Anda di halaman 1dari 3

BJ HABIBI

B.J. Habibie dengan menjabat selama 2 bulan dan 7 hari (sebagai wakil presiden) dan juga
selama 1 tahun dan 5 bulan (sebagai presiden), B. J. Habibie merupakan Wakil Presiden dan
juga Presiden Indonesia dengan masa jabatan terpendek. Bj Habibi dari partai yang bernama
golkar. Habibie mewarisi kondisi keadaan negara kacau balau pasca pengunduran diri
Soeharto pada masa Orde Baru sehingga menimbulkan maraknya kerusuhan dan
disintegerasi hampir seluruh wilayah Indonesia. Segera setelah memperoleh kekuasaan,
Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah
kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-
negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para tahanan
politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi.
Perkembangan Politik dan Ekonomi Masa Pemerintahan B.J. Habibie

Pada 21 Mei 1998 Presiden Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai
Presiden Republik Indonesia,  pada hari itu juga Wakil Presiden B.J Habibie dilantik menjadi
presiden RI ketiga di bawah pimpinan Mahkamah Agung di Istana Negara. Dasar hukum
pengangkatan Habibie adalah berdasarkan TAP MPR No.VII/MPR/1973 yang berisi "jika
Presiden berhalangan, maka Wakil Presiden ditetapkan menjadi Presiden".

Ketika Habibie menjadi Presiden, Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi terburuk
dalam waktu 30 tahun terakhir, disebabkan oleh krisis mata uang yang didorong oleh hutang
luar negeri yang luar biasa besar sehingga menurunkan nilai rupiah menjadi seperempat dari
nilai tahun 1997. Krisis yang telah menimbulkan kebangkrutan teknis terhadap sektor
industri dan manufaktur serta sektor finansial yang hampir ambruk, diperparah oleh musim
kemarau panjang yang disebabkan oleh El Nino, yang mengakibatkan turunnya produksi
beras.

Ditambah kerusuhan pada Mei 1998 telah menghancurkan pusat-pusat bisnis perkotaan,
khususnya di kalangan investor keturunan Cina yang memainkan peran dominan dalam
ekonomi Indonesia. Larinya modal, dan hancurnya produksi serta distribusi barang-barang
menjadikan upaya pemulihan menjadi sangat sulit, hal tersebut menyebabkan tingkat inflasi
yang tinggi.

Reformasi yang dilakukan B.J. Habibie dalam bidang politik dan ekonomi adalah:

A. Reformasi Bidang Politik

    1. Memberikan kebebasan kepada seluruh masyarakat untuk membuat partai politik, dan
rencana pelaksanaan pemilu untuk menghasilkan lembaga tinggi negara yang representatif.

     2. Diberlakukannya Otonomi Daerah yang lebih demokratis dan semakin luas. Dengan
kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah serta perimbangan keuangan antara pusat dan
daerah, diharapkan akan meminimalkan ancaman disintegrasi bangsa. Otonomi daerah
ditetapkan melalui Ketetapan MPR No XV/MPR/1998.
    3. Pencabutan ketetapan untuk meminta Surat Izin Terbit (SIT) bagi media massa
cetak,sehingga media massa cetak tidak lagi khawatir dibredel melalui mekanisme
pencabutan Surat Izin Terbit.

    4. Dalam hal menghindarkan munculnya penguasa yang otoriter dengan masa kekuasaan
yang tidak terbatas, diberlakukan pembatasan masa jabatan Presiden. Seorang warga negara
Indonesia dibatasi menjadi Presiden sebanyak dua kali masa jabatan saja.

     5. Mengurangi jumlah anggota ABRI di MPR.

     6. Jejak pendapat wilayah Timor-timur.

B. Reformasi Bidang Ekonomi

Secara perlahan presiden Habibie berhasil membawa perekonomian melangkah ke arah


yang jauh lebih baik dibandingkan dengan keadaan ekonomi yang sangat buruk, ketika
terjadinya pengalihan kepemimpinan nasional dari Soeharto kepada Habibie. Pemerintahan
Habibie berhasil menurunkan laju inflasi dan distribusi kebutuhan pokok mulai kembali
berjalan dengan baik. Selain itu, yang paling signifikan adalah nilai tukar rupiah mengalami
penguatan secara simultan hingga menyentuh Rp. 6.700,-/dolar AS pada bulan Juni 1999.

Reformasi ekonomi mempunyai tiga tujuan utama yaitu:

1. Merestrukturisasi dan memperkuat sektor keuangan dan perbankan

2. Memperkuat basis sektor riil ekonomi.

3. Menyediakan jaringan pengaman sosial bagi mereka yang paling menderita akibat krisis.

4. Mengesahkan Undang Undang No. 5 Tahun 1999 mengenai Larangan Praktik Monopoli
dan Persaingan yang Tidak Sehat.

5. Mengesahkan Undang Undang No. 8 Tahun 1999 mengenai Perlindungan Konsumen.

Untuk meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat, pemerintah juga memperhatikan bidang


pertanian Indonesia. Hal ini dikarenakan pada masa pemerintahan Orde Baru maupun krisis
1997, bidang pertanian tidak mendapat perhatian pemerintah. Pihak pemerintah berusaha
untuk membawa Indonesia keluar dari krisis. Tetapi tidak mungkin dapat dilakukan dalam
waktu yang singkat. Untuk mengatasi krisis ini diperlukan penyelesaian secara bertahap
berdasarkan skala prioritas.

Anda mungkin juga menyukai