KELAS : X MIPA 5
1
DAFTAR ISI
Cover depan................................................................................................................................
Kata pengantar............................................................................................................................
Daftar isi.....................................................................................................................................
Bab 1 pendahuluan.....................................................................................................................
Latar belakang................................................................................................................
Rumusan masalah...........................................................................................................
Tujuan.............................................................................................................................
Manfaat...........................................................................................................................
Bab II isi.....................................................................................................................................
Kesimpulan.............................................................................................................
Daftar pustaka..........................................................................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Semua orang menginginkan kehidupan yang aman dan tenteram. Namun, terkadang
bencana datang dengan tiba-tiba dan memberikan dampak yang cukup buruk bagi
kelangsungan hidup masyarakat. Apalagi Indonesia termasuk dalam kawasan “ring fire”
yang artinya rawan terhadap bencana alam.
Indonesia memiliki banyak gunung berapi yang masih aktif dan bisa meletus sewaktu-
waktu. Selain itu Indonesia juga di apit oleh 2 samudera dengan lempengan di dalam laut
yang juga berpotensi menimbulkan bencana tsunami. Bencana alam seperti ini memang
sulit untuk diprediksi secara akurat. Meskipun sulit diprediksi, namun Pemerintah
Indonesia tetap berusaha meningkatkan teknologi pendeteksi bencana. Hal ini bertujuan
agar sebuah bencana tidak memakan banyak korban jiwa dan mengakibatkan banyak
kerugian materi.
Selain bencana gunung meletus, gempa, dan tsunami, Indonesia juga rawan bencana alam
lainnya. Bencana Alam pun dibagi menjadi 2 yaitu Bencana alam yang dapat dicegah
yakni banjir dan tanah longsor dan yang tidak bisa dicegah yakni bencana alam gunung
meletus, gempa, tsunami dan Badai.
Dalam makalah ini akan membahas tentang Badai Seroja yang melanda Indonesia
khususnya wilayah NTT yang sangat berdampak bagi kehidupan masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para pembaca dalam hal
mengenai Badai Seroja. Karena dampak Badai Seroja sendiri cukup besar dan dinilai
berbahaya bagi kelangsungan hidup di sekitar tempat terjadinya badai.
D. MANFAAT
Makalah ini memberikan manfaat yaitu sebagai referensi bagi para pembaca dalam hal
mengenai dampak Badai Seroja bagi kehidupan masyarakat dalam berbagai faktor.
3
BAB II
ISI
siklon tropis yang dinamakan siklon tropis Seroja terbentuk di selatan Nusa
Tenggara Timur, Indonesia. Siklon tropis seroja sebelumnya merupakan bibit siklon
tropis 99S yang muncul pada awal april tahun 2021.
Siklon tropis sendiri adalah badai dengan kekuatan yang besar yang terbentuk di atas
lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26.5
°C. Siklon seroja yang terjadi diwilayah NTT memiliki kecepatan badai maksimum
mencapai 75Km/jam. Karena energi siklon tropis didapat dari lautan hangat, maka
siklon tropis seroja melemah atau punah ketika bergerak dan memasuki wilayah
perairan atau daratan yang dingin.
Beberapa faktor yang mengakibatkan terbentuknya bibit siklon seroja itu suhu muka
laut yang semakin hangat di wilayah Samudera Hindia mencapai lebih dari 26,5 hingga
29 derajat celcius atau melebihi rata-rata. Faktor penyebab yang di yakini oleh para ahli
iklim adalah pemanasan global atau biasanya di sebut global warning. Ada kenaikan
dua derajat celcius itu sudah sangat signifikan untuk kondisi cuaca. Beberapa faktor
yang dimaksud ialah suhu, tekanan udara, kondisi angin dan kondisi atmosfer
4
6. Perubahan kondisi angin terhadap ketinggian tidak terlalu besar. Perubahan kondisi
angin yang besar akan mengacaukan proses perkembangan badai guntur.
1. Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir serta angin
kencang di wilayah Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.
2. Gelombang laut dengan ketinggian 1.25 - 2.5 meter di Selat Sumba bagian timur,
Selat Sape, Laut Sumbawa, Perairan utara Sumbawa hingga Flores, Selat Wetar,
Perairan Kep. Selayar, Perairan selatan Baubau - Kep.Wakatobi, Perairan Kep.Sermata
- Leti, Laut Banda bagian utara, dan Laut Arafuru bagian barat.
3. Gelombang laut dengan ketinggian 2.5 - 4.0 meter di Selat Sumba bagian barat, Laut
Flores, Perairan selatan Flores, Perairan selatan P. Sumba, Laut Sawu, Selat Ombai,
dan Laut Banda selatan bagian barat.
4. Gelombang laut dengan ketinggian 4.0 - 6.0 meter di Perairan Kupang-Pulau Rote,
Samudra Hindia selatan NTT, dan Laut Timor selatan NTT.
1. Terjadinya bencana tanah longsor. Karena air hujan yang turun tanpa henti, air
menembus sampai ke dalam tanah dan membuat tanah menjadi licin serta lunak.
Tanah yang melunak dan terus mendapatkan hantaman hujan membuat tanah
tersebut terkikis serta tidak dapat mempertahankan posisinya sehingga akhirnya
jatuh. Penyebab tanah longsor juga karena kurangnya pepohonan yang akarnya
berperan penting untuk mengokohkan tanah. Kurangnya pohon membuat banyak
terjadinya tanah longsor di sekitar lereng saat terjadinya badai dan membuat rumah,
lahan, dan jalan menjadi rusak.
2. Terjadinya banjir bandang. Banjir bandang adalah aliran air yang keluar sungai
karena debit air yang naik secara tiba-tiba melebihi kapasitas alur air.
Karakteristiknya adalah terjadi dengan cepat ke daerah yang lebih rendah di sekitar
sungai. Tingginya curah hujan karena badai seroja menyebabkan terjadinya banjir
bandang yang arusnya bisa menyapu bersih apapun yang dilewatinya. Banyak
jembatan, rumah, lahan, dan yang lainnya di wilayah Nusa Tenggara Timur telah
rusak karena banjir bandang tersebut.
5
Dampak siklon tropis Seroja terhadap Infrastruktur dan korban jiwa di NTT
Karena Badai dengan kekuatan besar yang mempunyai kecepatan angin 73 km/jam,
mengakibatkan Badai Seroja banyak merusak Infrastrutur umum maupun milik
masyarakat. Tercatat ada sebanyak 126.459 rumah warga dan fasilitas umum di Nusa
Tenggara Timur (NTT), rusak akibat Badai Seroja, banjir serta tanah longsor. Rinciannya,
dari total 126.459 bangunan yang rusak itu, 63.916 unit di antaranya rumah penduduk.
Sedangkan 62.543 unit merupakan fasilitas umum. Angka itu belum termasuk kerusakan
fasilitas PLN yang mengakibatkan putusnya jaringan listrik di seluruh Pulau Timor, Alor,
Lembata, Adonara, Sabu Raijua, Rote Ndao dan sejumlah kabupaten di Pulau Sumba, serta
kerusakan perahu nelayan dan kapal tenggelam.
Banyak masyarkat yang mengaku sangat cemas setelah badai meredah hal ini karena
kekuatan dari Badai Seroja yang belum pernah dirasakan masyarakat NTT sebelumnya.
Ditambah lagi ini merupakan bencana alam berfrekuansi besar yang hampir meliputi
seluruh wilayah NTT.
Gangguan trauma paska stres atau yang dikenal juga sebagai Post Traumatic Stress
Disorder (PTSD) adalah sebuah kondisi gangguan kesehatan mental akibat peristiwa yang
mengerikan, seperti kecelakaan, perang, ataupun kejadian bencana alam (Badai Seroja,
gempa bumi, tsunami, longsor dan lainnya).
6
Dampak dari gangguan trauma itu sendiri tentu bervariasi, dari yang ringan sampai yang
berat. Berikut beberapa diantaranya:
- Kondisi fisik penderita menjadi siaga ketika mereka mengingat ataupun memikirkan
trauma yang dialami
Peran pemerintah tentu sangat dibutuhkan dalam kasus ini hal ini dibuktikan secara
langsung denga kedatangan Presiden Ir. Joko Widodo ke daerah yang terdampak Badai
paling parah yaitu Adonara, NTT. Kedatangan Beliau tentu menjadi penguatan dan
penyemangat yang paling besar bagi rakyat NTT kala itu. Setelah melakukan kunjungan
pada korban bencana alam, presiden kembali ke Jakarta dan melakukan rapat terbatas
melalui konferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta, untuk memberikan arahan terkait
penanganan bencana di provinsi tersebut.
1. Instruksi pertama yang diberikan Kepala Negara ialah untuk mempercepat proses
evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban yang belum ditemukan. Kepala
BNPB, Kepala Basarnas, dibantu dengan Panglima TNI dan Kapolri dengan
seluruh jajarannya untuk mengerahkan tambahan personel SAR sehingga dapat
menjangkau lebih banyak wilayah terdampak, termasuk wilayah terisolir dan
berbagai gugus pulau di NTT seperti Pulau Alor, Pulau Pantar, dan pulau-pulau
lainnya untuk melancarkan proses evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban.
7
8