Disusun oleh:
Mirza Suci Mubarokah (2120303040)
Witantri Yuliani (2120303056)
Ernawati Widiastuti (2140303104)
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah masyarakat madani dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah civil
society pertama kali dikemukan oleh Cicero dalam filsafat politiknya
dengan istilah societies civilis yang identik dengan negara. Dalam
perkembangannya istilah civil society dipahami sebagai organisasi-
organisasi masyarakat yang terutama bercirikan kesukarelaan dan
kemandirian yang tinggi berhadapan dengan negara serta keterikatan
dengan nilai-nilai atau norma hukum yang dipatuhi masyarakat. Bangsa
Indonesia berusaha untuk mencari bentuk masyarakat madani yang pada
dasarnya adalah masyarakat sipil yang demokrasi dan agamis/religius.
Dalam kaitannya pembentukan masyarakat madani di Indonesia, maka
warga negara Indonesia perlu dikembangkan untuk menjadi warga negara
yang cerdas, demokratis, dan religius dengan bercirikan imtak, kritis
argumentatif, dan kreatif. berfikir dan berperasaan secara jernih sesuai
dengan aturan, menerima semangat Bhineka Tunggal Ika, berorganisasi
secara sadar dan bertanggung jawab, memilih calon pemimpin secara jujur-
adil, menyikapi mass media secara kritis dan objektif, berani tampil dan
kemasyarakatan secara profesionalis,berani dan mampu menjadi saksi,
memiliki pengertian kesejagatan, mampu dan mau silih asah-asih-asuh
antara sejawat, memahami daerah Indonesia saat ini, mengenal cita-cita
Indonesia di masa mendatang dan sebagainya.
KESIMPULAN
Politik dan moral. Bagi kebanyakan kita, mungkin dua kata itu terkesan
kontradiktif. saling bertentangan. Politik, pada satu sisi menurut pandanga
kebanyakan orang merupakan sesuatu yang rendah, kotor, penuh intrik, dan
menghalalkan segalah cara. Sedangkan moral, di sisi lain, merupakan sesuatu agung
yang luhur.
Di tangan Imam Ali, politik dan moral adalah merupakan saudara kembar, tak
terpisahkan satu sama lain. Kepemimpinannya adalah politik, sedangkan dirinya
adalah moral. Politiknya adalah produk dari moralnya, tentunya Ali mentauladani
cara berpolitik Rasulullah Muhammad SAW. Di mata Ali pemerintah dan
kekuasaan yang tidak mempraktikkan kebenaran dan tidak melenyapkan
kebohongan adalah makhluk terburuk di dunia.