Anda di halaman 1dari 14

AGAMA ISLAM DAN POLITIK

Kelompok 11

Penyusun :
Nama : 1. Erliana Dwi R. A.
2. Elis Setyowati
3. Ricky Fharditian

Dosen Pengampu : Muhammad Julijanto


Pengertian Politik

Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara


konstitusional maupun nonkonstitusional. Di samping itu politik
juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:
 
politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk
mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles). politik
adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan
dan negara. politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk
mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat.
Pengertian Politik Dalam Agama Islam

Aqidah Islam bersifat komprehensif dan menyeluruh, ia berbeda dari semua umat karena
konsepsinya tentang ubudiyah. Umat Islam meyakini bahwa Allah Maha Esa, dan meyakini bahwa
Allah meliputi setiap gerak manusia dalam semua urusan. Dia adalah Pencipta dan Pemberi Rizki
kepada hamba-Nya. Dia juga pembuat undang-undang untuk mereka menyangkut semua aspek
kehidupan. Islam tidak membatasi ubudiyah kepada Allah hanya menyangkut aspek spiritual belaka,
sementara aspek kehidupan lainnya ditujukan kepada selain-Nya. Misalnya, membuang nilai-nilai
aturan Allah dari kehidupan politik, ekonomi, dan moral. Islam menilai pemisahan ini sebagai
kesesatan dan penyesatan terhadap umat manusia, dan bertentangan dengan aksiomatik islam yang
hanif.
Sementara itu, umat-umat lain membuat rumusan, “serahkanlah kepada Allah apa yang menjadi
wewenang Allah, dan serahkan kepada kaisar apa yang menjadi kewenangan kaisar.” Pemikiran yang
memisahkan agama dari Negara seperti itu merupakan suatu kebathilan yang harus dilenyapkan.
Islam tidak mengenal pemisahan agama dari Negara.
Agama Islam dan Politik

Politik adalah ilmu pemerintahan atau ilmu siyasah, yaitu ilmu


tata negara. Pengertian dan konsep politik atau siyasah dalam Islam
sangat berbeda dengan pengertian dan konsep yang digunakan oleh
orang orang yang bukan Islam. Politik dalam Islam menjuruskan
kegiatan umat kepada usaha untuk mendukung dan melaksanakan
syari'at Allah melalui sistem kenegaraan dan pemerintahan. la
merupakan sistem peradaban yang lengkap yang mencakup agama
dan negara secara bersamaan.
Agama Islam dan Politik
Kesuksesan dakwah Rasulullah pun merupakan suatu implementasi dari
strategi politik yang beliau rancang, bisa kita lihat mulai dari hijrah ke Madinah
hingga puncaknya adalah Fathu Makkah (penguasaan Mekah). Ketika hijrah ke
Madinah, Rasulullah dan para sahabat bukannya mencoba lari dari intimidasi
rezim kafir Quraisy, namun justru sebaliknya Rasulullah dan para sahabat
melakukan konsolidasi politik yakni mulai dari membangun kekuatan politik
internal hingga mengadakan koalisi politik dengan kaum Yahudi dan Nasrani
melalui nota perjanjian Piagam Madinah. Beliau berpendapat bahwa, ‚Politik
adalah hal yang memikirkan tentang persoalan-persoalan internal maupun
eksternal umat.
Agama Islam dan Politik
Adapun yang dimaksud dengan politik sisi internal adalah mengatur roda
pemerintahan, menjalankan tugas-tugasnya, merinci hak-hak dan kewajiban-
kewajibanya, melakukan pengawasan terhadap penguasa untuk kemudian
dipatuhi jika mereka melakukan kebaikan dan dikritik serta diluruskan jika
kemudian mereka menyimpang. Sedangkan yang dimaksud dengan sisi eksternal
politik adalah ‛menjaga kebebasan dan kemerdekaan bangsa, menanamkan rasa
kepercayaan diri, kewibawaan, dan meniti jalan menuju sasaran - sasaran yang
mulia, yang dengan cara itu bangsa akan memelihara harga diri dan kedudukan
tinggi dikalangan bangsa-bangsa lain, serta membebaskan dari penindasan dan
intervensi pihak lain dalam urusan-urusanya dengan menetapkan pola interaksi
bilateral maupun multilateral yang menjamin hak-haknya serta mengarahkan
semua negara menuju perdamaian internasional yang peraturan ini bisa mereka
sebut Hukum Internasional.
Hubungan Agama Islam dengan Politik
Islam berperan penting menumbuhkan sikap dan perilaku sosial politik. Implementasinya
kemudian diatur dalam syari'at, sebagai katalog lengkap dari perintah dan larangan Allah,
pembimbing manusia dan pengatur lalu lintas aspek-aspek kehidupan manusia yang kompleks.
 
Islam dan politik mempunyai titik singgung erat, bila keduanya dipahami sebagai sarana menata
kebutuhan hidup manusia secara menyeluruh. Politik yang hanya dipahami sebagai perjuangan
mencapai kekuasaan atau pemerintahan, hanya akan mengaburkan maknanya secara luas dan
menutup kontribusi Islam terhadap politik secara umum. Sering dilupakan bahwa Islam dapat
menjadi sumber inspirasi kultural dan politik.

Dalam konteks Indonesia, korelasi Islam dan politik juga menjadi jelas dalam penerimaan
Pancasila sebagai satu-satunya asas. Ini bukan berarti menghapus cita-cita Islam dan melenyapkan
unsur Islam dalam percaturan politik di Tanah Air. Sejauh mana unsur Islam mampu memberikan
inspirasi dalam percaturan
Kontribusi Umat Islam Dalam Politik Nasional

Kontribusi umat Islam dalam perpolitikan nasional tidak bisa dipandang


sebelah mata. Di setiap masa dalam kondisi perpolitikan bangsa ini, Islam selalu
punya pengaruh yang besar. Sejak bangsa ini belum bernama Indonesia, yaitu era
berdirinya kerajaan-kerajaan hingga saat ini, pengaruh perpolitikan bangsa kita
tidak lepas dari pengaruh umat Islam.
 
Salah satu penyebabnya adalah karena umat Islam menjadi penduduk
mayoritas bangsa ini. Selain itu, dalam ajaran Islam sangat dianjurkan agar
penganutnya senantiasa memberikan kontribusi sebesar-besarnya bagi orang
banyak, bangsa, bahkan dunia. Penguasaan wilayah politik menjadi sarana
penting bagi umat Islam agar bisa memberikan kontribusi bagi bangsa ini.
Kontribusi Umat Islam
Dalam Perpolitikan di Indonesia

1. Era Kerajaan-Kerajaan Islam Berjaya


Pengaruh Islam terhadap perpolitikan nasional punya
akar sejarah yang cukup panjang. Jauh sebelum penjajah
kolonial bercokol di tanah air, sudah berdiri beberapa
kerajaan Islam besar. Kejayaan kerajaan Islam di tanah air
berlangsung antara abad ke-13 hingga abad ke-16 Masehi.
Kontribusi Umat Islam
dalam Perpolitikan di Indonesia
2. Era Kolonial dan Kemerdekaan (Orde Lama)
Para pemimpin Islam terutama dari Serikat Islam
pernah mengusulkan agar Indonesia berdiri di atas
Daulah Islamiyah yang tertuang di dalam Piagam Jakarta.
Namun, format tersebut hanya bertahan selama 57 hari
karena adanya protes dari kaum umat beragama lainnya.
Kemudian, pada tanggal 18 Agustus 1945, Indonesia
menetapkan Pancasila sebagai filosofis negara.
Kontribusi Umat Islam
Dalam Perpolitikan di Indonesia
3. Era Orde Baru
Pemerintahan masa orde baru menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya
asas di dalam negara. Ideologi politik lainnya dipasung dan tidak boleh
ditampilkan, termasuk ideologi politik Islam. Hal ini menyebabkan terjadinya
kondisi depolitisasi politik di dalam perpolitikan Islam. Politik Islam terpecah
menjadi dua kelompok. Kelompok pertama di sebut kaum skripturalis yang hidup
dalam suasana depolitisasi dan konflik dengan pemerintah. Kelompok kedua
adalah kaum subtansialis yang mendukung pemerintahan dan menginginkan
agar Islam tidak terjun ke dunia politik.
Kontribusi Umat Islam
dalam Perpolitikan di Indonesia
4. Era Reformasi
Bulan Mei 1997 merupakan awal dari era reformasi. Saat itu rakyat Indonesia bersatu untuk
menumbangkan rezim tirani Soeharto. Perjuangan reformasi tidak lepas dari peran para pemimpin
Islam pada saat itu. Beberapa pemimpin Islam yang turut mendukung reformasi adalah KH.
Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ketua Nahdatul Ulama. Muncul juga nama Nurcholis Majid (Cak
Nur), cendikiawan yang lahir dari kalangan santri. Juga muncul Amin Rais dari kalangan
Muhamadiyah. Bertahun-tahun reformasi bergulir, kiprah umat Islam dalam panggung politik pun
semakin diperhitungkan.
 
Umat Islam mulai kembali memunculkan dirinya tanpa malu dan takut lagi menggunakan label
Islam. Perpolitikan Islam selama reformasi juga berhasil menjadikan Pancasila bukan lagi sebagai
satu-satunya asas. Partai-partai politik juga boleh menggunakan asas Islam. Kemudian
bermunculanlah berbagai partai politik dengan asas dan label Islam. Partai-partai politik yang
berasaskan Islam, antara lain PKB, PKU, PNU, PBR, PKS, PKNU, dll.
Kesimpulan
Bahwasannya ruang lingkup dari Islam itu sendiri tidak
memungkinkan untuk tidak menyentuh lingkup politik dan negara.
Hal ini juga terkait dengan aturan dalam Islam itu sendiri yang
mengatur urusan-urusan yang memerlukan kekuasaan sebagai
pelaksanaannya. Jadi agama dan politik mempunyai hubungan yang
tidak terpisahkan. Meskipun kita adalah negara demokrasi, dan juga
bukan Negara Agama, namun alangkah ilmiyahnya hubungan
antara Agama Islam dan Politik tidak bisa dipisahkan, serta saling
membutuhkan di antara kedua
tHank you

Anda mungkin juga menyukai