Dinamika dan Tantangan UUD 1945 yang dibahas kali ini memiliki fokus menjadi 3
bagian ; Pertama, mengenai Pelaksanaan UUD 1945, UUDS RIS 1949, UUD 1950 dan UUD
1945 Amandemen. Kedua, mengenai pentingnya amandemen. Ketiga, mengenai
Implementasi salah satu pasal dalam UUD 1945. Sebelumnya materi ini sedikit banyak
dibahas di pertemuan secara daring hari ini oleh bu Rika.
Pertama, pelaksanaan UUD1945, UUDS RIS 1949, UUD 1950 dan UUD 1945
Amandemen. Konstitusi (UUD) berisi ketentuan yang mengatur hal-hal yang mendasar
dalam bernegara. Konstitusi berfungsi menjadi pegangan dalam penyelenggaraan
pemerintahan negara. Sejak disahkan UUD 1945 pertama kali tanggal 18 Agustus 1945,
pelaksanaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menalami dinamika yang terbagi
dalam 5 periode. Pada periode awal berlakunya UUD 1945 (1945-1949), Pelaksanaan UUD
1945 pada 1945-1949 tidak dilaksanakan dengan baik dikarenakan bangsa kita masih baru
berdiri dan mengalami kemerdekaan sehingga negara kita lebih memperhatikan pertahanan
dan keamanan bangsa. Terdapat beberapa penyimpangan konstitusional yang terjadi pada
periode ini. Pada periode berlakunya konstitusi RIS (1949-1950), berdasarkan hasil
Konferensi Meja Bundar yang memutuskan didirikanya negara Republik Indonesia Serikat,
pengakuan kedaulatan oleh pemerintanan Belanda kepada negara Republik Indonesia Serikat
dan didirikannya uni antara RIS dan kerajaan Belanda. Negara RIS dengan Konstitusi RIS
sebagai undang-undang dasarnya mengindikasikan negara Rl sebagai salah satu negara
bagian dan UUD 1945 sejak tanggal 27 Desember 1945 hanya sebagai UUD negara bagian
Republik Indonesia. Konstitusi RIS terdiri dari Mukadimah empat alinea, 6 Bab, 197 pasal
dan lampiran. Ternyata terbentuknya negara RIS menimbulkan pergolakan di beberapa
daerah yang menuntut kembalinya bentuk negara Kesatuan Republik Indonesia hings
akhirnya kesepakatan diraih antara RIS dan negara Republik Indonesia dalam piagam
persetujuan RI-RIS untuk kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
ditandatangani oleh wakil kedua belah pihak. Pada periode berlakunya UUD Sementara
(1950-1959), tanggal 15 Agustus 1950 melalui Undang-Undang Federal No 7 Tahun 1950
ditetapkan perubahan Konstitusi RIS meniadi UUD Sementara. Berdasarkan Pasal 1 UU No
7 Tahun 1950 dikatakan bahwa Konstitusi RIS diubah menjadi Undang-Undang Sementara
Republik Indonesia. UUDS 1950 terdiri dari mukadimah (Pembukaan) sebanyak empat
alinea, Batang Tubuh terdiri 6 Bab serta 146 pasal. Pada periode berlakunya UUD 1945
(1959-1999), dengan adanya pemilihan umum tahun 1955 maka terbentuk Konstituante yang
bertugas membuat Rancangan Undang-Undang Dasar sebagai pengganti UUDS 1950.
Presiden Soekarno menyarankan agar kembali kepada UUD 1945. Namun antara
Konstituante dan pemerintah tidak menemui kemufakatan akan kembalinya pada UUD 1945,
sehingga Presiden memutuskan untuk mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 demi
mempertahankan persatuan dan kesatuan. Kemudian pada periode berlakunya UUD 1945
hasil amandemen (1999-sekarang), Pemerintahan Orde Baru memberikan kekuasaan penuh
kepada Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan yang menimbulkan KKN
dikalangan pejabat pemerintahan sementara nilai demokrasi bagi rakvat at terbatas. Kondisi
ini berhubungan dengan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai hukum dasar bangsa Indonesia
yang harus dapat menjalankan fungsinya sebagai pedoman kehidupan ketatanegaraan di
Indonesia. Untuk melaksanakan good Rovernance maka dipandang perlu untuk
melaksanakan amandemen terhadap UUD 1945.
Degan ini tentu saja UUD 1945 harus disosialisasikan kepada segenap lapisan
masyarakat Indonesia agar mereka lebih memahami dengan benar dan dapat
diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
1
Buku Panduan Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi
2
https://www.kompasiana.com/alfinafajrin/59b80b71941c202012739722/indonesia-sebagai-negara-hukum,
diakses pada 18/03/2020 pukul 18:39