Anda di halaman 1dari 4

PERKEMBANGAN POLITIK DAN EKONOMI PADA MASA

REFORMASI

Era reformasi atau era pasca-Soeharto di Indonesia dimulai pada tahun 1998,
tepatnya saat Kejatuhan Soeharto. Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21
Mei 1998 dan digantikan oleh wakil presiden saat itu, B.J. Habibie. Periode ini
didirikan oleh lingkungan sosial politik yang lebih terbuka. Reformasi lahir
setelah negara kita mengalami
krisis di berbagai bidang, antara
lain kehidupan, ekonomi, politik,
hukum dan kepercayaan, dan yang
lebih parah adalah krisis
kebutuhan pokok. Pada era Orde
Baru, Indonesia mengalami krisis
yang cukup serius, yang pada
akhirnya memunculkan gerakan
mahasiswa dan masyarakat lainnya yang menuntut lengsernya Presiden Soeharto.
Setelah Soeharto lengser, kursi kepresidenan berpindah ke wakilnya, B.J Habibie.
Hal ini berdasarkan Pasal 8 UUD 1945, dan situasi politik dan ekonomi
berangsur-angsur berubah setelah Habibie menjabat. Proses dan pelaksanaan
demokrasi di Indonesia mulai membaik. Presiden dipilih setiap lima tahun, dan
semua warga negara memiliki hak untuk memilih.
Perkembangan politik pada masa reformasi ditengarai oleh beberapa peristiwa dan
kebijakan penting terkait perkembangan politik, yaitu:
• Sidang Istimewa MPR 1998
• Otonomi Daerah
• Pencabutan pembatasan partai politik
• Penghapusan Dwifungsi Abri
• Penyelenggaraan pemilu yang lebih demokratis

1. Masa Pemerintahan B.J. Habibie


Presiden ketiga Republik Indonesia ini hanya menjabat sebentar. Seperti
diketahui, dia menjabat selama 1 tahun 5 bulan. Masalahnya, presiden kita yang
terkenal jenius itu dianggap sebagai
perpanjangan tangan dari sistem orde baru
saat itu. Maka rakyat menuntut pemilihan
umum segera dari Habibie. Dalam waktu
singkat, pemerintahannya menyelamatkan
krisis mata uang yang muncul pada masa
orde baru. Dan pemerintahannya
membentuk
kabinet reformasi pembangunan. Hal itu kemudian melahirkan beberapa kebijakan
di bidang politik dan ekonomi.
Upaya politik pemerintahan Habibie yaitu mengganti 5 paket hukum dan
memodifikasi 3 di antaranya agar lebih demokratis.
• Kebebasan mereka yang menyampaikan aspirasinya
• Mencabut larangan pers
• Polling Regional Timor-Leste
Abolisi (kekuasaan penuntutan pidana oleh kepala negara) diberikan kepada 18
tapol dan narapidana (yang mengkritik presiden).
Mengurangi jumlah anggota ABRI di MPR dari 75 menjadi 38.
Polri terpisah dari ABRI dan menjadi polisi Indonesia. Istilah ABRI diubah
menjadi TNI.
Selain usaha di bidang politik, ada usaha di bidang ekonomi sebagai berikut.
• Rekapitalisasi sistem perbankan dan kurangi inflasi.
• Membangun kembali perekonomian nasional;
• Likuidasi bank buruk;
• Pembentukan Otoritas Penyehatan Perbankan Indonesia
• Menaikkan Nilai Tukar Rupiah ke Dolar AS Di Bawah Rp 10.000
• Mengesahkan UU No. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli
Atau Persaingan Tidak Sehat
• Mengesahkan UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

2. Pemerintahan KH Abdurrahman Wahid (Gusdur)


Gus Dur adalah Presiden ke-4 Republik
Indonesia. Gus Dur bekerja dari tahun 1999
hingga 2001. Terpilihnya Gus Dur sebagai
presiden tak lepas dari peran MPR yang
menolak laporan pertanggungjawaban Presiden
Habibie saat itu. Akhirnya, Gus Dur terpilih
sebagai presiden dengan dukungan partai Islam
yang sangat penting. Sedangkan wakil
dimenangkan oleh Megawati Soekarnoputri
yang mampu mengalahkan Hamzah Haz. Ia dilantik pada 21 Oktober 1999.
Pemerintahan Gus Dur telah mengumumkan beberapa kebijakan politik sejak
menjabat, beberapa di antaranya adalah:
• Kementerian Penerangan dianggap melanggar kebebasan berbicara dan
dibubarkan.
• Kementerian Sosial yang dianggap sarang korupsi dibubarkan.
• Pada akhir Desember 1999, Irian Jaya menyetujui perubahan nama
menjadi Papua.
• Masyarakat Tionghoa perantauan dapat beribadah dan merayakan Tahun
Baru Imlek.
• Daftar anggota kabinet yang terlibat KKN diumumkan.
Pada masa pemerintahan Gus Dur, keadaan perekonomian Indonesia mulai
membaik dibandingkan era sebelumnya. Misalnya, tingkat pertumbuhan PDB
(nilai pasar dari semua barang dan jasa yang diproduksi oleh negara) mulai
berubah positif dan pertumbuhan ekonomi hampir 5 persen menempatkan
Indonesia di jalur menuju pemulihan ekonomi.
Ternyata banyak pihak yang tidak puas dengan beberapa kebijakan yang diajukan
Gus Dur. Banyak orang menilai kebijakan Gus Dur terlalu sering menimbulkan
kontroversi. Hal ini perlahan menurunkan kredibilitas Gus Dur.
Karena itu, kepemimpinan Gus Dur berumur pendek. Dia dipaksa mengundurkan
diri pada 23 Juli 2001. Puncak kejatuhan ini adalah, atas usul DPR, MPR yang
saat itu dipimpin Amin Rais mempercepat rapat khusus MPR. MPR menilai
Presiden Gus Dur melanggar statuta. Tentang Kebijakan VII/MPR/2000 dan
Kontroversial. Setelah Gus Dur lengser, kursi kepresidenan digantikan oleh
wakilnya, Megawati Soekarnoputri.
• Pelarangan PKI dan pencabutan aturan penyebaran Marxisme-Leninisme.
• MPR dan DPR.
Setelah itu, pemilihan presiden diadakan setiap lima tahun sekali. Setelah
Megawati menjabat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terpilih dan menjabat
untuk periode kedua. Setelah SBY menjabat, selanjutnya adalah Joko Widodo
(Jokowi) yang masih menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.
3. Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri
Dalam masa ini, nilai tukar Rupiah terhadap
Dolar Amerika berhasil distabilkan dan
berdampak pada terkendalinya harga barang.
Selain itu, tingkat inflasi rendah dan cadangan
devisa negara stabil. Namun, pertumbuhan
ekonomi masih tergolong rendah. Karena kurang
menariknya perekonomian Indonesia bagi investor, dan tingginya suku bunga
deposito.
Berikut beberapa upaya meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia kala itu:
1. Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 miliar
2. Mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun
3. Kebijakan privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Adapun beberapa penerapan tatanan baru dalam kebijakan politik pada
masa pemerintahan Megawati adalah sebagai berikut
1. Sistem kepartaian baru
2. Sistem pemilu yang baru
3. Pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung
4. Menerapkan mekanisme Pergantian Antarwaktu atau Recall (hak
partai untuk memberhentikan anggotanya dari Dewan Perwakilan
Rakyat atau DPR)

4. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono


Perekonomian Indonesia mengalami
perkembangan yang cukup baik pada masa
kepemimpinan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono. Terlihat dari rata-rata
pertumbuhan ekonomi sekitar 5 sampai 6
persen per tahun, serta kemampuan ekonomi
Indonesia yang bertahan dari pengaruh krisis
ekonomi dan finansial yang terjadi di zona Eropa sepanjang 2008 hingga 2009.
Dalam penyelenggaraan perekonomian negara, pemerintah menerapkan
kebijakan, antara lain:
1. Mengurangi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM)
2. Pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT)
3. Pengurangan utang luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai