Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PERKEMBANGAN POLITIK DAN EKONOMI

PADA MASA PEMERINTAHAN B.J. HABIBIE

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1 :
1. RESA AFANI (03)
2. RIZKI PUTRA PRATAMA (08)
3. YOVI ARGIANSYAH (29)
4. ZUHRI ALI MA’RUF (33)

SMK NEGERI 2 PURWOKERTO


TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam mengetahui sejarah tentang pemerintahan B.J. Habibie

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia telah merdeka selama 65 tahun sejak 17 Agustus 1945 dimana
untuk pertama kalinya kemerdekaan Indonesia di proklamirkan oleh Soekarno-Hatta
atas nama bangsa Indonesia. Dalam kurun waktu itu Indonesia mengalami
pergantian kekuasan pemerintahan mulai dari masa kekuasaan Orde lama (Orla),
Orde Baru (Orba) hingga masa sekarang ini dimana masyarakat Indonesia
menyebutnya dengan sebutan Orde Reformasi. Pada masa era reformasi yang
dimulai pada pertengahan 1998, tepatnya saat Presiden Soeharto mengundurkan
diri pada 21 Mei 1998 dan digantikan wakil presiden BJ Habibie. Indonesia telah
mengalami 5 pergantian kepemimpinan. Presiden BJ. Habibie yang berlatar
belakang seorang ilmuwan merupakan presiden pertama di era yang mengharapkan
kemajuan dan  perubahan dalam masyarakat Indonesia yang selama 32 tahun
berada di  bawah bayang-bayang Soeharto.
BJ. Habibie merupakan seorang Presiden dan Wakil Presiden di era
reformasi yang masa pemerintahanya terpendek dalam sejarah Indonesia. Beliau
menjabat selama 2 bulan dan 7 hari sebagai wakil presiden dan takdir Allah
menuntun beliau menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan
presiden pada tanggal 21 Mei 1998. BJ. Habibie digantikan oleh Abdurrahman
Wahid (Gus Dur) yang terpilih sebagai  presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR
hasil Pemilu 1999. Dengan demikian beliau hanya 1 tahun dan 5 bulan menjabat
sebagai presiden RI. Inilah yang menjadi titik tolak pemikiran dalam penulisan ini,
bagaimana seorang BJ. Habibie yang dalam pemerintahannya berlangsung dalam
kurun waktu begitu singkat harus menata kembali sebuah negara dengan
kemajemukan penduduknya yang selama kurang lebih 32 tahun harus terbelenggu
dibawah kekuasaan Soeharto. BJ Habibe adalah seorang Presiden RI yang
menduduki puncak kekuasaan tertinggi di negeri ini ketika rakyat menginginkan
adanya perubahan dalam segala aspek kehidupan.

1.2 Rumusan Masalah

A. Bagaimana kebijakan Presiden BJ Habibie dalam Pembangunan ekonomi


Indonesia ?
B. Bagaimana kebijakan Presiden BJ Habibie mengenai sistem politik di
Indonesia?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan ini adalah selain untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran sejarah juga untuk memperoleh gambaran tentang  bagaimana situasi
Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden BJ. Habibie dalam bidang ekonomi dan
politik. Adapun manfaat yang diharapkan dalam  penulisan ini antara lain untuk
menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang situasi ekonomi dan politik
Indoensia dibawah kepemimpinan Presiden BJ. Habibie.
BAB II
ISI

A. Perkembangan Ekonomi Indonesia pada Masa Presiden BJ Habibie


Habibie yang menjabat sebagai presiden menghadapi keberadaan
Indonesia yang serba  parah. Langkah-langkah yang dilakukan oleh Habibie
adalah berusaha untuk dapat mengatasi krisis ekonomi dan untuk menjalankan
pemerintahan, Presiden Habibie tidak mungkin dapat melaksanakannya sendiri
tanpa dibantu oleh menteri-menteri dari kabinetnya. Pada tanggal 22 Mei 1998,
Presiden Republik Indonesia yang ketiga B.J. Habibie membentuk kabinet baru
yang dinamakan Kabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet itu terdiri atas 16
orang menteri, dan para menteri itu diambil dari unsur-unsur militer (ABRI),
Golkar, PPP, dan PDI. Langkah pertama yang dilakukan BJ Habibie dalam
mengatasi krisis ekonomi Indonesia antara lain mendapatkan kembali dukungan
dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan komunitas negara-negara donor
untuk  program pemulihan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi mulai positif pada
Triwulan I dan II tahun 1999. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian
Indonesia mengalami pemulihan. Untuk mewadahi reformasi ekonomi telah
diberlakukan beberapa Undang-Undang yang mendukung persaingan sehat,
seperti UU Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan usaha tidak sehat dan
UU Perlindungan Konsumen. Praktek monopoli adalah pemusatan kekuatan
ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya
produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu sehingga
menimbulkan persai ngan usaha tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan
umum.
Sedangkan Persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antarpelaku
usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran  barang dan
atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau
menghambat persaingan usaha. Dan semuanya berdasarkan kepada asas
Demokrasi Ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan
pelaku usaha dan kepentingan umum. Serta untuk mecapai tujuan menjaga
kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional sebagai salah
satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, mewujudkan iklim usaha
yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang sehat sehingga
menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi pelaku
usaha besar, pelaku usaha menengah, dan pelaku usaha kecil. Pengembangan
ekonomi kerakyatan yang dalam rangka memberdayakan masyarakat,
meningkatkan kesejahteraan dan memperkuat ketahanan ekonomi sosial
penekanannya adalah pada usaha kecil, menengah dan koperasi menjadi salah
satu perhatian utama. Nilai tukar rupiah terjun  bebas dari Rp 2.000 per dolar AS
menjadi Rp 12.000-an per dolar pada awal terjadinya krisis moneter dan utang
luar negeri yang jatuh tempo sehinga membengkak akibat depresiasi
(penyusutan) rupiah. Hal ini diperbarah oleh  perbankan swasta yang mengalami
kesulitan likuiditas.
Inflasi meroket diatas 50%, dan pengangguran mulai terjadi dimana-mana.
Ada beberapa hal yang dilakukan oleh pemerintahan Habibie untuk memperbaiki
perekonomian Indonesia antaranya :

1. Merekapitulasi perbankan dan menerapkan independensi Bank


Indonesia agar lebih fokus mengurusi perekonomian.
Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independent  berdasarkan
UU No. 30 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia. Dalam rangka mencapai
tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, Bank
Indonesia didukung oleh 3 (tiga) pilar yang merupakan 3 (tiga) bidang
utama tugas Bank Indonesia yaitu :
a. Menetapkan dan melaksanakan kebijaksanaan moneter
b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
c. Mengatur dan mengawasi Bank

2. Melikuidasi beberapa bank bermasalah


Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Pengertian lain adalah kemampuan
seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang
segera harus dibayar dengan harta lancarnya. Banyaknya utang
perusahaan swasta yang jatuh tempo dan tak mampu membayarnya dan
pada akhirnya pemerintah mengambil alih bank-bank yang bermasalah
dengan tujuan menjaga kestabilan ekonomi Indonesia yang pada masa itu
masih rapuh.

3. Menaikan nilai tukar rupiah


Selama lima bulan pertama tahun 1998, nilai tukar rupiah terhadap
dollar AS berfluktuasi. Selama triwulan pertama, nilai tukar rupiah rata-rata
mencapai sekitar Rp9200,- dan selanjutnya menurun menjadi sekitar
Rp8000 dalam bulan April hingga pertengahan Mei. Nilai tukar rupiah
cenderung di atas Rp10.000,- sejak minggu ketiga bulan Mei.
Kecenderungan meningkatnya nilai tukar rupiah sejak bulan Mei 1998
terkait dengan kondisi sosial politik yang bergejolak. nilai tukar rupiah
menguat hingga Rp. 6500 per dollar AS di akhir masa pemerintahnnya.

4. Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang diisyaratkan oleh IMF.


Pada tanggal 15 januari 1998 (masih orde baru ) Indonesia telah
menandatangani 50 butir kesepakatan (letter of intent atau Lol) dengan
IMF. Salah satunya adalah memberikan bantuan (pinjaman) kepada
bank- bank yang mengalami masalah likuiditas. Skema ini dilakukan
berdasarkan perjanjian Indonesia dengan IMF dalam mengatasi masalah
krisis. Pemberian Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) merupakan
konsekuensi diterbitkannya kebijakan pemerintah yang tertuang dalam
Kepres No.26/1998 dan Kepres No.55/1998.\
Keppres itu terbit setelah sebelumnya didahului munculnya Surat
Gubernur BI (Soedradjad Djiwandono, ketika itu) tertanggal 26 Desember
1997 kepada Presiden dan disetujui oleh Presiden Soeharto sesuai surat
Mensesneg No.R 183/M.sesneg/12/19997. Atas dasar hukum itulah Bank
Indonesia melaksanakan penyaluran BLBI (Bantuan Likuiditas Bank
Indonesia) kepada perbankan nasional. Total BLBI yang dikucurkan hingga
program  penyehatan perbankan nasional selesai mencapai Rp144,5
triliun, dana itu tersalur ke 48 bank.
Pada tahun 1999 di zaman Presiden BJ Habibie sebanyak 48 Bankir
penerima BLBI melakukan penyelesaiaan settlement aset atas BLBI yang
diterimanya melalui berbagai macam perjanjian dengan Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN) yang terdiri dari lima bankir mengikat
perjanjian dengan skema Master of Settlement Acquisition Agreement
(MSAA) dimana nilai aset yang diserahkan kepada pemerintah sama
dengan total hutang BLBI yakni sebesar Rp89,2 triliun, tiga bankir
menyelesaikan utang dengan mengikat perjanjian Master of Refinancing
and Notes Issuence Agreement (MRNIA) dimana nilai aset lebih kecil
dibandingkan hutang BLBI yang diterima sehingga harus ditambah
personal guarantee dengan total utang BLBI sebesar Rp22,7 triliun.
Selain itu terdapat 25 bankir mengikat perjanjian  penyelesaian
hutang melalui skema Akte Pengakuan Utang (APU) sebesar Rp20.8
triliun, sementara 15 bankir semua asetnya langsung ditangani oleh Bank
Indonesia yang sampai hari ini belum jelas pertanggung  jawabannya
sebesar Rp11,8 triliun. Jadi untuk MSAA dan MRNIA saja sudah 77 %
mewakili penyelesaain BLBI. Khusus untuk perjanjian APU tidak semua
menandatanganinnya di era Presiden Habibie, sebagian di era Presiden
Abdurahman “Gusdur‟ Wahid, sebagian lagi dimasa Presiden Megawati.
Sementara sebagian yang tidak kooperatif dan diserahkan kepolisi pada
masa pemerintahan Megawati jumlahnya delapan orang, diantarannya
Atang Latief (Bank Bira), James Januardy (Bank Namura), Ulung Bursa
(Lautan Berlian). Beberapa keberhasilan ekonomi di era Habibie
sebenarnya tidak lepas dari usaha kerja keras para kabinetnya yang
reformis.
Namun, perlu disadari bahwa Habibie bukanlah presiden yang
benar-benar reformis dalam menolak kebijakan ekonomi ala IMF. Dengan
keterbatasannya, beliau terpaksa menjalani 50 butir kesepakatan (LoI)
antara pemerintah Indonesia dengan IMF, sehingga penangganan krisis
ekonomi di Indonesia pada hakikatnya lebih pada penyembuhan dengan
“obat generik”, bukan penyembuhan ekonomi “terapis” ataupun “obat
tradisional”. Sehingga ketika meninggalkan tampuk kekuasaan, Indonesia
masih rapuh. Disisi lain, Habibie masih sangat mempercayai tokoh-tokoh
Orde baru duduk di kabinetnya, padahal masyarakat menuntut reformasi.
Dan tampaknya, Habibie memang menempatkan dirinya sebagai Presiden
Transisi, bukan Presiden yang Reformis.
 
B. Politik Indonesia Pada Masa Presiden BJ Habibie
Apa sih yang di maksud dengan politik ? mungkin ini pertanyaan yang
terbesit di otak kita ketika pertama kita membicarakan politk di negeri ini. Secara
etimologis, politik berasal dari bahasa Yunani ”polis” yang berarti kota yang
berstatus negara. Secara umum istilah politik dapat diartikan berbagai macam
kegiatan dalam suatu negara yang menyangkut proses menentukan tujuan-
tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Menurut Miriam
Budiardjo dalam buku ”Dasar - dasar Ilmu Politik”, ilmu politik adalah ilmu yang
mempelajari tentang perpolitikan. Politik diartikan sebagai usaha-usaha untuk
mencapai kehidupan yang baik. Beberapa definisi berbeda juga diberikan oleh
para ahli , misalnya:

1. Menurut Bluntschli, Garner dan Frank Goodnow menyatakan bahwa


ilmu  politik adalah ilmu yang mempelajari lingkungan kenegaraan.\
2. Menurut Seely dan Stephen Leacock, ilmu politik merupakan ilmu yang
serasi dalam menangani pemerintahan.
3. Dilain pihak pemikir Prancis seperti Paul Janet menyikapi ilmu politik
sebagai ilmu yang mengatur perkembangan negara begitu juga
prinsip-  prinsip pemerintahan, Pendapat ini didukung juga oleh R.N.
Gilchrist.
Pada masa pemerintahan Habibie, orang bebas mengemukakan
pendapatnya di muka umum. Presiden Habibie memberikan ruang bagi siapa
saja yang ingin menyampaikan pendapat, baik dalam bentuk rapat-rapat umum
maupun unjuk rasa atau demontrasi. Namun khusus demontrasi, setiap
organisasi atau lembaga yang ingin melakukan demontrasi hendaknya
mendapatkan izin dari pihak kepolisian dan menentukan tempat untuk
melakukan demontrasi tersebut.
Pembangunan Indonesia pada masa orde baru yang tidak merata dan
timbulnya kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian
disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke pusat dapat
membawa negeri ini ke arah disintergrasi bangsa. Namun UU Otonomi Daerah
yang dilahirkan pada masa pemerintahan Habibie berhasil memberikan
landasan yang kokoh bagi Indonesia untuk tidak terjerumus kedalam nasib yang
sama seperti Negara Yugoslavia dan Uni Soviet. Otonomi Daerah adalah hak,
wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Pemerintahan Habibie yang memerintah setelah jatuhnya rezim.

Suharto harus menghadapi tantangan untuk mempertahankan integritas


nasional dan dihadapkan pada beberapa pilihan yaitu :
1. Mengurangi peran pemerintah pusat dan memberikan otonomi kepada
daerah
2. Pembentukan negara federal; atau
3. Membuat pemerintah provinsi sebagai agen murni pemerintah pusat.

Pada masa ini, pemerintahan Habibie memberlakukan dasar hukum


desentralisasi yang baru untuk menggantikan Undang-Undang No. 5 Tahun
1974, yaitu dengan memberlakukan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999
tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Pada sidang umum MPR tahun 1999, laporan pertanggungjawaban BJ


Habibie sebagai Presiden di tolak oleh MPR. Akibatnya Habibie tidak akan
mencalonkan lagi sebagai Presiden sebagai gantinya pada tanggal 20 Oktober
1999 KH. Abdurrahman Wahid terpilih sebagai Presiden RI ke 4 dan Megawati
Soekarno Putri sebagai pimpinan partai pemenang pemilu menjadi Wakil
Presiden RI ke 8. Dengan demikian berakirlah tugas sang Presiden Transisi
dalam memimpin Republik Indonesia. Meski diliputi lepasnya Timor Timur,
transformasi dari Orde Baru ke Era Reformasi berjalan relatif lancer. Hal ini tak
lepas dari peran Habibie yang berhasil meletakkan pondasi baru yang terbukti
lebih kokoh dan kuat menghadapi perubahan jaman.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
BJ. Habibie lahir di Pare-pare Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau
terlahir “blaster” antara orang Jawa (ibunya) dengan orang Sulawesi Selatan
(ayahnya). Pada tahun 1954 beliau menamatkan pendidikannya di Gouvernments
Middlebare School dan selanjutnya meneruskan pendidikan ke jenjang  perguruan
tinggi tepatnya di Institut Teknik Bandung (ITB) di kota Bandung. BJ Habibie kuliah
selama kurang lebih 6 bulan di jurusan Teknik Mesin namun bukan berarti Habibie
berhenti kuliah. Ini dikarenakan Habibie muda melanjutkan studynya di Rhenisch
Wesfalische Tehnische Hochscule (RWTH) di kota Aachen, Jerman jurusan Teknik
Penerbangan spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman,
menerima gelar diplom ingineur pada 1960 dan gelar doktor ingineur pada 1965
dengan  predikat summa cum laude. Setelah menjabat sebagai presiden, ada
beberapa hal yang dilakukan oleh pemerintahan Habibie untuk memperbaiki
perekonomian Indonesia antaranya :
1. Merekapitulasi perbankan dan menerapkan independensi Bank Indonesia
agar lebih fokus mengurusi perekonomian.
2. Melikuidasi beberapa bank bermasalah.
3. Menaikan nilai tukar rupiah
4. Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang diisyaratkan oleh IMF. 23
 
B. Saran
Sebaiknya kita sebagai generasi muda janganlah cepat mengambil tindakan
yang dapat merugikan semua kalangan seperti tawuran atau demo karena semua
yang kita lakukan haruslah berdasarkan akal sehat sehingga apa kita perbuat tidak
sampai memakan korban jiwa. Dan bagi pemerintah atau aparat janganlah cepat-
cepat mengambil tindakan seperti mengeluarkan senjata (pistol) apabila masyarakat
atau mahasiswa yang melakukan demo. Sebaiknya ajaklah mereka berunding dan
mencari jalan keluar yang lebih  baik.
 
 
DAFTAR PUSTAKA
Zaenal ali, 2008, 100 0rang Indonesia paling berpengaruh, Yogyakarta, Narasi. BJ
Habibie, 2006, Detik-Detik yang Menentukan. Jakarta, THC Mandiri. A. Makmur
Makka., 2008, A True Life of Habibie, Bandung, Pustaka Iman. Marulak Pardede,
1998, Likuidasi Bank dan Perlindungan Nasabah, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
http://id.wikipedia.org http://www.bappenas.go.id http://perpustakaan.bappenas.go.id
http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/
http://sesepwira.blogspot.com/2012/10/sejarah-kepemimpinan-bj-habibie.html

Anda mungkin juga menyukai