XII IPA 6
Disusun oleh :
Amirul adibbasithu Djopart (04)
Bobby Cesario Putra Rachim (07)
Christophorus Parikesit Wistara (08)
Faras Imama Lutfi Irzan (11)
Farhadia Syawala Fitri (12)
Priska Septaqiy Farros (29)
Rafael Brian Kristanto (32)
Rafi Ramadhani Wintana (33)
Reformasi lahir setelah negara kita ini mengalami krisis yang melanda berbagai
aspek, mulai dari kehidupan, ekonomi, politik, hukum, kepercayaan, dan yang
parahnya lagi adalah krisis kebutuhan pokok. Karena pada masa orde baru itu
Indonesia mengalami krisis yang cukup parah, akhirnya muncullah gerakan-
gerakan mahasiswa dan masyarakat lainnya yang meminta Presiden Soeharto
untuk turun dari jabatannya.
Setelah Soeharto mundur, jabatan presiden diserahkan kepada wakilnya, yaitu B.J
Habibie. Hal tersebut dilakukan berdasarkan pasal 8 UUD 1945. Setelah naiknya
Habibie sebagai presiden, kondisi politik dan ekonomi pun kian berubah. Proses
dan penerapan demokrasi di Indonesia mulai membaik. Presiden dipilih
berdasarkan pemilu dalam skala 5 tahun sekali, dan semua masyarakat memiliki
hak memilihnya.
BAB II
PEMBAHASAN
KEHIDUPAN POLITIK DAN EKONOMI MASA REFORMASI
Pada tanggal 22 Mei 1998 Presiden B.J. Habibie mengumumkan susunan kabinetnya
di Istana Merdeka. Kabinet tersebut diberi nama Kabinet Reformasi Pembangunan.
Saat membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan Presiden B.J. Habibie melakukan
sebuah gebrakan baru yaitu adanya pemisahan Gubernur Bank Indonesia (BI) dari
kabinet. Pemisahan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan objektivitas dan
menjamin kemandirian negara. Dalam rangka menyelesaikan permasalahan negara
dan tuntutan Reformasi, Presiden B.J. Habibie juga mengambil beberapa kebijakan
politik dan ekonomi seperti berikut.
4. Pemberantasan Korupsi
Meskipun B.J. Habibie merupakan presiden transisional. beliau telah menunjukkan
keseriusanny. dalam menangani kasus korupsi. kolusi. dan nepotisme (KKN) di
indonesia Kondisi ini terlihat dari usahanya menyusun undang-undang pemberantasan
tindak korupsi pada tahun 1999.
5. Reformasi Ekonomi
Pada masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie Indonesia masih mengalami krisis
ekonomi. Untuk mengatasi kondiSi tersebut dibuatlah relormasi ekonomi yang isinya
sebagai berikut.
Pada tanggal 20 Oktober 1999 diadakan rapat paripurna ke-13 MPR dengan agenda
pemilihan presiden. Beberapa calon di antaranya adalah Abdurrahan Wahid.
Megawati Soekarnoputri dan Yusri Ihza Mahendra. Calon yang disebut terakhir
menyatakan pengunduran dirinya menjelang dilaksanakannya voting pemilihan
presiden. Melalui dukungan poros tengah (koalisi partai-partai Islam) yang dipelopori
oleh Amien Rais, Abdurrahman Wahid menangani pemilihan presiden dalam
pemungutan suara. Sementara Megawati Soekarnoputri diangkat sebagai wakilnya.
Kabinet Persatuan Nasional merupakan koalisi berbagai partai politik. yaitu PDI-P.
PKB. Golkar. PPP. PAN. dan Partai Keadilan (PK). Non-partisan dan TNI juga ada
dalam kabinet tersebut. Dalam pemerintahannya. Presiden Abdurrahman Wahid sering
melakukan reshuffle kabinet. Selain itu. Presiden Abdurrahman Wahid menetapkan
beberapa kebijakan seperti berikut.
3. Kebebasan Pers
Presiden Abdurrahman Wahid meneruskan kebijakan Presiden B.J. Habibie dalam
bidang pers. Kebijakan tersebut terlihat dengan adanya penghapusan Departemen
Penerangan yang dianggap menjadi penghalang bagi kebebasan berekspresi dan
berpendapat. Kebijakan tersebut mengakibatkan pers mengalami perkembangan pesat.
Sejak Gus Dur lengser, pemilihan presiden kemudian dilakukan tiap 5 tahun sekali.
Setelah Megawati selesai menjabat, Soesilo Bambang Yudhoyoni terpilih setelah
menang pemilu dan menjabat selama 2 periode.
Berakhirnya masa jabatan SBY-JK ini terjadi setelah pelaksanaan pemilu tahun 2009.
Pemilu pada tahun 2009 dilakukan dua kali putaran. Putaran pertama dilaksanakan
pada tanggal 9 April 2009 untuk memilih anggota DPR, DPRD, dan DPD. Sementara
itu, pemilihan presiden diselenggarakan dalam dua tahap yaitu tahap I pada tanggal 8
Juli 2009 dan tahap II pada tanggal 8 September 2009. Pemilu 2009 kembali
dimenangi SBY yang saat itu berpasangan dengan Boediono.
Periode Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-
Boediono (2009-2014)
Pada periode 2009-2014 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak lagi berpasangan
dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, tetapi dengan Wakil Presiden Boediono.
Pada periode Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II ini banyak kasus besar yang
melibatkan elite politik, misalnya kasus Bank Century, Kasus Bibit Chandra, kasus
“Cicak” melawan ”Buaya”, dan kasus Antasari.
Dalam pemerintahannya Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla
mengusung visi revolusi mental. Sasaran revolusi mental sebagai berikut.
Salah satu janji Presiden Joko Widodo ketika masa kampanye Pilpres 2014 adalah
membentuk kabinet profesional dan mengurangi bagi-bagi kursi menteri dengan mitra
koalisi. Presiden Joko Widodo juga menyatakan adanya sistem seleksi mirip lelang
jabatan yang ia pernah terapkan dalam menyeleksi calon pejabat camat dan lurah
ketika masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Kabinet Joko Widodo-Jusuf
Kalla ini diberi nama Kabinet Kerja.
BAB III
PENUTUP
Pada masa pemerintahan dari tahun 1998 sampai saat ini pemimpin negara kita sudah
berganti sebanyak lima kali. Selama lima kali pergantian tersebut, masing-masing
presiden memiliki system pemerintahan yang berbeda-beda. Dari sejarah yang ada,
tercatat Indonesia mulai membaik setelah lengsernya masa pemerintahan presiden
Soeharto dan digantikan oleh wakilnya yaitu B.J Habibie. Pada masa pemerintahan
presiden B.J Habibie Indonesia bias dikategorikan menjadi negara berkembang yang
sudah selangkah lagi menuju title negara maju. Dalam masa pemerintahannya yang
singkat B.J Habibie berhasil menaikkan ekonomi Indonesia dan menurunkan tingkat
inflasi sampai ke titik terendah. Namun, dia lengser karena banyak oknum yang
merasa terancam jika B.J Habibie tetap memimpin pemerintahan negara. Dan banayak
juga pihak lain yang menyimpulkan bahwa Habibie mengambil uang negara untuk
menggapai ambisinya dalam membuat pesawaat terbang.
Lalu setelah dilengserkannya Habibie, Indonesia dipimpin oleh Abdurahman Wahid.
Lalu pada saat itu, tingakat indflasi di Indonesia kembali naik, namun tidak separah
pada saat masa Soeharto. Politik dan ekonomi pada masa ini juga tidak terlalu buruk.
Pada masa pemerintahannya, Gusdur seringkali mereshuffle cabinet-kabinet yang ada.
Dia juga membuat kebijakan kebijakan baru, salah satunya mengakui adanya agama
Konguchu. Setelah empat tahun menjabat. Gusdur lengser dan digantikan oleh
Megawati Soekarno Putri.
Pada masa ini, Diadakan system pemberantasan KKN dan adanya penstabilan
ekonomi untuk negara. Namun pada masa pimpinan Megawati. Terjadi konflik
dengan wilayah Aceh. Namun, berhasil diredam dan melahirkan daerah Nanggroe
Aceh Darussalam.
Kemudian presiden selanjutnya bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Dia menjabat
sebagai Presiden Indonesia selama dua periode. Pada masanya, dia berhasil
mempertahankan inflasi dan menstabilkan keadaan ekonomi di Indonesia.
Lalu setelah SBY Indonesia kembali memilih pemimpinnya, dan terpilihlah Joko
Widodo. Presiden Joko Widodo yang biasa disapa Jokowi ini memnjabat sebagai
Presiden Indonesia selama dua periode, jadi sampai saat ini dia masih menjabat. Pada
masa pemerintahannya dia sudah banyak membangun infrastruktur negara yang
membuat Indonesia berkembang di bidang infrastruktur, tapi Indonesia justru
mengahadapi inflasi ekonomi lebih besar daripada masa-masa pemerintahannya
sebelumnya. Pada masa sekarang harga dollar pun naik drastis mencapai 14.050
rupiah per dollar.
Jadi kesimpulannya, jkeadaan pada masa pemerintahan masing-masing pimpinan di
masa jabatannya berbeda beda. Mereka mempunya kelebihan serta kekurangan dalam
cara memimpinnya.