Presiden: Soekarno
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi parlementer. Sistem parlementer ini mulai
berlaku sebulan setelah kemerdekaan diproklamasikan. Sistem ini kemudian diperkuat dalam UndangUndang Dasar 1949 (Konstitusi RIS) dan Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950. Meskipun
sistem ini dapat berjalan dengan memuaskan di beberapa negara Asia lain, sistem ini ternyata kurang
cocok diterapkan di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan melemahnya persatuan bangsa. Dalam UUDS
1950, badan eksekutif terdiri dari Presiden sebagai kepala negara konstitusional (constitutional head) dan
perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.
Demokrasi Terpimpin/ Orde Lama (1959-1965)
Presiden: Soekarno
Pandangan A. Syafii Maarif, demokrasi terpimpin sebenarnya ingin menempatkan Soekarno seagai
Ayah dalam famili besar yang bernama Indonesia dengan kekuasaan terpusat berada di tangannya.
Dengan demikian, kekeliruan yang besar dalam Demokrasi Terpimpin Soekarno adalah adanya
pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi yaitu absolutisme dan terpusatnya kekuasaan hanya pada
diri pemimpin. Selain itu, tidak ada ruang kontrol sosial dan check and balance dari legislatif terhadap
eksekutif.
Demokrasi Pancasila yang Murni Dan Konsekuen / Orde Baru (1965-1998)
Presiden: Soeharto
Ciri-ciri demokrasi pada periode Orde Lama antara lain presiden sangat mendominasi pemerintahan,
terbatasnya peran partai politik, berkembangnya pengaruh komunis, dan meluasnya peranan ABRI
sebagai unsur sosial politik. Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde Baru ditandai oleh; dominannya peranan
ABRI, birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik, pembatasan peran dan fungsi partai
politik, campur tangan pemerintah dalam persoalan partai politik dan publik, masa mengambang,
monolitisasi ideologi negara, dan inkorporasi lembaga nonpemerintah.
Reformasi (1998-Sekarang)
Presiden: BJ. Habibie, Abdurrahman Wahid (Gusdur), Megawati Soekarnoputri dan Susilo
Bambang Yudhoyono.
Orde reformasi ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998. Jabatan
presiden kemudian diisi oleh wakil presiden, Prof. DR. Ir. Ing. B.J. Habibie. Turunnya presiden Soeharto
disebabkan karena tidak adanya lagi kepercayaan dari rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru. .
Bergulirnya reformasi yang mengiringi keruntuhan rezim tersebut menandakan tahap awal bagi transisi
demokrasi Indonesia. Transisi demokrasi merupakan fase krusial yang kritis karena dalam fase ini akan
ditentukan ke mana arah demokrasi akan dibangun.
Sumber : http://www.pustakasekolah.com/periode-demokrasi-di-indonesia.html
Sebagai penjabaran atas ketentuan pasal 33 ini telah di lahirkan sejumlah UU,antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
UU No.5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat
c.Demokrasi dalam bidang hukum pada hakikatnya bahwa perlakuan dan perlindungan
HAM,peradilan yang bebas yang tidak memihak.Dengan demikian secara umum dapat di
jelaskan bahwa watak demokrasi pancasila tidak berbeda dengan demokrasi pada
umumnya.Karena demokrasi pancasila memandang kedaulatan rakyat sebagai inti dari sistem
demokrasi.Karenanya rakyat mempunyai hak yang sama untuk menuntukan dirinya sendiri.
Bagaimana perkembangan demokrasi pancasiala selanjututnya tidak ada orang yang dapat
menjawab pertannya itu.tetapi yang sudah di dapat di pastikan ialah bahwa perkembangan
demokrasi di negara kita di tentukan batas-batasnya tidak hanya oleh keadaan
social,kulturia,geografis dan ekonomi,tetapi juga oleh penilaian kita mengenai pengalaman kita
pada masa yang lampau.
d.Demokrasi Pada Periode 1998-sekarang
Runtuhnya rezim otoriter orde baru telah membawa harapan baru bagi tumbuhnya demokrasi di
Indonesia.Bergulirnya reformasi yang mengiringi keruntuhan rezim tersebut menandai tahap
awal bagi transisi demokrasi Indonesia.Sukses atau gagalnya suatu transisi demokrasi sangat
bergantung pada empat faktor kunci yakni,1)komposisi elite politik,2)desain institusi
politik,3)kultur politik atau perubahan sikap di terhadap politik di kalangan elit dan non
elite,4)peran civil society(masyarakat madani).Keempat faktor itu harus berjalan secara sinergis
dan berkelindan sebagai modal untuk mengonsolidasikan demokrasi.
Dalam suksesnya demokrasi Indonesia mungkin para peran civil society(masyarakat madani)
untuk mengurangi polarisasi politik dan menciptakan kultur toleransi.
Prisip-prinsip demokrasi menurut inu kencana antara lain:
Adanya pembagian kekuasaan
Adanya pemilihan umum yang bebas
Adanya manajemen yang terbuka
Adanya kebebasan individu
Adanya peradilan yang bebas
Adanya pengakuan hak minoritas
Adanya pemerintahan yang berdasarkan hokum
Adanya pers yang bebas
Adanya beberapa partai politik
Adanya mustawarah
Adanya persetujuan parlemen
Adanya pemerintahan konstitusional
Adanya ketentuan tentang pendemokrasian
Adanya pengawasan terhadap administrasi public
Adanya perlindungan hak asasi
Adanya pemerintahan yang bersih
Adanya persaingan keahlian
Adanya mekanisme politik
Adanya kebijaksanaan Negara
Adanya pemerintahan yang mengutamakan tanggung jawab
1.
mufakatdankekeluargaan(gotong
Prof.Dardji Darmodiharjo
Demokrasi pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber kepada kepribadian dan falsapah
hidup bangsa Indonesia,yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan pembukaan
UUD 1945
b.
Prof.Drs.Notonegoro
Demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang di pimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam
permusyawaratan atau pun perwakilan yang berketuhanan YME,yang berkeprimanusiaan yang
adil dan beredab,yang mempersatukan Indonesia,dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Aspek Demokrasi Pancasila
a)
Bahwa demokrasi harus di jiwai dan di integrasikan oleh sila-sila lainnya.Karena itulah
pengertian demokrasi pancasila tidak hanya merupakan demokrasi ekonomi dan sosial.
b)
Aspek Formal
Demokrasi pancasila merupakan bentuk atau cara pengambilan keputusan (demokrasi politik)
yang di cerminkan oleh sila ke-4 yaitukerakatan yang di pimpin oleh hikmad ke bijaksanaan
dalam permusyawaratan dan perwakilan.
Sedangkan menurut prof.s.pamudji,demokrasi pancasila mengandung 6 aspek antara lain:
-aspek formal
-aspek optatif
-aspek material
-aspek organisasi
-aspek normatif
-aspek kejiwaan
b.
c.
Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada tuhan yang maha
esa,diri sendiri,dan orang lain.
d.
e.
f.
g.
Adapun unsur-unsur demokrasi pada umumnya dan penerapan berdasarkan asas pancasila
meliputi hal-hal sebagai berikut:
o
Sumber
:
uud45.html
http://kampushijaume.blogspot.co.id/2010/10/pengertian-demokrasi-menurut-
Seperti yang sama-sama kita ketahui Indonesia adalah negara demokrasi seperti yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke IV. Untuk itu negara kita harus memiliki
sistem demokrasi, berikut ini adalah beberapa sistem demokrasi yang pernah dan sedang
berlangsung di indonesia.
1.Demokrasi Libral
Demokrasi libral adalah suatu paham demokrasi yang menekankan pada kebebasan
individu, persamaan hukum, serta hak asasi bagi setiap warga negaranya.demokrasi libral
ditandai dengan dwitunggal Soekarno-Hatta sebagai kepala negara. Pada awalnya
demokrasi ditampilkan dalam berbagai sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pelaksanaan demokrasi di Indonesia di laksanakan petama kali pada pemilihan umum 1955.
Pemilu dilaksanakan dengan bebas, setiap warga negara dapat berpartisipasi baik sebagai
pemilih atau calon terpilih. Jumlah peserta pemilu tidak dibatasi oleh karena itu hasil pemilu
tidak ada yang mencapai suara mutlak.
Seiring berjalannya waktu, demokrasi dianggap gagal karena tidak mampu menjamin
stabilitan politik secara terus-menerus. Hal ini disebabkan oleh :
1). Adanya partai politik yang lebih mementingkan partai politiknya dari pada kepentingan
bangsa yang lebih penting.
2). Kondisi sosial-ekonomi masih rendah, dalam hal kebutuhan pokok, pendidikan, dan
kesempatan kerja.
3). Gagalnya kontituante membentuk undang-undang yang bersipat tetap.
Landasan hukum demokrasi libral di Indonesia yaitu:
1. Maklumat pemerintah tanggal 3 november 1945
2. Konstitusi RIS 1949
3. Konstitusi UUDS 1950
2. Demokrasi Terpimpin
Dekret Presiden 5 juli 1959 merupakan awal berahirnya demokrasi libral di Indonesia
sekaligus awal berlakunya demokrasi terpimpin. Demokrasi terpmpin adalah suatu pahan
demokrasi yang berintikan musyawarah mufakat secara gotong royong antara semua orang.
Sistem demokrasi terpimpin diperkenalkan oleh Presiden Soekarno, karena merasa kecewa
terhadap partai politik yang lebih mementingkan kepentingan partainya daripada
kepentingan bangsa. Demokrasi terpimpin berporoskan NASKOM (nasional,agama,komunis)
dan di sebut-sebut sebagi demokrasi yang tidak memperhatikan hak-hak asasi warga
negaranya. Pelaksanaan demokrasi terpimpin ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Presiden Soekarno memegang seluruh tampuk kekuasaan
2. Terbatasnya peranan partai politik dalam pemerintahan
3. Keberadaan Partai Komunis Indonesia semakin berpengaruh dan kuat
Pada masa demokrasi tepimpin, kedudukan preiden sangatlah kuat sebagai kepala negara
dan pemerintahan. Kabinet yang dibentuk dipimpin langsung oleh presiden. DPR hasil
pemilu 1955 di bubarkan dan digantikanoleh DPR GR. Hal ini sangat bertentangan dengan
UUD 1945.
Puncak berahirnya demokrasi tepimpin adalah terjadinya G30S/PKI. Pemberontakan ini
akibat dari berkembangnya Partai Komunis Indonesia yang didukung oleh presiden. PKI
bertujuan untuk menggantikan ideologi pancasila menjadi ideologi komunis. Dengan adanya
G30S/PKI telah meruntuhkan sistem demokrasi terpimpin. Landasan hukum demokrasi
terpimpin adalah:
1. Dekret presiden 5 juli 1959