3. Apa yang dimaksud dengan bank syariah? Sebutkan pula prinsip-prinsip yang
berlaku pada bank syariah! dan apa yang membedakannya dengan bank
konvensional ? sebutkan contoh nya yang anda ketahui di Indonesia !
4. Deskripsikan apa yang anda ketahui tentang lembaga yang menanggani tentang dana
pensiun di Indonesia yaitu PT. Taspen Indonesia !
5. Apa yang dimaksud dengan pegadaian? Jelaskan pula tiga contoh produk
pegadaian!
JAWABAN:
1. Berbagai tugas Bank Indonesia di bidang Sistem Pembayaran dilaksanakan dalam satu
struktur organisasi sistem pembayaran yang menangani sistem pembayaran dan pengedaran
uang sebagai berikut :
TUJUAN BI
Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua
aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata
uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua
tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan
tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta
batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia
ini kelak akan dapat diukur dengan mudah.
Tugas Dan Wewenang Bank Indonesia
Peran Bank Indonesia sebagai bank sentral negara Republik Indonesia dapat dilihat sesuai dengan
tugas dan wewenang dari Bank Indonesia. Tugas dan wewenang tersebut merupakan suatu cara
untuk menjaga kestabilan sistel keuangan Indonesia. Tugas dan wewenang dari Bank Indonesia
antara lain :
“prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain
untuk penyimpanan danadan atau pembiayaan kegiatan usah, atau kegiatan lainnya yang
dinyatakan, sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip,bagi hasil
(mudharabah), pembiayaan berdasarkan penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang
dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip
sewa murni tanpa pilihan (ijarah). Atau dengan adanya kepemilikan atas barang yang disewa dari
pihak bank oleh pihak kita (ijarah wa iqtina)
Mudharabah merupakan perjanjian kerjasama antara pemilik modal dengan pengelola modal,
dimana keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan, dan kerugian
ditanggung oleh pemilik modal selama bukan merupakan kelalaian dari pihak pengelola
modal.
Musyarakah adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam suatu usaha, dimana masing-
masing pihak berhak atas keuntungan yang didapat sesuai dengan porsi modal yang dikeluarkan.
(Murabahah) Murabahah adalah perjanjian jual beli anatara pihak bank dan pihak
nasabah, dimana pihak bank membeli barang yang dibutuhkan oleh nasabah lalu menjualnya ke
nasabah dengan adanaya penambahan keuntungan sebesar yang telah disepakati oleh kedua belah
pihak diawal perjanjian.
Ijarah adalah perjanjian pemindahan hak guna atas ojek atau jasa dengan adanya biaya sewa tanpa
adanyapemindahan kepemilikan dari ojek tersebut.
5. Pembiayaan dengan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak kita
(Ijarah Wa Iqtina) Ijarah Wa iqtina adalah perjanjian pemindahan hak guna atas objek
atau jasa dengan adanya pembayaran upah sewa beli, yang diikuti dengan pemindahan
kepemilikan pada waktu yang telah disepakati di awal perjanjian.
Bank Syariah Dibandingkan dengan bank konvensional, sebenarnya ada lima poin
perbedaan yang dapat dilihat dari kedua jenis bank ini.
Dalam menjalankan kegiatannya, bank konvensional berfungsi menyediakan jasa keuangan dan
sebagai intermediasi. Sementara itu, untuk bank syariah, selain menjadi intermediasi, jenis bank
yang satu ini juga memiliki fungsi sebagai manajer investasi, investor sosial, dan tentu saja
penyedia layanan keuangan.
2. Prinsip Dasar
Pada kegiatan usaha, pastinya ada prinsip dasar yang menjadi pegangan dalam menjalankan roda
kegiatan. Begitu pula yang terjadi baik pada bank konvensional maupun bank syariah. Prinsip
pertama menyangkut nilai. Bank konvensional berprinsip bebas nilai, sedangkan bank syariah
menjunjung prinsip syariah Islam yang menyatakan tidak ada pembebasan nilai.
Kedua jenis bank ini sama-sama memperoleh likuiditasnya dari dua sumber, yakni pasar uang dan
bank sentral. Di Indonesia, yang dimaksud dengan bank sentral adalah Bank Indonesia. Hal yang
membedakan antara likuiditas bank konvensional dengan bank syariah terletak di pasar uang.
Likuiditas bank konvensional dari pasar uang bebas didapatkan dari emiten mana saja. Sementara
itu, bank syariah hanya mengambil sumber dari pasar uang yang menerapkan prinsip-prinsip
syariah.
4. Risiko Usaha
Mengenai risiko usaha, bank syariah menerapkan poin “ringan sama dijinjing, berat sama dipikul”
antara bank dan nasabah. Hal ini membuat semua hal yang terjadi ditanggung secara bersama-
sama, baik berupa keuntungan maupun kerugian. Sementara itu pada bank konvensional biasa,
pihak bank tidak berurusan dengan risiko yang mungkin dihadapi nasabahnya. Pihak nasabah juga
tidak perlu memikirkan risiko yang mungkin terjadi kepada bank tempatnya melakukan transaksi
keuangan ataupun menyimpan dana.
5. Struktur Pengawas
Agar tidak melenceng dari tujuan dan fungsinya, setiap bank memiliki dewan pengawas yang
tersusun dalam struktur organisasi lembaga tersebut. Di bank konvensional, struktur pengawas
dijabat oleh dewan komisaris. Namun di bank syariah, Anda akan menemui struktur pengawas
yang lebih kompleks, mulai dari dewan komisaris, dewan pengawas syariah, hingga dewan syariah
nasional.
5.
Menurut kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150, gadai adalah hak yang
diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak
tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang
atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Seorang yang berutang
tersebut memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang untuk menggunakan barang
bergerak yang telah diserahkan untung melunasi utang apabila pihak yang berutang tidak
dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.
Perusahaan umum pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara
resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa
pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti
dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150 di atas.
Produk/Layanan
Berikut Ini Merupakan Produk/Layanan Pegadaian