Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS KEBIJAKAN

POLITIK DAN EKONOMI HABIBIE

Pada Masa Habibie (Sistem Ekonomi):


1. Melikuidasi Bank Bali dalam perbaikan ekonomi
2. Menaikkan suku bunga sertifikat Bank Indonesia sebesar 70 % Ketika terjadi krisis
moneter pada tahun 1997-1998.
3. Menerapkan bank sentral independent
4. Sentralisasi ekonomi berubah menjadi desentralisasi ekonomi

Pertanyaan:
    Jelaskan apa yang bisa kalian berikan penjelasan mengenai pernyataan dari 1-4 diatas tersebut!
Apakah dalam pemerintahan yang singkat tersebut dapat membawa perubahan dalam bidang
ekonomi setelah kurang lebih 32 tahun Soeharto memerintah!

Pada 1 Juni 1998, nilai tukar rupiah sempat menurun sampai Rp 16.800/US$ karena
adanya krisis moneter (krisis finansial Asia 1997). Habibie kemudian melakukan restrukturisasi
dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan BPPN (Badan Penyehatan Perbankan
Nasional) dan unit Pengelola Aset Negara serta melikuidasi beberapa bank yang bermasalah,
salah satunya ialah Bank Bali.
Selain itu, dalam masa pemerintahannya, Habibie mengambil beberapa kebijakan untuk
mengatasi krisis ekonomi Di antaranya adalah pada bidang moneter, Habibie menaikkan suku
bunga sertifikat Bank Indonesia sebesar 70%. Meski beresiko tinggi, pertumbuhan ekonomi
tampak menunjukkan perbaikan dari yang sebelumnya -13% menjadi 2% dan angka inflasi pun
sukses diturunkan dari 77,6% menjadi 2%.
Salah satu peran Habibie di tengah krisis ekonomi pada 1998 adalah membuat Bank
Indonesia menjadi bank sentral yang independen, tak bisa diintervensi oleh siapa pun, termasuk
presiden. Indenpendesi itu gunanya untuk mencegah penyalahgunaan Bank Indonesia oleh siapa
saja, sehingga disiapkan Undang-Undang khusus Bank Indonesia yang mandiri, kuat, dan
transparan. Setelah menjelaskan tugas dan peran Bank Indonesia kepada Gubernur BI, lahirlah
Undang-undang Bank Indonesia pada 1999 dan telah direvisi sebanyak 3 kali.
Otonomi Daerah juga merupakan ide cetusan Habibie. UU nomor 22 tahun 1999 tentang
Pemerintah Daerah berlaku sejak masa pemerintahan Habibie. Otonomi Daerah ini telah
merubah gaya kepemimpinan di Indonesia dari sentralisasi ke desentralisasi dan setiap daerah
mendapat kewenangan serta tanggung jawab yang luas serta nyata. Pemerataan pembangunan di
Indonesia yang mampu membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi 1997/1998 adalah hasil
dari Otonomi Daerah.
Habibie membawa perubahan dalam waktu yang cukup singkat selepas Soeharto
berkuasa. Apalagi, masalah yang dihadapi Habibie saat itu ialah berat, di mana inflasi tinggi dan
nilai tukar rupiah terhadap dolar sangat tinggi. Namun, Habibie bisa membawa perubahan besar
dalam waktu yang singkat itu. Dalam masa pemerintahannya rupiah tercatat menguat 34,1%, dari
Rp 11.200/US$ (20 Mei 1998) menjadi Rp 7.385/US$ (20 Oktober 1999). Bahkan Rupiah
sempat menyentuh level terkuatnya dalam sepanjang sejarah Indonesia, yakni pada Rp
6.550/US$ AS pada 28 Juni 1999.

Pada Masa Habibie (Sistem Pemerintahan) :


1. Pemerintahan yang singkat
2. Dianggap sebagai pemerintahan yang kurang kuat di dalam menghadapi reformasi.
3. Kurangnya dukungan komunitas politik membuat pemerintahan pada masanya
mengalami berbagai praktik kekerasan, disintegrasi sosial dan rapuhnya legitimasi
kekuasaan
Pertanyaan :
Jelaskan apa yang bisa kalian berikan penjelasan mengenai pernyataan dari 1-3 diatas
tersebut! Apa yang melatar belakangi Habibie dipercaya oleh Soeharto dalam melanjutkan
sistem pemerintahan Indonesia ketika di demo oleh mahasiswa dan menduduki Gedung MPR
pada waktu itu!

Pada tahun 1998, Habibie diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia (21 Mei 1998 -
20 Oktober 1999), setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden ke-7 dalam Kabinet
Pembangunan VII di bawah Presiden Soeharto. Kedekatan antara Soeharto dan Habibie memang
sudah lama. Sebelumnya, Habibie menyatakan tak sanggup menjadi presiden. Namun kemudian
Soeharto terkejut saat tahu Habibie menyatakan bersedia untuk menggantikannya sebagai
presiden. Perubahan sikap dalam tempo singkat ini dikeluhkan oleh Soeharto. Meski begitu,
akhirnya Soeharto tetap mempercayakan jabatannya kepada Habibie. Karena selain faktor
konstitusi, Soeharto juga memiliki kepercayaan terhadap Habibie untuk menggantikannya masa
itu.

Pemerintahan BJ Habibie dianggap kurang kuat dalam menghadapi reformasi. Pada masa
pemerintahannya Habibie kekurangan dukungan komunitas politik. Hal ini membuat
pemerintahan mengalami berbagai praktik kekerasan, disintegrasi sosial dan rapuhnya legitimasi
kekuasaan yang ia pimpin. Ditambah lagi kebijakannya untuk menyelenggarakan referendum di
Timor Timur pada 30 Agustus 1999 berujung pada lepasnya provinsi ini, menjadi negara Timor
Leste. Hal ini membuat Habibie menerima banyak tentangan dari berbagai kalangan, terutama di
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Ketika Habibe ingin mencalonkan diri di hadapan
MPR lagi pada Sidang Istimewa tahun 1999, pidatonya ditolak. Agenda pada sidang istimewa ini
adalah pidato pertanggungjawaban Habibie sebagai presiden pada tanggal 14 Oktober 1999.
Pertanggungjawaban Habibie dinyatakan ditolak pada tanggal 20 Oktober 1999.

Anda mungkin juga menyukai