Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


“SISTEM POLITIK ISLAM DAN DEMOKRASI”

DOSEN PEMBIMBING :

Drs. Sulaiman Gosalam, M.Si

DISUSUN :

Fadylah Daud D071191008


Zakiah Novacastry Niswar D071191014
Azzah Fadiyah D071191036
Fadhia Yunita Putri D071191044
Safryanto D071191046
Muhammad Fahryl A. Yani D071191066

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
DAFTAR ISI

Daftar Isi............................................................................................................................. 1

Kata Pengantar.................................................................................................................... 2

Bab I Pendahuluan.............................................................................................................. 3

I.I Latar Belakang................................................................................................... 3

I.II Rumusan Masalah.............................................................................................. 3

I.III Tujuan Pembahasan............................................................................................ 3

Bab II Pembahasan............................................................................................................. 4

II.I Sistem Politik Islami.......................................................................................... 4

II.II Pandangan Islam terhadap Demokrasi .............................................................. 4

II.III Kontribusi Umat Islam dalam Kehidupan Politik Indonesia.............................. 6

Bab III Penutup................................................................................................................... 17

III.I Kesimpulan......................................................................................................... 17

III.II Saran................................................................................................................... 17

Daftar Pustaka..................................................................................................................... 18
KATA PENGANTAR
‫الرحِيم‬ َّ ِ ‫بِ ْس ِم هَّللا‬
َّ ‫الر ْح َم ِن‬

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah,
dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan
agama islam dengan judul " SISTEM POLITIK ISLAM DAN DEMOKRASI " tepat pada
waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan


berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu,
dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin
memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Makassar, 31 Maret 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Secara umum, Islam adalah agama samawi yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi
Muhammad yang merupakan Rasul utusan-Nya dan Allah menjadikan Islam sebagai agama
yang Rahmatal lil’aalamiiin (rahmat bagi seluruh alam). Di dalamnya terdapat aturan dan
hukum yang dapat digunakan sebagai pedoman dan pegangan hidup bagi seluruh umat agar
selamat, baik di dunia dan akhirat. Sedangkan dari segi bahasa, kata “Islam” berasal dari
bahasa Arab yaitu dari “sallama” yang berarti selamat, sentosa dan sejahtera. Merupakan
bentuk masdar dari kata “aslama” yang berarti berserah diri, taat, patuh dan tunduk. Yang
maknanya pengertian Islam adalah agama yang senantiasa membawa keselamatan dan
kesejahteraan kepada manusia dengan cara menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah
SWT.

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki


hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan—
dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi
sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara
bebas dan setara. Demokrasi juga merupakan seperangkat gagasan dan prinsip tentang
kebebasan beserta praktik dan prosedurnya. Demokrasi mengandung makna penghargaan
terhadap harkat dan martabat manusia.

Demokrasi Islam adalah ideologi politik yang berusaha menerapkan prinsip-prinsip


Islam ke dalam kebijakan publik dalam kerangka demokrasi. Teori politik Islam
menyebutkan tiga ciri dasar demokrasi Islam: pemimpin harus dipilih oleh rakyat, tunduk
pada syariah, dan berkomitmen untuk mempraktekkan "syura", sebuah bentuk konsultasi
khusus yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW yang dapat ditemukan dalam berbagai
hadits dengan komunitas mereka. Pelaksanaan demokrasi Islam berbeda di negara-negara
mayoritas muslim, karena interpretasi syariah berbeda-beda dari satu negara ke negara lain,
dan penggunaan syariah lebih komprehensif di negara-negara di mana syariah menjadi dasar
bagi undang-undang negara.

Indonesia adalah sebuah negara hukum yang berbentuk kesatuan dengan


pemerintahan berbentuk republik dan sistem pemerintahan presidensial dengan sifat
parlementer. Indonesia tidak menganut sistem pemisahan kekuasaan melainkan pembagian
kekuasaan. Walaupun mayoritas penduduknya beragama Islam, Indonesia bukanlah sebuah
negara Islam.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah pada makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana Sistem Politik yang Islami ?
2. Bagaimana Pandangan Tentang Demokrasi (Teokrasi ) Perbedaan ?
3. Apa Saja Kontribusi Islam dalam Kehidupan Politik di Indonesia ?

C. TUJUAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai pada makalah ini, yaitu :
1. Mengetahui system politik yang islami
2. Mengetahui pandangan tentang demokrasi perbedaan
3. Mengetahui kontribusi Islam dalam kehidupan politik di Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

A. SISTEM POLITIK ISLAMI


Indonesia adalah sebuah negara hukum yang berbentuk kesatuan dengan
pemerintahan berbentuk republik dan sistem pemerintahan presidensial dengan sifat
parlementer. Indonesia tidak menganut sistem pemisahan kekuasaan melainkan pembagian
kekuasaan. Walaupun mayoritas penduduknya beragama Islam, Indonesia bukanlah sebuah
negara Islam.
Dalam islam, kekuasaan politik erat kaitannya dengan hukum atau al hukm.
Perkataan al hukm 210 kali diucapkan pada Al Qur'an. Dalam bahasa Indonesia, hukum
adalah peraturan, perundang-undangan, patokan atau kaidah dan keputusan atau vonis
(pengadilan). Adapun wujud kekuasaan politik dalam islam adalah sebuah sistem politik
yang berlandaskan hukum Allah yang terkandung dalam Al Qur'an, meskipun di dalamnya
tidak menyebutkan dengan egas bagaimana mewujudkan suatu sistem politik.
Perbedaan Islam politik dan politik Islam bisa ditarik dari sini. Islam politik
menjadikan tegaknya sistem politik Islam (‫ دولۃ اسالميۃ‬atau ‫ )خالفۃ اسالميۃ‬sebagai aspirasi dan
tujuan politik. Politik Islam, di seberang lain, menganggap politik penting dan nilai-nilai
Islam perlu diadaptasi sebagai inspirasi politik. Namun, politik adalah sarana (‫ )وسيلة‬karena
tujuan atau ‫ غاية‬sebenarnya adalah kehidupan adil, makmur, dan sejahtera (‫ة ورب‬YY‫دة طيب‬YY‫بل‬
‫)غفور‬. Sarananya boleh negara-bangsa dan demokrasi.
Di Indonesia, negara memfasilitasi pelaksanaan syariat Islam lain seperti haji, zakat,
perkawinan, dan keuangan berbasis syariah. Namun, pelaksanaan syariat Islam dianggap
belum kâffah karena belum mengadopsi hukum pidana Islam. Orang Islam yang berhenti
berjuang menegakkan hudûd adalah pembela thâghût (‫ )انصارالطاغوت‬karena menerima selain
hukum Allah. Mereka belum dihitung menegakkan syariat Islam, meski rajin salat, selalu
bayar zakat, tekun puasa, haji, dan menabung perbankan syariah. Dalilnya paten (QS. al-
Maidah/5: 44, 45, 47):
(‫ومن لم يحكم بما أنزل هللا فأولئك هم الكافرون (فأولئك هم الظالمون) (فأولئك هم الفاسقون‬
“Siapa yang tidak berhukum dengan hukum yang diturunkan Allah maka mereka itu
kafir, (maka mereka itu zalim), (maka mereka itu fasik).”
B. PANDANGAN ISLAM TERHADAP DEMOKRASI
Pada prinsipnya, Islam sendiri memperhatian semua jalan hidup termasuk aspek
politik, ekonomi, sosial, intelektual dan lainnya. Politik dalam pengertian ini adalah adanya
keterlibatan dalam urusan kemasyarakatan dan mengatasi berbagai kepentingan semuanya.
Tetapi, pada pengertian politik inilah banyak umat Islam mengalami perbecahan. Ada
yang menganggap sistem kenegaraan harus benar-benar Islami, ada pula yang menolak
pemanfaatan agama dalam politik, tetapi agama harus memiliki peran yang signifikan.
Umumnya, anggapan yang pertama inilah yang paling bertentangan dengan demokrasi.
Sementara yang kedua, lebih ingin menfungsikan agama di ranah politik, tetapi tanpa
membebani agama dalam mengurus semua hal kenegaraan.
Di sisi yang lain, sistem demokrasi sendiri juga bukan merupakan jalan terakhir bagi
tatanan politik yang paling maju. Hanya, sejauh ini, demokrasilah yang paling cocok
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam membangun sebuah negara yang maju dan
berperadaban. Demokrasi yang mencita-citakan kebebasan, ternyata sangat sesuai dengan
semangat manusia modern dan telah menjawab sejumlah kebuntuan dari sistem lama yang
disebut teokrasi.
Betapapun teokrasi bukan suatu sistem yang buruk, tapi tampaknya demokrasilah
yang paling sesuai dalam konteks negara modern. Negara-negara Muslim sah-sah saja ingin
menerapkan sistem teokrasi, karena mungkin ini sesuai dengan kondisi kultural dan
keagamaan mereka. Tetapi paling tidak, sistem demokrasi dapat menjadi gambaran, betapa
suatu pemerintahan yang teokratis mudah terjebak pada otoritarianisme. Sebagaimana ide
gila yang dicita-citakan Hizbut Tahrir dan beberapa kelompok teroris seperti ISIS dan al-
Qaeda.
Di Indonesia sendiri misalnya, pembubaran ormas HTI menjadi bukti konkrit bahwa
gaya sistem teokrasi ekstrem yang mereka gaungkan sangat berbahaya bagi tatanan
demorkasi pancasila yang selama ini telah menjadi kesepakatan bersama. Bahkan, di banyak
negara-negara Muslim, Hizbut Tahrir sendiri ditolak mentah-mentah. Sebab, jika misi
mereka terlaksana, bukan hanya akan meruntuhkan sebuah sistem kenegaraan yang saat ini
telah kokoh, tetapi juga mengancam konflik dan peperangan besar, khususnya antara Islam
dan Barat.
C. KONTRIBUSI UMAT ISLAM DALAM KEHIDUPAN POLITIK DI INDONESIA
Kontribusi berasal dari bahasa   inggris yaitu contribute, contribution, maknanya
adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan. Berarti dalam hal
ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Hal yang bersifat materi misalnya
seorang individu memberikan pinjaman terhadap pihak lain demi kebaikan bersama.
Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh
individu yang kemudian memberikan dampak baik positif  maupun negatif terhadap pihak
lain. Sebagai contoh, seseorang melakukan kerja bakti di daerah rumahnya demi
menciptakan suasana asri di daerah tempat ia tinggal sehingga memberikan dampak positif
bagi penduduk maupun pendatang.
Kontribusi adalah sumbangan atau pemasukan terhadap suatu perkumpulan atau
suatu usaha yang dijalankan. Kontribusi berasal dari bahasa Inggris yaitu contribute,
contribution, maknanva adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun
sumbangan. Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Hal yang
bersifat materi misalnya seorang individu memberikan pinjaman terhadap pihak lain demi
kebaikan bersama. Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu berupa perilaku
yang dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan dampak baik positif maupun
negatif terhadap pihak lain.
Dengan kontribusi berarti individu tersebut juga berusaha meningkatkan efisisensi
dan efektivitas hidupnya. Hal ini dilakukan dengan cara menajamkan posisi perannya,
sesuatu yang kemudian menjadi bidang spesialis, agar lebih tepat sesuai dengan
kompetensi. Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai bidang yaitu pemikiran,
kepemimpinan, profesionalisme, finansial, dan lainnya.
Islam sebagai sebuah ajaran yang mencakup persoalan spritual dan politik
memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap kehidupan politik di Indonesia
partai-partai berasaskan Islam serta partai nasionalis berbasis umat Islam dan kedua dengan
ditandai sekiap pro aktif tokoh-tokoh politik Islam dan umat Iislam terhadap keutuhan
negara kesatuan Republik Indonesia, sejak proses awal kemerdekaan sampai zaman
reformasi. Pertama ditandai dengan munculnya.
Berkaitan dengan keutuhan negara, misalnya Muhammad Natsir pernah menyerukan
umat Islam agar tidak mempertentangkan pancasila dengan Islam. Dalam pandangan Islam,
perumusan Pancasila bukan merupakan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Al-Quran
karena nilai-nilai yang terdapat dalam pancasila juga merupakan bagian dari nilai-nilai yang
terdapat dalam Al-Quran. Demi keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa, umat Islam rela
menghilangkan tujuh kata dari sila pertama pancasila yaitu kata-kata “Kewajiban
melaksanakan syariat Islam bagi para pemeluknya.”
Umat Islam Indonesia dapat menyetujui Pancasila dan UUD setidak-tidaknya atas dua
pertimbangan. Pertama, nilai-nilainya dibenarkan oleh ajaran agama Islam, kedua, fungsinya
sebagai nuktah-nuktah kesepakatan antar berbagai goongan untuk mewujudkan kesatuan
politik bersama.
Berikut merupakan bentuk kontribusi umat Islam dalam perpolitikan Indonesia di
setiap era masa bangsa ini:
1. Era Kerajaan-Kerajaan Islam Berjaya
Pengaruh Islam terhadap perpolitikan nasional punya akar sejarah yang cukup
panjang. Jauh sebelum penjajah kolonial bercokol di tanah air, sudah berdiri beberapa
kerajaan Islam besar. Kejayaan kerajaan Islam di tanah air berlangsung antara abad
ke-13 hingga abad ke-16 Masehi.
2. Era Kolonial dan Kemerdekaan (Orde Lama)
Peranan Islam dan umatnya tidak dapat dilepaskan terhadap pembangunan
politik di Indonesia baik pada masa kolonial maupun masa kemerdekaan. Pada masa
kolonial Islam harus berperang menghadapi ideologi kolonialisme sedangkan pada
masa kemerdekaan Islam harus berhadapan dengan ideologi tertentu macam
komunisme dengan segala intriknya.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa sejarah secara tegas menyatakan kalau
pemimpin-pemimpin Islam punya andil besar terhadap perumusan NKRI. Baik itu
mulai dari penanaman nilai-nilai nasionalisme hingga perumusan Undang-Undang
Dasar Negara.
Para pemimpin Islam terutama dari Serikat Islam pernah mengusulkan agar
Indonesia berdiri di atas Daulah Islamiyah yang tertuang di dalam Piagam Jakarta.
Namun, format tersebut hanya bertahan selama 57 hari karena adanya protes dari
kaum umat beragama lainnya. Kemudian, pada tanggal 18 Agustus 1945, Indonesia
menetapkan Pancasila sebagai filosofis negara.
3. Era Orde Baru
Pemerintahan masa orde baru menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas
di dalam negara. Ideologi politik lainnya dipasung dan tidak boleh ditampilkan,
termasuk ideologi politik Islam. Hal ini menyebabkan terjadinya kondisi depolitisasi
politik di dalam perpolitikan Islam.
Politik Islam terpecah menjadi dua kelompok. Kelompok pertama di sebut
kaum skripturalis yang hidup dalam suasana depolitisasi dan konflik dengan
pemerintah. Kelompok kedua adalah kaum subtansialis yang mendukung
pemerintahan dan menginginkan agar Islam tidak terjun ke dunia politik.
4. Era Reformasi
Bulan Mei 1997 merupakan awal dari era reformasi. Saat itu rakyat Indonesia
bersatu untuk menumbangkan rezim tirani Soeharto. Perjuangan reformasi tidak lepas
dari peran para pemimpin Islam pada saat itu. Beberapa pemimpin Islam yang turut
mendukung reformasi adalah KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ketua Nahdatul
Ulama.
Muncul juga nama Nurcholis Majid (Cak Nur), cendikiawan yang lahir dari
kalangan santri. Juga muncul Amin Rais dari kalangan Muhamadiyah. Bertahun-
tahun reformasi bergulir, kiprah umat Islam dalam panggung politik pun semakin
diperhitungkan.
Umat Islam mulai kembali memunculkan dirinya tanpa malu dan takut lagi
menggunakan label Islam. Perpolitikan Islam selama reformasi juga berhasil
menjadikan Pancasila bukan lagi sebagai satu-satunya asas. Partai-partai politik juga
boleh menggunakan asas Islam.
Kemudian bermunculanlah berbagai partai politik dengan asas dan label Islam.
Partai-partai politik yang berasaskan Islam, antara lain PKB, PKU, PNU, PBR, PKS,
PKNU, dan lain-lain.
Dalam kondisi bangsa yang sangat memprihatinkan sekarang, sudah waktunya
umat Islam untuk terjun dalam perjuangan politik yang lebih serius. Umat islam tidak
boleh lagi bermain di wilayah pinggiran sejarah. Umat Islam harus menyiapkan diri
untuk memunculkan pemimpin-pemimpin yang handal, cerdas, berahklak mulia,
profesional, dan punya integritas diri yang tangguh.
Umat Islam di Indonesia diharapkan tidak lagi termarginalisasi dalam
panggung politik. Politik Islam harus mampu merepresentasikan idealismenya
sebagai rahmatan lil alamin dan dapat memberikan kontribusi yang besar bagi bangsa
ini.

 
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sebagai umat Islam kita perlu menerapkan nilai-nilai keislaman ditiap aspek-aspek
kehidupan, termasuk pada aspek politik. Di Indonesia, politik yang dianut adalah paham
demokrasi. Kita perlu berkontribusi pada politik di Indonesia sebagai umat Islam dan warga
negara yang baik.
Dalam kondisi bangsa yang sangat memprihatinkan sekarang, sudah waktunya umat
Islam untuk terjun dalam perjuangan politik yang lebih serius. Umat islam tidak boleh lagi
bermain di wilayah pinggiran sejarah. Umat Islam harus menyiapkan diri untuk
memunculkan pemimpin-pemimpin yang handal, cerdas, berahklak mulia, profesional, dan
punya integritas diri yang tangguh.
Umat Islam di Indonesia diharapkan tidak lagi termarginalisasi dalam panggung
politik. Politik Islam harus mampu merepresentasikan idealismenya sebagai rahmatan lil
alamin dan dapat memberikan kontribusi yang besar bagi bangsa ini.

B. SARAN
Penulis menyarankan beberapa hal terkait materi dan proses pembelajaran di atas,
antara lain:
1. Sebagai umat islam, kita perlu memahami nilai-nilai keislaman yang perlu diterapkan
dalam kehidupan politik di negara kita.
2. Dalam aspek politik, kita juga perlu berkontribusi dan tetap berdasarkan Al-Qur’an dan
Hadist.
3. Dalam proses pembelajaran, penulis juga mengharapkan kritk dan saran dalam penulisan
makalah di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

 Geotimes.co.id. “Politik Islam dan Khilafah”


(https://geotimes.co.id/kolom/politik/membedah-islam-politik-politik-islam-dan-khilafah,
diakses pada 31 Maret 2020)
 Geotimes.co.id. “Teokrasi si Mata Demokrasi” (https://geotimes.co.id/opini/teokrasi-di-
mata-demokrasi/
 Reataxit.wordpress.com. “Kontribusi Umat Islam terhadap Kehidupan Politik di
Indonesia” (https://reataxit.wordpress.com/2019/12/15/kontribusi-umat-islam-terhadap-
kehidupan-politik-di-indonesia/amp/, diakses pada 31 Maret 2020)
 Romadecade.org. “Pengertian Islam” (https://www.romadecade.org/pengertian-
islam/#Pengertian_Islam , diakses pada 31 Maret 2020 )
 Wikipedia.org. “Demokrasi” (https://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi , diakses pada 31
Maret 2020)
 Wikipedia.org. “Demokrasi Islam” ( https://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi_Islam ,
diakses pada 31 maret 2020 )
 Wikipedia.org. “Politik Indonesia” (https:/m.wikipedia.org/wiki/Politik_Indonesia,
diakses pada 31 Maret 2020)

Anda mungkin juga menyukai