Anda di halaman 1dari 19

BANK SENTRAL

A. Pengertian Bank Sentral


Bank Sentral adalah lembaga keuangan perbankan yang berbentuk badan hukum.
Sebagai sebuah bank, maka bank sentral mempunyai beberapa kesamaan dengan bank
pada umumnya, antara lain adalah:
1. Melakukan fungsi intermediasi
Sebagai fungsi intermediasi, bank sentral dapat memberikan kredit kepada bank-
bank komersial, khususnya melalui fasilitas diskonto.
2. Mengumpulkan dana
Dana yang dikumpulkan bank sentral ada yang bersifat wajib dipenuhi oleh bank
komersial dan ada yang dilakukan melalui mekanisme pasar. Dana yang bersifat
wajib adalah Giro Wajib Minimum (GWM), sedangkan dana yang dikumpulkan
melalui mekanisme pasar misalnya melaui penjualan Sertifikat Bank Indonesia
(SBI)
3. Asetnya didominasi oleh aset finansial
4. Motivasi utama pendirian Bank Sentral bukanlah memperoleh laba
Bank sentral didirikan untuk menjaga stabilitas sektor moneter yang sangat
menopang satbilitas perekonomian. Namun bukan berarti bank sentral tidak dapat
memperoleh laba.
5. Mempunyai hak monopoli mengedarkan uang kertas dan logam
Kegiatan mencetak dan atau mengedarkan uang kertas dan logam hanya boleh
dilakukan oleh bank sentral. Selain itu, bank sentral juga mempunyai hak menarik
dari peredaran uang kertas dan logam yang lama atau dinyatakan tidak berlaku lagi.
6. Berkedudukan di ibu kota negara

B. Fungsi dan Tugas Bank Sentral


Tugas utama bank sentral umumnya adalah menjaga stabilitas moneter
perekonomian sebuah negara. Untuk dapat menjalankan tugas tersebut, bank sentral
melaksanakan fungsi pengaturan jumlah uang beredar.
Dibawah ini adalah beberapa fungsi utama bank sentral adalah:
1. Agen fiskal pemerintah (Fiscal Agent of Government)
Bank sentral berfungsi memberikan nasehat dan bantuan untuk mengelola berbagai
maslah/transaksi keuangan pemerintah, seperti menyimpan asset milik pemerintah.

1
2. Banknya Bank (Banker of Bank atau Lender of Last Resort)
Sebagai banknya bank, bank sentral memberi bantuan kepada bank-bank umum
yang mengalami kesulitan likuiditas tetapi sulit mendapatkan dananya dari sumber
dana lain.
3. Penentu dan Pelaksana Kebijakan Moneter (Monetary Policy Maker)
Sebagai penentu dan pelaksana kebijakan moneter, bank sentral bertugas
mengendalikan jumlah uang beredar (dan tingkat bunga) dengan menggunakan
instrument-instrumen kebijakan moneter.
4. Pengawasan, Evaluasi, dan pembinaan Perbankan (Supervision, Examination, and
Regulation of Members Bank)
Mengingat bahwa sampai saat ini bank adalah lembaga keuangan yang terbesar dan
terpenting, maka kesehatan dan kestabilan sektor perbankan memberikan kontribusi
yang sangat besar bagi stabilitas sektor keuangan. Oleh karena itu, pengawasan,
evaluasi, dan pembinaan perbankan oleh bank sentral sangat penting.
5. Penanganan Transaksi Giro (The Clearing)
Dengan fungsi ini bank sentral mengontrol dan mengelola kegiatan-kegiatan
transaksi yang menggunakan alat pembayaran giro, sebab transaksi-transaksi
tersebut terjadi dalam jumlah yang sangat besar, antarbank, antarwilayah, dan
antarnegara.
6. Riset-riset Ekonomi
Riset-riset yang dilakukan bank sentral terutama yang berkaitan dengan masalah-
masalah dan perkembangan sektor moneter

C. Tujuan Bank Sentral


1. Membuat dan Melaksanakan Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter ditetapkan dan dilaksanakan untuk mengendalikan jumlah uang
yang beredar di masyarakat sehingga harga-harga barang dan jasa di masyarakat
tetap terkendali.
Kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia juga dapat mendorong
pertumbuhan perekonomian nasional. Dalam hal ini, BI perlu bekerjasama dengan
pemerintah sehingga kebijakan yang diambil sejalan dengan kebijakan fiskal dan
kebijakan ekonomi lainnya.

2
2. Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran
Sistem pembayaran yang dimaksud adalah sistem pembayaran tunai maupun non
tunai. Dalam hal ini, Bank Indonesia bertanggungjawab untuk menciptakan suatu
kesepakatan, aturan, standar dan prosedur yang dipakai dalam mengatur peredaran
uang di masyarakat.
3. Mengatur dan Mengawasi Perbankan
Pengaturan dan pengawasan perbankan yang dimaksud di sini adalah pengawasan
makroprudensial, dimana tujuannya untuk menjaga kestabilan sistem keuangan di
Indonesia. Secara umum, kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang dibuat
untuk membatasi risiko dan biaya krisis sistemik agar keseimbangan sistem keuangan
tetap terjaga.

D. Wewenang Bank Sentral


Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, Bank Sentral memiliki
kewenangan khusus yang telah diatur di dalam Undang-Undang Republik Indonesia,
yaitu:
1. Kewenangan Membuat Kebijakan Moneter
 Menentukan dan menetapkan tingkat diskonto, cadangan minimum bank umum,
serta mengatur pembiayaan atau kredit.
 Menentukan dan menetapkan target moneter dengan memperhitungkan tingkat
inflasi di Indonesia.
 Mengendalikan moneter dengan tidak terbatas pada operasi pasar terbuka di pasar
uang, baik mata uang Rupiah maupun valuta asing.
2. Kewenangan Mengatur Sistem Pembayaran
 Menentukan dan menetapkan pemakaian instrumen pembayaran.
 Membuat dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan suatu sistem
pembayaran.
 Melakukan pengawasan terhadap penyelenggara jasa sistem pembayaran.
3. Kewenangan Mengatur dan Mengawasi Perbankan
 Membuat dan menetapkan peraturan mengenai tata laksana Perbankan di
Indonesia.
 Memberikan sanksi kepada Bank yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

3
 Dapat memberikan atau mencabut izin terhadap kelembagaan dan aktivitas usaha
dari Bank tertentu.
 Melakukan pengawasan terhadap Bank, baik sebagai sistem perbankan maupun
secara individual

SISTEM PEMBAYARAN
A. Pengertian Sistem Pembayaran
Sistem pembayaran adalah sistem/tatanan yang mencakup seperangkat aturan,
lembaga, dan mekanisme yang dipakai untuk melaksanakan pemindahan dana guna
memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi.
1. Prinsip sistem pembayaran
a. Aman berarti segala risiko dalam sistem pembayaran seperti risiko likuiditas,
risiko kredit, risiko fraud harus dapat dikelol.
b. Efisiensi menekankan bahwa penyelanggaran sistem pembayaran harus dapat
digunakan secara luas sehingga biaya yang ditanggung masyarakat akan lebih
murah karena meningkatnya skala ekonomi.
c. Kesetaraan akses yang mengandung arti bahwa Bank Indonesia tidak
menginginkan adanya praktek monopoli pada penyelenggaraan suatu sistem yang
dapat menghambat pemain lain untuk masuk.
d. Kewajiban seluruh penyelenggara sistem pembayaran untuk memperhatikan
aspek-aspek perlindungan konsumen.

B. Peran Bank Sentral RI dalam Sistem Pembayaran


Dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran sebagaimana
ditetapkan dalam UU No. 23 Th. 1999 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU
No. 6 Th. 2009, Bank Indonesia berwenang untuk memberikan kebijakan, mengatur,
melaksanakan, dan memberikan persetujuan, perizinan, dan pengawasan atas
penyelenggaraan jasa sistem pembayaran. Selain itu, Bank Indonesia juga mempunyai
transaksi-transaksi yang harus dilaksanakan seperti setelmen operasi pasar terbuka,
menyelesaikan tagihan-tagihan gaji, dan pension, serta transaksi yang terkait dengan
rekening pemerintah dan lembaga keuangan internasional yang ada di Bank Indonesia.

4
1. Bank Indonesia Sebagai Regulator
Salah satu peran pokok Bank Indonesia dalam sistem pembayaran adalah sebagai
regulator, fasilitator, dan katalisator pengembangan sistem pembayaran di Indonesia.
Berbagai peran Bank Indonesia tersebut diatur dalam berbagai ketentuan yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang antara lain memuat:
a. Cakupan wewenang dan tanggung jawab penyelenggara sistem pembayaran,
termasuk tanggung jawab yang berkaitan dengan manajemen risiko,
b. Jenis penyelenggaran sistem pembayaran dan prosedur pemberian persetujuan,
c. Persyaratan keamanan dan efisiensi dalam penyelenggaraan jasa sistem
pembayaran,
d. Penyelenggara jasa sistem pembayaran wajib menyampaikan laporan, jenis
laporan kegiatan, dan tata cara penyampaian,
e. Jenis dan persyaratan keamanan istrumen pembayaran yang dapat digunakan di
Indonesia termasuk instrument pembayaran elektronis, seperti kartu ATM, kartu
debet, kartu kredit, kartu prabayar, dan kartu elektronik,
f. Sangsi terhadap pelanggaran ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesi
2. Bank Indonesia Sebagai Lembaga Pengawas
Terdapat pada UU bank Indonesia dan UU Transfer Dana, Bank Indonesia
sebagai otoritas system pembayaran selain memiliki kewenangan di bidang
pengaturan dan perijinan system pembayaran, juga berwewenang untuk melakukan
pengawasan, pemantauan atau pemeriksaan terhadap penyelenggara jasa system
pembayaran baik yang dilakukan oleh perbankan maupun non bank.
Agar kegiatan pembayaran berjalan dengan baik, Bank Indonesia melakukan
pengawasan terhadap proses pembayaran ataupun terhadap aktivitas para pelaku
yang terlibat dalam sistem pembayaran.
3. Bank Indonesia sebagai Fasilitator Sistem Pembayaran
Sebagai fasilitator, Bank nIndonesia berperan dalam mengarahkan
perkembangan system pembayaran nasional dan mendukung upaya penciptaan
industry system pembayaran yang lebih efisien. Peran Bank Indonesia sebagai
fasilitator banyak tercermin dalam perkembangan system pembayaran ritel dan
mikro yang dilaksanakan oleh industry pembayaran ritel dan mikro, seperti
mendorong interoperabilitas anterpenyelenggara, standarisasi kartu untuk
pembayaran (ATM, Kart debit) dan e-money, serta perkembangan National Payment
Gateway (NPG) untuk pembayaran ritel dan mikro.

5
4. Bank Indonesia Sebagai Lembaga Penyelenggara kliring Antar Bank dan
RTGS
Pengertian kliring menurut peraturan Bank indonesia No.7/18/PBI/2005
tentang Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir
dengan PBI No. 12/5/PBI/2010 tanggal 12 maret 2010 (PBI SKNBI) adalah
pertukaran data kliring elektronik dan/atau warkat antarpeserta kliring baik atas
nama peserta maupun atas nama nasabah yang perhitungannya diselesaikan pada
waktu tertentu.
Tujuan utama dilaksanakan kliring adalah:
a. untuk memperlancar lalu lintas pembayaran giral antarbank diseluruh
indonesia.
b. untuk melaksanakan perhitungan penyelesaian utang piutang agar lebih
mudah, aman, dan efisien; dan
c. menjadi salah satu bentuk pelayanan sistem pembayaran bank kepada nasabah.

C. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Non Tunai oleh Bank Sentral


SP Nontunai merupakan sistem pembayaran tanpa menggunakan uang tunai yang
mulai diperkenalkan dalam transaksi ritel pada tahun 1990an. Sistem pembayaran
nontunai sendiri bukan sebagai pengganti sistem pembayaran tunai, tapi saling
melengkapi satu sama lain.
Penggunaan uang tunai dalam transaksi pembayaran sebenarnya sudah jauh lebih
praktis dibandingkan sistem barter ataupun sistem commodity currency yang digunakan
oleh manusia zaman dulu. Tapi sejalan dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan
teknologi, penggunaan tunai dianggap kurang praktis dan aman.
Alat atau instrumen pembayaran nontunai yang resmi diterbitkan Bank Indonesia
selaku satu-satu regulator sistem pembayaran adalah instrumen berbasis kertas, berbasis
kartu dan berbasis elektronik:
1. Berbasis Kertas (Paper Based). Terdiri atas Cek, BG, Wesel, Nota Debet, Nota
Kredit dan sebagainya. Mekanisme alat pembayaran nontunai ini menggunakan
sistem kliring di Bank Indonesia, yakni:
o Kliring manual, mulai tahun 1909 (DJB)
o Sistem Otomasi Kliring, mulai tahun 1990
2. Berbasis Kartu (Card Based). Secara resmi disebut Alat Pembayaran Menggunakan
Kartu (APMK) yang mulai diperkenalkan pada awal 1990-an. Dalam operasionalnya,

6
APMK melibatkan empat lembaga, yaitu Prinsipal, Penerbit, Perusahaan Switching,
dan Perusahaan Personalisasi. APMK terdiri atas:
o Kartu Kredit
o Kartu Debit/ATM
3. Berbasis Elektronik (Electronic Based). Yaitu transfer dana secara elektronik (credit
transfer) dengan menggunakan:
o Sistem Kliring Elektronik Jakarta, dari tahun 1998 sampai 2005.
o Sistem BI RTGS, mulai tahun 2000.
o Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), mulai tahun 2005.
Selain ketiga jenis instrumen nontunai tersebut, masyarakat juga sudah menggunakan
alat pembayaran elektronik untuk kebutuhan sehari-hari atau ritel, yaitu:
 Layanan Bank Elektronik (Electronic Banking/Ebanking) yang dikembangkan
menjadi Mobile Banking, mulai tahun 1998.
 Uang Elektronik atau Electronic Money (Unik/Emoney), mulai tahun 2007.
Ada dua jenis Uang Elektronik atau Unik, yaitu Unik Berbasis Server (umumnya
diterapkan dalam bentuk aplikasi ponsel) dan Unik Berbasis Chip (dalam bentuk kartu
plastik berchip). Kedua jenis Unik tersebut sedang gencar dipromosikan agar menjadi
pengganti uang kartal.

7
ALAT PEMBAYARAN TUNAI (UANG)
A. Pengertian Uang
sesuatu yang dapat diterima secara umum sebagai alat
pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau alat pembayaran utang
dan alat untuk melakukan pertukaran barang dan jasa. Jadi, uang
merupakan alat yang dapat digunakan untuk melakukan tukar-
menukar baik barang maupun jasa dalam suatu wilayah tertentu,
khususnya dalam suatu negara, tanpa membedakan suku bangsa,
agama, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi seseorang.
B. Sejarah Uang
Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses
perkembangan yang panjang. Pada mulanya, masyarakat belum
mengenal pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi
kebutuhannnya dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika ia lapar,
membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan yang sederhana, mencari
buah-buahan untuk konsumsi sendiri; singkatnya, apa yang
diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhannya.
Perkembangan selanjutnya mengahadapkan manusia pada
kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri ternyata tidak cukup
untuk memenuhui seluruh kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-
barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka mencari orang
yang mau menukarkan barang yang dimiliki dengan barang lain yang
dibutuhkan olehnya. Akibatnya muncullah sistem barter’, yaitu barang
yang ditukar dengan barang.
Namun pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan
dengan sistem ini. Di antaranya adalah kesulitan untuk menemukan
orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau
menukarkan barang yang dimilikinya serta kesulitan untuk

8
memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya
dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya.
Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiran-pikiran untuk
menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat
tukar.
Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah
benda-benda yang diterima oleh umum (generally accepted), benda-
benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai
magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan
primer sehari-hari; misalnya garam yang oleh orang Romawi
digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah.
Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap
ada. Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena benda-benda yang
dijadikan alat tukar belum mempunyai pecahan sehingga penentuan
nilai uang, penyimpanan (storage), dan pengangkutan (transportation)
menjadi sulit dilakukan serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya
daya tahan benda-benda tersebut sehingga mudah hancur atau tidak
tahan lama.
Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan uang logam.
Logam dipilih sebagai alat tukar karena memiliki nilai yang tinggi
sehingga digemari umum, tahan lama dan tidak mudah rusak, mudah
dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah dipindah-pindahkan.
Logam yang dijadikan alat tukar karena memenuhi syarat-syarat
tersebut adalah emas dan perak. Uang logam emas dan perak juga
disebut sebagai uang penuh (full bodied money). Artinya, nilai
intrinsik (nilai bahan) uang sama dengan nilai nominalnya (nilai yang
tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang berhak menempa
uang, melebur, menjual atau memakainya, dan mempunyai hak tidak terbatas dalam
menyimpan uang logam.
Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul kesulitan ketika
perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah
9
sementara jumlah logam mulia (emas dan perak) sangat terbatas. Penggunaan uang
logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar sehingga diciptakanlah
uang kertas .
Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan
perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas
yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak
yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh
dengan jaminannya. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat tidak lagi
menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya,
mereka menjadikan ‘kertas-bukti’ tersebut sebagai alat tukar.

C. Fungsi, Jenis dan Syarat Uang


1. Fungsi
Secara umum, uang memiliki fungsi sebagai perantara untuk pertukaran
barang dengan barang, juga untuk menghindarkan perdagangan dengan cara barter.
Secara lebih rinci, fungsi uang dibedakan menjadi dua yaitu fungsi asli dan fungsi
turunan.
a. Fungsi asli
Fungsi asli uang ada tiga, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung,
dan sebagai penyimpan nilai. Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium
of exchange yang dapat mempermudah pertukaran. Orang yang akan
melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang, tetapi cukup
menggunakan uang sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan
cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.
Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) karena uang
dapat digunakan untuk menunjukan nilai berbagai macam barang/jasa yang
diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar
kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa
(alat penunjuk harga). Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk
memperlancar pertukaran.
Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena
dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa
mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai

10
pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan
uang tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa pada masa mendatang
b. Fungsi Turunan
Selain ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut
sebagai fungsi turunan. Fungsi turunan itu antara lain:
1) Uang sebagai alat pembayaran yang sah Kebutuhan manusia akan
barang dan jasa yang semakin bertambah dan beragam tidak dapat
dipenuhi melalui cara tukar-menukar atau barter. Guna mempermudah
dalam mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan, manusia
memerlukan alat pembayaran yang dapat diterima semua orang, yaitu
uang.
2) Uang sebagai alat pembayaran utang
Uang dapat digunakan untuk mengukur pembayaran pada masa yang
akan datang.
3) Uang sebagai alat penimbun kekayaan
Sebagian orang biasanya tidak menghabiskan semua uang yang
dimilikinya untuk keperluan konsumsi. Ada sebagian uang yang
disisihkan dan ditabung untuk keperluan pada masa datang.
4) Uang sebagai alat pemindah kekayaan
Seseorang yang hendak pindah dari suatu tempat ke tempat lain dapat
memindahkan kekayaannya yang berupa tanah dan bangunan rumah ke
dalam bentuk uang dengan cara menjualnya. Di tempat yang baru dia
dapat membeli rumah yang baru dengan menggunakan uang hasil
penjualan rumah yang lama.
5) Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi
Apabila nilai uang stabil orang lebih bergairah dalam melakukan
investasi. Dengan adanya kegiatan investasi, kegiatan ekonomi akan
semakin meningkat.
2. Jenis
a. Menurut berlakunya sebagai alat pembayaran
 Uang kartal Uang yang diterbitkan oleh pemerintah, dalam hal ini bank
sentral yaitu uang kertas dan logam

11
 Uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk deposito,
cek dan rekening giro yang dikeluarkan oleh bank umum
b. Menurut Niainya
 Full Bodied Money adalah uang yang nilai intrinsik/ nilai pembuatannya
sama dengan nilai nominal/nilai yang tertera pada uang tersebut
 Token Money adalah mata uang yang nilai nominalnya lebih besar dari pada
nilai intrinsiknya
c. Menurut bahan pembuatnya
 Uang kertas (ongkos pembuatannya murah, mudah dibawa)
 Uang logam (emas dan perak)
d. Menurut lembaga yang mengeluarkan
 Bank sentral (menciptakan uang kartal)
 Bank umum (menciptakan uang giral)
3. Syarat
a. Ada Jaminan
b. Diterima Secara Umum (Acceptability)
c. Nilainya Stabil (Stability of Value)
d. Mudah Disimpan (Storable)
e. Mudah Dibawa (Portability)
f. Tidak Mudah Rusak (Durability),dan
g. Mudah Dibagi (Divisibility)

12
D. Pengelolaan Uang Rupiah oleh Bank Indonesia

1. Tahap Perencanaan
Perencanaan dilakukan agar uang yang dikeluarkan memiliki kualitas baik
sehingga kepercayaan masyarakat tetap terjaga. Perencanaan yang dilakukan
BI meliputi perencanaan pengeluaran emisi baru dengan
mempertimbangkan tingkat pemalsuan, nilai intrinsik uang, serta masa edar
uang. Selain itu, dilakukan pula perencanaan terhadap jumlah serta komposisi
pecahan uang yang akan dicetak selama satu tahun mendatang.
2. Tahap Pencetakan
Pada tahap pencetakan rupiah, BI menunjuk Perum Peruri (Perusahaan Umum
Percetakan Uang Republik Indonesia) untuk melakukan pencetakan uang
rupiah. Hasil cetakan oleh Perum Peruri akan diperiksa dengan seksama, hasil
cetak sempurna akan diberikan kepada Bank Indonesia.
3. Tahap Pengeluaran dan Pengedaran
pada tahap pengeluaran dan pengedaran uang Rupiah ini dilakukan oleh Bank
Indonesia. Pengedaran uang dilakukan dengan Bank Indonesia
dengan mengirimkan uang dari Kantor Pusat Bank Indonesia ke setiap kantor
Bank Indonesia yang ada di seluruh wilayah-wilayah Indonesia. Dari kantor
Bank Indonesia inilah seluruh bank akan melakukan pengambilan, penyetoran,
dan penukaran uang rupiah
4. Tahap Pencabutan dan Penarikan
Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mencabut atau menetapkan uang
rupiah yang tidak berlaku lagi sebagai alat pembayaran yang sah. Tujuan dari
pencabutan uang dari peredaran adalah untuk mencegah dan meminimalisasi
peredaran uang palsu atau mengganti uang rupiah yang telah memiliki masa

13
edar lebih dari tujuh tahun. Tenang, Squad. Uang rupiah yang dicabut tersebut
dapat ditarik lagi dengan cara menukarkan ke Bank Indonesia atau pihak lain
yang telah ditunjuk oleh Bank Indonesia. Jadi tidak rugi.
5. Tahap Pemusnahan
uang juga bisa dimusnakan tapi tidak semuanya hanya uang dengan kondisi
tidak layak edar saja yang dimusnahkan seperti uang lusuh, uang cetakan tidak
sempurna, uang robek, terpotong dan uang yang telah dicabut peredarannya.
Pemusnahan uang kertas dilakukan dengan cara dibakar, sedangkan uang
logam dilakukan dengan cara dilebur.

E. Unsur pengaman Uang Rupiah


Secara umum, Bank Indonesia membagi unsur pengaman uang rupiah dalam tiga
tingkatan sebagai berikut.
Terbuka (overt) adalah unsur pengaman yang dapat dideteksi tanpa bantuan alat. Unsur
a.
pengaman ini diperuntukkan bagi masyarakat biasa agar dapat dengan mudah mengenali
keaslian uang rupiah dengan cara 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang). Unsur-unsur
pengaman yang bersifat terbuka (overt) yang saat ini terdapat pada uang rupiah yaitu:

1) Warna uang terlihat terang dan jelas.


Optical Variable Ink (OVI), yaitu hasil cetak mengkilap berupa logo BI dalam
2) bidang tertentu, yang warnanya dapat berubah apabila dilihat dari sudut pandang
tertentu.
Rainbow printing (cetak pelangi), yaitu cetak pelangi dalam bidang tertentu yang
3)
akan berubah warna apabila dilihat dari sudut pandang yang berbeda.
Terdapat benang pengaman, yaitu bahan tertentu yang ditanam pada kertas uang
4)
dan tampak sebagai suatu garis melintang atau beranyam, berubah warna.

14
Gambar tersembunyi (Latent Image). Teknik cetak climana terdapat tulisan
5)
tersembunyi yang dapat dilihat dari sudut pandang tertentu.
Cetak intaglio, yaitu hasil cetak berbentuk relief yang terasa kasar bila diraba. Di
6)
setiap uang terdapat pada angka, huruf dan gambar utama.
Kode tuna netra, yaitu kode tertentu untuk mengenal jenis pecahan bagi tunanetra.
7)
Di setiap uang terletak di bagian muka uang di atas tulisan Bank Indonesia.
Tanda air, yaitu suatu gambar tertentu pada bahan kertas uang yang akan terlihat
8)
bila diterawang ke arah cahaya, umumnya berupa gambar pahlawan.
Rectoverso, yaitu hasil cetak logo BI yang beradu tepat atau saling mengisi di muka
9)
dan belakang.

Semi tertutup (semicovert) adalah unsur pengaman yang dapat dideteksi dengan
b.
menggunakan alat bantu yang sederhana seperti kaca pembesar dan lampu ultraviolet.
Unsur pengaman ini diperuntukkan bagi profesional seperti kasir bank, kasir
supermarket, dan bendahara agar dapat dengan mudah mengenali keaslian uang rupiah
dengan menggunakan alat bantu tersebut. Unsur-unsur pengaman yang bersifat semi
tertutup (semicovert) yang saat ini terdapat pada uang rupiah yaitu:

Tulisan mikro (micro text). Tulisan berukuran sangat kecil yang hanya dapat dibaca
1)
dengan menggunakan kaca pembesar.
Tinta Tampak (Visible Ink), yaitu gambar tertentu yang dicetalc dengan tinta
2)
tampak dan akan terlihat terang apabila disinari dengan lampu ultraviolet.
Tinta tidak tampak (invisible ink). Hasil cetak tidak kasat mata yang akan
3)
memendar di bawah sinar ultraviolet.
Nomor seri, yaitu nomor seri uang dibuat asimetris dan apabila disinari lampu
4)
ultraviolet akan berubah warna dari merah menjadi orange dan hitam menjadi hijau.

Tertutup (covert/forensic) adalah unsur pengaman yang hanya dapat dideteksi dengan
c.
menggunakan peralatan laboratorium/forensik

15
F. Pengelolaan Keuangan
Pengelolaan keuangan adalah sumber daya yang diterima yang akan dipergunakan
untuk penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan keuangan dimaksudkan sebagai suatu
pengelolaan terhadap fungsi-fungsi keuangan
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan merupakan potensi yang sangat
menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian pengelolaan
pendidikan. Setiap lembaga pendidikan selalu berhubungan dengan masalah keuangan,
yang berkisar pada: uang sumbangan pembinaan pendidikan (SPP), uang kesejahteraan
personel dan gaji serta keuangan yang berhubungan langsung dengan penyelenggaraan
lembaga pendidikan seperti perbaikan sarana prasarana dan sebagainya.

16
ALAT PEMBAYARAN NON TUNAI
A. Pengertian Alat Pembayaran Non Tunai
Pembayaran non tunai adalah pembayaran yang dilakukan dengan cara:
1. Bayar dimuka yaitu pembayaran harga sebelum barang diterima atau sebelum
barang ada.
2. Bayar dibelakang, yaitu pembayaran yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu
setelah barang diterima.
3. COD (cash on delivery), dimana pembayaran dilakukan pada waktu barang
diserahkan pada pembeli, dan ada pula yang pembayaran dilakukan pada waktu
dokumen tiba.

B. Jenis-jenis Pembayaran Non Tunai


Berbasis warkat (paper based).
Berbasis kartu (card based) dan elektronik (electronic based).
1. Instrumen Pembayaran Berbasis Warkat
Warkat adalah surat berharga yang dikeluakan oleh suatu bank sebagai instrumen
penarikan dana nasabah yang memiliki fasilitas Rekening Giro/Rekening Koran.
Instrumen berbasis warkat yang umum digunakan perbankan antara lain:
a. Cek
Cek adalah surat perintah pembayaran tidak bersyarat untuk membayarkan
sejumlah uang yang tertulis pada cek kepada orang yang namanya tertera pada
cek.
b. Bilyet Giro;
Bilyet Giro adalah surat perintah pembayaran bersyarat kepada bank penerbit
agar memindahbukukan sejumlah dana kepada pihak penerima yang nama dan
nomor rekeningnya disebutkan, pada bank penerima dana.
c. Nota Debet
Nota Debit adalah warkat yang dipergunakan untuk menagih sejumlah dana
pada bank lain untuk dimasukkan ke rekening nasabah bank yang
menyampaikan warkat tersebut.
d. Nota Kredit
Nota Kredit adalah warkat yang digunakan untuk membayar sejumlah dana
pada bank lain atau nasabah yang menerima warkat tersebut

17
2. Berbasis kartu (card based) dan elektronik (electronic based).
a. Kartu kredit
Kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank dan sejenisnya untuk
memungkinkan pembawanya membeli barang-barang yang dibutuhkannya
secara hutang. Atau sejenis kartu khusus yang dikeluarkan oleh pihak bank-
sebagai pengeluar kartu-, lalu jumlahnya akan dibayar kemudian. Pihak bank
akan memberikan kepada nasabahnya itu rekening bulanan secara global untuk
dibayar, atau untuk langsung didebet dari rekeningnya yang masih berfungsi
b. Kartu ATM/Debit
Pengertian ATM dikenal dengan Anjungan Tunai Mandiri. ATM
merukan alat elektronik yang diberikan oleh bank yang kepada pemilik
rekening yang dapat digunakan untuk bertransaksi secara elektronis seperti
mengecek saldo, mentransfer uang dan juga mengambil uang dari mesin ATM
tanpa perlu dilayani seorang teller. Setiap pemegang kartu diberikan PIN
(personal identification number), atau nomor pribadi yang bersifat rahasia
untuk keamanan dalam penggunaan ATM. Apabila digunakan untuk
bertransksi di mesin ATM, maka kartu tersebut dikenal sebagai kartu ATM.
Namun apabila digunakan untuk bertransaksi pembayaran dan pembelanjaan
non-tunai dengan menggunakan mesin EDC (Electronic Data Capture), maka
kartu tersebut dikenal sebagai Kartu Debit.persamaannya Kartu ATM dengan
Kartu Kredit kedua kartu tersebut adalah alat berupa kartu yang memudahkan
untuk bertransaksi atau menarik uang baik di toko tertentu maupun melalui
mesin ATM. Dengan kartu tersebut kita dimudahkan jika harus berbelanja
tanpa harus membawa uang banyak kemana-mana.
c. Kartu prabayar (prepaid)
Layaknya kartu debit dan kredit, kartu prabayar memungkinkan Anda
untuk melakukan pembelian tanpa uang tunai atau cek. Tidak seperti kartu
kredit, Anda tidak dapat berhutang dengan kartu prabayar, dan tidak seperti
kartu debit, kartu prabayar tidak terkait dengan rekening bank. Kartu prabayar
memiliki saldo nol sampai Anda menambah uang ke dalamnya
Bagaimana Cara Kerja Kartu Prabayar?
Pada saat Anda melakukan pembelian dengan kartu prabayar, jumlah
pembayaran akan dikurangin dari saldo yang tersedia di kartu tersebut. Pada
saat saldo mencapai angka nol, kartu tersebut kosong. Kartu kemudian dapat

18
dibuang, kecuali kartu tersebut dapat diisi ulang, dimana Anda dapat
menambahkan dana dan melanjutkan penggunaan kartu tersebut
d. Uang elektronik (e-money)
adalah uang yang digunakan dalam transaksi Internet dengan cara elektronik.
Biasanya, transaksi ini melibatkan penggunaan jaringan
komputer (seperti internet dan sistem penyimpanan harga
digital). Electronic Funds Transfer (EFT) adalah sebuah contoh uang
elektronik. Uang elektronik memiliki nilai tersimpan (stored-value) atau
prabayar (prepaid) dimana sejumlah nilai uang disimpan dalam suatu media
elektronis yang dimiliki seseorang. Nilai uang dalam e-money akan berkurang
pada saat konsumen menggunakannya untuk pembayaran. E-money dapat
digunakan untuk berbagai macam jenis pembayaran (multi purpose) dan
berbeda dengan instrumen single purpose seperti kartu telepon.

19

Anda mungkin juga menyukai