Anda di halaman 1dari 34

IMPLEMENTASI NILAI PANCASILA PADA ERA REFORMASI

OLEH:

KELOMPOK 6:

NI PUTU CHINTYA ASTARI 1707342026

IDA BAGUS KADE PRIANTARA 1707342027

NI KOMANG MEGA RAHAYU 1707342028

KADEK RISNA WIDIYANTI 1707342829

DIPLOMA PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2017
1. JELASKAN PROGRAM-PROGRAM SETIAP KEPALA NEGARA PADA ERA
REFORMASI

Awal pemerintahan Habibie

Pada 21 mei 1998 di Istana Merdeka, Kamis, pukul 09.05 Soeharto mengumumkan mundur
dari kursi Presiden dan BJ. Habibie disumpah menjadi Presiden RI ketiga.

Sidang istimewa MPR yang mengukuhkan Habibie sebagai Presiden, ditentang oleh
gelombang demonstrasi dari puluhan ribu mahasiswa dan rakyat di Jakarta dan di kota-kota lain.
Gelombang demonstrasi ini memuncak dalam peristiwa tragedi semanggi.

Pada tanggal 22 Mei 1998, Presiden Republik Indonesia yang ketiga B.J. Habibie membentuk
kabinet baru yang dinamakan Kabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet itu terdiri atas 16 orang
menteri, dan para menteri itu diambil dari unsur-unsur militer (ABRI), Golkar, PPP, dan PDI.
Pemerintahan B.J Habibie sering disebut era reformasi. Salah satunya refomasi dalam
bidang hukum. Target reformasinya yaitu subtansi hukum, aparatur penegak hukum yang bersih
dan berwibawa, dan instansi peradilan yang independen. Pada masa orde baru, hukum hanya
berlaku pada rakyat kecil saja dan penguasa kebal hukum sehingga sulit bagi masyarakat kecil
untuk mendapatkan keadilan bila berhubungan dengan penguasa.

Masa pemerintahan Habibie ditandai dengan dimulainya kerjasama dengan Dana moneter
internasional untuk membantu dalam proses pemulihan ekonomi. Selain itu, Habibie juga
melonggarkan pengawasan terhadap media massa dan kebebasan berekspresi.

Program Kerja

Pada era pemerintahannya yang singkat ia berhasil memberikan landasan kokoh bagi
Indonesia, pada eranya dilahirkan UU Anti Monopoli atau UU Persaingan Sehat, perubahan UU
Partai Politik dan yang paling penting adalah UU otonomi daerah.

Langkah-langkah yang dilakukan BJ Habibie di bidang politik adalah:

Memberi kebebasan pada rakyat untuk menyalurkan aspirasinya sehingga banyak bermunculan
partai-partai politik baru yakni sebanyak 48 partai politik

-Membebaskan narapidana politik (napol) seperti Sri Bintang Pamungkas (mantan anggota DPR
yang masuk penjara karena mengkritik Presiden Soeharto) dan Muchtar Pakpahan (pemimpin
buruh yang dijatuhi hukuman karena dituduh memicu kerusuhan di Medan tahun 1994)

Mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independen

Dalam usahanya membentuk demokrasi yang bebas aktif, Ia membuat beberapa UU seperti:

1. UU No. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik

2. UU No. 3 tahun 1999 tentang Pemilu


3. UU No. 4 tahun 1999 tentang Susunan Kedudukan DPR/MPR

Pada sidang istimewa yang dilaksanakan tanggal 10-13 November 1998 juga berhasil
menetapkan 12 ketetapan mengenai ekonomi , kebebasan berpendapat, juga mengenai pemilu yang
mulai diadakan pada tahun 1999.

Pada masa pemerintahan Soeharto anggota ABRI boleh menduduki posisi dalam
DPR/MPR. Jendral TNI Wiranto mengatakan bahwa ABRI akan mengadakan reposisi secara
bertahap sesuai dengan tuntutan masyarakat, secara bertahap akan mundur dari area politik dan
akan memusatkan perhatian pada pertahanan negara. Anggota yang masih menduduki jabatan
birokrasi diperintahkan untuk memilih kembali kesatuan ABRI atau pensiun dari militer untuk
berkarier di sipil. Dari hal tersebut, keanggotaan ABRI dalam DPR/MPR makin berkurang dan
akhirnya ditiadakan.

Kebijakan-kebijakan pada masa Habibie:


A. Membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan
Dibentuk tanggal 22 Mei 1998, dengan jumlah menteri 16 orang yang merupakan
perwakilan dari Golkar, PPP, dan PDI.
B. Mengadakan reformasi dalam bidang politik
Habibie berusaha menciptakan politik yang transparan, mengadakan pemilu yang bebas,
rahasia, jujur, adil, membebaskan tahanan politik, dan mencabut larangan berdirinya Serikat
Buruh Independen.
Kebebasan menyampaikan pendapat. Kebebasan menyampaikan pendapat diberikan asal
tetap berpedoman pada aturan yang ada yaitu UU No.9 tahun 1998 tentang kemerdekaan
menyampaikan pendapat di muka umum.
C. Refomasi dalam bidang hukum
Target reformasinya yaitu subtansi hukum, aparatur penegak hukum yang bersih dan
berwibawa, dan instansi peradilan yang independen. Pada masa orde baru, hukum hanya berlaku
pada rakyat kecil saja dan penguasa kebal hukum sehingga sulit bagi masyarakat kecil untuk
mendapatkan keadilan bila berhubungan dengan penguasa.
D. Mengatasi masalah dwifungsi ABRI
Jendral TNI Wiranto mengatakan bahwa ABRI akan mengadakan reposisi secara
bertahap sesuai dengan tuntutan masyarakat, secara bertahap akan mundur dari area politik dan
akan memusatkan perhatian pada pertahanan negara. Anggota yang masih menduduki jabatan
birokrasi diperintahkan untuk memilih kembali kesatuan ABRI atau pensiun dari militer untuk
berkarier di sipil. Dari hal tersebut, keanggotaan ABRI dalam DPR/MPR makin berkurang dan
akhirnya ditiadakan.
E. Mengadakan sidang istimewa Sidang tanggal 10-13 November 1998 yang diadakan MPR
berhasil menetapkan 12 ketetapan.
F. Mengadakan pemilu tahun 1999

Berakhirnya masa jabatan Habibie


Habibie berusaha melindungi Indonesia dari serangan negara Sekutu. Jelas bahwa Sekutu
sudah siap menyerang Indonesia dengan dalih pelanggaran HAM di Timor Leste. Kasus inilah
yang mendorong pihak oposisi yang tidak puas dengan latar belakang Habibie semakin giat
menjatuhkan Habibie. Upaya ini akhirnya berhasil dilakukan pada Sidang Umum 1999, ia
memutuskan tidak mencalonkan diri lagi setelah laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh
MPR.

Berkaitan dengan semangat demokratisasi, Habibie telah melakukan perubahan dengan


membangun pemerintahan yang transparan dan dialogis. Prinsip demokrasi juga diterapkan
dalam kebijakan ekonomi yang disertai penegakan hukum dan ditujukan untuk kesejahteraan
rakyat. Dalam mengelola kegiatan kabinet sehari-haripun, Habibie melakukan perubahan besar

Indonesia masa pemerintahan Abdurrahman Wahid:


Pidato pertama Gus Dur setelah terpilih sebagai Presiden, berisi tugas tugas yang akan dijalankan
antara lain sebagai berikut :

a) Peningkatan pendapatan rakyat.


b) Menegakkan keadilan dan mendatangkan kemakmuran.
c) Mempertahankan keutuhan bangsa dan Negara.
Pada pemerintahan Gusdur, beliau membentuk kabinet yg disebut Kabinet Persatuan
Nasional. Ketika itu Gusdur memberikan kebebasan pada rakyat untuk berpendapat dan
memberikan kesempatan kepada kaum minoritas di Indonesia. Namunkarena hal tersebut,
masyarakat mulai mengalami kebingungan dan kebimbangan mengenai benar tidaknya suatu hal.
Sebab, pemerintah sendiri juga tidak pernah tegas dalam memberikan pernyataan terhadap suatu
masalah.

Kebijakan-kebijakan pada masa Gus Dur:


A. Meneruskan kehidupan yang demokratis seperti pemerintahan sebelumnya (memberikan
kebebasan berpendapat di kalangan masyarakat minoritas, kebebasan beragama, memperbolehkan
kembali penyelenggaraan budaya tiong hua).
B. Merestrukturisasi lembaga pemerintahan seperti menghapus departemen yang dianggapnya
tidak efesien (menghilangkan departemen penerangan dan sosial untuk mengurangi pengeluaran
anggaran, membentuk Dewan Keamanan Ekonomi Nasional).
C. Ingin memanfaatkan jabatannya sebagai Panglima Tertinggi dalam militer dengan mencopot
Kapolri yang tidak sejalan dengan keinginan Gus Dur.
Masalah yang ada:
Gus Dur tidak mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan TNI-Polri.
Masalah dana non-budgeter Bulog dan Bruneigate yang dipermasalahkan oleh anggota DPR.
Dekrit Gus Dur tanggal 22 Juli 2001 yang berisikan pembaharuan DPR dan MPR serta pembubaran
Golkar.
Hal tersebut tidak mendapat dukungan dari TNI, Polri dan partai politik serta masyarakat
sehingga dekrit tersebut malah mempercepat kejatuhannya. Dan sidang istimewa 23 Juli 2001
menuntutnya diturunkan dari jabatan.

Indonesia masa pemerintahan Megawati Soekarno Putri:


Presiden Mega memulai pemerintahannya dengan membentuk kabinet Gotong Royong.
bentuk dan susunak kabint ini tidak banyak berubah dibandingkan dengan Kabinet Persatuan
Nasional pada era Gus Dur, kecuali menghidupkan kembali Departemen Sosial dan Departemen
Penerangan (dengan mengubah bentuknya menjadi Kementerian Negara Komunikasi dan
Informasi). Dalam mengelola kabinet, Mega menetapkan enam program pokok, yaitu:
1. Mempertahankan Persatuan dan Kesatuan bangsa dalam kerangka utuh Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. Meneruskan proses reformasi dan demokratisasi dalam seluruh aspek kehidupan nasional
melalui kerangka, arah, dan agenda yang lebih jelas, dengan terus meningkatkan
penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia.
3. Normalisasikehidupan ekonomi dan kemasyarakatan untuk memperkuat dasar bagi kehiduan
perekonomian rakyat.
4. Melaksanakan penehakan hukum secara konsisten, mewujudkan rasa aman serta tenteram
dalam kehidupan masyarakat, melakukan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme
(KKN).
5. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif, memulihkan martabat bangsa dan negara
serta kepercayaan luar negeri, termasuk lembaga-lembaga pemberi pinjaman dan kalangan
investor terhadap pemerintah.
6. Mempersiapkan penyelenggaraan Pemililihan Umum 2004 yang aman, tertib, rahasia, dan
langsung

Kebijakan-kebijakan pada masa Megawati:


A. Memilih dan Menetapkan
Ditempuh dengan meningkatkan kerukunan antar elemen bangsa dan menjaga persatuan
dan kesatuan. Upaya ini terganggu karena peristiwa Bom Bali yang mengakibatkan kepercayaan
dunia internasional berkurang.
B. Membangun tatanan politik yang baru
Diwujudkan dengan dikeluarkannya UU tentang pemilu, susunan dan kedudukan
MPR/DPR, dan pemilihan presiden dan wapres.
C. Menjaga keutuhan NKRI
Setiap usaha yang mengancam keutuhan NKRI ditindak tegas seperti kasus Aceh,
Ambon, Papua, Poso. Hal tersebut diberikan perhatian khusus karena peristiwa lepasnya Timor
Timur dari RI.
D. Melanjutkan amandemen UUD 1945
Dilakukan agar lebih sesuai dengan dinamika dan perkembangan zaman.
E. Meluruskan otonomi daerah
Keluarnya UU tentang otonomi daerah menimbulkan penafsiran yang berbeda tentang
pelaksanaan otonomi daerah. Karena itu, pelurusan dilakukan dengan pembinaan terhadap
daerah-daerah Tidak ada masalah yang berarti dalam masa pemerintahan Megawati kecuali
peristiwa Bom Bali dan perebutan pulan Ligitan dan Sipadan.

Indonesia masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono:


Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dapat dibagi menjadi dua masa, yaitu
masa pemerintahan SBY-JK dan SBY-Boediono. Pemerintahan SBY-JK berlangsung pada tahun
2004-2009. Dalam pemerintahan ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama wakilnya,
Jusuf Kalla mencetuskan visi dan misi sebagai berikut :

Visi :

1.Terwujudnya kehidupan masyarakat,bangsa dan negara yang aman, bersatu, rukun

dan damai.

2.Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang menjunjung tinggi hukum,

kesetaraan dan hak-hak asasi manusia.

3.Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan

penghidupan yang layak serta memberikan pondasi yang kokoh bagi

pembangunan yang berkelanjutan.

Misi :

1.Mewujudkan Indonesia yang aman damai.

2.Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis.

3.Mewujudkan Indonesia yang sejahtera


KINERJA PEMERINTAHAN SBY

Selama Republik Indonesia (RI)berdiri, baru pada periodepemerintahantahun 2004-2009


inilah presiden dan wakil presiden RI dipilih langsung oleh rakyat. Pemerintahan itu, yang
dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), telah
membentuk Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) dan pada September 2006 pemerintahan tersebut
memasuki usia dua tahun. Sejak awal masa pemerintahannya, Presiden dan Wakil Presiden
pilihan rakyat Indonesia itu telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN), yaitu rencana pembangunan lima tahunan, berdasarkan visi, misi, dan program prioritas
mereka.

Hal ini sesuai dengan amanat Undang-undang (UU) No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional. Lebih jauh RPJMN dituangkan ke dalam Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) tahunan, sebagai rencana pembangunan satu tahun. Adapun RPJMN pada
pokoknya berisi tiga agenda nasional yang bertujuan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan
bangsa. Agenda tersebut ialah:

1.Menciptakan Indonesia yang aman dan damai.

2.Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis.

3.Meningkatkan kesejahteraan rakyat.

VISI, MISI, STRATEGI & PROGRAM KERJA PEMERINTAHAN SBY-BOEDIONO 2009-2014


Visi dan Misinya adalah untuk melanjutkan keberhasilan Pembangunan Indonesia seperti
yang telah dilaksanakan dalam periode 5-tahun yang lalu, meneruskan apa-apa yang sudah baik
dan melakukan Perubahan yang diperlukan (Change) untuk hal-hal yang belum berhasil
dilaksanakan agar mencapai hasil yang lebih baik lagi untuk memajukan Bangsa dan Negara
Indonesia dan memberikan Kesejahteraan bagi segenap Rakyat Indonesia. Program
Pembangunan yang dilaksanakan adalah Pembangunan yang inklusif serta berkeadilan.
Pasangan SBY-Boediono mentargetkan Pertumbuhan Ekonomi sebesar 7% sampai dengan akhir
2014, sebuah sasaran yang cukup optimis mengingat situasi lingkungan eknomi global dan
domestik yang masih belum lepas dari Krisis Finansial Global, dan belum dipastikan bila kondisi
ini dapat ditanggulangi pada tahun 2010.
Pasangan Capres-Cawapres SBY-Boediono telah merancang 5 Strategi Pokok sebagai
berikut:
1. Melanjutkan Pembangunan Ekonomi Indonesia untuk mencapai Kesejahteraan bagi seluruh
Rakyat Indonesia.
2. Melanjutkan upaya menciptakan Good Government dan Good Corporate Governance.
3. Domekratisasi Pembangunan dengan memberikan ruang yang cukup untuk partisipasi dan
kreativitas segenap komponen Bangsa.
4. Melanjutkan penegakan hukum tanpa pandang bulu dan memberantas korupsi.
5. Belajar dari pengalaman yang lalu dan dari negara-negara lain, maka Pembangunan
Masyarakat Indonesia adalah pembangunan yang inklusif bagi segenap komponen bangsa.
Untuk melaksanakan hal-hal tersebut diatas, maka telah dirancang 13 Pokok-pokok Program
Kerja sebagai berikut:
1. Melanjutkan Program Pendidikan Nasional.
2. Melanjutkan Program Kesehatan Masyarakat.
3. Melanjutkan Program Pengentasan Kemiskinan.
4. Menciptakan lebih banyak lagi Lapangan Kerja bagi Rakyat Indonesia.
5. Melanjutkan Program Pembangunan Infrastruktur Perekonomian Indonesia.
6. Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Swasembada Beras, Gula, Jagung, dsb.
7. Menciptakan Ketahanan Energy dalam menghadapi Krisis Energi Dunia.
8. Menciptakan Good Goverment dan Good Corporate Governance.
9. Melanjutkan proses Demokratisasi.
10. Melanjutkan pelaksanaan Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi.
11. Pengembangan Teknologi.
12. Perbaikan Lingkungan Hidup.
13. Pengembangan Budaya Bangsa.
VISI, MISI DAN PROGRAM PEMERINTAHAN JOKOWI & JK 2014-2019

VISI
Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong
MISI
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim, dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara
hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan
kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

PROGRAM NAWACITA

1. Kami akan menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman pada seluruh warga negara.
1.1. Politik luar negeri bebas-aktif.
1.2. Melindungi hak dan keselamatan warga negara Indonesia di luar negeri, khususnya pekerja
migran.
1.3. Kedaulatan maritim.
1.4. Meningkatkan anggaran pertahanan 1,5 persen dari GDP dalam 5 tahun kedepan.
1.5. Mengembangkan industri pertahanan nasional.
1.6. Menjamin rasa aman warga negara dengan membangun Polri yang profesional.
2. Kami akan membuat pemerintahan tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
2.1. Memulihkan kepercayaan publik melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu dan lembaga
perwakilan.
2.2. Meningkatkan peranan dan keterwakilan perempuan dalam politik dan pembangunan.
2.3. Memperkuat kantor kepresidenan untuk menjalankan tugas-tugas kepresidenan secara lebih
efektif.
2.4. Membangun transparansi tata kelola pemerintahan.
2.5. Menjalankan reformasi birokrasi.
2.6. Membuka partisipasi publik.

3. Kami akan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan.
3.1. Desentralisasi asimateris.
3.2. Pemerataan pembangunan antar wilayah terutama desa, kawasan timur Indonesia dan
kawasan perbatasan.
3.3. Penataan daerah otonom baru untuk kesejahteraan rakyat.
3.4. Implementasi Undang-Undang Desa.

4. Kami akan menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sIstem dan penegakan hukum
yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
4.1. Membangun politik legislasi yang kuat : pemberantasan korupsi, penegakan HAM,
perlindungan lingkungan hidup dan reformasi lembaga penegak hukum.
4.2. Memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
4.3. Memberantas mafia peradilan.
4.4. Pemberantasan tindakan penebangan liar, perikanan liar dan penambangan liar.
4.5. Perberantasan narkoba dan psikotropika.
4.6. Pemberantasan tindak kejahatan perbankan dan pencucian uang.
4.7. Menjamin kepastian hukum dan kepemilikan tanah.
4.8. Melindungi anak, perempuan dan kelompok masyarakat marjinal.
4.9. Menghormati HAM dan penyelesaian secara berkeadilan terhadap kasus-kasus pelanggaran
HAM pada masa lalu.
4.10. Membangun budaya hukum.

5. Kami akan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.


5.1. Program Indonesia Pintar melalui wajib belajar 12 tahun bebas pungutan.
5.2. Program kartu Indonesia Sehat melalui layanan kesehatan masyarakat.
5.3. Program Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera melalui reformasi agraria 9 juta hektar
untuk rakyat tani dan buruh tani, rumah susun bersubsidi dan jaminan sosial.

6. Kami akan meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga
bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
6.1. Membangun infrastruktur jalan baru sepanjang sekurang-kurangnya 2.000 kilometer.
6.2. Membangun sekurang-kurangnya 10 pelabuhan baru dan merenovasi yang lama.
6.3. Membangun sekurang-kurangnya 10 bandara baru dan merenovasi yang lama.
6.4. Membangun sekurang-kurangnya 10 kawasan industri baru berikut pengembangan untuk
hunian buruhnya.
6.5. Membangun sekurang-kurangnya 5.000 pasar tradisional di seluruh Indonesia dan
memodernisasikan pasar tradisional yang telah ada.
6.6. Menciptakan layanan satu atap untuk investasi, efisiensi perijinan bisnis menjadi maksimal
15 hari.
6.7. Membangun sejumlah Science and Tecnopark di kawasan politeknik dan SMK-SMK
dengan prasarana dan sarana dengan teknologi terkini.

7. Kami akan mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis


ekonomi domestik.
7.1. Membangun kedaulatan pangan.
7.2. Mewujudkan kedaulatan energi.
7.3. Mewujudkan kedaulatan keuangan.
7.4. Mendirikan Bank Petani/ Nelayan dan UMKM termasuk gudang dengan fasilitas
pengolahan paska panen ditiap sentra produksi tani/nelayan.
7.5. Mewujudkan penguatan teknologi melalui kebijakan penciptaan sistem inovasi nasional.
8. Kami akan melakukan revolusi karakter bangsa.
8.1. Membangun pendidikan kewarganegaraan.
8.2. Mengevaluasi model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional.
8.3. Jaminan hidup yang memadai bagi para guru terutama bagi guru yang ditugaskan didaerah
terpencil.
8.4. Memperbesar akses warga miskin untuk mendapatkan pendidikan tinggi.
8.5. Memprioritaskan pembiayaan penelitian yang menunjang iptek.

9. Kami akan memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi social Indonesia.


9.1. Memperkuat pendidikan Kebhinekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antar warga/
9.2. Restorasi sosial untuk mengembalikan ruh kerukunan antar warga.
9.3. Membangun kembali gotong-royong sebagai modal sosial melalui rekonstruksi sosial.
9.4. Mengembangkan insentif khusus untuk memperkenalkan dan mengangkat kebudayaan lokal.
9.5. Meningkatkan proses pertukaran budaya untuk membangun kemajemukan sebagai kekuatan
budaya.
2. JELASKAN TENTANG AMANDEMEN UUD 1945?

Amandemen UUD 1945

Pengertian dan Fungsi Amandemen UUD 1945 Lengkap Salah satu pertanyaan yang
mungkin masih ada dalam sebagian besar masyrakat Indonesia adalah apakah amandemen UUD
1945 perlu dilakukan? Sebelum merenungi lebih jauh pertanyaan tersebut, perlu terlebih dahulu
kita memahami pengertian atau definisi amandemen. Bermodal pemahaman tersebut barulah kita
mengerti maksud dan tujuan dari diadakannya amandemen UUD 1945.

Pengertian Amandemen UUD 1945

Secara harfiah, amandemen berasal dari Bahasa Inggris: to amend diartikan sebagai
membuat lebih baik dan menghapus sebuah kesalahan. Lebih jauh amandemen diartikan sebagai
sebuah perubahan yang lebih baik dan mengoreksi sebuah kesalahan. Amandemen yang pokok
tidak sembarangan, hal itu merupakan hal yang serius. Konstitusi itu merupakan aturan tertinggi
dalam bernegara. Jika ingin menyempurnakan konstitusi satu-satunya pilihan ialah amandemen.
Amandemen haruslah difahami sebagai penambahan atau perubahan pada sebuah konstitusi yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari naskah aslinya dan diletakkan pada dokumen yang
bersangkutan. Pengertian lebih lanjut adalah amandemen bukan sekedar menyisipkan kata-kata
atau perihal baru dalam teks.

Amandemen bukan pula penggantian. Mengganti berarti melakukan perubahan total


dengan merumuskan konstitusi baru mencakup hal-hal mendasar seperti mengganti bentuk
negara, dasar negara, maupun bentuk pemerintahan. Dalam amandemen UUD 1945 kiranya jelas
bahwa tidak ada maksud untuk mengganti dasar negara Pancasila, bentuk negara kesatuan,
maupun bentuk pemerintahan presidensil.

Komitmen yang ditegakkan untuk tidak melakukan perubahan terhadap hal-hal yang
mendasar adalah kepastian untuk tidak melakukan perubahan atas pembukaan UUD 1945.
Berpegang dari hal tersebut jelas bahwa yang harus mendasari amandemen UUD 1945 adalah
semangat untuk menyempurnakan, memperjelas, memperbaiki kesalahan, dan melakukan
koreksi terhadap pasal-pasal yang ada. Tindakan tersebut tidak boleh menyimpang dari hal-hal
yang mendasar dalam UUD 1945 itu sendiri.

Uraian tersebut mengantarkan kita pada simpulan bahwa tujuan dari amandemen UUD 1945
adalah untuk menyempurnakan UUD yang sudah ada agar tetap sesuai dengan perkembangan
zaman. Amandemen yang dilakukan bertujuan untuk penyesuaian dan mengantarkan bangsa ini
menuju perubahan yang lebih baik di berbagai bidang dan merujuk pada kepentingan rakyat.

Fungsi Amandemen UUD 1945

Pengertian kita tentang amandemen membuat kita memahami maksud mulia dibalik
amandemen UUD 1945. UUD 1945 akan selalu menjadi dasar dan mengikat pemerintah,
lembaga-lembaga negara, lembaga masyarakat, dan juga mengikat setiap warga negara Indonesia
dimanapun mereka berada. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 berisi norma-norma, dan aturan-
aturan yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh semua komponen yang membangun negara.

Undang-undang Dasar bukanlah hukum yang sembarangan, tetapi hukum yang menjadi
dasar atau patokan inti. Sebuah hukum dasar yang tertulis yang harus tetap menjadi pondasi dari
seluruh komponen negara Indonesia. Dengan demikian setiap produk hukum seperti undang-
undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, ataupun bahkan setiap tindakan atau
kebijakan pemerintah haruslah berlandaskan dan bersumber pada peraturan yang lebih tinggi.
Pada akhirnya kesemuanya peraturan perundang-undangan tersebut harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan

UUD 1945 yang muaranya adalah Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
negara. Tentu tidak diperkenankan ada kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah hanya
menguntungkan sebagian pihak saja. Hal tersebut tentu sangat jauh keluar dari rumusan mulia
UUD 1945. Pada kedudukan yang seperti itu, UUD 1945 ada dalam kerangka tata urutan
perundang-udangan atau hierarki peraturan perundangan di Indonesia menempati kedudukan
yang tertinggi.

Dalam hubungan ini, UUD 1945 mempunyai fungsi yang sangat penting sebagai alat
kontrol, dalam artian UUD 1945 mengontrol apakah norma hukum yang lebih rendah sesuai atau
menyimpang dengan norma hukum yang lebih tinggi. Tentu pada akhirnya akan dipertanyakan
apakah norma-norma hukum tersebut bertentangan atau tidak dengan ketentuan UUD 1945.
Selain fungsi dasar tersebut UUD 1945 juga memiliki fungsi sebagai pedoman atau acuan dalam
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dalam UUD 1945 juga terkandung:

1. Materi pengaturan sistem pemerintahan, termasuk pengaturan tentang kedudukan, tugas,


wewenang, dan hubungan antara lembaga-lembaga negara
2. Hubungan negara dengan warga negara baik dibidang politik, ekonomi, sosial, dan
budaya maupun hankam.

Sebagai penegasan dalam pembahasan kali ini, penting juga untuk merangkum fungsi
amandemen untuk mendampingi wawasan kita dalam memahami fungsi penting UUD 1945.

1. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan negara.


2. Menyempurnakan aturan dasar mengenai penyelenggaraan negara secara demokratis.
3. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jamina kedaulatan rakyat.
4. Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan berbangsa dan bernegara.

Hasil-Hasil Amandemen UUD 1945

Hasil-hasil amandemen UUD 1945 adalah sebagai berikut Perubahan Pertama Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Setelah mempelajari, menelaah, dan
mempertimbangkan dengan saksama dan sungguh-sungguh hal-hal yang bersifat mendasar yang
dihadapi oleh rakyat, bangsa, dan negara, serta dengan menggunakan kewenangannya
berdasarkan Pasal 37 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia mengubah Pasal 5 Ayat (1), Pasal 7, Pasal 9, Pasal
13 Ayat (2), Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17 Ayat (2) dan (3), Pasal 20, dan Pasal 21 Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Naskah perubahan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari naskah Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia ke-12 tanggal 19 Oktober 1999 Sidang Umum Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, dan mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Perubahan pertama UUD 1945 berkaitan dengan halhal berikut.

1. Pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden, hanya untuk dua kali masa
jabatan dan memperjelas dan membatasi hak prerogatif Presiden
2. Penegasan kekuasaan legislasi (pembentukan UU) berada di DPR dan dalam
mengangkat duta besar dan menerima penempatan duta besar negeri lain, serta dalam
memberikan amnesti dan abolisi, Presiden harus memerhatikan pertimbangan DPR,
sebagai upaya untuk menciptakan mekanisme checks andnd balances

b. Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 Setelah mempelajari, menelaah, dan mempertimbangkan


dengan saksama dan sungguh-sungguh hal-hal yang bersifat mendasar yang dihadapi oleh rakyat,
bangsa, dan negara, serta dengan menggunakan kewenangannya berdasarkan Pasal 37 Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia mengubah dan/atau menambah Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, Pasal 19,
Pasal 20 Ayat (5), Pasal 20A, Pasal 22A, Pasal 22B, Bab IXA, Pasal 25E, Bab X, Pasal 26 Ayat
(2) dan Ayat (3), Pasal 27 Ayat (3), Bab XA, Pasal 28A, Pasal 28B, Pasal 28C, Pasal 28D, Pasal
28E, Pasal 28F, Pasal 28G, Pasal 28H, Pasal 28I, Pasal 28J, Bab XII, Pasal 30, Bab XV, Pasal
36A, Pasal 36B, dan Pasal 36C Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

Perubahan tersebut ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 2000. Perubahan kedua berkaitan dengan
hal-hal sebagai berikut.
1. Penegasan susunan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri atas
Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kota, atas dasar penyelenggaraan prinsip
otonomi daerah dengan memerhatikan kekhususan, keistimewaan, dan keragaman
daerah.
2. Terdapat atribusi langsung dari amandemen Pasal 22A akan perlunya UU tentang Tata
Cara Pembentukan UU
3. Pengaturan mengenai hak asasi manusia lebih rinci dan luas
4. Terdapat pemisahan secara tegas mengenai lembaga, struktur, dan ruang lingkup antara
TNI yang berfungsi sebagai alat pertahanan negara dan Polri sebagai alat keamanan dan
ketertiban masyarakat serta penegakan hukum.

c . Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 Setelah mempelajari, menelaah, dan mempertimbangkan


dengan saksama dan sungguh-sungguh hal-hal yang bersifat mendasar yang dihadapi oleh rakyat,
bangsa, dan negara, serta dengan menggunakan kewenangannya berdasarkan Pasal 37 Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia mengubah dan/atau menambah Pasal 1 Ayat (2) dan (3); Pasal 3 Ayat (1),
(3), dan (4); Pasal 6 Ayat (1) dan Ayat (2);
3. Jelaskan tentang struktur lembaga negara pada masa reformasi Berikut
merupakan struktur lembaga negara pada masa reformasi Lembaga
Negara Sebelum Amandemen

1. MPR

Sebelum amandemen, MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) merupakan lembaga tertinggi


negara yang diberikan kekuasaan tak terbatas. Pada saat itu MPR memilikiwewenang untuk :

- Membuat putusan yang tidak dapat ditentang oleh lembaga negara lain, termasuk

-menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang pelaksanaaanya

dimandatkan kepada Presiden.

-Mengangkat Presiden dan Wakil Presiden.

-Meminta dan menilai pertanggungjawaban Presiden mengenai pelaksanaan GBHN.

-Memberhentikan presiden bila yang bersangkutan melanggar GBHN

-Mengubah Undang-Undang Dasar.

-Menetapkan pimpinan majelis yang dipilih dari dan oleh anggota MPR.

-Memberikan keputusan terhadap anggota yang melanggar sumpah anggota MPR

-Menetapkan peraturan tata tertib Majelis

2. DPR

DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) adalah lembaga perwakilan rakyat yang tidak dapat
dibubarkan oleh Presiden. Anggota DPR adalah Anggota Partai Politik peserta pemilu yang dipilih
oleh rakyat. DPR tidak bertanggung jawab terhadap Presiden. Sebelum diadakannya amandemen,
tugas dan wewenang DPR adalah:

-Mengajukan rancangan undang-undang

-Memberikan persetujuan atas Peraturan Perundang-undangan (Perpu)

-Memberikan persetujuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

-Meminta MPR untuk mengadakan sidang istimewa.

3. Presiden

Presiden adalah lembaga negara yang memiliki kekuasaan untuk menjalankan

pemerintahan. Di Indonesia, presiden menjabat sebagai kepala negara dan juga kepala
pemerintahan. Sebelum amandemen dilakukan Presiden diangkat oleh MPR dan bertanggung
jawab kepada MPR. Selain itu sebelum amandemen juga tidak dijelaskan adanya aturan mengenai
batasan periode jabatan seorang presiden dan mekanisme yang jelas mengenai pemberhentian
presiden dalam masa jabat. Selain itu pada masa sebelum amandemen, Presiden memiliki hak
prerogatif yang besar

Adapun wewenang Presiden antara lain:

-Memegang posisi dominan sebagai mandatori MPR

-Memegang kekuasaan eksekutif, kuasaan legislatif dan yudikatif.

-Mengangkat dan memberhentikan anggota BPK

-Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang dalam situasi yang

memaksa

-Menetapkan Peraturan Pemerintah

-Mengangkat dan memberhentikan meteri-menteri


4. Mahkamah Agung (MA)

Sebelum amandemen Undang-undang Dasar 1945, kekuasaan kehakiman dilakukan hanya


oleh mahkamah agung. Lembaga mahkamah agung bersifat mandiri dan tidak boleh diintervensi
atau dipengaruhi oleh cabang kekuasaan lainnya. Wewenang sebelum amandemen :

-Berwenang mengadili pada tingkat kasasi

-Menguji peraturan perundang-undangan

-Mengajukan tiga orang hakim konstitusi

-Memberikan pertimbangan kepada presiden untuk memberikan grasi dan rehabilitasi.

5. BPK (Badan Pemeriksaan Keuangan)

Sebelum amandemen tidak banyak dijelaskan menenai BPK. BPK bertugas untuk

memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara. Hasil dari pemeriksaan

keuangan tersebut kemudian dilaporkan kepada DPR.

6. DPA (Dewan Pertimbangan Agung)

DPA memiliki kewajiban untuk memberi jawaban terhadap pertanyaan Presiden. DPA juga
serta berhak untuk mengajukan usulan kepada pemerintah. Sama Seperti BPK, UUD 1945 tidak
banyak menjelaskan tentang DPA

Sesudah Amandemen
1. MPR

Setelah amandemen, MPR adalah lembaga tinggi negara yang memiliki kedudukan sejajar
dengan lembaga tinggi lainnya. MPR juga kehilangan i wewenang untuk memilih presiden dan
wakilnya. Selain itu diatur juga mengenai sistem keanggotaan MPR yaitu:

-MPR terdiri atas Anggota DPR dan DPD .

-Anggota MPR memiliki masa jabat selama 5 tahun.

-Mengucapkan sumpah atau janji sebelum menjalankan amanat sebagai anggota MPR

-Tugas dan Wewenang MPR setelah amandemen:

Amandemen dan menetapkan Undang-Undang Dasar

Melantik Presiden dan wakil Presiden yang dipilih lewat Pemilu

Memutuskan usulan yang diajukan DPR berdasarkan keputusan MK dalam hal

pemberhentian presiden atau wakilnya

MPR diharuskan untuk bersidang paling tidak sekali dalam 5 tahun.

Untuk memberhentikan Presiden, harus didapat suara setidak dua pertiga dengan

minimum kehadiran anggota dalam sidang sebanyak tiga perempat dari total jumlah

anggota MPR. Dalam mengamandemen dan menetapkan UUD, suara yang dicapai harus dua
pertiga dari total suara MPR Selain sidang-sidang diatas, sekurang-kurangnya mendapatkan suara
50%+1 dari jumlah anggota MPR.

2. DPR

Pasca dilakukannya perubahan terhadap UUD, DPR semakin diperkuat

keberadaannya. Kini DPR memiliki wewenang untuk membuat Undang-undang.

Wewenang ini sebelum amandemen dimiliki oleh Presiden.


Tugas, wewenang dan fungsi DPR setelah Amandemen:

-Membentuk undang-undang bersama dengan presiden agar dicapai persetujuan

bersama

-Membahas dan memberikan persetujuan atas peraturan pemerintan pengganti

undang-undang

-Menerima dan membahas usulan RUU dari DPD mengenai bidang tertentu.

-Menetapkan APBN bersama dengan Presiden dengan memperhatikan pertimbangan

DPD

-Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN serta kebijakan pemerintah.

Hak-hak DPR

-Hak Interpelasi, yaitu hak untuk meminta keterangan kepada pemerintah

-Hak angket, merupakan hak untuk menyelidiki pelaksanaan UU dan kebijakan yang

dibuat pemerintah

-Hak imunitas, yaitu hak kekebalan hukum. Anggota DPR tidak bisa dituntut karena

pernyataan atau pertanyaan yang dikemukakan dalam rapat DPR selama hal tersebut

tidak melanggar kode etik

-Hak menyatakan pendapat, DPR berhak untuk berpendapat mengenai:

-Pelaksanaan hak angket dan hak interpelasi.

Dugaan bahwa Presiden atau wakil persiden melakukan pelanggaran hukum.

Kebijakan yang diambil oleh pemerintah tentang kejadian luar biasa baik di dalam

maupun luar negeri.


3. Presiden

Setelah amandemen, kini rakyat dapat secara langsung memilih presidennya lewat pemilihan
umum. Presiden juga tidak perlu lagi bertanggung jawab kepada MPR karena posisi antara MPR
dan Presiden kini sama tinggi.

Wewenang Presiden yang berubah setelah amandemen antara lain:

-Hakim agung dipilih oleh presiden berdasarkan pengajuan KY dan disetujui oleh DPR.

-Anggota BPK tidak lagi diangkat oleh Presiden, kini presiden hanya meresmikan

nggota BPK, yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD

-Wewenang yang dimiliki oleh presiden setelah Amandemen diantaranya:

Memegang kekuasaan pemerintah menurut UUD

Memegang kekuasaan tertinggi atas AD, AL dan AU

Melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan RUU bersama DPR

Mengesahkan RUU menjadi UU

Menetapkan peraturan pemerintah

Mengangkat dan memberhentikan meteri-menteri

Menyatakan membuat perdamaian dan perjanjian dengan persetujuan DPR

Mengangkat duta dan konsul

Menerima penempatan duta negara lain denganpertimbangan DPR

Memberi grasi dan rehabilitasi berdasarkan pertimbangan MA

Memberi amnesti dan abolisi berdasar pertimbangan DPR

Menetapkan hakim agung yang dicalonkan KY dan disetujui DPR


Menetapkan hakim konstitusi yang calonnya diajukan oleh DPR dan MA

Mengangkat dan memberhentikan KY dengan persetujuan DPR.

4. DPD

DPD (Dewan Perwakilan Daerah) merupakan lembaga yang dibentuk setelah

amandemen. DPD merupakan langkah untuk mengakomodir kepentingan daerah di

tingkat nasional. Tugas dan wewenang DPD

-Mengajukan RUU pada DPR yang berkaitan dengan otonomi daerah

-Memberi pertimbangan tentang RUU perpajakan, pendidikan dan keagamaan.

5. BPK

BPK merupakan lembaga tinggi Negara yang memiliki wewenang untuk mengawas serta
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, temuan BPK dilaporkan kepada
DPR dan DPD, kemudian ditindak oleh penegak hukum. BPK berkantor di ibukota negara dan
memiliki perwakilan di setiap provinsi. DPR memilih anggota BPK dengan pertimbangan DPD.
Barulah setelah itu Anggota baru diresmikan oleh Presiden.

6. DPA. Keberadaan DPA dihapuskan pada amandemen UUD 1945 yang ke 4

7. MA

MA merupakan lembaga negara yang memiliki kuasa untuk menyelenggarakan


peradilan bersama-sama dengan MK. MA membawahi badan peradilan dalam wilayah Peradilan
Umum, Peradilan militer, Peradilan Agama, dan Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN). Kewajiban
dan wewenang MA

-Memiliki fungsi yang berhubungan dengan kuasa kehakiman. Fugsi ini diatur dalam

UU

-Berwenang mengadili di tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di

bawah Undang-Undang.

-Mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh Undang-Undang

-Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitasi

-Mengajukan anggota Hakim Konstitusi sebanyak 3 orang

8. MK (Mahkamah Konstitusi)

Keberadaan MK dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian konstitusi. Bersama dengan MA,


MK menjadi lembaga tinggi negara yang memegang kuasa kehakiman. Anggota Hakim Konstitusi
ditetapkan oleh Presiden, sedang calonnya diusulkan oleh MA, DPR dan pemerintah. MK
Mempunyai kewenangan:

-Menguji UU terhadap UUD

-Memutuskan sengketa kewenangan antar lembaga negara

-Memutuskan pembubaran partai politik

-Memutuskan sengketa yang berhubungan dengann hasil pemilu

-Memberikan putusan tentang dugaan pelanggaran oleh presiden atau wakilnya.


9. Komisi Yudisial (KY)

Komisi Yudisial berfungsi mengawasi perilaku hakim dan mengusulkan nama calon Hakim
Agung. KY merupakan lembaga negara yang bersifat mandiri. Anggota Komisi Yudisial terdiri
atas 7 orang yaitu, dua orang mantan hakim, dua orang akademisi hukum, dua orang praktisi
hukum, dan satu dari anggota masyarakat. Anggota Komisi Yudisial memegang jabatan selama
masa 5 (lima) tahun.

Wewenang dan tanggung jawab KY,

-Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc MA.

-Menjaga dan menegakkan kehormatan, martabat, serta perilaku hakim.

Dengan MA, bersama menetapkan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH)

-Menegakkan KEPPH.
4. JELASKAN SISTEM DEMOKRASI DAN JALANNYA PEMILU PADA MASA
REFORMASI YANG BERLANDASKAN SILA KE 4?

Perkembangan Demokrasi Pada Masa Reformasi (1998 Sampai Dengan Sekarang)

Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden
Soeharto, maka Indonesia memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari
kebijakan reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan
negara yang berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya
UUD 1945 (bagian Batang tubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan
kehidupan kenegaraan di era Orde Baru.

Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto ke
Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.

Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:

Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi


Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referandum
Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari KKN
Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil
Presiden RI
Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV

Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemilihan umum sudah dua kali yaitu tahun
1999 dan tahun 2004.

Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokrasi Pancasila,
namun berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi perlementer tahun 1950
1959. Perbedaan demokrasi reformasi dengan demokrasi sebelumnya adalah:

Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya.
Ritasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampi pada tingkat desa.
Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.
Sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat
Pelaksanaan Pemilu Masa Reformasi

Berakhirnya rezim Orde Baru, telah membuka peluang guna menata kehidupan demokrasi.
Reformasi politik, ekonomi dan hukum merupakan agenda yang tidak bisa ditunda. Demokrasi
menuntut lebih dari sekedar pemilu. Demokrasi yang mumpuni harus dibangun melalui struktur
politik dan kelembagaan demokrasi yang sehat. Namun nampaknya tuntutan reformasi politik,
telah menempatkan pelaksanan pemilu menjadi agenda pertama.

Pemilu pertama di masa reformasi hampir sama dengan pemilu pertama tahun 1955
diwarnai dengan kejutan dan keprihatinan. Pertama, kegagalan partai-partai Islam meraih suara
siginifikan. Kedua, menurunnya perolehan suara Golkar. Ketiga, kenaikan perolehan suara PDI P.
Keempat, kegagalan PAN, yang dianggap paling reformis, ternyata hanya menduduki urutan
kelima. Kekalahan PAN, mengingatkan pada kekalahan yang dialami Partai Sosialis, pada pemilu
1955, diprediksi akan memperoleh suara signifikan namun lain nyatanya.

Walaupun pengesahan hasil Pemilu 1999 sempat tertunda, secara umum proses pemilu
multi partai pertama di era reformasi jauh lebih Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia (Luber)
serta adil dan jujur dibanding masa Orde Baru. Hampir tidak ada indikator siginifikan yang
menunjukkan bahwa rakyat menolak hasil pemilu yang berlangsung dengan aman. Realitas ini
menunjukkan, bahwa yang tidak mau menerima kekalahan, hanyalah mereka yang tidak siap
berdemokrasi, dan ini hanya diungkapkan oleh sebagian elite politik, bukan rakyat.

Pemilu 2004, merupakan pemilu kedua dengan dua agenda, pertama memilih anggota
legislatif dan kedua memilih presiden. Untuk agenda pertama terjadi kejutan, yakni naiknya
kembali suara Golkar, turunan perolehan suara PDI-P, tidak beranjaknya perolehan yang
signifikan partai Islam dan munculnya Partai Demokrat yang melewati PAN. Dalam pemilihan
presiden yang diikuti lima kandidat (Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati Soekarno Putri,
Wiranto, Amin Rais dan Hamzah Haz), berlangsung dalam dua putaran, telah menempatkan
pasangan SBY dan JK, dengan meraih 60,95 persen.
5. Apakah pada reformasi terjadi penguatan atau pelemahan pancasila?
Tunjukkan melali kasus!

Pada saat masa reformasi terjadi pelemahan implementasi nilai pancasila terlihat dari proses
indoktrinasi yang dilakukan oleh pemerintahan Orde Baru melalui pelaksanaan P4 (Pedoman
Penghayatan Dan Pengamalan Pancasila) yang digunakan hanya sebagai control terhadap
masyarakat untuk mengamankan kekuasaan, berlanjut dengan pelaksanaan asas tunggal pada era
80-an bagi seluruh organisasi politik. Hal ini sangat jauh bertentangan dengan sifat Pancasila
sebagai Ideologi yang terbuka yang bersifat dinamis (tanpa kehilangan nilai-nilainya) dan
menghargai serta melindungi kemajemukan (Bhineka Tunggal Ika).

Pada era reformasi, pancasila kehilangan ruh nya dan kehilangan nilai-nilai esensial yang
ada didalam pancasila tersebut. Hal ini tentu saja sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu
pada saat Orde Baru, dimana Pancasila dijadikan alat kekuasaan oleh rezim yang berkuasa untuk
mengontrol masyrakat dan seluruh aktifitas organisasi politik yang ada. Bahwa pemahaman
yang begitu simplistic terhadap pancasila, dan menjadikan pancsila sebagai alat untuk
mempertahankan kekuasaan telah menggeser jauh arti dari nilai-nilai pancsila yang terkandung
didalam 5 sila tersebut. Secara psikologis ada traumatis masyarakat yang diwariskan oleh rezim
orde baru dan kontstelasi politik nasional dengan munculnya proses reformasi serta liberalisasi
politik yang telah mengakibatkan Pancasila semakin tersudut.

Proses perumusan Pancasila yang ditempuh baik melalui sidang I BPUPKI pada tanggal 29
Mei sampai dengan 1 Juni 1945, sidang II BPUPKI pada tanggal 10 sampai dengan 16 Juli 1945
maupun Panitia Sembilan pada tanggal 22 Juni 1945 yang menghasilkan Piagam Jakarta,
merupakan sebuah proses yang panjang dalam usaha meletakkan dasar dan Ideologi Indonesia.
Hasil keputusan Piagam Jakarta merupakan peristiwa sejarah yang mengilhami berlakunya sila
pertama dari Pancasila saat ini. Perubahan sila I dari Ketuhanan dengan menjalankan syariat
bagi pemeluk-pemeluknya diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana telah
disahkan PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 sebagai Dasar Negara adalah bukti bahwa ada
usaha dari para pendiri bangsa untuk mendirikan suatu negara yang bukan berdasarkan atas
agama (Islam) melainkan sebuah negara yang didiami oleh orang-orang yang beragama.

Atas dasar tersebut maka seharusnya tidak pantas jika ada usaha-usaha untuk mereduksi
nilai-nilai pancasila tersebut dengan ideology yang bersifat sectarian maupun tindakan-tindakan
radikalisme seperti yang muncul dewasa ini. Secara obyektif, bahwa hal ini adalah salah satu
tantangan Pancasila yang nyata di hadapan kita. Harus ada pemahaman secara komprehensif
bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, yakni nilai keTuhanan, nilai Kemanusiaan,
nilai Persatuan, nilai Kerakyatan dan nilai Keadilan adalah cerminan dari karakter dan identitas
bangsa Indonesia yang santun, berbudi luhur dan memiliki semangat kebersamaan dan
patriotisme yang tinggi. Pemahaman yang kurang terhadap pancasila sebagai karakter dan jati
diri bangsa inilah yang kemudian menjadi sumber keterpurukan baik secara social, ekonomi,
budaya dan politik yang ada di Indonesia saat ini.

Dan juga penyelewengan dan penyimpangan dari nilai-nilai Pancasila dan ketentuan-
ketentuan yang terdapat pada UUD 1945, banyak dilakukan oleh pemerintah Orde Baru.
Demokrasi yang tidak dilaksanakan dengan semestinya akan menimbulkan permasalahan politik.
Ada kesan kedaulatan rakyat berada di tangan sekelompok tertentu, bahkan lebih banyak di
pegang oleh para penguasa. anggota MPR sudah diatur dan direkayasa, sehingga sebagian besar
anggota MPR itu diangkat berdasarkan ikatan kekeluargaan (nepotisme).

Terjadinya ketegangan politik menjelang pemilihan umum tahun 1997 telah memicu
munculnya kerusuhan baru yaitu konflik antar agama dan etnik yang berbeda. Ketika nilai tukar
rupiah semakin melemah, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 0% dan berakibat pada
iklim bisnis yang semakin bertambah lesu. Kondisi moneter Indonesia mengalami keterpurukan
yaitu dengan dilikuidasainya sejumlah bank pada akhir tahun 1997.. Sementara itu, pengaturan
perekonomian pada masa pemerintahan Orde Baru sudah jauh menyimpang dari sistem
perekonomian Pancasila. Dalam Pasal 33 UUD 1945 tercantum bahwa dasar demokrasi
ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan
anggota-anggota masyarakat. Sebaliknya, sistem ekonomi yang berkembang pada masa
pemerintahan Orde Baru adalah sistem ekonomi kapitalis yang dikuasai oleh para konglomerat
dengan berbagai bentuk monopoli, oligopoly, dan diwarnai dengan korupsi dan kolusi.

Demontrasi di lakukan oleh para mahasiswa bertambah gencar setelah pemerintah


mengumumkan kenaikan harga BBM dan ongkos angkutan pada tanggal 4 Mei 1998. Puncak
aksi para mahasiswa terjadi tanggal 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti Jakarta. Aksi mahasiswa
yang semula damai itu berubah menjadi aksi kekerasan setelah tertembaknya empat orang
mahasiswa Trisakti yaitu Elang Mulia Lesmana, Heri Hartanto, Hendriawan Lesmana, dan
Hafidhin Royan.
DAFTAR PUSTAKA

SUMBER 1 : https://polmas.wordpress.com/2014/09/20/visi-misi-dan-program-aksi-
pemerintahan-joko-widodo-jusuf-kalla-2014-2019/

http://bdewanti12.blogspot.co.id/2012/10/tugas-masa-reformasi.html?m=1

http://rsalechfi.blogspot.co.id/2014/04/masa-pemerintahan-abdurahman-wahid.html?m=1

http://www.sejarah-negara.com/2014/04/masa-pemerintahan-megawati-
soekarnoputri.html?m=1#

https://www.google.co.id/amp/s/turwahyudin.wordpress.com/2008/05/15/visi-misi-dan-program-
kerja-pemerintahan-sby-jk/amp/

SUMBER 2: http://www.spengetahuan.com/2017/03/pengertian-dan-fungsi-amandemen-uud-
1945-lengkap.html

https://ppknsmp123.blogspot.co.id/2016/01/jelaskan-tentang-amandemen-uud-1945-dan.html

SUMBER 3:
https://www.google.co.id/amp/s/guruppkn.com/struktur-lembaga- negara-sebelum- dan-
sesudah-amandemen/amp

SUMBER 4:

http://sistempemerintahannegaraindonesia.blogspot.co.id/2015/11/sejarah-perkembangan-
demokrasi-di.html?m=1

http://www.sridianti.com/perbandingan-pelaksanaan-pemilu-orde-lama-orde-baru-dan-
reformasi.html

SUMBER 5: ulfaalhana.blogspot.com/2014/01/wajah-indonesia-di-masa-orde-
baru.html

Anda mungkin juga menyukai