NPM : A10200232
Prodi : S1 Manajemen
Dosen : Henny Utarsih.,S.E.,M.Si.
Mata Kuliah : Perekonomian Indonesia (E)
Tugas Pertemuan Ke-11
1. Debirokratisasi dan Deregulasi Pada Masa Presiden B. J. Habibie (21 Mei 1998 - 20
Oktober 1999)
Pada saat lengsernya Soeharto setelah menjadi Presiden RI selamakurang lebih 32 tahun,
Indonesia baru memiliki dua Presiden dalamhampir 53 tahun. Setelah itu, presiden-presiden silih
berganti denganamat cepat. Habibie yang menggantikan Soeharto bertahan hampir
18 bulan. Penunjukan Habibie sebagai Presiden dipandang banyak pihaksebagai perpanjangan
era kekuasaan Soeharto yang tidak sah. Alhasil Habibie menjadi sasaran banyak demonstrasi,
namun Habibie ketikaitu mengejutkan para pengritiknya. Masa jabatan Habibie sejak
awalditandai pengakuan pragmatis dan juga keyakinannya bahwa harusmemerintah secara
reformis, sebab kalau tidak bisa saja terjadi revolusi.
a. Pemberian Otonomi seluas-luasnya kepada daerah, birokrasi yangdulunya sentralistik
bergeser ke pemerintahan yangterdesentralisasi melalui TAP MPR XV, 1998. Misalnya
terkaitDepertemen Kehutanan mengalihkan sejumlah wewenang kepadakabupaten PP
62/1998 meliputi rehabilitasi, reforestasi, konservasitanah dan air, pengelolaan hutan
lindung, penyuluhan, sertakegiatan kehutanan skala kecil masyarakat; budidaya lebah
madudan ulat sutra.
b. Pencabutan UU No. 11/PNPS/1963 tentang PemberantasanKegiatan Subversi. Karena
dianggap sangat beraroma represif,tidak menghiraukan HAM, simbol keangkuhan rezim
penguasawaktu itu (pra reformasi) khususnya militer atau rezim otoritarian,mengabaikan
rasa keadilan rakyat serta dapat menjadi entry point (celah masuk) bagi militer untuk
kembali mencengkeramkekuasaan di negeri ini.
c. Mencabut lima paket undang-undang tentang politik yaitu yaituundang-undang tentang
Pemilu; Susunan, Kedudukan, Tugas, danWewenang MPR/DPR; Partai Politik dan
Golkar; Referendum;serta Organisasi Massa. Sebagai gantinya, DPR berhasil membuattiga
undang-undang politik baru, yaitu : undang-undang partai politik, pemilihan umum, dan
susunan serta kedudukan MPR, DPR, serta DPRD
d. Pencabutan pembredelan pers dan penyederhanaan permohonan SIUP untuk memberikan
kebebasan terhadap pers, sehungga muncul berbagai macam media massa cetak, baik surat
kabar maupun majalah.
e. Pencabutan UU No. 23/Prp/1959 tentang Keadaan Bahaya yangakan diganti dengan UU
Penanggulangan Keadaan Bahaya. Namun pada 7 September 1999 pukul 00.00 waktu Dili
karena situasi yangmemanas pasca jajak pendapat di Timor Timur. Pemerintah
memutuskan penggunaan kembali UU No. 23/Prp/1959. Kemudian dengan Keppres No.
112/1999, Habibie mencabut keadaan daruratmiliter di bumi Lorosae, Timor-Timor.
f. Dalam bidang perekonomian, Habibie melakukan beberapa tindakan. Hal-hal yang
dilakukan Habibie di bidang ekonomi, antara lain : merekapitulasi perbankan,
merekapitulasi perekonomian Indonesia, melikuidasi beberapa bank bermasalah, menaikan
nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika hingga di bawah Rp. 10.000,00-,
mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan oleh IMF.
g. Mengurangi jumlah kursi ABRI di DPR yang sebelumnya berjumlah 75 orang menjadi 38
orang. Langkah lain adalah memisahkan POLRI dan ABRI pada tanggal 5 Mei 1999 dan
namaABRI kemudian dihapuskan menjadi TNI.
3. Debirokratisasi dan Deregulasi Pada Masa Presiden MegawatiSoekarno Putri (23 Juli 2001
- 20 Oktober 2004)
Pengganti Gus Dur adalah wakilnya sendiri, yaitu Megawati SoekarnoPutri. Banyak
pengamat politik ketika itu menjuluki Megawati sebagaisosok "polos namun peragu".
a. Privatisasi BUMN
b. Dibentuknya lembaga baru yang konsentrasi pada penghapusan Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme, yaitu berdirinya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di mana tindakan
yang dilakukanoleh lembaga ini cukup banyak membuahkan hasil, dengan mengungkap
banyak kasus mega korupsi baik dilembaga legislatif (DPR), Eksekutif (Korupsi di
Departemen, Bank Indonesia) dan Yudikatif (korupsi di MA, Kejaksaan, dan Kepolisian)
4. Debirokratisasi dan Deregulasi Pada Masa Presiden SusiloBambang Yudhoyono (20
Oktober 2004 - 20 Oktober 2009 dan 20Oktober 2009 - 20 Oktober 2014)
Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai Presiden pengganti Megawati menampilkan citra yang
berbeda. Lebih terukur dan penuh perhitungan.
a. Privatisasi BUMN. Wapres Jusuf Kalla mengemukakan bahwa dari135 BUMN yang
dimiliki pemerintah, jumlahnya akan diciutkanmenjadi 69 di tahun 2009, dan 25 BUMN
pada tahun2015. Artinya, sebagian besar BUMN itu bakal dijual ke pihakswasta/asing
Wapres Jusuf Kalla mengemukakan bahwa dari 135 BUMN yang dimiliki pemerintah,
jumlahnya akan diciutkanmenjadi 69 di tahun 2009, dan 25 BUMN pada tahun 2015.
Artinya, sebagian besar BUMN itu akan dijual ke pihak swasta/asing.
5. Debirokratisasi dan Deregulasi Pada Masa Presiden Joko Widodo(20 Oktober 2014 -
Sekarang)
a. Pemerintah mensinkronkan berbagai Perda terkait perdagangan daninvestasi. Sebanyak
3.000 Perda sudah dibatalkan karena tidak kondusif bagi kemajuan perdagangan dan
kemudahan berusaha.Perda yang dibatalkan tersebut terkait dengan urusan
perdagangandan investasi.
b. Penyederhanaan prosedur dan izin. Total ada 94 prosedur yangdisederhanakan menjadi
49 prosedur. Jumlah izin dari 9 diubah menjadi 6, jumlah untuk memulai usaha dari 1566
menjadi 132 hari
c. Deregulasi perizinan di Kemendag dan kemudahan bisnis bagi UKM yang tertuang dalam
paket kebijakan ekonomi jilid XII. Di Kemendag, ada 169 perizinan yang melalui paket
deregulasi dan debirokrtisasi, telah dipangkas 45 izin (28,9%). Terkait pengamanan pasar
dalam negeri, pemerintah telah menyusun beberapa mekanisme pengawasan terkait
implementasi ketentuan mengenai Standar Nasional Indonesia (SNI). Mekanisme
pengawasan yang dilakukan melalui penyederhanaan dokumen yang semula berupa Surat
Pendaftaran Barang (SPB) menjadi Nomor Pendaftaran Barang (NPB) untuk pengawasan
pra-pasar terhadap produk impor. Sedangkan terkait rasionalisasi impor,
pemerintah tetap berupaya mengendalikan arus masuk barangimpor ke dalam wilayah
pabean Indonesia dalam rangkamendukung aspek Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan
Lingkungan(K3L). Dalam kegiatan ekspor impor, beberapa perizinan dihapus,seperti
Nomor Pengenal Importir Khusus (NPIK), ImportirTerdaftar (IT), Importir Produsen
(IP), dan Eksportir Terdaftar (ET). “Bahkan service level agreement (SLA) perizinan
berhasil dipercepat; dari yang semula 5 hari menjadi 3 hari. Sementarakemudahan bisnis
bagi UKM yang tertuang dalam paket kebijakanekonomi jilid XII adalah sebagai berikut
- Memulai usaha : Awalnya 13 prosedur diubah menjadi 7 prosedur. Waktu: 47 hari
diubah menjadi 10 hari. Biaya R 6,8 juta sampai Rp 7,8 juta menjadi Rp 2,7 juta.
Jumlahizin, dari 5 menjadi 3. Pendirian PT yang harus denganmodal awal minimal
Rp 50 juta, namun khusus untuk UKMmodal dasar berdasarkan kesepakatan para
pendiri yangdituangkan dalam akta pendirian PT.
- Perizinan pendirian bangunan: Sebelumnya 17 prosedur diubah jadi 14 prosedur.
Waktunya 210 hari jadi 52 hari.Biaya Rp 86 juta menjadi Rp 70 juta. Jumlah izin,
dari 4menjadi 3.
- Pendaftaran properti: Sebelumnya ada 5 prosedur diubahmenjadi 3 prosedur.
Waktunya dari 25 hari, menjadi 7 hari.Biaya, sebelumnya 10,8% dari nilai properti,
sekarangmenjadi 8,3% dari nilai properti.
- Pembayaran pajak : sebelumnya ada 54 kali pembayaran pajak yang harus dilakukan
UKM, dipangkas menjadi 10 kali dengan system online.
- Akses perkreditan: Sebelumnya belum ada biro kreditswasta/lembaga pengelola
informasi perkreditan. Sekarang,telah diterbitkan izin usaha kepada 2 biro kredit
swasta/lembaga pengeleola infiormasi perkreditan.
- Penegakan kontrak: sebelumnya penyelesain gugatansederhana belum diatur.
Kemudian, waktu penyelesaian perkara itu sampai 471 hari. Kini, di kebijakan yang
baru ini diatur penyelesaian gugatan sederhana, jumlah prosedurmenjadi 8 dan 11
prosedur jika ada banding. Penyelesaian perkara dari 471 hari, menjadi 28 hari, dan
38 hari jika ada banding.
- Penyambungan listrik: sebelumnya penyambungan itu butuh 5 prosedur, waktunya
80 hari, biaya SLO (Sertifikat Laik Operasi) Rp 17,5 per VA, biaya penyambungan
Rp969 per VA, serta uang jaminan langganan harus dalam bentuk tunai. Sekarang,
diubah prosedur cuma 4, waktunya 25 hari, biaya SLO Rp 15 per VA, biaya
penyambungan Rp775 per VA, serta uang jaminan langganan dapatmenggunakan
bank garansi.
- Perdagangan lintas negara : sebelumnya offline, sekarang bias online dengan
menggunakan online modul untuk pemberitahuan ekspor barang dan pemberitahuan
impor barang. Selain itu, ada batas waktu penumpukan di pelabuhan paling lama 3
hari.
- Penyelesaian perkara kepailitan: Sebelumnya biaya kuratordihitung berdasarkan nilai
harta debitur dan waktu pemberesan 730 hari, recovery cost 30%. Sekarang ini
diaturan ini, biaya sudah diatur dan dihitung berdasarkan nilai utang, dan berdasarkan
nilai pemberesan.
- Perlindungan terhadap investor minoritas sebelumnya peraturan ada tapi kurang
sosialisasi. Sekarang diperluas sosialisasinya.
- Contoh lainnya, adalah dengan pemberlakuan sistem satu atap dalam pembuatan
paspor dan dokumen kewarganegaraan bagi para TKI, pengurusan perizinan (misal
kegiatan) atau pembuatan surat penting lainnya, yang biasanya memakan waktu dan
melibatkan banyak departemen atau dinas menjadi lebih sederhana. Bahkan halyang
paling kecil, yaitu pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pada tataran kecamatan
atau desa prosesnya akan lebih sederhana. Kemudian, pelaksanaan debirokrasi dan
deregulasi juga dapatdilihat pada penerimaan CPNS yang terpusat di BKN dengan
menggunakan sistem CAT sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 Tentang ManajemenPegawai Negeri Sipil berdasarkan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara mencabut ketentuan mengenai Kepegawaian Daerah yang diatur dalam Bab
V Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
RepublikIndonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844) dan peraturan pelaksanaannya.
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014Tentang Aparatur Sipil
Negara, mencabut ketentuan mengenaiKepegawaian Daerah yang diatur dalam Bab
V Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimanatelah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor12 Tahun 2008 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indoneisa Nomor 4844) dan peraturan pelaksanaannya.